Episode 25
Ketika mereka datang , aku mengabaikan data-data itu , bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa. Kami berkumpul di kantin , makan siang bersama , sambil bercanda dan mengobrol satu sama lain. Aku menyuruh Maya menawari Rama dan Saras untuk makan siang bersama namun dia bilang mereka berdua sedang tidur siang. Kami melanjutkan makan siang tanpa mereka berdua.
Makan siang pun usai. Kami bermain beberapa permainan seperti bermain kartu. Kami mengajari Bintang dan Melati bagaimana cara bermain permainan itu , dan mereka mengerti walaupun masih harus dibimbing. Beberapa ronde kemudian , mereka tiba-tiba sudah menjadi pemain profesional. Bintang mulai mengerti angka dan beberapa kata , sedangkan Melati sepertinya sudah mengerti semuanya. Perlahan mereka membaur menjadi bangsa kami.
“ Jadi kalian akan tinggal di mana ? Apa di Indahpura?”
Githa bertanya di mana kami akan tinggal.
“ setidaknya aku ingin mereka melihat Tempat asalku“
Jawabku
“ aku ikut mereka berdua saja “
Sahut Bintang
“ Benarkah? Jadi semua tergantung kami?”
Celetuk Melati
“ mmhm “
“ Apa kalian siap melihat seperti apa Indahpura?”
Goda Maya
“ memangnya bakal seburuk apa sih?”
Tanya Bintang bingung
“ gak ... gak buruk kok. Cuma .... “
Aku langsung memotong Githa
“ begitu... begitu ... itu tempat kelahiranku tahu “
Mereka pun tertawa
“ Yah siapa tahu mereka ingin melihat seperti apa Svarnabhumi , Malayalam , Dewaloka, Swargaloka “
Dan Githa menyebutkan semua Planet tujuan Wisata di dunia kami.
“ waah , apakah semuanya Indah?”
Tanya Bintang dengan antusias
“ Kau harus lihat Dewaloka , sebuah planet dengan ribuan kota di atas awan , serta laut, sungai dan danau terbang “
Sahut Githa
“ wah pasti indah sekali “
Ia tidak tahu jika planet itu sebenarnya adalah Planet beracun seperti Venus. Namun atmosfer di ketinggian tertentu memiliki kesamaan dengan bumi sehingga bangsa kami membangun kota di atas awan di Planet itu. Dengan danau , sungai dan laut buatan. Planet itu rumah bagi konglomerat super kaya dan pejabat-pejabat super korup.
“ atau kalian mau main ke tempat asalku? “
Himaraja. Planet beku yang dinamakan sesuai nama salah satu raja bawahan Prabu Agung. Salah satu kota terbesar dan terpadat di Galaksi kami , rumah bagi 70 jiwa , mulai dari kaya hingga miskin. Himaraja menjadi rumah bagi perusahaan-perusahaan pengembang teknologi.
Himaraja dahulunya adalah planet mati. Namun melalui proses Teraforming , Himaraja dirancang menjadi planet yang persis seperti Bumi. Beberapa tahun pertama proses berjalan dengan sempurna sampai terjadi error yang menyebabkan suhu planet turun drastis. Akibatnya lautan , danau dan sungai menjadi membeku namun beberapa titik cukup terbilang normal. Ada hutan cemara , Padang rumput dengan bunga-bunga indah di Himaraja namun suhu tidak pernah mencapai 0 Celcius. Katakan saja iklim terhangat di planet ini menyerupai iklim di Siberia.
Himaraja menjadi tujuan wisata bagi para pencinta alam di Galaksi kami. Hutan buatan , Padang rumput buatan , serta pegunungan menjadi sasaran utama untuk hiking dan berkemah. Aku sempat mengajak Dewi berlibur di planet ini namun ia bilang ia tidak suka nuansa dingin karena ia pernah bertugas di planet ini waktu masih menjadi pramugari dan ia kurang menyukainya. Dewi memang lebih menyukai suasana musim panas seperti contohnya pantai tropis.
“ kalian belum pernah melihat Salju kan? “
Goda Githa
“ apa itu ? “
Githa memperlihatkan apa itu salju kepada Bintang. Melati tidak begitu terkejut seolah ia pernah melihatnya sebelumnya. Bintang sangat antusias. Ia memelukku dan dengan nada kegirangan ia memohon
“ nanti kita ke sana ya? Aku ingin melihat dengan mata kepalaku sendiri “
Aku tertawa kecil sambil menjawab
“ Tentu kenapa tidak“
Beberapa orang memang ada yang sangat menyukai suasana-suasana iklim dingin seperti Salju , pegunungan es , lautan yang membeku . Ternyata Bintang salah satunya. Ia mungkin belum pernah melihat Salju seumur hidupnya jadi , tidak ada salahnya jika aku mengajaknya ke Planet itu.
Kami mulai kelelahan setelah mengobrol cukup lama. Kami kembali ke kamar , tidur bertiga di kasur. Kali ini aku benar-benar tertidur. Tidak ada Iblis yang menggangguku. Aku tertidur sebentar. Lalu aku terbangun dan keduanya masih tertidur
. Aku bangkit dari tempat tidur , lalu keluar kamar karena aku tidak bisa tertidur lagi.
Aku mulai mengurus semua cucian kami sambil menunggu mereka terbangun. Tadinya aku ingin meminta Githa mengurusnya tapi dia dan Maya juga tertidur. Aku akhirnya mengurus semua cucian sendiri , mulai dari menyetrika , sampai melipat. Aku mulai terbiasa melakukannya saat aku menjadi dokter.
Lalu seseorang datang. Aku menoleh dan aku melihat Melati. Aku tersenyum dan ia pun tersenyum. Ia duduk manis di sampingku , melihatku menyetrika lalu melipat pakaian satu persatu.
“ awas ya kalo pakaian dalam sama bra aku ada yang gak rapi. Kami hukum gak kasih jatah. “
Aku tertawa kecil dan menjawab
“ Iya-iya. Atau mau urus sendiri ini?”
Melati menggeleng kepalanya.
“ gak makasih. Aku masih capek “
Jawabnya
“ kulihat kau segar-segar saja “
Ia tertawa dan menjawab
“ ya sudah sayang , sini gantian “
“ gak kok gak papa , aku cuma bercanda “
Ia duduk manis selama hampir setengah jam , melihatku merapikan pakaian.
“ Aku suka lho , pria yang pandai pekerjaan rumah “
Bisiknya. Aku menoleh dan kucium bibirnya sekilas dengan gemas. Ia tertawa genit lalu ia menerkam dan menciumku dengan nafsu. Aku melanjutkan pekerjaanku hingga semuanya tuntas. Aku tatap wajahnya serius
“ Melati , kau sudah tahu banyak tentang duniaku. Sekarang , aku ingin tahu lebih banyak tentang duniamu “
Raut wajahnya berubah. Wajahnya seketika serius dan sambil menunduk ia pun menjawab
“ sudah kubilang aku lebih senang kau mengenalku sebagai Melati , Sakti. Ada alasan kenapa aku tidak mau mengingatnya. Ada alasan kenapa aku meninggalkannya. “
Sahutnya. Aku pegang kedua pundaknya dan menjawab
“ maafkan aku Melati. Aku sudah salah “
Namun ia kembali tersenyum. Ia pegang wajahku dengan kedua tangannya seraya berkata
“ sudah santai saja sayang. “
Ia tertawa genit sambil menggigit bibir bawahnya. Kulepas pakaiannya dan ia pun pasrah. Kupeluk tubuhnya dari belakang , lalu kujamah dengan nafsu. Kuremas kedua buah dadanya dan ia pun mendesah keenakan sambil menolehkan wajahnya ke belekang. Kami pun bercumbu seliar-liarnya sambil kuremas sepasang buah dadanya dengan nafsu
“ aku senang kita berdua saja Sakti. “
Bisiknya nafsu. Kami terus bercumbu. Kami bangkit dari tempat duduk itu lalu sambil mencumbu bibirnya dengan nafsu , sambil meremas kedua buah dada itu , aku menuntun tubuh mungilnya hingga bersandar di dinding dekat kami. Ia letakkan kedua tangannya di dinding , lalu aku pun melepaskan ciumanku dan remasanku dari buah dadanya.
Ia terus mendesah nakal. Aku lepaskan semua pakaianku hingga aku ikut bugil bersamanya. Penisku telah mengacung setinggi-tingginya karena nafsu. Kudekap tubuhnya dari belakang , kucumbu liar lehernya , dan sambil meremas buah dadanya , aku menggesekkan penis besarku di belahan pinggulnya. Ia dongakkan kepalanya ke atas dan sambil tertawa genit ia mendesah-desah keenakan.
Bibirku naik ke telinganya. Kukecup telinganya dengan nafsu sambil berbisik-bisik liar. Tanganku kini turun ke pinggulnya dan aku siap menggenjot memeknya seganas-ganasnya. Ia tertawa geli. Aku masukkan penisku dari belakang secara perlahan-lahan dan ia kembali mendongakkan kepalanya , mendesah panjang sambil memanggil-manggil namaku.
“ Sakti ... ooooh “
Aku mulai menggenjotnya. Pipinya memerah dan tubuhnya mengejang. Kemaluannya sangat becek , membuatku semakin nafsu menggenjot-genjot kan kemaluanku. Kedua jemariku kembali ke atas . Kuremas kembali kedua buah dadanya , menggagahi kemaluannya dengan kecepatan tinggi , tanpa memberi ampun.
Aku kembali melahap bibirnya. Jemarinya mencakar , meremas-remas dinding , dan suara tepukan kedua kemaluan kami menggema di ruangan itu. Bibirku melahap-lahap lehernya dan ia pun mulai mendesah panjang siap untuk puncak kenikmatannya. Aku percepat genjotanku dan saat itulah ia mendongak ke atas dan mencapai puncak kenikmatannya.
Ia orgasme hebat. Ia memekik keras namun aku masih menggenjot dan menjamah tubuhnya dengan nafsu. Aku lepaskan penisku dari memeknya dan cairan kenikmatan seketika memuncrat deras dari kemaluannya. Tubuhnya berkedut dan ia terus memekik , mendesah menikmati puncak kenikmatannya. Ia seketika lemas , lalu ia pun berlutut , menempatkan wajah manisnya berhadapan langsung dengan penisku.
Ia buka mulutnya dan mulai mengulumnya. Ia bahkan tidak punya tenaga untuk meremas dan mengocoknya. Kuremas rambutnya dan dengan perlahan-lahan aku genjotkan penisku di rongga mulutnya. Ia dengan pasrah mengulum-ngulumi kemaluanku dari kepala hingga ke ujung. Lidahnya menyapu bersih kemaluanku lalu aku melepaskan kemaluanku dari mulutnya dan aku pun segera menggendongnya
“ Sakti .... mmmhhh “
Ia pejam matanya , memeluk erat leherku dengan kedua tangannya , lalu mendesah-desah hebat ketika penisku kembali mengguncangnya. Aku menggenjotnya tanpa ampun sambil menggendong tubuh mungilnya. Tubuhnya berguncang hebat dan kedua buah dadanya memantul-mantul karena hujaman kemaluanku yang ganas. Kami sama-sama mendesah , meramaikan ruangan itu dengan desahan kami.
“ Sakti..... ahhhh “
Ia kembali mencapai puncak kenikmatannya. Ia selalu orgasme ketika aku mengguncang tubuhnya secara paksa dan tanpa ampun. Orgasmenya lebih dahsyat dari sebelumnya dan tubuhnya seketika lemas. Ia berbisik memanggil namaku , lalu ia pun semakin lemas dan pasrah. Aku pegang tubuhnya erat-erat agar tak terlepas dari gendonganku dan terus menggenjotnya. Aku mengguncangnya tanpa ampun , sampai penisku berkedut dan memuncrat sederas-derasnya di dalam lubang kemaluannya.
Ia bernafas lega ketika aku selesai mengguncang-guncang kemaluannya dengan penisku. Ia seketika lemas , dan aku pun mendudukkannya di bangku itu. Rambutnya berantakan dan wajahnya sudah tak karuan. Nafasnya terengah-engah dan ia pun tertawa geli. Kami kembali berpelukan dan ia pun berbisik.
“ Aku senang kita akhirnya melakukannya berdua saja. Kadang aku ingin kita bermesraan berdua , seperti ini “
Aku ikut tertawa. Aku gendong dia dan kami pun bersama-sama mencuci tubuh kami di Shower. Kami kembali mengenakan pakaian kami , lalu ia membantuku membawa pakaian-pakaian kami ke kamar. Saat kami masuk , Bintang bahkan masih tertidur lelap di atas kasur. Melati kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur dan kembali istirahat.
Aku bertanya tentang masa lalunya dan raut wajahnya seketika berubah. Seolah , ada sesuatu yang disembunyikannya dariku sesuatu yang tidak ingin ia ingat lagi. Aku hanya ingin tahu seperti apa dunianya. Seperti apa kehidupan laut dalam kelereng biru. Dan aku hanya ingin tahu siapa sosok yang akan menjadi Istriku nanti. Namun sepertinya ia menyembunyikannya dalam-dalam dan lebih senang jika aku mengenalnya sebagai Melati. Gadis yang hidup di pengasingan di pinggir pantai.
Aku hanya ingat ia menyebut nama orang Tuanya , Ryujin yang Agung. Ia pasti seorang Raja atau Kaisar melihat dari gelarnya. Selagi ia tidur , aku membuka data milik Ayahku , mencari tahu tentang peradaban di Bumi. Hanya ada data tentang peradaban primitif di Bumi , peradaban di mana Ayahku berhasil melaksanakan penambangan tanpa perlawanan berarti , tapi tidak ada catatan tentang Ryujin. Atau peradaban bawah laut. Kurasa ada begitu banyak peradaban di Bumi dan Ayahku hanya menemukan beberapa peradaban kecil. Kurasa aku tidak akan pernah tahu siapa Melati sebenarnya
Hari ini menjadi hari yang sangat panjang. Aku sudah mengajak kedua gadisku berkeliling melihat-lihat kapalku , terdampar di alam lain dan bertatap muka dengan iblis musuh besar bangsaku , bermain permainan dengan teman-temanku , sampai bersenang-senang dengan Melati. Masih beberapa hari lagi hingga kami tiba di Galaksi Spiral , kampung halamanku.
Aku biarkan mereka berdua istirahat , lalu aku keluar dan berjalan menuju Anjungan. Tidak ada siapa-siapa di kursi Kemudi . Rama dan Saras mungkin juga istirahat di kamar mereka. Aku naik ke lantai tiga di mana posisi Nahkoda berada. Aku berdiri di sana dan melihat kalau kapal masih dalam keadaan autopilot menuju langsung ke Amarta , di mana Indahpura berada. Aku mengakses data memori kapal , dan mendapati folder yang aku sembunyikan masih di sana.
Aku mendapatkan gambar-gambar , dan video keluargaku. Sebagian ada di kapal Penjelajah Bintang , namun data yang di simpan di kapal ini , lebih baru. Aku mendapatkan gambar keponakanku , video-video mereka , dan segala kenanganku bersama keluargaku. Mereka tidak menghapusnya karena mereka tidak menemukannya.
Data tersembunyi ini juga bertahan saat mereka mereset ulang memori kapal , karena aku memprogramnya begitu. Aku tersenyum , seolah merasa aku mendapatkan keluargaku kembali. Sebelum depresi aku pun sering melihat gambar-gambar ini. Namun sejak kapal ini disita , aku tidak pernah melihatnya lagi.
Aku mengunduhnya ke komunikatorku , agar Melati dan Bintang melihat seperti apa keluargaku yang lainnya seperti keponakanku , kakak perempuanku , dan kakak iparku. Ada cukup Gambar dan video sehingga aku pikir mereka dapat mengenal mereka lebih dalam lagi. Lagipula mereka akan menjadi istriku , dan aku pikir akan lebih baik jika mereka lebih mengenal keluargaku dengan cara seperti ini.