Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Panggil aku senpai SEASON 2 (Update Chapter 2)

Jadi kamu #TeamErika #TeamAriel atau #TeamAmel ?

  • #TeamAmel

    Votes: 41 21,0%
  • #TeamAriel

    Votes: 54 27,7%
  • #TeamErika

    Votes: 48 24,6%
  • #TeamGita

    Votes: 27 13,8%
  • #TeamVivi

    Votes: 25 12,8%

  • Total voters
    195
Part 8

*ting*


"Senpai, hari ini pulang kerja kemana? Makan daging yuk!"

"Enggak kemana-mana, ayok aja, mau dimana?"

"Hmm... Kintan Buffet deh yah? Di Gancit aja biar deket.. hehe"

"Deal!"

"Good! I'll see you soon senpai~"

"Yeah, looking forward to seeing you girls~"

Aku membalas chat dari erika. Saat itu hari selasa pukul 2 siang. Karena sedang dipacu deadline, setelah membalas pesan, aku langsung melanjutkan pekerjaanku karena klien sudah ngomel-ngomel. Yaah maklum lah.. kerja di agensi memang begini, apalagi kalau klienmu adalah perusahaan swasta multi-nasional yang sangat terkenal seperti Johnson & Johnson, tentu kamu akan memberikan yang terbaik bukan?

***

"There are no other girls, just me, hehe"

Ternyata ada pesan balasan dari erika, aku baru sempat membacanya ketika sudah selesai membereskan meja kerjain. Sial! batinku. Aku sebenarnya sangat menghindari situasi berdua saja dengan erika. Parasnya yang sangat cantik, pribadinya yang menarik, senyumnya yang sangat hangat, semua itu nyaris membuatku terlena. Aku ingat betul bagaimana aku membayangkan yang tidak-tidak saat kebetulan sedang berdua saja dengan erika di apartemen. Meskipun itu hanya sebentar karena Eril saat itu langsung keluar dari kamar mandi. Sebenarnya, kenapa aku ingin dipanggil senpai, karena aku ingin mendengar erika yang memanggilku begitu dengan logat aslinya. Damn.

Karena sudah terlambat untuk mengelak, aku hanya mengetik "otw".

"Tiati senpai~ aku udah sampe, nanti langsung ketemu di depan Kintan aja yah~"

"Ok" jawabku singkat, kemudian meluncurkan mobilku

***

"Hai senpai!!" Erika menyongsongku sambil mengajak tos, aku membalas tosnya tersebut.

"Lezzgo!!" Erika menarik tanganku dan masuk ke dalam restoran. Kami duduk di deretan kursi sebelah kanan, cukup dekat dengan meja penuh hidangan disana. Kami duduk dan waitress menghampiri kami.

"Selamat sore, mau pesan apa?"

"Testikurobi ya mba, 10 plate"

Erika terbelalak mendengar pesananku. "Senpai!"

"Kenapa?" tanyaku heran.

"Kurang! Mba, tambah 15 lagi ya!"

"Oke, ada tambahan lain?"

"Itu aja dulu mbak" jawab erika.

"Baik, untuk minuman dan desserts nya bisa diambil sendiri ya kak di sebelah sini, terima kasih" si waitress undur diri.

Aku melempar pandangan heran kearah erika. "You supposed to hold me back, yet you just let me died of cholesterol." ujarku kesal. Erika nyengir lebar.

"It's not everyday we are eating like this, besides.. i know you are in good shape. You haven't took your lunch have you?" ia bertanya.

"Er... Yes, how did you know that?" ujarku terheran.

Erika hanya tertawa lebar sembari berdiri dan mulai berjalan menuju meja penuh hidangan di tengah restoran. aku mengikutinya untuk menuntut jawaban.

"Aku tau jam makan siang senpai itu selalu setelah jam 2 siang kalau di kantor, karena itulah aku hubungi tepat jam 2 siang, belum makan kan?" Erika mulai menjelaskan. "Apalagi sekarang lagi ada klien yang cukup rese, aku yakin kalau senpai pasti hampir lupa makan siang karena sibuk ngurusin permintaan klien." lanjutnya.

"Hahaha ciyee ngerti banget nih." ledekku yang takjub dengan intuisinya.

"Iyadong, udah menjadi tugas perempuan untuk peka, apalagi kepada lawan jenis. Dan menurut aku, yang senpai pasti juga setuju, bahwa action speaks louder than word, jadi tanpa basa-basi aku tambahin aja menu dagingnya sekalian. Toh kita bayar juga all you can eat disini hehe." Erika nyerocos sambil menyendok tumpukan chicken karaage kedalam satu piring, sementara dengan cekatan ia memberikan piring yang sudah penuh kepadaku sambil ia mengisi piring lainnya dengan salad.

Menyadari tatapan tidak suka dariku, erika melengos santai sambil bergumam "harus makan sayur!" katanya, tanganku sudah penuh dengan beberapa piring makanan tapi aku masih memendam hasrat terhadap gunungan french fries tidak jauh dari sana, erika menyadari tatapanku kemudian mengibaskan tangannya di hadapan wajahku. "Gak boleh makan karbo. Protein aja!" katanya mendadak galak sambil melotot. Aku yang sudah memasang ekspresi penuh harap langsung luntur semangat dan berjalan gontai menuju meja makan kami, sementara erika mengambilkan minum. Untunglah, ia masih membolehkanku minum minuman manis.

"Maksimal satu gelas untuk masing-masing minuman manis ini ya. Sisanya air putih!" kata erika.

"Tapi kan minuman manis disini ya memang cuma dua jenis, soda dan jus.." kataku memulai.

"Ya berarti satu gelas jus dan satu gelas soda aja. Sisanya air putih." katanya judes. Aku kembali tidak semangat dan bersiap melempar argumen ketika erika akhirnya menyela "..kan masih bisa makan eskrim. Mau kan makan es krim? Kalo mau, jangan kebanyakan minum manis.. hehe.." ok, kamu menang erika.

Kami makan dengan lahap. Bergantian aku dan erika membakar daging diatas tungku dan saling menghidangkan di piring masing-masing, berlomba siapa yang paling banyak makan dan paling cepat menelan es krim. Erika menang di es krim, karena gigiku sensisitif dan kadang linu terhadap dingin.

"Yummm enak bangeet!!" Erika mendecap menikmati hidangan. Daging yang kami pesan sudah habis dilahap. Tinggal sisa beberapa keping karaage dan tempura. Erika mengasumsikan aku yang akan menghabiskan semuanya sehingga ia berinsiatif menambah porsi eskrim yang menurutnya tidak apa-apa dikonsumsi banyak-banyak karena bahan bakunya adalah susu. Aku hanya tertawa mendengar ocehannya, tapi, lebih dari itu, aku senang melihatnya makan. Caranya makan yang lahap membuatku semangat, dan membuatnya tambah cantik.

dcrny4W.jpg


Oh, tidak, jangan mulai.

"Jadi kalau obachan seneng banget makan ikan salmon, nah aku dari kecil udah diajarin masak sama obachan, katanya anak perempuan harus bisa masak, karena dengan masak lah manusia bisa bertahan hidup. Dan tidak hanya mempertahankan hidupnya sendiri, namun juga hidup keluarganya. Dapur yang mengepul adalah tanda keluarga bahagia. Itulah yang diajarkan obachan padaku." Erika bercerita panjang lebar, aku menyimak dengan seksama, bagaimana ekspresinya ketika bercerita, sangat natural dan matanya berbinar. Aku yakin betul anjuran menteri perikanan ibu Susi Pudjiastuti untuk makan ikan bukan sekedar slogan, hasil dari penyerapan protein tinggi dari ikan yang diolah dengan baik saat ini sedang duduk di hadapanku.

"Obachan bilang gini, laki-laki boleh jadi adalah tulang punggung keluarga yang bekerja untuk menafkahi, tapi tanpa perempuan, keluarga tidak akan sempurna. Karena perempuanlah yang menjaga keutuhan sebuah keluarga." lanjut erika.

Aku melihat satu poin bahasan yang menarik disini.

"Jadi, kalau menurut kamu, apakah seorang perempuan harus berpendidikan tinggi?" tanyaku.

"Tentu! Perempuan adalah kunci keberlanjutan peradaban. Senpai pikir, siapa yang mengajari kita pertama kali untuk bicara? Ibu! Perempuan! Dari kamilah semua ilmu, pengetahuan, norma, bahkan adat istiadat dan agama, diturunkan kepada anak-anak. Para suami tau apa sih? Kebanyakan sampe rumah udah capek, makan, mandi, tidur." jelasnya.

"Hmm.. bener kata kamu." aku mengiyakan sambil memakan eskrim ku perlahan.

"Perempuan harus pintar, makanya aku menolak keras budaya oligarki yang mengharuskan perempuan diam saja di rumah, bersih-bersih, melayani suami, tanpa ada kesempatan untuk mengeksplorasi diri sendiri. Bukannya aku menentang ajaran agama, tapi, bukankah Siti Khadijah sendiri adalah seorang pengusaha sukses yang kaya raya dan sangat berpengaruh? Bagaimana bisa beliau jadi seperti itu kalau tidak pintar? Bukankah Siti Aisyah adalah kawan diskusi terbaik Rasulullah SAW?"

Aku sangat setuju dengan semua ucapannya ini, ditambah auranya yang semakin menguat ketika ia berbicara mengenai sesuatu yang ia pahami dan perjuangkan. Pernahkah kalian melihat pidato kenegaraan ibu Megawati saat menjadi presiden? Well, aku bisa katakan, erika menunjukkan tanda-tanda kearah sana.

"Setuju," kataku. "Istilah perempuan sendiri berasal dari bahasa sansakerta, terdapat kata 'empu' yang berarti orang yang ahli. Misalnya Empu Gandring, Empu Tantular, Empu Prapanca. 'empu' adalah sebuah gelar untuk mereka yang berilmu lebih baik dari yang lain, maka, kurasa tidak sembarangan Ki Hadjar Dewantara mempopulerkan istilah Perempuan untuk digunakan sebagai sebuah sebutan pada era Presiden Soekarno. Hal ini diubah ketika masa pemerintahan Presiden Soeharto yang lebih memilih menggunakan istilah 'wanita'. Menurutku, 'perempuan' memiliki makna yang lebih kuat daripada 'wanita' yang kerap kali diikuti frasa 'jalang', 'tuna susila', dll." ujarku.

Erika mengangguk-angguk penuh semangat. "Betul! Perempuan harus berdaya, dan bukan salah perempuan kalau mereka lebih pintar dari laki-laki. Lingkungan kita ini selalu aja memojokkan perempuan yang belum menikah di usia 20an karena fokus mengejar karir dan pendidikan pasca sarjana, padahal menurutku fine-fine aja. Aku toh, bukan tipe yang pingin nikah muda. Kalau laki-laki terintimidasi dan langsung menyerah karena melihat gelar akademik dan CV ku, berarti dia gak cukup layak." emosi erika semakin meluap dalam omongannya, sudah saatnya aku meredam ini semua.

"Hahahaha, kamu ini non, kuliah sarjana aja belum kelar! Kelarin dulu daah hahahaha." aku berusaha mencairkan suasana.

"Liat aja! Aku boleh ngulang setahun, tapi senpai liat aja, nanti aku lulus 3.5 tahun! Terus aku bakal lanjut S2 keluar negeri, lanjut penelitian dan ngajar, lalu lanjut studi Doktoral." Erika menyatakan cita-citanya dengan mantap. Hal-hal seperti inilah yang membuatku semakin bersemangat.

"That's the spirit! Ayo kita toast!" aku mengangkat gelasku.

"Kanpai~!" erika menyundulkan gelasnya ke gelasku dan kami sama-sama menenggak habis jus jeruk.

"By the way, senpai sendiri belum cerita, kalau senpai sendiri gimana?" Erika mulai bertanya.

Sejatinya, aku lebih memilih untuk selamanya duduk disini mendengarkan semua omongannya daripada harus menjawab pertanyaannya itu.

"Er... Yaah.. maksud aku, orang kayak senpai pasti punya visi yang sangat jauh." Erika menambahkan.

Aku menghela napas panjang sebelum menjawab perntanyaannya.

"Setelah semua yang terjadi, aku memutuskan untuk mengambil sertifikasi profesi di bidang kehumasan. Setelah itu, aku berencana untuk ambil dua kuliah S2, satu di Indonesia dan satu di Luar Negeri. Bidangnya beda tentunya. Diluar negeri aku akan ambil fokus di Public Relations, sesuai latar belakang sarjanaku, dan di Indonesia, aku berencana untuk ambil kuliah manajemen SDM. Jadi kedepannya, aku punya bekal untuk bisa mengajar dan atau berkarir di perusahaan." jelasku panjang-lebar.

"Luar negeri? Dimana?" tanya erika

"Australia, aku ada kenalan disana, tepatnya di kota Melbourne. Iklim disana juga cocok untuk orang Bandung sepertiku hahahaha.." ujarku.

"Hoo... Kapan tuh rencananya senpai?"

"Hmm aku lihat dulu mana persyaratan yang lebih cepat selesai, karena aku kan ngejar program beasiswa LPDP juga, kalau gak keburu, aku kuliah di Indonesia dulu.. tapi idealnya sih kuliah diluar dulu, cari pengalaman, hehe.." kataku.

"Hoo... Sekalian cari jodoh kah?" tanya erika polos.

Aku hampir tersedak eskrim.

"Hmph! Kalo itu gak tau, tapi kayaknya enggak deh, aku cari di Indonesia aja hahahaha" aku terbahak. Entah kenapa, aku merasakan ada sedikit kelegaan di mata lawan bicaraku. Tapi aku tidak mau ambil pusing dan geer. Toh, kami hanya berbincang.

****

"Makasiih senpai buat hari inii!!!" Erika berseru, saat itu pukul 9 malam, aku mengantar erika pulang ke kosannya yang sekarang tidak di Depok lagi.

"Iya makasih juga udah nemenin ngobrol banyak.. have a good rest then.." kataku.

"Dadaaah!!!" Erika melambai.

Aku menutup kaca mobil secara perlahan dan mulai menginjak pedal gas. Baru berjalan beberapa meter, aku mendadak teringat akan sesuatu. Segera aku injak rem. Erika yang sedang melambai lantas kaget saat lampu rem mobilku menyala diikuti gerakan mundur dari mobilku.

"Erika," kataku sambil menurunkan kaca.

"Ada apa senpai? Ada yang ketinggalan?" tanyanya.

"Hari Minggu besok, ikut aku ke Bandung bisa? Acara lamaran kak kinal.." kataku.

Erika terlihat berpikir sejenak,

"Hmm.. nanti aku kabarin ya senpai, aku harus cek jadwal dulu, dan izinnya juga kan... Yaah... You know laaah...." Erika berkata tebata-bata.

"Tapi aku usahain kok! Soalnya kan acara lamaran kepala sekolah aku juga penting.. hehe.." Erika buru-buru menambahkan.

"Okelah kalau gitu, aku tunggu kabar secepatnya ya, soalnya kan harus pesen tiket kereta, akomodasi, dll." kataku.

"Iyaa siaap! Pasti aku kabarin secepatnya kok, janji! Hehe.."

"Okedeh, aku pulang deh kalo gitu ya."

"Oyasumi senpai.." Erika melambai sampai mobilku menghilang di tikungan.

ojH0FwI.jpg


******

*dikosan Erika*



Hey, hey
You, you
I don't like your girlfriend
No way, no way
I think you need a new one
Hey, hey
You, you
I could be your girlfriend
Hey, hey
You, you
I know that you like me
No way, no way
No, it's not a secret
Hey, hey
You, you
I want to be your girlfriend
You're so fine
I want you mine
You're so delicious
I think about you all the time
You're so addictive
Don't you know what I can do
To make you feel all right?
Don't pretend
I think you know
I'm damn precious
And, hell yeah
I'm the motherfuckin' princess
I can tell you like me too
And you know I'm right
She's like so, whatever
You could do so much better
I think we should get together now
(And that's what everyone's talkin' about)
Hey, hey
You, you
I don't like your girlfriend
No way, no way
I think you need a new one
Hey,…


Avril Lavigne - Girlfriend

"Assalamualaikum.." kata amel seraya masuk ke kamar.

"Walaikumsalam.." erika menjawab. Ia tengah mengerjakan tugas kuliah sambil mendengarkan lagu. Entah kenapa lagu yang diputar daritadi hanya satu. Dan diulang terus.

"Aku laper nih.. udah pesen makan?" amel bertanya.

"Aku udah kenyang, tadi makan malem sama senpai, hehe.." balas erika.

Amel yang tengah membereskan barang langsung berhenti.

"Kok gak ngajak???" Amel bertanya sambil berjalan menuju erika.

"Kan kamunya latihan.." erika menjawab singkat.

"Kan tau aku beresnya cepet, bisa kan langsung hubungin aku???" Amel menggerutu.

"Bisa, tapi akunya gamau." Erika balas menjawab sambil bangkit.

"Oh gitu ya? Sekarang kamu mau ikutan main? Hah? Jangan macem-macem er.. aku buka semua kartumu." Amel bicara serius.

"Hm? Sori-sori nih ya, tapi yang kenal dia duluan tuh aku ya daripada kamu mel." Erika mulai meninggi.

"Kamu? Atau eril? Yang duduk di kursi depan siapa? Eril. Yang nginep pertama kali siapa? Eril. Kamu ga ngapa-ngapain selain bikin dia susah!" Amel pun mulai meninggikan nada suaranya.

"Seenggaknya dia datang nyelametin eril sama AKU. Kamu pernah ga? Lagian kalau bukan karena aku, kamu gakan bisa kenal dia. Inget, aku juga punya kartu kamu. Bukan kamu doang yang bisa main disini!" Erika mulai merah padam.

Amel berniat membalas, tapi sesaat ia berhenti kemudian tertawa mengejek. "Hahahahaha, kamu mau bersaing sama aku? Ayo! Siapa takut! Tapi aku ga janji persaingan bakal sehat ya, hahahahahahahaha!!!"

"By the way," amel menambahkan, "kami udah beberapa kali berhubungan sex dan dia keluarin di dalam, aku bisa dengan mudah dapetin dia. Kamu pernah ngapain? Hahahaha!!!"

"KELUAR SEKARANG JUGA RISKA AMELIA!!" Erika membentak amel. Belum pernah erika merasa semarah ini seumur hidupnya.

Amel tersentak kaget, tidak percaya kalau teman sekamarnya ini mengusirnya keluar.

"FINE! AKU KELUAR! AKU PINDAH TIDUR KE KAMAR CIEL!" Amel menghambur keluar sambil berderai air mata. Erika membanting pintu menutup kemudian menghela napas panjang seraya bersandar.

Cukup lama erika terduduk, ia kemudian bangkit, membuka jendela dan menyibakkan gorden.

"You're so addictive~" Erika berbisik pada kesunyian malam.
 
Pertamax... Kirain barel eril lagi... Gara2 cerita suhu ane jadi rajin stalking eril
 
Ciyee update...
Btw, idiom gender perempuan dan laki-laki dlm bahasa Indonesia maknanya emng dalam. Lagi kemaren baca di salah satu start up edukasi artinya.

Jangan2 suhu juga anggota disitu ya? Hahahah
 
Kayaknya akan ada persaingan antara amel, eril sama erika lanjut suhu.....
 
Pertamax... Kirain barel eril lagi... Gara2 cerita suhu ane jadi rajin stalking eril
Kisah ini akan senpai buat dengan penuh kejutan, silakan menebak dan mainkan imajinasi kalian untuk prediksi-prediksi liar

Akhirnya erika bakal dapet giliran juga :o
Eitsss kata siapa~~

Gw kira bakal ngajak Eril ke Bandungnya :aduh:
Hahaha tenang tenang semua kebagian

Kayaknya akan ada persaingan antara amel, eril sama erika lanjut suhu.....
Persaingan pasti ada, apalagi di industri hiburan hu.. tapi kalo di industri stensilan? HeneheheHe
 
Ciyee update...
Btw, idiom gender perempuan dan laki-laki dlm bahasa Indonesia maknanya emng dalam. Lagi kemaren baca di salah satu start up edukasi artinya.

Jangan2 suhu juga anggota disitu ya? Hahahah
Hahahahha bukan-bukan, Senpai hanya seorang pegawai ahensi biasa saja yang beruntung bisa enaena sama member hehheehhe. Soal idiom memang menarik untuk didiskusikan, daripada bahas soal agama dan politik, bosen bos
 
Hahahahha bukan-bukan, Senpai hanya seorang pegawai ahensi biasa saja yang beruntung bisa enaena sama member hehheehhe.

Wih, senpai org agency advertising toohhh... Densu kan main businessnya agency periklanan, jkt mah cuma sampingan nya doang hehehe. Agency nya apakah senpai jikalau boleh tau :bisik: *bisikin ajah senpai wkwkwk
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd