axelovers
Guru Semprot
Part “Spesial” (Part 5)
Aku pun masih tiduran dikasur setelah mempersiapkan yang ku butuhkan untuk esok hari. Akupun masih memikirkan alasan kenapa Naomi selalu liar saat berhubungan badan dengan ku. Apakah aku harus membahagiakan dia???... Ku tidak tau, ku tidak paham. Dia menganggap aku mirip seperti mantannya disaat berhubungan badan.
-----XXX-----
Efek dari coklat “ajaib” yang diberikan oleh Naomi masih berasa dibadanku dan penisku sampai sekarang masih tegang.
“Semoga aja udah ngak naik pas paginya...” kataku dalam pikiran
Aku pun mencoba untuk tidur karena besok pagi, aku harus menjemput teman Sinka yang akan membantuku untuk mengerjakan tugasku. Aku pun berhasil tidur.
-----XXX-----
Pagi dihari kamis pun tiba. Matahari bersinar terang. Aku bangun dari kasurku dan aku baru menyadari sesuatu. Penisku masih tegak berdiri, walaupun terhalang oleh celana pendek yang kupakai.
“Waduhhh.....” kataku dalam pikiran
Aku mencari cara agar penisku tidak tegak berdiri, karena aku akan malu jika kelihatan oleh temannya Sinka nanti. Akupun berpikir sejenak dan mempunyai ide, yaitu dengan menggunakan celana boxer yang cukup ketat agar dapat menahan penisku yang masih on-fire.
Handphoneku berbunyi dan kulihat notifikasi telpon dari temannya Sinka setelah aku menggunakan celana boxer. Aku pun menjawab telpon dari teman Sinka dan akupun harus menjemputnya dikostnya. Setelah menjawab telpon darinya, aku langsung bersiap – siap menjemputnya dan mulai menyalakan motorku dan ku mulai perjalanan menuju kost teman Sinka.
Setibanya aku didepan gerbang kost teman Sinka, aku pun mencoba memberitau kalau aku sudah sampai didepan gerbang kost. Tidak menunggu lama, aku melihat seorang perempuan yang turun menuruni anak tangga dari lantai 2 ke lantai 1 kost dan menuju luar gerbang. Aku sempat bengong melihat payudara teman Sinka yang tertutup oleh pakaian yang dipakainya. Pakaian yang dipakainya merupakan tshirt tipis bergaris merah dan menggunakan celana jeans cukup ketat.
“Gede juga” kataku dalam pikiran
Aku pun langsung bertanya ke teman Sinka setelah menutup gerbang kost.
“Kakak temennya Sinka???”
“Iya hehe”
“Ngomong – ngomong, nama kakak siapa?”
“Yona... Kamu Rino, juniornya Sinka?”
“Iya, kak”
Aku menawarkan helm untuk dipakainya setelah aku berkenalan dengan teman Sinka, Yona. Setelah Yona memakai helm dan duduk dibelakangku, akupun mulai mengendarai motorku. Selama diperjalanan menuju kostku, kami berdua sedikit berbincang – bincang.
Disaat menuju gang dekat jalan menuju kostku, tiba – tiba ada kucing yang menyebrang sembarangan yang membuatku harus mengerem motorku secara mendadak. Disaat itulah akupun merasakan kekenyalan payudara Yona yang cukup besar bagiku.
“Duhhhhhhhhhh.... Ada apa sih???” kata Yona yang kebingungan
“Maaf, kak... Tadi ada kucing lewat...”
“Hati – hati lain kali...”
“Iya, kak...”
“Garap di kamar, kayaknya sabi sih... Tinggal cari caranya buat ngajak aja” kataku dalam pikiran
Akupun kembali melanjutkan perjalanan menuju kostku dan tidak berselang lama, kami berduapun tiba di kostku. Akupun melihat Sinka yang duduk didekat jendela kamar kostku dan diapun menyadari kedatangan kami berdua.
“Baru sampeeee” kata Sinka yang menghampiri kami berdua
“Untungnya ngak macet tadi...” kataku yang turun dari motor dan melepas helm
Yona-pun turun dari motorku dan melepas helmnya. Diapun cipika – cipiki ke Sinka dan menarik tangannya Sinka, seperti ingin mengatakan sesuatu ke dia tetapi agar aku tidak mendengarnya. Disaat aku ingin membuka kunci pintu kamar kostku, akupun sedikit mendengar pembicaraan Yona dan Sinka.
“Sin, junior lu imut tapi ganteng juga”
Karena kalimat itu yang ku dengar, aku pun makin bersemangat untuk melakukan hubungan sex dengan Yona. Setelah pintu kamar kostku terbuka, akupun kembali ke motorku untuk kumasukan motorku kedalam kamar kostku.
“Sin, tolong bantuin dong...” kataku
Sinka dan Yonapun membantuku untuk mendorong motorku ke kamar kostku. Setelah masuk ke kamar kost, Sinkapun pamit ke kami berdua.
“Kerjain tugasnya yang bener ya...”
“Siap!!!”
-----XXX-----
Sinkapun berada dikamar kostnya. Tetapi dia memiliki perasaan yang begitu aneh dipikirannya.
“Semoga aja bukan hal aneh”
-----XXX-----
Aku pun sekarang sedang mengerjakan tugas bersama Yona. Aku mendapatkan tugas, yaitu membuat cerita drama yang harus ditulis menggunakan huruf kanji Jepang.
“Kak, kalo ceritanya kayak gini gimana???” kataku yang memberikan handphoneku ke Yona
Akupun memberikan contoh cerita ke Yona dan diapun setuju.
“Selama bagi kamu bagus, ya ngak apa – apa kalo mau... Tapi kalimatnya jangan 100% sama contoh tadi”
Aku mencoba menulis cerita dengan huruf kanji. Yonapun membantuku dengan memegang tanganku. Mataku sedikit melirik – melirik ke bajunya Yona dan sedikit juga kulihat belahan payudaranya.
Setelah mengerjakan tugasku 1/2-jam, akupun mengajak Yona untuk membeli makanan didepan kost. Karena aku disuruh lanjut mengerjakan, Yona yang membelikan makanan dan minuman dan uang 50-ribu kuberikan ke dia. 5-Menit ku tunggu dan Yona-pun datang dan masuk ke kamarku.
Entah karena apa, tiba – tiba Yona terpeleset dan dengan reflek aku langsung membantunya agar tidak terjatuh. Sialnya, aku dan Yona sama – sama terjatuh dan aku berada diatas Yona dengan bibirku mengenai bibirnya dan tanganku menyentuh payudaranya.
“Shittt.... Ngak sengaja, tapi gede sih” kataku dalam pikiran
Tetapi kulihat ekspresinya seperti menikmati ciuman yang tidak sengaja itu. Akupun beranjak dari atas tubuhnya dan membantunya berdiri.
“Maaf kak maaf... Aku ngak sengaja”
“Tapi kok kak Yona kayak nikmat gitu tadi???”
Kalimatku membuat Yona tidak bisa menjawab sama sekali.
“Ngakkk... Kaammmuuu lanjut kerjain tugasssss”
Aku mulai mendekati Yona dan langsung mencium bibirnya. Yonapun sedikit berontak ketika aku mencium bibirnya.
“Rinoooo!!!!!!... Stopppppp..... Rino!!!!!!!!!!”
“Nikmati aja, kak...”
Akupun mencium kembali bibirnya sambil kupeluk Yona dengan eratnya. Yonapun pasrah dengan hal itu dan aku mulai menggendong Yona dengan memegang pantatnya yang lumayan semok bagiku dan ku jatuhkan dia dikasur. Aku mulai melepaskan celana jeans yang dipakainya.
“Ngak pake, kak???”
Ku sadar kalau Yona tidak memakai celana dalam dari awal ku jemput dia dari kostnya.
“Kasih tau enggak ya???.....” kata Yona yang menunjuk – nunjuk vaginanya dengan jari tengah tangan kanannya dan ditambah dengan senyuman nakalnya
Aku mulai sedikit mengangkat kedua paha Yona dan ku mulai jilati vaginanya secara lembut. Ku jilati klitorisnya sesekali membuat Yona merasa geli.
“Ahhhhhhhhhhh..... Yesssssssss......... Ohhhhhhhhhhhh..... Disitu.......”
Aku terus menjilati vaginanya dan sesekali juga ku hisap dan ku masukan jari – jari ku ke vaginanya Yona. Diapun mulai merasakan gatal diujung vaginanya dan karena rasa gatal yang makin menjadi – jadi, diapun menjambak rambutku dan orgasme pertama kali yang membuat cairan orgasmenya mengenai sebagian mukaku.
Didekatku ada lap handuk dan ku lap mukaku dari cairan orgasme Yona. Aku menawarkan diri untuk melepas tshirt garis merah yang dipakainya.
“Aku lepasin, kak.....” kataku yang perlahan melepaskan tshirt bergaris merah yang dipakainya
Yona hanya menggoyangkan kepalanya keatas – kebawah yang menandakan iya dan aku kembali membuka secara perlahan. Tangan Yona seperti tau maksud dari perilaku ku dan kedua tangan Yona langsung keatas agar aku dapat mudah melepaskannya. Setelah melepaskan, aku langsung membuang tshirtnya ke sembarang tempat.
Aku pun mulai meremas – remas payudaranya secara perlahan dan kulihat Yona menikmati pijatan demi pijatan yang kulakukan ke payudaranya. Suara – suara desanan Yona mulai terdengar lagi ditelingaku.
Ku lihat Yona makin menikmati permainan pijatan ke payudaranya dan desahannya semakin membuatku ingin memasukan penisku secara cepat. Tetapi akupun ingin memainkan badannya terlebih dahulu, sebelum ku masukan penisku ke lubang vaginanya.
“Rinoooooooo...... Ahhhhhhhhh.......”
Tiba – tiba, suara ketukan pintu kamar kostku berbunyi dan kami berdua langsung kembali berpakaian.
“Rinooo???”
Aku tidak asing dengan suara yang memanggil namaku.
“Siapa???”
“Sinka...”
Aku pun menyuruh Yona untuk ke kamar mandi agar dia dapat berpakaian lebih cepat. Setelah Yona berada di kamar mandi, aku menyuruh Sinka untuk masuk.
“Kenapa, Sin???”
“Enggak apa – apa kok”
“Muka kamu pucat kenapa???”
“Efek capek kayaknya...”
Tapi, ku lihat ekspresi muka Sinka seperti bukan sakit. Aku menawarkan diri untuk mengantarkannya ke kamar kostnya karena aku khawatir dengannya.
“Kamu langsung tiduran aja nanti... Mau aku anter ke kamar kamu???”
“Enggak usah, Rino”
Sinka langsung keluar dari kamarku dan tidak berselang lama, Yona keluar dari kamar mandi. Aku tiba – tiba memikirkan Sinka lebih karena aku khawatir dengan kondisinya tadi.
“Kak, kayaknya nanti aku selesaiin sendiri tugasnya”
“Lohhh???... Kenapa???”
“Pengen sendiri aja”
“Serius enggak???”
“Kalo kamu maunya gitu, ya aku enggak maksa”
“Maaf banget sebelumnya buat yang tadi, kak”
“Enggak apa – apa kok”
Aku menawarkan ke Yona untuk ku antar pulang, tetapi Yona menolaknya dan dia pulang dengan menggunakan taksi online. Tidak menunggu lama setelah Yona memesan, taksi online sudah menunggu di depan gerbang kost. Aku pun mengantarnya sampai depan gerbang dan setelah dia pergi, aku langsung kembali ke kamar kost.
-----XXX-----
Bingung. Aku bingung. Kenapa aku bisa sampai seperti ini???... Aku melihat ekspresi Sinka yang berbeda dari biasanya. Entah karena dia lagi sakit atau ada hal yang lain???
Bersambung...
Aku pun masih tiduran dikasur setelah mempersiapkan yang ku butuhkan untuk esok hari. Akupun masih memikirkan alasan kenapa Naomi selalu liar saat berhubungan badan dengan ku. Apakah aku harus membahagiakan dia???... Ku tidak tau, ku tidak paham. Dia menganggap aku mirip seperti mantannya disaat berhubungan badan.
-----XXX-----
Efek dari coklat “ajaib” yang diberikan oleh Naomi masih berasa dibadanku dan penisku sampai sekarang masih tegang.
“Semoga aja udah ngak naik pas paginya...” kataku dalam pikiran
Aku pun mencoba untuk tidur karena besok pagi, aku harus menjemput teman Sinka yang akan membantuku untuk mengerjakan tugasku. Aku pun berhasil tidur.
-----XXX-----
Pagi dihari kamis pun tiba. Matahari bersinar terang. Aku bangun dari kasurku dan aku baru menyadari sesuatu. Penisku masih tegak berdiri, walaupun terhalang oleh celana pendek yang kupakai.
“Waduhhh.....” kataku dalam pikiran
Aku mencari cara agar penisku tidak tegak berdiri, karena aku akan malu jika kelihatan oleh temannya Sinka nanti. Akupun berpikir sejenak dan mempunyai ide, yaitu dengan menggunakan celana boxer yang cukup ketat agar dapat menahan penisku yang masih on-fire.
Handphoneku berbunyi dan kulihat notifikasi telpon dari temannya Sinka setelah aku menggunakan celana boxer. Aku pun menjawab telpon dari teman Sinka dan akupun harus menjemputnya dikostnya. Setelah menjawab telpon darinya, aku langsung bersiap – siap menjemputnya dan mulai menyalakan motorku dan ku mulai perjalanan menuju kost teman Sinka.
Setibanya aku didepan gerbang kost teman Sinka, aku pun mencoba memberitau kalau aku sudah sampai didepan gerbang kost. Tidak menunggu lama, aku melihat seorang perempuan yang turun menuruni anak tangga dari lantai 2 ke lantai 1 kost dan menuju luar gerbang. Aku sempat bengong melihat payudara teman Sinka yang tertutup oleh pakaian yang dipakainya. Pakaian yang dipakainya merupakan tshirt tipis bergaris merah dan menggunakan celana jeans cukup ketat.
“Gede juga” kataku dalam pikiran
Aku pun langsung bertanya ke teman Sinka setelah menutup gerbang kost.
“Kakak temennya Sinka???”
“Iya hehe”
“Ngomong – ngomong, nama kakak siapa?”
“Yona... Kamu Rino, juniornya Sinka?”
“Iya, kak”
Aku menawarkan helm untuk dipakainya setelah aku berkenalan dengan teman Sinka, Yona. Setelah Yona memakai helm dan duduk dibelakangku, akupun mulai mengendarai motorku. Selama diperjalanan menuju kostku, kami berdua sedikit berbincang – bincang.
Disaat menuju gang dekat jalan menuju kostku, tiba – tiba ada kucing yang menyebrang sembarangan yang membuatku harus mengerem motorku secara mendadak. Disaat itulah akupun merasakan kekenyalan payudara Yona yang cukup besar bagiku.
“Duhhhhhhhhhh.... Ada apa sih???” kata Yona yang kebingungan
“Maaf, kak... Tadi ada kucing lewat...”
“Hati – hati lain kali...”
“Iya, kak...”
“Garap di kamar, kayaknya sabi sih... Tinggal cari caranya buat ngajak aja” kataku dalam pikiran
Akupun kembali melanjutkan perjalanan menuju kostku dan tidak berselang lama, kami berduapun tiba di kostku. Akupun melihat Sinka yang duduk didekat jendela kamar kostku dan diapun menyadari kedatangan kami berdua.
“Baru sampeeee” kata Sinka yang menghampiri kami berdua
“Untungnya ngak macet tadi...” kataku yang turun dari motor dan melepas helm
Yona-pun turun dari motorku dan melepas helmnya. Diapun cipika – cipiki ke Sinka dan menarik tangannya Sinka, seperti ingin mengatakan sesuatu ke dia tetapi agar aku tidak mendengarnya. Disaat aku ingin membuka kunci pintu kamar kostku, akupun sedikit mendengar pembicaraan Yona dan Sinka.
“Sin, junior lu imut tapi ganteng juga”
Karena kalimat itu yang ku dengar, aku pun makin bersemangat untuk melakukan hubungan sex dengan Yona. Setelah pintu kamar kostku terbuka, akupun kembali ke motorku untuk kumasukan motorku kedalam kamar kostku.
“Sin, tolong bantuin dong...” kataku
Sinka dan Yonapun membantuku untuk mendorong motorku ke kamar kostku. Setelah masuk ke kamar kost, Sinkapun pamit ke kami berdua.
“Kerjain tugasnya yang bener ya...”
“Siap!!!”
-----XXX-----
Sinkapun berada dikamar kostnya. Tetapi dia memiliki perasaan yang begitu aneh dipikirannya.
“Semoga aja bukan hal aneh”
-----XXX-----
Aku pun sekarang sedang mengerjakan tugas bersama Yona. Aku mendapatkan tugas, yaitu membuat cerita drama yang harus ditulis menggunakan huruf kanji Jepang.
“Kak, kalo ceritanya kayak gini gimana???” kataku yang memberikan handphoneku ke Yona
Akupun memberikan contoh cerita ke Yona dan diapun setuju.
“Selama bagi kamu bagus, ya ngak apa – apa kalo mau... Tapi kalimatnya jangan 100% sama contoh tadi”
Aku mencoba menulis cerita dengan huruf kanji. Yonapun membantuku dengan memegang tanganku. Mataku sedikit melirik – melirik ke bajunya Yona dan sedikit juga kulihat belahan payudaranya.
Setelah mengerjakan tugasku 1/2-jam, akupun mengajak Yona untuk membeli makanan didepan kost. Karena aku disuruh lanjut mengerjakan, Yona yang membelikan makanan dan minuman dan uang 50-ribu kuberikan ke dia. 5-Menit ku tunggu dan Yona-pun datang dan masuk ke kamarku.
Entah karena apa, tiba – tiba Yona terpeleset dan dengan reflek aku langsung membantunya agar tidak terjatuh. Sialnya, aku dan Yona sama – sama terjatuh dan aku berada diatas Yona dengan bibirku mengenai bibirnya dan tanganku menyentuh payudaranya.
“Shittt.... Ngak sengaja, tapi gede sih” kataku dalam pikiran
Tetapi kulihat ekspresinya seperti menikmati ciuman yang tidak sengaja itu. Akupun beranjak dari atas tubuhnya dan membantunya berdiri.
“Maaf kak maaf... Aku ngak sengaja”
“Tapi kok kak Yona kayak nikmat gitu tadi???”
Kalimatku membuat Yona tidak bisa menjawab sama sekali.
“Ngakkk... Kaammmuuu lanjut kerjain tugasssss”
Aku mulai mendekati Yona dan langsung mencium bibirnya. Yonapun sedikit berontak ketika aku mencium bibirnya.
“Rinoooo!!!!!!... Stopppppp..... Rino!!!!!!!!!!”
“Nikmati aja, kak...”
Akupun mencium kembali bibirnya sambil kupeluk Yona dengan eratnya. Yonapun pasrah dengan hal itu dan aku mulai menggendong Yona dengan memegang pantatnya yang lumayan semok bagiku dan ku jatuhkan dia dikasur. Aku mulai melepaskan celana jeans yang dipakainya.
“Ngak pake, kak???”
Ku sadar kalau Yona tidak memakai celana dalam dari awal ku jemput dia dari kostnya.
“Kasih tau enggak ya???.....” kata Yona yang menunjuk – nunjuk vaginanya dengan jari tengah tangan kanannya dan ditambah dengan senyuman nakalnya
Aku mulai sedikit mengangkat kedua paha Yona dan ku mulai jilati vaginanya secara lembut. Ku jilati klitorisnya sesekali membuat Yona merasa geli.
“Ahhhhhhhhhhh..... Yesssssssss......... Ohhhhhhhhhhhh..... Disitu.......”
Aku terus menjilati vaginanya dan sesekali juga ku hisap dan ku masukan jari – jari ku ke vaginanya Yona. Diapun mulai merasakan gatal diujung vaginanya dan karena rasa gatal yang makin menjadi – jadi, diapun menjambak rambutku dan orgasme pertama kali yang membuat cairan orgasmenya mengenai sebagian mukaku.
Didekatku ada lap handuk dan ku lap mukaku dari cairan orgasme Yona. Aku menawarkan diri untuk melepas tshirt garis merah yang dipakainya.
“Aku lepasin, kak.....” kataku yang perlahan melepaskan tshirt bergaris merah yang dipakainya
Yona hanya menggoyangkan kepalanya keatas – kebawah yang menandakan iya dan aku kembali membuka secara perlahan. Tangan Yona seperti tau maksud dari perilaku ku dan kedua tangan Yona langsung keatas agar aku dapat mudah melepaskannya. Setelah melepaskan, aku langsung membuang tshirtnya ke sembarang tempat.
Aku pun mulai meremas – remas payudaranya secara perlahan dan kulihat Yona menikmati pijatan demi pijatan yang kulakukan ke payudaranya. Suara – suara desanan Yona mulai terdengar lagi ditelingaku.
Ku lihat Yona makin menikmati permainan pijatan ke payudaranya dan desahannya semakin membuatku ingin memasukan penisku secara cepat. Tetapi akupun ingin memainkan badannya terlebih dahulu, sebelum ku masukan penisku ke lubang vaginanya.
“Rinoooooooo...... Ahhhhhhhhh.......”
Tiba – tiba, suara ketukan pintu kamar kostku berbunyi dan kami berdua langsung kembali berpakaian.
“Rinooo???”
Aku tidak asing dengan suara yang memanggil namaku.
“Siapa???”
“Sinka...”
Aku pun menyuruh Yona untuk ke kamar mandi agar dia dapat berpakaian lebih cepat. Setelah Yona berada di kamar mandi, aku menyuruh Sinka untuk masuk.
“Kenapa, Sin???”
“Enggak apa – apa kok”
“Muka kamu pucat kenapa???”
“Efek capek kayaknya...”
Tapi, ku lihat ekspresi muka Sinka seperti bukan sakit. Aku menawarkan diri untuk mengantarkannya ke kamar kostnya karena aku khawatir dengannya.
“Kamu langsung tiduran aja nanti... Mau aku anter ke kamar kamu???”
“Enggak usah, Rino”
Sinka langsung keluar dari kamarku dan tidak berselang lama, Yona keluar dari kamar mandi. Aku tiba – tiba memikirkan Sinka lebih karena aku khawatir dengan kondisinya tadi.
“Kak, kayaknya nanti aku selesaiin sendiri tugasnya”
“Lohhh???... Kenapa???”
“Pengen sendiri aja”
“Serius enggak???”
“Kalo kamu maunya gitu, ya aku enggak maksa”
“Maaf banget sebelumnya buat yang tadi, kak”
“Enggak apa – apa kok”
Aku menawarkan ke Yona untuk ku antar pulang, tetapi Yona menolaknya dan dia pulang dengan menggunakan taksi online. Tidak menunggu lama setelah Yona memesan, taksi online sudah menunggu di depan gerbang kost. Aku pun mengantarnya sampai depan gerbang dan setelah dia pergi, aku langsung kembali ke kamar kost.
-----XXX-----
Bingung. Aku bingung. Kenapa aku bisa sampai seperti ini???... Aku melihat ekspresi Sinka yang berbeda dari biasanya. Entah karena dia lagi sakit atau ada hal yang lain???
Bersambung...
(
