Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Musik Nusantara / Ceritakan di Sini

perutbulet

Guru Besar Semprot
UG-FR
Daftar
25 Sep 2014
Post
2.250
Like diterima
1.789
Lokasi
WASIS
Bimabet
:ampun: :ampun:

Permisi Warga Sound System..
Ini thread tempat membicarakan Musik Nusantara, bisa Musik Tradisional atau jenis musik lain yang memang bisa menggambarkan "INI INDONESIA"
___________.:.___________
*let's play.....

Mulai dari saya secara singkat, sesuai janji saya ambil musik :

Campursari
Dalam artianya, campursari ini memadukan musik kontemporer terutama dari jenis alat musik.

Awal kemunculanya, alat musik yang dipadukan adalah "Gamelan" dengan "alat musik modern" seperti organ, bas, maupun drum.

Akan tetapi keselarasan nada alat modern itu mengikuti "Langgam Jawa" atau "Gending". Seiring perkembanganya, karena tak ada pakem pasti dari musik Campursari muncul beberapa jenis. Langgam jawa-keroncong, langgam jawa-dangdut, keroncong-dangdut, dan sebagainya.

Inspirator musik Campursari antara lain :

-Manthous, seorang seniman musik yang pernah bersama Bing Slamet..

-Didi Kempot, seniman yang muncul dengan gubahan beberapa lagu menjadi bahasa jawa dengan alunan keroncong yang di padu ketukan ketipung dangdut.

-dan banyak lainya...

Banyak kontroversi ataupun kritikan terhadap musik ini dari seniman Kontemporer, namun karena yang diangkat di Campursari adalah sisi Kontemporer akhirnya musik Campursari bisa diterima dan semakin berkembang..

#Mohon koreksi jika ada kesalahan..

Coba nambahin...TARLING

Tarling adalah salah satu jenis musik yang populer di wilayah pesisir pantai utara (pantura) Jawa Barat, terutama wilayah Indramayu dan Cirebon. Nama tarling diidentikkan dengan nama instrumen itar (gitar) dan suling (seruling) serta istilah Yen wis mlatar gage eling (Andai banyak berdosa segera bertaubat). Asal-usul tarling mulai muncul sekitar tahun 1931 di Desa Kepandean, Kecamatan/Kabupaten Indramayu. Saat itu, ada seorang komisaris Belanda yang meminta tolong kepada warga setempat yang bernama Mang Sakim, untuk memperbaiki gitar miliknya. Mang Sakim waktu itu dikenal sebagai ahli gamelan. Usai diperbaiki, sang komisaris Belanda itu ternyata tak jua mengambil kembali gitarnya. Kesempatan itu akhirnya dipergunakan Mang Sakim untuk mempelajari nada-nada gitar, dan membandingkannya dengan nada-nada pentatonis gamelan. Hal itupun dilakukan oleh anak Mang Sakim yang bernama Sugra. Bahkan, Sugra kemudian membuat eksperimen dengan memindahkan nada-nada pentatonis gamelan ke dawai-dawai gitar yang bernada diatonis. Karenanya, tembang-tembang (kiser) Dermayonan dan Cerbonan yang biasanya diiringi gamelan, bisa menjadi lebih indah dengan iringan petikan gitar. Keindahan itupun semakin lengkap setelah petikan dawai gitar diiringi dengan suling bambu yang mendayu-dayu.

Atas jasa sesepuh dari Pak Sugra itulah kemudian alat tradisional gamelan, gendang dan suling yang biasanya dipikul keliling dari-desa ke desa disaat ngamen, diubah atau dipindahkan pada gitar dengan menggunakan Gitar dan suling saja. Karena pada waktu mudanya Pak Sugra dikenal sebagai pelatih tembang atau nyanyi dan pandai bermain gitar dengan laras gemelan, maka ia disebut tokoh yang pertama memindahkan irama gamelan ke Gitar dan Suling.
Pada saat itu namanya bukan tarling tapi dikenal dengan sebutan kesenian Teng Dung. Dalam pentas kesenian ini digelar dari rumah ke rumah untuk acara keluarga dan pertemanan kemudian ditambahi alat gendang, kecrek dan kemlong sebagai pengiringnya. Namanya belum disebut sebagai Tarling.

Kini Tarling klasik di Indramayu dan di Cirebon sudah bangkrut dan hampir hilang, yang ada adalah grup Organ Dangdut Tarling, atau Tarling dengan iringan Organ yang ada lagu dan dramanya. Tak ada pakem yang dipertahankan. Karena kesenian ini akan terus berkembang sesuai tuntutan pasar, kondisi sosial masyarakatnya dan kemajuan tehnologi yang terus menuntut kreatifitas seniman dan masyarakat penontonnya yang menjadi lahan pasarnya. Dimana masyarakat akan memilih seni tradisional yang praktis, mudah dan murah.
Tapi satu hal yang pasti, seni tarling saat ini meskipun telah hampir punah. Namun, tarling selamanya tidak akan bisa dipisahkan dari sejarah masyarakat pesisir pantura. Dikarenakan tarling adalah jiwa mereka, dengan ikut sawer keatas panggung atau sekedar melihatnya, dan mendengarnya seolah mampu menghilangkan beratnya beban hidup yang menghimpit. Lirik lagu maupun kisah yang diceritakan di dalamnya, juga mampu memberikan pesan moral yang mencerahkan dan menghibur.

Karya tarling legendaris
* Saida Saini
* Kang Ato Ayame Ilang
* Baridin
* Ajian Semar Mesem
Beberapa lagu tarling populer
* Warung Pojok (Abdul Adjib)
* Kembang Kilaras
* Waru Doyong
* Pemuda Idaman (Sadi M.)

**Dari berbagai sumber

LENGGER CALUNG

Kesenian tradisional lengger-calung
tumbuh dan berkembang di wilayah
ini. Sesuai namanya, tarian lengger-
calung terdiri dari lengger (penari)
dan calung (gamelan bambu), gerakan
tariannya sangat dinamis dan lincah
mengikuti irama calung. Gerakan
khas tarian lengger antara lain
geyol, gedheg, dan lempar sampur.
Dahulu, penari lengger adalah pria
yang berdandan seperti wanita,
namun kini umumnya ditarikan oleh
wanita cantik, sedangkan penari
prianya hanyalah sebagai badut
pelengkap yang berfungsi untuk
memeriahkan suasana. Badut
biasanya hadir pada pertengahan
pertunjukan. Jumlah penari lengger
antara 2 sampai 4 orang, mereka
harus berdandan sedemikian rupa
sehingga kelihatan sangat menarik,
rambut disanggul, leher sampai dada
bagian atas biasanya terbuka,
sampur atau selendang biasanya
dikalungkan dibahu, mengenakan
kain/jarit dan stagen. Lengger
menari mengikuti irama khas
Banyumasan yang lincah dan dinamis
dengan didominasi oleh gerakan
pinggul sehingga terlihat sangat
menggemaskan. Peralatan gamelan
calung terdiri dari gambang barung,
gambang penerus, dhendhem, kenong
dan gong yang semuanya terbuat dari
bambu wulung (hitam). Yang tidak
terbuat dari bambu hanyalah
gendang, seperti gendang pada
umumnya. Dalam penyajiannya calung
diiringi vokalis yang lebih dikenal
sebagai sinden. Satu grup calung
minimal memerlukan 7 orang
anggota, terdiri dari penabuh
gamelan dan penari/lengger.

Ikut nambahin apdet, tapi saya ambil intinye aje ya gaes.. Semoga yang baca pada ngerti..
____________

POCO - POCO

Jangan hanya berpikir tarianya saja, coba deh cari info tentang lagu yang mengiringi.

Kenapa masuk ke Musik Nusantara?? Kan ini bukan musik tradisional.??

Poco-poco, lirik lagunya aja kan punya orang Indonesia. Jadi masuk Nusantara dong...
Lagu cipta'an Arie Sapuletta yang berasal dari Ambon dan dinyanyikan Yopie Latul ini gak asing kan??

Lagu yang biasa mengiringi tari Poco-Poco (dulunya) untuk senam atau kegiatan kerohanian ini ternyata menyimpan arti yang agak "Miris". Dari artikel yang saya baca mengartikan pada bait lirik "Ngana Pe Bodi Poco Poco" diartikan "Kamu punya bodi(tubuh) MONTOK"..

:takut:

padahal gerakan POCO-POCO sendiri menurut saya gak memperlihatkan kemontokan. Masih kalah atuh sama dangdut koplo.

Dan benar, lagu ini terinspirasi ketika sang pencipta terpesona melihat seorang wanita di suatu acara...

Entah bagaimana nasib lagu dan tarian ini di tempat anda, sampai sekarang sepengetahuan saya lagu dan tari ini sudah jarang atau bahkan tidak ada yang melakukan.
Itu mungkin terkait dengan hal moral dan kesan terhadap isi lagu ini. Karena jika dipahami memang agak "Nakal" liriknya.

Di adat Batak lagu dan tarian ini sangat populer. Dan bahkan, di Luar Negeri dulu tarian ini menjadi kebangga'an dari Indonesia..

Lagu populer Nusantara yang pudar entah kenapa...

*sumber : beberapa artikel di gugle..


Ebeg merupakan bentuk kesenian tari
daerah Banyumas yang menggunakan
boneka kuda yang terbuat dari
anyaman bambu dan kepalanya diberi
ijuk sebagai rambut. Tarian Ebeg di
daerah Banyumas menggambarkan
prajurit perang yang sedang
menunggang kuda. Gerak tari yang
menggambarkan kegagahan
diperagakan oleh pemain Ebeg.


Selain itu Ebeg dianggap sebagai seni
budaya yang benar-benar asli dari
Jawa Banyumasan mengingat
didalamnya sama sekali tidak ada
pengaruh dari budaya lain. Berbeda
dengan Wayang yang merupakan
apresiasi budaya Hindu India dengan
berbagai tokoh-tokohnya. Ebeg sama
sekali tidak menceritakan tokoh
tertentu dan tidak terpengaruhi
agama tertentu, baik Hindu maupun
Islam. Bahkan dalam lagu-lagunya
justru banyak menceritakan tentang
kehidupan masyarakat tradisional,
terkadang berisi pantun, wejangan
hidup dan menceritakan tentang
kesenian Ebeg itu sendiri. Lagu yang
dinyanyikan dalam pertunjukan Ebeg
hampir keseluruhan menggunakan
bahasa Jawa Banyumasan atau biasa
disebut Ngapak lengkap dengan logat
khasnya. Jarang ada lagu Ebeg yang
menggunakan lirik bahasa Jawa
Mataraman dan bahasa selain
Banyumasan. Beberapa contoh lagu-
lagu dalam Ebeg yang sering
dinyanyikan adalah Sekar Gadung,
Eling-Eling, Ricik-Ricik Banyumasan,
Tole-Tole, Waru Doyong, Ana Maning
Modele Wong Purbalingga dan lain-
lain.


Di dalam suatu sajian Ebeg akan
melalui satu adegan yang unik yang
biasanya menjadi acara pamungkas
dalam pertunjukan Ebeg. Atraksi
tersebut sebagaimana dikenal dalam
bahasa Banyumasan dengan istilah
Babak Janturan. Pemain akan
"Mendem" atau "Wuru"(kesurupan
dalam Bahasa Banyumasan dan mulai
melakukan atraksi-atraksi unik.
Bentuk atraksi tersebut seperti
halnya: makan Beling atau pecahan
kaca, makan dedaunan yang belum
matang, makan daging ayam yang
masih hidup, berlagak seperti
monyet, ular, dan lain-lain. Atraksi
in trance ini hanya dimainkan oleh
pemain yang memiliki "indang" atau
"pembantu". Masing-masing pemain
memiliki varian indang yang berbeda.
Di antaranya indang kethek, yang
mengantarkan pemain pada kondisi in
trance meniru perilaku monyet.
Indang jaran, indang mayid, indang
macan dan lain-lain.


Di Banyumas, biasanya ebeg
ditampilkan dengan iringan musik
calung banyumasan atau gamelan
banyumasan. Nayaga atau pengiring
sudah menyatu dengan para
penarinya. Awalnya memang
pertunjukan Ebeg biasanya diiringi
dengan alat musik yang disebut
Bendhe . Alat musik ini memiliki ciri
fisik seperti gong akan tetapi
berukuran lebih kecil terbuat dari
logam. Kemudian peralatan musik lain
adalah Gendhing Banyumasan
pengiring seperti kendang, saron,
kenong, gong dan terompet

peranan musik gamelan sangat berpengaruh dlm kesenian ebeg terutama kendang sebagai pengatur ritme alat musik lainnya
pada saat prosesi janturan atau wuru atau kesurupan,pukulan kendang begitu sangat menghentak dan sangat energik dibandingkan saat awal pertunjukan dan inilah yg menjadikan pemain jd smakin "gila".
ada lagi keunikan kendang,jika prosesi kesurupan mau berakhir maka satu persatu pemain akan disembuhkan oleh pemimpin pertunjukan dan kadang ada yg mau sembuh tp harus dturutin permintaan misal pngn makan beling atau pengin minum air kembang dan ada jga yg pngin kendang (ah entah apa itu namanya yg jelas adegan seperti nyium kendang)

*sumber engkong google
 
Terakhir diubah oleh moderator:
hore om PB datang dgn trit yg dperebutkan :beer:

jangan lupa mbakyu nurhana om sma mbok waljinah

pastinya gak ketinggalan om..
Waljinah, termasuk seorang maestro campursari..
Bersama beberapa nama penyanyi wanita lain seperti Nurhana, Sunyahni, Sulahmi, Minul dan pastinya Nurafni Oktavia si pelantun lagu Getuk.

Dan beberapa nama beken lain keluaran beberapa tahun belakangan ini ada
Nurbayan.
Soimah.
Cak diqin.
 
Mus Mulyadi bs dimasukkan ke penyanyi campursari gak..?
Btw...Nice thread...:beer:
 
Waw baru lagi nh threadny om perut. Aje gile dah :)

Coba sekalian sama Keroncong-Jazz, yang dimana dinyanyikan oleh Safitri yang katanya itu anak nya Soendari Soekoco.

Saya aja kesemsem ma neng Safitri ini.
Sampai 4 volume albumnya yang bertajuk "Keroncong In Lounge" ini sudah saya punyai. Walaupun semua lagunya recycle dari berbagai jenis etnic musik, menjadi sebuah lagu keroncong yg menggetarkan. Suaranya sangat merenyuhkan hati :klove:
 
Wow akhirnya rilis juga threadnya.
Mari kita ramaikan dengan menyumbang informasi musik khas daerah tempat tinggal kita.(Bukan cuma dari TS saja yang memberi informasi) Coba bayangkan, jika musik tradisional Indonesia dari Aceh sampe Papua ada penjelasaanya di sini? :jempol:
Cendol meluncur :cendol:

Owh iya, sebaiknya jangan terlalu banyak OOT dsb. Sudah ada tempat untuk OOT di sf Musik kok. :)
 
Cendol bagi siapa saja yang ikut menyumbang info tradisional atau musik khas Nusantara. :)
 
Cendol bagi siapa saja yang ikut menyumbang info tradisional atau musik khas Nusantara. :)

idem sama QUOTE ini ya...


Dan mungkin kalo boleh di Share beberapa musik Nusantara, atau musik khas Indonesia. Bisa dari lain daerah juga...
 
SOPSAN adl musisi yg terkenal diwilayah Banyumas dan skitarnya
lagu2 yg dbawakan bertemakan khidupan sosial ditengah masyarakat (*halah ngomong apa aku)
dan yg unik adl smua lagu dikemas dlm bahasa banyumasan sehari-hari
lagu2nya lucu dan cocok buat santai sembari minum kopi

list lagu yg ane tau
1. Narkoba
2. Nini kartisem
3. Udan barat gede
4. Wil gentawil gek
5. Sempeleo
6. Rock n roll banyumasan
7. jarum suntik
8. ketanggor
9. nasib
dan msh bnyak lg yg lain

penasaran? download aja sendiri y ane g nyediain link :D
CMIIW

*Nb - dijamin roaming
 
Boleh tua jenis musiknya gimana gak om gorking??

Kayak masuk dangdut, pop atau r'n b.
 
Bisa dijelaskan lebih detail gak om GK? :pandapeace:
 
+ 1 ... jangan lupa Ki Narto Sabdo...

ki Narto Sabdo, seorang dalang dan pencipta beberapa "gending jawa".

Tapi mungkin belum masuk ke "campursari" karena beliau menciptakan lagu murni dari gamelan jawa atau karawitan.
Setelah itu, pak Manthous membawakan beberapa gending Ki Narto Sabdo.

Sebenernya, secara awam orang menyebut campursari itu dari penggunaan "bahasa jawa" dalam liriknya. Namun sebenarnya bukan hanya seperti itu.

Sebagai contoh :
Satu kelompok pemusik dengan komposisi alat Kendang, Organ/keyboard, Gong atau Bass. Memainkan musik / lagu (umumnya gending jawa) "dengan" Laras Slendro atau Pelog,. Nah kira-kira seperti itulah campursari, atau memodifikasi atau memelencengkan pakem musik kontemporer.
 
cma itu doang yg ane tau pak td ane googling g nemu. . .
susah jga nyari info musisi daerah. . .minim bgt infonya

mungkin kira-kira seperti lagu dangdut, namun bahasa dari liriknya dan tema yang diangkat adalah orisinil dari daerah banyumas itu. Seperti itukah om gorking??
 
Bimabet
Coba nambahin...TARLING

Tarling adalah salah satu jenis musik yang populer di wilayah pesisir pantai utara (pantura) Jawa Barat, terutama wilayah Indramayu dan Cirebon. Nama tarling diidentikkan dengan nama instrumen itar (gitar) dan suling (seruling) serta istilah Yen wis mlatar gage eling (Andai banyak berdosa segera bertaubat). Asal-usul tarling mulai muncul sekitar tahun 1931 di Desa Kepandean, Kecamatan/Kabupaten Indramayu. Saat itu, ada seorang komisaris Belanda yang meminta tolong kepada warga setempat yang bernama Mang Sakim, untuk memperbaiki gitar miliknya. Mang Sakim waktu itu dikenal sebagai ahli gamelan. Usai diperbaiki, sang komisaris Belanda itu ternyata tak jua mengambil kembali gitarnya. Kesempatan itu akhirnya dipergunakan Mang Sakim untuk mempelajari nada-nada gitar, dan membandingkannya dengan nada-nada pentatonis gamelan. Hal itupun dilakukan oleh anak Mang Sakim yang bernama Sugra. Bahkan, Sugra kemudian membuat eksperimen dengan memindahkan nada-nada pentatonis gamelan ke dawai-dawai gitar yang bernada diatonis. Karenanya, tembang-tembang (kiser) Dermayonan dan Cerbonan yang biasanya diiringi gamelan, bisa menjadi lebih indah dengan iringan petikan gitar. Keindahan itupun semakin lengkap setelah petikan dawai gitar diiringi dengan suling bambu yang mendayu-dayu.

Atas jasa sesepuh dari Pak Sugra itulah kemudian alat tradisional gamelan, gendang dan suling yang biasanya dipikul keliling dari-desa ke desa disaat ngamen, diubah atau dipindahkan pada gitar dengan menggunakan Gitar dan suling saja. Karena pada waktu mudanya Pak Sugra dikenal sebagai pelatih tembang atau nyanyi dan pandai bermain gitar dengan laras gemelan, maka ia disebut tokoh yang pertama memindahkan irama gamelan ke Gitar dan Suling.
Pada saat itu namanya bukan tarling tapi dikenal dengan sebutan kesenian Teng Dung. Dalam pentas kesenian ini digelar dari rumah ke rumah untuk acara keluarga dan pertemanan kemudian ditambahi alat gendang, kecrek dan kemlong sebagai pengiringnya. Namanya belum disebut sebagai Tarling.

Kini Tarling klasik di Indramayu dan di Cirebon sudah bangkrut dan hampir hilang, yang ada adalah grup Organ Dangdut Tarling, atau Tarling dengan iringan Organ yang ada lagu dan dramanya. Tak ada pakem yang dipertahankan. Karena kesenian ini akan terus berkembang sesuai tuntutan pasar, kondisi sosial masyarakatnya dan kemajuan tehnologi yang terus menuntut kreatifitas seniman dan masyarakat penontonnya yang menjadi lahan pasarnya. Dimana masyarakat akan memilih seni tradisional yang praktis, mudah dan murah.
Tapi satu hal yang pasti, seni tarling saat ini meskipun telah hampir punah. Namun, tarling selamanya tidak akan bisa dipisahkan dari sejarah masyarakat pesisir pantura. Dikarenakan tarling adalah jiwa mereka, dengan ikut sawer keatas panggung atau sekedar melihatnya, dan mendengarnya seolah mampu menghilangkan beratnya beban hidup yang menghimpit. Lirik lagu maupun kisah yang diceritakan di dalamnya, juga mampu memberikan pesan moral yang mencerahkan dan menghibur.

Karya tarling legendaris
* Saida Saini
* Kang Ato Ayame Ilang
* Baridin
* Ajian Semar Mesem
Beberapa lagu tarling populer
* Warung Pojok (Abdul Adjib)
* Kembang Kilaras
* Waru Doyong
* Pemuda Idaman (Sadi M.)

**Dari berbagai sumber
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd