Part “Spesial” (Part 2)
Akupun terbangun dari tidurku dikasur kost Sinka. Akupun baru ingat kalo kami berdua kembali melakukan sex setelah aku membersihkan badan dan Sinka mengganti sprei kasur. Akupun dibangunkan oleh Sinka karena Naomi dan temannya yang bernama Rona, akan kesini.
“Rinoooo.... Bangunnnnnn.... Kak Naomi sama temennya mau kesini”
Akupun langsung bergegas dan kembali berpakaian dan menuju kamar kost aku.
“Makasih buat kemaren, Sin”
“Aku yang harusnya bilang makasih ke kamu” kata Sinka yang mencium bibirku
Akupun meminta kontak line dia untuk berjaga – jaga dan akupun berjalan menuju kamar kost aku. Semasuknya aku ke kamar kost, akupun melihat dari jendela, Naomi dan temannya tiba diparkiran.
“Semoga aja ngak ketauan......” kataku dalam pikiran
Untungnya hari ini, tidak ada jadwal kampus dan akupun bebas beristirahat. Disaat aku tiduran dikasur dan sedang menonton Ultraman Tiga, tiba – tiba handphoneku berbunyi dan aku melihat kalau mamaku menelfon lewat videocall line.
“Mama!!!!!!!”
“Gimana kabar kamu disana, dek???”
“Sehat, ma... Mama sendiri gimana???”
“Mama sehat – sehat aja sampai sekarang”
“Papa sama adek, gimana?”
Karena sinyal kurang, akupun keluar dari kamar kost.
“Bentar, ma... Sinyal lagi kecil... Rino keluar kamar dulu”
Akupun melanjutkan perbincangan melalui video call setelah keluar dari kamar kost.
“Lanjut, ma”
“Mereka juga baik – baik aja kok”
“Ngomong – ngomong, papa baru ada rejeki lagi...”
Akupun kaget karena aku ditransfer sejumlah uang yang cukup banyak untuk dibelikan kendaraan pribadi.
“Trus gimana, ma???”
“Uangnya nanti kamu belikan untuk beli mobil atau motor... Terserah mau merk apa aja, asalkan anak mama senang”
“HAH??????????????!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
“Duhhhhhh, ma.... Ngerepotin banget”
“Kalau masih sisa uangnya, gimana?”
“Ngak apa – apa, buat anak”
“Ya buat jajan kamu, ngak apa – apa”
Karena mamaku ingin pergi dengan teman – temannya, maka mamaku menyudahi pembicaraan lewat videocall.
“Kalo gitu, mama mau berangkat pergi sama temen – temen mama dulu”
“Salam buat papa sama adek, ma dan makasih banget buat uangnya”
Pembicaraan lewat videocallpun usai dan aku mengecek rekening tabunganku lewat handphone dan benar kalau aku ditransfer uang yang cukup banyak untuk dibelikan sebuah kendaraan pribadi.
-----XXX-----
Akupun lupa memberitaukan kalau aku sebenarnya adalah keluarga yang cukup mapan. Ayahku seorang pengusaha angkutan umum bis yang selalu mengantar penumpang dari Solo – Jakarta (PP) dan menyewakan bis untuk pariwisata. Sementara mamaku seorang pengusaha kuliner makanan Timlo Sastro di kampungku, Solo dan sudah buka 7-cabang di Solo.
Sementara adik ku, masih sekolah sma kelas 3 didekat rumahku di Solo.
-----XXX-----
Akupun menelfon Oby karena aku ingin mengajak dia untuk menemaniku membeli kendaraan. Tetapi aku mendapatkan kabar kalau dia sedang pergi bersama teman komunitasnya. Maka aku berniat mengajak Sinka untuk menemaniku. Akupun bersiap – siap ganti pakaian dan aku menuju kamar kost Naomi Sinka.
“Permisi.....” kataku sambil mengetuk pintu kamar mereka
Pintu kamar mereka dibukakan oleh temannya, yaitu Rona.
“Sinkanya ada, kak???”
“Sinka sama Naomi lagi ke warteg deket kost.... Masuk dulu aja kamu”
Setelah masuk ke kamar kost Naomi Sinka, akupun sedikit berbicara ke Rona tentang kehidupannya sehari – hari dan selama di JKT48.
“Ngomong – ngomong, aku Rino kak”
“Aku Rona... Kamu ngak usah panggil aku kak... Panggil nama aja”
“Ngomong – ngomong di JKT, kegiatannya apaan aja... Selain theater gitu???”
“Event handshake”
“Event handshake???”
“Itu, event salaman sama oshi... Tapi, ngak salaman sama oshi aja, bisa salaman sama member yang lain”
Sekitar 4 – 6 menit kami berdua berbincang – bincang, Naomi dan Sinkapun tiba di kamar kost.
“Ehhhh... Ada Rino....” kata Naomi yang tersenyum nakal kearahku
“Rino, ngapain kesini???” kata Sinka
“Aku pengen ngajak kamu sih... Kamu ngak sibuk kan???”
“Ngak kok”
“Aku tunggu diluar ya”
Akupun pamit ke Naomi dan Rona dan akupun menunggu diluar kost menunggu Sinka berganti pakaian. Tidak berlangsung lama, Sinka keluar menggunakan pakaian yang kemarin yang serba putih.
“Sin, aku mau ngajak kamu pergi”
“Kemana??”
“Ya ada sih hehe”
Akupun memberhentikan sebuah taksi yang melintas dan kami berduapun masuk kedalam mobil taksi. Akupun memberitahukan ke supir taksi dengan menunjukan alamat ang ada di handphone.
½ Jampun berlalu dan kami berduapun tiba di dealer motor. Tidak lupa aku membayar ongkos taksi dan Sinka nampak bingung disaat dia baru keluar dari taksi.
“Kok kita kesini???”
“Nanti aku ceritain didalem”
Akupun menggandeng tangan Sinka sampai masuk ke dealer motor. Kami berdua disambut oleh penjaga toko.
“Selamat siang, mas... Diliat dulu motor – motornya”
Aku dan Sinka berjalan melihat – lihat motor yang dipajang.
“Rino... Ini semua kan motor gede”
“Emangnya kenapa???”
“Ngak apa – apa sih”
Langkahku terhenti ketika melihat sebuah motor sport berwarna hijau dengan campuran warna hitam.
-----XXX-----
Dikampungku, aku juga mempunyai 1-motor sport yang kupakai sehari – hari saat ke sekolah. Karena aku di Jakarta, motor sport yang kupakai sehari – haripun kini dipakai oleh adikku. Akupun sudah mempunyai sim a dan c.
-----XXX-----
“Kamu suka ngak motor yang ini???” tanyaku pada Sinka
“Kan kamu yang mau beli, Rino... Aku sih suka – suka aja”
Akupun bertanya ke penjaga untuk menanyakan harga. Setelah bernegosiasi cukup alot karena harganya cukup mahal, akhirnya motor tersebut aku beli dan akupun mendapatkan bonus 2-helm. Helm pertama berwarna hitam yang desainnya seperti karakter musuh lightning mcqueen di cars 3 dan helm yang kedua berwarna biru aqua.
“Ditunggu sebentar, mas... Saya ambil surat – surat motornya sama nota pembelian” kata penjaga pertama yang ke kantor dealer untuk mengambil surat – surat dan nota pembelian
Aku dan Sinkapun menunggu ditempat meja kursi yang disediakan dan penjaga lainnya memberikan sedikit makanan dan minuman untukku dan Sinka.
“Mas sama pacarnya ya???” kata penjaga lainnya yang membawakan makanan dan minuman
“Hisssssssssss....... Bukan mas” kataku
“Hmmmmm...... Bukan mas hehe” kata Sinka
Akupun melihat wajah Sinka yang memerah karena pertanyaan dari penjaga lainnya yang membawakan makanan dan minuman. Kamipun memakan makanan dan meminum yang diberikan oleh penjaga lainnya dan tidak menunggu lama, penjaga lainnya membawakan surat – surat kendaraan dan nota pembelian.
“Mas, tanda tangan disini sama mau bayarnya full atau dicicil???”
“Full langsung aja, mas”
Akupun diarahkan menuju kantor dealer dan akupun mengeluarkan kartu kreditku. 5-Menit aku mengurusi pembayaran dan akupun mencoba menyalakan motornya.
-----XXX-----
“Iseng foto gini ahhh”
Dikamar kost, Naomi foto dirinya dengan bertelanjang dada dengan ekspresi yang membuatku tergoda.
“Abis itu, kirim dah ke Rino”
-----XXX-----
“Hati – hati, mas”
Akupun mulai meninggalkan dealer motor tersebut dengan menaiki motor yang baru ku beli tadi. Sore haripun tiba dan akupun mengajak Sinka untuk jalan jalan di sebuah mall didaerah Gandaria.
“Sin, mau jalan ngak???”
“Mau aja, Rino”
Akupun mulai mempercepat laju motorku dan Sinka mempererat pelukannya ke perutku dan akupun merasakan kekenyalan payudaranya disaat aku mempercepat motorku. Setibanya diparkiran khusus motor diatas 600cc, akupun mengajak Sinka untuk jalan - jalan didalam mall dan setiap ada patung panda, Sinka memintaku untuk memfotonya.
"Rinoooo.... Fotoin!!!!!!!" kata Sinka yang menarik tanganku
Akupun menuruti keinginannya dan memfoto dia dengan patung panda. Setelah sedikit berjalan - jalan di mall, akupun berjalan sama Sinka berjalan menuju tempat makan yang bernama Sushi Tei dan setibanya disana akupun langsung mencari tempat dan duduk setelah mendapatkan tempat.
“Sin, kamu mau pesen apaan???”
“Terserah kamu”
“Kamu sukanya apa, nanti aku yang bilang”
Akupun memesan makanan yang kuingin dan memesan makanan yang Sinka mau. Disaat kami berdua menunggu pesanan, tinggg!!!!!!!. Bunyi notifikasi line di handphone ku berbunyi dan aku melihat notifikasi itu.
“Kak Naomi???” kataku dalam pikiran
Akupun membuka chat line dari Naomi dan akupun kaget karena dia memberikan foto telanjang dada dia. Akupun langsung membalas chat dari Naomi dan menutup chat line dari Naomi dengan secepatnya.
“Besok” kataku yang membalas chat dari Naomi
-----XXX-----
1-Jam kami berdua makan dan akupun mencoba berbicara lebih serius ke Sinka. Akupun memegang erat kedua tangannya.
“Sin, boleh ngomong ngak?”
“Mau ngomong apa?”
“Watashi wa anata o aishiteimasu” kataku yang menggunakan bahasa jepang
“Semoga aja........” kataku dalam hati
Sinkapun awalnya tidak merespon karena mungkin kaget karena aku mengucapkan kalimat dalam bahasa Jepang.
“Duhhhhh... Kayaknya gagal” kataku dalam pikiran
Tetapi, pikiranku itu semuanya berubah menjadi kebahagiaan karena Sinka membalasnya dengan menggunakan bahasa Jepang juga.
“Watashi mo anata o aishiteimasu” balas Sinka yang mengeratkan genggaman tanganku
“YESSSSS!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” kataku dalam pikiran
Sinka menerima perasaanku dan kami berdua resmi menjalin hubungan. Entah bisa melanjutkan hubungan lebih serius atau tidak, tetapi aku sudah menyatakan perasaanku.
Setelah itupun, aku membayar makanan yang sudah kami makan berdua dan kamipun menuju parkiran motor khusus untuk kembali ke kost. Setibanya di kost, akupun mencoba memasukan motorku ke kamar kost ku dan untungnya bisa masuk. Setelah memasukan motor, akupun langsung memeluk Sinka dan mulai mencium bibirnya. Sinkapun pasrah akan ciuman yang kuberikan ke bibirnya. 4-Menit kami berdua berciuman, suara – suara khas orang ciuman begitu terdengar di kamar kost ku dan akupun mencoba menggendong Sinka dengan memegang pantatnya yang semok.
“Semoga aja ngak jatoh” kataku dalam pikiran
Akhirnya... Akupun bisa menggendong Sinka dan tidak terjatuh ketika menggendong dia.
“Akhirnya kamu bisa” kata Sinka disela – sela ciuman
“Demi kamu, Sin”
Akupun menjatuhkan Sinka dikasur dan akupun makin semangat untuk menciumnya karena melihat senyuman khasnya. Tangan kananku mengelus – ngelus rambutnya disaat aku melanjutkan ciuman bibirku ke bibir dia dan tangan kiri ku, mengelus – ngeluskan bagian vaginanya yang tertutup oleh celana yang dia pakai. Suara kecipak – kecipok... Suara ciuman kami berdua makin terdengar cukup keras.
5-Menit kami tetap melakukan hal yang sama dan Sinkapun teringat kalau besok dia ada kelas pagi dan akupun baru ingat juga kalau besok akupun juga ada kelas pagi. Kamipun menyudahi permainan singkat dan akupun mengantar Sinka ke kamar kostnya. Setelah mengantar Sinka, akupun bersiap – siap menyiapkan yang akan aku bawa untuk pelajaran di kampus besok. Disaat aku selesai menyiapkan barang- barang, handphoneku berbunyi dan aku melihat di layar handphoneku kalau ada notifikasi line, tetapi aku merasa bingung dengan notifikasi itu.
“Rona???” kataku dalam hati yang kebingungan
Bersambung...