hmm, mungkin saya punya perspektif yang berbeda dg suhu lainnya.
dari yg saya baca, kok TS malah seperti melakukan emotional abuse ya?
emotional abuse itu bagian dari kekerasan seksual lho, bukan perkara ringan.
dasar pemikiran saya begini:
dari perilaku TS, sepertinya TS curigaan, uring-uringan, dan sering ngamuk pada pacar.
sudah minim sekali rasa saling percaya antara TS dan pacar.
perempuan lama-lama jengah juga kali terus-terusan berada dalam hubungan seperti ini.
sungguh menguras energi.
maka dari itu dia perlu "sosok lain" untuk mencari "rasa aman".
dugaan saya, pacar TS punya sedikit masalah dg keluarganya.
pacar TS itu masih sayang, tapi terjebak dalam toxic relationship yg dia tidak bisa lepas.
terkait emotional abuse:
hubungan seksual itu menekankan consent, persetujuan antara dua belah pihak untuk melakukan seks.
pacar TS sudah consent dg supervisor untuk seks.
tapi TS tidak punya consent untuk seks dengan pacar TS ketika mau 3some.
ini rape lho anyway, karena pacar TS "gamau" tapi terpaksa karena TS ancam.
seks tanpa consent = rape
kalau boleh saran, kasih tau ke pacar TS untuk putus hubungan secepatnya.
hubungan kalian toxic, engga sehat, destruktif bagi satu sama lain.
TS sendiri engga bisa menghargai kejujuran pacar.
terbukti kalau pacar TS jujur, malah TS marahi.
berdasarkan teori pembentukan kebiasaan, yang ada pacar TS bakal makin sembunyi-sembunyi.
untuk digarisbawahi ya, yg TS lakukan itu bukan cuckold.
cuckold perlu consent dari pacar TS.
yang saat ini TS lakukan, berdasarkan cerita di atas, adalah non-consensual seks alias rape.