Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

media

Bimabet
Mungkin itu kenapa babe kite cuma punya tvri.. Kayanya lebih cocok gitu deh
 
setahu saya yang namanya media sejak dahulu kala tidak ada yg netral
kenapa? karena mereka terpusat pada
1. Pemilik modal : semuanya sesuai apa yga diinginkan mereka,
3.komersialisme..gimanapun juga media pgn beritanya laku ,


mereka akan selalu membuat berita sesuai pandangan dan visi misi mereka saat membuat media itu sndiri.

makanya media sering dijadikan kekuatan politik

mereka berlomba menguasai media utk mdapatkan kekuasaan.
 
Terakhir diubah oleh moderator:
Eh Media...
 
Terakhir diubah oleh moderator:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Sepertinya sudah dari zamannya orba seluruh media, dibaliknya ada sebuah kepentingan. Tvri malah dulu lebih parah pas zaman orba dibanding stasiun tv yg ada sekarang. Stasiun tv zaman sekarang cuma menang anchor anchornya pada cantik :p
 
ya itulah bro politik ,mending nntn kartun drpd nntn berita politik
 
Media itu... MENAKUTKAN!
Yang baik jadi buruk dan yang buruk jadi baik.
 
hanya T*** dan ****O yang terpercaya
MERDEKAAAA!!!!!
 
Terakhir diubah oleh moderator:
hanya T*** dan ****O yang terpercaya
MERDEKAAAA!!!!!

***o jg gk netral gan , coba agan teliti lg , yg punya s**** , s**** milih koalisi sm *****i , td waktu pemilihan nomor urut yg dishot itu ****** , sbenarx bnyak lg
 
Terakhir diubah oleh moderator:
Mohon maaf jika salah SF dan salah pendapat Momon LS :ampun:

Hanya sekedar pendapat nubi terhadap berita2 di media Televisi, yang terkadang terkesan menutup2i atau menghilangkan berita2 yang sedang hangat..

Contoh: Suhu pasti masih ingat saat Pembangunan Gedung DPR banyak menuai kritikan dan sempat heboh di berita,, tiba2 berita nya hilang di telan "Tom Cat".. sebelum nya berita yang ane tonton rame tentang Pembangunan Gedung baru DPR jadi hilang dan berubah menjadi berita Tom Cat yang menyerang penduduk.

Apakah media indonesia turut andil dalam teori konspirasi atau hanya "latah"..

Sekali lagi mohon maaf jika oot dan salah berpendapat..

Silahkan jika suhu mau menambahkan berita2 yang terlupakan dan tertutupi.. :ampun:
 
semua di dunia emang udah dikontrol gan,bukan cuma di tv lokal aja,kaya kasus century yg tiba2 ketutup sama berita ariel
 
Betul Suhu,, apa jadi nya klo kmrn Penguasa media Indonesia lolos dan jadi Cawapres ya..?
 
Punya uang ya beli aja, ngak punya uang 'Pulang aja!!! . Kenapa ? . Pulang aja!!

*itu yang ane tebelin terjadi saat ayahanda ane berobat ke salah satu tokoh yang bisa membantu menyembuhkan penyakit keras di daerah bekasi dan dia memang terkenal inisial Ki *
 
Bisa iya dan engga gan
gini
Media kan pgn laku juga, untung dan dpt duit, sebisa mungkin mereka cari brita hangat,
dan kalo brita satu blm slesai trus ada lagi brita yg lbih heboh, masa iya kita mau ijut brita yg dulu (basi kan) entar ditinggal penonton,
itu century ga diberitain lg emang apa yg mau diberitain? orang penegak hukumnya ngeyel. kalo kasusnya selesai dan trbukti si A bersalah trus kena hukum pasti beritanya naik lagi kok,
 
thread nya sama dengan thread media :beer:

bagaimana kalo merger suhu???? topiknya juga sama :beer:
 
Silahkan Suhu.. ane khilaf.. ga baca keseluruhan posting sebelum nya.. :ampun:
 
Saya baca thread dan serangkaian komentar para suhu di sini membuat saya tertarik untuk menambahi apa yang saya ketahui tentang media. Pendapat tentang adanya dugaan dalam konstelasi media boleh saja. Namun, media itu sendiri memiliki beberapa karakteristik yang kemudian setiap gerak dan perkembangannya dibagi-bagi lagi menjadi beberapa teori.

Saya mulai dari paradigma media. Media tidak berdiri tunggal. Media setidaknya bisa dipandang dari dua sisi:
1. media sebagai institusi
2. media sebagai isi

1. media sebagai institusi
Media sebagai institusi dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
a. sebagai lembaga sosial: di bagian ini ada peran redaksi yang mengutamakan kepentingan publik. Fungsi media di sini adalah fungsi ideal, seperti: menginformasikan, menghibur, mendidik, dan sebagai kontrol sosial. Selanjutnya, saya menamai bagian ini dengan sebutan redaksi.
b. sebagai perusahaan (lembaga ekonomi): pada bagian ini, media bergerak sebagai sebuah perusahaan ekonomi yang menuntut adanya laba (provit oriented). Otomatis manajemen dikelola menggunakan nalar untung-rugi. selanjutnya, saya menamai bagian ini dengan sebutan perusahaan.

media disusun dengan memberikan batas yang jelas antara media sebagai redaksi dan media sebagai perusahaan. Keduanya tidak tercampur, tidak saling mempengaruhi. Redaksi mengurusi konten media demi kepentingan publik namun dengan berdasarkan atas ideologi yang diusungnya. Perusahaan menangani masalah sirkulasi, iklan, pemasaran, dan sebagainya dengan mengedepankan asas untung. Sebab, kalau rugi terus, media itu pun akan mati.

Paradigma media sebagai institusi ini paling banyak dikaji menggunakan teori-teori marxis.

2. media sebagai isi
Media sebagai isi inilah paradigma yang paling sering digunakan saat ini. Teorinya banyak. Saya jabarin saja yang saya ingat.
a. Teori peluru/hypodermic neddle/jarum suntik
teori ini mengatakan, media memiliki pengaruh kuat kepada khalayaknya. Kekuatannya ibarat peluru atau jarum suntik yang menembus manusia. Manusia tidak bisa berbuat apa-apa saat tertembak atau tertusuk jarum. Begitupun dengan khalayak. Pada taraf itu, khalayak berpendapat bahwa semua yang ditampilkan oleh media adalah kebenaran. Teori ini mengalami kejayaan pada masa perang dunia kedua. Sebab, kondisi khalayak bersifat atomistis atau terpecah-pecah, tunggal.
b. Teori agenda setting
Teori ini paling sering disebut belakangan ini. Menurut teori ini, hal-hal yang dianggap penting oleh media adalah hal-hal yang dianggap penting pula oleh khalayaknya. Sederhananya, semua yang ditampilkan media itu dianggap penting pula oleh khalayak. Namun, dalam teori ini, media cenderung aktif menentukan apa yang dianggap penting tadi. sedangkan, khalayak bersifat pasif.
c. Teori Framing
Teori ini masih saudaranya agenda setting. Hampir mirip namun sesungguhnya beda. Teori framing bekerja seperti ini: Isi media dibuat oleh wartawan. Wartawan adalah kepanjangan tangan dari media. Artinya, wartawan sebagai "frontliner" media bertugas menghimpun informasi yang akan ditampilkan oleh media. Semua kepentingan media, ideologi, gaya, dan sebagainya sudah terekam oleh benak wartawan. Saat menyajikan ulang informasi yang diterimanya, tidak semua fakta, informasi, data, bisa disajikan secara lengkap dan menyeluruh. Hal ini ada beberapa pertimbangan, antara lain: keterbatasan diri si wartawan, keterbatasan space dalam media (misal ukuran kolom dan durasi tayang), termasuk kepentingan media itu sendiri. Nah, oleh karena informasi yang disusun ulang oleh wartawan ini tidak bisa menceritakan keseluruhan peristiwa yang dilihatnya, maka realitas yang dihasilkan adalah realitas versi wartawan. Realitas ini sering disebut sebagai realitas tangan kedua (second hand reality). Dengan kondisi itu, maka khalayak hanya bisa "menikmati" realitas dalam "frame" yang dibuat oleh wartawan atau lebih luas lagi media. Bukan berarti si wartawan atau media ini memutarbalikkan atau merekayasa fakta. Fakta yang disajikan benar adanya namun tidak semua tercover. Nanti, kapan-kapan, saya terangkan tentang bagaimana wartawan dan media bekerja.
d. Teori uses and gratification
Teori ini kebalikan dari teori agenda setting dan teori peluru. Kalau teori agenda setting dan teori peluru memandang bahwa khalayak itu pasif, maka uses and gratification memandang bahwa khalayak itu aktif. Khalayak memiliki kemampuan dan posisi tawar untuk menentukan mana media atau informasi yang ingin ia lihat. Ini paling gampang contohnya: seseorang milih nonton tv**n atau M***o karena memang media yang dipilihnya itu lebih disukai ketimbang yang lain.
e. Teori difusi inovasi
Teori ini menceritakan bagaimana sebuah inovasi (temuan baru) menyebar kepada khalayak. Ada yang menerima, ada yang menolak, ada yng cepat, ada yang lambat, dan sebagainya. Misal, sebuah smartphone hadir di Indonesia. Sebagaian orang ada yang langsung membelinya begitu produk itu ada di pasaran. Sebagian lagi ada yang mempertimbangkan untuk membeli sembari menunggu testimoni dari pembeli awal. Yang lain ada yang menolaknya dengan berbagai pertimbangan, seperti: mahal, kesulitan mengoperasikan, tidak familiar, dan sebagainya.

Kira-kira segini dulu aja penjelasan saya. Kapan-kapan di sambung lagi. Itu pun kalau para suhu di sini suka dengan penjelasan saya...hehe
Terima kasih. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
 
sudahlah ga sah ngandelin media yang diluaran yang udah ga independen.mendingan kita pake media semprot.com aja iya ga lebih independen lebih demokratis dan yang pasti bisa sambil crot heheheh.sekalian promosiin nih min...naikin satu level ya dah promosiin huahahahahahha ngawur
 
kalau membicarakan media selalu tidak bisa lepas dari kepentingan di balik layar.
ane masih inget dengan jelas, ada satu tema berita tentang kecelakaan mobil yang menabrak warteg di bulan puasa lalu. anehnya informasi yang disampaikan mengenai korban kecelakaan berbeda di 3 stasiun televisi. di televisi *tv bilang tidak ada korban. di a*tv bilang ada satu korban meninggal. di g*****tv bilang ada 7 korban meninggal.
memang aneh konteks dari media sekarang dimana tayangan pembodohan ditampilkan secara massive dan tayangan animasi/kartun untuk anak di hari minggu sudah dihilangkan. Dan tanpa ane mesti sebut, sudah ada dan sudah rutin salah seorang pemilik media besar yang mulai duluan dalam berkampanye.

yaap.. media kita terutama di bidang pertelevisian sudah mengalami pergeseran kemrosotan yang besar :beer:
 
Bimabet
kalo ane sih agak risih sama pers/wartawan. mereka kadang merampas hak2 orang yang sedang mereka wawancarai/liput/subjek tapi jika hak mereka (pers/wartawan) disenggol dikit aja langsung pake jurus UU pers/perlindungan wartawan. yah intinya adalah saling menghormati hak2 antara wartawan dan yang diliput/diwawancarai/subjek. sori kalo ada kesalahan ya gan

sumber : acara infotaiment/gosip, berita yang ada jumpa pers yang disiarkan di tv
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd