Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG PENGIKUT ALUR (A SLICE OF LIFE & SEX)

Bidadari pendamping Yas favorit suhu di sini?

  • Inne

  • Dita

  • Ojay


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
2

Malam itu kami melewatinya dengan indah, dengan berbagai canda dan tawaan, dan tentunya dengan kehangatan kebersamaan kami di rumah Inne. Setelah pulang dari kantor memang kami memutuskan untuk menginap di rumah Inne. Karena sudah seminggu Inne tidak mengecek rumah itu karena kesibukannya yang luar biasa. Secara sekarang ia adalah dosen di salah satu perguruan tinggi ternama.

“Yang mandi dulu, jangan dulu rebahan nantinya malah ketiduran kamu mah,” celoteh Inne yang melihatku rebahan di sofa ruang tamu.

“Heem…,” jawabku.

“Hih kebiasaan…”

Kulihat ia tak menghiraukanku lagi dan berjalan ke arah kamar di lantai dua. Rumah Inne ini dua lantai, di lantai satu terdapat ruang tamu, ruang tengah, dapur, dan satu kamar mandi. Sedangkan di lantai dua terdapat dua kamar tidur dan dua kamar mandi di setiap kamar tidurnya, juga ada balkonnya itu tempat favorit Inne untuk menghabiskan waktu sore ketika sedang santai sembari membaca buku, terkadang berdiskusi juga denganku tentang pemikiran-pemikiran Nietzsche, Gadamer, Karl Marx, dan tentu juga Tan Malaka.

Belakangan ini, Inne mulai ngedumel ingin membuat kolam renang di halaman rumahnya, tentu saja aku mengiyakan dan sedikit menyuntik dana kepadanya. Mau bagaimanapun juga ia telah membantu banyak kehidupanku jadi ya mau tidak mau aku harus menyanggupinya.

“Hoammm…”

Setelah menelantangkan tangan beberapa kali akhirnya keinginan untuk mandi muncul juga, perlahan kunaiki tangga dengan rasa malas yang masih menempel.

Kudengar sayup-sayup dari dalam kamar Inne sedang bernyanyi.

“I should be over all the butterflies But I'm into you (I'm into you) And baby even on our worst nights I'm into you (I'm into you) Let 'em wonder how we got this far 'Cause i don't really need to wonder at all Yeah after all this time i'm still into you.”

Yash, lagu dari Paramore sedang Inne nyanyikan, namun, ketika aku membukakan pintu ia tidak ada. Rupanya ia sedang bernyanyi di dalam kamar mandi.

Ia masih saja bernyanyi, harus kuakui suara Inne cukup bagus apalagi jika menyanyikan lagu-lagunya Hayley Williams, suaranya sangat cocok menurutku.

“In! Mandi?” Teriakku.

“Hah? Apa sayang?”

“Kamu lagi mandi?”

“Iyaaa!”

“Aku juga mau.”

“Yaudah sini, gak di kunciii…”

Wajah mesumku langsung terpancar dengan jaya ketika mendengar tawarannya.

“Cklekkk…,” pintu kamar mandi aku bukakan.

“Jreeenggg…!!!” sebuah pemandangan indah kulihat.

Inne tersenyum dengan sangat manis kala itu, senyumannya penuh dengan godaan, matanya melihatku tajam. Dengan tetiba ia menyemprotkan shower ke badanku yang masih memakai kolor.

Sontak aku kaget lalu tertawa-tawa bersamanya. Badan Inne yang ramping, kaki yang jenjang, plus payudaranya yang sekal membuatku tak tahan ingin segara melahapnya.

“Eitsss… mandi duluuu, mau ngapain pegang-pegang?” ucap Inne menahan tanganku yang melingkari pinggangnya.

“Hmmm… iyaaa… iyaaa…” jawabku pasrah.

“Hahahaha ciannn…,” kata Inne meledekku.

“Cuciannya masukin ember sana yang, biar sekalian dicuciin,” sambungnya.

Aku menuruti permintaannya, dan segara melepaskan celana kolorku berserta cdnya.

“Hihihi… si adek lagi tidur…,” ucap Inne melihat ke arah pusakaku.

“Tau ah…,” jawabku sok bete.

“Utuuuu utuuuu ngambek yaaa gaboleh pegang-penga yaaa… uuu sayang…,” ucap Inne seraya mencium bibirku.

Namun tak lama aku melepaskan pagutan Inne, karena masih pura-pura bete.

“Ih, ayang! Kok dilepasin,” protes Inne.

“Mau mandi dulu…,” ucapku.

“Ehm gituuu… yaudah…”

Aku kemudian mengguyur seluruh tubuhku dengan shower dan menyabuninya. Inne pun demikian.

Namun, tak lama aku mendapatkan serangan dadakan. Tiba-tiba tangan Inne meraih pusakaku dan perlahan mengocoknya.

“Emmhhh… apaan curang…,” lenguhku.

“Hihihi… abisnya sih kamu gemesin sok jaim…”

“Lagian gak boleh pegang-pegang…,” jawabku.

“Yaudah mau lanjut ngambek apa mau lanjut maiiinnn?” tanyanya.

Tanpa membalasnya aku langsung membalikan badan dan langsung memagut bibirnya.

“Mwwaahhhh…”

“Ahhhh… hmmmm… mmmhhh…” lenguh Inne menyambut hisapan bibirku.

Tangaku langsung bergerilya mengelilingi bukit keindahan milik Inne. Terasa begitu sekal meskipun sudah sering kujamah. Ketika jempol dan telunjukku memilin putingnya secara perlahan ia langsung melenguh panjang dan kelojotan.

“Ahhh… ayang… mmmhhh…”

“Enak sayang?”

“Enak bangat sayang… kangen banget tauuu…,” balasnya yang langsung menyosor kembali bibirku.

“Terus kenapa tadi gak mau di pegang hah?” godaku sembari tetap memainkan putingnya.

“Ih udah atuh… ahhh… mmmhhh… kan sekarang dibolehin… ahhh… mhhh…,” Inne semakin kelojotan dengan permainan tanganku di payudaranya.

“Ayang aku basah banget…,” ucapnya seraya menuntun tanganku menuju ke bukit lembahnya.

Dan ya! Vaginanya sudah sangat basah juga berkedut-kedut. Langsung saja tak lama-lama aku mainkan klitoris Inne dan mengelus-ngelus lubangnya. Itu membuat Inne ngos-ngosan semakin merasakan kenikmatan dan gatal pada vaginanya.

“Ahhh sayaanggg… jangan siksa akuuu…,” kata Inne yang kemudian berjongkok.

Aku menarik napas panjang terlebih dahulu sebelum menerima manuver blow-job dari Inne.

“Sslrrppp… sllrrppp… sllrrppp… mmhhh…,” Inne langsung memasukkan batang penisku ke dalam mulutnya tanpa basa-basi.

Kini aku yang dibuat merem-melek olehnya. Inne memang seringkali melakukan BJ kepadaku. Anehnya lagi ketika ia dalam keadaan mood yang jelek ia selalu ingin menghisap penisku agar mood-nya terasa baikan. Hahaha aneh emang bidadariku ini. Katanya, menghirup aroma penisku bisa membuat tingkat stress-nya berkurang.

Keanehan yang lain ialah ia sangat suka sekali mencium aroma ketiakku, akupun demikian sih, memang kita pasangan aneh intinya hahaha.

“Enak ngga sayang diginin?” tanya Inne yang sedang menghisap biji penisku.

“Ahhh… enak banget sayang… jangan bikin cepet keluar…”

“Hihihi… ngga sayang… nanti aja di dalem keluarinnya…” kata Inne yang berdiri dan langsung menungging memegang penisku agar bisa langsung menerobos vaginanya.

“Haahhhh… enak bangat sayangggg… itil aku kedut-kedut tau kegesek-kegesek kontol kamu…” ucap Inne.

“Aku masukin sayang…,” jawabku.

“Pelan-pelan sayang…”

“Ahhh…,” desahnya saat seluruh penisku berhasil masuk ke sarangnya.

“Sayang diemin dulu, aku mau keluar…”

Aku tetap menggoyangkannya secara perlahan, dan tak lama setelah itu Inne orgasme untuk yang pertama kalinya. Aku sudah tak aneh dengan Inne yang seperti itu, memang Inne adalah tipe perempuan yang sensitif makanya ia cepat orgasme. Ditambah jika dilihat dari ciri fisiknya Inne memiliki kumis tipis di atas bibirnya dan tangannya pun sedikit berbulu halus. Bahkan tak jarang Inne sering orgasme hanya dengan ciuman dan remasan di payudaranya saja. Dan itu sering kulakukan saat di mobil wkwk.

“Arrggghhh… sayang memek kamu enak bangat sayang…,” celotehku saat menggenjotinya.

“Ahhh… iya sayang… enak sayang… mhhh…,” tangan Inne meraih tanganku dan diarahkan ke payudaranya.

Setelah kurang lebih 5 menit Inne kembali orgasme untuk yang kedua kalinya.

“Mhhh… sayang… aahhh… enak banget sayaaanggg… mwaahhhh…,” ucapnya dengan ngos-ngosan.

“Sayang bentar kasih aku napas dulu sayang…,” sambungnya.

Memang saat itu Inne seperti sudah dikejar anjing komplek setelah mengalami orgasme yang keduanya, napasnya tersenggal-senggal, badannya pun lunglai dipelukanku.

Sesaat setelah pinggulku bergoyang kembali memompanya Inne kembali mendesah.

“Aaahhh… sayaaangggg… memek aku ngilu sayaaanggg… enak… kedut-kedut bangettt…”

“Mau dikeluarin lagi sayang?” godaku.

“Mau sayang mauu… enakkk…”

Kami kembali berpacu dalam keringat, meskipun kami dalam kamar mandi namun peluh kami tetap bercucuran bersatu dengan deruan napas dan desahan.

“Mhhhh sayang kontol kamu enak bangat sayaaanggg…” ucap Inne yang rambutnya kini sedang aku jambak perlahan.

“Aku keluarin mana sayang?” tanyaku yang semakin mendekati ejakulasi.

“Dalem aja sayang… aku lagi aman…”

“Arrgghhh… hmmmm… mmhhh… ahhh…,” desahku menikmati jepitan memek Inne.

“Teteeehhh… Aa…!!!” tiba-tiba terdengar suara Dita dari kejauhan.

Sontak kami langsung menghentikan aktivitas kami sejenak dan saling bertatapan.

“Lanjutin sayang pelan aja,” ucap Inne.

“Iyaa sayaaanggg… Teteh lagi mandi dulu sayaang di ataaassss…,” jawab Inne pada Dita.

“Oh iyaaa… Aa mana Teh?” tanya Dita.

“Aa lagi tidur sayang di kamar Teteh, bentar yaaa, bentar lagi Teteh turun ke bawah…,” jawab Inne dengan berteriak.

“Iyaaaaa…,” jawab Dita.

Aku dan Inne tersenyum sejenak seraya berpandangan.

“Hehehe mwahhhhh…,” ucap Inne menciumku.

Aku yang sudah diujung tanduk sudah tak sabar lagi ingin segera menumpahkan lahar panasnya di memek Inne.

“Aaaarrgghhh… sayang pelan-pelan sayang nanti kedengaran si Neng…,” ucap Inne mengingatkanku.

Aku hanya tersenyum karena sudah tak tahan.

Setelah 3 menit menggoyang Inne akhirnya laharku tumpah begitu banyak di memek Inne sampai berlelehan dan Inne yang susah payah menahan desahannya.

“Hmmmmhhh… sayang… mmmhhhh… mmmhhhhh… anget sayang… banyak bangettt…,” ucap Inne yang juga merasakan orgasme yang kesekaian kalinya.

“Haahhhh… hhhmmmm… enak banget sayang memek kamu… aku kekuras…,” ucapku dalam napas yang tersenggal-senggal.

“Hihi kan aku perawatan sayang biar kamunya gak berpaling sama yang lain hehe,” jawab Inne mencium pipiku.

“Gak akan! Cukup kamu!” jawabku yakin.

“I love youuu…” jawab Inne.

“I love you too…”

Aku cabut penisku dari vagina Inne, seperti biasa Inne melenguh ketika penisku tercabut dari vaginanya. Kami berciuman kembali beberapa menit sebelum akhirnya bersih-bersih dan harus menuju ke ruang bawah.

Setelah beres mandi dan sudah berpakaian sengaja aku tiduran di kasur karena kedinginan dan kecapean.

“Utututu sayang aku kedinginan ya kasian hihi kelamaan main di air sih,” ucap Inne menyenggol hidungku.

“Aku ke bawah duluan ya sayang nemuin si Neng kasian… mwaahhhh…,” sambungnya seraya mencium bibirku.

3

Setelah itu aku benar-benar tak tahu apa yang terjadi, karena aku memang benar-benar ketiduran hahaha. Aku ketiduran sekitar kurang lebih 1 jam. Saat aku menuju ke ruang bawah seraya menyalakan rokok kulihat Inne sedang merangkul Dita yang sedang duduk rebahan di pangkuan Inne. Mereka telihat sedang bebincang-bincang sembari cekikiran tertawa menonton serial di Neflixxx.

“Huuu tu kebo baru bangun, Teh, liat!” kata Dita ke arahku.

“Hahaha iya kasian dia kecapean, Neng,” jawab Inne.

“Tadi aku ke kamar liat Aa bobo meni tibra, mau dibangunin tapi gak boleh sama Teteh hahaha,” ucap Dita.

Aku menghampiri mereka dan langsung mengelus rambut Dita.

“Iya Aa teh kedinginan, Neng, kecapean juga gara-gara Teteh,” jawabku.

“Heh!” kata Inne mencubit lenganku dengan tertawa.

“Naha emang diapain sama Teteh?” tanya Dita.

“Nih dicubit liat, sakit,” jawabku.

“Ih! Hahahaha,” jawab Dita tertawa.

“Bukan, maksudnya kenapa sampe kedinginan terus kecapean gara-gara Teteh?” sambung Dita.

“Iya, tadi disuruh nguras bak mandi,” jawabku nyeplos.

“Hahahaha,” Inne tertawa seraya memukuliku.

“Heem, tadi Teteh pipis ga disiram jadi bau pas Aa mandi teh, jadi weh dikuras sama Aa,” jawabku dengan muka datar.

“Hah? Emang iya?” tanya Dita.

“Hahahahahahaha,” Inne hanya menggelengkan kepalanya tak mampu lagi berkata-kata.

“Ih! ituh gera…,” jawab Dita keheranan.

“Eh ayang ayang, si Neng udah pacaran niiii…,” ucap Inne kemudian.

“Eh!” jawab Dita yang langsung membekap mulut Inne.

“Hehehehe,” sambungnya.

“Ih gaya udah pacaran, adeeuhhh…,” jawabku.

“Mana atuh sini bawa ke rumah kenalin sama Teteh jeung Aa,” sambungku.

“Tadi teteh mah udah liat, sambil nungguin Teteh mandi, dia nemenin Neng di sini,” jawab Dita.

Inne menoleh ke arahku dan mengangguk.

“Iya yang, cocok lah kata aku mah sama si Neng,” jawab Inne seraya memeluk Dita.

“Oalah, yaudah, nanti minggu depan ajak ke sini Neng, kita bakar-bakaran,” ucapku.

“Beneran nih?” Jawab Dita.

“Iya sok, ajak maen sini, kita kosongin jadwal ya yang?” kata Inne menolehku.

“Iya dong, harus ada momen perkenalan dulu kalo ada yang mau sama adek Aa mah,” jawabku.

“Okeeeeee…,” jawab Dita sumringah.

Kemudian kami nonton neflixxx bersama dan memutuskan untuk tidur di ruang tengah bertiga. Di tengah terlelapnya si cantik Dita, tanganku dan tangan Inne masih sempat-sempatnya bergerilya memuaskan hasrat birahi. Inne yang akhirnya terlelap setelah orgasme yang kedua kalinya oleh tanganku yang mengelus-ngelus vaginanya secara halus meskipun ia susah payah untuk menahan setiap desahannya hahahaha.

See you next time…
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd