Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Cuckold Story: Mengubah Istriku [with epilog]

Dengan siapa Natalie enaknya melakukan Threesome Sex pertamanya?

  • Natalie vs. Nicko vs. Ricko

    Votes: 58 30,4%
  • Natalie vs. Nicko vs. Lelaki Lainnya

    Votes: 18 9,4%
  • Natalie vs. Ricko vs. Lelaki Lainnya

    Votes: 72 37,7%
  • Terserah TS aja deh, kita ngikut aja

    Votes: 43 22,5%

  • Total voters
    191
  • Poll closed .
Bimabet
Ayo lanjut om... .tambah seru bikin natalie lemes om...... Dan tambah ganas....
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 


-----------------
Part 8
Trained To Be A Slut Wife





POV Jeffry


"Pindah ke kamar situ aja ya Natt. Kita lanjut disana aja lebih enak." ucap gue mengajak Natalie supaya melanjutkan kegiatan kami ini di dalam kamar yang letaknya di sisi belakang villa ini yang berada bersebrangan cukup jauh dengan kamar tempat Ricko istirahat.

"Heehm.." ucapnya singkat kemudian bangkit dari sofa tempat kami ngentot tadi yang sudah basah oleh keringat dan lendir kami bertiga. Kulihat dia sebelum berjalan Natalie mengambil ponselnya yang berada di meja, lalu gue pun juga melakukan hal yang sama lalu berjalan menyusulnya.

Setelah sampai di depan kamar ini, gue pun meraih handle pintu kamar yang berwarna coklat tua ini dengan tirai berwarna senada dengan gradasi warna lebih lembut yang menghiasi bagian ujung atas di kedua sisinya. Lalu tampaklah kamar dengan design yang cukup simple dengan warna dominan putih, tidak begitu banyak perabotan di dalamnya, hanya ada ranjang ukuran queen size yang dilapisi oleh sprei dan selimut tebal berwarna putih lengkap dengan sepasang bantal dan juga guling di atasnya. Ada sebuah lemari pakaian di ujung sebelah kanan ranjang bersisian dengan jendela kamar yang cukup besar yang langsung menghadap kearah kolam renang dan taman kecil, tirai jendela masih dalam kondisi terbuka sehingga pemandangan kolam dan taman yang dihiasi lampu di beberapa titik membuat kesan pandangan yang menatapnya sangat menyejukkan mata. Di dinding sebelah kanan pintu masuk terdapat sebuah kaca cermin yang sangat besar hampir menutupi keseluruhan dinding tersebut, sehingga suasana kamar keseluruhan bisa terlihat lewat cermin tersebut termasuk ranjang besar ini yang berada persis di depan cermin besar tersebut. Aura sexy langsung terpancar dengan kondisi penataan kamar yang simple namun sangat nyaman ini. Gue juga liat di pojok kiri ada sebuah shower tube yang hanya dilapisi oleh kaca yang tembus pandang tanpa tirai semakin menambah kesan sexy kamar ini.

Natalie gue liat langsung merebahkan tubuhnya yang masih telanjang itu di ranjang empuk tersebut. Gue pun tersenyum tipis ketika melihat dia sedang berusaha melepaskan letih tubuhnya akibat digarap oleh gue dan Ricko barusan di ruang depan tadi.

Gue pun kemudian menyenderkan badan gue di sisi atas ranjang tepat sebelah Natalie dengan posisi lebih keatas sedikit dari tubuhnya yang masih belum bergerak semenjak dia mendaratkan tubuhnya disitu.

"Natt, geser sini deket gue." ucap gue kepadanya, lalu tanpa menolak di kemudian menggeserkan tubuhnya mendekat kearah gue sehingga kulit dari tubuh telanjang kami berdua saling bersentuhan.

"Istirahat dulu bentar ya Jeff.. Aku masih cape, beneraaan.." Ucapnya sambil menatapku sesaat lalu menyandarkan kepalanya di dada kiri gue yang berhiaskan tato.

"Ya udah, bentar gue ambil rokok dulu di depan. Lo mau minum lagi nggak?" ucap gue sambil menggeser pelan kepalanya dari dada gue, lalu diapun menggeser dan menaruh kepalanya di atas bantal putih disebelahnya itu.

"Enggak, nanti aja Jeff." ucap Natalie sambil kemudian menatap kembali ke layar ponselnya, dan gue pun beranjak keluar kamar buat mengambil rokok juga botol dengan sisa minuman yang masih ada sekitar separuhnya dan sebuah gelas kecil.

Ketika gue masuk, gue liat dia menatap gue yang sedang berjalan kearahnya sambil tersenyum manis ke arah gue.

"Kenapa lo ngeliatin gue kayak gitu Natt? Pake senyum-senyum segala." kata gue sambil menaruh botol minuman dan gelas di sisi kanan bawah ranjang ini.

"Gapapa, kamu kalo diliatin manis juga ya?"
"Padahal tadi pas ngentot galak bener kayaknya.. Hahahah" ucapnya sambil tertawa

"Hahaha... Masa badan tatoan gini lo bilang kayak anak manis sih Natt? Kalo ngejek kira-kira dong, percuma dong gue bikin tato pake ditusuk-tusuk jarum gini, malah lo bilang manis, belom tau aja lo siapa gue yang sebenernya." Ucap gue merespon gurauannya sambil menyalakan sebatang rokok dan duduk di sebelahnya.

Gue liat Natalie masih memainkan ponselnya sambil tetap dengan kondisi tiduran dan tetap telanjang tepat di sebelah kiri gue yang masih menikmati rokok yang gue hisap sedari tadi.

"Suami lo katanya mau nyusul kok nggak dateng-dateng sampe sekarang?" tanya gue basa-basi memecah keheningan.

"Ujan katanya di bawah. Di rumah cuma ada motor aja. Paling kalo udah berenti ujannya dia langsung nyusul kesini."
"Lah kalo ujannya gak berenti?"
"Hmmm gak tau deh. Besok paling dia baru datengnya."
"Wah parah tuh si Nicko! Sama aja ngebiarin istrinya tidur bareng cowo lain itu mah!"
"Kalo dia tau lo beneran abis dientot sama Ricko? Threesome sama gue pula. Gimana reaksinya tuh suami lo? Bisa jantungan kali dia. Hahaha" ucap gue menyinggung kejadian barusan di villa ini.

"Nggak tau Jeff, aku juga bingung dia kayaknya juga santai aja ngebiarin istrinya pergi berdua sama temen prianya, bahkan ya kayak yang kamu liat sekarang ini..."
"Tau deh dia mikir sampe kesini juga apa enggak, istrinya berdua sama cowo dewasa yang walaupun dia kenal deket juga, kan kemungkinan buat kejadian kayak tadi itu kan mungkin banget."
"Apalagi ternyata malah istrinya digarap sama dua cowo mesum kayak kalian!" ucap Natalie panjang lebar mengenai kebingunan atas sikap Nicko padanya. Gue nggak tau apakah dia masih dalam pengaruh alkohol yang diminumnya tadi, atau malah sudah sadar sepenuhnya.

"Halaah... Orang elo nya aja juga nggak nolak dientot sama dua cowo keren kayak kita ini, pake nyalahin kita lagi.. dasaar elo nya aja istri binal!" ucap gue menjawab penjelasannya tadi sambil kemudian meremas toketnya, dia tersentak kaget lalu kemudian tertawa merespon keusilan gue.

"Hahahaa... Keren apanya?"
"Akh.. Jangan remes-remes toket aku ahhh, geli tauu Jeffry mah!" ucapnya merajuk.

"Bilang dulu, kalo elo itu emang istri binal. Baru gue lepasin nih toket."
"Nggak mau weeek! Aku nggak kayak gitu tau. Orang kalian yang merkosa aku tadi itu.! Dasar mesum!"
"Hahahaha udaah udaahh ampuun ampuun gelii..!!" ucap Natalie sambil tertawa kegelian karena gue terus meremas dan juga mengelitiki perutnya. Gue sengaja ingin membangun dulu keakraban dengan dia dengan cara membuatnya merasa nyaman dulu sama diri gue dengan bercanda seperti ini, baru pelan-pelan gue bakal membuat dia takluk sepenuhnya sama gue, supaya nanti kedepannya rencana gue membalas perbuatan Nicko suaminya ke gue dulu bisa berjalan mulus.

"Makanya bilang dulu, kalo elo itu emang istri binal!" ucap gue semakin memperkeras remasan di toketnya.

"Aduuuh sakiiiitt...!!"
"Iyaa... iyaaa... A...a..aku istri binal.. Istri binaal.. ahhh!!" ucapnya terbata-bata sambil menahan sakit karena remasan tangan gue.

"Oke bagus..!"
"Elo taau kalo istri binal yang udah berani selingkuh sama temen suaminya itu harus dihukum? Hah?!" ucap gue mulai melakukan permainan dengan mimik wajah yang gue buat galak.

"Haaah? Harus dihukum?" Tanyanya dengan wajah kaget tapi terlihat pasrah tanpa perlawanan.

"Iyaa! Emangnya lo nggak denger tadi gue bilang apa??" ucap gue sedikit berteriak di depan wajahnya. Gue merubah nada suara gue menjadi lebih tinggi untuk memberikan kesan intimidasi kepadanya.

"I...iyaaa... De..nger kok... a..aku denger.." jawabnya terbata-bata. Entah dia takut karena intimidasi buatan gue atau dia cuma akting aja mengikuti permainan gue.

"Oke! Dan sekarang gue yang bakal ngasih hukuman buat istri binal yang udah selingkuh kayak elo!"
"Elo harus nurutin apa yang gue bilang. Ngerti gak??!!" Teriak gue semakin dekat persis di depan wajahnya sambil mencengkram rahang mulutnya cukup kencang.

"Nge...ngertiii.. Jeff...iyaa..ngerti.. " ucapnya pasrah. Gue liat ekspresi ketakutan dan pasrah di wajahnya, tidak seperti dibuat-buat dan tidak ada kesan akting di wajahnya. Gue jadi seneng ngeliat ekspresi ketakutan yang nyata di wajahnya. Pelan-pelan dia mulai takluk melalui permainan trik gue.

"Apa lo bilang??" bentak gue. Natalie terlihat bingung kenapa gue membentaknya.

"Lo nggak pantes nyebut nama gue pake mulut hina lo. Mulut istri binal yang udah ngerasain kontol laki-laki yang bukan punya suaminya gak pantes nyebut nama gue. Ngerti gak?"
"Panggil gue Tuan! Lo itu budak gue sekarang!" ucap gue semakin emosi sampai air liur gue bermuncratan di wajahnya ketika gue membentaknya barusan.

"Mulai sekarang lo panggil gue Tuan! Tuan Jeffry!! Karena lo itu pantesnya jadi budak gue! Budak itu gak pantes manggil Tuannya cuma dengan nyebut nama.! Ngerti gak?" gue mulai memberikan sugesti kepadanya dengan sedikit intimidasi bahwa dia adalah slave gue.

"Akkkhhh...!!" mulutnya tertahan ketika ingin menjawab karena tangan gue sekarang sedang mencekik lehernya sambil menarik rambutnya. Mungkin dia sedikit merasakan sakit dan terkejut karena perubahan sikap gue yang drastis ini.

"Ayo panggil gue yang bener, sekarang!" bentak gue lagi.

"Tu...tuu..tuaan Jeffry..." akhirnya dia mulai mengikuti perintah gue dengan memanggil gue dengan sebutan Tuan.

"Yang jelas manggilnya!" bentak gue sambil sedikit lebih menekan cengkraman di lehernya.

"Iya, Tuan Jeffry.!" ucapnya mantap walau lehernya sedang kucekik.

"Bagus! Mulai saat ini, elo itu budak gue! Dan harus nurutin apapun perkataan gue!" ucap gue sambil melonggarkan cengkraman gue di lehernya. Setelah gue melepaskan tangan gue, dia pun terbatuk karena aliran nafasnya yang tersumbat tadi mulai normal.

"Siapa yang nyuruh lo batuk? Berhenti gak!" bentak gue sambil menarik rambutnya. Gue mulai kesal karena gue merasa terganggu dengan suara batuknya.

"Buka mulut lo!" lalu Natalie menuruti perkataan gue dengan membuka mulutnya.

"Cuiihh... Cuihhh...!!"
"Telan!" gue meludahi mulutnya cukup banyak dan memerintahkannya untuk menelan ludah gue yang mengisi mulutnya.

"Glek...glek..!!" lalu diapun menelan habis ludah gue yang ada di mulutnya itu.

"Gimanna? Enak gak air liur gue?!"
"I..iyaa...enaak tuan..."
"Mau lagi??!"
"Maa...mauu..." Jawab Natalie sambil melihat sendu kearah gue. Lalu gue tersenyum mesum melihat dia menginginkan gue meludahinya lagi. Dan gue pun meludahi mulut serta wajahnya, Natalie hanya terlihat pasrah sambil membuka mulutnya dan menerima liur yang gue ludahi di wajahnya. Setelah gue puas meludahinya kemudian gue meratakan liur ke seluruh wajahnya.

Ada rasa kepuasan tersendiri ketika gue melecehkan Natalie barusan, kepuasan yang gue dapat ketika gue juga seakan melampiaskan rasa dendam yang lama tersimpan terhadap Nicko suaminya. Sekarang gue bisa lampiaskan kepada istrinya dengan sesuka gue tanpa perlawanan, dan gue yakin saat ini Natalie sudah tunduk sama gue.

Wajah pasrah tertindas yang ditunjukkan Natalie semakin membuat gue bersemangat untuk membuatnya lebih menderita, tapi bukan menderita karena kekerasan fisik secara kriminal, itu bukan tipe gue. Penderitaan yang bakal gue kasih adalah penderitaan penuh kenikmatan karena entah kenapa gue sempat berpikir kalo Natalie juga menyukai dientot dengan cara yang sedikit kasar.

Lalu gue arahkan tangan gue meraih memeknya, dan betul dugaan gue, dia juga menikmati dilecehkan seperti barusan. Karena gue rasakan memeknya mulai basah tanda dia juga terangsang.

"Dasar, lo suka ya gue kasarin kayak barusan?? Kok memek lo udah banjir gini?" tanya gue sambil menggosok klitorisnya pelan.

"Aah..hmmm.. hmmphh.." Natalie tidak menjawab pertanyaan gue tetapi hanya mendesah tertahan menikmati elusan tangan gue di memeknya.

"Kalo ditanya itu jawab!! Suka nggak dikasarin??" tanya gue lagi kali ini tangan gue meremas memek tembemnya.

"Aakkhhh... Hhasshh... Sakkiith tuaan..." Natalie berteriak menahan sakit karena remasan gue, tapi ada desahan bersama teriakannya itu.

"Makanya kalo ditanya itu jawab yang bener! Cuiih...!!" bentak gue lalu kuludahi lagi wajahnya yang sedang meringis menahan sakit. Gue makin puas melihat penderitaannya.

"I...iyaa... aku sukaaa dikasarin sama tuan...!!"
"Acchh...Shhsstt..."
Akhirnya dia menjawab pertanyaan gue, lalu diikuti dengan desahan karena klitorisnya kembali gue gosok dengan lebih lembut.

"Akkh... iyaa terusshh...aachhh..." Natalie justru mendesah menikmati rangsanganku di memek dan klitorisnya.

"Heh kok lo jadi malah nyuruh-nyuruh gue?"
"Keenakan ya memeknya gue elus-elus gini?" tanya gue sambil mencolokkan jari tengahku masuk ke dalam lubang memeknya.

"Hmpphss... aachhh iyaa enaaakhh ahhh" ucapnya mendesah tertahan karena jari gue mulai mengocok memeknya.

Gue terus mengocok memek dan menggosok klitorisnya dengan kecepatan sedang, sedangkan Natalie terlihat semakin tenggelam dalam kenikmatan yang menderanya. Ketika gue ngerasa kalau memeknya semakin menjepit dan pinggangnya semakin meliuk tak berarturan, gue tau dia akan mencapai klimaksnya sebentar lagi. Karena itu gue sengaja menghentikan rangsangan gue di memeknya.

"Aaaaahhh teruuuss terusss... kok berhentiii sihh...Aaach" protesnya ke gue sambil pinggulnya terus bergerak mencari rangsangan yang terhenti dari tangan gue.

"Heh elu itu yang budak seks gue sekarang ngerti gak? Berani-beraninya protes sama gue lo hah? Cuiihhh!!" bentak gue sambil meludahi toketnya dan langsung gue remas cukup kencang.

"Aaakh.... Maa...maaf tu...tuaann... Maafin akuu..." ucapnya tersentak karena bentakkan gue.

"Siapa budaknya di sini?? Jawab!!"
"A...aakuu..!! Aku budaknyaa... sshhh..."
"Siapa tuannya di sini?? HAH??!"
"Kaamuu tuannyaa...aaahhhss"

"Baguss! budak dilarang membantah apalagi nyuru-nyuruh tuannya kayak tadi, ngerti?"
"Elo cuma boleh klimaks kalo gue ijinin!"
"I...iyaaa ngertii..."

"Bagus! Sekarang lo mohon sama gue, supaya gue kasih ijin elo klimaks sekarang!" pertintah gue kepadanya.

"Aasshhh... I..iyaaa tuuaan... Akuu mohoon tuan kasihh aku ijin buat sampe klimaks tuaan... Pleaseee... ahhhsss" Natalie memohon ke gue buat mendapatkan orgasmenya seperti perintah gue barusan.

"Baik. Karena gue tuan yang baik buat budak barunya. Gue kasih elo orgasme sebagai hadiah karena udah nurut sama gue." Ucap gue lalu mulai meningkatkan kocokan jari dan rangsangan klitorisnya dengan jempol gue gesek secara bersamaan dengan gerakkan jari tengah gue di dalam memeknya.

"Whoooaaaa....Ssshhhttt... Aaaahhhh...yeeeaahhss.. yeaaash"
"Aah...oooshhh...aaachhh.aaachhh..." Natalie mulai meracaukan desahannya karena intensitas gerakan tangan gue semakin meningkat di memeknya.

"CLOKK..CLOK...CLOKKK...CLOK..." kocokan jari gue di memeknya yang semakin banjir menimbulkan suara-suara yang sangat memancing gairah gue semakin tinggi. Dan tidak lama kemudian Natalie kembali akan mencapai klimaksnya, dan gue pun kembali menghentikan rangsangan gue di memeknya. Pinggul dan seluruh tubuhnya bergerak liar mencari sumber kenikmatan yang pupus diraihnya. Wajahnya terlihat begitu frustasi bercampur dengan nafsu birahi yang semakin berkobar namun tak kunjung membakarnya. Wajahnya memerah dan matanya menatap sayu ke arah gue seakan-akan ingin meminta untuk segera diantar menuju orgasme yang beberapa kali tertahan. Hahaha... Gue semakin senang melihat kondisinya yang tersiksa dalam kenikmatan ini, tujuan gue adalah Natalie benar-benar menjadi seorang istri binal yang haus akan seks.

Lalu gue liat tangannya bergerak lemah menuju memeknya, tapi gue segera menahannya. Keinginannya untuk menyentuh memeknya dan merangsangnya sendiri harus gagal setelah gue menampik tangannya.

"Siapa yang suruh lo nyentuh memek lo sendiri? Inget, tanpa seijin gue lo gak boleh orgasme!" tegas gue lagi samil menatapnya tajam. Natalie hanya menatap gue dengan tatapan putus asa namun birahi yang terpancar di wajahnya tidak bisa disembunyikan olehnya.

Kemudian gue bergeser ke arah selangkangannya dan melebarkannya, memeknya yang terlihat lembab terekspose di hadapan gue. Gue sentuh lagi ujung klitorisnya, tubuhnya tersentak. Gue sentuh lagi, dan terlonjak lagi.

"UGGHH..!!!"
"UGHH..!!"
"UGGHHHH"!!"
Berkali-kali Natalie melenguh menahan geli ketika gue berulangkali menyentuh klitorisnya. Gue sengaja melakukan ini, gue pengen dia memohon ke gue untuk mendapatkan orgasmenya.

"Jangaan siksaaa akuu beginii.. achh...udaahh.."ucap Natalie meminta gue berhenti mempermainkan birahinya.

"Bukaan gitu caranya nyuruh gue berhenti. Kalo lo mau klimaks, mohon sama gue yang bener. Baru gue kabulin permintaan elo!"
"Gue rasa lo udah ngerti caranya gimana." tegas gue ke Natalie yang sedang birahi tinggi.

"Aaachh... i...iyaa... Tuaan akuu mohoon...ijinin aku dapet tuaan.."
"Akkuu bakal lakuin semua yaang tuan mintaa...aach"
"Pleasee...aaachh...yeaashh" Natalie akhirnya memohon supaya gue memberikan orgasmenya. Bahkan racauannya melebihi dari harapan gue, dia menyatakan siaap melakukan apapun permintaan gue. Hahahaha... Gue tertawa dalam hati puas dengan reaksinya menyerahkan dirinya untuk tunduk sama gue.

"Hmm oke! Gue pegang kata-kata lo kalo semua yang gue minta bakal lo turutin!" ucap gue sambil tersenyum licik kearahnya. Dan akhirnya gue kocok memeknya dengan kecepatan tinggi.

"CLOK...CLOKK...CLOOOK.." suara memeknya yang semakin banjir karena kocokan gue yang cukup kencang.

"Aaahhh...yeeeaasshh...teruuusssh....aahhhh"
"SEERRR....SEEERR....SEERRR..SEERR.."
"AKUU SAMPEEE..!! AAHHHHHH!!" Teriaknya ketika akhirnya mendapatkan orgasmenya yang cukup hebat. Cairannya memancur deras karena squirt yang didapatnya. Tubuhnya menggelepar dan mengejang diterjang kenikmatan yang cukup dahsyat.

Setelah beberapa saat, tubuhnya mulai berangsur normal. Pinggulnya dan memeknya masih mengejang pelan beberapa kali karena sisa-sisa orgasme yang menderanya. Nafasnya masih tersengal-sengal dan matanya masih terpejam. Gue puas melihat kondisinya saat ini.

"Hahahahaha... Dasar istri binal! Gimana? Enaak gak?"
"Ini memek emang memek binal! Dikocokin begitu aja udah muncrat-muncrat!"
"Hahahahha" Ejek gue kepadanya sambil tertawa puas. Natalie masih terbaring pasrah di depan gue.

Lalu gue berpindah posisi keatas, gue kangkangi tubuhnya dan mengarahkan kontol gue ke wajahnya lalu gue pukul-pukulkan kontol gue ke mulutnya.

"Nih! Gantian lo puasin gue!" perintah gue sambil tetap memukul wajahnya dengan batang kontol gue.

Perlahan Natalie mulai membuka mulutnya dan memasukan kontol gue. Dia sudah mengerti apa yang harus dilakukannya, namun hisapan dan permainan lidahnya ternyata tidak seenak tadi, sehingga membuat gue menjadi kesal karena tidak mendapatkan service cukup baik darinya. Lalu gue tarik kontol gue dan gue cengkram rahangnya sambil menatap tajam kearahnya.

"Hisap yang bener! Kayak amatiran aja tuh mulut. Udah banyak kontol yang pernah lo hisap kan?? Jangan bikin gue kesel ya!" gue memperingatinya untuk tidak membuat gue kecewa karena service yang tidak memuaskan. Natalie kemudian mengangguk tanda mengerti kemauan gue.

Lalu gue pun mendorong masuk kontol gue lagi sampai menyentuh pangkal mulutnya. Gue tarik lagi tapi tidak sampai lepas, dan kembali memaju-mundurkan pinggul gue mengentoti mulutnya. Ketika gue melakukan hal itu, Natalie tetap menjaga hisapannya sehingga mampu memberikan kenikmatan yang gue inginkan. Air liurnya sampai tumpah ruah membasahi wajahnya karena kontol gue yang membenam paksa di mulutnya.

Lalu gue mencabut kontol gue dan menggeser badan gue berbaring di sebelahnya. Gue liat kontol gue sudah basah oleh air liurnya. Gue menarik tubuh Natalie dan mengarahkan mulutnya ke wajah gue, lalu gue lumat dalam mulutnya. Natalie pun membalas lumatan gue dengan cukup bernafsu, dia mengimbangi lumatan dan permainan lidah gue di mulutnya.

"Gue mau minum bir dulu, ambilin!" perintah gue kepada Natalie. Lalu diapun bersingut ke tepi ranjang dan mengambil botol minuman yang ada di sana.

"Gue mau mulut lo yang jadi gelas gue."
"Ngerti kan yang gue maksud?" ucap gue kepadanya, namun sepertinya dia belum paham yang gue inginkan karena dia tidak juga melakukan yang gue perintahkan.

"Dasar bego! Gitu aja nggak ngerti!" maki gue kepadanya lalu meraih botol minuman yang dipegangnya. Kemudian gue meminum langsung dari botol tersebut tapi tidak sampai gue telan, lalu gue meraih kepalanya serta mendekatkan mulutnya ke mulut gue dan mengalirkan minuman yang ada di mulut gue ke mulutnya. Natalie awalnya kaget dengan tindakan gue ini, namun segera mengerti dan menerima minuman beralkohol tersebut dari mulut gue dan diapun menenggaknya.

Gue serahin botol minuman ini kembali kepadanya, dan Natalie mulai melakukan seperti yang tadi gue contohin. Dia mulai menyentuhkan mulutnya ke ujung botol minuman tersebut dan menampung di mulutnya, ada sedikit yang tertumpah di bibirnya dan mengalir turun ke dadanya, pemandangan yang menggairahkan menurut gue. Lalu dia mendekatkan mulutnya kearah gue dan gue sambut minuman yang dialirkan melalui mulutnya. Dia melakukan ini beberapa kali sampai gue cukup merasa puas atas service nya barusan.

"Udah! Ayo sekarang lo puasin kontol gue!" perintah gue kepadanya, Natalie lalu menaruh botol minuman itu di bawah dan mulai mengambil posisi mengangkangi kontol gue dan mengarahkannya masuk ke dalam memeknya.

"Aaachhhh..!!" Desahnya ketika kontol gue mulai menerobos memeknya.

Natalie gue liat sedikit menyesuaikan posisinya sebentar, lalu mulai menggerakkan pinggulnya naik turun diatas selangkangan gue setelah dirasa posisinya sudah pas, sambil tangannya bertumpu di tangan gue yang menahan tangannya. Memeknya serasa menjepit batang kontol gue, dan sesekali gerakannya berubah menjadi memutar seakan mengulek kontol gue. Gue sangat menikmati service dari istri si Nicko ini, wajahnya dan desahannya sangat menggairahkan ketika dia melakukan hal itu.

"Enaak gak kontol gue?" tanya gue disela aktifitasnya mengulek kontol gue.

"Hassshhh... hhiiyaaa...enaaakkh" jawabnya sambil mendesah dan terus melakukan gerakannya.

"Enak mana sama kontol suami lo?"
"Enn...naaakh punyaa kkamuuhh....Ssshhh."
"Gede mana kontol gue sama punya dia??"
"Aach...sshhh... Gede punyaa kamuuh...panjaaang..enaakh"
"Hehehe... Pasti lo gak puas sama kontolnya si Nicko yang kecil itu yaa??" gue mulai mengejek suaminya di depannya.

"Hhsshh...I..iyaa nggak...kontolnyaa gakk muasin akuuhh" Natalie justru mengakui bahwa Nicko tidak bisa memuaskannya.

"Hahaaha emang payah si Nicko! Gayanya aja sok belagu pernah maki-maki gue! Tapi kontolnya gak bisa muasin elo!"
"Kalo gitu mulai sekarang biar gue aja yang muasin elo Natt!"
"Kontolnya si Nicko jangan lo pake lagi. Kontol gak guna kayak gitu!" gue memaki puas mengejek Nicko sambil terus ngentotin Natalie.

"Aaaacchhh..!!!" Natalie tiba-tiba mendesah karena mendapatkan orgasmenya lagi. Memeknya mengejang seakan memijit-mijit kontol gue.

"Hahaha...!!"
"Kalo suami lo ngeliaat istrinya lagi nggenjotin kontol cowok lain sampe banjir gini gimana Natt?" tanya gue lagi ketika disela orgasmenya.

"Haaashhh... Biariinnn ajaah..." ucapnya singkat karena masih menikmati orgasmenya.

Lalu gue merubah posisi menjadi posisi missionary, dan langsung menggenjotnya dengan kecepatan sedang. Kakinya dilingkarkan di pinggul gue, dan kedua tangannya menahan dada gue. Wajahnya meringis menikmati genjotan kontol gue di memeknya.

Gue menatap wajahnya, dan teringat perbuatan suaminya. Menimbulkan perasaan yang memancing emosi gue, sehingga gue lalu mempercepat genjotan kontol gue karena perasaan emosi yang muncul ini. Tubuh Natalie sampai bergerak hebat karena sodokan-sodokan dalam yang gue berikan kepada memeknya. Desahan Natalie semakin menjadi, kelihatannya dia justru akan mencapai orgasmenya kembali.

Gue pun semakin mempercepat genjotan gue, karena gue juga ngerasa sedikit lagi akan mencapai klimaks. Peluh gue sampai menetes membasahi tubuh Natalie bercampur dengan peluhnya sendiri. Bercampurnya keringat akibat aktifitas birahi ini menandakan bahwa kami berdua sangat menikmati dan menginginkan kenikmatan ini. Desahan kami berdua bersahutan berpacu dalam kenikmatan masing-masing. Kenikmatan gue karena sedang mengentot istri orang yang gue benci, dan istrinya tersebut justru pasrah dan menginginkan kepuasan dari gue. Serta kenikmatannya untuk menikmati kontol lain selain milik suaminya yang ternyata tidak memuaskannya, kepuasan yang didapatnya melalui kontol-kontol lain.

"AAAAACHHH...AKUUU SAMPEE..!!!" Racaunya ketika dia mendapatkan lagi klimaksnya.

Gue tidak memberikan kesempatan kepadanya untuk beristirahat karena gue pun juga sebentar lagi akan mencapai klimaks. Gue semakin mempercepat genjotan gue, sampai akhirnya gue tidak bisa menahannya lagi.

"GUE PEJUHIN MEMEK ISTRI LO NICKO BANGSAATT!!"
"AAAARRRGHHHH....!!!!"

Empat kali semburan pejuh gue terasa memancar di dalam memek Natalie. Kepuasan yang nggak bisa gue ungkapin, ketika gue memuntahkan pejuh gue di dalam tubuh istri dari orang yang gue benci sambil memakinya. Seakan segala dendam yang ada mampu terlampiaskan pada saat itu.

Lalu badan gue ambruk menindih tubuh Natalie yang ada di atas ranjang. Nafas kami berdua memburu karena baru saja diterjang gelombang orgasme yang luar biasa. Kontol gue masih tertanam di memeknya, hangat dan basah gue rasain disana. Pejuh gue dan lendirnya bercampur di dalam sana, serta tubuh penuh keringat saling menyatu di atas ranjang ini.

Setelah kontol gue mulai melemas, gue cabut kontol gue dan menggeser badan gue berbaring di sebelahnya. Gue memejamkan mata meresapi kenikmatan yang membalut tubuh dan pikiran gue. Sesaat gue menengok kearah Natalie, dan ternyata diapun juga sedang memandang kearah gue. Lalu kami pun sama-sama tersenyum berbalut kepuasan yang terpancar dari wajah kami masing-masing.

Kemudian gue mendekatkan wajah gue dan mencium lembut bibirnya, Natalie pun membalas memagut bibirku. Sesaat kami saling berciuman dengan sangat mesra, selayaknya sepasang kekasih yang sedang dimabuk kenikmatan bercinta.

"Dasar kamu, istri binal." ucap gue sambil tersenyum setelah melepas pagutan bibir kami bermaksud menggodanya.

"Biariin... kamuu tuh yang mesum!" balasnya dengan senyuman yang sejuk.

"Ternyata istrinya Nicko liar juga yaa kalo di ranjang." goda gue kepada Natalie.

"Hmmmpp udaah ahh... malah digodain gituu.." ucapnya manja sambil memeluk badan gue. Gue pun membalas pelukannya lebih erat.

"Lho bener kok, digenjot kasar gitu malah suka kayaknya. Sampe muncrat-muncrat kayak tadi. hehehe" ucap gue sambil mencolek hidungnya.

"Untung aja kamu bisa muasin aku. Kalo enggak, aku udah teriak-teriak gara-gara kamu perkosa kayak tadi." jawab Natalie.

"Kamunya aja tuh yang dasarnya seneng digenjot kasar. Diperkosa kok malah orgasme berkali-kali..hehehe" ejek gue kepadanya.

"Iiihhh...udah ahhh...aku malu tauuu Jeff..." ucapnya sambil mendusel wajahnya di dadaku karena menahan malu.

"Eh, tapi jujur deh. Kamu suka kan kalo dientot kasar kayak tadi?" tanya gue kepada Natalie

"........."

"heeey jawab dulu dong..!!" paksa gue karena dia tidak menjawab pertanyaan gue.

"Hmmm... nggak tauu Jeff.. Aku juga binguung" jawabnya.

"Kayaknya kamu itu sebenarnya kayak semacam Masochist. Yang justru menikmati ketika diperlakukan kasar dan digarap dengan bumbu-bumbu pelecehan."
"Jujur deh, kamu suka toh waktu aku ludahin mukamu kayak tadi?"
"Waktu aku hina kayak tadi?"
"Waktu aku kasarim kayak tadi?"
"Daan..hmmm waktu aku lecehin suami kamu kayak tadi?" gue memberondong dirinya dengan pertanyaan-pertanyaan gue. Tujuan gue sebenarnya adalah hanya ingin membuka sisi lain di dirinya, dan membuat dia menyadari, menerima serta mengakui bahwa dirinya suka dan menikmati pelecehan dan dientot dengan kasar.

"Hmmm... Kayaknya yang kamu bilang ada benarnya Jeff."
"Yang aku rasain, sama kayak yang kamu bilang tadi."
"Apa ini itu kelainan?" tanyanya ke gue, gue rasa dia menyadari bahwa dirinya adalah seperti yang gue sampein tadi.

"Bukan kok, bukan kelainan!"
"Itu cuma sensasi dari fantasi seks tersembunyi dari setiap orang. Wajar kok Natt!"
"Yang penting kamu nikmati aja sensasi itu." ucap gue mencoba tidak membuat dia berpikir jika dirinya aneh karena menikmati kegiatan seksual yang kasar dan melecehkan.

"Eh iya, tadi kamu kayaknya sempet bilang kalo Nicko pernah maki-maki kamu. Kenapa emangnya? Kapan itu?" tanya nya ketika dia ingat perkataanku ketika sedang mengentotnya tadi.

"Oh...Enggak. Bukan apa-apa kok! Nanti kamu juga bakal tau sendiri."
"Sekarang kita istirahat yuk. Nanti pagi kalo Nicko nyusul kesini, aku bakal ceritain ke kamu." ucap gue sambil menarik selimut tebal yang ada di dekat kaki untuk menutupi tubuh telanjang kami berdua.

"Janji yaa, bakalan cerita!" tegasnya lagi.

"Iyaa sayangg. Udah yuk tidur! cupp!" ucap gue sambil mencium keningnya.

"Idiihh... sayang sayang...Istri oraang nih.. hahaha"
"Bilangnya sayang tapi tadi ngentotnya kasar banget!" ucapnya sambil tertawa menyindir gue.

"Udah yuk ahh tidur. Kalo nggak tidur nanti aku perkosa lagi loh! Mauu?" ancam gue bercanda.

"Iiii takuuuttt..." ucapnya manja.

"Yaudah makanya yuk tidur!" tegas gue lagi.

"Cium duluuu baruu tiduur...." pintanya dengan mimik wajah dibuat manja. Gue hanya tersenyum melihat kelakuannya.

"Cuupp!!"

Gue pun mencium bibirnya lembut, dan memeluk erat tubuh yang baru saja memberikan kepuasan ke gue. Tubuh dari seorang istri yang suaminya pernah menyakiti hati gue dulu. Sekarang justru istrinya sedang jatuh kedalam pelukan gue, dan menjadi istri yang binal dan liar ketika melayani gue..

"Hhhhhs.... Thanks Natt, udah muasin gue malam ini" ucap gue dalam hati sambil memeluk erat tubuhnya dan perlahan kami beranjak ke alam mimpi.





[to be continued]
 
Mantap. apa yg di rencanain jefry sama ricko kalo nicko datang
 
Mantaaap suhuu...
Ternyata Natali punya sisi liar yg terpendam yg berhasil dibangkitin sm Jefri. :jempol:
 
Om jangan terlalu kasar sama natalie kan kasian masak uda di kasih enak kok malah ngelunjak si jeffri biar balas dendam kan gak kaya gitu ......tapi kok bisa ya orang di kasih enak tapi di bagikan ke teman nya... Kaya ricko bagi enak ke jeffri.... Tapi iya juga sih...... Tapi kalau bisa jangan terlalu kasar om..... Kaya gimana gitu kaya terbawa suasana....... Ayo om lanjut suruh nicko cepat datang om kasian istri nya nanti tambah lebur jadi bubur ( longgar semuanya) .... Ayo nicko cepat sebelum istri mu bertindak terlalu jauh dan binal lagi.... Ayo selamat kan dari jeffri dan ricko.....
 
Sebenernya bagus sisi liar Natalie jadi keluar, tapi entah kenapa ini pendapat nubi ya hu, jadi ceritanya berasa hambar karena ada unsur bales dendam

:ampun:
 
simply terbaik....... u have a great plot there utk membuat seorang isteri yg baik a slave to another....
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Mangstafff...bikin Natalie nya makin binal suhu...kalo bisa Natalie gak mau lagi dientot Nicko...tapi maunya digangbang oleh jeffry dan yangvlainnya
 
Bimabet
Karena ADA rasa Bala's dendam JD kurang greng ceritanya,lagian kayanya Natalie sebagai seorang isteri yg baik terlalu mudah berpaling JD konflik nya kurang terasa
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd