Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERPEN K a r m a

begawan_cinta

Guru Semprot
Daftar
27 Oct 2023
Post
540
Like diterima
9.111
Bimabet

K A R M A
(sedarah)​


DINA menjerit di kamar mandi membangunkan Sahrul yang masih tidur. Dina menemukan noda darah di celana dalamnya saat ia hendak buang air kecil di kamar mandi pagi itu.

Mendengar jeritan Dina, Sahrul terbangun dari tidurnya lalu segera berlari ke kamar mandi. Melihat kondisi Dina, Sahrul ikut panik. Sahrul khawatir istrinya yang baru pertama kali mengandung ini keguguran.

Dina, istri Sahrul mengandung sudah 5 bulan. Dina dan Sahrul adalah pasangan muda. Mereka lagi hot-hotnya di ranjang. Meskipun Dina sedang mengandung, Sahrul masih menggempur vagina istrinya ini sampai 4 atau 5 kali seminggu.

Sahrul yang berumur 26 tahun adalah jebolan dari sebuah universitas terkenal di negeri ini dan sekarang ia bekerja di sebuah perusahaan alat-alat elektronik di bagian pengelolaan data.

Sahrul lalu segera membawa Dina ke dokter spesialis obstetri dan ginekologi langganan mereka. Setelah dokter melakukan USG terhadap kandungan Dina, memang kandungan Dina bermasalah. Tetapi Sahrul dan Dina tidak perlu khawatir yang berlebihan.

Dina hanya perlu beristirahat yang cukup dan bekerja yang tidak terlalu berat serta jangan dulu melakukan hubungan intim. Dina tidak perlu dirawat di rumah sakit dan boleh langsung pulang ke rumah. Oleh dokter Dina hanya diberi obat dan vitamin untuk menguatkan janinnya.

Sepulang dari dokter, Dina langsung menelepon ibunya di kampung memberitahukan masalah kandungannya pada ibunya. Namanya juga cucu pertama.

Setelah mendapat berita itu, ibu Dina langsung mengajak suaminya memburu tiket kereta api pada hari itu juga. Pekerjaan di rumahnya jadi tidak penting lagi bagi kedua orang tua Dina.

Mereka rela meninggalkan warung mereka yang lagi laris manis demi keselamatan Dina dan calon cucu mereka, sehingga Sahrul juga bisa bekerja dengan tenang.

Setelah sekitar 2 minggu kedua orang tua Dina berada di rumah Dina, malam itu Sahrul masih duduk di depan televisi menunggu siaran langsung pertandingan sepak bola Liga Champions. Suara televisi dikecilkan oleh Sahrul supaya tidak mengganggu tidur Dina dan kedua mertuanya.

Tetapi dari kamar kedua mertuanya yang berjarak tidak terlalu jauh dari tempat duduk Sahrul, apalagi sudah hampir tengah malam jalan di depan rumah Sahrul yang terletak di sebuah kompleks perumahan sudah sepi, Sahrul mendengar suara, ngit... ngot... ngit... ngot... ngit... ngot...

Sahrul langsung teringat dengan ranjang yang ditiduri oleh kedua mertuanya bukan ranjang dari besi, melainkan ranjang knock-down dari bahan kayu.

“Ogghh... uummh... ooghh... aahhh... Paa..akk... ahhh...” Sahrul juga mendengar suara desahan ibu mertuanya, kemudian disusul oleh suara lenguhan dari bapak mertuanya yang mungkin lagi melepaskan nikmat birahinya ke lubang sanggama istrinya, “Ooouugghhhh.... ahh....”

Disusul lagi suara dari ibu mertuanya yang mengomel, “Belum 5 menit sudah selesai... bikin kotor memek Ibu saja, Pak! Suruh periksa ke dokter bandel... nggak mau...!!”

Klekk...

Sahrul buru-buru meraih remote control mematikan nyala televisi, lalu merebahkan tubuhnya meringkuk di sofa seolah-olah ia sedang tidur di sofa jika dilihat oleh ibu mertua, karena ibu mertuanya pasti akan melewatinya kalau pergi ke kamar mandi.

Ibu mertuanya membuka pintu kamar, tetapi balik lagi ke kamar. Namun tak lama kemudian Sahrul bisa merasakan tubuhnya diselimuti oleh ibu mertuanya dengan selimut.

Setelah itu ibu mertuanya melangkah pergi ke kamar mandi dan Sahrul membuka mata melihat ibu mertuanya. Ibu mertuanya mengenakan kain, tidak kelihatan tali BH di pundak ibu mertuanya yang telanjang, putih lagi mulus.

Kasihan juga tuh anak...” kata ibu mertua Sahrul di dalam hati sambil berjalan ke kamar mandi, karena suaminya yang penisnya sudah senin-kamis kalau tidak dihisap dengan mulut tidak bangun masih bisa merasakan nikmat suami-istri, sedangkan Sahrul, “Oh... seandainya Mama bisa nolong kamu, Rul...” batin ibu mertua Sahrul sedih sambil berjongkok membersihkan vaginanya yang berlumuran sperma suaminya dengan air.

Sahrul yang tadi sudah mendengar ocehan ibu mertuanya yang tidak puas disetubuhi oleh bapak mertuanya, bangun dari baringnya di sofa sewaktu ia mendengar langkah kaki ibu mertuanya keluar dari kamar mandi.

Dan melihat ibu mertuanya memakai handuk yang kekecilan dan pendek Sahrul pura-pura mengucek-ucek matanya.

“Rul... kamu tidur di sini, ya...?!” tanya ibu mertuanya menghentikan langkah kakinya di depan tempat duduk Sahrul.

“I..yaa... Mah...” jawab Sahrul bangun dari duduknya menarik pergelangan tangan ibu mertuanya. “Duduk, Mah...”

“Sebentar, Mama pakai baju dulu...” jawab ibu mertuanya tersenyum. “Nanti papamu curiga kalo Mama memakai begini saja duduk sama kamu...”

Sahrul tidak rela ibu mertuanya segera pergi ke kamar. Ia sengaja memandang belahan dada ibu mertuanya yang tidak tertutup rapat oleh handuk.

“Nggak tahan, ya...?” tanya ibu mertuanya. “Mmm...” gumam ibu mertua Sahrul sambil menjulurkan tangannya membelai pipi Sahrul.

“Lalu bagaimana dong kalo gak tahan?” tanya Sahrul.

“Mana Mama tau...? Derita kamulah...!” goda ibu mertuanya.

Sahrul tidak lantas berdiam diri digoda oleh ibu mertuanya. Ada ‘something wrong’ dari ibu mertuanya yang tadi sudah didengar Sahrul.

Maka, sewaktu ibu mertuanya melangkah pergi, Sahrul segera mengembangkan kedua tangannya menangkap ibu mertuanya dari belakang dan digenggamnya buah dada ibu mertuanya yang lumayan montok itu dari luar handuk ibu mertuanya serta dilumatnya leher ibu mertuanya dengan nafsu.

Diperlakukan begitu oleh Sahrul, Ibu mertua Sahrul tidak sanggup mengeluarkan suara dari mulutnya untuk berteriak. Ia merasa lubang vaginanya kembang kempis berdenyut-denyut saat penis yang tegang dan besar milik Sahrul menekan ke vaginanya dari arah belakang, bahkan seluruh tubuhnya dari atas kepala sampai ke ujung kakinya bagaikan kesetrum listrik.

Ibu mertua Sahrul masih lumayan muda, baru berumur 44 tahun, karena sewaktu ibu mertuanya menikah dengan suaminya yang sekarang ini, suaminya sudah duda mati istri karena pendarahan sewaktu melahirkan.

Maka itu umur mereka ‘jomplang’. Tidak heran jika penis bapak mertua Sahrul sudah senin-kamis, sebab bapak mertua Sahrul sudah berumur 57 tahun.

“Ummhh... ahh... jangan di sini, Rul... bisa bikin malu kalo ketahuan Papa atau binimu.” kata ibu mertua Sahrul mendesah.

Lalu ibu mertua Sahrul pergi ke kamar memeriksa keadaan suaminya. Ternyata suaminya sudah mendengkur, ghott... ghoott... ghoottt... zhebuurr.. ghottt... ghott...

Melihat kondisi suaminya, ibu mertua Sahrul sedih. Bukan suaminya tidak menyayanginya sampai ia harus selingkuh dengan menantunya. Cuma penisnya yang sudah tidak kuat diajak bertempur dan disuruh periksa ke dokter, bilangnya nanti... nanti... nanti... tapi tidak berangkat-berangkat juga. Itulah yang disesalkan Muryati, ibu mertua Sahrul.

LLalu pelan-pelan ia menutup pintu kamarnya. Sahrul yang sudah tidak sabar menunggu, mengajak ibu mertuanya ke kamar mandi. Dina tidak mungkin bangun. Sahrul sudah tau keadaan istrinya.

Di dalam kamar mandi, Sahrul segera melepaskan celana pendeknya dan oleh ibu mertuanya celana pendek Sahrul yang sudah dilepaskan digantungkan di belakang pintu kamar mandi, sekalian ibu mertuanya melepaskan dasternya yang tadi sempat dipakainya sewaktu memeriksa kondisi suaminya.

Kemudian kaos Sahrul juga digantungkan dan Sahrul segera memeluk tubuh mulus ibu mertuanya yang sudah telanjang bulat bersamanya.

Bibir mereka lantas bercumbu liar dan penuh nafsu, meskipun Sahrul tau bahwa ibu mertuanya tidak cantik. Mereka saling berganti ludah, saling melumat dan berpagut-pagutan dan lidah mereka juga saling menyerobot.

Ibu mertua Sahrul hanya seorang ibu rumah tangga biasa yang kesehariannya membuka warung sembako di depan rumahnya yang terletak di sebuah desa. Karena setelah bapak mertua Sahrul pensiun, bapak mertua Sahrul membeli sebidang tanah di desa untuk berkebun dan berladang sembari istrinya yang berjiwa dagang membuka warung sembako.

Sahrul meremas-remas payudara ibu mertuanya yang masih cukup kenyal dan berisi itu. Putingnya yang besar berwarna coklat tua cenderung berwarna kehitam-hitaman juga diplintir-plintir jari-jari oleh Sahrul sehingga ibu mertuanya merasa cairan birahinya mengucur deras dari lubang sanggamanya.

Percumbuan antara Sahrul dan ibu mertuanya tidak berlangsung lama. Sahrul ingin segera mengeksekusi ibu mertuanya, karena untuk urusan cumbu mencumbui bisa dilakukannya nanti setelah ia berhasil menundukkan ibu mertuanya dan ibu mertuanya kalau sudah ketagihan dengan kontol Sahrul pasti dicarinya lagi.

Sahrul menarik ibu mertuanya ke kloset duduk. Sahrul duduk di penutup kloset, sedangkan ibu mertuanya masuk mengangkang di atas kedua paha Sahrul, kemudian memegang penis Sahrul yang berdiri tegak seperti sebatang tonggak itu untuk dimasukkan ke lubang persetubuhannya, sembari menurunkan pantatnya.

Bluuu..uusss... penis Sahrul yang berukuran lumayan panjang dan besar itu seperti terjun bebas masuk ke dalam lubang vagina ibu mertuanya yang sudah basah kuyup dan licin.

Ibu mertuanya lalu duduk seperti dipangku Sahrul sehingga Sahrul bisa merasakan ujung penisnya mentok sampai ke ujung lubang vagina ibu mertuanya.

Sahrul segera menyantap puting susu ibu mertuanya. “Ahhhhhhh....” ibu mertuanya merintih pelan sambil wajahnya mendongak dan mulutnya terbuka lebar merasakan nikmat dunia yang hanya dirasakannya di awal-awal pernikahannya.

Lalu ibu mertua Sahrul dengan kedua tangan berpegangan pada pundak Sahrul mulai menaik-turunkan pantatnya menggesek-gesek batang penis Sahrul naik-turun dengan lubang vaginanya.

“Sesst... oough... Mam...” desah Sahrul merasa nikmat dengan gesekan vagina ibu mertuanya sambil ia menghisap puting susu ibu mertuanya yang rasanya keras dan tegang.

“Sessttt... jangan berisik... Mama sudah sengaja tahan...” balas ibu mertuanya.

Balik lagi ke Sahrul. Kini penis Sahrul ikut bergerak menukik dan menusuk-nusuk lubang vagina ibu mertuanya dari bawah.

Bleepp... blepp... ceppp... ceppp... begitu suara yang timbul ketika penis Sahrul timbul tenggelam dengan cepat di lubang nikmat sang ibu mertua. Sang ibu mertua merasa nikmat dikala rahimnya ditusuk-tusuk oleh ujung penis menantunya.

Sekitar 10 menit ibu mertuanya di atas, Sahrul minta ganti posisi dan dituruti oleh ibu mertuanya. Selanjutnya ibu mertuanya berdiri nungging di depan bak sambil kedua tangannya bertumpu di pinggir bak, Sahrul memasukkan penisnya dan menghentak-hentakkan penisnya maju-mundur di lubang vagina ibu mertuanya dari belakang.

Kedua payudara ibunya yang bergelantungan bergoyang-goyang lalu dicengkeram oleh telapak tangan Sahrul dan diremas.

Mau tidak mau, dari mulut ibu mertuanya keluar suara desahan juga. “Ohhhh.... nikhh...maathh... ooh... Ruu..ulll... Sahruu..uull...”

Sahrul masih terus menggenjot lubang vagina ibu mertuanya, tetapi tidak sampai 10 menit Sahrul lantas memeluk ibu mertuanya dengan erat dari belakang sembari penisnya yang sudah ngilu-ngilu nikmat dan hampir menyemburkan air mani itu ditekannya dalam-dalam... uuughhhhhh.... lenguh Sahrul sembari menembakkan air mani ke rahim ibu mertuanya.

Crrooottt... crrooottt... crroottt...

“Agghhhh.... ooohh, nikmat sekali, Mahh...” desis Sahrul merasakan air maninya yang keluar dari penisnya bergumpal-gumpal.

Crrrooottt... crrooottt... crrooottt...

“Ahhhh....”

Crrooott... crroott... crrooott...

Nikmatnya sampai ke ujung rambut.

Sahrul segera mencabut penisnya dan ibu mertua Sahrul secepatnya membalik tubuh telanjangnya memeluk Sahrul dengan mesra. “Rul...” bisik ibu mertuanya.

"Jadi istriku ya, Mah? Memek Mama masih sungguh nikmat..." kata Sahrul mengelus lembut punggung ibu mertuanya.

"Iya, Rul..."

Mereka berciuman mesra. Bangun pagi Dina tidak curiga, begitu pula dengan bapak mertua Sahrul. Mereka bahkan berkumpul mengelilingi meja makan saat sarapan.

Setelah selesai sarapan Sahrul mengecup kening Dina karena Sahrul hendak pergi bekerja. "Mama ikut ke pasar ya, Rul." kata ibu mertuanya memegang tas belanja.

Tetapi masuk ke dalam mobil, melihat Dina dan bapak mertuanya tidak ikut keluar dari rumah, kedua insan yang sudah lupa daratan itu langsung berciuman.

Mobil Sahrul lantas melesat membelah keramaian jalan raya di pagi hari itu. Sementara di kamar yang berada di rumah Sahrul, kening Dina diurut oleh papanya karena kata Dina kepalanya pusing seusai sarapan.

Sambil kening Dina diurut, papa Dina atau sehari-hari dipanggil Pak Anwar oleh tetangganya itu melihat Dina mengelus-elus perutnya yang sudah tampak membuncit dengan telapak tangan sambil kaosnya disingkapkan.

Melihatnya Pak Anwar merasa risih, apalagi Dina menurunkan celana pendeknya sampai ke bawah perutnya seolah-olah memamerkan perutnya pada papanya.

Pak Anwar tidak mau melihat dan terus berkonsentrasi mengurut kening Dina, tetapi Pak Anwar merasa ada suatu tenaga gaib yang menariknya untuk melihat.

Perut Dina yang lagi mengandung memang sexy. Nampak urat kecil-kecil berwarna kebiru-biruan dan pusernya menonjol mekar seperti sekuntum bunga mawar, apalagi Dina cantik, mungil, berbibir tipis merangsang dan payudaranya, hemm... montok!

Satu kali... dua kali... tiga kali... sampai yang keempat kali... Pak Anwarpun merasa penisnya berdenyut-denyut. Aneh... Pak Anwar kaget. Kok bisa... apalagi kemudian penisnya bisa bangun menjadi keras.

"Din..."

"Ada apa, Pah?" tanya Dina.

"Anu... anu... anu..." Pak Anwar mau meluapkan kegembiraannya tetapi dari mulutnya tidak terucapkan.

"Anu apa, Pak?" tanya Dina heran.

"Anu... mmm... Papa ngomong gak apa-apa, ya..." jawab papanya. "Ini... anunya Papa bisa bangun melihat perutmu itu." tunjuk Pak Anwar.

"Anu yang di bawah itu?"

"Ya, Din..."

"Tadinya...?"

Papanya menggeleng. "Sudah sekitar 5 tahun. Bisa sih bangun, tapi harus dibantu sama mamamu.” jelas papanya. “Itupun hanya masuk sebentar saja ke vagina mamamu... mamamu sampai marah-marah sama Papa karena nggak puas. Papa disuruh periksa ke dokter, Papa malu, Din..."

"Nanti loyo lagi..." kata Dina merasa kasihan dengan papanya.

"Nggak tau deh, Din. Apa melihat kamu saja Papa bisa begitu?"

"Papa kesini aja dulu kalau ingin begitu dengan Mama..." jawab Dina.

"Ah, nanti Papa malah bukan ingin sama mamamu, tetapi sama kamu... kamu nggak bisa kan?"

"Dokter bilang jangan dulu, tapi sudah nggak berdarah sih, Pa! Pernah Dina minta sama Sahrul, tapi Sahrul nggak berani..."

"Ganti Papa saja, Din." Pak Anwar ingin ngomong begitu , tetapi buru-buru ditahannya, sehingga penisnya kembali lemes.

"Bener juga, Din. Lemes lagi..." kata papanya kecewa. "Coba kamu lihat, Din." minta papanya mengeluarkan penisnya dari celana pendeknya.

--- ©©© ---​

Sementara itu Sahrul tidak membelokkan mobilnya ke pasar, melainkan memasuki gerbang sebuah hotel melati.

Sahrul turun sendiri dari mobil, sedangkan ibu mertuanya tunggu di dalam mobil.

Setelah mendapatkan kamar dengan menyerahkan KTP dan menggesek kartu kredit, Sahrul tidak mau diantar oleh room boy ke kamar. Sahrul sudah beberapa kali mengantar tamu dari kantornya untuk menginap di hotel ini.

Ia menjemput ibu mertuanya, lalu segera naik lift menuju ke lantai 3 mencari nomor kamar. Setelah mendapatkan, Sahrul membuka pintu kamar.

Ibu mertuanya melangkah masuk lalu segera membanting tubuhnya ke kasur yang empuk dan dingin karena kamar yang ber-AC.

Sahrul mengunci pintu kamar, melepaskan sepatu dan kaos kakinya, tak lupa beserta celana panjang, kemeja dan celana dalamnya. Kemudian Sahrul mencium selangkangan ibu mertuanya yang masih mengenakan celana panjang.

Bau amis!

"Rul... ohhh..." desah ibu mertuanya.

Sahrul naik ke kasur lalu mencium bibir ibu mertuanya. Seketika kedua bibir itupun bergulat sambil Sahrul melepaskan pakaian ibu mertuanya satu persatu hingga ibu mertuanya telanjang bulat, lalu Sahrul menjulurkan tangannya ke bawah meraba dan meremas vagina ibu mertuanya yang sudah basah.

Tak lama kemudian jari Sahrul melesat masuk ke lubang vagina ibu mertuanya dan ibu mertuanya menggigit bibir bawah Sahrul saat rahimnya dirogoh oleh jari Sahrul.

Rasanya ngilu, tetapi nikmat!

Sahrul tidak ingin buru-buru seperti semalam. Ia ingin menikmati tubuh ibu mertuanya sekarang dari atas sampai ke bawah.

--- ©©© ---​

"Ahhh... Pap..pahh..." jerit Dina tertahan melihat penis papanya. “Mau diapain, Pa?” tanya Dina memiringkan tubuhnya menghadap ke papanya yang berdiri di depan tempat tidur, Dina menjulurkan tangannya memegang penis papanya yang lemes.

Papanya mendekatkan penisnya ke mulut Dina, sementara Dina memajukan kepalanya ke tepi ranjang sehingga ia bisa menghisap penis papanya. Lalu Dina memasukkan penis papanya ke dalam mulutnya.

Merasakan kehangatan mulut Dina, perlahan-lahan penis papanya berkembang. Lantas papanya menarik dan mendorong penisnya maju-mundur di mulut Dina.

"Ouughhh... nikmat, Dinaaaa..." lenguh papanya semakin lupa diri sehingga telapak tangannyapun hinggap di bongkahan pantat Dina yang putih mulus.

Dielus-elusnya bongkahan yang padat, kenyal dan licin bak porselin itu sampai ke vagina Dina juga diraba dan kelentitnya digesek-gesek dengan jari.

Diperlakukan oleh papanya seperti itu, ohh... nikmatnya... Dinapun membuka lebar-lebar pahanya menyerahkan total vaginanya untuk disetubuhi oleh papanya. Dina sudah lupa dengan pesan dokter.

Papanya segera naik ke tempat tidur memposisikan penisnya yang tegang di depan lubang vagina Dina yang sudah terbuka lebar dan basah berwarna kemerah-merahan.

Sungguh membuat Pak Anwar semakin lupa diri, apalagi dilihatnya jembut berwarna hitam menghiasi vagina Dina, sambil berlutut di antara kedua paha Dina yang terbuka lebar...

--- ©©© ---​

Sahrul menjilat vagina ibu mertuanya dengan posisi 69, sedangkan ibu mertuanya menghisap penis Sahrul. Bagaimana nanti kalau mereka digerebek Satpol PP, Sahrul tidak memikirkannya lagi. Lidahnya menukik masuk ke dalam lubang vagina ibu mertuanya.

Didorongnya sampai ke ujung lubang hingga ujung lidahnya bisa menyentuh rahim ibu mertuanya. Digelitiknya rahim ibu mertuanya dengan ujung lidahnya.

"Ohhh... Sahruu...uulll..." rintih ibu mertuanya nikmat.

Lalu dari rahim ibu mertuanya, permainan Sahrul berlanjut ke kelentit ibu mertuanya. Biji yang sebesar kacang tanah yang terletak di bagian atas lipatan bibir vagina ibu mertuanya itu sudah mengeras.

Sahrul menjilat... Sahrul menghisap...

--- ©©© ---​

"Agghhhhh..." Dina menjerit tertahan begitu lubang vaginanya ditebus penis papanya.

Bluussss...sekkk... ouughhh... papanya juga melenguh merasakan penisnya yang keras itu terjepit di lubang vagina putrinya, lalu papanya menjulurkan tangannya menyibak kaos Dina dan menaikkan BH yang dipakai Dina, sehingga payudara Dina yang kencang padat berisi dan montok berdiri bagaikan sepasang gunung itu terpampang jelas di depan mata papanya.

Putingnya mancung menggoda dengan lingkaran aerola yang berwarna coklat tua merangsang.

Saat payudaranya dijilat dan putingnya dihisap oleh papanya dan lubang vaginanya digojlok oleh penis papanya, Dina ingin menangis. Dia baru sadar kenapa ia sampai melakukan yang terlarang ini dengan papanya sendiri, tetapi tidak ada air mata yang keluar dari mata Dina walaupun diperas.

"Papa berhasil, Dina! Papa berhasil..." seru papanya gembira.

Dina diam saja menerima nasib, dan ia hanya berharap jangan sampai kandungannya bermasalah lagi.

"Papa berhasil..." seru papanya lagi sambil menggenjot penisnya di lubang vagina Dina yang sudah basah kuyup.

“Ohh... Papp... Papp... Papp... paa...aahhh...” tiba-tiba Dina berteriak sambil matanya melotot. “Din... Din... Dinaaa... kluarrr... Paa..aahh...”

“Kamu orgasme, sayang...?” tanya Pak Anwar.

“I..iya, Pahhh...” jawab Dina dengan napas ngos-ngosan.

“Sebentar lagi Papa juga mau keluar...” balas papanya kembali memompa lubang vagina Dina keluar-masuk.

--- ©©© ---​

“Ohhh... Rul... Rull... Rul... Sahru..uulll....!” di dalam kamar hotel ibu mertua Sahrul juga menjerit. Tubuhnya bergetar hebat.

“Mama keluar...?” tanya Sahrul.

“I..iya, Rul...” jawab ibu mertuanya dengan napas tersengal-sengal.

Sahrul memeluk ibu mertuanya. Ibu mertuanya juga memeluk Sahrul. “Rul...” desah ibu mertuanya. “Lega deh Mama... sudah lama nggak pernah merasakan yang begini...”

“Ya Ma, Sahrul tidak akan meninggalkan Mama... Sahrul akan terus bersama Mama...” jawab Sahrul. “Sekarang, ngentot ya, Ma...”

Sahrul lalu memposisikan penisnya yang tegang di depan lubang vagina ibu mertuanya dengan berlutut di antara kedua paha ibu mertuanya yang terbuka lebar.

Bluu...ussss...

Sahrul langsung menggenjot lubang vagina ibu mertuanya sambil berciuman dengan ibu mertuanya dan tangannya meremas-remas tetek ibu mertuanya yang membusung.

Sahrul lupa dengan Dina, sedangkan Dina bersama papanya mengerang nikmat saat papanya menumpahkan air maninya di depan rahimnya.
Craatt... crrooott... craattt... crrooottt...

“Ugghhhh...” lenguh papa Dina merasa nikmat yang tak terlukiskan.
Ia pernah mendengar kisah-kisah incest, ternyata incest itu begitu nikmat.

Crroott... crroott... crroott... craattt...

“Ugghhh...”

Crroootttt....

Pak Anwar jatuh tersungkur di samping Dina dengan jantung memompa keras dan napasnya senin-kemis. Sekitar 5 menit ia baru bisa bernapas lega.

Keluarga ini bagaikan mendapat karma. Yang satu menikmati tubuh ibu mertuanya, dilain pihak ayah menikmati tubuh anaknya sendiri. (©2023-begawan_cinta)

(bersambung)​
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd