Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Portraiture [My Erogeneous Zone] (Chapter.58+59 + Mulustrasi UPDATED 22 APRIL 2024, Chapter.60 on progress))

Karakter mana yang lebih cocok jadi personal assistant Jay untuk saat ini?

  • Kartika

  • Anin


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Bimabet
Damn!
Major tun on
 
Hell yeah!!!!💪🏽
Pile driver mode on!
 
Terakhir diubah:
Gan, request bikin thread baru dong gan, yang genre SM model SV, AK, ama KM. Ntah ngapa gw lebih sange baca yang filler.
 
Hell yeah!!!!💪🏽
Pile driver mode on!
Terlalu gila untuk menjadi kenyataan, ngeri ngeri sedap😅😂
Mindbreak mode on... Jangan dikira soft genre aja, draft hardcore macem gini ada banyak cuma masukin ke ceritanya jay yg susah. Beda kalo oneshoot mah bebas meski pemerannya itu2 aja
 
Gan, request bikin thread baru dong gan, yang genre SM model SV, AK, ama KM. Ntah ngapa gw lebih sange baca yang filler.
Ntar coba bikin OS aja, biar pemerannya gak cape ganti 🤣
 
Draft arc jay sudah masuk part 90 yang mana memasuki future story, dengan mempertahankan background yg sama dan tambahan dilema dalam perjalanannya...

ezgif-com-optimize.gif
 
Sorry... Nyari lap buat iler... Sama tissue buat.....
 
[Meski sedang menempuh pendidikan akhir di SMA, jay tidak sungkan untuk bekerja dua minggu sekali sebagai tukang kebun disebuah rumah mewah milik konglomerat yang tinggal didaerah pegunungan di bali, tempat dia mendapat pekerjaan yang diberikan informasi oleh pamannya yang pernah bekerja disana.]



"Eh anak baru yah? Baru masuk kerja?" ucap seorang gadis yang seperti baru pulang sekolah dan akan pergi lagi kepadanya saat dirinya sedang menyiram kebun luas rumah itu.

"Eh... I~iyah mbak..."

"M~mbak? Emangnya gue setua itu apa?"

"Ah... Maaf bukan bermaksud menghina, tapi hanya formalitas saja dengan penghuni rumah ini..."

"Nona... Kita akan terlambat!" panggil sang supir kepada anak majikannya itu.

"Oke! Sampe ketemu lagi anak baru!" ucap gadis putih seperti berdarah keturunan chinese itu sambil memberikan secarik kertas kepadanya. Kemudian jay menerimanya dan perlahan membuka kertas yang berisi tulisan tangan indahnya.

"(Baru kali ini ada anak majikan menyapa pembantunya seperti ini. Biasanya yang aku denger mereka pada cuek-cuek aja. Sepertinya pemilik rumah ini jarang berada disini, tapi melihat rumahnya pasti seseorang yang punya power dan koneksi disekitar sini, tapi aku tidak tahu detil pastinya. Putri tunggal keluarga ini adalah seorang siswi disalah satu sekolah swasta terkenal yang akan lulus dalam 6 bulan kedepan.)"

[Datang kedalam kamarku besok sore...] isi surat yang dia berikan kepadaku. Aku tidak tahu apa maksudnya tapi tentu aku tidak bisa menolak perintah majikanku sendiri bukan? Ketika diperintahkan melakukan sesuatu, yang ada dalam benak para pekerja tentu mengerjakan apa yang diperintahkan tanpa perlu bertanya.

Sore keesokan harinya, didalam kamar pribadi anak majikannya itu...

Brek...Brek...Brek... 3 tumpuk uang pecahan us dollar bernilai puluhan ribu setiap bundlenya itu dan sebuah kunci mobil sport dilempar keatas meja tepat dihadapan jay.

"Sekarang mau gak loe nerima ini dan bantu gue pergi dari sini? Kemanapun dari kota ini juga gak masalah. Loe bisa nyetir kan?"

"Eh? Mbaknya ngeprank saya ya? Gak mungkin ah..."

"Gue gak bercanda yah, kalo kurang loe bisa minta tambah. Lihat nih? Gue dipaksa nikah sama om-om tua kayak dia! Loe paham, bukan? Gue gak mau nikah sama dia. Dia tuh menjijikkan! Sebentar lagi gue bakal lulus, gue bakal dipaksa nikah! Sebuah pernikahan politik di era modern kayak sekarang?! That's bullshit..!!" ucapnya mengeluarkan uneg-unegnya kepadaku mungkin karena aku sebaya dengannya dan tentu dari segi penampilan aku jauh lebih tampan menarik daripada calon jodohnya itu.

"Huh? K~kenapa aku yang harus melakukan ini, mbak?"

"Lu belum tahu ya? Karena semua orang di daerah sini tuh pendukung bokap gue semua berkat uang suap yang biasa mereka terima. Meski itu polisi, pedagang, petani, dan lain-lain sekalipun yang pernah dapat bantuan darinya! Mana mungkin gue minta bantuan sama mereka yang jadi mata telinga bokap gue sendiri?"

"Uang yang gue kasih jumlahnya gak begitu buruk, bukan? Terutama, gue denger soal background keluarga loe yang campur-aduk."

"Tapi... jika aku menambah catatan kriminal dengan mencoba membawa kabur anak konglomerat kayak mbak, maka... anu..."

Tanpa sempat jay menatap matanya, sang gadis yang berpangku kaki itu menurunkan celana dalamnya dengan jari manisnya dari balik rok seragam yang dikenakannya pada hari itu dan melemparkannya kepada jay.

"T~tunggu apa yang kamu lakukan?"

"Make tubuh gue buat dapetin apa yang gue mau tentu saja lah..."

"Tunggu... Ini gak boleh! Bagaimana jika seseorang memergoki kita...!"

"Tutup mulut loe dan lihat baik-baik, atau gue bakal teriak...!" ucapnya makin berani dengan menarik seragamnya keatas memperlihatkan payudaranya yang cukup besar itu didepan jay. Jay sebagai pembantu disana hanya bisa terdiam menuruti perintah majikannya.

"(Eh? Apa ini... Terlihat familiar...?)" jay melihat bayangan karina dibelakang sosok gadis itu. Gadis ini rupanya senang mengeksploitasi kelemahan laki-laki untuk mendapatkan keinginannya.

Gadis itu mengambil ponselnya dan mendekati jay dan kemudian merangkulnya untuk berselfie berdua.



Ckrek... Ckrek... Ckrek...

Ckrek... Ckrek... Ckrek...

"A~apa mbak coba melecehkanku!?" jay mencoba untuk menghindari kontak mata dengan lensa kamera gadis itu.

"Yup... Sekarang jika loe tidak nurutin apa yang gue katakan, gua bakal pake ini buat maksa loe...!"

"Atau kenapa gue enggak panggil polisi aja sekarang untuk minta bantuan? Kalo ada seorang cowok memaksa seorang gadis untuk telanjang dihadapannya?"

Jay dengan terpaksa menurutinya apabila tidak ingin gadis itu menggunakan kekuasaan ayahnya untuk membuatnya masuk penjara. Waktu berlalu lama kelamaan, jay dan gadis itu menjalin pertemanan dengan saling berbalas pesan singkat dan juga jay dipaksa untuk tinggal disana sementara waktu dengan meninggalkan sekolahnya. Tentu hal mudah bagi gadis itu untuk mengatur agar jay tetap bisa melanjutkan pelajarannya yang tertinggal selama dia tinggal disini.

Pada hari yang ditentukannya, jay mengantar gadis itu kemanapun dia mau dengan menggunakan mobil suv mewah yang baru saja dia beli sehingga meminimalisir kontak yang mengetahui tentang keberadaan mereka disuatu tempat.

"Dengan uang sebanyak itu jaman sekarang, loe bisa pacaran dengan cewek yang loe suka dan bayarin dia dan nikmatin hidup. Uang segitu yang gue kasih cuma setara uang jajan gue buat seminggu..."

"Kita pergi kemana nih?" tanya jay yang mengemudi tanpa arah itu sambil terus mendengar ocehannya yang tak berhenti sepanjang perjalanan.

"Denpasar kota paling besar disini, bukan? Loe tahu jalannya, kan?"

"Tunggu, aku berkendara menuruni daerah pegunungan, bukan? Jalannya mulai jelek sekarang, untung mbak kasih suv ya jadi lumayan gak berasa bergelombang..."

"Gue terbiasa membiarkan supir gue yang ngatur, jadi gue gak tahu lokal sini kayak gimana..."

"Eh? Jadi mbak bilang, berarti mbak tidak dalam memikirkan suatu rencana apapun sebelumnya?"

"Apa? Loe sama gak bergunanya dong! Gue harusnya tidak bergantung sama loe!"

"Apa mbak bilang! Mbak yang harusnya punya gps didalam mobil. Dasar orang kaya aneh!"

Sesampainya mereka pada sebuah bendungan kemudian mereka beristirahat sebentar...

"Gue inget tempat ini, perusahaan bokap gue yang ngebangun bendungan ini. Yang orang bilang proyek pemerintah mah omong kosong semua, pemerintah mana peduli sama daerah yang kurang menguntungkan seperti ini. Makanya orang sini tunduk sama bokap karena tahu kenyataan yang sebenarnya..."

"Bokap gue bilang mereka dapet uang banyak dari pemerintah sebagai ganti untuk menutupi siapa pemegang proyeknya. Yah pencitraan publik semata kalo gue bilang..."

"Jadi sekarang kita tersesat nih?"

"Gue gak yakin, tapi gua tahu pasti kita berdua tersesat dari jalan utama malah nyasar balik naik gunung..." ucapnya duduk dipinggiran pembatas bendungan itu.

"Hmmm... Mbak tahu? Kalau tidak salah, gunung disekitar sini pernah masuk berita soal ada rumah yang terisolasi karena tanah longsor dan mereka rescue seorang ibu dan anak disana..." balas jay teringat tempat yang mereka datangi siang itu

"Sekarang bukan waktunya ngomongin itu ditempat terpencil seperti saat ini! Gua bahkan tidak tahu nama tempat ini! Daritadi gak ada orang lewat juga kan! Mana panas banget gila! Gue lepas baju gue biar gak gerah, tapi awas kalo loe coba-coba perkosa gue. Gue tendang lu kebawah sana!"

Jay terdiam menatap anak majikannya itu melepas pakaiannya satu per satu dihadapannya. Dirinya mencoba untuk tidak terangsang melihatnya.

"Eits! Loe punya nyali ya ngeliatin anak majikan loe lepas baju begini! Loe suka kan liat tubuh anak SMA kayak gue gini?"

"(Sial... Kenapa aku malah keinget sama karina gara-gara liat bodynya dia? Sexy sih... Aduh aku gak boleh ngaceng... gak boleh ngaceng...)"

"Kita gak kalo gak cepet-cepet pergi, pengawal bokap gue bakal nemuin kita disini! Loe gak mau pergi apa? Fine! Kalo gue gak bisa kabur dari sini, gue lebih milih mati aja terjun kebawah...! Daripada gue harus rela nikah sama om-om tua jelek seumur hidup gue...! Seenggaknya... Loe mau kan ngen... ngentotin gue!? Gua gak sudi ngasih perawan gua sama pria tua kaya om yang dijodohin sama gue...!" ancam gadis itu dengan memberikan jay win-win solution.

"Heh? Apa yang barusan mbak bilang? P~perawan!?" jay tak tahan untuk tidak horny mendengar apa yang baru saja dikatakan sang gadis dan kontolnya mengeras dihadapan gadis itu. Membayangkan anak majikannya itu masih perawan? Mustahil sih, mana mungkin anak seumuran dia tidak mengenal seks.

Jay membalasnya dan berjalan kearah anak majikannya itu perlahan, "Wah-wah... baru tahu ternyata anak orang tajir ini belum pernah ngerasain kontol rupanya? Kemarilah dan lihat baik-baik..." jay mendapat durian runtuh kemudian dengan celana setengah turun dan batang kontolnya kokoh perkasa ditambah mereka ditengah antah berantah yang membuat mereka sendirian berdua.

"Gimana? Kamu suka kontol aku?"

"Ye~yeah..." gadis itu nampak terlihat menjadi malu-malu setelah jay memakan umpannya.

"Jilat dong kalo gitu...!"

"H~heh? S~siapa juga yang mau ngelakuin hal kotor seperti itu..." balasnya marah karena tidak memahami bagaimana cara kerja ketika dua individu berbeda jenis kelamin akan bercinta.

"Aku tahu itu... Mbak cuma anak orang kaya lokal sini... Anak SMA manapun di kota besar bakalan mau ngelakuinnya tanpa berpikir sedikitpun..."

Mendengar itu, sang gadis mulai menurunkan egonya jika ingin mendapatkan keinginannya...

"Nghhh...!" dirinya mulai berjongkok untuk memberanikan diri mencoba menjilati kepala kontol jay itu.

"Yeah... Gitu... Masukin yang dalem..." jay memegang kepala gadis itu dan membantunya mempenetrasi kontolnya lebih dalam.

"Aaah... Anak majikan saya pertama kali nyepong... Mulutnya mantep juga... Aku sendiri belum ngeluarinnya dari kemarin, jadi aku bakal keluar sebentar lagi."

"Mnnn! Hnggg! Hnnnn! (Sensasi apa yang berkedut-kedut ini? Ini seperti makhluk aneh... Aku pikir apa dia menikmati mulut gue?)"

"Hei... Coba pake payudara kamu juga!" jay menarik tubuh gadis itu juga menarik kaus yang dipakainya keatas dan mengukur payudara gadis itu dengan telapak tangannya.

"A~apaaaa?"

"Gak ngerti? Tempelin diantara kedua payudara mbak dan buat kontol aku kejepit! Udah aku ajarin kan? Coba praktekin!"

"L~loe bercanda kan!?" sahut gadis itu ketika jay memaksakan tangannya untuk menjepit kemaluannya dengan payudaranya sendiri.

Jay menggoyangkan pinggulnya dengan jepitan payudara gadis itu hingga beberapa saat lamanya. Kemudian jay melepaskan ejakulasinya dan mendarat tepat pada wajah sang gadis.

Croooootttt...Croooootttt...Croooootttt...

"Uugh...!" gadis itu mencoba memalingkan wajahnya terhadap semburan sperma jay namun tidak berhasil malah membuat berantakan makeupnya.

"Jilat bersih sperma yang ada disekitar mulut mbak dan telan itu!"

Gadis itu justru menurutinya meski dalam pikirannya merasa jijik dan mencoba menelannya...

"Hnn... Gleeek..."

"Bagus... Anak pintar..."

"A~apa... Semua anak kota melakukan hal ini...?"

"Yeah tentu... Itu hal biasa ketika seseorang berpacaran, bahkan yang lebih ekstrim ada juga yang jelas-jelas menjajakan diri dalam prostitusi ketika umurnya masih baru 17-18 tahun. Apa bedanya dengan tradisi menikahkan muda anak di desa yang malah jauh dibawah umur kamu...!"

Jay menariknya mendekat bersiap mengambil keperawanannya yang dia sebutkan tadi.

"Oke. Sekarang waktunya acara utama..." jay sudah menempelkan kepala kontolnya pada bibir memek gadis itu.

"Oh iya... Aku belum tahu nama kamu siapa?" lanjut jay

"A~aku julia...!"

"Julia? Nama yang cantik, secantik orangnya sih! Nama aku jay dan ini jay jr, kamu yakin lepas perawan kamu sekarang? Aku bisa urungin niat kok kalo kamu ragu..."

"A~apakah ini bisa masuk kedalam sini, jay? Aku pikir jika itu gak bakalan muat ngeliat ukurannya..."

"Gak apa-apa... Percaya sama aku, kamu tahu seorang ibu melahirkan bayinya aja ukurannya jauh lebih besar dari lubang yang mereka punya. Apalah kontol ini yang cuma kayak tongkat kecil..." ucapnya mencoba memenangkan hatinya.

"I~itu sakit saat pertama kali, bukan? Pelan-pelan yah..." pintanya memelas

"Aku paham... Ini juga pertama kalinya aku memecah perawan seseorang, aku pertama ngelakuinnya juga dengan cewek yang lebih tua dariku jadi gak pernah ngerasain namanya ngerobek perawan...!" balas jay sambil berpelukan dengan tatapan hangat kepada julia yang satu kakinya dia tahan dengan lengannya.

"Tahan yah! Ngggghhh..." jay dengan perlahan mencoba memasukkan kepala kontolnya terlebih dahulu.

"(Ah... Gue akhirnya melewati batasan... Perawan gue...)"

Srrrrrrrtttttt... kontol jay berhasil merobek selaput dara julia dengan perlahan.

"Aaaaaaah! Sakiiiiiiitttt! L~lepaaaaaaaaasssss!" pinta julia yang merasakan sakit selain karena perawannya baru saja direnggut juga karena ukuran kontol jay yang belum membuatnya terbiasa apalagi karena julia tegang sehingga membuat otot memeknya kaku ketika dipenetrasi.

Jay mengangkat sebelah kaki julia lainnya hingga keduanya berada diatas gendongan lengannya, jay mempenetrasi memek julia dengan wheelbarrow position. Desahan keras julia tidak berarti karena mereka memang berada ditempat yang sepi tanpa ada penduduk sama sekali.

"Nghhh...!!!" jay dengan sengaja ejakulasi didalam memek julia karena rasa penasarannya.

"Ehhh!? G~gak... Ini...!" julia sadar apa yang baru saja jay lakukan kepadanya.

"Gila loe! Loe keluarin didalam kan! Bodoh! Gimana kalo gue hamil! Lepasin!" ucap julia menarik bibir jay dengan memasukkan jempolnya dan menggerakkan kulit pipinya kesamping dan menggoyangkan tubuhnya agar dilepaskan dari gendongan jay.

"Kamu jangan berontak sekarang! Lihat belakang kamu!"

Rupanya selama mempenetrasinya, jay tanpa sadar melangkah sedikit demi sedikit kearah tepi bendungan dan mereka berdua bisa saja terjatuh bila ada gerakan tiba-tiba seperti yang julia lakukan barusan. Sementara jay tidak mau berhenti menggenjotnya sedikitpun.

"Ah! Ahn! Ahn! Please... Udaaaaaah!"

"Sikapmu begini yang buat kontolku makin perkasa. Kamu harus tanggung jawab sekarang, jul!"

"Jangan! Sakittttt!"

[Jay menggenjot memek julia hampir satu jam lamanya, ditengah terik matahari dan sesekali mereka melakukannya didalam kursi belakang mobil suv yang mereka kendarai.]

"Eeeeeeeh? Udaaaaaah!! Gue udah capek! Berapa lama lagi loe mau tetap ngelakuin ini!"

"Sekali lagi keluar kalo gitu! Jika aku bisa keluar lagi didalem, itu akan sangat bagus!"

"Fuck! Bilang aja loe mau ngehamilin gue kan?"

Crooooootttt...Crooooootttt...Crooooootttt...

Beberapa saat setelah jay ejakulasi yang terakhir itu, ponsel milik julia berdering tanda ada signal yang masuk.

"Eh? Ponsel gue dapet signal?" akhirnya julia bisa membuka gps pada ponselnya dan mencari dimana posisinya berada sekarang mumpung ada kesempatan.

"Jadi? Mana arah menuju kaki gunung?" lanjutnya sambil menscroll layar ponselnya.

"Oh yah, jay! Gue udah ngirim foto kita yang sebelum ke bokap gue jadi jika loe gak pingin mati, cepet pergi dari sini..." ucapnya sambil menunjukkan foto yang dia ambil sebelumnya.

"Dasar brengsek! Apa yang kamu lakuin sih? Gadis tolol!"

"Loe sendiri kan yang sejak awal janji bawa gue kabur dari sini, bukan? Sekarang tanggung jawab!"

[Jay yang menghadapi situasi sulit terpaksa pergi membawa kabur julia dengan menggunakan mobil mereka dari sana sebelum para pengawal julia menemukan lokasi pasti tempat mereka berada. Jay terus menelurusi jalan hingga menemukan jalan utama dan melaju menuju kota denpasar beserta julia (dan mungkin calon anak mereka juga)...]

[Pada akhirnya jay dan julia bisa sampai di kota tujuan mereka dan menggunakan uang yang diberikan julia untuk menyewa sebuah kontrakan untuk ditinggali berdua karena tidak mungkin jay akan kembali ketempatnya untuk sementara waktu ketika anak majikannya menghilang bersamaan dengan dirinya. Tentu sangat mudah bagi pengawal julia mencari keberadaan jay.]

Beberapa bulan setelahnya. Kedekatan antara julia dan jay membuat mereka mulai memahami satu sama lain, dan juga julia mulai terbiasa dengan kehidupan masyarakat biasa seperti jay dan belajar bersosialisasi dengan sebaik mungkin. Julia menjadi lembut dalam berkata dan bersikap...

Jay pergi berbelanja ke pasar dan kembali kerumah kontrakannya.

"Oh, selamat datang! Lama banget sihhhhh!!" julia dengan berbalut handuk dan memakan es krim ditangannya menyambut jay pulang.

Siang itu memang cukup panas karena denpasar terkenal dengan daerah pantainya. Tidak seperti rumah julia yang sejuk karena berada didekat gunung.

"Jul? Apaan sih handukan doang?"

"Aku kira kamu bakal pulang agak sorean tadi! Oh iya, apa yang mau kamu masak untuk makan malam nanti?"

"Aku pesen delivery aja gimana?"

"Terserah kamu deh... Entah aku akhir-akhir ini demen makan soalnya..." balas julia sambil menghabiskan stik es krim yang sedang dia nikmati itu.

"Jay, ayo ke kamar! Kayaknya ac nya rusak deh..."

"(Pantas julia hanya mengenakan handuk, rupanya dia kegerahan...)"

Jay mengecek ac kontrakan mereka dan berusaha mencari penyebabnya.

"Ahh.. Kotor doang ini, dibersihin sedikit bisa jalan lagi kok..."

"Kamu emang penyelamat, jay. Aku sendiri gak bakat bersih-bersih jadi mana tahu, kan dirumah aku juga gak pake ac karena udah dingin alami."

"Gak masalah..."

"Aku gak tahan lagi, aku mandi dulu ya..." balas julia berlalu menuju kamar mandi mereka.

Meski jay tinggal serumah dengan julia, tetap saja dia tidak tahan menelan ludah ketika melihat julia berpakaian minim seperti itu. Setelah mereka melarikan diri berdua dan saling mengenal satu sama lain. Jay terus mendapat kesempatan bermain-main dengan toket dan memek julia.

"Jul?"

"Yah?"

"Keberatan kalo aku main dengan putingmu dulu?" jay tanpa basa-basi meremas payudara julia dan melepas handuknya kemudian menghisap putingnya dengan semaunya.

"K~kamu udah ngehisapnya setiap hari. Masa masih kurang? Hmmm... Boleh aku tanya sesuatu..."

"Apa?"

"Kamu suka liat aku dari apanya? Tubuhku kah? Atau apa?"

"Gak ada... Naluri lelaki mungkin... Aku pria normal yang suka dengan lawan jenis dong, terlebih ketika aku mendapatkan keperawanan kamu. Rasanya ada yang aneh gitu yang buat aku gak bisa jauh dari kamu..."

"Jadi kamu jatuh cinta sama aku?"

"Hmmm... Maybe..."

"Kita tinggal berdua tapi kamu masih belum sadar? Kita udah kayak suami-istri sekarang, masa kamu gak kepikiran untuk..."

"Untuk? Apa?"

"Menikah...! Gimana kalo kita resmiin hubungan kita dan mulai tinggal bersama dengan benar...!"

"Tapi... Aku harus gimana dengan orang tua kamu? Kamu tahu kan kita lari? Gimana reaksi mereka kalo tahu kita balik terus bilang pingin nikah?"

"Beneran aku serius...! Kita bisa coba ngomong sama mereka baik-baik... atau..."

"Apa lagi?"

"Kita ambil jalan pintas... Kamu hamilin aku biar mereka gak bisa nolak!"

"Eh? Kamu serius?"

"Kalo gak serius ngapain kita capek-capek sembunyi dari mereka sekarang! Aku mulai suka cowok kayak kamu yang bisa menuhin separuh jiwaku, mengerti kekuranganku, aku malah cuma bisa ngasih kamu tubuhku aja sebagai gantinya karena aku terlalu manja sehingga tidak bisa ngerjain pekerjaan rumah satupun..."

Jay mungkin merasa hatinya yang kosong terisi juga dengan sesuatu yang hangat berasal dari julia.

"Kyaaaaaa! Stooooooopppppp!" julia kaget ketika jay membenamkan wajahnya dan bermain-main dengan payudaranya seperti anak kecil

"Hmmm... Aku tahu jawabannya! Kamu terobsesi dengan toket bukan? Kamu ngerasa seperti kembali jadi seorang bayi kecil!"

"Huh?" jay terperanjat mendengarnya ketika dia menjilati puting julia dengan senangnya.

"Melihat ekspresimu, aku rasa benar kan jawabanku? Mau main sekarang?" julia mencubit pipi jay dan memanjakannya seperti anak kecil

"Tunggu sebentar yah...! Aku mau ganti baju dengan ini...! lanjut julia dengan membuka lemari pakaiannya dan mengambil sebuah pakaian yang sangat ingin dia coba lagi.

"Ta-dah! Gimana? Udah lama juga aku gak pake ini..." julia mengenakan seragam sekolahnya tanpa pakaian dalam sama sekali, payudaranya yang menggantung bebas itu terlihat dirinya bukan lagi seperti anak sekolah meski dia masih berumur 19 tahun.

"Eh? Eh? Kendalikan dulu kontol kamu..." ucapnya sambil berjongkok dan membuka celana jay.

"Untuk kali ini, biar aku yang muasin kamu..."

"O~oke!"

"Aaahn!" julia membuka mulutnya dan menjilat kepala dan batang kontol jay dengan bahagia.

"Oooh! Juuuuuuuul! Enaaaaaaaak!"

"Fuaaaaaaaah! Gimana? Enak bukan rasanya?"

"Aaaauuuhhh! Aku keluar jul...!"

Crooooootttt...Crooooootttt...Crooooootttt...

"Mmmmnn!" julia dengan senang hati menerimanya ketika jay mengeluarkan spermanya didalam rongga mulutnya.

"Fufufu... Kamu keras ya jay! Oke saatnya giliranku... Ayo jay jr, masuk kedalam sini!" julia mendorong tubuh jay agar berbaring diatas kasurnya dan dirinya menaiki tubuh jay dengan gaya cowgirl. Jay membiarkan julia berbuat semaunya karena dia juga menginginkannya saat itu.

"(Aah... Ini seperti mimpi... Rasanya ada seorang wanita yang menyukai diri kita...! Hatiku berdebar dengan sensasi ini...!)"

"Aaaah! Unghhh! Ughhh! Ooooh! Haaa! Ahhh!" goyangan julia sangat aktif hingga membuat payudaranya seperti terpental kesana-kemari seiring dengan gerakan tubuhnya.

"Eh? Kok?" julia tiba-tiba terdiam.

"M~maaf... Aku tiba-tiba... keluar...!" ucap jay yang satu tangannya merangkul punggung julia dan mereka saling bertatapan karena ejakulasi mendadak barusan.

"Teehee! Itu gak bisa terhindarkan, bukan. Santai aja."

"Tapi kontolmu masih tegang didalam memek aku, bukan? Gak apa-apa. Hari ini aku aman kok... Jadi pake memek aku sesuka yang kamu mau..." balas julia mengedipkan matanya.

"Mau ganti posisi gak? Kamu yang diatas aja gantian?" lanjut julia merebahkan tubuhnya

"Oke..." jay menurutinya dan memindahkan kedua kaki julia kesamping dan jay kembali mempenetrasinya

"Kamu tahu jay? Aku bahagia bisa ngasih perawan aku sama cowok kayak kamu. Aku sering diundang ke pesta, dan banyak cowok coba menggoda dan mengajakku berkencan karena orangtuaku yang kaya. Tapi aku tidak pernah tertarik menjalin hubungan dengan mereka. Justru awal pertama tahu kamu kerja dirumah itu, aku rasa kamu tipe cowok yang berbeda karena caramu ngeliat aku biasa aja meski tahu aku anak majikan kamu makanya aku lumayan tertarik meski ternyata kamu nakal juga diatas ranjang."

"Eh? Masa sih? Boong ah..."

"Iyah serius...!!!"

"Ju... Juliaaaaa!!!" jay tersenyum mendengar komentar tentang dirinya itu keluar dari bibir seorang julia yang merupakan anak majikannya sendiri yang sekarang malah menjadi teman pelariannya dan mulai kembali menggoyangnya pinggulnya dengan kencang.

"Ah! Ugh! Ahaaa! Jaaaaay! Kasar banget siiiih!" julia merasakan bentuk cinta jay kepadanya dengan hentakan kontolnya yang berusaha mendobrak bagian terdalam dirinya.

"Aku... Aku juga... Suka... Kamu...!!!" balas jay terhadap pernyataan cinta julia yang baru saja dia ungkapkan.

[Selama beberapa jam jay mendominasi julia dengan berbagai posisi mulai dari cowgirl, reverse cowgirl, wot, mot, missionary, standing, doggy, wheelbarrow, 69 dan lain-lain. Entah berapa kali jay mengeluarkan benih bayinya didalam rahim julia.]

"Ahaaaaaaaaaa!!! (Aaaah! Setiap kali jay menembakkan spermanya didalam sana, tubuh dan pikiranku seakan melayang... Kontolnya memang terbaik!)" lenguhan julia berakhir setelah permainan mereka juga resmi usai.

Jay dan julia duduk bersama ditepi kasur dan saling bersandar satu sama lain.

"Hehehe... Jadi kamu juga suka sama aku, jay? Gak cuma tubuh aku? atau penampilan aku? atau kekayaanku?"

"Eh... Tentu saja..."

"Ternyata kamu memang sulit mengutarakan sesuatu ya, kamu yakin mau dapet istri kaya aku?"

"..." jay hanya terdiam tanpa menjawabnya karena sejak awal dia pasti tahu kesulitan meminta restu kepada orangtua julia seperti jalan terjal untuk hubungan mereka tapi berkat julia yang juga menyemangati dirinya untuk berani mengambil komitmen.

"Oke... Aku anggap jawabannya iya... Hehehe... Kamu udah capek? Kalo belum lanjut ronde berikutnya yuk!" julia mengedipkan matanya seakan staminanya sama kuatnya seperti jay.

In-Shot-20230203-194319941.gif


[Malam makin larut namun hubungan mereka makin membara selayaknya pengantin baru yang tidak bisa lepas satu sama lain. Beberapa minggu kemudian tanpa mereka berdua sadari, rupanya julia yang merasa belum mendapat tamu bulanannya ternyata sudah berbadan dua sejak 1 minggu yang lalu. Pantas saja dirinya lebih sering merasa cepat gerah, nafsu makan dan juga nafsu seksualnya perlahan meningkat. Julia tersenyum bangga akhirnya dia mendapatkan keinginannya, seseorang yang benar-benar dia cintai dan juga anak dari benihnya sekaligus. Tinggal bagaimana caranya julia mencari cara untuk mendapatkan restu dari orangtuanya saat ini...]

*akibat perbuatan mereka beberapa bulan kemudian akan dikisahkan dalam cerita berikutnya

ezgif-com-gif-maker-26.gif





Bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd