Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Petualangan Maryanah, Sang Istri Sholehah

Chapter 35

Malam semakin kelam mengiringi kepergian Pak Muslim dari Desa Laras menuju suatu provinsi di wilayah Indonesia Bagian Tengah, tubuh rentanya sesekali berguncang meski masih terlihat tegap dan perkasa. Hatinya gelisah tak karuan, meski tadi aparat kepolisian yang menghubunginya lewat HP Abas anaknya menginformasikan bahwa Abas kecelakaan, namun hati kecilnya mengatakan lain. Entah apa yang terjadi dirinya hanya bisa menebak dan menerka-nerka saja, sepanjang perjalanan dirinya hanya bisa pasrah dan berdoa semoga keadaan anaknya baik-baik saja.

Esok hari dengan pesawat paling pagi yang bisa di pesan oleh Pak Muslim dirinya tiba di Bandara setempat, bergegas dia mencari taksi untuk menuju kantor Polisi yang semalam menghubunginya. Lalu lintas tidak begitu padat seperti kota Jakarta membuat Pak Muslim tiba dengan cepat di tujuam, namun dia merasa perlajanannya cukup lama dan melelahkan. Tergopoh-gopoh Pak Muslim memasuki ruangan yang sudah di infokan sebelumnya, nampak seorang lelaki tegap berseragam dengan senyum yang ramah menyilahkan Pak Muslim masuk dan duduk.

“Selamat Pagi Pak, selamat datang di kota kami, bagaimana perjalanannya Pak…??” Polisi itu nampak berbasa-basi menghilangkan ketegangan diraut muka Pak Muslim. “Terima kasih Pak, namun saya ingin segera tahu kondisi anak saya…” bergetar suara Pak Muslim mencoba untuk tetap tenang dan santai. “Hmmmmm silahkan diminum Pak, hmmmmm begini……” panjang lebar Polisi tersebut menceritakan kronologis kejadian hasil pemeriksaan awal di TKP, Pak Muslim menahan nafasnya tubuhnya bergetar hebat, urat-urat di kedua tangannya menegang dia tak sanggup mendengarkan penjelasan Polisi tersebut. Tak terasa sebulir air mata jatuh di pipi lelaki tua itu, Pak Polisi itu cukup maklum dengan kondisi tamunya pagi ini. Dia berusaha menghibur dan menenangkan Pak Muslim, “Kami menyelidiki siapa pelaku dana pa motifnya Pak, sekiranya ada informasi yang bisa Bapak sharing dengan kami itu akan sangat membantu sekali”.



Pak Muslim menarik nafas dalam, air matanya kembali menetes, “Informasi apa Pak?? Saya sungguh tak tahu apa dan bagaimana? Setahu saya anak saya tidak pernah punya musuh, Bisnisnya pun berjalan biasa-biasa saja….ahhhhh”Kembali Pak Muslim menarik nafasnya, pikirannya buntu, otaknya tidak bisa bekerja dengan baik saat ini, dirinya hanya ingin segera melihat kondisi putra kesayangannya. Setelah beberapa saat keduanya berbincang yang juga mengalami kebuntuan, kemudian mereka berdua beranjak pergi menuju rumah sakit dimana jenazah Abas saat ini di semayamkan.

Teriakan Pak Muslim menggelegar mengisi ruang kamar mayat itu, dirinya tak bisa menahan emosinya melihat kondisi Abas putra yang sangat mengenaskan. Gigi-gigi Pak Muslim gemeretak, otot-ototnya menegang hebat ingin rasanya saat ini dia mencabik-cabik pelaku pembunuhan putranya, namun siapa dan dimana jahanam itu berada. Pak Polisi dan petugas rumah sakit membiarkan Pak Muslim dan memberikan waktu untuk meluapkan segala emosinya, setelah mereda mereka segera menyelesaikan administrasinya karena Pak Muslim berencana membawa segera jenazah putranya kembali dan akan di kuburkan berdampingan dengan makam Ibu Suhaenih, istri Pak Muslim yang juga Ibu Kandung Abas.

Pak Ali yang beberapa saat lalu di kabari oleh Pak Muslim begitu shock dan tak bisa berkata apa-apa, dengan hati-hati dia menyampaikan berita itu kepada Yanah putrinya. Dan betul dugaan Pak Ali begitu Yanah mengetahui kondisi Abas suaminya dia histeris sejadi-jadinya hingga membuat suster dan dokter rumah sakit harus menenangkan Yanah dengan obat penenang. Beberapa kali Yanah pingsan dan sadar kemudian histeris kembali dan pingsan kembali. Yanah begitu terpukul dengan kepergian suami tercintanya, bagi Yanah Abas adalah cinta pertama dan terakhirnya. Melalui Abas lah Yanah mengenal cinta dan kenikmatan seksual, dirinya sungguh tidak terima bahwa kini lelaki yang begitu di cintainya telah pergi untuk selamanya dengan kondisi yang mengenaskan.

Maka kembali jagat komplek kediaman Yanah dan Abas di gegerkan atas kejadian ini, segera desas-desus miring berseliweran di telinga membuat kuping panas dan ingin bunuh diri. Sementara itu ketika Pak Muslim sedang sibuk mengurus pemakaman Abas, ketika Yanah harus di tenangkan oleh obat-obatan akibat guncangan kejiwaan yang hebat, di suatu desa jauh disana. Ada seorang perempuan muda yang baru saja menikah dan ditinggalkan suaminya karena ada urusan yang penting, saat ini tubuhnya juga terguncang di bawah himpitan tubuh lelaki tua yang sedang bersemangat menyetubuhinya.

Lelaki tua itu seperti kerasukan setan tak ada puasnya menyetubuhi Laras yang sejak pagi tadi hanya bisa menangis dan meringis menahan sakit akibat tusukan-tusukan kontolnya yg hitam dan gempal. Lelaki itu tersenyum puas menyeringai penuh nafsu karena berhasil melampiaskan hawa nafsunya menyetubuhi anak perempuannya sendiri. “Pakkkk…Paaakkk…..ssshhhhh aaahaahhhhhaahhhh, eling Paakk..sssaaadaaarrr Pak…aahhhh…shhhh…aku ini anaakk muuuuhh Paakkk ahhhh” Laras menangis dan mendesah mengingatkan Bapaknya. “Ouuhhhh Nduuukk tenang Nduukkk tempik kamu enak tenan ini ahhhhh…lagi pula tempikmu sudah sering toh di masukin lelaki ahhhh shhhh…..Bapak Cuma cicipi aja Ndduuukkk…ahhh”

Lelaki itu mendesah kenikmatan di sela-sela genjotannya menjawab putrinya, matanya terpejam merasakan jepitan memek itu, meski ini bukan pertama kalinya dia menyetubuhi Laras namun sepertinya memek Laras selalu saja menjepit ketat seolah-olah tak mau lepas. Laras semakin tersedu menangis hatinya terluka, jiwanya juga terluka dengan kelakuan Ayahnya. Orang yang di hormatinya yang seharusnya menjaga dan melindunginya justru dengan tega memperkosanya berkali-kali disaat suaminya pergi jauh darinya. Dirinya merasa kotor dan tak berguna lagi hidup, Laras merasa malu jika suaminya mengetahui bahwa dirinya sudah tidak suci lagi akibat perkosaan Ayahnya sendiri.

Tubuh hitam legam itu menggelepar, menegang di atas tubuh putih mulus putrinya. Kontolnya berkedut-kedut mengeluarkan cairan sperma yang cukup banyak menyirami rahim putrinya. “Ahhhhh ouuuhhh…hiksss..hikkkssss…hikkksss… aahhhh …ssshhh” Laras juga menegang orgasme ditengah isak tangis dan rintihannya. Kedutan kontol Bapaknya di dalam rongga memeknya membuat sensasi geli pada dinding vaginanya, semprotan demi semprotan sperma Ayahnya terasa hangat didalam perut Laras. Keduanya lemas tak berdaya, sang lelaki tersenyum penuh kepuasan, sedangkan gadis kecil itu menangis tersedu dengan suara tertahan meratapi nasib dirinya.

“Ingat ya Nduukk kamu jangan mengadukan hal ini kepada Ibu mu juga suami mu…” ancam Lelaki tua itu sebelum keluar dari kamar anaknya. Laras hanya bisa pasrah tak berdaya betapa malang nasibnya, setelah keperawanan nya direnggut oleh lelaki yang bukan suaminya hingga dirinya hamil, kini setelah merasakan kebahagiaan pernikahan dia harus mengalami kembali trauma perkosaan yang di lakukan oleh Ayah kandungnya sendiri. Sungguh tragis kisah hidupnya, Laras hanya bisa menangis dan pasrah sambil berdoa semoga suaminya segera kembali agar dirinya terbebas dari perkosaan laknat ini.

Pemakaman Abas berjalan lancar meski tak di hadiri oleh Yanah karena kondisinya yang selalu pingsan tak sadarkan diri, pihak rumah sakit pun tak mengijinkan Yanah keluar dari rumah sakit itu. Pak Muslim dibantu Pak Ali dan beberapa anak menantu Pak Muslim yang sudah di hubungi sebelumnya, mereka melaksanakan prosesi pemakaman bagi Abas yang layak. Beberapa rekan kerja dan tetangga Abas juga turut hadir berbela sungkawa mereka masih diliputi pertanyaan gerangan apa yang terjadi pada Abas hingga harus bernasib seburuk ini di akhir hayatnya. Acara tahlilan seperti biasa dilakukan pada malam harinya, Pak Muslim harus menahan malu dan emosinya ketika mendengar desas-desus tentang anaknya yang digosipin oleh ibu-ibu komplek.

Dirinya harus fokus pada acara Tahlilan bagi arwah putranya tercinta, dan sesekali masih berkoordinasi dengan pihak kepolisian berkenaan dengan pencarian pelaku pembunuhan anaknya. 7 Hari berlalu, acara tahlilan pun sudah selesai digelar, Yanah sudah kembali dari rumah sakit dan kondisinya kini lebih baik serta sudah bisa menerima keadaan takdir dirinya. Malam itu Pak Muslim, Pak Ali, dan beberapa Anak menantu Pak Muslim yang masih tinggal untuk menghibur Yanah berkumpul, berdiskusi untuk kelanjutan hidup Yanah dan bayinya. Pak Muslim merasa bahwa kondisi komplek ini sudah tidak baik untuk Yanah bertahan tinggal disini.

Setelah berdiskusi panjang lebar dengan penolakan Yanah disana sini, akhirnya di putuskan bahwa Yanah akan tinggal dengan Pak Muslim dirumahnya. Sementara rumah peninggalan Abas ini harus dijual, Yanah ikhlas menerima keputusan itu meski dia menangis tersedu-sedu ditengah-tengah keluarganya mengingat begitu banyak kenangan manis dan indah dalam rumah ini yang sayang jika harus dikubur dan dilupakan begitu saja. Namun dirinya pun sadar tak mungkin lagi dia bisa bertahan hidup disana dengan gunjingan mulut tetangga yang begitu tajam. Keputusan sudah di sepakati, masing-masing anak dan menantu pak Muslim yang lain juga harus kembali ke rumah mereka, Yanah pun harus melanjutkan hidupnya dengan putrinya yang cantik jelita.

Sementara itu Laras juga harus mengalami kepedihan setiap malam selama 7 hari itu diperkosa secara brutal oleh Ayahnya yang laknat. Lelaki bejat itu tiada berbelas kasihan atas tangisan dan hibaan putrinya yang memelas agar dirinya tidak diperkosa lagi, namun semakin Laras memohon, semakin birahi yang dirasakan lelaki tua itu. Hingga pada malam ke tujuh itu Laras berusaha tegar menahan sakit di perutnya yang mendera sejak tadi pagi akibat ulah genjotan dan sodokan Ayahnya. Malam itu Ayahnya masih semangat 45 menggempur memeknya yang mungil rapat merekah merona pink, Laras juga berkali-kali harus menahan malu karena orgasme dan menerima semburan sperma Ayahnya.

Hingga akhirnya Laras menjerit histeris karena sakit yang begitu dahsyat pada perutnya, diikuti gelombang orgasme yang tak bisa dia bendung lagi. Tubuhnya menggelepar, sesaat kemudian menegang dan kemudian lemas tak berdaya. Dari lubang kelaminnya mengalir darah segar yang segera di sadari oleh Ayahnya, lelaki bangsat itu panik bukan kepalang melihat kondisi kelamin putrinya, meski dirinya masih tak tahu malu sempat-sempatnya ngecroot mengeluarkan sperma yang kemudian tumpah ruah bersama darah membasahi sprei. Secepat kilat lelaki itu berusaha mengenakan pakaiannya dan berusaha memakaikan Laras pakaian, kemudian bergegas membangunkan istrinya, berbicara sebentar kedua orang tua itu terlihat panik.

Namun logika mereka masih berjalan dengan baik, sang ibu segera menghampiri putrinya mencoba menghentikan pendarahan yang terjadi, sementara sang Ayah bergegas mencari bantuan untuk membawa putri mereka ke rumah sakit terdekat.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd