Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Portraiture [My Erogeneous Zone] (Chapter.58+59 + Mulustrasi UPDATED 22 APRIL 2024, Chapter.60 on progress))

Karakter mana yang lebih cocok jadi personal assistant Jay untuk saat ini?

  • Kartika

  • Anin


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Happy New year, bro ....
Terus berkarya💪🏽💪🏽
 
[Jay muda yang berusia 17 tahun tidaklah senakal, setinggi, dan sekekar yang pembaca duga. Sebelum awal nakal hingga seperti sekarang, jay tumbuh dengan melihat kondisi keluarganya yang tidaklah utuh sedari kecil. Selain ibunya berselingkuh sampai menceraikan ayahnya dan meninggalkan mereka, sang ayah menjadi ikut melampiaskannya dengan menjalin hubungan terlarang dengan wanita yang bekerja di bar. Sering kali uang mereka dihabiskan oleh ayahnya, sehingga jay terpaksa memilih bekerja diusia muda sambil bersekolah...]

[Kali ini ayahku berhubungan dengan seorang wanita muda bernama Karina... Dia bule murni tidak seperti diriku, meskipun dia menarik dengan postur tinggi menjulang hampir 185 cm, berambut brunette meski "aset"nya tidak terlalu montok. Karina sering kali menjadi sumber sakit kepalaku karena ulahnya dirumah, apalagi ayahku ingin menikahinya dan menjadikannya ibu tiriku...]



"Jay? Apa yang kamu lakukan disini?" ucap karina yang sedang memeluk ayah jay memberikan ciuman selamat pagi itu kemudian dirinya duduk diatas sofa sambil membaca majalah.

"Oh iya... Jayyyyyy~~ Bawakan mama bir dan snack juga! Jangan lupa habis itu gosok kuku mama pakai nail polisher." perintahnya sambil menggerakkan pahanya santai.

"Enggak mau. Dengar yah, karina! Aku ada les tambahan setelah ini, jadi... Tunggu, apa kamu minum pagi-pagi begini?" jay mendesah kecewa dengan kebiasaan karina yang buruk itu.

"Jay! Kamu harus mulai panggil aku dengan sebutan mama!" bentak karina kepadanya sambil mengayunkan jari telunjuknya.

"Kita akan menjadi sebuah keluarga, jadi komunikasi antara ibu-anak itu lebih penting daripada belajar! Jadi mulai sekarang bawakan mama bir! Ayo kita bicara!" lanjutnya sambil memerintah jay untuk menurutinya.

"Jadi gitu, tapi yang bisa kamu lakukan cuma mengangkang dan mendesah setiap hari..." balas jay tak kalah pedasnya.

[Karina mengenakan tanktop tanpa bra dibaliknya. Jelas menunjukkan putingnya yang kontras ketika dia berdiri ketika akan mendekati jay. Jay yang mulai tertarik dengan lawan jenis, jelas saja kaget melihatnya dan tatapannya terus terpaku pada bagian tubuh wanita itu yang mana pandangan matanya sejajar dengan payudara karina dan karina yang lebih tinggi darinya menatapnya dengan menundukkan kepalanya.]

"Seorang anak yang memberontak kepada mamanya haruslah dihukum! Sekarang, jika ada sesuatu yang mau kamu katakan, cepat katakan!" karina terus mendekati jay hingga berjalan mundur membentur tembok dan menempelkan dadanya pada wajah jay yang lebih pendek darinya.

"Oh, sekarang kamu tidak mau bicara? Sekarang nikmati hari dengan hukuman dari mama lagi..." karina memperlakukannya seperti cara dia memperlakukan ayahnya ketika sedang horny.

[Beginilah keseharian kami... Karina mencoba menghentikanku untuk bersekolah, aku merasa hidup hampir seperti seorang budak sekarang. Kemudian, dia tidak selalu membantu pekerjaan rumah. Ketika dia pertama pindah kesini, dia terbiasa membantu dan berpartisipasi didalam lingkungan ibu-ibu PKK...]

Tetangga mereka mulai mencibir dengan kebiasaan karina yang bertolak belakang dengan lingkungan mereka.

"Orang asing yang baru datang kesini itu berpakaian seperti seorang pelacur meski tahu dia tunangan seseorang."

"Iyah, sungguh rendah selera berpakaiannya. Aku rasa jika dia hanya kesini untuk memancing para pria saja. Kita harus waspada ya, bu...! Kita harus memperhatikan suami-suami kita dan memastikan mereka tidak digoda olehnya!"

Sepulangnya dari berjalan-jalan disekitar rumah jay, karina merebahkan tubuhnya diatas sofa kemudian...

"Sial... Wanita-wanita tua disini sangat tidak sopan!! Mereka membuatku muak!" protes karina dan aku hanya bisa duduk diam mendengarkan ocehannya ketika sedang mengerjakan PR.

[Sekarang yang bisa dia ajak bicara hanya aku dan juga ayahku saja.]

"Mama sendiri belajar banyak hal jadi mama tidak ingin mengecewakan papamu, kamu tahu?"

"OH MY GOD! SEMUA YANG AKU LAKUKAN HANYA MEMBUATKU STRES SAJA! BENAR-BENAR BUANG WAKTU! AKU TIDAK MENGERTI DENGAN ORANG LOKAL SINI! KAMU DAN AYAHMU SAJA YANG MENGERTI APA YANG AKU BICARAKAN!" teriaknya dengan mengacak-acak rambutnya.

"(Yah, meski aku juga banyak yang ingin katakan, tapi... Fiuhhh... Pah, aku tahu papa baru saja pergi sejam yang lalu, tapi cepatlah pulang dan duduk dengerin dia ngoceh disini...)" jay menghela nafas mendengar protes ibu tirinya itu

"IT'S BULLSHIT. AND I'M NOT COMPLETELY SATISFIED WITH YOUR FATHER EITHER..!" ucapnya sambil meneguk bir kaleng ditangannya.

"Hei! Apa kita kehabisan bir sekarang? Jay! Beliin beberapa untuk mama. Nih uangnya!! Disini kamu udah legal beli minuman keras di minimarket bukan?" ucapnya sambil melambaikan beberapa lembar uang berwarna merah sambil bersantai diatas sofa.

Jay terpaksa menurutinya dan segera pergi membeli minuman yang biasa karina beli dengan berjalan kaki ke minimarket terdekat dan kembali pulang secepatnya karena cuaca hari itu sungguh terik.

"Omong-omong, ini pertama kalinya aku dengar dia tidak puas sama papa. Yah, aku rasa karena papa mulai sering mendapat tawaran pekerjaan menjadi tour guide sehingga mereka menjadi jarang bertemu dan menghabiskan waktu bersama. Dan juga, dia masih muda mungkin berbeda 6-7 tahun lebih tua dariku."

Sesampainya dirumah...

"Aku pulang..."

"Hmm? Aku rasa mama lagi tidur...

Drrrrrrttttt...Drrrrrrttttt...Drrrrrrttttt...

Drrrrrrttttt...Drrrrrrttttt...Drrrrrrttttt...

"Eh? Suara apa itu? Mah?"

"....." jay terbelalak melihat karina sedang tertidur diatas sofa tidak memakai celana dan sebuah dildo berputar menancap didalam vaginanya.



"A~A~A~Apa yang dia lakukan? Aaaa~apa itu sebuah vibrator? Apa dia menancapkannya dan tertidur seperti itu! A~apa yang harus aku lakukan saat ini? Aku tahu, aku harus menariknya keluar! Aku rasa itu tidak akan baik untuknya ketika menancap seperti itu!" jay mengulurkan tangannya untuk menarik dildo itu lepas dari vagina karina.

Drrrrrrttttt...Drrrrrrttttt...Drrrrrrttttt...



"Meski ini pemandangan indah untuk dilihat dari dekat... Tunggu, bagaimana caranya aku mencabutnya ketika itu bergerak dengan liarnya..."

Jay memberanikan dirinya makin mendekati vagina ibu tirinya itu, "Bagaimana caranya menghentikan ini? (sial... Dia bagus banget bulu kemaluannya, dasar bule rusia...)"

"O~oke... Aku akan menariknya! Lebih baik melakukannya perlahan jadi aku tidak membangunkannya..."

"Ooooh!" desahan karina terdengar ketika jay mencoba menarik dildonya

"Unnnnggggghhhhhhh... Sayaaaaaaaaang, teruuuuuusssss... pleaseeeeeeee..."

"(L...Lagi? Seperti ini?)" jay malah kembali menancapkannya lebih dalam seperti mengocoknya maju mundur.

"Oooooh!! Ahn! Ahn! Yessss... Sayaaaaaanggggg! Enaaaaaaaaakkkkk!! Yeah, teruuuuusssss! Fuck me harder! Stir it deep inside...!!!"

"Ha! A~Apa yang malah aku lakukan? bagaimanapun dia ibu tiriku! Bukan, belum lebih tepatnya. Ini tetaplah salah! Tapi ini... Namanya dildo?" jay berhasil menarik lepas dildo yang menancap pada vagina karina itu.

[Karena penasaran, jay membuka celananya dan mencoba membandingkannya dengan penis miliknya.]

"Punyaku kayaknya lebih besar? Kalah dong dildo ini?" ucap jay tanpa sadar karina sudah terbangun dihadapannya ketika dirinya membandingkan ukuran dildo itu dengan penisnya sendiri.

"Waaaaaaaa!!" jay terperanjat dan terjatuh diatas karpet tanpa sadar membangunkan karina dan melihat kearahnya dengan celana yang terbuka.

"Jay? Apa benar kontolmu ukurannya lebih besar daripada dildo milik mama?" karina menjilat dan memutar lidahnya disekitar bibirnya pertanda tertarik.

Jay yang malu bercampur kaget, "K~karina, sejak kapan kamu bangun..."

"Setelah menariknya kasar seperti itu, siapa juga yang tidak akan terbangun! Jangan khawatirkan itu, jay... Mama tertarik dengan kontolmu sekarang!" balasnya membuka seluruh tanktop dan hotpant yang dikenakannya.

"Eh? Mama ngapain?" ucap jay yang masih terduduk di karpet.

"Sekarang! Tunjukin sama mama!" karina berusaha menarik turun celana jay saking senangnya.

"Apaan sih? Gak mau!" jay mempertahankan celananya sekuat tenaga.

"Eh? Gak adil namanya kalo cuma kamu saja yang melihat punya mama. Jika kontol kamu bagus, lantas cepat tunjukkin ke mama!" perintah karina

"Itu salahmu untuk mengekspos dirimu sendiri didalam ruang tamu! Aah! Stop! Jangan coba lepasin celanaku!"

Jay muda tidaklah sekuat itu karena tubuh kurusnya sehingga karina dengan mudah mengalahkannya dan berhasil menarik turun celananya.



"Ohhh! Bagus! Ini besar juga untuk ukuran kamu!" karina dengan segera mencium kepala dan menjilati batang kontol jay.



"Jay, meskipun kamu anak suamiku, kontolmu ini ukurannya berbeda... Awww, jika saja ayahmu berukuran sebesar ini..."

"Jangan melantur sementara kamu menjilatinya! (Jay teringat perkataan karina sebelum pergi menuju ke minimarket)" balas jay

"(Oh jadi ini yang dia pikirkan...!)" jay melamun

Blessssss...

Dengan mendadak karina mempenetrasi kontol jay tanpa dia sadari saat melamun itu. Perjaka jay hari itu diambil paksa oleh calon ibu tirinya.

"Haa! Ahh! Ahh!"

"Tunggu, apa yang kamu lakukaaaan!" ucap jay muda yang belum mengerti tentang hal-hal yang berbau sex dan itu pertama kalinya dirinya merasakan kenikmatan memek seorang wanita.

"Fufufufu setelah semua kejadian ini, kamu tidak menunjukkan tanda-tanda penolakan. Kamu terlihat ingin, bukan? Ngelakuinnya sama mama... Selain itu, kita juga orang tua dan anak...! Kita memang tidak terhubung darah jadi jangan biarkan itu mengganggumu..."

"Tapi aku mengkhianati papaku sendiri..."

"Kamu hanya beralasan untuk kebaikan papamu yang jarang pulang..."

"Tapi aku... tidak pernah melakukan hal-hal seperti ini dengan seorang wanita...!"

"It's okay... Leave it to mama! I'll make you stop caring about stuff like that...!" balas karina singkat dengan mengambil alih kendali WOT dan terus menggoyangkan pinggulnya.



"Ah! Oh! Uah! Ah! Enaaaaaaak! Jay, kontolnya keras dan tebal. It's the best...!"

"Unngh! Aku gak tahan lagi... Rasanya ada yang mau keluar!"

"Hng? Kamu udah mau keluar?" karina mengetahui dengan denyutan batang kontol jay dan menariknya lepas sebelum jay mengeluarkan spermanya.



Crooooottttt... Crooooottttt... Crooooottttt...

Jay menembakkan semua spermanya ke segala penjuru tubuh karina, itu semua berkat karina yang paham dan tidak membiarkan jay mencoba menghamilinya untuk saat itu.

"Aha! You're cumming! You're cumming! Launching semen everywhere while your cock twitches. It's like a water fountain!" karina memeluk anak tirinya itu dan mengusap spermanya yang berhamburan pada pantat dan tubuhnya.

"Fufufufu... Jay, kamu memang masih muda! Kontolmu masih berdiri keras! Sekarang round 2 START!" karina kembali memasukkan kontol jay kedalam memeknya.

"Tunggu, tunggu, tunggu! Itu kepalanya masih berlumuran sperma, jadi kalo aku masukin lagi lalu percuma keluar diluar barusan!" ucap jay berusaha menghentikan karina

"Hmm? Mama hanya iseng menariknya keluar karena mama ingin melihat semprotan spermamu saja. Mama juga belum sepenuhnya puas! Kita masih tetap harus melanjutkannya..! Untuk kali ini, mama tidak akan membiarkan kamu menarik keluar sampai mama orgasme!"

"Ini periode aman, bukan? Aku kurang paham bagaimana, tapi ini periode aman bukan?" ucap jay mempertanyakan apakah karina sedang dalam masa subur atau tidak karena dia pernah membacanya dalam pelajaran biologi bahwa peluang kehamilannya meningkat pada waktu-waktu tertentu.

"Jangan khawatir dengan itu! Kamu sedarah dengan papa kamu, so it's no problem even if I get pregnant!" balas karina tertawa riang mendengar kemungkinan dirinya hamil oleh anak dari suaminya sendiri dan mulai menaiki kontol jay.



"Eeeeeeeeh? Tungguuuuuuuuu!"

"Ada satu cara jika kamu tidak ingin keluar didalam rahim mama, sekarang kamu harus cepat membuat mama orgasme!"

"Tapi...!" jay bingung harus bagaimana

"Titik lemah mama ada tepat didepan mata kamu. Kenapa kamu tidak coba menjamahnya? Try sucking those tits like a baby!" perintah karina menginginkan jay mengemut putingnya

"S~siapa yang mau melakukannya diusia seperti ini...! Ugh! (Ini tidak penting! Aku sudah tidak tahan lagi... Didalam situasi seperti ini, tubuh bagian bawahku rasanya enak sekali..! Aku tidak punya pilihan lain selain memuaskan dirinya dan cepat menyudahi posisi terjepit begini..!" jay menyerah dan mencoba menghisap puting karina.

"Oooh, jay! You're such a good little boy. Harder! Suck mama's nipples harder! I'm cumming! Jay! Let's cum together when we cum!"

"Hei... Kamu menjepitnya terlalu kencang! Aaaaaaaah! (Pah, maafin jay... Aku keluar didalam vagina wanita yang papa cintai sekarang...!)"

Croooootttt... Croooootttt... Croooootttt...

"Jay, kontolmu sungguh nikmat untuk ukuran bule kayak mama."

Jay terbaring lemas karena pengalaman pertamanya bercinta melawan karina yang memiliki jam terbang tinggi.

"Ahn... Tapi mama capek karena mama yang ngelakuin semuanya sendiri. Entotin mama dengan caramu sendiri sebentar, mama diam sebentar dulu..."

"Dasar bule gila!" dengan kondisi tersinggung jay mulai mencoba mempenetrasi karina dengan keterbatasan pengalamannya.



"Fufufu... So you love to get fraky too, right jay?"

"Diam! Kamu mabuk dan make aku seperti seorang budak setiap hari!" jay mencoba menggigit puting karina dan menjilatinya juga.

"Shhh... Kamu mulai keenakan dengan toket mama. Manisnyaaa!"

"Masa bodoh! Aku akan mengeluarkan semua stres harianku padamu!"

"Aaah! Yes, jay! Lebih kenceng...!"

Croooootttt... Croooootttt... Croooootttt...



Tubuh jay ambruk kelelahan diatas tubuh karina setelah 2 ronde dia lalui memuaskannya.

"Halo? Sayang? Apa kamu sudah sampai? Syukurlah... Yeah, gak banyak yang berubah disekitar sini. Aku sedang bersama jay sekarang. Jadi pekerjaanmu akan lebih lama setelah ini? Yah, it's fine. Tapi kalo kamu terlambat pulang, aku mungkin akan memiliki seorang bayi loh. Bukan, belum pasti udah hamil apa belum. Ini hanya intuisiku saja." karina dengan santainya berbicara dengan ayah jay seperti tidak ada apa-apa bahkan dia berbohong setelah membiarkan anak tirinya mengisi rahimnya dengan benihnya.

"Fuuuhh... Wow, kamu keluar banyak juga ya, jay!" ucap karina sambil membuka lebar bibir memeknya

"B~bagaimana?" jay perlahan bangkit setelah memulihkan tenaganya yang terkuras.

"Sekarang tolong terus setubuhi mama sampai papa kamu kembali pulang! Dia barusan bilang dia bakal balik setelah 1-2 bulan atau 6 bulan paling cepat karena pekerjaannya menumpuk." balas karina santai

"APA?" jay hanya membayangkan dirinya akan terus menyetubuhi ibu tirinya itu hingga ayahnya kembali pulang saja sudah sangat menyebalkan.

[Hari-hari jay menerima banyak pengalaman bercinta itu dia dapat dari ibu tirinya. Ibu tirinya selalu mengajari hal-hal berbau seksual yang cukup ekstrim sehingga perlahan merubah jay yang seorang good boy menjadi bad boy termasuk fetishnya untuk menghamili seorang wanita itu tentu dia dapatkan dari ajaran karina yang akhirnya resmi mengandung dari benih anak tirinya bukan dari suaminya meski mereka sama-sama satu darah.]

Suatu hari...

[Dikarenakan, keperjakaanku diambil olehnya beberapa waktu lalu... Ayahku resmi menikahi karina seorang berdarah keturunan rusia... Aku yakin dia masih diumur 20an. Ayahku sering kali jarang pulang dari perjalanan bisnisnya, jadi dia menggunakanku, anak tirinya, sebagai obyek pelampiasan hasrat frustasi seksualnya sebagai ganti ayahku karena dia seorang real maniak. Tentu saja, aku tidak serta merta menerima takdirku ini...]

Dok... Dok... Dok...

"Hei jay... Fuck, buka pintunyaaaaaaaa...!" mama karina menggedor pintu kamarnya dengan kencang.

"MAMA PUNYA BANYAK MAINAN SEKS, BUKAN! PUASIN AJA MAMA PAKE CARA ITU!" jay mengambek karena sang ibu tiri lebih senang bermain dengannya.

"Noo! I want yours! Whether we do it once, or 100 times it's all the same, right?"

"AKU GAK AKAN BUKA PINTUNYA! APAPUN YANG MAU MAMA KATAKAN...!"

KLEK... KLEK... KLEK... BRAKKK... sang mama memaksa memutar gagang pintu kamar jay yang mulai tua itu dengan tenaganya. Tanpa sengaja rupanya pintu itu menjadi rusak dan terbuka dengan beberapa kali percobaan.

"Oh! Terbuka..."

"(GILA AJA PINTU SAMPE JEBOL GITU!? AAAAAAAAAAHHH..!!!)"

[Setiap hari seperti ini kalau tidak ada ayahku dirumah... Tidak hanya itu, sekarang ibu tiriku juga bekerja menjadi satu dari sekian guru disekolahku sendiri... Ini bener-bener kayak kiamat didepan mata. Kami bertingkah seperti orang asing, jadi itu sangat membantu daripada sendirian dengannya dirumah...]

"Uhm, jay... Mau makan siang bareng enggak..?" ucap rissa dengan kacamata bulat tebal itu.



[Rissa adalah salah satu dari sekian banyak anak perempuan disekolah jay yang jatuh hati kepadanya. Jay sering menjadi pusat perhatian disaat dia mulai rajin berolahraga karena paksaan ibu tirinya tersebut. Para gadis sering menunggunya ketika latihan hanya untuk menyemangatinya atau memberikannya minuman/makanan ringan.]

Rissa tidak menyadari bahwa ada karina dibelakang punggungnya dan mendorongnya minggir ketika berusaha mengajak jay makan siang bersama.

"Halo bisa minggir sebentar? Hei, jay. Nih makan siang special buat kamu..." ujar karina sambil memberikannya sekotak makanan berprotein tinggi.

"(Disitu ada energy drink juga loh... Jaga stamina kamu untuk nanti malam yah!)" karina mengedipkan matanya memberi kode untuk melayaninya bercinta lagi.

"(Persetan dengan ini! Aku lebih suka memilih tinggal dijalanan. Sialan...!)" jay dengan menatap tajam mata ibu tiri yang dia rahasiakan itu.

"Bu karina... Ayo makan siang bareng..." akhirnya rissa mengajak gurunya itu ketimbang jay yang berlalu pergi karena kesal dan meninggalkannya sendirian.

"Yah? Ayok kalo kamu ajak..."

[Saat karina berbalik pergi dengan rissa, jay menoleh kearahnya melihat sesuatu yang mencurigakan. Ternyata benar, ibu tirinya itu selain ukuran roknya sangat pendek, jay bisa melihat kedua bongkahan pantatnya bergoyang seakan tanpa penghalang.]

"(Enggak! Enggak mungkin! Aku harus mastiinnya sekarang!)"

"Ris... bentar yah, ada sesuatu yang mau aku omongin sama bu karina..." jay berlari dan menyusul mereka.

"Silahkan jalan dulu, rissa. Nanti ibu menyusul...!"

[Jay menarik ibu tirinya itu masuk kedalam ruang uks...]

"Kenapa, jay? Kok bawa mama kesini?" ucap karina dengan biasa karena hanya mereka berduaan saja disana.

"Kamu gak bisa nunggu sampe nanti malam yah?" lanjutnya percaya diri

"Diem dan cepet lepasin itu..." jay dengan dingin menginginkan ibu tirinya untuk melepas sesuatu

"Apa? Mama gak ngerti?"

"(AKU BILANG LEPAS VIBRATOR ITU..!!!)" jay mengetahui ibu tirinya tidak bersikap sopan dilingkungan sekolah mereka dan memaksanya melepas rok yang dikenakannya.

"(KYAAAAAAAAAA...!!!)"

"(EH? TANPA CELANA DALAM...?)"

"Seseorang belum mengetahuinya kan? Seperti ketika mama sedang berjalan menaiki tangga atau yang lainnya."

"Oh, mama menjepitnya erat kok untuk mastiin vibratornya tidak lepas atau terjatuh, jadi gak masalah kan... Kamu tahu memek mama sedikit longgar setelah dihajar kontol kamu tiap hari, jadi mama latihan ngencanginnya dengan cara ini. Kalo harus senam terlalu malas, bukan tipe mama banget." balasnya tanpa rasa bersalah

"JANGAN KHAWATIRKAN HAL ITU, CEPET CABUT...!" jay berargumen dengan ibu tirinya dengan sengit.

"Enggak mau! Memek mama kesepian tanpa sesuatu didalamnya...!" balas karina memelas kepada anak tirinya itu.

"HEI...! CABUT SEKARANG...!"

"Cabut aja kalo kamu berani, jay..." tantang ibu tirinya itu

"APA!?"

[Melihat kesempatan emas, karina tidak menyia-nyiakannya dengan berjalan menarik sebuah kursi dan duduk diatas sambil membuka lebar kedua pahanya kesamping.]

"Oke... Waktunya tanya jawab... Apa yang ada didalam sini? Rotor? Bola? Berapa banyak jenis alat yang kamu tahu yang ada didalam sini?" karina memberinya pertanyaan seputar alat bantu sex seperti ketika dirinya memberikan pertanyaan suatu mata pelajaran.

"(Jadi itu maksudnya! Bule jalang mesum yang hanya senang memberiku masalah! Tapi aku sudah terbiasa dengannya! Aku bakal narik vibrator itu secepatnya dan melepasnya kemudian membuangnya ke tempat pembakaran sampah dibelakang sekolah!)"

Jay yang kalap kemudian mencobloskan dua jarinya mengobel memek karina dan dua jari sebelahnya untuk mengobel anusnya untuk menarik vibrator itu keluar.

"KYAAAAAAA! AH!" jerit tertahan yang dikeluarkan karina hampir membuat orang didekat mereka mengetahui ada akativitas aneh didalam uks itu.

"JANGAN KASAR-KASAR...!"

"DIEM! LEBARIN KAKI MAMA DAN PERTAHANIN SEPERTI ITU...! (Gimana cara mama bisa menjepit seperti ini? Aku bahkan tidak sanggup menariknya keluar meski udah bisa aku pegang ujungnya!? Mama juga memasukkan bola atau sesuatu didalam anusnya!)" jay merasakan kesulitan ketika kedua tangannya yang harusnya dengan mudah bisa mencabut vibrator yang dikenakan karina.

"Ah! Ah! Aaahn! Yeeeesss!" karina mendesah hebat karena jari-jari jay yang mengobel memek dan anusnya memberikan rangsangan hebat pada tubuhnya.

"(Tunggu, kalo begitu... Bukannya aku sama saja memberikannya kenikmatan seperti yang dia inginkan?) jay terlambat menyadari ketika dia justru belajar memuaskan seorang wanita dengan gerakan jarinya itu.

"HEI! SIAPA DIDALAM SANA!?" teriak salah seorang guru pria yang jay yakin adalah pak budi seorang guru olahraga yang kantornya berada tidak jauh dari uks.

"(SIAL... MAMA DESAHNYA KELEWAT KENCENG SIH...!)" jay panik karena seseorang bisa saja memergoki mereka

"(Eh? Kok nyalahin mama! Itu tadi enak tau...!)"

Srekkk... pintu geser uks itu terbuka karena jay lupa menguncinya.

"Kegiatan seksual lagi? Dasar anak muda..."

Plop... Plop... Plak... Plak... kedua vibrator berbentuk telur itu sengaja ditekan dengan otot-otot memek karina hingga keluar terpental bak peluru airsoft gun hingga mengenai kepala pak budi.

"A~apa ini...! Bruuuuuuk!!!" pak budi limbung dengan kuatnya tenaga pentalan vibrator berbahan metal itu dan kemudian disusul karina berdiri memberikannya pukulan jab tepat ditempat ulu hatinya berada hingga dalam sekejap pak budi terjatuh pingsan.

"Dasar! Pria tua membosankan!" karina memang berinisiatif melakukan agar tidak ada yang mengetahui rahasianya disini.

"(Aku gak liat apapun, aku gak denger apapun) Damn, mama nembakin vibratornya keluar dari lubang mama seperti begitu. Pantes aja pak budi pingsan, coba tahu mama bisa ngerusak gagang pintu kayak kemarin. Mama kurus tapi tenaganya badak... Memang gila perempuan satu ini, aku sendiri sering kalah gulat dengannya. Gak heran karena mama dulu sering ikut kelas boxing dari smp." jay berpura-pura tidak melihat apa yang terjadi karena sudah terbiasa dan tidak heran dengan kekuatan ibu tirinya itu. Makanya dia bisa menjepit 2 vibrator itu dengan kencangnya didalam sana tanpa bisa jay lepaskan.

"Yah, itu tadi anti klimaks. Sekarang mari kita buang ini dan kembali kedalam kelas." jay menggerutu dengan memegang dildo getar mini yang bisa dia tarik dengan tangannya.

"Eh? Tapi mama belum keluar sama sekali..."

"Apa yang mama bicarakan? Cepet dan pake lagi roknya!"

"Huh? Tapi jay, kamu sungguh bisa kembali kedalam kelas dengan kondisi seperti itu? Kamu ngaceng gitu kok..." jawab karina menyeringai meilhat gundukan celana sekolah jay yang menyempit.

"(Shhhh... Mulai lagi kan...)" jay menghela nafas karena dirinya juga malu melihat dirinya yang terangsang tanpa sadar.

"Itu gak akan berhenti berdiri sebelum kamu keluar, bukan?" ucap karina membuka blazer yang dikenakannya dan mengeluarkan payudaranya dihadapan jay.

"DASAR BODOH... INI TUH SEKOLAHAN MAAAA...!!!"

Karina tidak peduli dan mendekati anak tirinya itu dengan meremas kedua payudara mungilnya.

"Oh gitu? Kita juga disekolahan, jadi gak seharusnya kamu ngaceng seperti itu! Atau? Bisa kamu berhenti ngaceng dengan sendirinya sekarang?"

"T~tidak mungkin..."

"Bagus... Tandanya dalam situasi seperti ini... Fufufu kalau begitu puaskan dirimu dengan lubang mama... Makasih buat kamu, yang udah buat lubang mama menjadi longgar... Pake lubang manapun yang kamu mau...!" ujar karina sambil menungging dan menunggu jay menjawabnya.

"(Ahh... Papa, maaf yah. Meskipun aku tahu ini tidak benar, untuk sekian kalinya ada saja alasan untuk melakukannyaa... Aku tidak bisa menolak permintaan kontolku sendiri...)" jay menyerah dan menurunkan celananya dengan cepat dan bersiap menusukkan kontolnya kedalam anus ibu tirinya itu.

Blessssss...



"Uggghhhhh! Yeeeeeeesssssshh!"

"(DASAR PECANDU SEX! TUKANG HORNY! KENAPA MAMA TIDAK MEMILIKI MORAL SEDIKITPUN SEPERTI SEORANG IBU PADA UMUMNYA!)"

"Yah... Itu semua salah kamu juga, jay. Karena kamu punya kontol yang nikmat..." jawab karina masih membuat jay terus emosi ketika menggenjotnya

"(DAN DISINI TUH SEKOLAH! BUKANNYA MAMA SEORANG GURU!?)"

"(AAAAHN! FUCK ME HARDER MY SOOOOOOON...!!!)"

"Mengetahui isi hatimu, kamu mulai terbiasa dengan hal ini, bukan? Kamu ngentotin anus mama tanpa keraguan sedikitpun. Mama senangggg...!"

"Ini hanya "counter-strategy" untuk nembak didalam, mama! Karena mama selalu butuh aku untuk memuaskan mama dan tidak pernah mau membiarkanku keluar diluar!"

"Oh, but it's fine. Punya anak dari kamu bukannya sama aja punya anak dari ayahmu juga, bukan?"

"MAMA SAYANG SAMA PAPA GAK SIH?" ucap jay menghentakkan kontolnya makin kencang.

"TENTU SAYANG, TENTU MAMA SAYANG SAMA PAPA KAMU. TAPI MAMA LEBIH MEMILIH KONTOL KAMU!"

"Oke, mama suka kamu entotin anus mama, tapi...! Keluarin didalam memek mama sayang! Tembakin semua sperma kamu didalam rahim mama!"

"ENGGAK MAUUUU! AKU BAKAL KELUARIN DIDALAM ANUS MAMA!"

"ENGGAK BOLEH!"

[Jay lupa bahwa mamanya bisa memainkan otot-otot disekitar vagina dan anusnya tadi. Dalam satu-dua percobaan, otot-otot karina mengeluarkan kontol jay dari dalam anusnya. Dengan cepat setelahnya, tangan karina menggenggam kontol jay untuk dia masukkan kedalam memeknya.]



"Eh? Tunggu... Apa yang mama barusan lakukan?!!"

Crrrrrooottt... Crrrrrooottt... Crrrrrooottt...

Terlambat seperti biasa, jay kembali mengeluarkannya didalam rahim sang ibu tiri.

"Oh... Mama bisa rasain cairan hangat milikmu, sayang..." ucap karina memeluk anak tirinya itu.

"Tapi lihat bagaimana banyaknya sperma kamu. Mama tidak bisa kembali kedalam kelas seperti ini. Mungkin lebih baik kita lakukan ronde kedua, gimana?" ucapnya sambil membersihkan kontol anak tirinya itu sebelum kembali kedalam ruang kelas.



"OGAAAAAAAHHHHHH!!!"

[Kedua ibu dan anak itu bahkan menaikkan intensitas permainan mereka setelahnya, dimanapun ketika ibu tirinya itu merasa aman untuk kembali berhubungan dengan anak tirinya itu.]

"Apa? Papa gak jadi pulang bulan ini? Papa gimana sih? Jangan salahin soal cucu nanti sama aku yah..." ucap jay didalam telepon dengan ayahnya itu sambil meletakkan tangannya pada pinggulnya karena satu-satunya yang bertanggung jawab apabila karina hamil hanya dia seorang yang melayani nafsu sex ibu tirinya yang menggebu-gebu tersebut.

Bersambung...
 
Damn Karina is one hot.....
Jay.... You're one lucky motherfucker....
Literally 🤣
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd