Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Unfaithful Life Season 0 - Nura (NO SARA)

Wah gila banget emang mudik di indonesia, ga kira-kira macetnya, liat aplikasi peta akan sampai di tujuan 5 jam lagi, 1 jam kemudian buka aplikasi yang sama liat akan sampai di tujuan 5 jam lagi, teler banget

terima kasih buat para suhu semua yang sudah mampir di lapak nubie, buat pembuka, update tipis-tipis dulu suhu semua

--ooo--

5 : Here comes the plan


Sore harinya aku mengetuk kamar Nura, tentunya dari luar bukan lewat connecting door dan Nura memberikan jawaban dari dalam untuk menunggu sebentar. Awalnya kami berniat untuk makan siang, tapi menimbang-nimbang rencana kami, aku dan Rani memutuskan untuk mengubahnya menjadi makan malam dengan alasan aku lelah, Nura pun setuju dengan hal itu. Tidak lama pintu dibuka dan terlihatlah Nura yang menggunakan kerudung pasmina dan blouse putih, cardigan coklat dan juga rok span berwarna biru tua, aku tertegun cukup lama sampai akhirnya Nura menyadarkanku.

N: “Mas kok bengong?”
D: “Iya nih ngeliat bidadari tapi bingung ke mana sayapnya ya?hehe”
N: “Ih apa sih mas” kata Nura seperti kesal tapi dapat kulihat ada rona merah di pipinya
D: “Udah siap nih Ra?”
N: “Udah dari tadi kali mas, ayo?”
D: “Iya ayo Ra”
N: “Ini mau ke mana kita mas?”
D: “Gatau aku Ra, si Rani yang ngajakin, kita ikut aja ya”
N: “Oke mas"

Aku dan Nura bergegas turun ke Lobby hotel menggunakan lift, sesampainya di sana kulihat Rani dan Vian suaminya sudah menunggu. Setelah itu kami memesan g**ar untuk menuju ke tempat makan.. Sambil menunggu mobil pesanan kami datang, kami mengobrol-ngobrol dulu.

D: “Kenalin yan, ini Nura teman sekantorku, Ra ini Vian suaminya Rani dan dulu kami sekantor juga di cabang yang lama”
V: “Vian suaminya Rani” sambil Vian menyodorkan tangannya untuk bersalaman
N: “Nura mas” menjabat tangan Vian
D: “Dari kantor lu berapa orang yan?”
V: “Ber 3 Nar, tapi yang lain beda hotel”
D: “Oh gitu, udah pelajarin materinya?”
V: “Belum lah, lu tahu sendiri gua gimana, ntar juga dijelasin sama narsum hahaha”
R: “Tahu nih mas Vian udah aku bilangin buat pelajarin dulu malah bilangnya gitu juga”
D: “Ya biarin sih Ran, emang bener kan ntar juga dijelasin sama narsum”
N: “Kamu gitu juga ya mas?”
D: “Eits, ga dong, aku mah udah pelajarin, ga males kayak si Vian”
V: “Bangke lu Nar, bukan males gua, biar narsum nya ga gabut aja haha”
D: “Apa kata lu dah Yan”
R: “Mobilnya udah mau nyampe nih, yuk kita ke depan”

Kamipun berjalan menuju pintu lobby hotel, beberapa menit kemudian mobil datang dan kami langsung berangkat menuju ke tempat makan. Di mobil aku duduk di kursi depan, Nura duduk di kursi tengah bagian kiri, Rani di tengah dan Vian di sebelah kanan Rani. Sebenarnya aku ingin duduk di kursi tengah bersama Nura, tapi tidak ada alasan yang pas untuk itu, jadi mau tak mau akhirnya aku yang duduk di kursi depan. Kurang lebih 20 menitan perjalanan kami menuju restoran yang terletak di area luar pantai dengan view laut. Saat kami sampai, kami menuju bagian resepsionis resto dan diarahkan ke meja yang telah dipesan sebelumnya dan langsung mulai memesan makanan. Di sana kami memesan beberapa makanan dan minuman signature restoran, Vian dan Rani memesan cocktail tapi Aku hanya memesan mocktail dan Nura memesan jus, tentunya aku butuh kesadaranku tetap clear untuk menjalankan rencanaku.

Aku tau Rani memesan minuman beralkohol karena resistance Vian terhadap alkohol tidak terlalu tinggi jadi nanti dia bisa bebas untuk membantuku. Selagi menyantap makanan kami sambil berbincang, dan Rani yang duduk di sebelah Nura secara ‘tidak sengaja’ menyenggol minuman Nura sehingga gelasnya jatuh dan tumpah mengenai blouse nya di bagian perut dan roknya.

R: “Aduh mbak maaf ya, ayo aku bantu bersihin mbak”
N: “Udah gapapa mbak Rani, aku aja sendiri”
R: “Duh maaf mbak aku bener-bener ga sengaja mbak”
V: “Iya maafin Rani ya mbak Nura, dia ga sengaja numpahin minumannya”
N: “Iya gapapa mbak, mas, aku permisi ke toilet dulu ya kalo gitu”
D: “Aku anterin yuk Ra”
N: “Yee kamu ngapain nganterin juga mas kan aku mau ke toilet cewe”
D: “Ya siapa tau butuh bantuan hehe”
N: “Ih gausah ah, bentar ya”

Setelahnya Nura beranjak menuju toilet, Rani segera pergi memesankan minuman baru untuk Nura, sedangkan aku dan Vian melanjutkan makan sambil mengobrol, tidak lama Rani kembali membawa minuman yang sama seperti yang Nura pesan sebelumnya.

D: “Gimana Ran?”
R: “Ini mas masih ada, siap minum hihi”
D: “Makasih ya Ran”
V: “Lah kenapa lu yang makasih, orang itu minumnya Nura, hayo lu ama Nura ya?hahaha”
D: “Kaga lah gila lu, ketauan bini gua berabe nanti hahaha”
V: “Ya jangan sampe ketahuan lah, iya ga sayang?”
R: “Oh gitu, jangan sampe ketahuan ya? gitu?” kata Rani sambil mencubit pinggang Vian
V: “Adudududuh ga gitu sayang, aku becanda doang”

Selagi kami mengobrol, Nura kembali dari toilet, warna dari minuman tadi agak sedikit berbekas di blouse nya, tapi tidak apa ya Nura sayang blousenya dikorbankan dulu, nanti setelah kamu berada digenggamanku, kita bisa beli blouse lagi dan tentunya pakaian-pakaian seksi hehehe, kataku dalam hati.

N: “Eh mbak kamu mesenin lagi?”
R: “Iya tadi juga kan baru dikit kamu minum, jadi aku pesenin lagi”
N: “Duh maaf mbak Rani, aku jadi ngerepotin”
V: “Gapapa mbak, kan tadi juga Rani yang numpahin minumannya”

Kami melanjutkan makan dan mengobrol sampai kurang lebih jam setengah 8 malam. Terlihat Nura sudah mulai mengantuk, begitu juga Vian yang telah meminum cocktail miliknya dan sebagian besar milik Rani, karena Rani bilang dia sedang kurang ingin minum banyak dan beralasan mubazir kalau dibuang lalu meminta Vian untuk menghabiskannya. Akhirnya kami putuskan untuk kembali ke hotel. Sesampainya di hotel, kami turun dari mobil, tapi Nura terlihat sedikit sempoyongan saat turun dari mobil dan aku langsung membantunya turun takut dia terjatuh.

D: “Kenapa kamu Ra?”
N: “Gatau mas, aku ngantuk banget,masih kecapean mungkin karena perjalanan tadi pagi”
D: “Yan, sori tapi aku minta tolong ya sama Rani buat nemenin Nura ke kamarnya”
V: “Oke Nar, gapapa” jawab Vian tapi dengan muka yang sudah cukup memerah
R: “Yee bilangnya ke aku lah masa ke mas Vian”
D: “Ya kan izin dulu ke suami kamu lah Ran haha”
N: “Udah gapapa mbak aku sendiri aja”
R: “Udah sini aku anterin mbak Nura, kamu kelihatannya ngantuk banget itu, ntar takutnya kalo sama mas Dhanar doang malah diapa2in ama dia hihihi”
D: “Enak aja, yakali...” tapi dalam hati kujawab ya iyalah hahaha

Setelahnya Kami menuju lift, saat di lantai 5 Vian turun lift dan menuju ke kamarnya. Lalu sampai lantai 6 kami bertiga keluar, Nura jalan sambil dibantu oleh Rani karena memang dia merasa semakin mengantuk dan agak susah untuk berdiri dan berjalan seperti biasa. Setelah sampai aku langsung masuk ke kamarku dan Rani membantu Nura masuk ke kamarnya. Sampai di kamar aku kunci kamarku mengganti baju dengan celana pendek dan kaus putih, membuka jendela lalu menyalakan rokok sambil menunggu kabar dari Rani. Tidak sampai 10 menit ada ketukan dari connecting door kamar ku dan Nura. Terdengar ada suara kunci dibuka dan aku juga membuka kuncinya dari kamarku.

D: “Gimana Ran?”
R: “Udah tidur tuh mas hihi, sini”

Aku berjalan menuju kamar Nura, kulihat dia sudah tertidur, coba kubangunkan dengan menepuk nepuk pipinya. Ya, benar-benar pulas. Obat andalanku memang mujarab pikirku.

R: “Gimana mas, mau langsung?”
D: “Iya Ran, bantuin ya Ran”
R: “Oke mas”
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd