Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Panggil aku senpai SEASON 2 (Update Chapter 2)

Jadi kamu #TeamErika #TeamAriel atau #TeamAmel ?

  • #TeamAmel

    Votes: 41 21,0%
  • #TeamAriel

    Votes: 54 27,7%
  • #TeamErika

    Votes: 48 24,6%
  • #TeamGita

    Votes: 27 13,8%
  • #TeamVivi

    Votes: 25 12,8%

  • Total voters
    195
Part 6

lYBpeOz.jpg


Aku merengkuh amel sambil memutar badan agar bisa menutup pintu dan menguncinya. Amel langsung mengibaskan rambut panjangnya kebelakang dan bersiap mencumbu bibirku namun aku langsung mengangkat tubuhnya dan mendudukannya di meja makan. Karena tubuhnya pendek, posisi ini lebih memudahkanku untuk mencumbu. Amel awalnya kaget namun akhirnya mengerti. Saat ia mulai memajukan bibirnya tiba-tiba kedua tanganku menyibakkan rambutnya lalu aku menjilati lehernya dengan rakus.

"Ngghhh.... Kak????" Amel mendesah sambil bergerak-gerak. Tangannya mulai menggerayangi tubuhku bagian depan. Aku menuju telinga kirinya, lalu dengan sengaja membuang nafas disana.

"Nggghhhhhh...." Amel kembali menggeliat sambil bergidik.

"Enak gak?" bisikku di telinganya.

"Hooh..... NGHHHH!!!" Amel belum sempat menjawab ketika aku melahap telinganya dengan rakus. Menjilati setiap bagian telinganya sambil menghembuskan nafasku keras-keras.

"Kak.... Ahhh...." Amel hanya bisa pasrah ketika aku secara bergantian menjilati leher dan telinga kirinya. Aku kemudian beralih ke telinga kanan, saat itu tangan amel mulai bergerak tapi aku mencengkram keduanya
"Eh... Kak??? Nghhhh!!!" Amel kebingungan ketika aku mencengkram kedua tangannya, menahan segala upayanya untuk bergerak. Amel sudah terkunci dan hanya bisa menggerak-gerakkan pinggangnya. Sementara aku masih menjilati telinganya.

"Kamu nafsuin banget daritadi." kataku sambil langsung menyambar lehernya.

"Ahhh ... Iyahh... Aku juga emang lagi pengen kak.... Makanya aku kesini.... AKH KAK!!!" Amel kaget dan panik ketika aku mencupang lehernya. Ia berusaha meronta tapi percuma, tangannya sudah kupiting ke belakang punggung dan kedua lututnya kurapatkan dan kutahan dengan kedua lututku. Amel meronta dan menggoyang-goyang pinggulnya.

"Jangan kak nanti ngebekas merah... AKHHH!!!!"

"Diem!" kataku tegas dan melanjutkan mencupang sisi leher satunya. Amel mulai gelisah dan terisak.

"Nanti kalau keliatan orang gimana bekasnya.... Akhh!!!"

"Biarin. Enak gak?"

"E... Enak sih...."

"Yaudah diem!"

Amel berhenti mengeluh, akhirnya. Dan mulai mengeluarkan desahan-desahan.

"Hhhh..... Iyah.... Enak... Ahh...."

Setelah aku puas mencupangi lehernya aku mundur sedikit, menatap mata amel yang sudah sangat sayu. Sepertinya ia sudah sangat bernafsu.

Aku melepaskan kuncianku pada tubuhnya, amel agak tersengal. Aku membuka sleting celanaku dan menurunkannya. Penisku langsung mengacung tegak. Amel yang belum selesai mengatur napas tersontak kaget.

"Eh..? K-kak?? Kok buka celana??" kata amel buru-buru memalingkan muka. Aku tidak menjawabnya dan segera menarik tangan amel hingga ia berdiri.

"Turun." kataku. "Jongkok!" kataku sambil mendorong kedua bahunya kebawah. Amel sempat meronta tapi ia tidak kuasa menahan tenagaku.

"K-kak? Mau ap- nghhhh!!" Belum sempat amel menyelesaikan kalimatnya, aku segera menyodokkan penisku ke mulutnya yang terbuka. Ia meronta, tentu saja. Tapi apa daya, ia hanya bisa tunduk dibawah kuasaku.

Aku mengangkat kedua tangannya keatas kepala dan memegang kedua pergelangannya dengan satu tangan. Tanganku yang satunya menahan belakang kepala amel.

"Isepin, buruan!" bentakku.

Amel menahan napas sedikit lalu mulai kurasakan mulutnya mulai menyedot penisku. "Naaah iya gitu sayang.. kayak makan lolipop, isep terus.... Ah... Ah.... Ah...." aku menikmati setiap kuluman yang amel lakukan. Setelah beberapa saat, amel memaju-mundurkan sendiri kepalanya, tanganku yang tadinya menahan pergelangan dan belakang kepalanya akhirnya kulepaskan. Amel memundurkan kepalanya hingga lepas dari penisku, ia menengadah menatapku dari bawah, kemudian mengedip nakal dan mulai menjilati penisku. Aku melenguh keenakan. Kedua tangan amel makin nakal dengan memainkan testisku sambil mengocok batang penisku.

"Nakal kamu mel, nakal.. enak mel... Terus... Akhhh..." aku menikmati setiap jilatannya di batang dan biji penisku. Diselingi dengan gerakan mengulum penisku maju-mundur secara konstan.

Setelah beberapa menit, amel melepas kulumannya, menatapku dari bawah dan bertanya "udah mau keluar kak?" tanyanya nakal. "Belum, aku mah kuat." kataku. Amel menyeringai nakal kemudian memiringkan kepalanya hingga sejajar dengan batang penisku. Lalu ia menggigit pelan batang penisku.

"AKH!!! APA-APAAN INI???" aku mencoba meronta namun amel segera menyudahinya lalu berkata "diem, jangan gerak, nanti bisa kegigit beneran sampe putus!" amel kemudian melanjutkan menggigit pelan penisku. Aku hanya bisa diam pasrah.

Setelah beberapa saat, amel menyudahi gigitannya dan lanjut mengulum penisku dengan kecepatan tinggi selama beberapa detik, lalu berhenti dan menjilat lubang kencingku. Lalu kemudian mengulangi kuluman dengan kencang. Amel terus mengulang-ngulang gerakan itu hingga akhirnya aku berkata "sayang... Aku mau keluar... Akhhh...." Mendengar kata-kataku amel makin semangat dan malah menambah kecepatannya dalam mengulum maju-mundur. Aku sudah tidak bisa menahan laju pejuku.

Crot
Crot
Crot
Crot
Crot


Aku ejakulasi di dalam mulutnya beberapa kali sebelum amel menarik kepalanya dan memejamkan matanya menunggu semprotan spermaku yang berikutnya hingga wajahnya berlumuran.

"Ahhh.... Enak banget mel.."

Aku mendesah puas dan langsung duduk di sofa yang terletak di dekatku. Amel, dengan mata masih terpejam, megap-megap dan berusaha menggapai tissue. "Kak... Tisu.." katanya. Aku berdiri dan mengambilkannya beberapa helai tisu, mengelap mukanya sampai bersih, lalu mengangkatnya berdiri. Aku menatap amel yang mengenakan jaket berwarna biru. Mata kami saling bertatapan sebentar lalu aku menurunkan retsleting jaketnya dengan menyentak. Jaketnya langsung terbuka. Amel hanya mengenakan tanktop dengan tali tipis. Aku mengambil topi yang tadi dikenakannya dan memakaikan keatas kepalanya.

Oqt9m8A.jpg


"Cantik." kataku. "Kayak anak-anak bule street gitu." kataku asal.

"Masa sih kak? Cantikan mana sama Erika?"

Aku tidak menjawab, tapi langsung menarik tubuhnya kearahku. "E-eh..??" Amel kaget ketika aku mendorong tubuhnya masuk ke kamarku hingga ke pinggir kasur. Aku mengangkat kedua kakinya dan menggendongnya seperti di film-film. Amel terlihat mulai menikmati momen romantis tersebut ketika tiba-tiba aku melemparkan tubuhnya ke atas kasur hingga memantul.

"Ouch..! Hati-hati kak... Empphhhh" amel belum sempat berbuat apa-apa ketika aku langsung menerkam tubuhnya yang terbaring. Aku menjilati lehernya sambil kedua tanganku meremas kedua payudaranya secara keras.

"Kecil." kataku.

"Hih! Dasar laki-laki! Yaudah gedein!" amel membalas omonganku. Tanpa pikir panjang aku memelintir kedua payudaranya. "AKHH!!!!" amel memekik. Entah itu pekik kenikmatan atau kesakitan, aku tidak bisa membedakan. Yang jelas, teriakannya itu malah membangkitkan nafsuku. Perlahan, tanganku mulai menyusup ke balik tanktopnya.

"Nghhhh... Kakk.... Nghhhh.... Achhh..." Amel mendesah keenakan ketika tanganku menyentuh gumpalan daging dibalik tanktopnya. Amel tidak pakai beha.

Nxvhgmg.jpg


Aku makin menggencarkan remasanku di payudaranya yang terasa hangat itu. "Jangan dari atas kak, nanti melar tanktopnya... Akhhh..." Amel menjerit ketika aku menyentuh puting susunya.

"Kamu gak pake beha, sengaja ya? Nakal ya kamu." aku memelintir putingnya.

"AKKKHH!!!!" amel memekik. Aku tidak memedulikannya. Satu tanganku menggerayangi perutnya dan mulai menggelitik pinggang serta pinggulnya.

"Kak.. geli... Aakkhhhh!!!" amel kembali memekik ketika aku memainkan jariku di pusarnya. Badannya bergoyang tidak beraturan. "Kak... Ampun.... Stop... Geli banget... Aku gakuat geli... AKHH!!!"

"Bawel ya kamu." kataku sambil menyusupkan tanganku dari bawah tanktopnya untuk meraup payudaranya. Sehingga tanganku bebas mengaduk-aduk payudaranya dari atas dan bawah.

"Kak... Plis kak... Nanti tanktopnya melar, aku cuma punya satu yang model begini... Akhhh" amel mendesah sambil memejamkan mata. Kepalanya menengadah meresapi kenikmatan sentuhanku.

"Gampang nanti beli lagi, lagian suruh siapa gapake beha? Nakal ya kamu, harus dihukum!" aku menyingkap tanktop putihnya itu keatas setelah sebelumnya aku berhasil menanggalkan jaketnya. Aku melempar kedua atasan tersebut ke samping. Terlihat amel yang topless. Tangannya berusaha menutupi namun segera kuangkat keatas dan memegang kedua pergelangannya. Amel menggeleng ke kiri dan ke kanan sambil menghela napas cepat.

"Hah... Hahh... K-kak?"

Aku langsung melahap payudara kirinya.

"Engghhh!!! Kakk!!! Mhpphhh"

Aku melahap kedua payudaranya dengan rakus. Kiri-kanan-kiri-kanan. Tidak lupa aku menjilati lehernya untuk menambah rangsangan.

"Kak.... Enaak.. banget.... Akhhk!!!"

Aku menjilati daging payudaranya tanpa sedikitpun menyentuh putingnya. Hal ini sepertinya membuat amel tidak sabar.

"Kak, pentilnya jangan dianggurin dong..." katanya pelan.

Aku menghiraukannya. Alih-alih menjilati puting, lidahku malah menjelajahi perutnya. Amel makin bergerak-gerak gelisah. Tanganku tidak tinggal diam, kugunakan untuk meremas-remas pantat amel secara kasar. Pantatnya juga kecil, tidak semok seperti eril. Meskipun demikian, entah kenapa amel sangat menggoda. Pinggulnya secara refleks naik-turun, mungkin sudah sangat gatal.

"Kak.... Gatel banget... Aku ga kuat..."

Aku membuka kancing beserta retsleting celananya. Menurunkannya dengan penuh penghayatan, sampai akhirnya terpampang celana dalam berwarna merah. Membuatku makin bergairah. Aku langsung meremas-remas paha amel yang cukup sekal. Sambil mulutku berusaha mencupangi pahanya.

"Kak.??? Kok cupangin paha?? Akhh!!!!" Amel berteriak ketika aku mengangkat kakinya keatas tubuhnya, memberikanku akses penuh pada paha bagian dalam yang terasa hangat. Aku terus menjilati pahanya tanpa berhenti mencupang bagian-bagian manapun dari pahanya yang bisa kujamah.

"Ah... Ah... Ah.... Kak... Aku gakuat... Akhh"

Aku meremas pantatnya keras-keras lalu tanganku menelusup kedalam dan mulai melepas celana dalamnya. Terlihat vaginanya yang ditumbuhi bulu masih sangat rapat. Aroma khas vagina membuatku mengernyit sedikit. Amel menengok kebawah, ingin tau apa yang kulakukan.

"Kak??? Aku.... Udah gak perawan." Amel mengaku.

Aku yang tadinya berniat mengoral mengurungkan niatku. Aku bangkit dan langsung mencaplok payudara kirinya.

"AKH!!! KAK!!!!" Amel kembali menjerit karena aku menjilati dan menghisap putingnya seraya lengan kiriku mengorek-ngorek vaginanya mencari lubang. Secara otomatis, amel melebarkan kedua kakinya dan perlahan, lubang vaginanya kutemukan.

Aku mengocok vaginanya tanpa ampun sambil terus menyusu.

"Ah... Ah... Kak.. ahb.... Ahhhhhhb!!!! ENAK KAK TERUS KENCENGIN AHHH!!!"

Alih-alih balas berteriak, aku beralih ke telinga kirinya, meniupnya sedikit dan berbisik, "perek banget sih kamu."

Amel berjengit, aku terus mengocok vaginanya. "Iyah... Iyah kak... Aku emang perek.. perek banget.... Aku emang nafsuan... Tapi aku gak seperek Riri kak! ARGHHH!!!"

"Siapa itu riri?" tanyaku sambil terus mengocok vaginanya. Pinggul amel bergerak-gerak mengikuti irama kocokanku.

"Dia... Ahh... Anak jeketi juga generasi 6, tapi udah dipecat karena..... AKH!!!"

"Karena apa mel? Karena apa?"

"Ah... Ah... Aku... Gabisa bilang kak... Ituu rahasia... AKH!!!" Amel berjengit ketika aku secara mendadak menghentikan kocokanku. Aku tau dia hampir klimaks saat aku tiba-tiba berhenti.

"K-kak?? Kok berhenti?"

"Kasih tau dulu, aku kepo."

"Jangan kak... Itu aib... Semua member dilarang bicara soal ini... hhhh.... Kak lanjut dong nanggung..."

"Gak, kamu harus kasih tau dulu. Kamu udah bikin aku kepo."

"Aaahh atulaaah.. kak... Plisss.... Nanggung bangett..." amel mulai merengek.

Aku menghela napas, kemudian secara tiba-tiba aku mengambil posisi di depan vaginanya. "E-eh..??? Mau ngapain kak??"

"Mau hamilin kamu." kataku singkat lalu menusukkan penisku ke liang vaginanya.

"AAAAKKKHHHH!!!!!"

Amel menjerit, entah kesakitan atau keenakan, aku tidak peduli. Aku kesal karena ia sudah membuatku penasaran karena tidak menjawab pertanyaanku. Aku mengangkat kakinya dan menggenjot vaginanya dengan cepat.

"Kak... Kak... Aku keluarr akhhh...."

Serrrrr

Amel orgasme. Mungkin karena tadi nanggung, baru beberapa tusukan ia sudah sampai. Perut dan pinggulnya menegang sebelum ia mengeluarkan cairan orgasmenya, yang turut melumasi penisku. Aku tidak mau berlama-lama, kugenjot terus vaginanya.

"Eh? Eh? Kakk.... Akhh!!!!"

"Ini hukuman, kamu udah bikin aku kepo."

"Ahhh.. ahhhh... Kakkk!!!!"

"Cepet kasitau!"

"Ngghhh arghh!!!! Iyah... Iyah kak... Iyah... Jadi riri ituhh AHHH ha-hamil. Di-dia dihamilin staff. Aku gak AHHHH tau yang mana staffnya, soalnya dia sering dianter pulang sama staff yang NGHHHH beda kak.. AAAKKKHHH KAK AKU KELUAR LAGI!!!"

serrrrrrrrr

Dpese7s.jpg


Amel tersengal, aku agak terkejut mendengar penjelasannya. "Terus kok dia yang dikeluarin? kan dia korban." Kataku sambil mengatur nafas, bersiap mencoblos lagi.

"Hah... Hah... Hah... Gatau kak, sempet ricuh waktu itu karena ortunya riri ga terima. Ditanya pelakunya siapa riri juga gatau karena... Hhhh... Yang tidur sama dia banyak. Ortunya malu, akhirnya riri dibawa pulang ke kampung halamannya di Kediri, katanya disana dia gugurin kandungannya.. kita semua, member, terutama gen 6, panik dan takut, ternyata alasana riri menghilang beberapa waktu kemaren bukan karena sakit, tapi karena ******.. kita semua takut mau nanya riri.. hhhhh..."

"Yaampun... Terus staff nya gimana?" kataku seraya mencabut penisku.

"Nghhhh.. karena gatau siapa aja yang tidur sama dia, akhirnya kasus ini ilang begitu aja kak.. beberapa staff ditanyain, terutama yang sering tugas malem, tapi mereka gada yang ngaku dan malah saling lempar tuduhan, akhirnya manajemen ambil keputusan untuk motong gaji semua staff yang berhubungan dengan riri, ada security, ob, manajer, sensei, bahkan orang creative dan engineering juga kena. Protes keras dari mereka, tapi manajemen bersikukuh sama keputusan sampai ada yang ngaku... Errr... kok dicabut kak??"

"Gapapa, sekarang aku tiduran, kamu diatas ya, dudukin.... Pelan-pelan sayang.. nah gitu... Yuk lanjut genjot lagi, gantian ya giliran kamu SEKARANG" kataku sambil menusuk keatas secara tiba-tiba.

"AKKKHH!!!!"

Beberapa menit berlalu, tubuh kami berdua sudah bercucuran keringat. Aroma pergumulan kami menguak dan bercampur dengan pengharum ruangan.

"Aku keluar lagi kakk!! Aaahhhh!!!"

Serrrrrrr

Amel orgasme untuk ketiga kalinya malam ini.

Akupun sudah hampir mencapai puncak, karenanya, begitu amel orgasme, aku langsung menarik tubuhnya ke dekapanku.

"Amel.. amel.. sayang... Kamu enak banget... Badan kamu nikmat banget... Nikmat banget main sama kamu... Ahhh ahhhh... Aku mau terus ngewe sama kamu... Sayang.."

"Ahhh... Ahh.... Iyahhh kak.. iyahh aku juga enak main sama kakak... Bikin penasaran.... Akhhh... Ahhhhh"

"Ah... Ah.... Ah ... Mel... Aku mau keluar..."

"Iyahh kak... Iyah... Keluarin kak... Tapi tahan... Dikit lagi kak... Biar kita barengan..."

"Ahhh... Ahh.... Aku udah mau keluar mel... Argghhh!!"

"Iyahh kak... Dikit lagi kak... Ini aku bantu genjot juga... Ahhhh"

Aku menghunjamkan penisku keatas, sementara amel melakukan gerakan mengulek. Kombinasi ini sungguh sangat nikmat.

"Ahhh.... Mel.... Mel.... Aku gatahan mel... Mau keluar... Cabut mel... Ahhhh"

"Nanti dulu kak.... Ahhhh... Aku juga mau keluar lagi... Nanggung.... AKHHHHH!!"

"MEL CABUT KALO ENGGA NANTI KELUAR DI DALEM!!! AAAKKHHHH!!!"

"Ah.. ah... AKhhh!!! NANGGUNG KAK DIKIT LAGI AH. AHHHHH.. AAAKKHHHH!!!"

"MEL AKU UDAH GATAHAN AHHHH!!!"

"KAKKK!!! AAHHHH!!! DIKIT LAGI KAK!!!"

"AMEL!!!" aku berusaha mendorong pinggulnya keatas, tapi amel malah merapatkan tubuhnya ketubuhku, menahan semua usahaku dengan bobotnya.

"Dikit lagi kak...."

"ARRGGGHHHMH MEL INI AKU KELUAR AAAHHHH!!!!"

"KAKKKK!!!!!!!! NANGGUNG!!!!"

"GABISAA!!! AKU UDAH... AAAHHHHH!!!!"

crot
Crot
Crot
Crot


Aku keluar di dalam.

"AKKHH!!! KAK!!!!"

Amel masih terus menahan tubuh kami, menggilas penisku dengan vaginanya, pinggulnya bergoyang kencang.....

serrrrrrr

"AKHHHH KAK AKU SAMPAI.... AHHH"

Tubuh amel melemas dan ambruk ke tubuhku. Amel tersengal dan kehabisan nafas.

"Hhh... Di dalem jadinya mel.." kataku.

"Hhhh... Hhhh ..... Enak kak... Enak...."

"Enak ndasmu! Gimana kalo... Hmpph" belum selesai aku bicara, amel melumat bibirku. Kami bercumbu beberapa saat sebagai penutup permainan malam ini.

yGxZjDh.jpg


"Gapapa kak, aku emang pengen enak sama kamu." Amel kemudian roboh kesamping, tersengal. Penisku tercabut. Terlihat cairan kelamin kami meluber dari vaginanya.

*********

Pagi hari tiba, aku terbangun dari tidurku. Jam dinding menunjukkan pukul 9 pagi. Amel masih tertidur lelap memunggungiku. Tubuh telanjangnya tertutup selimut. Aku bangkit dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi. Kemudian aku bercermin.

Aku melihat pantulan diriku. Si brengsek yang telah meniduri beberapa wanita, yang bahkan tidak punya intensi untuk bertanggung jawab. Meskipun ada sedikit rasa bersalah.

Aku bercermin cukup lama. Beberapa rambut di bagian wajahku tumbuh liar. Sangat khas orang tidak terurus. Memang itulah keadaanku. Laki-laki yang ditinggalkan cinta.

Menikmati pedihnya cinta
Pria kesepian
Menikmati dinginnya hati
Pria kesepian



****

"Pagi papaaahhh hhhoaammm!!" terdengar suara amel. Aku bergegas keluar kamar mandi. "Aku bukan erika." kataku singkat.

"Iih siapa juga yang manggil erika, aku manggil kakak kaan!" amel cemberut. Aku melihatnya hanya melilitkan handuk di tubuhnya. Aku sendiri (untungnya) sudah pakai celana.

"Mau sarapan apa?" kataku.

"Apa aja yang asin-asin dan pake nasi, yang penting pagi ini aku mau play dulu sama kamu." Amel menyerudukku ke dalam kamar mandi untuk mulai bermain. Yah, mungkin inilah kehidupanku sekarang. Jauh dari rumah dan ditinggalkan cinta.

********

"Mel,"

"Iyah? Kenapa kak?"

"Kok manggilnya 'kak'? Yang lain manggilnya senpai." kataku. Saat ini jam 2 siang, entah kenapa amel masih ada disini dan tidak berkegiatan jeketi, aku tidak bertanya.

"Halaah inyong biasa ngapak, mosok disuruh manggil senpai?" logat daerahnya muncul.

"Yaa aneh aja."

"Koe sing aneh! Mosok yo orang Bandung maunya dipanggil senpai!"

"Ya gapap.... Tunggu, kok tau aku orang Bandung?"

"Semua hal tentangmu aku sudah tau Ferguso! Hahahaha!! Ouch!" Aku melempar bantal yang telak mengenai jidatnya.

"Dasar! Btw aku jadi kepo, riri itu yang mana ya? Belom pernah liat.."

"Hmm bentar.. dia baru update socmed baru-baru ini.. nih" amel menyerahkan handphone nya yang sedang membuka aplikasi Instagram.

ItX2VaP.jpg



"Hoo.. yaya..."

"Udah gausah lama-lama liatnya nanti naksir!" Amel berusaha merebut hpnya, namun aku berkelit, aku kembali memandangi fotonya.

"Gimana orangnya apik yo?" tanya amel.

wPIIviK.jpg


"Gede.. pengen tak remas."

"HIIIH DASAR LAKI-LAKI MESUM! GAK CUKUP APA SEMALEM?"

"Apaan yang semalem mah kecil.."

*Plak*

"ADUH!!"

"UDAH GAUSAH LIATIN FOTO RIRI LAGI! KALO MAU REMES AJA INI PUNYAKU SAMPE JADI GEDE!"

Lalu kami bergumul dalam percintaan penuh nafsu, yang kurasa, ini hanyalah perasaan semu. Karena sejatinya, aku hancur sehancur-hancurnya.
 
Ooohh,... jadi.... Riri,.... keluar.... karna.... Eeh, kok gitu? :pandatakut::pandatakut:

Kalo Denise keluarnya kenapa senpai? :pandaketawa::pandaketawa:
 
Bimabet
Waduh waduh Amel pun digarap juga, alias mantap gan ceritanya ditunggu kelanjutannya juga.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd