Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kalian puas, aku juga puas (Dito Beranjak Gede)

Part 15
Teka-Teki


Aku masih memikirkan kata-kata tante wulan sebelum ia beranjak pergi. Apakah anak kecil lucu yang dimaksud tante adalah anak dari mbak devi? Karena setauku yang sedang memiliki anak kecil dan merupakan tetangga terdekatku adalah mbak Devi. Pertanyaan lain juga muncul di benakku, apakah pelarian tante wulan ke rumahku ini juga ada kaitannya dengan dia yang sampai saat ini belum diberi momongan, padahal usia perkawinannya sudah cukup lama?

Tak ingin berlama-lama larut dalam pertanyaan yang muncul di otakku, segera aku mengalihkan fokusku untuk Kembali membuka portofolioku yang semenjak aku masuk rawat inap tak lagi tersentuh. Bukannya membuat pikiranku lepas, justru malah membuat otakku semakin ruwet. Bagaimana tidak, kali ini portofolioku semakin parah memerah dan aku diambang kebangkrutan. Ditambah lagi, karena manajemen keuangan dan psikologisku juga amburadul karena terhasut oleh nafsu belaka membuat cadangan uangku semakin menipis.

Kembali aku matikan komputerku lalu aku pun membakar sebatang rokokku yang udah beberapa hari tak tersentuh. Aku berharap, masalah yang sedang melanda ini menguap Bersama dengan asap yang aku semburkan, namun nyatanya hingga aku menghisab habis sebatang rokok itu, masalah tersebut tidak berhasil lari dari pikiranku.

Tak terasa, sore pun tiba ketika aku mendengar alunan music yang dimainkan lewat spiker yang aku kenal milik tante wulan, itu menandakan bahwa ia sedang melakukan yoga. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan menikmati anugerah Tuhan, segera aku beranjak keluar kamar untuk melihat kegiatan yang dilakukan tante Wulan tersebut.

Aku tak lagi terkejut ketika tante wulan mengenakan pakaian ketat yang sukses mencetak body-nya itu. Dan lagi-lagi batangku keras dibuatnya. Aku menyaksikan dengan seksama setiap Gerakan yang dilakukan oleh tante Wulan. Aku juga membayangkan bagaimana jika aku dapat bersetubuh dengannya, ohhhh…. Pasti rasanya sangat nikmatt…. Karena aku yakin memeknya pasti seret dan menjepit ketika aku sodok menggunakan kontolku ini.



“gimana kondisimu sekarang, To?” ucap tante wulan sembari membuka kulkas dan mengambil minuman dingin yang membuyarkan lamuanku.

“eh…. Udah gapapa kok, Tan.”



Aku semakin terpesona ketika melihat tante wulan basah oleh keringatnya. Buliran-buliran keringat yang mengalir tersebut seolah menambah keseksiannya yang semakin terpancar. Batangku pun semakin menegang dibuatnya. Ditambah lagi ketika ia beranjak pergi melewatiku menuju ke ruang tengah, ohh… betapa indahnya bokong bergoyang yang tercetak sempurna oleh balutan legging-nya tersebut.

Segera aku beranjak dari tempatku duduk menuju ke kamarku. Setelah mengunci kamar, aku pun meloloskan celanaku sehingga batangku dapat berdiri dengan gagah dan leluasa. Segera aku merebahkan diri dan ber-fantasy membayangkan bersetubuh dengan tante Wulan. Aku pun mengocok kontolku sembari ber-fantasy ria. Namun aku tak menemukan kenikmatan jika hanya bisa membayangkan tubuhnya tersebut, aku butuh sosok yang nyata. Namun, lagi-lagi hubungan sedarah dan kedekatannya dengan keluargaku menjadi penghambat nafsuku, aku masih belum berani bertindak lebih jauh lagi.



“mbak kangen, To.” Bunyi pesan dari mbak Devi yang membuyarkan fantsy-ku

“kebetulan banget ini mah, nafsuku bisa disalurin ke mbak Devi.” Ucapku dalam hati.

“sama mbak, tapi kan suami mbak ada di rumah.” Jawabku.

“tenang aja, dia udah balik kerja lagi kok.” Jawabnya beberapa saat kemudian.

“tunggu aku nanti malam mbak.” Jawabku dengan antusias.



Entah keberuntungan apa yang selalu menaungiku dalam hal per-ngentot-an duniawi ini, seakan selalu ada saja jalan untuk aku bisa melampiaskan Hasrat nafsuku. Seakan semesta selalu berpihak kepadaku ketika kontolku ini mulai rindu akan belaian seseorang. Jalan pun selalu terbuka lebar untukku ketika ingin menikmati tubuh seseorang. Sungguh beruntungnya aku.

Malam harinya, aku tak langsung terburu-buru menuju rumah mbak Devi. Aku memastikan terlebih dahulu bahwa tante Wulan sudah tertidur agar aku tak perlu susah payah mencari alasan. Sejenak aku mengendap-endap memastikan bahwa tante wulan sudah masuk ke dalam kamarnya dan dengan perlahan aku membuka pintu kamarnya, ternyata ia sudah tertidur. Tanpa ingin membuang waktu, aku bergegas menuju rumah mbak Devi.



*tok…tok…tok…* aku mengetuk pintu belakang rumah mbak Devi yang tak lama kemudian langsung dibukakan olehnya.

“kangen banget aku mbakk….” Ucapku sembari memeluknya dari belakang ketika ia mengunci Kembali pintu belakang rumahnya tersebut.

“hmmm…. Ahh…. Gak bisa sabaran dikit apa…” ucapnya menahan rangsanganku ketika tanganku mulai meremasi buah dadanya yang montok dan tangaku yang satunya lagi telah mendarat di memeknya.

*crrppp…* bunyi bibir kami yang beradu ketika mbak Devi telah membalikkan badannya dan langsung melumat bibirku.

“lanjut di kamar yuk.” Ajaknya.



Kami pun lalu menuju ke kamar mbak Devi dan Nampak anaknya sudah terlelap dalam tidurnya, sementara itu mamanya siap untuk aku tunggangi. Kami pun melepas satu per satu pakaian yang kami kenakan hingga kami telanjang bulat. Kontolku yang tadi sempet berdiri dan layu sejenak, kini telah Kembali bangkit dengan gagahnya menunjuk-nunjuk untuk segera diberi pelayanan prima.

*crppp….* Kembali bibir kami saling beradu ketika aku menindih tubuh mbak Devi yang telah berbaring diatas ranjangnya tersebut. Tak berselang lama setelah bibir dan lidah kami saling beradu, aku pun turun ke bawah untuk menikmati toket montok miliknya yang sayang jika disia-siakan.



“mmpphhhh…. Hisap teruss too…. Ahhh…..”

“aku udah kangen bangettthh….”



Mbak Devi terus merancau ketika aku menghisap putting kanannya dan memainkan serta meremas-remas dengan gemas toket kirinya. Sesekali aku menggigit putting miliknya tersebut yang membuatnya terpekik kenikmatan. Setelah bergantian melumat toket kanan dan kirinya, kini mulutku berpindah menuju pusarnya. Aku mainkan pusarnya menggunakan lidahku. Namun itu hanya berjalan sebentar, karena target utamaku adalah memeknya yang sudah mulai basah.



“ohhh… ampunnn…. Ahhhh….” Suara yang keluar dari mulutnya ketika bibirku kini telah sampai pada labia mayora miliknya. Bibirku juga mulai bermain pada labia minora miliknya dengan cara menggigit-gigit kecil dan sukses membuatnya menggelinjang.

“keluarr too…. Ahhhhh……” ia terpekik nikmat setelah beberapa saat bibirku bermain pada klitorisnya dan sejurus kemudian cairan kenikmatan banjir melalui memek miliknya.

“ini yang bikin mbak kangen dari kamu, To.” Ucap mbak Devi ketika aku menyudahi permainanku setelah orgasme-nya.

“sama ini nggak kangen, Mbak?” ucapku sembari menggesek-gesekkan kontolku pada area memeknya.

“ohhh… iyaaa…. Iyaaa… jangan siksa aku seperti ituuu…. Masukkkinnn….” Ucapnya tak bisa menahan gejolak nafsunya.



Sejurus kemudian, aku mulai melakukan penetrasi secara perlahan. Dengan kondisi memeknya yang udah basah membuat kontolku begitu leluasa keluar masuk dari memeknya. Seperti biasa aku memulainya dengan tempo lambat sambil mengatur nafas. Kemudian aku menindih tubuhnya agar bibirku dapat menikmati toket miliknya. Sementara itu, genjotan demi genjotan masih terus aku layangkan untuk memompa memeknya.



“aduhhhh… ahhhhh…..”

“iyaaahhhh… genjottt…. Ahhhh….”

“mmmppphhh…..”



Aku pun menyumpal mulut mbak Devi dengan mulutku yang kemudian dengan sekali sodokan cukup kencang membuat kontolku amblas sepenuhnya ke dalam memeknya hingga terasa menyodok Rahim miliknya. Aksiku tersebut membuatnya sedikit tersentak, namun setelahnya ia Kembali merancau menikmati permainan.



“iyaa… iya….. iya…..” kata yang keluar dari mulutnya beriringan dengan setiap sodokan yang aku lancarkan.

“ohhhh… cepetin lagiii…. Akkuuu mau keluarrrr……” ucapnya.



Segera aku turuti permintaannya dan aku percepat genjotanku. Sementara itu, bunyi ranjang berdecit dan selangkangan yang saling beradu mengiringi persetubuhan kami. Mbak Devi pun tak henti-hentinya terus merancau kenikmatan. Aku yang sedari tadi menggenjotnya pun telah bercucuran keringat yang dengan perlahan menetes dan mengalir menjalari tubuh.



“iyaahhhh… sampaiii….. aku keluarrgghhhh…..” ucapnya sembari Kembali menyemburkan cairan kenikmatan.



Sementara itu, lagi-lagi kontolku merasakan jepitan dari memeknya sesaat setelah orgasmenya tersebut. Pikiranku Kembali melayang mengingat tante Wulan. Jepitan dari memeknya mbak Devi yang nggak pernah berolahraga aja nikmatnya seperti ini, gimana jepitan dari Tante Wulan yang tiap hari yoga yak? Pertanyaan kotor yang melintas di pikiranku. Setelahnya, kontolku yang masih tegak berdiri pun aku keluarkan dari memeknya.

Aku Kembali menindih mbak devi, namun kali ini aku mengacungkan kontolku tepat dihadapannya yang masih terbaring. Nampaknya mbak Devi telah mengerti maksudku dan langsung memberikan gestur merapatkan toketnya. Sementara aku mengarahkan kontolku di sela-sela dari toketnya tersebut. Mulai aku memompa kontolku di sela-sela toketnya tersebut dan mbak Devi pun membuka mulutnya dan sedikit membungkukkan kepalanya untuk menyambut kontolku itu.



“ohhh… empuk banget mbakkkk….”

“ahhh…”



Aku terus melayangkan genjotan demi genjotan dengan posisi kontolku yang dijepit oleh toketnya tersebut. Sementara mbak Devi asik dengan mulutnya yang menyambut kepala kontolku menyembul dari balik celah toket miliknya tersebut. Tak ingin berlama-lama dan ingin segera mencapai klimaks, aku pun menyudahi permainan tersebut dan meminta mbak Devi untuk menungging.



*plokk… plokkk…. Plokkk…* suara pertemuan antara bokongnya dan selangkanganku Kembali menggema mengisi ruangan.

“ohhh…. Genjottt terussss….. ahhhh…..”

“kencengin toooo….. mmmmppphhh….” Setelah berucap, mbak Devi membenamkan kepalanya di bantal seolah sangat-sangat menikmati permainanku tersebut.



Aku terus menggenjot dan menikmati setiap genjotan yang aku layangkan tersebut. Posisi ini merupakan posisi favoritku dan seringkali aku mencapai orgasmeku pada posisi ini, sehingga setiap kali memiliki kesempatan, aku selalu meminta untuk bermain dengan posisi doggy. Memek mbak devi semakin becek akibat ulahku. Dengan jahilnya, aku juga memainkan jariku pada area anusnya yang karena ia menungging menjadi merekah.



“ohhh…. Akhhh… kamuu ngapainn….” Ucapnya ketika jemariku bermain-main pada area anusnya.

“terussinnn… enakkkhhhh….”

“ampunnnn…..”

“keluarghhhh….”

“barenggg mbakkk….”



Tak berselang lama, kami pun sama-sama menumpahkan cairan kenikmatan kami dalam waktu yang hampir bersamaan. Aku pun kemudian mencabut kontolku dari mekinya, kemudian cairan kenikmatan dari kami berdua yang telah bercampur padu perlahan meleleh dari dalam memek mbak Devi. Setelahnya aku merebahkan diri di samping mbak Devi dengan kondisi kontolku yang masih setengah tegang.



“kamu apain tadi boolku?” tanya mbak Devi sembari memiringkan badannya dan menatapku dengan manja.

“tapi enak kan?” ucapku berbalik tanya.

“dasar nakal.” Jawabnya sembari menyentil kontolku.



Setelah cukup mengistirahatkan diri, aku pun bergegas mengenakan pakaianku Kembali dan berpamitan kepada mbak Devi untuk pulang. Selain takut tante Wulan yang tiba-tiba terbangun, aku juga khawatir bakal dipergoki tetangga karena waktu menunjukkan sudah hampir pagi. Mbak Devi pun seperti biasa, mengantarkanku hingga pintu belakang rumahnya.



“kayaknya sebentar lagi, salah satu fantasy mu bakal terwujud.” Ucap mbak Devi setelah aku melewati pintu belakang rumahnya.

“maksdunya mbak?” tanyaku kebingungan akibat ucapannya tersebut.

“nanti kamu juga tau sendiri.” Ucapnya sembari melemparkan senyum manisnya.

“udah sana pulang.” Lanjutnya.



Aku pun melangkahkan kaki menuju rumah dengan rasa penasaran akan ucapan dari mbak Devi tadi. Apakah ia dapat membaca isi pikiranku? Apakah fantasy yang dimaksudnya adalah tante Wulan? Atau malah anusnya? Ia pengen merasakan kontolku menjejali anusnya? Entahlah.
 
Terakhir diubah:
Lanjutkan suhu.. bikin hamil dulu jangan cepet2 tamat ceritanya bagus.. alurnya juga pas
 
Bimabet
Po'a : "Mantap suhu.... 'Ngeng...' Gas terus... Hahaha..." Ucapku sembari memacu Icikiwir menuju garis finish.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd