endangbambang
Semprot Baru
- Daftar
- 7 May 2018
- Post
- 37
- Like diterima
- 7
mencoba dari tukang edit jadi tukang cerita, sebagian fiktif sebagian adalah nyata
intro dulu yah karena tak kenal maka tak ngaceng , kenalan dulu dengan beberapa karakter yang akan
muncul di cerita bersambung ini.
Natalia
gambar hanya ilustrasi
perempuan 26 tahun keturunan tionghoa, lulusan salah satu perguruan tinggi swasta di jakarta. 167cm, 51 kg rambut sepunggung. wajahnya yang agak jutek sering disalah artikan orang orang yang belum mengenalnya dan membuatnya memiliki image pertama yang menyebalkan.
Gerry
gambar hanya ilustrasi
lelaki 29 tahun keturunan tionghoa, marketing minuman ringan, tunangan dari natalia. perawakan agak tinggi, 178 cm
jimmy
gambar hanya ilustrasi
lelaki 39 tahun keturunan tionghoa, seorang anak pengusaha tionghoa yang mengambil alih perusahaan ayahnya dan menyelamatkan keuangan perusahaan dengan kerajinannya dan kemampuan analisis nya. 180 cm 72 kg, selalu tampi rapih tapi sederhana. berwibawa dan terkenal pendiam di kalangan para pegawainya.
pak daud alias ambon
gambar hanya ilustrasi
lelaki 57 tahun yang semestinya sudah pensiun sebagai security gedung, 165 cm kekar dengan kumis yang melintang di bawah hidungnya. keturunan ambon dari ibunya dan betawi dari bapaknya.
wawan
gambar hanya ilustrasi
lelaki 22 tahun, keturunan sunda, bekerja mengikuti jimmy semenjak usia belasan tahun sebagai pesuruh di rumah keluarga jimmy dan sekarang menjadi office boy di kantor jimmy
vera
gambar hanya ilustrasi
perempuan berdarah tionghoa medan, dengan suara besar walau badannya imut imut dan tampang yang inocent. 162 cm 47 kg rambut pendek, terbalik dengan natalia yang mukanya jutek, vera murah senyum namun karakternya menyebalkan semenjak kecil, sangat manja dan malas.
(kalau nambah karakter bisa dilihat di sini ya)
HAPPY READING!!!
POV :Natalia
pukul 7.30 pagi yang dingin, nafasku mengembun di parkiran salah satu sentra bisnis di jakarta.
memang pagi ini lebih dingin dari hari hari biasa ibukota, dan perjalanan 8 kilometer menuju
kantor yang kutempuh menggunakan motor cukup menyiksa tubuhku, seolah jaket yang kugunakan tidak
berguna. ahhh ingin rasanya seperti teman teman kuliahku yang sudah menikah, bangun agak siang dan
mengurus rumah. sayangnya aku tidak bisa begitu, tunanganku dan aku bekerja mati matian untuk
mengisi pundi pundi yang harus disetorkan pada para vendor pernikahan. tunanganku gery dan aku
bukanlah anak dari keluarga kaya raya seperti steorotype yang diberikan orang orang pada keturunan
tionghoa. gery harus bekerja keras sebagai marketing pada salah satu perusahaan minuman ringan
yang membuatnya banyak bekerja di luar kota. dan aku harus turun tangan juga untuk membantu
mengumpulkan dana dengan bekerja sebagai finance staff di salah satu kantor pendanaan di jakarta.
sebenarnya aku enggan bekerja di perusahaan ini, karena dari 50 karyawan finance di kantor ini,
hanya aku dan vera yang merupakan warga keturunan, awalnya aku pun merasa ragu di hari pertama
bekerja, mengingat tatapan teman teman kerja ku yang agak heran ada seorang wanita tionghoa yang
turun bekerja, minoritas. tapi setelah 2 minggu ternyata mereka cukup menerimaku, atasanku juga
tionghoa, namanya pak jimmy, orangnya cukup ramah tapi berwibawa, di umurnya yang menginjak 40
tahun, ko jimmy biasa ku memanggilnya cukup atraktif untuk orang seusianya. ko jimmy lebih banyak
menghabiskan waktunya di dalam ruangannya di ujung ruangan finance, aku hanya bertemu dengannya
jika membutuhkan persetujuan dokumen dan kadang ketika makan siang di salah satu kantin di
sekitaran kantor yang menjadi langgananku.
gajiku di kantor ini termasuk salah satu yang termasuk tinggi, ketika interview kerja aku ingat ko
jimmy sendiri yang mewawancaraiku dan beliau bertanya motivasiku bekerja. ketika kujelaskan
keinginanku membantu tunanganku dan tujuan mengumpulkan biaya pernikahan, ko jimmy dengan muka
datar memberikan secarik kertas yang ia tuliskan nominal gajiku sembari menaruh telunjuknya di
bibirnya tanda menjaga ini sebagai rahasia. ya aku bekerja di tempat ini dengan alasan gajinya,
pekerjaannya jauh dari yang kuimpikan sebagai seorang perancang busana, sesuai dengan kuliahku
desain. tapi angka yang ditawarkan ko jimmy membutakanku. sempat terpikir apa ko jimmy bertujuan
macam macam terhadapku dengan memberiku angka yang lumayan untuk seorang lulusan s1 yang belum
berpengalaman apapun di finance. tapi ternyata selama total 3 bulan aku bekerja, tidak pernah ko
jimmy sekalipun melecehkan atau merendahkanku seperti yang kubayangkan dan itu membuatku cukup
lega. 9 bulan lagi dan aku rasa tabunganku akan cukup untuk biaya pernikahanku dan gerry
kulangkahkan kakiku yang mulai terasa beku ke arah pintu masuk gedung, aspal basah setelah
terguyur hujan semalam suntuk seolah olah menghasut kakiku untuk kembali ke motor saja dan
meluncur pulang ke kasurku. tapi kuurungkan pikiran itu.
"pagi non lia, rajin amat pagi pagi udah datang" suara berat mengejutkanku datang dari ujung
ruangan lobi yang masi gelap karena cuaca yang masi mendung di luar.
"ya astaga pak daud bikin kaget saja! gelap gelapan gini, nyalain dong pak lampunya minimal di
tempat bapak. saya pikir gak ada orang loh. iya pak takut kena hujan lagi jadi datang pagian takut
kehujanan di jalan pak" sahutku
suara itu datang dari security gedung yang selalu bertugas malam, pak daud, orang orang biasa
memanggilnya pak ambon, perawakannya seperti dari bayangan orang ambon, kekar tinggi besar tapi tidak hitam.
pak daud memang keturunan ambon, tetapi dari pihak ibu, bapaknya asli betawi. umurnya sekitar 50 tahun
menjelang 60, dan tubuhnya tetap kekar
"mari pak saya ke atas dulu pak mau ganti baju kerja, pulang istirahat pakkk!" kataku sambil masuk
ke dalam lift dan menekan angka 5.
"iya nonn liaaa terima kasihh" sahutnya kudengar sayup sayup dari balik pintu lift yang sudah
menutup. iya aku agak terburu buru hari ini karena selain aku masih mengenakan jeans dan kaus, aku
menahan pipis semenjak perjalanan kemari, mungkin karena cuaca yang dingin.
"TING" pintu lift terbuka dan aku tanpa basa basi lagi setengah berlari ke ruangan finance dan
meletakkan tas di mejaku dan mengambil kantong plastik berisi baju kerjaku dan menuju ke toilet.
kubuka celanaku dan duduk di kloset dan melepas pertahanan yang kutahan sepanjang jalan menuju
kemari dengan lega, kubuka kaosku sambil masih duduk di toilet dan membuka kantong berisi baju
yang kubawa tadi, kulipat kaosku dan celana jeansku sambil kuperhatikan diriku sendiri, "hmmm gila
juga aku, setengah telanjang di wc kantor" gumamku dalam toilet. dan entah kenapa kali itu
kencingku seperti tidak ada habisnya dan aku masih memandangi payudaraku sendiri, masih oke
bentuknya sih, pake baju pengantin yang agak terbuka masih oke nih pikriku, dan entah kenapa aku
merasa seksi ketika memikirkan diriku dibalut gaun pengantin putih dengan bagian dada yang agak
rendah. jemariku tanpa sadar mulai meraba payudaraku dan mengelus bagian selangkanganku sendiri,
teringat kembali masturbasi yang kulakukan kemarin malam bersama gerry melalui video call, ya,
kami sudah pernah bersetubuh walaupun jarang karena kesibukan kami berdua. tapi kami selalu
menyempatkan diri untuk masturbasi sembari video call seperti kemarin malam.
"astaga sadar sadar lia sadar ini kantor!" pikiranku mengingatkanku dan kuhentikan sentuhan
sentuhan jemariku. kukenakan pakaian kerja ku, kemeja lengan panjang putih dan celana bahan hitam
dan keluar dari toilet. kuletakan pakaian yang kugunakan berangkat dari kostan ke dalam tas ku dan
mulai menyalakan komputer bersiap siap untuk berkutat lagi dengan angka angka pinjaman yang harus
kuhadapi 8 jam ke depan.
kulirik jam di mejaku dan jam baru menunjukkan 8 kurang 15, belum ada siapa siapa karena jam
kantor baru dimulai jam 9. kulihat arsip pending di ujung meja kerjaku "oh iya belum minta acc ko
jimmy". kemarin sore aku terburu buru pulang karena hujan yang akan turun dan arsip yang
semestinya kuberikan pada ko jimmy kupending untuk pagi ini. kubawa arsip arsip para nasabah itu
dan kubuka pintu kantor ko jimmy.
"loh ko jimmy, sudah datang?" kataku setengah terkejut karena tidak mengetuk, dan bos ku ada di
depan laptopnya dengan muka serius dan agak kusut.
"oh, natalia, iya saya belum pulang. ada pekerjaan lembur tadi malam. ada apa?" sahutnya dengan
muka yang datar dan hanya melirik dan kembali memandangi laptopnya.
"ini ko, lia kemarin gak sempet ngasi berkas buat di acc ko jimmy" kataku sambil maju ke mejanya.
"taruh saja di situ nanti saya cek" katanya dingin
kuletakkan berkas berkas itu di ujung mejanya dan berbalik dengan perasaan tidak enak karena lupa
mengetuk, haduh mati aku pikirku.
"natalia" tiba tiba suara ko jimmy menghentikan langkahku, mati mati mati kataku dalam hati, pasti
marah ini sambil membalikkan badanku ke arah mejanya
"tolong bilang wawan untuk bikin kopi hitam, suruh dia pulang, saya izinkan libur hari ini"
katanya pelan sambil melihatku dgn muka lelahnya.
"oke" jawabku cepat sambil melangkah keluar. kupikir ko jimmy memanggilku untuk menegurku dan
perintahnya ini malah melegakan pikiranku.
"mas wawan, disuru ko jimmy bikin kopi hitam terus katanya libur aja mas wawan hari ini, pulang"
kataku sambil mengambil gelasku di pantry, kuperhatikan wajah office boy muda itu, tampangnya sama
kusutnya dengan bosku, dia cuma mengangguk pelan dan mengambil tumbler bos ku di lemari atas
pantry.
"mas wawan bergadang nemenin ko jimmy?" tanyaku sembari menuang air panas ke mug berisi kopi bubuk
instant.
"iya non lia, kasian liat bos besar kerja sendirian begitu pegawai sudah pulang semua, pasti masih
di ruangannya ya?bapak kebiasaan kalau sudah ada yang mau dia kerjakan dia bisa sampai nginep di
kantor" katanya sambil mengaduk kopi yang diseduhnya, wawan pasti cukup tau tentang kebiasaan ini
karena wawan bekerja dengan ko jimmy sejak remaja belasan tahun hingga sekarang menginjak umur 22
tahun.
aku mengangguk perlahan dan memandangi mug di depanku, ku akui aku cukup kagum dengan wibawa ko
jimmy dan keuletannya mengelola perusahaan ini, perusahaan ini milik ayahnya dan nyaris bangkrut
karena nasabah nasabah pendanaan yang mandek bayar. tapi bisa diselamatkan oleh ko jimmy yang
sekarang memegangnya, tapi aku baru tahu kalau ko jimmy sering bergadang dan menginap di kantor
sedangkan kami karyawan karyawannya pulang teng go, jam 5 langsung pulang tak peduli pekerjaan
tersisa. miris karena aku digaji paling besar tapi kemarin aku pulang paling cepat.....
kembali ke meja kerjaku dan kuyakinkan diriku untuk membalas budi ko jimmy yang membantuku, aku
harus bekerja lebih rajin.
(to be continued....)
update 1 halaman 1 (scroll bawah)
update 2 halaman 2 https://v1.semprot.com/threads/office-hour.1301197/page-2
update 3, 4 halaman 3 https://v1.semprot.com/threads/office-hour.1301197/page-3
update 5,6,7 halaman 4 https://v1.semprot.com/threads/office-hour.1301197/page-4
update FR vera ( bonus) halaman 5 https://v1.semprot.com/threads/office-hour.1301197/page-5
update lanjutan 8 halaman 6https://v1.semprot.com/threads/office-hour.1301197/page-6
intro dulu yah karena tak kenal maka tak ngaceng , kenalan dulu dengan beberapa karakter yang akan
muncul di cerita bersambung ini.
Natalia
gambar hanya ilustrasi
perempuan 26 tahun keturunan tionghoa, lulusan salah satu perguruan tinggi swasta di jakarta. 167cm, 51 kg rambut sepunggung. wajahnya yang agak jutek sering disalah artikan orang orang yang belum mengenalnya dan membuatnya memiliki image pertama yang menyebalkan.
Gerry
gambar hanya ilustrasi
lelaki 29 tahun keturunan tionghoa, marketing minuman ringan, tunangan dari natalia. perawakan agak tinggi, 178 cm
jimmy
gambar hanya ilustrasi
lelaki 39 tahun keturunan tionghoa, seorang anak pengusaha tionghoa yang mengambil alih perusahaan ayahnya dan menyelamatkan keuangan perusahaan dengan kerajinannya dan kemampuan analisis nya. 180 cm 72 kg, selalu tampi rapih tapi sederhana. berwibawa dan terkenal pendiam di kalangan para pegawainya.
pak daud alias ambon
gambar hanya ilustrasi
lelaki 57 tahun yang semestinya sudah pensiun sebagai security gedung, 165 cm kekar dengan kumis yang melintang di bawah hidungnya. keturunan ambon dari ibunya dan betawi dari bapaknya.
wawan
gambar hanya ilustrasi
lelaki 22 tahun, keturunan sunda, bekerja mengikuti jimmy semenjak usia belasan tahun sebagai pesuruh di rumah keluarga jimmy dan sekarang menjadi office boy di kantor jimmy
vera
gambar hanya ilustrasi
perempuan berdarah tionghoa medan, dengan suara besar walau badannya imut imut dan tampang yang inocent. 162 cm 47 kg rambut pendek, terbalik dengan natalia yang mukanya jutek, vera murah senyum namun karakternya menyebalkan semenjak kecil, sangat manja dan malas.
(kalau nambah karakter bisa dilihat di sini ya)
HAPPY READING!!!
POV :Natalia
pukul 7.30 pagi yang dingin, nafasku mengembun di parkiran salah satu sentra bisnis di jakarta.
memang pagi ini lebih dingin dari hari hari biasa ibukota, dan perjalanan 8 kilometer menuju
kantor yang kutempuh menggunakan motor cukup menyiksa tubuhku, seolah jaket yang kugunakan tidak
berguna. ahhh ingin rasanya seperti teman teman kuliahku yang sudah menikah, bangun agak siang dan
mengurus rumah. sayangnya aku tidak bisa begitu, tunanganku dan aku bekerja mati matian untuk
mengisi pundi pundi yang harus disetorkan pada para vendor pernikahan. tunanganku gery dan aku
bukanlah anak dari keluarga kaya raya seperti steorotype yang diberikan orang orang pada keturunan
tionghoa. gery harus bekerja keras sebagai marketing pada salah satu perusahaan minuman ringan
yang membuatnya banyak bekerja di luar kota. dan aku harus turun tangan juga untuk membantu
mengumpulkan dana dengan bekerja sebagai finance staff di salah satu kantor pendanaan di jakarta.
sebenarnya aku enggan bekerja di perusahaan ini, karena dari 50 karyawan finance di kantor ini,
hanya aku dan vera yang merupakan warga keturunan, awalnya aku pun merasa ragu di hari pertama
bekerja, mengingat tatapan teman teman kerja ku yang agak heran ada seorang wanita tionghoa yang
turun bekerja, minoritas. tapi setelah 2 minggu ternyata mereka cukup menerimaku, atasanku juga
tionghoa, namanya pak jimmy, orangnya cukup ramah tapi berwibawa, di umurnya yang menginjak 40
tahun, ko jimmy biasa ku memanggilnya cukup atraktif untuk orang seusianya. ko jimmy lebih banyak
menghabiskan waktunya di dalam ruangannya di ujung ruangan finance, aku hanya bertemu dengannya
jika membutuhkan persetujuan dokumen dan kadang ketika makan siang di salah satu kantin di
sekitaran kantor yang menjadi langgananku.
gajiku di kantor ini termasuk salah satu yang termasuk tinggi, ketika interview kerja aku ingat ko
jimmy sendiri yang mewawancaraiku dan beliau bertanya motivasiku bekerja. ketika kujelaskan
keinginanku membantu tunanganku dan tujuan mengumpulkan biaya pernikahan, ko jimmy dengan muka
datar memberikan secarik kertas yang ia tuliskan nominal gajiku sembari menaruh telunjuknya di
bibirnya tanda menjaga ini sebagai rahasia. ya aku bekerja di tempat ini dengan alasan gajinya,
pekerjaannya jauh dari yang kuimpikan sebagai seorang perancang busana, sesuai dengan kuliahku
desain. tapi angka yang ditawarkan ko jimmy membutakanku. sempat terpikir apa ko jimmy bertujuan
macam macam terhadapku dengan memberiku angka yang lumayan untuk seorang lulusan s1 yang belum
berpengalaman apapun di finance. tapi ternyata selama total 3 bulan aku bekerja, tidak pernah ko
jimmy sekalipun melecehkan atau merendahkanku seperti yang kubayangkan dan itu membuatku cukup
lega. 9 bulan lagi dan aku rasa tabunganku akan cukup untuk biaya pernikahanku dan gerry
kulangkahkan kakiku yang mulai terasa beku ke arah pintu masuk gedung, aspal basah setelah
terguyur hujan semalam suntuk seolah olah menghasut kakiku untuk kembali ke motor saja dan
meluncur pulang ke kasurku. tapi kuurungkan pikiran itu.
"pagi non lia, rajin amat pagi pagi udah datang" suara berat mengejutkanku datang dari ujung
ruangan lobi yang masi gelap karena cuaca yang masi mendung di luar.
"ya astaga pak daud bikin kaget saja! gelap gelapan gini, nyalain dong pak lampunya minimal di
tempat bapak. saya pikir gak ada orang loh. iya pak takut kena hujan lagi jadi datang pagian takut
kehujanan di jalan pak" sahutku
suara itu datang dari security gedung yang selalu bertugas malam, pak daud, orang orang biasa
memanggilnya pak ambon, perawakannya seperti dari bayangan orang ambon, kekar tinggi besar tapi tidak hitam.
pak daud memang keturunan ambon, tetapi dari pihak ibu, bapaknya asli betawi. umurnya sekitar 50 tahun
menjelang 60, dan tubuhnya tetap kekar
"mari pak saya ke atas dulu pak mau ganti baju kerja, pulang istirahat pakkk!" kataku sambil masuk
ke dalam lift dan menekan angka 5.
"iya nonn liaaa terima kasihh" sahutnya kudengar sayup sayup dari balik pintu lift yang sudah
menutup. iya aku agak terburu buru hari ini karena selain aku masih mengenakan jeans dan kaus, aku
menahan pipis semenjak perjalanan kemari, mungkin karena cuaca yang dingin.
"TING" pintu lift terbuka dan aku tanpa basa basi lagi setengah berlari ke ruangan finance dan
meletakkan tas di mejaku dan mengambil kantong plastik berisi baju kerjaku dan menuju ke toilet.
kubuka celanaku dan duduk di kloset dan melepas pertahanan yang kutahan sepanjang jalan menuju
kemari dengan lega, kubuka kaosku sambil masih duduk di toilet dan membuka kantong berisi baju
yang kubawa tadi, kulipat kaosku dan celana jeansku sambil kuperhatikan diriku sendiri, "hmmm gila
juga aku, setengah telanjang di wc kantor" gumamku dalam toilet. dan entah kenapa kali itu
kencingku seperti tidak ada habisnya dan aku masih memandangi payudaraku sendiri, masih oke
bentuknya sih, pake baju pengantin yang agak terbuka masih oke nih pikriku, dan entah kenapa aku
merasa seksi ketika memikirkan diriku dibalut gaun pengantin putih dengan bagian dada yang agak
rendah. jemariku tanpa sadar mulai meraba payudaraku dan mengelus bagian selangkanganku sendiri,
teringat kembali masturbasi yang kulakukan kemarin malam bersama gerry melalui video call, ya,
kami sudah pernah bersetubuh walaupun jarang karena kesibukan kami berdua. tapi kami selalu
menyempatkan diri untuk masturbasi sembari video call seperti kemarin malam.
"astaga sadar sadar lia sadar ini kantor!" pikiranku mengingatkanku dan kuhentikan sentuhan
sentuhan jemariku. kukenakan pakaian kerja ku, kemeja lengan panjang putih dan celana bahan hitam
dan keluar dari toilet. kuletakan pakaian yang kugunakan berangkat dari kostan ke dalam tas ku dan
mulai menyalakan komputer bersiap siap untuk berkutat lagi dengan angka angka pinjaman yang harus
kuhadapi 8 jam ke depan.
kulirik jam di mejaku dan jam baru menunjukkan 8 kurang 15, belum ada siapa siapa karena jam
kantor baru dimulai jam 9. kulihat arsip pending di ujung meja kerjaku "oh iya belum minta acc ko
jimmy". kemarin sore aku terburu buru pulang karena hujan yang akan turun dan arsip yang
semestinya kuberikan pada ko jimmy kupending untuk pagi ini. kubawa arsip arsip para nasabah itu
dan kubuka pintu kantor ko jimmy.
"loh ko jimmy, sudah datang?" kataku setengah terkejut karena tidak mengetuk, dan bos ku ada di
depan laptopnya dengan muka serius dan agak kusut.
"oh, natalia, iya saya belum pulang. ada pekerjaan lembur tadi malam. ada apa?" sahutnya dengan
muka yang datar dan hanya melirik dan kembali memandangi laptopnya.
"ini ko, lia kemarin gak sempet ngasi berkas buat di acc ko jimmy" kataku sambil maju ke mejanya.
"taruh saja di situ nanti saya cek" katanya dingin
kuletakkan berkas berkas itu di ujung mejanya dan berbalik dengan perasaan tidak enak karena lupa
mengetuk, haduh mati aku pikirku.
"natalia" tiba tiba suara ko jimmy menghentikan langkahku, mati mati mati kataku dalam hati, pasti
marah ini sambil membalikkan badanku ke arah mejanya
"tolong bilang wawan untuk bikin kopi hitam, suruh dia pulang, saya izinkan libur hari ini"
katanya pelan sambil melihatku dgn muka lelahnya.
"oke" jawabku cepat sambil melangkah keluar. kupikir ko jimmy memanggilku untuk menegurku dan
perintahnya ini malah melegakan pikiranku.
"mas wawan, disuru ko jimmy bikin kopi hitam terus katanya libur aja mas wawan hari ini, pulang"
kataku sambil mengambil gelasku di pantry, kuperhatikan wajah office boy muda itu, tampangnya sama
kusutnya dengan bosku, dia cuma mengangguk pelan dan mengambil tumbler bos ku di lemari atas
pantry.
"mas wawan bergadang nemenin ko jimmy?" tanyaku sembari menuang air panas ke mug berisi kopi bubuk
instant.
"iya non lia, kasian liat bos besar kerja sendirian begitu pegawai sudah pulang semua, pasti masih
di ruangannya ya?bapak kebiasaan kalau sudah ada yang mau dia kerjakan dia bisa sampai nginep di
kantor" katanya sambil mengaduk kopi yang diseduhnya, wawan pasti cukup tau tentang kebiasaan ini
karena wawan bekerja dengan ko jimmy sejak remaja belasan tahun hingga sekarang menginjak umur 22
tahun.
aku mengangguk perlahan dan memandangi mug di depanku, ku akui aku cukup kagum dengan wibawa ko
jimmy dan keuletannya mengelola perusahaan ini, perusahaan ini milik ayahnya dan nyaris bangkrut
karena nasabah nasabah pendanaan yang mandek bayar. tapi bisa diselamatkan oleh ko jimmy yang
sekarang memegangnya, tapi aku baru tahu kalau ko jimmy sering bergadang dan menginap di kantor
sedangkan kami karyawan karyawannya pulang teng go, jam 5 langsung pulang tak peduli pekerjaan
tersisa. miris karena aku digaji paling besar tapi kemarin aku pulang paling cepat.....
kembali ke meja kerjaku dan kuyakinkan diriku untuk membalas budi ko jimmy yang membantuku, aku
harus bekerja lebih rajin.
(to be continued....)
update 1 halaman 1 (scroll bawah)
update 2 halaman 2 https://v1.semprot.com/threads/office-hour.1301197/page-2
update 3, 4 halaman 3 https://v1.semprot.com/threads/office-hour.1301197/page-3
update 5,6,7 halaman 4 https://v1.semprot.com/threads/office-hour.1301197/page-4
update FR vera ( bonus) halaman 5 https://v1.semprot.com/threads/office-hour.1301197/page-5
update lanjutan 8 halaman 6https://v1.semprot.com/threads/office-hour.1301197/page-6
Terakhir diubah: