Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Ketika Istri Tidak Di Rumah

begawan_cinta

Guru Semprot
Daftar
27 Oct 2023
Post
548
Like diterima
9.340
Bimabet
Ketika Istri Tidak Di Rumah



ISTRI Jaya tidak berada di rumah sudah 3 hari. Istri Jaya pulang ke kampung merawat ibunya yang sakit.

Pekerjaan di rumah Jaya diserahkan pada anaknya yang sudah menikah, sedangkan Jaya masih mempunyai 2 anak lagi.

Satu, anak perempuan berumur 20 tahun, bekerja di toko pakaian sebuah mall, dan satu lagi anak laki-laki berumur 18 tahun, masih sekolah di sebuah SMA.

Selama ini untuk mengurus rumah tangganya, Jaya menyerahkan semuanya pada istrinya. Jaya taunya hanya cari duit saja. Maka itu Jaya kaget sewaktu ia pulang kerja ia menemukan anak lelakinya Almond, telanjang bulat dengan pacarnya di kamar.

Memang Almond juga lagi sial sore itu. Pikirnya semuanya tidak berada di rumah, ia membawa pulang pacarnya, tetapi Jaya mempunyai urusan kantor di luar.

Sewaktu pekerjaannya selesai, hari sudah lepas jam istirahat siang, jalanan macet pula karena ada demo. Jaya memutuskan pulang ke rumah saja.

Sesampai di depan gang, Jaya mendorong sepeda motornya melewati tenda yang berada di depan rumah tetangganya yang meninggal dunia sampai sepeda motornya berada di depan rumah.

Almond yang baru pertama kali menelanjangi pacarnya, mana telinganya mendengar lagi suara kunci rumahnya berbunyi?

Ia asyik dengan tubuh putih mulus dan tetek yang masih menegang di depannya itu dibandingkan dengan tubuh ibunya yang sudah kendor yang sering ia intip sewaktu ibunya mandi, sehingga Almond terobsesi mengajak pacarnya ke rumah.

Tetapi jangankan Almond muda, juga Jaya yang melihat tubuh putih mulus yang masih muda seumuran dengan Almond itu, Jaya merasa darah yang mengalir di tubuhnya berseliweran tak beraturan bagaikan benang kusut yang membuat jantungnya berdetak-detak kencang dan penisnya menegang.

"He..." tegur Jaya membuat Almond yang sedang berciuman dengan Joice pacarnya itu panik, juga Joice, tetapi Jaya berusaha untuk tenang dan tidak marah. "...sampai Papa berdiri begitu lama, kalian koq nggak tau ya... bagaimana kalau tadi bukan Papa?"

"Maa...maa....ma...af, Pah..."

"Sudah, teruskan... gak papa..." kata Jaya pergi dari depan kamar Almond, sehingga membuat Almond dan Joice tidak merasa dipermalukan.

Malahan Almond dan Joice menghabiskan bakmi yang dibeli Jaya lewat pesan online.

Sebenarnya Jaya punya maksud yang tidak diketahui oleh Almond, karena dengan demikian ia bisa mendekatkan dirinya dengan Joice.

Ternyata Jaya berhasil dan Joice mau bercerita banyak tentang dirinya pada Jaya, bahwa ia sudah tidak punya ayah lagi, sewaktu Covid kemarin, ayahnya meninggal sehingga membuat mamanya harus berusaha dengan pesangon yang didapat dari almarhum suaminya untuk membuka warung sederhana di depan rumahnya.
 
Lewat 2 hari, Joana pulang kerja minta dijemput di stasiun kereta. Tetapi di ujung gang, Jaya menghentikan sepeda motornya karena dicegat oleh Pak RT dan beberapa tetangganya.

"Pak Jaya, Pak Jaya mendengar suara apa nggak selama beberapa malam ini di depan rumah kita?" tanya Pak RT.

"Nggak, Pak RT. Memang ada suara apa di depan rumah kita? Suara kuntilanak yang lagi birahi, apa suara setan...?"

"Ya... semacam itulah..." jawab Pak Amang.

"Istri saya juga dengar, Pak Jaya..." lanjut Pak Umar merasa Jaya sangsi dengan omongan mereka.

Iya... iyalah... zaman gini... ada setan... ada kuntilanak birahi... bisa jadi, karena banyak kuburan yang digusur dan lahannya ditindih dengan bangunan apartemen setinggi 25 lantai, menjeritlah mereka!

Kabar tersebut diceritakan kembali oleh Jaya sewaktu ia bertemu dengan Joana di stasiun kereta.

Namanya juga anak berumur 20 tahun yang otaknya belum tumbuh sempurna, takutlah Joana!

Pulang ke rumah, sewaktu mau mandi ia minta ditemani. "Kamar mandi cuma sejenggal dari sini, Joan... apa yang mau kamu takuti... taunya Papa gak mau cerita sama kamu..." omel Jaya mengikuti Joana ke kamar mandi.

Sewaktu Joana berada di dalam kamar mandi melepaskan pakaian kerjanya satu persatu hingga BH dan celana dalamnya, mulut Jaya langsung ternganga lebar menyaksikan tubuh telanjang Joana dari celah pintu kamar mandi karena tidak dikunci dari dalam oleh Joana.

"Joan... Papa tinggal ya," kata Jaya dengan dada berdegub kencang, lebih kencang dari 2 hari yang lalu ia melihat tubuh Joice yang telanjang.

"Nngggg..." Joana berseru manja tidak memberikan Jaya pergi.

Bagaimana Jaya mampu lagi berdiri lama-lama di depan kamar mandi jika ia melihat dengan jelas tubuh telanjang Joana yang diguyur air shower?

Dalam sekejap, Jaya sudah berada di dalam kamar mandi telanjang bersama Joana.

"Mmmm... Papa...!!" jerit Joana kaget.

"Siapa yang suruh Papa nunggu, ayo... ya... Papa gak tahan melihat tubuhmu indah begitu... Papa mandiin kamu, ya...?"

Tanpa menunggu Jaya mengambil botol sabun cair menuang ke telapak tangannya dan Joana seperti diguna-guna oleh Jaya, sehingga tubuh telanjang Joana bebas dipegang oleh Jaya mulai dari belakang.

"Kamu sudah punya pacar?"

"Pernah, tapi aku tidak percaya diri, Pa..."

"Masalahnya..."

"Mama takut aku dapat suami kayak suami Liani yang malas kerja..."

Jaya memeluk Joana dari belakang dan penisnya yang tegang terselip di belahan pantat Joana.

"Papa... aku nggak mau, ya..." tolak Joana.

Tapi Joana tidak tau napsu Jaya yang terbakar hangus oleh tubuhnya yang telanjang itu.

Jaya mencium leher Joana yang basah. "OOHHH... NNGGGG... PAAA..AA.." geliat Joana.

"Nikmati saja, sayang... Papa gak akan menyakiti kamu..." rayu Jaya, untuk dua atau tiga kali Joana masih sempat menggeliat meronta saat tubuh telanjangnya dicumbui Jaya.

Untuk selanjutnya Joana hanya bisa mendesah dan merintih saat teteknya yang ranum, bulat dan tegang itu diremas Jaya, geliat Joana menjadi geliat napsu yang menggemaskan kontol Jaya yang terselip di celah pantatnya, apalagi kemudian tangan Jaya menuju ke bawah dan biji kelentit Joana digusar-gusar dengan jari... oooaahhlaaaa...aahh... agghh.. ahh...

Joana memelintir bagaikan cacing kepanasan. Tubuhnya bagaikan dikejut oleh aliran listrik, ngilu tapi nikmat menyenangkan yang belum pernah dirasakan seumur hidupnya.

Belum selesai mandi Jaya sudah menindih tubuh telanjang Joana dan mencium bibirnya di tempat tidur. Tak terbantahkan Joana ikut terangsang sehingga pahanya segera terkakang lebar memberikan kontol Jaya jalan untuk memasuki lubang vaginanya.

Sekali dorong, dua kali dorong kontol keras Jaya terpental dari lubang vagina Joana yang sempit, tetapi tidak langsung membuat Jaya menyerah kalah. Masih didorongnya dan ditekannya.

"AAAKKHHH..." rintih Joana merasa vaginanya nyeri saat terkuak oleh kontol keras milik Jaya. "SUDAH... JANGAN, PAH..."

Tapi oleh Jaya yang meradang, apalagi sedang memeluk tubuh mulus Joana, mana ia kenal dengan anaknya itu lagi, kontolnya terus dilajukannya, "AAAAKKKHH... PAAA...AAA.." jerit Joana.

Jaya membungkam jeritan nyeri vagina Joana dengan melumat bibir Joana seraya menekan batang kontolnya lebih dalam ke lubang sempit Joana.

Perjuangan Jaya tidak sia-sia, napasnya menderu-deru antara lelah bercampur napsu ketika kontolnya berhasil ditancapkannya di lubang Joana yang masih suci.

Malam terasa kelabu dan jerit pun tidak ada gunanya lagi bagi Joana, terpaksa ia memberikan tubuhnya dicumbuhi dan disetubuhi oleh Jaya.

"OOHHH... PAP... PAPAH... OOHHH... NNGGHH... OOHHH... PENGEN PIPIS... AAGGHH... NGGG.... PENGEN PIPIS, PAP... PAPAH..." erang Joana ketika ia mau orgasme.

"Tahan... sebentar sayang..." kata Jaya dengan napas tersengal-sengal masih terus mengayunkan penisnya keluar-masuk menyodok lubang vagina Joana yang basah dan licin karena Joana sudah kembali terasang lagi oleh kocokan kontol Jaya dan cumbuan Jaya yang bertubi-tubi ke tubuh mulusnya.

"AAAKKKHH... AAHHHH... AAAAAAAAAAAA.... AAAAAAHHHHHH... PAAAA...PAPPPP..."

Jderr.... poopp... Joana merasa vaginanya ditembak cairan hangat yang membuatnya semakin nikmat, crrooott... crroott... crrooott.... crrooottt... sejenak Joana lupa diri dibawa kenikmatannya terbang mengarungi luar angkasa, tetapi apa yang ditemukan Jaya sewaktu ia mencabut penisnya membuatnya tercengang; DARAH PERAWAN Joana.
 
Akhirnya handphone Joice tersambung. "Om ke rumah kamu, ya..." kata Jaya pada Joice.

"Iya... Om, ya..." jawab Joice senang, "Nanti Joice beritahukan Mami..."

Tidak sulit bagi Jaya menemukan rumah Joice melalui road map di hapenya.

Wanita yang disebut Mami oleh Joice itu ternyata cantik meskipun agak sedikit pendek dan gemuk dinilai oleh Jaya.

"Almond sering ke sini...?"

"O... iya, pernah tapi gak sering, he..he.."

"Suatu hari, saya berharap... setelah mereka selesai sekolah, bisalah kita berbesanan... tapi sekarang istri saya lagi pulang kampung mengurus ibunya yang sakit, lain kali kapan-kapan saya mengajak ia kemari kalau sudah balik dari kampung..."

"Ahh... terima kasih lho... rumah jelek begini masih mau dikunjungi..."

"Tapi penghuninya kan cantik..." tukas Jaya.

Kunjungan itu kemudian diulangi lagi oleh Jaya dengan mengajak Almond, sehingga merekapun berempat jalan-jalan ke mall dan Almond seperti tau keperluan Jaya, sehingga Almond mengajak Joice pergi ke arena bermain, meninggalkan papanya berduaan dengan Mami Joice berbelanja di pasar swalayan.

Keluar dari pasar swalayan, mereka berdua sudah kelihatan mesra bergandengan tangan tidak menolak sewaktu payudaranya disentuh oleh tangan Jaya.

Mereka berdua meninggalkan mall dengan sejumlah belanjaan, sedangkan Almond dan Joice ditinggal, karena mereka masih asyik bermain games.

"Jangan, nanti anak-anak pulang..." kata Mami Joice sewaktu ia dipeluk oleh Jaya di ruang tamu, tapi mereka berciuman juga.

Jaya berumur 50 tahun, sedangkan Mami Joice berumur 42 tahun, jelas napsu Mami Joice masih menggebu apalagi ditinggal mati suaminya sudah 3 tahun lebih, sehingga tidak sulit bagi Jaya menggerayangi bagian-bagian tubuh Mami Joice mulai dari tetek, ketiak, sampai perut Mami Joice, akhirnya Mami Joice rela bertelanjang bulat di depan Jaya.

Selembar foto yang berisikan wajah Mami Joice dan suaminya serta Joice yang berdiri di tengah dan dibingkai dengan pigura berwarna emas menjadi saksi sewaktu mulut Mami Joice mengulum penis Jaya di dalam mulutnya.

"SSSHHTT... OOOUGHHH.... MAMI..." desis Jaya nikmat saat lubang kontolku dicucuk oleh ujung lidah Mami Joice yang runcing dan kepala kontolnya dibelit. "SSSHH... TERUSSAAHH.... TTERUSS... MAMI... OOH... NIKMAT, MAMI..." racau Jaya.

Mereka jadi tidak takut Joice dan Almond tiba-tiba pulang dari mall. Malah gantian Mami Joice yang berbaring di kursi memberikan memeknya digerayangi oleh Jaya.

Lidah Jaya seperti ingin menguliti bibir memek Mami Joice yang tebel seperti lembaran dendeng sapi, renyah, manis dan gurih cairan lendir yang keluar dari lubang memek Mami Joice yang terngangah.

Apalagi kemudian lidah Jaya memasukinya, bergulat di dalam berguling-gulingan, "OOOOHH.... MMMHH... AAAGGHHH.... AAGGHHH... NNNGGGGGG.... AAGHHHH...." rintih Mami Joice sembari menggelinjang.

Dari lubang memek, lidah Jaya terus menjilati biji kelentit Mami Joice yang sudah menegang sehingga membuat Mami Joice semakin bergelinjangan gak karuan-karuan apalagi sudah lama tidak bersetubuh sejak suaminya meninggal, Mami Joice merasa memeknya mau meledak, tubuhnya dialiri hawa nikmat, otot-otot memeknya mengejang, akhirnya Mami Joice menjerit lepas, "AAAAAARRRGGHHHH.... NNNGGGGG.... AAARRRRGGGG... OOOGGGHHHH...." suaranya melenguh, napasnya terputus-putus sebelum tubuhnya terhempas lemas di kursi.

Tempat duduk itu juga kemudian yang menjadi saksi bisu sewaktu tubuh telanjang Mami Joice menaiki tubuh telanjang Jaya yang duduk bersandar di kursi dengan kontol keras mengacung siap bertarung.

Dan kemudian Mami Joice menyarungkan kontol Jaya panjang-panjang ke lubang memeknya sambil duduk di pangkuan Jaya, kedua tangan Mami Joice berpegangan pada pundak Jaya, bokongnyapun naik-turun mengurut kontol Jaya.

"SSSSSHHHAAAHH.... MAMIII... OOGGHH... NIKMAT, SAYANG..."

"YEAAHH... NGOCOK MEMEK AKU, DONG..." minta Mami Joice dan kontol Jayapun menusuk menghujani lubang janda itu dengan tusukan tusukan beruntun dan bertubi-tubi.

Derasnya air mani Jaya yang seperti bendungan jebol merendam rahim Mami Joice.

Kemudian mereka tertawa senang dan berjanji akan melanjutkan kesenangan mereka besok sore sepulang Jaya dari kantor.
 
Sejenak Jaya lupa dengan kenikmatannya bersama Joana, dan Joana sejak malam disetubuhi oleh Jaya, sudah tidak minta Jaya menjemput lagi di stasiun kereta.

Ternyata pagi-pagi Jaya sakit. Kepalanya berputar-putar seperti gasing dan untung ia berhasil duduk di kloset. Kalau tidak, lalu ia terjatuh, tamatlah riwayat Jaya pagi itu di kamar mandi.

Beruntung Liani sudah berada di rumah. Buru-buru Jaya memanggil Liani dari dalam kamar mandi dan sewaktu Liani mengetuk pintu kamar mandi Jaya berusaha bangun dari duduknya di kloset menjangkau gerendel pintu kamar mandi.

Jaya berhasil dikeluarkan Liani dari kamar mandi dengan tubuh telanjang bulat. Karena Liani panik, ia tidak memikirkan tubuh Jaya yang telanjang lagi. Liani segera mendudukkan Jaya di kursi.

"Aku panggilkan mobil ambulance ya, Pa." kata Liani.

"Nggak usah," jawab Jaya lemah.

"Badan Papa keringatan begini, kalo kehabisan cairan Papa bisa pingsan..."

"Papa masih cukup kuat. Bikinin Papa teh manis saja..." minta Jaya.

Setelah beberapa saat minum teh manis, kesadaran Jaya berangsur-angsur pulih, sehingga iapun menyadari tubuhnya telanjang di depan Liani, lalu Jaya minta dibawa ke kamar.

Sewaktu berjalan ke kamar, Jaya sudah merasa kepalanya ringan, tetapi jantungnya tetap berdebar karena tubuhnya yang masih telanjang itu bersama Liani.

Jaya duduk di tepi tempat tidur. "Pijitin kepala Papa, Lin..." suruh Jaya.

Liani memijit sambil Jaya berbaring di kasur, kontol Jaya yang telanjang itu sudah ditutupi Liani dengan sarung.

Tiba-tiba tangan Jaya menjangkau tetek Liani. "Hiihhh... Papa...!! Sakit apa bukan sih...?" jerit Liani.

"Mamamu sudah seminggu gak di rumah... bantu Papa, ya..."

"Ihh... masa aku, Papa yang nggak-nggak aja deh... kalau gitu aku gak mau ngelajutin mijit lagi, ah..."

"Habis... kamu mau Papa masukin perempuan ke sini... Papa hanya minta kocok doang..."

Liani berpikir...... kocok doang...... kocok doang.....

"Nggak ada siapa-siapa ini di rumah, siapa yang tau... lagi pula kamu sudah melihat kontol Papa kan tadi..." kata Jaya.

Lianipun menyingkirkan sarung yang menutupi kontol Jaya, lalu Liani membelai kontol papanya yang masih kendur menciut itu dengan telapak tangannya.

Jaya memejamkan matanya menikmati belaian tangan Liani pada kontolnya sambil bayangan tubuh telanjang Joana berseliweran di depan matanya bersaing dengan tubuh telanjang Mami Joice, kemudian setelah kontolnya mengeras dan memanjang, tubuh telanjang Liani ikut bertarung memacu jantung Jaya.

Jaya yang napsunya sudah blingsatan langsung bangun memeluk Liani dan Liani yang tidak siap, bibirnya langsung dipagut Jaya.

"AAAHHH... AAAHHH... AAAHHH..." jerit Liani mendorong-dorong dada Jaya.

Jaya yang sedang bernapsu tinggi mana mungkin bisa ditaklukan oleh seorang Liani yang tenaganya hanya cukup mendorong-dorong dada Jaya.

Jaya segera meremas-remas tetek Liani yang menggantung di dalam BH-nya yang tipis dan longgar. Merasakan kekenyalan susu Liani menambah nafsu Jaya.

"AAAKKHH... AAAKKH... AAAKKH..." Liani masih meronta, tetapi akhirnya Liani dibungkamkan Jaya di tempat tidur, malahan Liani mulai mendesis dan mendesah saat lubang vaginanya yang basah dan becek digerayangi jari Jaya.

"AAAAHHH... PAPP... PAPP... PAA... PAA... OOOHHH... IYANGG... IYAA..ANG DA.. DALAM, PAAA..." desah Liani sambil ngocok kontol Jaya.

Setelah itu malah Liani yang proaktif. Ia menyodorkan memeknya ke mulut Jaya dengan posisi 69 sambil ia menghisap kontol Jaya.

Jaya menelan setiap tetes lendir birahi Liani yang berhasil dijilatnya meski memek Liani berbau amis menyengat kalau ia lagi subur.

"SSSEESSTTH... OOUGGHH... PAPA... TRUSSS... PAPA... PUASKAN AKU, PAH..."

Biji itiel Liani dihisap Jaya dan dibetot... uuuhh... darah Liani berdesir. Ia tidak menyangka papanya buas seperti harimau kelaparan. Vaginanya dilahap habis sampai akhirnya Liani menjerit orgasme.

"OOOO.... OOOHHHH... PAPP... PAAAAAAAAAA.... OOOHHHHH.... YEAHH... NIKMAT SEKALI, PA..."

Liani lalu bangun memasukkan kontol papanya yang berdiri tegak seperti tiang pancang itu ke lubang memeknya... bluuusssss.... seraya menaik-turunkan bokongnya sehingga kedua teteknya bergoyang erotis menambah tegang kontol Jaya sehingga Jayapun mengocok kontolnya di lubang Liani dari bawah.

Setelah beberapa saat dengan kontol masih menancap, Jaya membalik Liani ke bawah kembali kontolnya memompa lubang memek Liani dengan irama cepat.

"AAAAKKKH... AAAKKHH... PAPA... AAAKKHH.. AAKKHH..."

"ENAK YA KONTOL PAPA...?"

"YEAH, PAH... TERUS, PAH SAMPAI KELUAR LAGIH..."

Tetapi tak berapa lama tubuh Jaya pun mengejang bersama dengan kontolnya yang meledak menyemburkan cairan kental dan hangat di dalam memek Liani.

"Kalau kamu sampai hamil jangan digugurin ya, ini hadiah dari Papa..." kata Jaya.

Liani menggigit kontol Jaya dengan gemas sampai siang kontol itu berhasil mengeluarkan cairan nikmatnya ke memek Liani sampai 3 kali, belum lagi malamnya saat Jaya bertemu dengan Joana.

Kembali Joana menyerahkan memeknya pada Jaya, tetapi Jaya belum puas ketika ia bisa menikmati vagina kedua putrinya dan juga vagina Mami Joice.

Masih ada satu kesempatan lagi...
 
Pulang kerja tanpa menghubungi hape Mami Joice, Jaya langsung ke rumah Joice dari kantornya.

Sesampai di depan rumah Joice, pintu rumah tertutup rapat, tetapi pintu pagar terbuka dan mendengar suara sepeda motor masuk ke halaman rumah, Joice membuka pintu.

"Kok warung tutup, sayang?" tanya Jaya pada Joice. "Mami gak di rumah, ya...?"

"Nggak ada Om, Mami lagi ke rumah kakek ikut arisan keluarga, mungkin ntar malam baru pulang..."

"Wah..." kata Jaya pura-pura kecewa.

"Jangan buru-buru pulang, Om..." kata Joice memeluk Jaya.

"Badan Om bau keringat..."

"Mandi di sini ya, Om... aku ambilin handuk..." kata Joice melesat pergi dari depan Jaya.

Sebelum Joice keluar dari kamar, Jaya sudah masuk ke kamar mandi melepaskan semua pakaiannya.

"Om, ini handuknya..." panggil Joice di depan pintu kamar mandi.

Itulah saat-saat yang ditunggu Jaya. Jaya melebarkan pintu kamar mandi menampakkan tubuh telanjangnya pada Joice.

"Gagah mana, Om atau Almond?"

Karena Jaya pernah menangkap basah Joice bertelanjang bulat dengan Almond, Joice tidak bisa berkelit meski ia malu melihat tubuh telanjang Jaya.

"Om..." kata Joice.

"He... he... kamu takut ya, sayang... apa malu?" tanya Jaya mendekati Joice yang memegangi handuk.

Jaya memeluk Joice sehingga handuk di tangan Joice terlepas karena Joice membalas memeluk Jaya.

Jaya mengelusi punggung Joice dan telapak tangannya merasakan bagian belakang bra Joice.

"Sudah pernah dengan Almond...?"

"Pernah, tapi nggak pernah masuk Om, terpeleset terus..."

"Kalau sama Om tidak akan terpeleset. Mau...?"

"Nanti Mami marah. Kan Mami pacarnya Om... he..he... iya kan, Om...? Mami ngaku kok..."

"Setelahnya masa Om cerita sih? Nggak kan... Om akan jaga rahasia...." kata Jaya mengangkat dagu Joice.

Menatap mata Jaya, Joice seperti tersihir sehingga pelan tetapi pasti bibirnya dicium oleh Jaya.

Jaya bisa merasakan lidah Joice berkelit napsu sewaktu Jaya memasukkan lidahnya ke dalam mulut Joice sehingga tangan Jaya menyelinap masuk ke dalam celana pendek Joyce dan merasakan bongkahan pantat Joyce yang mulus, jari Jaya merangsek ke belahan pantat Joice yang hangat dan sedikit basah.

Anus Joice juga basah dan sambil memagut bibir Joice, jari Jaya merayap masuk ke lubang anus Joice sehingga seketika Joice menggigit lidah Jaya.

"SSSSSHHEEEE... OOOOOO...OOH... OOO..OOMMMM...."

"Siap, sayang?"

"Bagaimana ya, Om..."

Jaya memagut leher Joice, kali ini Jaya merogoh bra Joice, tetek bulet nan kencang itu dalam genggaman tangannya dan diremasnya.

Nyett...ttt... darah Joice seperti terpompa ke ubun-ubunnya, apalagi pentil mungilnya ditekan turun-naik dengan jari oleh Jaya, celana pendek Joicepun dipreteli Jaya dalam sekejap mata dan Jaya segera menarik Joice duduk di kloset dan menjilat vagina Joice yang masih rapi belahannya seperti belahan vagina Joana, tidak kusut seperti belahan memek Mami Joice atau Liana yang sudah bekas tusukan laki-laki.

"SSHHEEE... OOOO...OOOMMM... EE...EEE..EENAA..AAKKK... OMMM... NGGGHH... SHHEE... OOOHH... OMM... OMMM.. OOO..OOOMMMMMMMM..." jerit Joice tangannya mencengkeram rambut Jaya dan pahanya menjepit kepala Jaya.... cuuusssssss... air kencing Joice yang hangat menyembur ke wajah Jaya.

Setelah itu Joice tersandar lemas di bak penampung air kloset.

Inilah nikmat yang paling nikmat yang pernah dirasakan Joice sampai ia terkencing-kencing...
 
Jaya memapah Joice ke tempat tidur. Di tempat tidur Jaya menggeluti tubuh telanjang Joice lagi. Sekali lagi memek Joice dijilat oleh Jaya.

Nikmat gurih yang dirasakan Jaya dari memek Joice serasa tak habis-habisnya dan sulit ditinggalkan.

Jaya memeluk Joyce. "Om sayang sama kamu, Cinta..."

"Hikss..." Joice menjerit manja memeluk erat Jaya.

Almond patah hati. Beberapa hari ia menghilang dari rumah sampai Jaya kelabakan telepon sana telepon sini.

Terakhir, Jaya menemukan Almond di rumah neneknya, tetapi Almond tidak tahu Joice berpindah hati ke hati laki yang mana sebelum ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Joice berpindah ke hati Jaya rupanya.

Beruntung Almond bisa lulus UN meski tersendat-sendat. Tetapi tak tahan lagi Almond ingin membalas dendam pada papanya.

Almond memaksa mamanya bersetubuh dengannya.

Semuanya terjadi begitu cepat kalau Mami Joice terlambat datang bulan dan Liani juga tidak haid bulan ini dan kata mamanya ia juga tidak haid.

Mula-mula Harni senang, rahasianya disetubuhi Almond tidak diketahui siapapun, tetapi setelah ia mengetahui di dalam rahim Liani adalah jabang bayi hasil persetubuhannya dengan Jaya, Harni langsung jatuh pingsan.

Belum lagi Joice kemudian juga hamil, tetapi Almond mau terima kembali Joice setelah dibelikan rumah oleh Jaya, mereka menikah.

Jaya juga mau menerima kehamilan Harni istrinya, bahkan Jaya membeberkan petualangan seksnya selama Harni tidak di rumah.

Mereka berdamai, asal cerita ini tidak sampai keluar dari rumah menjadi viral di media sosial jika kemudian, Jaya menikah dengan Mami Joice dengan persetujuan istri pertamanya.

Mereka hidup bahagia serumah saling berbagi cinta, apalagi terkadang Joice datang nagih sewaktu Almond keluar kota terlalu lama. (bc_022024)



S.E.K.I.A.N.
 
Mangstab cerita nya
•⌣»̶·̵̭̌✽̤̈🐡 Terima Kasih 🐡✽̤̈·̵̭̌«̶⌣•
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd