Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Portraiture [My Erogeneous Zone] (Chapter.58+59 + Mulustrasi UPDATED 22 APRIL 2024, Chapter.60 on progress))

Karakter mana yang lebih cocok jadi personal assistant Jay untuk saat ini?

  • Kartika

  • Anin


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Bimabet
Bukan hamilnya, bro....
Tapi sensasi visualnya...
 
Thrill things?
Exhibit?
Sex in public?
taksi palsu?
Bangbus?
Masturbate in public?
Skinny dipping?
🤣🤣🤣
 
Thrill things?
Exhibit?
Sex in public?
taksi palsu?
Bangbus?
Masturbate in public?
Skinny dipping?
🤣🤣🤣
Nanti klo udah baca ceritanya, apakah ketagihan normal/x.o sex? Setiap perubahan kan diawali dengan momentum
 
Gif udah ke upload tandanya sebentar lagi rilis...

In-Shot-20230202-142153878.gif
 
Yes.... Yes.... Yes....
Slap her....
Choke her....
Rough her up....
 
Makan gif gede nih kalo detail dipajang semua... Ntar malem sambil kelarin highlightnya
 


Siang hari Jay berjalan sendirian dekat pantai sambil membawa kameranya. Dia mulai mencoba mendapatkan feeling fotografinya kembali setelah dirinya beristirahat beberapa waktu dirumah sakit.

Sedang asyik-asyiknya fokus memotret, Jay tidak sadar tidak melihat langkah kakinya dan tidak sengaja menabrak seseorang yang sedang berfoto.

Brukkkk...

Aduhhhhhhh...

Keduanya saling berbenturan dan Gracia yang bertubuh mungil terpental jatuh, tapi jay dengan sigap berusaha menarik lengan Gracia akan tetapi tidak berhasil dan gracia terduduk diatas pasir pantai.



"Eh kalo jalan liat-liat dong..!" ujar gadis yang ditabrak Jay sambil menepuk tubuh bagian bawahnya yang terkena pasir.

"My bad, Sorry yah..." Jay meminta maaf kepadanya karena dia yang bersalah tidak memperhatikan jalan dan memjulurkan tangannya untuk membantunya untuk berdiri.

[Pandangan Jay sedikit terpana kepada sosok gadis yang baru saja dia tabrak itu.]

"Eh kamu bukan orang lokal ya? It's okay... Be careful ya..." balas gadis itu menyambut tangan jay yang membantunya berdiri.

*sebelum gadis itu berlalu, Jay menghentikannya dan mengajaknya berkenalan.

"Hai... Nama lu siapa? Ini kartu nama gua, salam kenal ya. Sorry sebelumnya gua mau minta maaf soal nabrak tadi. Gua beneran terlalu fokus sama layar kamera gua, oh iya gua punya studio foto disini. Kalau berkenan lain kali lu mau enggak gua ajak jadi model foto buat nambah portofolio gua? Lu boleh jawab nanti, bisa via sosmed yang gua punya yang terlampir dikartu nama gua. Gua gak minta gratis pasti gua bakal bayar jasanya kok."

"Halo nama aku Gracia. Oh nama kamu Jay... Lama disini toh, logatnya makin didengerin makin ketauan hihihi... Salam kenal juga. Hmmm, boleh aja sih kalo mau foto aku tapi tunggu setelah aku tanya manajer aku ya, nanti aku kabarin kamu. Oh iya, aku pergi dulu ya. Aku udah ditunggu teman-teman aku. Byeee..."

[Mereka pun berpisah setelah perkenalan singkat itu.]

*Boleh juga tuh cowok, lebih ganteng daripada cowok-cowok yang ngedeketin aku. Nanti deh aku coba kontak dia, bisa-bisa aku telat lagi ke party sama anak-anak. pikirnya sambil mempercepat langkah kakinya menuju hotel untuk mengganti pakaian sebelum mengikuti acara di venue utama mereka.

=POV Gracia=



[Di venue tempat Gracia berkumpul, mereka sedang merayakan liburan mereka setelah hektik seminggu bekerja.]



"Cieee... Lama bener sampenya, kecantol apa bu???" tanya salah satu temannya itu.



"Apaan sih, shel? Enggak lah, tadi pas mau kesini ditengah jalan aku ditabrak orang tau..." balasku mencubit lengannya.



"Dihhh ditabrak apa menabrakkan diri? Ehemmmm..." balas shani terus ikut menggodaku karena terlambat datang ke after party yang mereka hadiri.

"Dasar kamu ya... Sini aku cium baru tau rasa kamu..." balasku bercanda sambil menekan pipinya berpura-pura akan kucium.

"Eh tapi emang bener sih, rejeki nomplok banget tadi. Yang nabrak aku orangnya ganteng bener, ini aku dikasih kartu namanya. Nanti aku mau cek sosmednya, semoga gak diprivate yak... Hihihihi." gre menunjukkan kartu nama jay kepada teman-temannya.

"Ngapain nanti, sekarang aja oon..." balas shani mengkompori gre.

"Bener juga ya. Tumben lancar mikirnya..." otakku sedikit lambat bekerja karena masih membayangkan jay didalam pikirannya ketika menceritakannya kepada teman-temanku.

"Yee yang ada kamu tuh yang lemot. Kalo bisa sekarang kenapa nanti... Hahahaha" ledek shani mencubit pipi gre.

"Iya iya bawel..." gre mengambil ponselnya dan membuka aplikasi sosial media miliknya.

"Mana sih liat... Orangnya kaya gimana..." ashel yang mendesak sambil menyenderkan kepalanya menatap ponsel gre.

"Jay... Jay... Nah ketemu ID nya..." gre selesai mengetik username milik jay dan profilnya mulai terlihat oleh mereka bertiga.

"Widihhhh ini baru cowok... Mirip artis barat kesukaan kamu tuh Gre..." lanjut mereka mendapat kesempatan untuk terus menggodaku

"Buset bawanya lambo cuy... Cowok tajir nih, eh tapi siapa sih cewek yang diprofilnya? Pacarnya ya? Ada yang bisa artiin huruf jepangnya gak?" lanjutku

"Eh dasar lemot ye emang, kerjaannya ngurusin wibu tapi gak mahir-mahir bahasa jepang gimana sih... Pinjem HP gua kan bisa, scan-translate... HPnya canggih tapi orangnya kaga... Hahahaha..." ledek shani lagi sambil mengambil ponsel miliknya.

[Setelah menscan semua halaman profilnya...]



"Ohh staffnya toh... Gila staff ceweknya sama-sama cakep begini, ini yang make baju dinas sexy banget... Langsing terus padet lagi tete nya, apalah aku kurang montok..." balasku memperlihatkan ekspresi sedikit kagum dan kecewa sambil menarik belahan atasan dress hitam yang kupakai dan melihat isi didalamnya.

"Dasar... Dikira semua cowok cuma tertarik cewek modal tete apa, Gre? Liat aja tuh staffnya gak semuanya over sexy begitu, kalo dia tertarik kenalan sama kamu berarti dia ngeliat yang lain kali. Ngapain lirik-lirik kalo begitu." sahut shani masih menatap layar ponsel gre melihat staff jay meskipun fokus utamanya tetap kepada jay yang tidak bisa ditolak oleh banyak gadis ketika melihatnya.

"Iya ya... Oon banget dah... Udah lah ayok kita party sekarang..." gre mengambil ponselnya kemudian menutup aplikasinya setelah memfollow jay.

=POV Gracia end=

Jam smartwatch Jay menunjukkan pukul 5 sore dan hpnya berbunyi.

"Anin?"

[Jay kamu pulang jam berapa, aku sendirian disini. Haruka belum juga dateng, cepet balik. Jangan lupa pesenin kopi buat anak-anak sama kamu bawain apa kek dari luar...]

*Jay pun bersiap-siap pulang setelah cukup banyak mengambil foto kemudian segera menuju mobilnya diparkiran.

"Gua beliin Starbucks aja deh, deket juga dari sini..." pikir jay sambil menyalakan mobilnya kemudian pergi dari parkiran tepi pantai yang cukup ramai pada hari itu.

Setelah membeli pesanan anin dan juga yang lain, Jay bergegas pergi menuju villanya. Dan...

[Tidak sengaja Jay melewati salah satu villa disekitar kompleks villa yang dia miliki, dan mendengar suara cewek seperti mengerang dan beberapa suara lain yang bersorak tertawa hingga terdengar olehnya meski berada didalam mobil.]



"Ayok terusin ngentotnya... Katanya perkasa cuy, gendong lah dia kaya film-film bokep. Mumpung dia mulai mabuk efek minuman yang lu bawa."

In-Shot-20230203-163010140.gif


"Gini maksud lu? Hahahaha..." ucap salah satu pria mempenetrasi sambil menggendong tubuh gadis itu

"Udahhh... Saaaakit... Aaaaaahhh..." ucap gadis itu merasakan kulit pahanya cukup perih karena cengkeraman jari pria yang memaksanya.

"Nah gitu dong... Jadi rekaman langka nih, bisa kita jual mahal coy..."

"Keluarin dalem ntar bro, biar dia ngerti enaknya ngentot... Hahahaha..." ujar pria lain yang sedang memegang kamera merekam aksi bejat mereka itu.

"Pleaseeee... Jangan dong... Aku gak mau hamil..."

"Rasain akibatnya kalo gak nurut apa kata kita Gre!"

"Ahhh gua ngecrot... Makan nih peju gua Greeeeeee! Bodo amat lu bunting... Hnggghhhhhh!!" pria yang sedang menggendongnya menghentakkan kontolnya dengan kasar ketika mengeluarkan spermanya didalam memek gre.

"Hahahahaha liat tuh banjir bener memeknya Gracia..." mereka mentertawakan gre yang tak berdaya dilempar keatas kasur setelah selesai dipakai oleh pria itu.

"Eh gantian gua dong... Masa gua udah ngaceng dari tadi cuma nontonin lu main doang kaga dibolehin nyicip sih!" salah satu pria yang sedang mengocok kontolnya itu mulai maju mendekati gre.

In-Shot-20230204-052529253.gif


"P~please... Jangan... jangan dia... takuuuttttt..." gre bergidik ngeri melilhat pria yang diyakininya sebagai turis amerika berambut gimbal dan berkulit gelap itu mendekatinya terutama ketika matanya menatap kejantanannya yang makin membuatnya ketakutan.

"Udah makan tuh sisaan gua, udah puas gua sama dia." pria itu menjambak rambut gre dan memaksanya untuk membersihkan kontolnya.

In-Shot-20230203-131937338.gif


[Jay pun yang sudah sampai villanya, setelah menaruh pesanan untuk para gadisnya dimeja kemudian segera menuju lantai 3 untuk melihat keseberang villanya. Beruntung villa Jay termasuk yang paling besar dibanding villa yang lain.]

"Hah? Ada yang sex party disini? Apa mungkin bukan orang lokal sini ya? Eh tapi? Ituuuu... Gracia?" jay menggunakan kameranya untuk memastikan wajah gadis itu.

*Jay baru menyadari bahwa suara gadis yang berasal dari seberang villanya adalah suara Gracia, gadis yang dia tabrak tadi.

Tanpa sengaja dia mengarahkan kameranya yang tadinya hanya untuk menzoom malah jadi memotret kejadian itu.

"Gua pikir awalnya tadi dia gadis biasa ternyata apalagi yang dia lakuin sama temen-temennya itu udah termasuk ekstrim untuk ukuran dia..." pikir Jay

"Tapi disatu sisi gua yakin, suaranya tadi bukan suara menikmati, malah kayak dipaksa gitu." terusnya sambil menatap layar kameranya.

[Dari belakang, jay tidak memperhatikan pintu kamar yang terbuka itu dan cindy muncul dengan mengendap-endap, dan mengagetkannya]

IMG-20230124-053306.jpg


"Dorrrr... Hayooo ngapain?" ujar cindy yang sedang libur bertugas merangkul Jay untuk mengagetkannya.

"A~apaan sih, cin? Gak ada apa-apa kok..." Jay berusaha mengalihkan cindy dengan menepuk pipinya lembut kemudian mengajaknya pergi dan cindy pun mengikutinya tanpa melihat kearah tempat awal Jay tadi.

"Jay tadi kamu bawain aku kopi sama croissant ya? Tahu aja sih kalo aku laper, hehehe. Makasih ya, ini sekalian buat Haruka sama yang lain kan... Ihhh kemana dah tuh anak, belum balik juga jam segini katanya tadi siang mau balik..."

"Biarin deh cin, mungkin belum selesai urusannya. Kan bajunya dia disini sama anin juga udah ngasih duplikat kunci villa kan."

"Oh iya, ini obat kamu jay. Awas gak diminum yah! Nanti aku kasih pelajaran kamu, hihihi!"

"Halah, paling lu yang KO nanti cin..."

Cindy hanya tersipu malu ketika mengingat jay sanggup membuatnya orgasme berulang kali sewaktu dirumah sakit.

[Matahari pun kian terbenam dan mulai gelap jam menunjukkan pukul 6 sore]

Ting... Tong... Bel pintu villa kami berbunyi.

Haruka pun datang, aku tidak sempat mengenalinya karena dia mengenakan masker. Dia memakai atasan kuning dengan jeans ketat terlihat cocok dipakainya. pikir Jay

324385446-5701168963334829-4677824190060756274-n.jpg


"Hai Jay... Maaf ya nunggu lama, tadi abis brainstorming kerjaan lagi buntu. Ini baru selesai langsung kesini, eh mana yang lain?" ucapnya sambil menunjukkan raut wajah yang berseri-seri.

"Tuh didalam lagi nonton netflix tuh, oh iya katanya hari ini kita masak masakan rumah aja. Lu bisa masak, har?" tanyaku

"Masakan rumah ya? Aku bisa beberapa hidangan sih, bentar ya aku ganti baju dulu. Abis itu kita siapin semua yang mau dibuat masak, oke?" balas Haruka riang

"(Tumben dia riang banget hari ini. Apa kerjaannya kemarin selesai dengan harapan mungkin ya?)" pikir jay menatap haruka yang sangat gembira nada bicaranya hari itu.

Kembali ke dapur dengan suasana yang kosong, "Wah ada bahan makanan apa nih?" celoteh Haruka sambil membuka kulkas.

"Tadi aku udah pesenin daging, udang, bumbu+sayuran lengkap Har... Kamu sih kemarin gak jadi pulang, kelewatan ikutan BBQ kan." balas anin yang keluar dari kamarnya menuju dapur.

Kalo gitu kita bikin gyoza sama donburi aja yah, mayan nih ada udang buat tempura. Oke?

"Terserah kamu deh Har, kamu yang ikut pegang dapur sekarang. Tapi garamnya dikurangin ya, jay gak boleh banyak garam masakannya jadi biar kamu tahu besok-besok kalo masak seberapa rasanya atau nanti buat jay kita masak terakhir biar gak kecampur sama punya kita." lanjut anin memberi arahan untuk haruka.

Sipppp... Yuk kita mulai... haruka memakai celemek yang diambilnya dari laci meja dapur.

[Mereka berdua pun mulai memasak dengan kompaknya.]

*tak lama kemudian makan malam selesai dihidangkan...

"Jay!!! Ayo turun kita makan..." panggil anin

"Aneh tumben gak nyaut kalo dipanggil, apa jangan-jangan dia ketiduran? Har, aku panggil Jay dulu keatas ya."

[Anin melangkah pergi menuju kamar jay di lantai 2...]

Tok... Tok... Tok... bunyi pintu kamar Jay diketuk.

"Jay..? Kamu tidur? Aku masuk ya?"

Cklek...

[Jay melamun sambil memandangi layar kameranya]

Flma3-UTak-AA3-IVx.jpg


"Hei... Ngelamun aja sih... Ayo makan..."

"Eh nin... Gua tadi fokus liatin foto-foto yang gua ambil pas jalan-jalan..." balasnya

Flma4-Z6ag-AAFTcs.jpg


"Ada foto apa sih? Serius amat? Coba sini aku lihat!" lanjutnya penasaran

"Ah bukan apa-apa kok nin, cuma bandingin foto-foto aja gimana apa udah bagus apa perlu diedit dulu... Ayo lah kita turun..." jawabnya tergesa-gesa dan juga berusaha tenang sambil meletakkan kameranya disamping tempat tidurnya dan merangkul pundak anin pergi dari sana.

[Wajar jika Jay terlihat panik karena foto yang dilihat nya adalah foto telanjang Gracia yang digilir beberapa temannya sore tadi. Dia tidak ingin anin salah paham akan foto yang diambilnya itu.]

"Ayo kita makan semua... Pertama kali kita nyicipin masakannya Haruka nih, kalo enak besok-besok bisa minta bikinin lagi. Bisa hemat gak perlu sewa ART tambahan nih, hihihihih." ajak anin sambil tertawa menggoda Haruka.

"Dasar ya... Aku disamain ART, pasti enak lah masakanku. Bukan Haruka namanya kalo gak serba bisa." balasnya

"Hmmm... Not bad Har, enak juga seleranya cocok. Iya, boleh juga masakannya..." ujar cindy yang pertama mencoba sesuap makanannya sementara yang lain masih menunggu giliran berbagi lauk.

"Tuh kan... Kalo mereka suka, berarti kita emang gak perlu nambah cari ART lagi Har... Hahahahahaha!" sahut bella tertawa ikut menggoda anggota baru mereka itu

[Makan malam berlanjut dan beberapa saat setelah mereka akan menyelesaikan makan malamnya, ada seorang sosok yang berjalan pelan menahan sakit menuju kearah villa jay yang lampunya menyala terang dibandingkan villa yang lain dan membunyikan bel interkom pintu villa mereka.]

"Bentar ya, gua buka pintu dulu. Ada tamu kayanya deh." ujar jay sambil melihat layar interkom yang berada ditembok samping dapur untuk melihat siapa tamu yang datang.

"Dih Haruka fansnya banyak juga ya disini, sampe nyari kesini loh." kartika membalas perkataan jay barusan

"Tunggu... Siapa itu?" tanya Jay lewat interkom pintu

[Ada seorang wanita yang berdiri didepan interkom sambil terisak menahan tangis dihadapannya saat ini sambil memencet interkom villanya.]



"Gracia???" Jay terkejut melihatnya.

*Gracia terus menutupi tubuh atasnya dengan jaket yang dibawanya karena pakaian yang dia pakai tidak mungkin menutup area payudaranya dengan benar.

"P~please... siapapun... tolong aku..? S~sembunyiin aku dari teman-temanku!" balasnya memelas

*jay pun tidak tega melihat keadaan Gracia itu.

"Masuk gih, pintunya udah gua buka... Lu tunggu disini ya, gua panggil yang lain sama ambil handuk." jay mengajak Gracia masuk kedalam villanya.

*Jay pun membuka pintu gerbang dengan remote agar Gracia bisa masuk lalu berlari menuju ruang tengah dan mengabari yang lain.

"Nin... Nanti gua ceritain tapi didepan ada tamu, tolong temenin dia. Gua mau ambil handuk dulu diatas." ucap jay bergegas

"Hah? Siapa sih? Kok Jay gesit bener? Aku liat dulu deh." balas anin

Anin berjalan menuju pintu depan...

"? Maaf kamu siapa?" tanya anin

"H~halo... Maaf kak, aku gak punya pilihan selain kesini, aku cuma mau minta tolong sama kalian..." belum sempat dia menyelesaikan perkataannya Jay pun datang.

"Nin... Dia Gracia, tadi sore gua gak sengaja ketemu dia di sekitaran pantai. Ini Gre, tutupin badan kamu pake handuk ini." Jay memberikan handuk itu dengan tergesa-gesa dan sedikit memalingkan wajahnya dari tubuh Gracia.

"Apa ini Jay? Aku butuh penjelasan!!!" lanjut anin menyela setelah melihat tubuh Gracia dengan pakaian terkoyak tidak tertutup sempurna

"Lu minta gua jelasin detail nanti gua kasih, seenggaknya tolong dia dulu kek. Lu liat dia, liat bajunya. Lu tahu kan dia habis kena apa? Har... Haruka... Sini gih cepet... Tolong bantu bawa Gracia kedalam, pinjami baju yang ada dikamar wardrobe dulu ya." ujar jay sempat berdebat dengan anin yang merasa cemburu dengan tindakan spontan jay.

[Haruka mengerti hanya dengan melihat kondisi Gracia. Ia menuruti Jay dan membawa Gracia kekamarnya. Sementara Jay mengajak gadis yang lain ke halaman belakang untuk berbicara.]

"Kalian minta penjelasan kan? Gua bakal kasih tahu, tapi gua mohon jangan salah paham dulu ya."

... mereka hanya mengangguk menunggu jawaban jay seperti jay sedang melakukan bersaksi dalam persidangan.

[Jay fokus menceritakan versi dirinya ketika bertemu dengan gracia pertama kalinya...]

"Jadi gitu ceritanya. Gua juga gak nyangka bakal ada kejadian kayak begini dan tadi gua memang sempat ngedenger sesuatu dari villa sebelah. Terus gua iseng coba liat pake kamera dari kamar atas sebelum cindy mergokin gua kan tadi, tapi dia sendiri gak liat gua fokus kearah mana."

"Jay... Aku tahu kamu bersimpati, kamu pernah cerita ngelihat kejadian yang sama beberapa tahun lalu. Aku senang kamu masih berhati murni mau nolongin orang yang baru kenal. Tapi aku minta satu hal, jangan terlibat jauh karena kamu bisa bikin masalah kedepannya. Untuk sekarang kamu sebagai orang yang bertanggung jawab sama villa ini, terserah kamu nampung dia sementara waktu tapi inget untuk mastiin dia untuk pergi. Maksud aku bukan ngusir dia, takutnya dia bisa bawa masalah buat kita." balas anin yang takut jay terlibat masalah apalagi dia baru saja pulih dan kembali dari rumah sakit.

"Ya tapi jangan khawatir berlebihan gitu juga nin, kita udah sama-sama tahu sifat dasar jay kayak gimana." sahut cindy

"Iya bener tuh nin, coba misal kita diposisi Gracia. Jay juga bakal ngelakuin hal yang sama..." bella ikut membela tindakan jay

"Nanti kalo ada apa-apa kan bisa kita telepon polisi, apalagi jay juga kenal seseorang kenalannya di institusi polri kan?" tambah cindy menguatkan posisi jay

[Akhirnya mereka sepakat mendapat suara bulat untuk menolong Gracia sementara waktu...]

"Lu yakin, nin? Kita kan ada dokter sekarang disini... Gak bakal ada apa-apa kok, gua janji sama lu." ujar Jay sambil memeluk anin karena menyetujui keinginannya.

~Sementara itu di kamar Haruka...

"Kamu enggak apa-apa? Ini pakai baju ini dulu yah, aku turun dulu nunggu didepan yah kalo kamu butuh sesuatu. Kamu tenang aja, disini kebetulan cuma ada kita berenam kok dan juga mayoritas disini cewek semua cuma jay sendiri yang cowok."

"..." Gracia hanya tersenyum dan menuju ke kamar mandi

[Gracia menyesali apa yang terjadi pada dirinya dibawah shower dan mulai menangis mengingat dirinya sudah tidak perawan. Dirinya berusaha membersihkan liang memeknya yang sudah dinodai oleh banyak pria sekaligus hari itu dan yang paling menyakitkan hatinya dia dipaksa dan dikerjai beramai-ramai oleh banyak pria sekaligus. Dirinya dibuat taruhan oleh adik-adiknya dan sebagai konsekuensinya dirinya harus merelakan dirinya disetubuhi oleh banyak pria dari beragam penjuru karena gracia yakin teman-teman adiknya itu banyak yang membawa turis ketika berlibur disana. Seharusnya dia tidak mempercayai adiknya dengan langsung menyetujui untuk sedikit minum alkohol, yang ternyata memang sudah direncanakan sebelumnya. Dirinya hanya samar ingat, ketika berpesta baik shani maupun ashel juga terlihat mabuk. Saat dirinya diperkosa beramai-ramai itu, dirinya tidak melihat shani dan juga ashel yang kemungkinan dibawa ketempat lain dan mendapatkan perlakuan serupa.]

"Tok... Tok... Gracia... Kamu bisa jawab aku? Haruka yang sedikit khawatir masuk kembali ke kamar tempat gre berdiam dan mencari Gracia karena suara tangis didalam kamar mandi... "

"Klek..." pintu terbuka

Gracia yang sesenggukan berjalan keluar kamar mandi dan memeluk Haruka yang tepat berada dihadapannya ketika mencarinya didalam kamar.

"T~terima kasih ya kak..."

*Haruka mencium bau alkohol dari mulut Gracia meski Gracia berusaha menutupinya dengan tidak membuka mulut lebar-lebar.

"Jangan gitu ah, bukan aku yang nolong kamu tapi teman aku yang punya villa ini. Aku cuma ngebantu mereka, kamu jangan sedih lagi ya. Kamu udah makan? Kita baru aja makan malam, masih ada sisanya. Aku siapin buat kamu ya." balas Haruka

"E~enggak... I~iyah terserah kakak..." gre sedikit linglung dengan apa yang harus dikatakannya karena pikirannya masih shock.

[Haruka pun kembali turun menuju dapur, sedangkan sisanya menunggu diruang tengah.]

"Har... Gimana keadaan dia? Perlu sesuatu?" tanya anin

"Dia sudah mendingan kayaknya, bentar aku mau siapin makan malam sisa tadi sama coklat panas buat dia."

[Anin ikut naik dan menghampiri Gracia dan ikut menenangkannya.]

"Tok... Tok... Boleh aku masuk?"

"Hai... Kamu udah mendingan? Hmmm... Kamu boleh tinggal disini sementara waktu... Eeeh tapi ini semua karena permintaan jay. Tolong dipertimbangkan baik-baik ya." ucap anin sedikit tegas karena sangat protektif terhadap jay karena kesalahannya kemarin.

"..." gre hanya duduk termenung ketika anin mengajaknya berbicara.

[Setelah memastikan keadaan Gracia, anin bergegas kembali keruang tengah bertepatan dengan haruka yang membawakan makan malam untuk Gracia.]

"Gracia... Kamu kalau mau makan, ini aku udah siapin dimeja ya. Ini coklat panas biar kamu relaks, kamu minum ya. Kamu nanti tidur dikamar aku berdua sama aku ya!" ujar Haruka yang tidak segan berbagi kamarnya malam itu

"Iyaaa terima kasih ya kak. Kak? Aku belum sempet tanya nama kakak..."

"Panggil aja aku Haruka, disini aku tinggal sama yang itu barusan kesini namanya anin, ada juga dokter disini namanya cindy & bella, ada lagi yang lain yang masih keluar ada kartika sama fera. Mereka juga belum lama jadi pendatang baru disini, kamu cukup beruntung bisa ketemu mereka. Jangan khawatir mereka orang baik kok, kamu aman disini."

"Terima kasihhhh..." Gracia mengusap air matanya sedikit terharu karena dia diperhatikan oleh orang asing yang bahkan baru dikenalnya.

"Kita tunggu dibawah ya kalo kamu perlu sesuatu lagi, kalo enggak kamu langsung tidur aja. Oke?" balas Haruka sambil keluar dari kamarnya dan turun menuju ruang tengah.

"Gimana dia Har? Mau makan? Apa butuh sesuatu?" tanya Jay cemas begitu melihat haruka menuruni tangga.

*Tumben banget Jay cemas sama orang, apalagi cuma sama orang yang dia baru kenal. Apa karena trauma dia balik ya? Kan waktu itu dia pernah janji bakal berusaha jagain adiknya dari orang-orang jahat, jay memang pernah cerita kalo punya saudara bukan kandung sih pernah dibully habis-habisan sewaktu di sekolah. Apa itu berlaku juga buat semua cewek ya? Anin sedikit mencurigai spontanitas jay tersebut.

"Iya gimana Har? Dia mau turun?" tanya cindy yang insting kedokterannya menyala.

"Dia masih mengurung diri dikamar, lagi tidur dikasur waktu aku kasih makan malam. Biarin dulu deh, besok kan dia pasti udah mau makan." balasnya

"Ya udah kalo gitu, nanti aku yang bantu urus dia. Ada beberapa tindakan medis yang bisa aku bantu nanti sekalian kalau dia mau bisa kita ajak untuk ambil visum buat laporan polisi. Oh iya jay... Kata kamu dia dari villa sebelah, ada kemungkinan temannya nyari kesini. Kamu serius mau sembunyiin dia sementara disini? Aku rasa dia dijahatin temannya sih. Kalo gitu semuanya... Kita harus buat alasan kalo ada yang nyari Gracia kesini ya, nanti kalo dia sudah pulih baru kita pikirin harus gimana, orangtuanya pasti nyariin kan. Dari logat bahasanya kayaknya dia orang luar bali deh." ujar cindy

"Okee... Siap bos..." balas jay dengan cepat menyetujui perkataan cindy

[Setelahnya mereka kembali dengan aktivitas masing-masing, sedangkan Gracia perlahan tertidur tanpa menyentuh makan malamnya karena energi tubuhnya yang terkuras.]

Hampir setiap dia bisa tertidur, ketakutan pikirannya berubah menjadi mimpinya. Setiap kali dirinya terbangun, gre terbangun dengan nafas tersengal-sengal dan memegang tubuhnya yang ternoda. Mimpinya diperkosa oleh banyak pria, tubuhnya dibuat mainan oleh mereka disemua sudut villa secara bergantian yang wajahnya tidak bisa dia singkirkan dengan waktu cepat itu kembali seperti sebuah timeloop dalam pikirannya.









In-Shot-20230202-142153878.gif


In-Shot-20230202-142516841.gif


In-Shot-20230202-142412039.gif


In-Shot-20230202-142722698.gif


In-Shot-20230203-132253406.gif


In-Shot-20230203-131431340.gif


In-Shot-20230203-130651569.gif


In-Shot-20230203-132339529.gif


[3 hari berlalu semenjak Gracia ditolong oleh Jay. Gracia pun menjadi begitu nyaman dengan mereka bahkan sesekali ia mulai aktif mengajak mengobrol baik jay, anin, haruka atau gadis yang lain dibanding pertama saat ia bertemu mereka dan pikirannya pun teralihkan dengan berinteraksi dengan mereka. Gre pun tak segan untuk membantu kegiatan di villa mereka sebagai balas budi karena sudah menolong dan menyembunyikan dirinya disaat genting.]

[Perlahan mereka semakin akrab meski sesekali Gracia terlihat menangis sendiri, Jay yang melihat itu mulai bersimpati untuk menghiburnya.]

"Gracia... Liat sini dong!!!" sahut jay spontan

"Ckrek!!!" Jay menekan shutter kameranya kearah Gracia yang belum siap.

*Gre dengan cepat reflek menutup wajahnya...

"Ihhh kak jay... Kamu fotoin apa?" tangannya menjauhkan kamera jay darinya.

"Eh maaf... Gua cuma pingin hibur lu kok, liat ini lu cantik kok pas difoto. Jangan sedih terus ya, senyum lu manis soalnya." ujar jay

[Gracia tersipu mendengar perkataan jay, meski dia sedikit trauma dengan kamera karena kejadian memalukan kemarin.]



"Makasih ya kak, kakak baik banget orangnya. Aku juga seneng liat fotonya, kakak pinter juga moto orang yah..." balasnya sambil memegang kamera milik jay.

"Gua disini aslinya juga dari kecil udah tertarik belajar fotografi sampe ada kesempatan kayak sekarang bisa punya manajemen sendiri."

"Ohh gitu... Gak ada mimpi yang lain? Misal bikin event di jakarta gitu?" tanya Gre padanya mencari tahu.

"Gua sebenarnya sering bolak-balik keluar kota buat foto, lagian suntuk tinggal lama di kota besar, gua pilih disini karena lebih santai dan banyak yang bisa gua pelajari selain fotografi, sampe gua gak sengaja kemarin ketemu lu pertama kali itu."

[Obrolan mereka berlanjut...]

*Selama berbincang, baik jay maupun gre perlahan semakin mengenal satu sama lain dan mereka bisa semakin terbuka karena kenyamanan yang terjalin.

"Ohh iya Gracia... Maaf gua harus tanya ini, lu ada rencana apa kedepannya? Lu enggak pulang dan ngurusin kerjaan lu yang sekarang?"

"A~aku..."

"Aku enggak tahu kak... Kejadian kemarin sebenarnya dilakuin sama adik aku dan juga teman-teman satu agensi sama aku, kalo aku balik tentu aku bakal ketemu mereka lagi. Aku juga gak berdaya karena mereka punya video rekaman buat ngancam aku lagi pastinya. Aku bingung harus apa!" jawab Gre sedikit berlinang air mata.

*jay pun tidak tega melihatnya kembali menangis dan spontan merangkul pundak Gre

"Lu yang sabar ya. Jangan khawatir gua pasti bantu, udah jangan nangis lagi. Lu jadi jelek kalo sedih gitu, senyum lagi ya kaya difoto kemarin."

[Gracia merasa tenang dan menikmati berada dalam dekapan jay yang meski mereka hanya sebatas pertemanan. Dia merasa ada perbedaan antara cowok yang biasa mendekatinya dengan Jay yang begitu hangat kepadanya.]

*dari kejauhan anin melihat itu dan sedikit jengkel karena terbakar cemburu. "Kenapa jay berubah banget semenjak ketemu Gracia ya? Apa dia cuma bersimpati atau memang punya rasa suka? Aku harus cari tahu secepatnya.]

[5 hari berlalu...]

Ting... bunyi sms masuk kedalam notifikasi hp Gracia dan raut mukanya sedikit tertekan setelah membaca isinya.

[Gre... Kita gak tahu lu sembunyi dimana, kita mau lu dateng ke tempat yang gua kasih karena kita belum selesai dengan urusan kita kemarin...

[Kali ini banyak sponsor yang mau kenalan sama lu, awas kalo lu sampe nolak lu bakal paham kalo rekaman full durasi lu nyebar di internet bakal jadi gimana. Pikirin reaksi keluarga lu sebelum nolak permintaan kita, terutama adik-adik lu...]

[Jangan lupa pake dress yang sexy juga... Hahahahahaha]

*Gracia yang panik kemudian mencari jay...

"Kak jay... Maaf... Tolongin aku...!"

"Mereka mau manfaatin aku lagi pake ngancem nyebarin rekaman aku ke internet." ujar gre menunjukkan sms yang baru saja masuk kedalam ponsel miliknya.

"Lu tenang ya. Gua sendiri udah berpikir kalau bakal kaya gini kejadiannya, gua juga sudah nunggu kesempatan ini dengan perencanaan matang sekarang lu ikutin saran gua aja ya. Lu konfirmasi aja permintaan mereka, kasih info detailnya sama gua nanti sisanya biar gua yang urus." balas jay percaya diri

"Kak... Kamu yakin???"

"Iya... Lu percaya sama gua sekarang, ini kesempatan bagus buat ngambil rekaman itu dan juga ngasih mereka pelajaran. Lu setuju dengan syarat mereka ngasih file asli rekaman mereka dan mau nemuin lu ditempat yang kita rencanain nanti." jay memegang tangan Gracia meyakinkannya.

[Gracia belum mengerti maksudnya dan hanya menurutinya berharap semua berjalan lancar seperti kata jay.]

*Hari yang ditentukan tiba. Gre yang sedari malam tidak bisa tidur, cemas akan nasibnya hari ini...



"Lu tinggal tunggu aja di kamar hotel yang gua siapin buat lu yah... Lu harus santai kaya biasa biar mereka enggak curiga dan pastikan rekamannya lu minta duluan. Oke? Good luck ya." jay memeluk gre seperti seorang kakak kemudian gre berjalan menuju kamar yang dibuat pancingan untuk mereka dengan pengawasan jay.



[Didalam hotel yang sudah disiapkan jay sebelumnya, Gracia kemudian masuk kedalam kamar itu dan menunggu kawanan manusia buas yang ingin mengerjainya sekali lagi. Gracia sering berpikiran buruk apa lagi yang akan terjadi kalau sebelumnya saja sudah melewati batas.]

Tok... Tok... pintu kamar tempat Gracia diketuk dan dia segera membukanya dan memmbuat tatapan matanya seperti melihat sesuatu yang tidak seharusnya dia lihat.



"Halo Gracia sayang... Udah kangen ya sama kita? Kita bawa banyak pasukan loh, pasti lebih asyik kali ini... Hahahahaha!!!" ujar salah satu pria itu sambil mencoba memeluk Gracia.

[Gracia pun menghindar dari percobaan asusila mereka itu, dan mencoba berlari keluar. Tapi tentu pintu depan dijaga banyak cowok kurang lebih belasan orang dibandingkan sebelumnya. Mustahil baginya untuk bisa menerobos keluar. Dengan mudah mereka menangkap Gracia, dan menggendongnya kembali masuk kamar dan menjatuhkan tubuhnya tepat diatas kasur kamar utama.]

"Kamu mau kemana cantik? Kamu janji kan mau ngelayanin kita, kok mau kabur? Gak liat yang aku pegang ini apa? Bayangin kalo ini aku post di sosial media, kamu bisa apa hah?" balasnya keras dengan menunjukkan rekaman dirinya sedang mabuk dan digerayangi oleh teman-teman prianya.

"B~berikan rekaman itu!! A~aku janji nurutin apa mau kalian...!!" mata Gracia mulai berkaca-kaca.

"Oke... Oke... Rekaman ini jadi buat kamu dan ini yang asli, sebagai gantinya kita bikin rekaman baru lagi ya. Huahahahahahaha!!!" pria itu melempar rekaman ditangannya keatas kasur dan pria lainnya mengeluarkan beberapa kamera untuk menyorot pada tubuh gracia.

*Gracia hanya bergidik mendengarnya karena tidak menyangka akan jawaban mereka dan kembali berusaha lari dari kamar itu.

"Pegangin dia! Hari ini kita nikmatin lagi semua lubangnya guys... Setuju???"

"Setujuuuuuuuuuuuu!!!!!" sahut yang lain sambil beberapa sudah ada yang menanggalkan celananya dan memperlihatkan kontol mereka tepat dihadapan Gracia.

[Hah? Semua lubang aku? Gracia merasa jijik dengan memikirkannya apa yang akan mereka perbuat kepadanya.]

"Kalian nanti gantian setelah gua kelar ya, siapin kamera lagi!"

"Siap bos!!!"

*Mereka pun mencoba menggerayangi tubuh Gracia yang masih terbalut pakaian rapi itu...

"Sini manis... Kita main enak-enak lagi..."

"Hahahahahaha..."

[Adegan itu ternyata sudah direkam dengan hidden cam dari berbagai arah sehingga wajah tersangkanya terekam jelas oleh tim yang disiapkan jay sebagai barang bukti akan percobaan pemerkosaan terhadap seorang wanita. Dan beberapa saat kemudian, sebelum Gracia menjadi korban kembali jay sudah memberi arahan pada petugas kepolisian yang menyamar yang ikut bersama dengan jay...]

Cklek... pintu kamar mereka terbuka dengan memakai kunci cadangan yang diberikan oleh manager hotel dan masuklah sekelompok polisi bersenjata lengkap...

"SEMUA ANGKAT TANGAN!!! KAMAR DAN HOTEL INI SUDAH DIJAGA DAN DIKEPUNG OLEH POLISI, KAMI MINTA KALIAN MENYERAHKAN DIRI TANPA PERLAWANAN KARENA TERBUKTI SUDAH MELAKUKAN PERCOBAAN TINDAK KRIMINAL!!!"

"Para pria yang mencoba menggerayangi gre kemudian meletakkan tangan mereka diatas kepala mereka..."

"SATUAN TUGAS!! BORGOL MEREKA SEMUA!!" perintah sang kapolres yang berdiri paling depan barisan mereka.

[Jay pun masuk ke TKP belakangan, dan Gracia melihatnya kemudian berlari menuju kearahnya. Dan Haruka beserta temannya menyusul kemudian.]

"Lu enggak apa-apa kan? Maaf ya lu harus sedikit mengalami kejadian gak enak ini sekali lagi, gua berusaha sebaik mungkin nepatin janji gua untuk ngebebasin lu dari orang seperti mereka." balas jay menenangkan gracia.

[Gracia yang mendengar perkataan jay hanya bisa tersenyum dan memeluknya erat.]

"Pak, tolong kasus ini diproses. Barang bukti sudah kita dapatkan, kalau bapak perlu keterangan saksi lebih lanjut silahkan hubungi saya kapanpun." ujar salah satu rekan yang menolong jay dengan membantunya karena memiliki koneksi dalam lingkaran kepolisian itu.

"Terima kasih ya Ron... Kamu udah berjasa banget nolongin Gracia hari ini." kata Haruka kepada sahabatnya itu.

"Terima kasih brother. Terima kasih juga Har.. Kalian berjasa banget hari ini..." ucap jay kepada mereka berdua.

"Terima kasih ya mas, sudah nolongin aku..." balas Gracia kepada teman jay yang baru dia jumpai hari itu.

"Hei... Hei... Gak perlu sungkan begitu, aku juga berniat menolong setelah Haruka dan jay berdiskusi soal rencana itu. Aku seneng aja bisa bantu kalian..." balasnya santai

"Ehemmm... Udahan kali pelukannya, gak enak juga diliatin orang..." celetuk Haruka dengan situasi yang ada.

*Mereka pun melepaskan pelukannya dan sedikit tersipu. Sementara Gracia pun mulai merasa jay menjadi sosok cowok idamannya yang gentle dan peka akan perasaan cewek.

"Kita pulang sekarang, biar disini ada Roni yang ngatur sisanya." ucap jay mengajak gracia pergi dari tkp mereka.

[Gracia mengangguk setuju dan mengambil jaketnya yang tertinggal, sementara Haruka mengikuti mereka dari belakang.]

[Setelah hari yang melelahkan, mereka pun sampai di villa dengan perasaan yang lega.]

Jay dengan sigap membukakan pintu mobil untuk Gracia,kemudian mengambil perbekalan dari bagasi. "Ayo kita sudah sampai... Hari ini kita bisa santai party soal kemenangan kita..."

"Kamu bawa apaan tuh jay?" tanya Haruka...

"Ini? Buat BBQ nanti har, ada daging,sosis,jagung,dll... Lu nanti gak pake grill yang ada dideket kolam renang kan? Gua mau nyiapin BBQ spesial buat kalian semua." balasku

"Wah...wah... Party nih kita nanti..."Anin menyusul membuka pintu untuk mereka

Gracia yang terlihat riang hari ini membalasnya, "Iya kak, ini semua berkat jay dan kak Haruka juga."

"???" anin bingung akan balasan Gracia.

"Nanti aku ceritain deh, kamu free kan hari ini nin? ujar Haruka

[Persiapan makan malam mereka sudah selesai dan...]

"Nin! Kar! Har! Ron! Gracia! Fer! Cin! Bel! Yuk turun kebawah, kita party sekarang!!!" teriak jay memanggil mereka.

"Iya... Iya... Tuan muda bawel..." balas anin

"Ayo Har kamu panggil Roni didepan... Gracia... Kita turun..." ajak kartika mendengar panggilan jay dari ruang tengah.

"Tadaaaaaaa... BBQ special buat kalian... Ayo silahkan ambil, suka daging atau sosis, ini ada roti kalo mau dibuat sandwich sekalian..." balas jay

"Tumben girang banget kamu jay... Boleh nih, aku coba makan ya... balas cindy yang paling dekat dengan tempat jay memanggang sambil mengambil lauk yang tersaji.

"Iya nih... Ehemmm apa gara-gara tadi siang? Hahaha..." goda haruka.

"Hah? Emang ada apaan Har?" tanya anin

"Nin... Sebenarnya gua dari beberapa hari lalu udah ada rencana buat nolong Gracia, dan sesuai prediksi gua tadi siang orang-orang yang kemarin mencoba berbuat jahat sama Gracia jadi bisa kita tangkap dan masukin penjara. Itu semua berkat bantuan Haruka dan Roni."

[Anin pun masih sedikit tidak terima dan menarik jay menjauh untuk berbicara berdua.]

"Kamu apa-apan sih, jay? Aku kan udah bilang gak usah ikut campur masalah orang!" ucap anin dengan nada kesal

"Nin... Gak semua cewek seneng diperlakuin begitu? Lu sama Gracia juga pernah jadi korban, bedanya gua tahu lu sekarang enjoy dan terbuka soal gituan makanya gua berani nakal sama lu tapi kan Gracia gak begitu. Lu mau fera juga digituin sama orang? Kan lu tahu sendiri, lu yang marah-marah tahu adek lu pacaran diem-diem. Kalo fera lagi jauh terus diapa-apain cowok terus lu gak bisa bantu, gimana perasaan lu?"

"... (Iya juga omongan jay, aku kemarin gak sadar berusaha protektif sama adek aku sendiri takut diapa-apain sama cowoknya.) Terus kamu ada rencana apa lagi sama dia?" balas anin

"Kalo kita bikin agensi model disini lebih besar gimana? Biar gak semua talent tinggal disini sekaligus dan mereka gak perlu jauh-jauh ke bali untuk foto doang. Jadi Gracia nanti gabung sama kita, gua bakal coba minta agensinya buat oper kontrak ke kita. Tentu semua legalitas bisa kita urus, minta bantuan Haruka atau Roni sebagai pengelola di kota lain sebagai ganti kita, kita sebagai investornya." balasku

"Oke... Terserah kamu deh, kalau gagal harus kamu stop! Fokus aja disini? Deal?" tantang anin.

"Deal..!"

[Setelah perbincangan serius itu, mereka pun kembali berkumpul...]

"Perhatian semuanya... Bisa dihentikan dulu makannya, gua ada pengumuman penting untuk dibagi sama kalian..." ujar jay

"Mulai hari ini, dengan pertimbangan dan ijin dari anin sebagai tangan kanan gua, gua putusin untuk buat talent agency diluar bali dibawah pengawasan Haruka/Roni. Talent pertama disana yang gua pilih Gracia sama Haruka yang kemungkinan sering di jakarta atau kartika yang sebelumnya punya kontrak singkat 1 tahun yang bentar lagi habis juga bisa ikut kalo berminat. Gua gak perlu lagi kontak Gracia via agensi lamanya untuk kebutuhan foto, dan juga villa bisa kita sebagian kita renovasi untuk ekspansi setelah gua kemarin udah deal beli lahan disebelah jadi nanti HQ kita punya kamar lebih banyak lagi. Gua rasa gak adil kalo gua tinggal dikamar sendiri, sedangkan beberapa talent ada yang berbagi kamar. Untuk sekarang beruntung clara sama jena balik kerumahnya sendiri, jadi kalian bisa enjoy gak banyak tugas, yah kalian tahu kan mereka berdua lagi hamil jadi agak cerewet. Gimana?"

"Kamu yakin jay???" tanya cindy

"Gua justru ngelihat peluang, karena Gracia talent yang mumpuni buat narik pasar ada satu segmen yang kurang menurut gua pribadi. Gracia mungkin gak cocok sama segmen dewasa kaya beberapa dari kalian pernah foto, tapi menggeluti segmen j-pop itu langkah yang cocok buat dia karena cocok. Itulah kenapa gua pertama liat dia kayak liat karakter tertentu dalam anime/drama/something, siapa tahu dia makin terkenal nantinya, kan feedbacknya bagus buat kita ngejangkau pasar kalo gak buang uang jauh kesini cuma ketemu kita. Haruka juga mayan terkenal kan, kalo dapet tawaran endorse banyak juga seneng kan."

"Iya sih... Kalo gitu aku ikut ya! Kerjaan di jakarta juga sering dapet." ujar Haruka...

"A~aku mau gimana lagi. Aku ikut keputusan kak anin aja." balas fera

"Kita karena baru gabung dan tinggal disini, kita gak perlu ngapa-ngapain kan?" ucap bella

"Gak perlu sih bel, gua juga butuh kalian yang dokter disini. Gua juga belum sembuh bener kan? Sedangkan gua udah harus ke dubai, kalo gak fit dan ngawasin pengobatan gua bisa-bisa batal gua kesana. Nah... Untuk sementara itu dulu bayangan gua, nanti kita follow up lagi setelah gua pulang dari dubai. Optimis kita soal project ini, sekarang ayo kita lanjut party nya. Cheers..." jay mengangkat kaleng minuman kepada mereka.

"(...)" gre hanya termenung dan menatap jay yang menurutnya sudah banyak membantu dan memberi untuknya.

[Menjelang tengah malam, satu per satu mereka mengantuk dan kembali ke kamar masing-masing.]

*Jay yang sendirian dipinggir kolam renang sedang membereskan perlengkapan BBQ mereka, kemudian Gracia menyusul hendak menolongnya.

"Hai kak... Aku bantu boleh?"

"Hai.. Belum tidur? Kalau lu mau silahkan, bawa yang ringan aja. Tuh piring/nampan bisa lu bawa ke dapur..."

"Kak jay... Aku jujur mau terima kasih sekali lagi, berkat bantuan kakak tadi siang aku bisa terbebas dari mereka. Aku ngerasa belum bisa balas jasa kakak cukup dengan cuma nerima jadi talent, bahkan gak sebanding dengan bantuan kakak."

"Udah jangan dipikirin lagi... Gua dari awal kan emang fokus mau bantuin lu, bukan kemudian pamrih minta lu harus gimana-gimana buat gua. Gua sendiri ikhlas karena gua pernah mengalami kejadian yang sama... Upsss..." jay keceplosan berkata...

"Hah? Pernah? Kenapa?" gre yang kemudian rasa penasarannya muncul makin mendekati jay dan duduk disampingnya.

[Jay yang terlanjur kemudian bercerita pengalaman pahitnya...]

"Gua harap lu jangan sebarin ini ke siapa-siapa ya, keluarga gua cukup menderita karena hal ini sedangkan waktu itu gua enggak bisa bantu apa-apa. Sekarang gua udah mulai bisa hidup jadi individu yang baru dan punya kemampuan buat jagain orang disekitar gua..."

*Gracia terkesima mendengar jawab jay dan merasakan jay benar-benar cowok idaman yang melindungi cewek. Perasaannya terhadap keluarganya sendiri yang jarang diutarakan, yang malah dia sendiri bagikan dengannya yang bukan siapa-siapa justru semakin mendekatkan mereka.

Gre berdiri mengambil nampan dan piring yang tersisa, "Kak ini aku bawa masuk yah..."

"Oke..."

Kemudian...

"Kak liat sini?" Gracia memanggil jay kearahnya...

"???" jay menoleh kearah Gracia memanggil.

*Chuuuuup... "Makasih ya kak! Panggil aku gre aja biar enak dan akrab!!" Gracia mencium pipi jay dan berjalan cepat menuju ke arah dapur.

Jay kaget memegang pipinya yang spontan dicium Gracia.

"Gre... Lu?"

Bersambung...
 
Wah dapet 2 nih Devi gre apakah bakal nambah lagi, ashel cocok tuh keknya
 
Hihihi seru banget jadi bayangin di posisi Gracia kayanya asik hihihi
 
Hihihi seru banget jadi bayangin di posisi Gracia kayanya asik hihihi
Kalo fiksi aman2 aja, kalo real udah bundir kali yah. Beda kalo cakep2 ternyata fetishnya di gb, namanya orang kan siapa tau
:fmalu:
 
Bimabet


Ashel menikmati masa mudanya yang baru memasuki umur dimana dalam hitungan bulan sebentar lagi dirinya lulus dari sekolahnya untuk masuk kedalam jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.

"Ah... Indah banget bukan pemandangannya... Aku mulai berpikir berapa lama yah sejak kita tumbuh disini?" ashel memandangi kota kelahirannya dari atas sebuah gedung bersama dengan teman masa kecilnya.

"Kita waktu itu masih sd, kamu inget gak? Disana kalau habis hujan selalu ada pelangi diatas bangunan itu, dan kamu bilang bakal manjat itu dan ambilin pelanginya buat aku, inget?" lanjut ashel membuka kenangan lamanya.

"Tapi yang paling lucu waktu kamu tersesat waktu mau kesana terus merengek seperti anak bayi minta pulang...!" tambahnya sambil menikmati pemandangan sore hari itu.

"Ummm... She... Shel..!!!" ucap teman sekolah prianya yang berdiri disampingnya memanggil dengan cukup ragu pada awalannya.



"Hmmm... Apa!?" ashel menoleh kearahnya

"AKU... AKU MAU... KAMU JADI PACAR AKU!" pria itu mengungkapkan isi hatinya pada ashel dengan pemandangan matahari terbenam didepan mereka.

"Uh... EHHH!? A~APA!?" ashel juga kaget dengan pernyataan cinta yang spontan dari teman sekolahnya itu kepadanya.

"A... Ahh... Maaf! Maaf udah bilang sesuatu yang aneh mendadak gini! Lupain aja, shel!" pria itu berpaling dan berusaha pergi meninggalkan ashel.

"Eh, tunggu!! TUNGGU AKU BILANG, SHAN!!" ashel menarik jaket yang dikenakan pria itu hingga membuatnya sedikit tertarik kebelakang karenanya. Ashel tipikal cewek yang memiliki tenaga kuat juga karena rajin berolahraga.

"Ihhh... Kenapa kamu pergi cepet-cepet gitu sih? Seenggaknya tunggu sampe kamu denger respon aku gimana..."

"I~iyah... Aku... aku mau pacaran sama kamu, shan! Aku senang bisa jadi pacar kamu...!" ashel tersenyum menjawab pertanyaan shandy yang diungkapkan kepadanya beberapa saat lalu.

Reaksi shandy diluar dugaan, seperti tidak percaya dan membuatnya gugup sesaat, "I... Ye..."

"Ye?" ashel bingung melihat reaksi shandy.

"OOOOOOOOOHHHH!!! YESSSSSSSSSSSSSSSSSS!!" shandy rupanya meledak dan melontarkan semua perasaannya keluar dengan berteriak keras.

"Dasar... Udah ngapain teriak gitu...!" ashel tersipu melihat pacar barunya itu, ashel tahu bahwa dia baru saja memberikan suatu jawaban yang dinantikan oleh shandy dan wajar reaksinya sangat bahagia seperti sekarang.

[Setelah mereka resmi menjadi sepasang kekasih, shandy dan ashel melanjutkan perjalanan mereka untuk pulang. Shandy tentu dengan senang hati mengantar sang kekasih pulang kembali kerumahnya dengan berjalan kaki yang tidak jauh dari tempat mereka berada sekarang. Ashel menyambung tangan shandy dan menggenggamnya sambil berjalan bersama.]

"Nah... Shan, kita udah nyampe nih... Rasanya cepet aja sampe sini dari biasanya..."

"Iya shel! Aku juga seneng kita... bisa gandengan tangan waktu nganter kamu pulang... Hahaha..." shandy yang masih cukup canggung dengan hari pertama mereka resmi berpacaran.

"Hahaha... Kalo gitu, s~sampe besok ya shel..." shandy bingung harus berkata apa kepadanya.

"Ummm... Shel..." shandy kembali memanggil ashel ketika sudah berbalik badan dan ashel akan masuk kedalam dengan membuka pagar rumahnya.

"Eh! apah!?" ashel menoleh kearah shandy.

"Anu... boleh... boleh aku cium kamu gak?" jawabnya dengan perasaan deg-degan.

"EH!?" ashel juga cukup terkejut dengan permintaan kekasih barunya itu.

"E~emmm... G~gak masalah kalo kamu gak mau kok!" balas shandy membuang wajahnya cukup malu mengatakan itu kepada ashel yang baru saja dipacarinya.

"A~aku gak papa kok! J~jadi... ayo kita lakukan!!" ashel juga terkejut pikirannya dan mulutnya bergerak sendiri.

"O~oke... A~ku... cium yah?" ucap shandy mendekat dan memegang bahu ashel.

"O~oke...!" ashel pun tak kalah gugupnya dan tiba-tiba memejamkan matanya seolah tahu apa yang harus dilakukan.

Bibir mereka saling mendekat centi demi centi sampai akhirnya ciuman pertama sebagai sepasang kekasih berhasil mereka lakukan.

"Chuuuuuuuuuuuuuuuuu..." bibir shandy dan ashel berpagutan dengan irama yang buruk karena kegugupan yang dirasakan oleh mereka berdua.

"Pwaaaaaahhh!!" shandy menarik bibirnya lepas dari bibir ashel.

"M~maaf... ya..."

"E~enggak apa-apa..! Aku juga maaf... Hahah..."

Keduanya tertawa canggung bersama tanpa menyadari dari balik kamar saudara ashel tersenyum dari lantai 2 rumahnya sedang mengintip mereka yang berciuman.

Shandy kemudian pergi dan ashel masuk kedalam rumahnya.

Cklek...

"Hai shel..." ucap saudaranya memanggil ketika turun dari tangga lantai 2 rumah mereka.

"...!!! Oh... Hai kak alif..." ashel terkejut dengan kedatangan sang kakak dengan tiba-tiba.

[Alif dan ashel memang beda setaun saja dari segi umur. Mereka bukanlah saudara kandung dikarenakan ibu ashel yang sudah bercerai kemudian menikah kembali dengan ayah alif. Berbeda dengan ashel yang rajin bersekolah, alif tidaklah suka belajar apalagi bersekolah. Dirinya hanya menghabiskan waktu untuk menjadi konten kreator dimasa digital sekarang ini.]



"Kamu telat pulang hari ini?" tanya alif menyeka rambutnya karena terlihat masih basah baru selesai mandi.

"Oh... Tadi aku lupa waktu pas lagi ngomong-ngomong sama shandy pulang sekolah..." balas ashel membuka sepatunya dan meletakkannya didalam rak sepatu kemudian bergegas masuk kedalam.

"Oke deh... Oh iya, pas banget. Ibu baru aja kelar masak..." lanjut alif.

"Aku mau ngerjain pr dulu, jadi aku makan nanti aja. Bilangin sama ibu yah, bisa kan?" ashel naik menuju kamarnya yang tepat berada disebelah kamar alif.

"Oke..." balas alif sambil menatap ashel yang berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Samar-samar terlihat celana dalamnya yang berwarna putih milik ashel dibalik rok seragam sekolahnya ketika semakin berjalan menaiki tangganya dan ashel tidak menyadari alif menatapnya saat itu.

Setelah masuk kedalam kamarnya, ashel terdiam sejenak bersandar dibalik pintu kamarnya.

"Bodoh... Bodoh... Kenapa... aku malah julurin lidah aku didalam mulutnya ketika berciuman pertama kali... Ketauan gak ya aku demen hal-hal gitu? Shandy pasti kaget mengetahuinya..." gumam ashel merasa lepas kendali atas kejadian ciuman pertama mereka itu.

"Aduh... Gara-gara mikirinnya... aku jadi kebelet kan sekarang..." ashel dengan wajah memerah merasakan kedutan pada memeknya karena memikirkan hal-hal yang tidak seharusnya dia pikirkan saat itu.

"Alif sama ibu pasti sedang makan sekarang..." ashel berjalan menuju kamar alif dan mencari laptop bersama yang tergeletak diatas meja belajar milik alif.

Ashel menyalakan laptopnya dan mencari file yang baru-baru ini diam-diam dia download. "Nah... Ada kesempatan buat nonton sebentar..." ashel kemudian mengambil headsetnya dan menghubungkan kabelnya pada port jack laptop miliknya kemudian membuka file yang dia simpan.

Ashel perlahan duduk diatas sofanya kemudian memakai headset yang sudah disiapkan sebelumnya pada kedua telinganya. Ashel membuka pakaiannya, dadanya yang cukup membusung pertanda dirinya sedikit lagi beranjak dewasa, tak lupa celana dalamnya juga ikut dia turunkan sambil mengangkang sedikit. "Aku belum melakukannya minggu ini dan sekarang aku mulai basah..."



Tangan ashel bergerak menuju memeknya dan mengelus permukaan memeknya yang cukup basah oleh keringat dan juga lendir yang keluar dari dalam memeknya sendiri. Kedutan pada memeknya yang tiba-tiba karena efek berciuman pertama kali dengan shandy sebagai sepasang kekasih, membuatnya tidak bisa menahan hasratnya saat ini untuk menonton film dewasa yang dia download. Ashel memang tidak perawan semenjak pertama kali dia mengenal vibrator dan juga film porno yang ditontonnya bersama teman-teman sekolahnya. Meskipun perawannya robek bukan karena perbuatan seorang pria, dirinya masih bisa dianggap sebagai seorang perawan dalam segi psikologi.

"Nnn! Mmmphh! Nnn! Aaah! Mmmm! Mmmm! Mmmhhh!" ashel memperagakan adegan yang dia tontonnya saat itu, sang aktris mendapat kocokan pada memeknya, putingnya disedot-sedot oleh pemeran pria. Ashel berhasil meniru semua gerakan itu seorang diri dengan menggunakan tangannya sesekali. Kemudian ashel memilin-milin puting setelah mendengar dialog yang masuk lewat headsetnya.

[Aku... gak tahan lagi mas... Aku mau kontolmu... didalam memek aku!]

[Kamu memang istri binal yah... Baiklah, mas bakal kasih apa yang kamu mau...]

"A~akuuuuuuuu... juga mauuuuuuuuuuu... Aaaaahhh... Enaaaaaakkkk... Ah! Mmmm!" ashel mendesah mendengar dialog kedua pasangan itu. Dirinya mulai memencet putingnya semakin keras dan jari lainnya mengocok memeknya dengan cepat.

Crop...Crop...Crop...Crop...Crop...Crop...

Crop...Crop...Crop...Crop...Crop...Crop...

"Haaah... Nnnn! Mmmm! L... lagiiiiii..." ashel membayangkan bahwa aktris itu adalah dirinya yang sedang disetubuhi oleh suaminya a.k.a dalam pikirannya shandy yang sedang menyutubuhinya.

Ashel mengambil vibrator miliknya yang berbentuk telur itu dan memasukkan kedalam lubang memeknya.

Bzzzzzz... Bzzzzzz... Bzzzzzz...

"Nnn! Nnnh! Aah! Ah! Haaa! Nuuuuuhhh!" ashel juga mencoba memasukkan jarinya kedalam lubang anus miliknya.

Bzzzzzz... Bzzzzzz... Bzzzzzz...

Crop...Crop...Crop...Crop...Crop...Crop...

"Ahhh! Ah! Bzzzzzz... Aaah! Bzzzzzz... Aaaah... K~kelll... luarrrrrrr...!!" desah ashel menyentil klitoris miliknya dan membuat tubuhnya bergetar hebat dalam posisi duduk itu.

"Aaah! Hyaaaaaah!"

Crrrrrtttt... Crrrrrtttt... Crrrrrtttt...

In-Shot-20230210-052350960.gif


Vibrator ashel terdorong lepas bersamaan dengan orgasmenya yang seperti air mancur. "Haah... Hah... Haaa... Aku... A~aku senang sekali... masturbasi... tapi aku rasa berhubungan intim terasa jauh lebih enak kayaknya... Mungkin shandy adalah jawaban untukku... Aku harus cepat mengungkapkannya dan aku harap dia tidak berpikir aneh-aneh tentang diriku karena menyukai hal ini..."

[Satu minggu kemudian...]

Ashel seperti biasa bergosip dengan teman-temannya didalam kelas.

"Pagiiiiiiii, shel..." panggil temannya ketika memasuki ruang kelas.



"Pagiiii, christy..." balas ashel kepada nya.

"Eh itu... Dia kenapa belajar sendirian?" tanya christy menunjuk kearah shandy yang duduk paling belakang barisan meja didekat jendela kelas.

"Oh itu... Semester ini rankingnya selalu jelek, kapan hari dia pernah bilang kalo dia mau satu kampus nanti sama si ashel..." balas temannya yang lain.

"Hahaha... jadi begitu rupanya? naksir ashel dong?" godanya kepada ashel disampingnya.

"Ehhhhhhhh!!?" ashel tampak terkejut karena mengetahui itu dari temannya.

"Eh ty... Sini deh, mau aku bisikin sesuatu?"

"Apa? Apa?" christy mendekatkan telinganya.

"EEEEEEEEEEEEHH!! UDAH DONG!" ashel tampak malu ketika teman-temannya menggodanya.

Christy mendapat bisikan oleh teman ashel itu, "Ashel bilang sama si shandy kalo dia bakal ngasih perawannya kalo shandy dapet nilai rata-rata cukup disemua mata pelajaran sewaktu ujian sekolah berikutnya..."

"WHAAAAAAAAAAATTT!? Weh... weh... weh... Berani juga kamu ya shel..." christy menggodanya tidak percaya bahwa ashel berani melakukan taruhan seperti itu...

"Ya gak heran makanya dia mendadak rajin begitu... Cowok emang makhluk menyedihkan ya... eh tapi... kamu juga cari masalah, shel..." lanjut christy.

"Eh? Kenapa? Kok bisa?" balas ashel sambil memangku tangannya dan menjepit toketnya agar terlihat lebih besar dibalik kardigan yang dipakainya hari itu.

"Karena... Kamu emang bakat bawaan... Liat aja musek banget kan, itu belum badannya yang bikin cowo ngaceng... Makanya shandy gak bisa nolak ashel kalo ashel sendiri memang tertarik sama gituan... Hahahah" christy mentertawakan ashel

"Iiiiiiiihhhh!? ENGGAK LAH YAAAAAAA!!!" ashel berusaha membantah pernyataan christy itu didepannya.

"Apaan... Jangan boong deh, ngaku aja... Hihihihih!!!"

"Iiiiiihhh... Awas kamu yahh! ashel dengan suara khasnya yang agak cempreng itu membuat teman-temannya tertawa lepas mendengar dan melihat ekspresinya.

Sepulang sekolah, ashel mengajak shandy belajar didalam rumahnya setelah meminta ijin kepada ibunya yang sedang ada arisan sampai malam.

"Hwaaaaaaaahhh... Aku capek, shel..." shandy cukup mengantuk karena belajar sepanjang hari didalam kelas dan juga rumah ashel.

"Udahan aja belajarnya, shan... Kamu minum kopi udah berapa gelas? Jangan kebanyakan gitu ih, gak bagus buat kamu..." ashel cukup mengkhawatirkan kekasihnya yang terlalu over dalam belajar itu.

"Uuuuhhh... Maaf deh, tapi aku minta segelas lagi boleh shel?" ucapnya sambil menyerahkan cangkir kopinya pada ashel.

Ashel mengambil gelas yang diberikan shandy kepadanya setelah itu, "Brukkk..." shandy tertidur tepat didepan ashel.

"!!! (Mungkin... kalo aku kasih syarat aku akan memberikan perawanku kepadanya kalo dia dapet nilai cukup bagus itu terlalu berat baginya... Aku harusnya tahu kemampuan seseorang dalam menggunakan otaknya... Haaah... Mungkin benar aku yang mencari masalah... Aku bermaksud untuk membatasi masturbasi sampai kita selesai ujian nanti, tapi ini berat juga bagiku yang mulai terbiasa menikmati masturbasi...)"

"(Mungkin sebentar saja... Aku akan menyentuhnya sedikit... Ini bukan masturbasi selama aku tidak orgasme, kan? Aku belum bermain dengan klitorisku beberapa hari ini... Ahh... rasanya enak banget... sambil mandangin pacar aku sendiri didepan aku... rasanya kayak jarinya dia yang ngebantu aku masturbasi... hmmmpph...)" ashel mengangkang didepan shandy yang tertidur dan menggesek klitorisnya.

Cklek... pintu kamar ashel terbuka dan siapa lagi didalam rumahnya selain alif yang berada disebelah kamarnya. Ashel dipergoki alif sedang masturbasi didepan shandy.

"Ehhh! Kak alif gak diajarin ketok pintu dulu apa? (apa dia ngeliat aku ngapain barusan?)" ashel dengan cepat menutup kakinya dan berusaha tidak terlihat sedang bertingkah aneh.

"Ayolah, shel... Kamu kan saudara sendiri, apa itu penting sekarang?"

"... A~apa yang kak alif mau?"

Alif berjalan dan duduk disebelah tempat ashel duduk, "Tadi aku liat sepatunya shandy di depan. Aku rasa perlu untuk berbincang sebentar dengannya. Ternyata dia ketiduran disini? Aku rasa belajar gak cocok buat dia. Yah biarin lah, jangan dibangunin... Jadi... kalian berdua pacaran?"

"EH? K~kok... kak alif bisa tahu?"

"Aku denger dari christy, rumah dia kan deket dari sini... Aku juga ingin mendengarnya langsung darimu sendiri..."

"I~itu... bukan urusan kak alif..."

"Semenjak pacaran kamu selalu cuek sama kakak yah sekarang...! Omong-omong, shel... Tete kamu benar-benar mulai keliatan berisi yah akhir-akhir ini, kamu sadar?" alif yang lebih tinggi dari ashel menatap kearah toket ashel yang menyembul didepannya persis.

"...!? I~itu... gak lucu sama sekali... Berapa lama kak alif mau disini? Kak alif ngeganggu belajar aku aja, pergi deh ih...!!!" ashel dengan wajah merah padam mencoba membalas alif.

"Iya... Iya... sabar dong! Kan sebagai kakak tiri kamu, tentu saja aku hanya mengkhawatirkanmu... Apa kamu sudah... membiarkan shandy meremas tete kamu ini?" alif dengan sengaja meremas toket kanan ashel dengan gemasnya.

"Lihat... Cukup besar juga sampe puting kamu menonjol begini, karena kamu mungkin sengaja gak pake beha. Aku bisa ngeliatnya tegang dibalik bajumu ini... Kalo ngerasain puting kamu kenceng begini, kamu keliatan sexy deh, shel!" alif memainkan dan menyentil puting ashel dengan jarinya.

"K~kakkk... Udah... Stop... Kak alif memaksa masuk kesini tanpa permisi... Apa kak alif gak nyadar diri!? Keluar sana ihhh...!!" meski ashel menyuruh alif pergi tapi dirinya hanya diam tidak menampik tangan alif untuk segera berhenti memainkan putingnya.

"Tapi kamu sendiri selalu masuk kamarku tanpa ijin, bukan? Kamu pikir aku gak tahu? Koleksi bokep milikku sudah aku atur tempatnya, bukan? Sewaktu aku nyalain laptop, aku lihat ada film yang tidak masuk dalam koleksi milikku sama sekali. Aku langsung sadar, kamu sering pake laptop itu buat nonton bokep kan? Tapi kamu cukup bodoh dengan tidak menghapus history data yang terbuka didalam file explorernya. Jadi aku tahu betapa nakalnya dirimu..." alif mendorong tubuh ashel menyandar pada tembok kemudian alif dengan cepat membungkam mulut ashel dengan ciumannya.

"Mmmmh! Mphhh! Mmmm! Nmmm! Mmmm!" ashel dipaksa berciuman dengan kakak tirinya itu.

"Slrppp... Sluuuurrpp... Slrrrrrrppp... (Dia... dia memasukkan lidahnya kedalam mulutku...)"

"Nhahhh... Mmmm! Slurrrppp... (Ini... tidak seperti ciuman shandy sebelumnya... E... enggakkk...)" ashel merasakan alif mulai memberinya french kiss sambil meremas toketnya. Alif tidak melepaskan ashel begitu saja dengan merangkulnya dan terus memaksanya bercumbu dengannya hingga membuat dirinya terbaring diatas lantai.

"(E~enggak mungkin... Kita berdua bukan saudara kandung, tapi... ini...) Hah! Haa! Haaah! J~jangan kak... Please ihh! Shandy bisa bangun!" ashel melihat alif mulai mendekatkan jari tangannya pada tubuh bawahnya dan celakanya klitoris ashel ikut terangsang karena ciuman barusan. Celana dalamnya terlihat sedikit ada yang menonjol yaitu klitorisnya.

"Nnnn! Uuuuuhhh! Fuuuuuuuh!" Alif perlahan mendekatkan satu jarinya menuju klitoris ashel dan menggelitiknya membuat ashel tak kuat menahan desahannya.

"Sepertinya dia tidak kuat untuk bangun, keliatannya capek banget tuh gara-gara kamu paksa belajar. Hmmm, kamu mulai basah cuma hanya sedikit diremas dan berciuman saja nunjukin kalo kamu benar-benar nakal yah..."

"A~aku... aku benar-benar tidak percaya kak alif akan berkata sesuatu seperti ini... Kakak beneran bajingan! Mmmmm! Nhhhhh! Yaaaaaaaaah!" ashel berusaha membuang wajahnya ketika alif mendekatinya kembali dan memaksanya bercumbu dengan memainkan lidahnya didalam mulut ashel.

"(A~aku tidak ingin melakukan ini, tapi... ciumannya... terasa... sangat nikmat! Aku... ini sangat memalukan... kenapa aku tidak bisa melawannya?) Eeeeh... Nhaaah... Aaaaah..." ashel perlahan ikut memagut dan membiarkan lidahnya ditarik-tarik oleh alif. Alif yang tidak sabaran kemudian membuka pakaian ashel kemudian menunjukkan kedua gunung kembarnya yang bergerak bebas setelah pakaiannya lepas.

"Itu cara cowok sejati mencium seorang gadis, cukup berbeda dari yang kemarin kamu rasakan dari si shandy, bukan?" alif perlahan menggeser celana dalam ashel menyamping dan mengincar klitorisnya yang menonjol karena rangsangan tubuhnya yang menikmati sentuhan dari alif.

Alif memasukkan jari tengahnya kedalam lubang memek ashel kemudian perlahan mengocoknya, tubuh ashel secara instan membalasnya dengan mengeluarkan reaksi seperti yang biasa dia lakukan saat masturbasi sendirian. "Ahhh! Haah! Jangan kak! Ah! Mm! Mmn! Eekhh! Hhhn! Hghhh! Hff!"

Slop...Slop...Slop...Slop...Slop...Slop...

Slop...Slop...Slop...Slop...Slop...Slop...

Slop...Slop...Slop...Slop...Slop...Slop...

"(Jarinya yang besar dan juga kasar... masuk kedalam vagina aku... Kak alif... dia mengaduk-aduk bagian dalamku... I~ini tidaklah benar... Aku harus melawannya dan pergi darinya... tapi... rasanya nikmat banget tidak seperti yang biasa aku lakukan sendiri... terutama ketika kak alif meraba sesuatu didalam sana yang membuat tubuhku bergetar karenanya...) Ahhh! Jangannn... disana... jangan kak..."

"(Ini salah... Aku... pacarnya shandy... Aku seharusnya tidak membiarkan cowok lain membuatku terangsang... tapi aku sudah menahannya cukup lama... Ini enak bangeeeet! Aku... mau keluar...!)"

Alif menyedot dan menjilati puting ashel yang terbaring diatas lantai dan terus mengocok memeknya dengan jari tengahnya dibantu jempolnya menggelitik klitorisnya hingga membuat ada sesuatu dalam dirinya yang ingin meledak karenanya. "Ahh! Haaah! Akhhh! Uuuhhh! Nuuuuuuhh! Mmmmm! Nnnn! Hnnnn! Aahhnnnnn!"

Ashel tidak tahan lagi dan akan orgasme, jari-jari alif kemudian berhenti mendadak dan ditariknya. Ashel yang seketika menatap alif karena menghentikan kegiatannya dengan wajah memerah seperti kehilangan sesuatu...

"Bagaimana? Gak enak bukan batal orgasme? Ini hukuman untukmu, shel! Wanita tercipta untuk memuaskan pria... tapi kalo kamu tidak membuat mereka sadar akan hal itu, mereka akan berpikir ini hanya sesuatu yang alamiah bagi pria untuk kesenangan mereka sendiri..." alif menunjukkan jari-jarinya yang basah pada ashel karena cairan lengket yang menempel karena memek ashel bereaksi setelah lama tidak diberikan rangsangan meskipun lewat masturbasi.

"Jadi, kalo kamu ingin aku membuatmu orgasme, kamu harus puasin dan buat aku keluar duluan. Kamu sudah belajar banyak hal dari menonton video bokep bukan? Ayolah, buat aku enak dengan sepongin punya kakakmu ini..." alif membuka celananya dan mengeluarkan kontolnya dihadapan ashel yang berjongkok persis didepannya.

Ashel hanya menatap kontol alif yang cukup besar dan berurat dihadapannya itu. "(Glek... W~wow... Ini pertama kalinya aku melihat penis yang sebenarnya... Ukuran dan juga aromanya... mengagumkan...)" ashel bisa mencium aroma kejantanan pria keluar dari bawah sana. Ashel terdiam kaku menatap lurus kearah kontol alif yang sesekali berdenyut dan bergerak seperti memanggilnya didepannya saat itu, tubuhnya seperti bereaksi dengan sendirinya karena panggilan itu.

"(Aku... benar-benar akan memasukkan ini kedalam mulutku...? Ini terlihat menakutkan, tapi...)" ashel dengan ragu mendekatkan kepalanya dan mencoba menyepong kontol alif.

"(Wow... I~ini benar-benar keras... Ummm... Aku hanya perlu menggerakkan kepalaku seperti ini kan, dan...)" ashel membuka mulutnya dan memasukkan kepala kontol alif perlahan.

Ashel yang memang pertama kalinya menyepong kontol pria salah membenturkan giginya pada kontol alif dan membuatnya mengerang, "Awwwww... Hati-hati dong sama gigimu, shel! Aku rasa aku harus melatihmu dulu bagaimana cara menangani penis, huh?" alif menarik kembali kontolnya dimana kepalanya sudah separuh masuk kedalam mulut ashel dan kemudian menamparkannya pada pipi ashel.

Alif membimbing ashel dengan menarik kepalanya dan menyodorkan kontolnya untuk kembali masuk kedalam mulut ashel. "Buka agak lebar ketika itu sudah masuk didalam mulutmu dan hati-hati jangan sampe kena gigi dan setelah itu basahin sama liur kamu..."

"Mmmphhh... Slrrrpp... Slllrrrrppp..." ashel mengikuti arahan alif dan perlahan tubuhnya terbiasa dan bergerak dengan sendirinya. "(Aromanya ini... perlahan mengisi mulutku...)"

"Buka agak lebar lagi, setelah aku tarik keluar, aku akan masukinnya lagi sekaligus..." alif perlahan menarik keluar kontolnya dan memegangi kepala ashel sebelum menghentakkan kontolnya sekaligus hingga membuat ashel tersedak karena dipaksa melakukan deepthroat pertama kalinya.

"Gimana? Tenggorokanmu berkontraksi dengan sendirinya? Rasanya udah kayak otot vagina sekarang...!"

"Mmmbbhhh!!! Uugggh! Eeeeekkh! Mmmphhh! (Tangannya dan juga penisnya membuat kepalaku terpaku tanpa bisa bergerak... A~aku... tidak bisa bernafas dengan benar... tapi... itu membuatnya makin terasa nikmat... Aku bisa-bisa keluar cuma diginiin...)" tubuh ashel bergetar pertama kalinya deepthroat, tubuh bagian bawahnya bergerak tak tentu arah kemudian ashel menekan tubuh bagian bawahnya dan menembakkan orgasmenya.

Crrrrrrttt... Crrrrrrttt... Crrrrrrttt...

Crrrrrrttt... Crrrrrrttt... Crrrrrrttt...

Ashel orgasme dan membasahi lantai kamarnya.

"Apa-apaan ini? Aku berusaha mengajarimu dan kamu tidak bereaksi apa-apa! Terserahlah, aku akan ngelakuin apapun yang ingin aku mau juga kalo gitu..." alif menekan kepala ashel dan memaksanya menyepongnya lagi.

"HHHNN! MMMMPH! UGHHH! EEEEKKKK! MMMMMH! HNNNMMM! (Dia kelewat kasar... Aku... kesulitan bernafas karena penisnya... Pria lain... memakai diriku untuk kesenangannya sendiri didepan pacarku...)" ashel yang berusaha bernafas memukul kaki alif dan juga menendang lantai untuk segera dilepaskan.

Alif terlalu senang mengerjai adiknya itu, alif memutuskan untuk mempercepat genjotannya pada mulut ashel dan akan ejakulasi didalamnya. "UUUUUHHH... AKU KELUARIN DIDALAM MULUT KAMU YAH SHELLLLL...!!!"

PLOK...PLOK...PLOK...PLOK...PLOK...PLOK...

PLOK...PLOK...PLOK...PLOK...PLOK...PLOK...

"OHOKKK... OHOOOOOKK... MMMM... MMMMMPPHH... UUUUUUUUHHH..." ashel meremas kulit paha alif memintanya melepaskan dirinya karena kesulitan bernafas ditambah alif yang mulai mempercepat genjotannya, ashel meresakan denyuta yang tidak biasa pada mulutnya.

CRRRRRROOOTTTT...

CRRRRRROOOTTTT...

CRRRRRROOOTTTT...

Ashel dipaksa meminum sperma alif meskipun dirinya berusaha mendorong tubuh alif akan tetapi karena alif memegangi kepalanya, ashel harus merasakan hal itu untuk pertama kalinya. "Hmmmmphhhh... Hhmmmmmmmpppphhhh... (Aku... menelan... sperma kak alif... aku... tidak menyangka itu sangatlah kental...)"

"Mmmm... Uugghhh... Pwaaaaahh... Glekkk..." ashel menelan sperma alif agar tidak tersedak disaat bersamaan alif menarik lepas kontolnya dari mulut ashel. Ashel yang membuka mulutnya memperlihatkan banyaknya sperma alif yang tumpah didalam mulutnya.

"Baiklah... Aku rasa kamu sudah melewati tes ini sekarang... Sekarang, merangkak dengan kedua tangan dan juga kedua lututmu dan memohon... Kalo kamu melakukannya dengan cukup baik, aku akan mempertimbangkan untuk menidurimu saat itu juga." alif berdiri dan menyilangkan kedua lengannya dan berdiri dihadapan ashel yang berada dibawahnya persis.

"Uhukk... Uhukk... O~okeeee..." ashel memegangi tangannya merasa ragu dengan apa yang didengarnya barusan dan memutuskan mengikuti perintah alif padanya.

Ashel menungging perlahan dan memutar tubuhnya menunjukkan pantatnya kearah alif. "P~pleaseeee... M~masukin..." dengan malu-malu ashel memainkan otot tubuh bawahnya untuk menarik perhatian alif.

"O~oh iya... dan... pastikan kak alif pake k~kondom yah... A~aku punya beberapa kondom didalam casing ponselku..." ucap ashel tak disangka diusianya sekarang ashel cukup mahir tentang semua hal yang berhubungan dengan seks. Bahkan kondom yang dia miliki adalah pemberian kakak seniornya yang sudah masuk perguruan tinggi.

Alif mencari ponsel ashel dan membukanya, ternyata benar ashel menyimpan sebuah kondom didalamnya ketika alif mencarinya. "Boleh juga kamu, shel. Mikirin sampe segitu jauhnya padahal kamu belum menikah. Itu membuatku merasa lebih baik karenanya... (Dasar... Yah kurasa dia memiliki beberapa alasan kenapa dirinya memiliki ini, terserahlah setidaknya aku bisa menyetubuhinya untuk pertama kalinya sebagai "saudara"nya.)" alif mengeluarkan kondom itu dan memegangnya.

Alif mengeluarkan ponselnya dan merekamnya ketika memakai kondom dan menggesekkannya diantara pantat ashel yang menungging didepannya. "Sorry ya, shan... Tapi biarkan aku mengambil perawannya terlebih dahulu..."

"(M~maafin aku, shan... Aku... hanya tidak bisa menghentikan diriku sendiri... Tapi... jangan khawatir, meskipun aku tidak bisa memberikanmu milikku untuk pertama kalinya... tapi... kamu lah satu-satunya untukku...)"

"Aku masukin sekarang yah, shel!!!" alif bersiap menekan kontolnya yang tepat didepan lubang memek ashel untuk masuk kedalamnya.

Alif mendorong kontolnya perlahan...

"Hyaaaaahhh! Ah... Nnn... Uuggghhh... (Itu... masuk...? Rasanya... lebih panas dari sebelumnya...)" mata ashel terbelalak merasakan pertama kalinya dirinya merasakan kontol asli masuk kedalam memeknya.

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Alif mengarahkan kamera ponselnya tepat diantara bongkahan pantat ashel ketika satu tangannya meremas pantat ashel dan membukanya sedikit untuk memperlihatkan lubang anusnya. "Wah, vagina kamu bisa menelan masuk semua penisku. Mantap dan juga rapat yah... Aku bisa ngerasain gundukan didalam sini setiap kali aku mencoba menariknya... dan juga sensasi memaksa otot vagina kamu untuk membuka lebar ketika aku memasukkannya lebih dalam... gak ada yang bisa ngalahinnya...!"

"(Uhhh... Penisnya yang besar dan keras itu menggesek didalam vaginaku setiap kali dia bergerak... Seks... rasanya benar-benar menakjubkan!)" ashel terus berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya dengan bertumpu pada telapak tangan dan juga lututnya ketika alif menggenjotnya dengan kencang.

"PLAK!!!" alif menampar pantat ashel dengan keras.

"Aaaaaah..."

"Kamu suka diginiin, kan?" alif melanjutkan tamparannya dan membuat pantat ashel memerah karenanya.

PLAK... PLAK...

PLAK... PLAK...

"Aaaahh... S~stoooooop... K~kalau kak alif... membuat suara yang keras, nanti shandy bakal bangun..." ashel cukup mengerti suara tamparan alif sangat keras dan bisa membuat suara yang terdengar tanpa sengaja oleh shandy yang tidur disamping mereka.

"Uppsss... Sorry deh... Pantat kamu seksi sih, shel... Aku senang memiliki saudara tiri yang sangat perhatian sama pacarnya..." ucap alif sambil terus merekam tubuh indah ashel dalam ponselnya.

"Kamu tahu, desahanmu lebih keras dari suara ketika aku menampar pantatmu loh... Aku tahu seberapa mesumnya dirimu... Kamu sebenarnya ingin seseorang untuk melihat betapa kotornya dirimu, bukan?"

"B~bukan... A~aku... tidak se... seperti itu..."

"Oh iya, asal kamu tahu sebelum aku lupa... Aku sudah mengolesi cangkir yang ada didalam rak dapur dengan obat tidur... Aku tahu kamu bukan peminum kopi seperti shandy, jadi ini kesempatan bagus karena kamu sering mengajak shandy kemari dengan menggunakan alasan meminta ijin kepada ibu untuk belajar bersama tapi kamu punya niat lain bukan?"

"Bagaimana bisa kak alif...?"

"Lagipula ibu baru kembali nanti malam, mungkin agak larut juga, jadi bebasin aja kamu mendesah semau yang kamu mau, shel!" alif menarik lengan ashel kebelakang dan menahannya.

"Ooooooh... Haaah... Hah... Aaah... Hnghhhh... Aaaah... Ahhh..." ashel mendesah makin keras.

Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...

Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...

"Apa ini, shel? Kamu tadi nyuruh aku gak bersuara kenceng, tapi kamu sekarang mendesah seperti tidak ingin menyembunyikannya..."

"Maaf kalo aku bilang begini sementara kamu bersenang-senang menikmati genjotan dariku, tapi aku berbohong tentang obat tidur tadi. Kamu mungkin bisa saja membangunkan shandy ketika mendesah seperti "pelacur" seperti itu..."

"Ahh... Aah... Ah... Uuhh... Hnuuuuuuhhh!!! (G~gak mungkin bener kan?)" ashel terkejut dengan pernyataan alif kepadanya.

"Woahh! Kamu bener-bener lebih menjepit sekarang! Vaginamu benar-benar seperti menyedot penisku... Apa kamu mengerti sekarang bagaimana mesumnya dirimu sekarang?"

"Sebenarnya, obat tidur itu sungguhan... atau bukan? bagaimana menurutmu?"

"(Dia tahu semua rahasiaku... Dia juga memperlakukanku seperti mainan baginya...)"

"Vaginamu seperti mengejang sekarang, bikin aku mau keluar saja..."

"(Enggak... Aku bakal keluar didepan shandy... Tepat... didepan shandy... aku bakal...)"

"Ini rasain semprotan pertama buat kamu...!"

Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...

Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...

Crrrrrrooootttt...

Crrrrrrooootttt...

Crrrrrrooootttt...

Tubuh ashel yang bergetar menikmati kedutan kontol alif yang sedang ejakulasi didalam tubuhnya meski mengenakan kondom. Sensasi pertama baginya yang membuatnya menginginkan agar seandainya kondom itu tidak dipakai pasti perutnya sudah penuh dengan sperma hangat milik alif untuk pertama kalinya.

"Ngelihat bagaimana vagina kamu bergetar dalam kenikmatan, aku bisa bilang kalau kamu orgasme cukup banyak, bukan? Itu terasa masih menjepit penisku dan berusaha memeras spermaku keluar..." alif menarik lepas kontolnya keluar dari dalam memek ashel akan tetapi kondomnya tersangkut didalamnya.

"Hahaha... Vaginamu saking sempitnya bisa menjepit kondomnya dan sekarang menggantung disana... Oh iya, kita perlu bicara sepertinya dengan pacarmu si shandy..." alif mendorong tubuh ashel yang terbalik dengan kondom yang menggantung kearah wajahnya dan sperma alif turun perlahan mengenai wajah ashel.

"Hei shan... Pacarmu ini baru saja belajar memeras sperma cowok lain dengan vaginanya untuk pertama kalinya." ucap alif sambil merekam kegiatan mereka dan posisi ashel yang memalukan pada ponselnya.

"J~j... jangan... kak..." ashel mencoba menolaknya ketika alif mengarahkan kameranya pada saat mendorong ashel dan pantat dan punggungnya mengarah membentuk sudut 90 derajat.

"Hmmm... Ini benar-benar gak mau lepas yah?" alif menarik kondomnya yang tersangkut didalam memek ashel.

PLOP...

Alif berhasil menarik kondom itu keluar dan menunjukkan pada ashel dibawahnya. "Wah... wah... liat ini, shel! Kalo gak ada kondom ini, kamu pasti bakalan hamil nantinya..."

"Oohhh... V~vagina aku... (Vaginaku terus saja berdenyut... jadi ini rasanya seks itu...)"

Ashel yang merasakan kontol alif menggesek diantara lubang anus dan memeknya, membuat tubuhnya kembali bergetar dan otot-ototnya berdenyut. Kemudian alif membalik lubang kondom itu mengarah pada mulut ashel yang berada dibawahnya, lelehan sperma miliknya turun masuk kedalam mulut ashel. "Vaginamu masih saja berkedut, sepertinya kamu masih menginginkan penisku ini untuk masuk lagi kedalam vaginamu..."

"Benarkan? Ayo, katakan dengan jelas!" alif mendorong sisa sperma yang menempel pada memek ashel hingga semuanya tumpah didalam mulut ashel.





"Ahhh... Aaah... A~aaahu... haaaauuuuu!" balas ashel dengan mulutnya yang penuh sperma hingga ucapannya tidak begitu jelas terdengar.

"K~kita masih punya sisa kondom kan, jadi..." ashel melanjutkan omongannya setelah berhasil menelan ceceran sperma alif dan menutup wajahnya sedikit dari kamera ponsel alif.

"Iya aku tahu... Aku akan memakainya lagi..." alif mengambil satu bungkus kondom lagi dari dalam casing ponsel ashel.

"Oke, shel... Udah aku pasang... (Oke... Membuatnya berpikir aku sudah memasang kondom itu dan kemudian memaksanya berhubungan seks tanpa pengaman... Benar-bener membangkitkan gairahku akan fantasiku terhadap adik tiriku sendiri... Membayangkan dirinya aku hamili dan melahirkan anakku sebagai saudaranya membuatku sangat terangsang karenanya...)" alif tersenyum sambil melempar kondom itu kebelakang punggungnya dan berbohong kepada ashel yang menutupi wajahnya tidak menyadari alif berniat mempenetrasinya tanpa menggunakan kondom sama sekali.

"Aaah... Itu... Masuk lagiiiii... Uuuuuhhhh..." ashel melenguh ketika alif kembali memasukkan kontolnya kedalam memeknya.

"HNGGGGGGGGHHHHH...!!!" alif memaksakan dengan menekan seluruh batang kontolnya masuk.

"Ooooohhh... Huuuuuuuhhhh... (Ini... ini bahkan... lebih enak dari sebelumnya...)" ashel merasakan kenikmatan bercinta yang sesungguhnya ketika alif diam-diam mempenetrasinya tanpa kondom, kenikmatan kulit bertemu dengan kulit meski nanti ashel mengetahuinya bahwa sesungguhnya ashel menikmati diperkosa oleh kakak tirinya sendiri.

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...

Alif memegang kedua pergelangan kaki ashel dan menjaga postur ashel tetap menekuk ketika alif mulai menaikkan tempo genjotannya. "Kamu tahu, shel? Kalau shandy bangun sekarang, dia akan berada paling depan ketika melihat penisku keluar masuk kedalam vaginamu..."

"Aahhh... J~jangan... Kalau shandy... melihatku seperti ini... Ahhh... Hahhh... Nhhaaah... Haaaaa..."



"Apanya? Mulut atasmu dan juga mulut bawahmu ini terlihat berbicara berbeda satu sama lainnya... Aku akan memberimu hadiah karena mulut bawahmu ini yang sudah berkata jujur, kamu tahu penisku sangat senang mendapat servis dari vaginamu sekarang..." alif terus menusuk kontolnya kedalam memek ashel dan membuat ashel melolong menikmati kegelian didalam memeknya.

ezgif-com-gif-maker-18.gif


"Hnnnn! Nnnnn! Hnnnn! Hnghhhh! Haaaah! Ohh! Oooooh!! (Dia... dia mengaduk-aduk bagian dalam vaginaku... dengan penisnya...)"

"Rasanya kamu bakalan keluar lagi habis ini... Mungkin aku lebih baik menghentikan ini jadi pacarmu tidak melihat cowok lain membuat pacarnya orgasme karenanya, meski jika kamu tidak peduli sekali pun, aku bakal tetap menyetubuhimu sampai kamu keluar..."

"Aaaah... J~jangaaaaan... Kaaaaaak... (V~vaginaku... sudah diambang batasnya... Aku benar-benar ingin keluar... kalau dia berkata seperti itu...)" ashel memohon kepada alif.

"A~AKUUUU... E~ENGGAK PEDULIIIII... AKU GAK PEDULI KALAU SHANDY MELIHATKU... AKU HANYA INGIN KELUARRRRRRRRRRR...!!!" teriak ashel pada alif.

"BAIKLAH KALAU ITU MAU KAMU, SHEL! AKU AKAN BERIKAN APA YANG KAMU INGINKAN...!" alif membuka lubang anus ashel dengan kedua jempolnya ketika menggenjotnya.

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Alif menggenjot ashel dengan bersemangat dan tak sampai 10 menit berselang, alif mengerang pertanda dirinya akan ejakulasi. "Nngoooooooooohhhh!!! KELUAAAAAAAAARRRRR!!!" Alif menumbuk dengan sisa nafsunya kemudian menembakkan sperma yang tersisa didalam memek ashel.

Croooooooooottttttt...

Croooooooooottttttt...



"NHHHHHHHHHHHH...!!! S~SPERMA... KAK ALIF... HGHHHHHHHHHH... M~MASUK KEDALAM TUBUHKUUUU...!!!" ashel yang berada dibawah kaki alif dengan posisi terbalik itu melihat denyutan pada skrotum alif dan otot-otot disekitar tubuh bawah alif berkontraksi ketika ejakulasi. Ashel merasakan pertama kalinya dirinya merasakan hangatnya sperma pria didalam liang memeknya dan membuat perutnya merasa hangat dan tubuhnya merasakan kenikmatan yang tidak dirasakannya sebelumnya.

Alif menarik keluar kontolnya dari dalam memek ashel, "Fiuuuuuuuhhh... Mantap bener deh, shel...!!!" belum lama setelahnya, tubuh ashel kembali bergetar dan membuatnya menyemburkan cairan orgasmenya sekali lagi.

"Woaaaahhh! Kamu orgasme lagi yah, lihat cairan milikmu itu... Nyipratin ke lantai kamarmu dan juga sedikit ke meja...! Betapa seksinya vaginamu memberikan reaksi ketika pasangannya lepas dari dalam sana... Heheheheh!!!" alif terkekeh melihat reaksi tubuh ashel yang tidak bisa berbohong dari pikirannya.

"Ngeliat kamu sangat menikmatinya, kamu bakal sibuk membersihkan kamarmu dari sisa orgasmemu ini nantinya, jadi biar aku bantu kamu ngebersihin vaginamu..." alif menyeka memek ashel dengan tisu diatas meja.

Setelah puas mengerjai ashel, alif berdiri dan membetulkan celananya kemudian pergi meninggalkan ashel yang tergeletak diatas lantai.

"Gak nyangka bisa nidurin pacar cowok lain apalagi itu saudara sendiri rasanya bisa sangat menyenangkan seperti ini... Nunggu kesempatan seperti ini cukup berharga juga, sekarang aku bakal kembali ke kamar. Kalau kamu kesepian, kamu bisa datang ke kamarku kapanpun kamu mau..."

"Haaah... Hah... Heeeh... Aaaah... (S~shan... m~maafin aku... aku terlihat seperti cewek nakal...)" ashel yang terbaring diatas lantai mendongak keatas langit-langit berusaha mengatur nafasnya.

Satu jam kemudian...

"Uuuuuh... Ah, aku ketiduran? Eh? Buku tulisku basah?" ucap shandy sambil menyeka matanya yang lengket dan berat untuk terbuka.

"Eh... U~udah bangun shan? K~kamu masih mau belajar?" ucap ashel yang duduk didepannya sambil berpura-pura tidak terjadi apa-apa setelah membersihkan kamarnya yang sedikit berantakan karena ceceran cairan orgasmenya. Beruntung shandy bangun cukup lama sehingga ashel mempunyai waktu untuk membersihkan kamarnya.

bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd