Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Panggil aku senpai SEASON 2 (Update Chapter 2)

Jadi kamu #TeamErika #TeamAriel atau #TeamAmel ?

  • #TeamAmel

    Votes: 41 21,0%
  • #TeamAriel

    Votes: 54 27,7%
  • #TeamErika

    Votes: 48 24,6%
  • #TeamGita

    Votes: 27 13,8%
  • #TeamVivi

    Votes: 25 12,8%

  • Total voters
    195
Bimabet
Aku menunggumu~
Aku menunggumu~
 
Part 11

Aku terjerembab di lantai. Erika berdiri, memandang galak dari atas. Ia berdiri tegap dengan postur seperti seorang Cristiano Ronaldo yang hendak melakukan tendangan bebas. Lengannya terlipat di depan dadanya. Nafasku menderu, mencerna apa yang sebenarnya sedang terjadi sekarang. Erika mulai berbicara

"Aku mau, melakukan hubungan sex..."

"... tapi kan??" aku menyela

"..... dengan orang yang aku cintai." Erika menyelesaikan kalimatnya. Ia pun langsung berjongkok dan merogoh celanaku dengan kasar.

".. erika.. tunggu... apa yang... engghhh!!"

"... ssshhh..." Erika menyuruhku diam dengan menempelkan telunjuk di bibirku. Ia dengan gemas meremas kemaluanku dari luar celana jeansku, kemudian secara perlahan ia menurunkan retsleting jeansku, melepas ikat pinggang dan kancing, lalu menurunkan sedikit celana jeansku beserta celana boxernya sekaligus. Penisku yang baru setengah tegang ia genggam.

"... do you love me?" tanya Erika sambil menggaruk testisku.

"... ngghhh..." aku tidak bisa langsung menjawab pertanyaannya. Semuanya terlalu tiba-tiba.

"Aku tau, kamu sebenarnya cinta mati sama kak Kinal." kata erika masih memainkan batang penisku dan menggaruk testisku. "Sampai akhirnya kamu sudah berhasil move on sama pacarmu, ternyata dia mergokin kamu dan kak kinal di kamar. Sulit memang ya merelakan orang yang dicintai pergi begitu saja. Sedangkan kak Kinalnya menganggap kamu adalah sahabat baiknya. Jadi akan benar-benar sulit untuk lepas darinya. Sampai akhirnya, kamu ketemu aku dan Eril." Erika mulai mengocok pelan batang penisku.

"Saat pertama bertemu, aku bisa lihat kalau kamu orang baik, dan kamu menolong kami semua. Sayangnya, kamu terlalu mudah terbawa nafsu. Kamu malah tidur dengan eril alih-alih mengantar dia pulang. Kamu biarkan Amel masuk ke apartemenmu dan kamu jadikan dia bulan-bulanan pemuas nafsumu. Kamu buat eril nyaman sampai dia sulit untuk mencari pasangan, karena ia hanya mau kamu yang beda agama dengan dia. Kamu buat amel ketagihan dan terobsesi untuk memiliki kamu seutuhnya. Seperti itukah kelakuan orang baik?" Erika menutup omongannya dengan meremat penisku secara kasar.

"... Arghh..." aku memilih untuk tetap diam, karena aku tau erika belum selesai bicara.

"Disatu sisi, aku tau, kamu sebenarnya menyukaiku. Ya kan? Aku bisa lihat dari tatapan matamu setiap kali aku pergokin, kamu melihat aku dengan tatapan yang beda. Aku selalu tunggu kesempatan kapan kamu mau lancang ajak aku tidur, tapi engga pernah. Bahkan saat kita udah ada kesempatan kayak sekarang pun, kamu masih tidak mau menggunakannya dengan baik. Sekarang aku sadar, kalau kamu benar-benar mencintaiku. Kamu berharap akulah orang yang bisa melengkapimu. Mengakhiri pencarianmu, dan memaafkan semua kesalahanmu. Begitu kan?" Erika mulai mengocok penisku dengan kasar.

nk9SxF4.jpg


"Tapi sayangnya, kesempatan itu tidak akan pernah datang, padahal mungkin, waktuku disini enggak lama lagi." Erika berhenti memainkan penisku dan berpaling sejenak ke arah jendela.

"... Eh? Apa maksudnya?" tanyaku kaget setengah mati. Apakah erika akan meninggal?

Erika berdiri dan berjalan ke arah jendela. Meninggalkanku dengan kondisi terkini di lantai. Erika memandang keluar jendela sambil memegang teralis.

"Aku akan lulus dari JKT48. Aku akan pulang ke Jepang dan gak akan kembali lagi ke Indonesia. Aku diterima beasiswa disana. Kenapa aku memilih disana? Aku capek di Indonesia. Aku depresi. Aku sempat 1 semester enggak mau keluar kamar. Karena apa? Aku mendapat perlakuan gak menyenangkan dari kakak tingkat aku." Erika membalikkan tubuhnya, memandangku sayu.

"Waktu ospek, aku didekati oleh salah satu panitia. Selesai rangkaian ospek, kami jadian. Rupanya ia bukan orang baik seperti yang aku kira sebelumnya. Aku dipaksa untuk melakukan hubungan sex dengannya. Bahkan yang lebih ekstrem, aku dibawa ke basecamp senior-senior di kampus dan disana aku dipaksa untuk menari telanjang dihadapan mereka. Lalu aku berhubungan badan dengan mantanku itu. Kupikir semua sudah selesai, rupanya apa yang aku takutkan benar-benar terjadi. Mereka adalah club mahasiswa pecinta Jepang. Begitu mereka tahu aku keturunan Jepang, mereka semua jadi kesetanan, dan aku digilir oleh mereka satu persatu. Entah berapa banyak sperma yang dikeluarkan di rahim aku. Aku tidak ingat lagi bagaimana akhirnya, karena aku pingsan. Waktu sadar aku sudah di kamar kost aku. Dan semenjak saat itu, aku gamau keluar kamar. Setiap ada yang ketok pintu, aku ketakutan setengah mati." Erika menceritakan masa lalunya yang benar-benar pilu. Aku kemudian memakai kembali celanaku. Aku merasa tidak pantas mendengar cerita pemerkosaan dengan kondisi tanpa celana. Erika kemudian duduk di ranjang. Mukanya terlihat sangat pilu. Aku tau, ia tidak menceritakan pengalaman buruknya ini kepada siapapun.

"Salah satu sepupu aku bilang, ada audisi JKT48 untuk generasi 6. Aku sebelumnya memang udah ikut untuk yang generasi 4 tapi karena mama tidak mengizinkan, aku mundur. Akhirnya aku membulatkan tekad untuk bangkit lagi. Jeketi benar-benar bikin aku semangat lagi, bangkit lagi. Aku juga iseng daftar beasiswa ke Jepang untuk jaga-jaga kalau aku gagal lolos audisi JKT48. Karena aku udah bener-bener gamau tinggal di Indonesia kalau ga ada alasan yang jelas. Setelah aku jadi member, ternyata rasa trauma itu muncul lagi. Melihat banyak sekali laki-laki penyuka Jepang, aku jadi takut. Beberapa bahkan punya rekaman aku lagi ngomong Jepang untuk keperluan apa aku gatau. Ternyata katanya untuk bayangin aku jadi bacolnya mereka. Aku kaget, aku takut, aku sedih. Aku langsung keingat masa lalu aku yang bener-bener menyakitkan. Apalagi salah satu temen generasi aku, Riri, malah jadi korban. Dia dihamili staff sampai harus keluar dari JKT48. Aku makin takut. Ternyata, pengumuman beasiswa itu muncul, dan aku dinyatakan lolos. Akhirnya aku membulatkan tekad untuk keluar dari JKT48 dan ambil beasiswa di Jepang. Aku harus meninggalkan trauma aku disini. Tapi disini hatiku malah nyangkut sama kamu. Lucu ya." Erika kemudian menangis pelan tanpa suara. Aku hanya bisa diam melihatnya menangis. Aku mengambil kotak tisu di meja dan membawakannya untuk erika. Ia mengambil tisu dan menyeka air matanya.

"Lanjut aja dulu nangisnya, keluarin semua, biar lega." kataku. Seketika tangisnya pecah di bahuku. Ia menangis tersedu-sedu sambil cegukan, sesekali mengutuk Amel yang selalu pamer cerita kalau dia sudah sex sama aku. Aku agak malu juga karena kehidupan sex yang diumbar-umbar seperti itu.

"Si amle tuh ya, seneng banget kayaknya ngesex sama kamu. Kamunya juga kayanya seneng gitukan! Dasar semua cowok sama aja! Kalau udah soal sex ga ada bedanya!" Erika kembali menangis dan memukuliku. Aku hanya bisa pasrah. Kurang lebih 17 menit erika meluapkan emosinya. Sampai kemudian pintu kamarnya diketok.

"Erika? Ayo siap-siap, antrian make-up untuk acaranya udah lumayan." terdengar suara Shania dari luar pintu.

".. hiks.. oke kak.." Erika menyudahi tangisnya dan menjawab Shania.

"Erika? Kamu kenapa? Gapapa kan?" Shania lanjut mengetok.

"Eh? Engga apa-apa kak.." Erika menjawab dengan lemas.

"Erika? Erika? Buka pintunya, aku khawatir." itu bukan permintaan, itu perintah. Erika seketika menurut dan membuka pintu kamarnya. Aku yang masih terduduk di ranjang langsung melihat Shania yang berada di ambang pintu.

"Erika? Kamu kenapa? Kamu nangis? Yaampun.." Shania menatapku sambil memeluk Erika. "Ada apa kak?" tanyanya.

"Bawa masuk aja Shan, jangan di pintu." ujarku. Shania kemudian membimbing Erika masuk lalu menutup pintu kamar. Shania membimbing Erika duduk di ranjang. Shania membelai-belai rambut erika sambil mencoba menenangkan.

"Erika tadi bilang, kalau dia mau pergi ke Jepang dan gak akan pulang lagi ke Indonesia, dia mau keluar dari JKT48." kataku sambil berdiri.

"HAH? serius? Erika??" Shania tersontak kaget tak mempercayai kata-kataku. Erika terus menangis tersedu-sedu. Ia mengangguk sedikit untuk menjawab pertanyaan Shania, lalu kemudian melanjutkan menangis.

"Yaampun... Ini... Ini.. beneran?" Shania masih shock.

"Coba kamu tenangin ya shan, dia tadi udah cerita semua alasannya ke gue, tapi tolong jangan paksa dia untuk cerita dua kali, biarin napas dulu anaknya. Masih kecapean juga kayanya." kataku.

"Oke kak, makasih ya, kakak balik gih ke kamar, siap-siap dulu, nanti kak Kinal ngamuk-ngamuk kalau tau kakak belum siap-siap. Erika biar aku yang urus aja sekarang, udah kewajiban aku." kata Shania.

"Oke deh, Erika, aku tinggal sebentar ya? Nanti beres acara aku ajak jalan-jalan cari jajanan.." kataku berusaha menghibur. Erika hanya sesegukan.

"Iih mau jugaaa!!! Ajak-ajak dooong..!" kata Shania.

"Iya gampang, sekarang kita punya tugas negara nih, hahahha ayok siap-siap dulu yah." aku berpamitan sambil menutup pintu kamar erika. Sambil menghela nafas panjang. Terlalu banyak informasi yang kuterima pagi ini membuatku agak pusing dan sulit untuk mencerna. Terutama cerita pilu Erika yang menyayat hatiku. Aku bergegas menuju kamarku untuk bersiap-siap menyambut acara lamaran.

********

Aku menjerumuskan tubuhku di ranjang. Lelah sekali rasanya hari ini. Menghadiri acara lamaran yang dilanjut dengan menjadi supir sekaligus tour guide wisata kuliner. Berhubung waktu kami terbatasa, aku hanya mengajak Shania, Saktia, Erika, dan Feni ke Taman Hutan Raya Juanda. Disana mereka asyik bermain-main dengan alam sementara aku sibuk memakan ketan bakar. Dari Tahura kami lanjut ke Wot Batu untuk melihat karya seni Pahatan Batu, untuk kemudian meluncur ke warung Bakso Akung yang legendaris sebelum membeli oleh-oleh di Pasar Kosambi. Para member girang sekali waktu mengunjungi pasar Kosambi karena banyak sekali jajanan khas Bandung yang sering dijadikan cemilan. Feni bahkan membeli 3 Kilogram Sale Pisang untuk dimakan sendiri! Ya ampun..

Sepanjang perjalanan tadi, Erika tampak cukup riang, meskipun aku masih bisa merasakan pilu di tatapan matanya. Mungkin butuh waktu baginya untuk benar-benar mengumumkan kelulusan.

Ngomong-ngomong soal Erika....

Aku jadi teringat kejadian pagi tadi, saat penisku digaruknya secara kasar. Astaga, kentang banget bro!

Aku segera mengeluarkan penisku dari celana boxer, memandang foto Erika yang terpampang di feed instagram, lalu aku mulai memejamkan mata dan mengocok pelan.

dXksYhc.jpg


*ceklek*

Aku mendengar suara pintu terbuka, aku tidak menghiraukan karena aku tadi sudah mengunci pintu, mungkin kamar sebelah, pikirku.

*ceklek*

Sekarang bunyi pintu tertutup. Aku masih tidak mempedulikan. Penisku sudah menegang dan baru setengah jalan mencapai klimaks...

"Wah wah... Jadiin foto member sebagai bacol.. gak bener nih." terdengar suara Shania.

.......
.......
Eh?
.....
......
Tunggu
......
......
SHANIA????

ZxyW3n7.jpg


Aku langsung membuka mata dan seketika terperanjat dari posisiku.

"A-apa yang...????"

"Hahahhahaha kasian banget sih kak, kepergok lagi coli, mana kentang banget tuh belom keluar, harusnya aku tunggu keluar dulu ya baru kagetin hihihihi." Shania cekikikan.

"Shan! Lo apa-apaan sih! Ga cukup apa jalan-jalan seharian? Gua juga perlu privasi!" aku protes sambil memakai kembali celanaku. Tiba-tiba sebuah guling melayang dan mendarat tepat di wajahku. Aku yang linglung karena semuanya serba mendadak tiba-tiba sudah telentang dan ditindih oleh Shania.

"Gue mau cerita sedikit, boleh? Jadi gue lagi sange banget nih, dan entah kenapa gue inget pengakuan kak kinal waktu mabok kalo dia pernah tidur sama lo, katanya lo kuat banget dan seneng main kasar."

Tanpa aba-aba, celana boxerku dirogoh dan penisku dikeluarkan dan dikocok secara kasar. Shania memiting tubuhku dan mengunci pinggangku dengan kaki-kakinya. Gotcha! Posisi yang pas.

"Shan.. kamu cantik banget sih, sayang.." aku mulai menggodanya.

Shania mendadak tertegun, pipinya bersemu merah. "Ee.. eh? I-iya aku memang cantik kok.. kok tiba-tiba sih..."

"Ciuman yuk.." ajakku menggoda. Shania agak salah tingkah, mungkin dia tidak berharap mendapat perlakuan seperti ini. Ia kemudian merebahkan tubuhnya dan kamipun berciuman mesra.

"Aku sayang kamu, shan.." kataku saat ciuman kami terlepas. Shania kembali salting. ".. a-apaan sih kak.. kok jadi gini, aku kan maunya.." belum selesai ia berbicara, aku segera menerkam bibirnya yang seksi itu. Kedua tanganku langsung meremas-remasi payudara dan pinggulnya. Tidak ketinggalan punggungnya pun aku jamah dengan rakus. Shania kewalahan mengikuti permainanku. Aku melepas pakaiannya dan lanjut mencumbunya dari belakang. Bibir kami beradu, lidah kami bersilat seru, dan tangan kami bergerak gerak liar saling menjamahi.

"ENGGHHHHHH!!!! KAK!!!!!"

"Iyaa.. kenapa sayang.."

"ENGGHHHHHH!!! Enak banget KAK!!!"

Shania meracau tak karuan saat jemariku memainkan putingnya dengan nakal. Tak tahan dengan aksi damai para jemariku, shania menarik kasar jemariku lalu mengarahkannya ke selangkangannya. Aku langsung merogoh celana tidurnya dan menyingkap celana dalamnya untuk mendapat akses langsung menuju vaginanya. Tanpa aba-aba, tiba-tiba kepalaku ditarik oleh shania secara kasar dan dijejalkannya ke payudaranya yang kecil itu.

"Maenin pake mulut! Buruan! Daripada ngegombal mulu... ARGGHHH!!!"

Shania semakin kewalahan. Salah besar ia memberi akses penuh untuk lidahku menyapu putingnya.

10 menit aku menguncinya dalam posisi itu. Jemariku tidak henti-hentinya mengocok lubang vaginanya. Sampai akhirnya....

"Kak... Aku.... Sampai.... Akkkhhh!!!"

Badannya menegang kemudian jemariku disembur sensasi hangat dari dalam liang senggamanya. Shania mencapai orgasme dengan tubuh penuh keringat. Membuatku semakin bernafsu.

Aku melucuti semua pakaianku, celana shania pun kulepaskan semua. Kuposisikan dia agak menungging. Tanpa aba-aba, aku langsung menusukkan penisku ke liang senggamanya.

"AKHH!! SAKIT!!!"

CNV8wep.jpg


Tapi aku tidak peduli. Sudah terlanjur bernafsu, aku menggenjot vaginanya secara kasar. Pantat kami beradu dengan suara keras. Semakin lama RPM ku semakin tinggi. Shania hanya bisa terduduk kewalahan. Ia menatap nanar kebelakang saat vaginanya dihajar habis-habisan olehku dari belakang. Aku yang melihat tatapan matanya yang pasrah itu malah semakin bernafsu. Aku menampar pantatnya dengan kencang.

"AAAAHHHH!!!"

Kemudian aku menarik kedua tangannya di bagian siku untuk kemudian kujadikan tumpuan menggenjot. Keringat mengucur deras dari tubuh kami. Punggung shania yang mulus mulai mengkilat karena keringat. Entah berapa lama aku terus menggenjot vaginanya dalam posisi ini hingga mulai kesemutan, sebelum akhirnya

"KAKKK AKU KELUAR LAGIII AAAKKKGHHH!!!!"

*serrrrr*

Penisku dibanjiri cairan hangat dan sensasi rematan dari liang lawan mainku ini. Shania roboh menyamping. Namun sayangnya, aku belum selesai. Dengan posisi panggul menyamping, aku mengambil posisi dan kembali menggenjot vaginanya dengan cepat.

"ADUH!! KAKKK!! UDAH CAPEKK!! AAHHHH!!! ENAKKK!!!"

Aku tidak mempedulikan erangannya. Aku fokus memompa penisku di dalam vaginanya. Posisi menyamping membuat suara benturan antara pahaku dan pantatnya kurang terdengar, tidak seperti genjotan dari belakang tadi. Aku berpegangan pada pinggul dan satu tangannya shania untuk memantapkan momentum menggenjot.

"Ahhhh... Ahhhhh... AAaaahhhhh!!!!" shania mengerang parau.

*serrrr*

"Akhh.... keluar lagi..." kata-kata shania sudah mulai melemah. Suaranya hampir tak terdengar.

"Belum shan, tanggung, sedikit lagi. Biar aku tuntasin." aku membalik badannya ke posisi telentang. Bersiap menggunakan posisi missionary, aku menghunjamkan seluruh penisku tanpa ampun. Tapi kali ini dengan amat sangat pelan. Aku meliukkan tubuhku seperti gerakan wave saat menari.

"Aaaahhhh.... cape kak... Tapiiii enak banget.... Aaahhhhh~"

Shania mengeran dan mendesah seolah melayang. Gerakan lamban seperti ini malah justru membuatku cepat naik. Tiba-tiba shania mengunci tubuhku dengan pahanya.

"Minta di dalem?" tanyaku.

"Yess!!! Aaahhhh~"

"Say 'please'..." godaku.

"Please...." ujar shania lemah namun sangat menggoda.

"PLEASE WHAT???"

"P-please cum me in... Aaaahhhhhh!!!!"

*serrrrr*

crot crot crot crot crot


Aku tidak menghitung berapa tembakan yang kubuat di dalam rahimnya. Bodo amat, yang penting enak aja dulu. Soal nanti bagaimana dipikirin nanti saja.

Shania mengendurkan kunciannya pada tubuhku. Aku mencabut penisku dari vaginanya yang meluber penuh cairan senggama. Aku bangkit sejenak untuk mengambil dua gelas air.

"Thanks, love.." ujar shania lalu kami bersulang dan minum sampai habis.

**********

Aku terbangun mendadak oleh cahaya matahari yang masuk dari sela tirai. Aku melihat jam di handphone, masih pukul 7 pagi. Aku meraba ke samping dan menyadari shania sudah pergi. Ah ya, aku baru ingat, Shania pulang pagi ini bersama Saktia, Feni, dan beberapa staf menggunakan mobil pribadi. Mereka berangkat pagi untuk menghindari macet sekaligus mengejar jam tampil show 2 di teater. Aku mengucek mata sambil menguap kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk mandi junub.

Selesai berpakaian, kamarku diketuk.

"Senpai.." suara Erika memanggil dari luar kamar.

Aku berjalan membuka pintu. Terlihat erika yang sangat cantik pagi ini berbalut sweatshirt hijau. Ia membawa sebuah troli berisi beberapa makanan dan minuman. Sepertinya ia baru saja membajak dapur. Memang kalau menginap di guesthouse sistemnya lebih bebas dari hotel.

"Sarapan bareng yuk!" katanya sambil tersenyum. Ia kemudian mendorong trolinya masuk. Aku menutup pintu kamar. Erika membuka jendela lebar-lebar. Aku baru tahu ternyata ada pemandangan kebun kecil di luar jendelaku. Hamparan hijau kurang lebih 1 meter persegi yang ditutupi dengan tembok batu dan tanaman menjalar. Aldi memang tidak salah dalam memilih kamar.

"Ini ada sereal, ada roti, ada susu, ada sosis, telur, dan daging asap. Aku tau kamu suka semua ini, jadi aku bawa aja semuanya," erika tertawa nyaring.

"Yuk makan!" aku berseru. Setelah berdoa bersama, kami langsung menyerbu makanan yang terdapat di troli.

4hO28jB.jpg


Setengah jam kemudian, semua piring telah bersih tanpa seserpih pun sisa makanan. Kami berdua benar-benar makan lahap. Terlebih diriku yang habis main gila semalam.

"Euuukk!!" aku bersendawa keras.

"IH JOROK!" Erika memukulku menggunakan bantal. Aku mencoba menghindar tapi erika makin brutal dan terus memukuliku dengan bantal. Kami bergulat seru di ranjang sampai akhirnya aku unggul. Tiba-tiba saja posisiku sudah diatas Erika.

"Eh.. maaf.." aku buru-buru bangkit. Erika menaikkan badannya dan duduk bersandar di ujung ranjang.

"Senpai, mau lanjut yang kemarin? Nanggung banget kayaknya.." Erika mendadak bertanya. Aku sontak kaget.

"Erika, jangan... Aku gamau membangkitkan memori kelam di ingatanmu itu, aku..."

"Sshhh!!! Denger ya, aku gak mungkin akan terus-terusan hidup dengan trauma seperti itu. Itu adalah sesuatu yang harus aku lawan. Gak mungkin saat aku sex dengan suamiku nanti, aku jadi teringat kejadian itu kan? Jadi aku mau menimpa kenangan buruk itu dengan kenangan yang benar-benar manis. Hubungan sex denganmu adalah yang paling realistis. Boleh ya? Izinkan aku.."


Izinkan aku
Untuk terakhir kalinya
Semalam saja bersamamu
Mengenang asmara kita
Dan akupun berharap
Semoga kita tak berpisah
Dan kau maafkan kesalahan
Yang pernah kubuat


"Anggap saja ini kado perpisahan kita, karena aku akan pergi duluan ke Jepang tanpa mengabari manajemen. Aku akan pakai alasan urus Visa. Tapi dari sana, aku gak akan kembali lagi untuk perform dan mengumumkan graduate di panggung. Aku akan memaksa official supaya mengumumkan via website saja. Apapun hasilnya nanti, aku gak akan peduli."

Aku melihat tekadnya yang sudah mantap. Memang susah, tipe-tipe alpha-woman seperti Erika ini kalau sudah menyatakan sesuatu, ya harus dilaksanakan. Ditambah kepribadiannya yang Koleris dan Melankolis menjadikan kombinasi sempurna watak visioner, berkemauan keras, dan perfeksionis.

Aku mendekatkan wajah kami.

KVvo63y.jpg



"Shall we begin?" tanyaku singkat. Erika mengangguk mantap dan menutup matanya. Seketika kami berciuman ganas. Aku yang sudah mendambakan tubuh ini sejak dulu langsung menjamah kasar payudaranya yang masih terbalut busana. Aku menyudahi ciumanku di bibirnya untuk beralih dan menikmati leher dan tengkuknya yang bersih itu. Kulit blasteran Jepang memang beda. Harum dan terasa agak legit dengan tekstur yang kenyal. Jauh lebih nikmat daripada tekstur kulit Eril yang notabene keturunan Cina.

Aku mengangkat rambut erika keatas, aku menjilati telinganya dengan rakus sambil meniup-niup pelan. Tanganku tak henti-hentinya meremas dan meraup payudaranya dari luar pakaian.

"Aaahhh... Ahhhh... Senpai...."

Ayo erika, ayo, ayo mendesah dan pakai bahasa Jepang!

"Senpai.. ahh... Kimochi..."

EoUuSbl.jpg


ITU DIA! ITU DIA KATA YANG KUTUNGGU! MENDENGARNYA LANGSUNG DENGAN LOGAT JEPANG BENAR-BENAR MEMBUATKU BLINGSATAN.

"Arrrhhhh!!! Senpai! Geli!! Aaahhhh!!!"

Aku menggerayangi tubuhnya dari belakang, menyingkap rambutnya yang harum, dan mencumbu lehernya. Tubuhnya bergidik sedikit ketika lidahku menyentuh titik-titik sensitifnya.

"Gimana rasanya sayang?" Bisikku di telinga kirinya, kemudian kutiup lubang telinganya, seketika tubuhnya menggelinjang, lalu lanjut kujilati telinga kirinya, kedua tanganku menjamah dadanya yang kencang itu dengan kasar.

"Nghhhhhhhhhhmmmhhhhm.... Enakkk .... argghhhhh...." kedua tangannya mengikuti tanganku meremas-remas, semakin cepat aku mengguncang toketnya, kemudian aku tiba-tiba berhenti.

Aku singkap sweatshirtnya, ia secara refleks mengangkat lengannya untuk memudahkanku melepaskan. Kemudian aku menarik tali BH nya dan menjentikkannya.

SmxhAD1.jpg


"Ouch! Iseng deh!" Katanya dengan nada suara yang kukenal betul, tanpa basa-basi aku melepas BH nya, tampak lah punggungnya yang mulus. Aku mulai menjilati punggungnya sepanjang tulang belakangnya, agak lama di atas pinggul kiri. Erika pun mengerang "ahhhh" lalu menarik tanganku untuk kembali mengaduk-aduk toketnya. "Mmhhhhh.... enngggghhhhh..... arrgghhhhh" desahnya tak keruan, aku terus memainkan toketnya ketika aku selesai menjilati punggungnya dan melahap bibirnya dari belakang. Matanya terpejam ketika kami berciuman dengan penuh gairah.

Tidak terhitung berapa lamanya aku bermain-main dengan payudaranya yang kenyal itu. Ukurannya memang standar, tapi payudara erika sangat kencang. Membuatku sejenak melupakan dada amel yang kecil dan milik eril yang cukup besar. Kemudian aku membalikkan bahunya, lalu kemudian

"Aku nyusu ya." tanpa menunggu jawaban, aku menenggelamkan wajahku ke gundukan daging kenyal kembar tersebut. Menjilati setiap incinya, menghisap putingnya yang coklat sambil sesekali menggigit dengan gemas.

"Ahhhhhhhhhhhhjhhjjjjhhhhhghhhh....." Erika meracau tak keruan, tangannya menopang diletakkan dibelakang kepalaku seakan menahanku untuk terus menyusu disana. Sambil tangan satunya mulai bermain selangkanganku, menyentil batang berurat yang sudah tegang tak keruan. Melepaskan kolorku dan kemudian mulai bermain-main dengan testisku seraya mengocok batangnya.

"Ngghhhhhhhhh....." Kataku keenakan sambil terus menyusu berpindah-pindah dari kiri ke kanan. "Jangan dikocok, nanti keluar duluan, kamu belom dienakin. Sini gantian." kataku

F3ZEsOa.jpg


Aku menyingkap celana dalamnya, langsung kuhunjamkan telunjukku ke memeknya, merogoh-rogoh liangnya sambil memainkan jemariku. Berkali-kali menyentuh klitoris dan dinding vaginanya untuk mencari G-spot. Erika merintih setiap aku menyentuh suatu titik, sampai akhirnya aku menyentuh titik yang membuatnya merintih keras "aaahhhhhhh" lalu keteruskan bermain disitu. Lidahku kembali menyusu ke toket kirinya, tanganku yang satu lagi bergantian meremas paha dan pantatnya.

"Ahhhhhh ahhhhhhb aku mau keluarrr aaakkkkhhhhhhh..." Seketika jariku dipenuhi rasa hangat yang basah.

Napasnya tersengal-sengal, bisa kulihat ekspresi wajahnya yang lelah namun puas itu. Masih terekam jelas dalam ingatanku ketika tubuhnya menegang sepanjang punggungnya sebelum orgasme.

Aku kemudian membaringkannya di kasur, kukangkangi tubuhnya, aku berlutut, kemudian aku menaruh kontolku di sela-sela payudaranya.

"Ini," kataku, "adalah perlakuan yang paling aku suka. Jepit kontolku dengan toketmu. Tahan pakai kedua tangan, ya betul begitu, siap-siap" kemudian aku menggerakkan pinggul ku maju mundur. Erika refleks mengangkat kepalanya ke arah penisku yang bergerak maju mundur di depan wajahnya, kemudian ia dengan pintarnya menjulurkan lidahnya. "Hwaghh!!!" Kataku semakin mempercepat gerakanku karena sensasi yang dihasilkan ketika penismu dijepit dengan toket kemudian ujungnya dijilat itu sungguh diluar akal sehat nikmatnya. Ditambah lagi dengan makin bernafsu nya diriku ketika melihat ekspresi wajahnya yang seakan mau melahap penisku.

7SMXKvn.jpg


"Aarhghhhhh, buka mulutnya sekarang, mangap!" Aku menyodokkan penisku ke mulutnya yang terbuka, kutahan pinggul ku, kutahan belakang kepala Erika kemudian memaju-mundurkannya. Erika sempat tersedak ketika mengulum kontolku, namun dengan tanganku yang menahan kepalanya, ia tidak berdaya apapun selain hanya menatapku dengan penuh kasih sayang dari bawah. Aku pun menatapnya dengan penuh nafsu. Akhirnya pertahananku jebol, aku keluarkan spermaku di dalam mulutnya tanpa aba-aba. Erika pun terbatuk-batuk.

Aku menyodokkan kontol ku lagi ke mulutnya untuk dihisapnya dengan penuh rasa lapar. Skor 1:1.

Setelah ejakulasi tadi aku beristirahat sebentar sambil tanganku tak henti-hentinya meremas toketnya itu.

"Kenapa sih doyan banget?" tanya Erika

"Iya, abisnya keliatannya kenceng banget walaupun kamu udah pake baju longgar, ternyata beneran kenceng, empuk, kenyal lagi, enak banget, mmmhhh" aku kembali membenamkan wajahku di gundukan dadanya, melahap dengan rakus, dengan sedikit sentuhan dari tangan Erika, penisku kembali menegang, namun ada sensasi aneh. Tangan Erika dingin, seperti telah memegang es sebelum meremas kontolku. Sensasi dingin yang luar biasa kembali meningkatkan gairahku, kuangkat tubuhnya, kududukkan di pinggangku. "Ini posisi sambil duduk yang sering diperagakan film semi-bokep Korea" kataku. Kugesekkan kepala penisku ke mulut vaginanya, aku menengadah menatap wajahnya, mata kami saling bertatapan selama 5 detik, kemudian Erika menggangguk, lalu ia menurunkan pinggangnya.

*Blesh*

"Akkhhhh!!!! Sakiiit!!!" Teriaknya, aku segera membekap mulutnya, takut terdengar keluar. Kemudian kubimbing ia untuk memasukkan penisku. Perlahan tapi pasti, akhirnya seluruh Batang masuk ke vagina, Erika pun melenguh seperti sapi lalu merebahkan badannya kearah ku, kelelahan menahan sakit.

"Tahan, abis ini enak." kataku, membiarkan vagina Jepang itu terbiasa dengan kehadiran penisku di dalamnya.

"Aaaaaaaaahhhhhhhhhhh aku mulai goyang yaahhhhn...." Erika meracau kemudian menggoyangkan pinggulnya. Naik turun, maju mundur, wajahnya terpejam keenakan, mengerang nikmat seraya tangannya menjenggut rambutku, menariknya ke arah dadanya, memberiku akses menuju bagian tubuhnya yang paling aku sukai. Payudara.

"Ahhhahhahhhh ahhahhhhhh ungghhhhhha hahhhhhhhh enghhhhhhhh hwahhhhhhb arrghhhhhhh....." Erika meracau tak keruan, goyangan pinggulnya makin kencang, toketnya bergerak naik-turun seirama dengan gerakan tubuhnya yang montok. Kucubit lengan kirinya ia pun semakin mempercepat gerakan pinggulnya sambil mendesah. "Ahhhjkkjhhhhhhgg enakkkkk kakkkkk ahhhkkkhhhh akkhhhhb aaakuuj keluarrr kakkkk aaaaahhhhhhhh....."

Aku menyaksikan dalam gerak lambat, ketika tubuh langsing itu menegang, punggungnya tegak lurus lalu kemudian melenting kebelakang, bergetar, kemudian...

NdceHuf.jpg


"......hhhhhhhhhhhh....." Serunya kehabisan nafas ketika cairan orgasmenya menyembur, memberikan sensasi hangat pada batang penisku. Kemudian setelah badannya mengglinjang, kuangkat pinggang nya.

Kudorong ke arah meja. Di meja tersebut terdapat cermin. Terlihat jelas pantulan tubuh Erika yang kurus itu di cermin tempat biasa merias wajah. Erika tampak masih belum selesai mengatur nafas ketika, kembali, tanganku menjamah payudaranya dari belakang dengan sangat rakus. Erika hanya bisa merintih meringis sambil mendesah.

"Ahhhhhhhhh ahhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhh"

"Pegangan ke ujung meja, nungging, nah begitu." Kemudian aku menusukkan penis ku dari belakang. Menggenjot dalam doggy style.

"Ahhhhhhh ahhhj ahhhhh ahhhhhhhhhhh"

*Plak plak plak*

Terdengar ketika kedua pahaku bersentuhan dengan pantatnya yang kenyal itu. Aku mengangkat kaki kirinya dengan tanganku, sehingga Erika terlihat seperti anjing yang sedang kencing, kemudian aku menggenjotnya dengan kencang.

"Akkhhkkhhhhh akkkkjhhhhhh haaaaahhhhhhhhhhh hhhhhhh argghhhhh...." Kata Erika sambil menatap kebelakang, ke arahku, dengan tatapan lelah dan pasrah.

Setelah sensasi hangat kembali menyembur dari memek idol itu, aku menggiring nya kembali ke tempat tidur, mengarahkannya membuat posisi yang sama.

"Ayo kita main kuda-kudaan," kataku teringat hobby Nadse yang katanya adalah "berkuda."

"Hyahhhh!" Kataku sambil kembali menggenjot pantatnya yang sekal diiringi bunyi *plak plak plak*. Aku menampar permukaan bokongnya yang mulus itu, membuatnya kaget dan melenguh keenakan. Kepalanya ditekuk keatas. Aku menahan kepalanya dengan tanganku agar tetap di posisi seperti itu. Tak terhitung berapa kali aku menampar bokongnya, meninggalkan bekas merah diiringi sensai hangat yang kembali menyembur dari memek si remaja blasteran Jepang ini.

Erika sudah sangat lemas, tubuhnya mengkilat basah oleh peluh, kepalanya terkulai lemas karena sudah orgasme 5 kali pagi ini. Sambil terengah-engah, dia bertanya "kok kuat banget?"

"Rahasia." kataku. "Sekarang telentang, biar kutuntaskan."

"Sampe puassshhh senpai..... hhhh" ujar Erika lemah

gcLBrat.jpg


Aku buka kakinya dengan lebar, kutusukkan kontolku ke memeknya yang terbuka itu. Tusukan yang tiba-tiba itu membuat Erika refleks berteriak. "AAAAAHHHHHHHH". ternyata gadis ini punya stamina yang lumayan setelah 5x orgasme. Kugenjot terus dalam posisi itu sambil berlutut, kembali kurasakan semburan hangat dari vaginanya dalam tempo 2 menit kugenjot. Kulepaskan peganganku dari kakinya, secara otomatis kakinya melingkar di punggungku, tangannya meremas pantatku, menancapakn kuku-kukunya, membuatku semakin cepat memompa penisku.

" Ahhhh ahhh ahhh ahhhh ahhhhhhhhh senpai terus senpai terus ahhhhh aakkkkhhhhb terus akkjhhhhhhhh enak bangetttt ahhhhhhhhh..... kimochi...."

Aku merasakan sensasi menegang di sekitar panggulku, "ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah aaaaaaahhhhh aku keluarin dimana ini? ahhhhh...."

"Terusin aja senpai terusin ahhh ahhh ahhhhhhhhhhhhh" tangannya kian kuat mencengkeram pantatku, menahan setiap upayaku untuk mencabut penisku. "Terusin aja senpaiahhhh ahhhhh ahhhhh"

"Ah ah ah ah ah ah kalo ditahan gini... hhhh... bisa bisa keluar di dalem ini hhhhh"


"Bodo amat senpai yang penting enak ahhhhhhh ahhhh ahhhhhhb kimochi ahhhhhh ahhb ahhhh sugoii" katanya semakin meracau ketika aku mendekatkan wajahku untuk menggigit bongkahan toketnya.

"Ah ah ah aha hah aaahhhh aku keluar Erika.... Erika... Erikaaa...."

Wajah kami saling bertatapan tajam, tanpa berkedip,

"Iyah yah yahahhhhhjhbnn terus senpai, di dalem aja di dalem ah ah aha ikeh... ikeh..
ah ah ah aha h aku juga keluar lagi ah lhhh"

"Bareng Er.. Er... Erika... Erikaa... Erikaaa... ERIKAAAAAA aaaasrggghhhhh"

"SENPAAAAIII KIMOCHIIIIIII AAAaaaaaaakkkkkkkkkHHH...""

*Crot crot crot..*

Spermaku tumpah keluar dari memeknya. Kudiamkan beberapa saat sampai akhirnya tidak menyemprot lagi. Aku terlentang. Tersengal-sengal.

"Hhhhhh hhhh hhhhhhhh..... Enak banget.."

Erika menatap ku, kami berciuman cukup lama, lalu kemudian memejamkan mata.

"Makasih senpai...."

Kc1Yptt.jpg
 
Mantaaap senpaaaaaiii... tapi pas baca awalnya ko sedih yaa :suhu:
 
Masa lalu Erika, kejam. Jadi ini sama Eril ato amel?
Masa lalu bakalan susah dilupakan bro, apalagi kalau sudah trauma. Semoga senpai bisa membantu menghilangkan trauma itu yah..

Kalu soal sama Eril atau Amel itu agak sulit. Pertama, Senpai masih terikat semacam "perjanjian tak tertulis" sama Kinal kalau dia gabakal pacaran sama member. Haduuuh susah yahhh
 
Masa lalu bakalan susah dilupakan bro, apalagi kalau sudah trauma. Semoga senpai bisa membantu menghilangkan trauma itu yah..

Kalu soal sama Eril atau Amel itu agak sulit. Pertama, Senpai masih terikat semacam "perjanjian tak tertulis" sama Kinal kalau dia gabakal pacaran sama member. Haduuuh susah yahhh
kalo kayak gini mah yang paling mendukung cuma sama erika 😂
 
Pergi sendirian pulang berdua.
~Erika years later
 
Sebenernya udah ada kerangka sampe Season 2. Tapi gradnya Erika kemarin bikin kacau berantakan semua dan harus nyusun ulang lagi
 
Sebenernya udah ada kerangka sampe Season 2. Tapi gradnya Erika kemarin bikin kacau berantakan semua dan harus nyusun ulang lagi
gpp hu... kalo menurutku posting aja, gak usah di rombak, feel ini cerita udah kena banget
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd