Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Panggil aku senpai SEASON 2 (Update Chapter 2)

Jadi kamu #TeamErika #TeamAriel atau #TeamAmel ?

  • #TeamAmel

    Votes: 41 21,0%
  • #TeamAriel

    Votes: 54 27,7%
  • #TeamErika

    Votes: 48 24,6%
  • #TeamGita

    Votes: 27 13,8%
  • #TeamVivi

    Votes: 25 12,8%

  • Total voters
    195
Part 7

Plak
Plak
Plak
Plak


"Aaahh... Ahhh... Senpai... Aaaahhhh" desahannya yang bernada membuatku semakin gila menghunjam kemaluannya.

Plak
Plak
Plak


"AAAAAHHHH AKU KELUAR SENPAI AAHHHHHH"

Crettt

Aku masih belum puas, meskipun betul kata orang, posisi doggy style membuat wanita lebih cepat orgasme. Aku menarik tubuhnya hingga agak tegak, lalu aku menggerayangi toketnya.

Oh, sudahkah kubilang, kalau toketnya lumayan besar?

rXoGGwD.jpg


"Hahhh... Hah.... Eril... Aku mau keluar..." kataku sambil terus berupaya menahan semprotan peju.

"Ahhh... Ahhh.... Di dalem doooong senpai~" eril berkata dengan manja. Tangannya mencengkram kuat besi di balkon sebagai tumpuan pegangan.

Ya, kami berhubungan sex di balkon apartemenku, dan saat ini, pukul 1 siang.

"Aahh.. ahh... Eril... Aku gakuat... Ahh... Ahhh... Di dalem yah.... Aaaaahh"

"iyah iyah senpai di dalem aja aku juga mau keluar lagi ini aaahhhh~"

Dengan cekatan, aku mencabut penisku dari lubang vaginanya tanpa sempat ia tahan, eril yang kebingungan tapi sudah terlanjur orgasme hanya bisa terbelalak kaget. Aku menarik tubuhnya hingga memutar kemudian mendorongnya berlutut. Aku mengocok penisku dengan cepat, eril yang mengerti maksudku langsung memejamkan matanya.

Crott
Crottt
Crott


Aku ejakulasi tepat di wajahnya. Wajah lucuk yang gemesin itu.

c1oxW6q.jpg


"Huuu senpai mah kenapa sih gapernah mau keluarin di dalem, malah dimuka aku. Tisuuuu.." eril merengek meminta tisu. Aku tidak menjawabnya, malah aku mengambil handphone dan mengambil gambar eril yang wajahnya berlumuran sperma itu dalam beberapa kali jepretan.

******

*kraukk*
*kraukk*
*kraukk*


Eril sedang mengunyah sekotak besar coco crunch sambil duduk di sofa di depan tivi, aku memandanginya dari samping, lucu sekali melihat pipinya berguncang menggiling sereal coklat tersebut yang sebenarnya diperuntukkan untuk sarapanku besok pagi. Tapi karena hari ini hari minggu, dan kemarin eril sudah kubuat capek dari siang hari, tak apalah ia mengisi energi dengan karbohidrat.

Aku duduk di sebelahnya sambil membuka notif chat yang masuk.

Aku ada kabar baik

Apatuh balasku

Tiba-tiba wajahnya muncul di layar handphone ku, rupanya ia mencoba video call

1AuAuyM.jpg


"Haaaiii!!!! Tebak aku ada kabar baik apa!!!"

"Apatuuuh"

"Haiii!! Akhirnya bisa ngobrol sama lu juga, kenapa sih susah banget diajakin ketemuan"

"Hahaha iya di, lagi banyak kerjaan akhir-akhir ini, kantor mau tutup buku, jadi semua serba dibikin event" kataku lancar

"Tapi lo gabisa kaya gini terus men! Pokoknya minggu depan lo harus dateng ya! Ajak pacar lo sekalian"

"Mana adaaa pacar wkwkwk"

"Yaaa siapa ajalaaah, lo mah kalo cewek ada mulu pasti hahahaha"

"Ajaran lo kan hahaha"

"Wkwkwk yaudah pokoknya minggu depan ya, gada alesan! Tiket kereta udah gue beliin yang priority, ntar di stasiun udah ada jemputan standby. Ok?"

"Thanks brader, gak mungkin lah gua gak dateng kalo diundang mah, apalagi acara kalian, mau kaki gua diiket pun gua dateng!"

"That's the spirit bro! Oke deh, hpnya gua balikin nih, bye"

Aku membuat tanda hormat dengan dua jari, lalu pandangan layar berubah menjadi wajah kinal.

"Aku kecewa bangetsih kamu ga dateng kemarin, itu kan acara pengajian di rumahnya aldi! Di Jakarta! Masa iya gabisa nyempetin? Kerjaan macam apa yang bikin kamu gabisa dateng ke acara pentingnya aku? Hah?"

Aku melihat eril dari sudut mataku, kulihat ekspresi matanya ketakutan setengah mati.

"Lu tau lah, lagi marak isu soal intoleransi dan radikalisme, banyak hoax dan fake news yang dihembuskan kedua pihak, kita harus pinter-pinter milih sumber berita. Tugas gue kan supaya kita semua dapet informasi yang kredibel?"

"Hadeh hadeh hadeh! Gak calon gue, gak elu, gak bokap, gak camer, kenapa sih kalian laki-laki selalu ngomongin politik! Bosen! Kalo gak politik, game ps4, terus aja gitu!"

"Lo lupa nyebut gundam"

"Itu lagi! Berhala!"

"Hahahaha udah-udah, kenapa malah jadi ngomel-ngomel sih, matiin nih"

"Eits jangan matiin dulu, kamu lagi sama siapa sekarang?"

"Hah? Maksudnya?"

"Itu di apartemen lagi ada siapa yang nginep? GAUSAH PURA-PURA GATAU ATAU BOHONG YA! TIDAK SEMUDAH ITU, FERGUSO!"

Aku menghela napas panjang dan mengarahkan layar handphone ku ke eril. Eril yang masih memasang ekspresi ketakutan dan panik berubah jadi salah tingkah sambil memegang kotak sereal. Ya ampun, lucuk sekali.

"Ehe... Halo kak kinal..."

"Halo nak, udah makan?" tanya kinal

"Eng... Belum, mom.. ini aku lagi ngemilin sereal aja"

"KENAPA INI ANAK GUE GA DIKASIH MAKAN"

"Yaa baru juga bangun" kataku malas.

"INI UDAH JAM 10"

"Yaa gaktau, kecapean kali tu anaknya abis latihan kemaren pagi."

"Latihan kemaren beresnya siang. Eril bilang badannya capek banget dia butuh istirahat makanya dia ijin pulang duluan. Tapi om ichwan nelepon aku nanyain kemana anak pertamanya belom pulang juga, aku terpaksa bohong lagi. Kamu juga bohong kan? Bilangnya ada kerjaan."


"Kerjaannya malem, pengajiannya juga abis isya, bohong di sebelah mananya?"

"Tapi kan itu kalian disana berduaan.."

"Berduaan juga gua kerja kali. Emangnya gua cowok apaan."

"Terserah. Oke eril momma mau lanjut pergi ketemu vendor undangan, kamu makan yang banyak yah, jaga kesehatan."

"Iyaa momma hati-hati dijalan" eril berbicara pelan sambil melambai dan tersenyum. Senyum yang matanya ilang.

"JANGAN SAMPE ANAK GUE KELAPERAN!!" raungnya, kemudian video call berakhir.

"Senpai gak bilang kalau..." eril mulai bertanya.

"Aku gamau datang. Dan kemaren adalah kesempatan terakhir aku gak datang. Kedepannya, aku harus datang terus ke acara mereka." kataku sambil lalu, membuang pandangan keluar jendela.

"..... oke.. aku tau pasti berat.." kata eril sambil menggenggam tanganku.

"..... Iya.." kataku. Eril menaruh kotak sereal di meja dan beringsut merangkul leherku. "Aku disini, senpai.." eril berbisik.

******

Aku akhirnya menumpahkan semua beban kesedihanku pada eril. Aku bercerita kepadanya tentang kandasnya hubungan percintaanku, tentang pacarku yang selang 2 bulan sudah melakukan lamaran, tentang Kinal yang juga tidak lama lagi akan melakukan acara lamaran. Sementara aku? Hanya termenung disini. Dihibur oleh eril dan amel yang bergantian datang.

Tiga bulan berlalu sejak kejadian malam pertamaku dengan amel. Sejak saat itu pula aku bergantian menggauli mereka. Amel lebih sering menginap ketika erika tidak ada di kost. Satu atau dua kali bahkan amel mengajak erika untuk menginap bersama-sama. Hal yang sangat menyulitkan bagiku karena aku tidak mungkin menyetubuhi amel sementara ada erika disana. Meskipun mungkin saja amel sudah cerita semuanya, tapi aku harus tetap menjaga image dan moralku kan?

Akhirnya aku selesai curhat. Tidak ada orgasme dalam prosesnya, karena aku benar-benar mencurahkan semua rasa gelisahku, bagaimana hancurnya hatiku, dan eril ada disini, mendengarkan semua keluh kesahku. Ia mengelus-elus tangan dan kepalaku selama mendengarkan.

"Senpai... sekarang sudah jelas, bahwa semua masalah itu bermula dari ekspektasi yang tinggi. Coba sekarang berdiri deh, kita ke depan kaca yuk.." eril membimbingku ke depan cermin. "Sekarang lihat, siapa sih yang ada di pantulan cermin itu? Is that really your reflection?"

Must there be a secret me,
I'm forced to hide?
Must I pretend that I am someone else for all time?
When will my reflection show, who I am inside?


Aku tak kuasa membendung air mataku. Tembok pencitraan yang kubangun dengan sangat kuat selama 13 tahun akhirnya runtuh juga.

*******

"Aku pulang ya senpai, dadah.." eril mengecup pipiku kemudian berjalan ke arah gojek yang sudah menantinya di lobby apartemen. Aku melambai padanya kemudian duduk di sofa lobby. Menghela nafas sedikit, kemudian bergegas naik ke kamarku, ketika itu juga handphone ku berdering. Telepon dari kawan SMA ku.

"Halo.."

"Assalamualaikum ya ahli kubur.."

"Walaikumsalam.. sialan, gua belom dikubur yak!"

Kami tertawa bersama.

"Lo di apart? Sibuk gak?"

"Kebetulan gak sibuk sih, kenapa?"

"Gua lagi nerima tamu nih sob, calon investor dari Jepang, mereka mau invest di perusahaan tambang gua." ujar temanku yang bernama Rama itu, tapi aku dan kawan-kawan lain memanggilnya "odoy" sejak kami SMP.

"Wah asik tuh, pada minta dianter kemana?"

"Mereka sih bilang udah ada tempat langganan sob, tapi gua malah gatau tempatnya, temenin gua yak, gua harus hati-hati soalnya kalo tempatnya belom pernah gua datengin." ujarnya.

"Yaelah doy, anak purnawirawan Jenderal masa takut "

"Seriusan sob, ayolaaah, lu kan paham Jepang2an, kali aja bisa nyambung ngobrolnya, ini mereka sama gue keki banget daritadi hhhh"


"Hahahaha yaudah gua siap-siap dulu yes."

"Jangan lama-lama, gua 10 menit lagi nyampe apartemen lo nih."

"Si bgzd, yaudah gua ganti baju dulu."

"Buruan, jangan pake coli dulu wkwkwk"

"Gak bakal, tadi udah dicoliin." kataku singkat sambil menutup telepon.

*********

Kami berada dalam mobil Toyota Fortuner keluaran terbaru dan sedang dalam perjalanan menuju Bundaran HI. Di dalam mobil terdapat 4 pria : 2 dari Jepang (Kouhei-san & Inoue-san) duduk di tengah, dan aku beserta sobatku odoy duduk di depan. Kami telah kenyang menyantap Nasi Goreng Kebuli Kambing Apjay di bilangan Blok M, Jakarta Selatan, dan sekarang sedang melaju di jalan sudirman menuju Jaya Pub di hotel Jaya yang merupakan tempat langganan kedua pria Jepang ini ketika mereka berkunjung ke Jakarta. Apjay memang tempat favoritku dan kawan-kawan SMAku untuk berkumpul makan sebelum pergi nongkrong ke pub, atau wisata syahwat. Kebetulan, dua ojisan ini setuju dengan ide kami, mereka bahkan sangat lahap menyantap Nasi Goreng Kebuli Kambing. Mungkin untuk stamina, entahlah.

Sesampainya di Jaya Pub, kami memesan 1 tower bir, dan membuka 1 botol Corona. "dasar selera sopir truk" batinku. Kedua Ojisan tersebut rupanya juga menyukai Corona, hingga bertambahlah jumlah botol tersebut menjadi 2. Aku yang memang tidak mengonsumsi alkohol memesan ice chocolate dan dua porsi chicken wing.

Oiya, perlu kuceritakan sedikit, odoy ini adalah teman sekelasku waktu SMA, kami satu tongkrongan. Odoy mengambil kuliah Teknik Industri di Universitas Parahyangan, Bandung, untuk kemudian secara mengejutkan memulai usaha pertambangan timah kecil-kecilan di Bangka. Kini sudah 4 tahun berlalu, usahanya mulai menunjukkan geliat dan berhasil menarik minat investor. Meskipun awalnya aku bertanya-tanya kenapa dia memilih jalan yang sulit ketika ia bisa menempuh jalan yang mudah? Mengingat ayahnya adalah pensiunan Jenderal TNI AD yang kini menjadi komisaris di beberapa perusahaan, dan ibunya yang masih aktif sebagai Jaksa. Odoy hanya berkata bahwa ia ingin menentukan jalan hidupnya sendiri dan tidak mau bekerja kantoran agar bisa dekat dengan keluarga. Pria idaman banget kan dia ini? Hanya saja memang dia tidak ganteng dan juga tidak aktif di socmed.

******

Aku menyetir mobil berisi 3 pria mabuk dan mengantar mereka ke hotel Sari Pan Pacific tidak jauh dari pub, odoy yang memesankan kamar untuk mereka. Ketika kami tiba, bellboy membantu kami naik ke kamar mereka, mobil odoy aku berikan kepada vallet service. Setelah tiba di kamar suite yang cukup untuk memuat 10 orang, aku bersiap untuk pamit, namun Inoue-san tiba-tiba berkata, "ano.. rama-san, bisa temannya ini jemput teman saya di bawah? Dia janji mau temani kami malam ini." aku paham karena yang dimaksud adalah diriku, aku mengangguk dan menghampiri bellboy untuk meminta access card kamar ini dan turun menjemput "teman" kedua pria Jepang ini. Aku yakin 100% yang akan aku temui adalah wanita kupu-kupu malam yang akan menemani mereka semalaman. Setibanya di lobby, aku menghampiri sosok perempuan berambut panjang di sofa lobby, baru saja aku mendekat, sang wanita menoleh. Seketika aku merasakan jantungku meloncat ke tenggorokan, kaget setengah mati. Rupanya si wanita merasakan hal yang sama, karena ekspresinya pun terkejut sampai-sampai ia melonjak dari tempat duduknya dan tas tangannya terlempar.

RJDGYaG.jpg


"SAKTIA!???"

"ELO!???"

"NGAPAIN LO DISINI!!???" teriak kami bersamaan.

******

"Kak.." saktia membuka pembicaraan. Kami sekarang berada di dalam lift.

"Hm.." kataku. Aku masih canggung. Ya bayangkan saja, siapa yang tidak canggung? Perempuan yang biasa kulihat melawak dan melenggak-lenggok di teater tim J sekarang sedang menjalani profesi sampingannya sebagai "kupu-kupu malam".

"Bisa jaga rahasia kan.. jangan sebarin soal ini plis.. kakak boleh ikutan nyicip.." saktia mulai memohon, berusaha memegang tanganku.

"Gua bisa jaga rahasia kok tenang aja.... Tapi.." belum selesai aku berbicara, saktia mencaplok mulutku, melumat singkat, kemudian merogoh celanaku.

"Sak! Ini masih di dalem lift!" kataku panik.

"Udah gapapa!" katanya. Belum sempat ia berjongkok, pintu lift terbuka. Aku segera menghambur keluar. Saktia mengikutiku dengan langkah cepat menuju kamar yang dituju.

"Kenapa gak mau?" katanya.

"Lo mau ketemu pelanggan, harus fresh. Kalo lo abis nyepong gue, lo berantakan, lama juga, nanti kredibilitas gue juga turun dimata mereka." aku menjelaskan.

"Oiya, pinter ya lu, bener kata ka kinal." ujarnya, sambil membuka pintu hotel menggunakan akses

"VIA-CHAAANN~"

Inoue-san menyambutnya sambil memeluk dan mencium, saktia refleks melawan, tapi akhirnya melumat balik. Aku duduk di sofa, odoy sudah tertidur pulas di sofa satunya. Kouhei-san tampak sudah lumayan sadar tapi masih linglung.

"Via-chan, temani kami malam ini yah? Tapi kami belum bernafsu, bagaimana kalau via-chan bermain dulu bersama kawan itu, sambil menunggu kami sadar sepenuhnya." Aku kaget ketika yang dimaksud adalah diriku.

"Ou dengan senang hati via-chan akan menuruti permintaan sensei~" saktia berjalan ke arahku. Aku membeku di tempat dudukku.

"Udah kak, nikmatin aja, anggep aja rejeki nomplok wkwkkw" katanya sambil mengibaskan rambutnya dan membuka celanaku. Kedua pria Jepang menonton dari tempat mereka.

Aku hanya bisa merem-melek ketika saktia mulai mengulum penisku, menjilati seluruh permukaannya, dan menghisap kuat-kuat. Wajahnya sebenarnya cantik, hanya saja tingkah lakunya yang hiperaktif membuat sedikit orang yang tertarik padanya. Padahal bodynya boleh juga.

elBcDaS.jpg


"Sak..... Jepit pake nenen.." kataku.

"Dasar laki-laki semua sama aja ye kalo soal selangkangan!" katanya sambil membuka gaun yang ia kenakan, kemudian menjepit penisku menggunakan payudaranya yang montok dan kendor. Seraya mengocok, lidahnya menjulur, sehingga aku merasakan double service. Luar biasa memang pengalamannya.

Setelah 10 menit, aku keluar.

Crot
Crot
Crot


"Lama banget keluarnya hhhh ga kayak bapa2 Jepang ini.. main sama lo pasti asik.." katanya.

"Udah gausah aneh-aneh, sana kerja dulu, tuh klien lo udah nungguin. Makasih btw." kataku sambil memakai celana.

"Dengan senang hati beb, kalo buat lo, gua kasih diskon wota deh... Hehe.." ucapnya nakal.

Diskon wota? Berarti dia juga sudah digilir di kalangan wota? Aku tidak bertanya, aku tidak mau tau. Aku ingin segera keluar dari sini.

Saktia sudah mengambil posisi doggy style, dia asyik disetubuhi dari belakang dan depan. Rambutnya berantakan. Erangan kenikmatan menggema di penjuru ruangan. Aku sudah bersiap pulang, odoy tertidur pulas, aku memutuskan untuk meninggalkannya disini beserta kartu vallet parkingnya. Kemudian aku berpamitan singkat pada pergumulan threesome ini, lalu aku bergegas keluar. Menuju lobby, memesan gojek, dan berpacu menembus udara senin dinihari.
 
":sos: Lapor komandan, update sudah di posting"

"86 seluruh jajaran diminta merapat inspeksi segera"

"86 laksanakan :coli:"
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd