Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Jessica Veranda's Graduation: The Story Behind (Update Feb 2023)

Lanjutin gak nih?

  • Cukup Gan! Bosen baca fiksi Ve melulu. Mending bikin cerita yg baru

    Votes: 187 13,4%
  • Lanjut Gan! Ve harus ML sama cowok jelek lain

    Votes: 573 41,0%
  • Lanjutin! Asiknya Ve main bertiga sama cewek cantik lain

    Votes: 637 45,6%

  • Total voters
    1.397
lanjut dong gan
jangan di cancel kita masih setia menunggu nwng ve kok
 
mending ditamatin aja dulu 2/3 part lagi , udah jauh ceritanya, gak enak juga kalo kentang
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
:sendirian:
Kapan nih di update udah kangen betul sama cerita ve
 
CHAPTER 8


-=-=-=--=-

8A
PACAR BARU

Ve masih shock atas kejadian barusan. Seorang penjaga tol memergokinya sedang menghisap penis pria kampungan di dalam mobil. Bukan hanya itu saja, penjaga tol itu memergokinya persis ketika wajah cantik Ve sedang disemprot oleh sperma yang menyembur dari penis si cowok kampungan yang (kalau dilihat dari tampangnya) cuma pantas jadi kacungnya!

Hhhh... Ve merebahkan punggungnya ke kursi untuk menenangkan diri. Dadanya kembang-kempis naik-turun karena aksinya barusan. Dengan jantung yang masih deg-degan, dia melirik Boim yang nyengir ceria di sebelahnya. Ve sebenarnya pernah melakukan aksi yang lebih 'gila' tapi itu dalam konteks karir. Dia melakukannya dengan Uya demi jam tayang di televisi.

Nah, apa yang dia lakukan bersama Boim barusan... demi apa?

Ve tersadar dari lamunannya dan memberitahu Boim patokan arah untuk menuju kosannya. Cowok yang baru saja disepongnya itu hanya mengangguk dan tersenyum; tidak banyak bicara. Sikapnya justru malah membuat Ve penasaran. Dulu oleh Uya dirinya selalu dilecehkan dengan kata-kata yang merendahkan setiap habis 'dipakai asal-asalan'. Tapi kini Boim hanya cengar-cengir kalem, persis seperti anak kecil yang mendadak diam & patuh setelah diberi es krim oleh mamanya.

Kosannya tidak jauh lagi dari sini. Ve buru-buru mencari cermin di dalam tas, dia harus cepat-cepat membersihkan mukanya yang belepotan sperma. Tapi cerminnya entah nyelip dimana, Ve tidak bisa menemukannya. Sebagai kaum milenial, Ve langsung saja memanfaatkan kamera selfie di smartphone-nya sebagai pengganti cermin.

Baru saja dia ingin mengelap sperma yang menggumpal di batang hidungnya, sebuah notifikasi Whatsapp muncul mencuri perhatiannya.

"Bu Guru lagi apa?"

Secara refleks Ve memencet notifikasi itu dan mengetik balasan singkat: "Bu Guru baru aja beres facial nih"

Ve kembali membuka aplikasi kamera lalu memotret wajahnya yang belepotan sperma, kemudian mengirim foto selfie-nya tersebut ke sebuah grup Whatsapp bernama PRIMASENGGAMA. Grup 'sex education' yang hanya beranggotakan Ve, Nadia & Wibi tersebut langsung heboh. Nadia dan Wibi langsung membombardir Ve dengan ribuan komentar.

"Bu guru bandel ya ena-ena di mobil"

"Bu guru facial sama siapa?"

"Kenalin dong cowoknya! Biar kita main berempat!"

"Ciyeee yang sekarang udah punya pacar!"

dst.

Ve tidak membalas satu pun komentar itu, dia hanya tertawa kecil melihat notifikasi Whatsappnya sambil membersihkan mukanya.

"Kok senyum-senyum sendiri, sih? Seneng banget ya mukanya abis Bang Boim kecrotin pake peju?" ledek Boim.

"SENENG??? Belepotan tau! Untung makeup gue gak rusak! Nyebelin!" sahut Ve sambil cemberut manja.

"Kalo sebel kok tadi senyum-senyum?"

"Dih ge-er. Orang senyum-senyum sama temen, weeekkk!" Ve menjulurkan lidahnya. Menggemaskan.

"Senyum-senyum sama temen.... apa senyum-senyum karena foto selfienya bagus?" pancing Boim. "Kalo mau lebih bagus, sini pejunya Bang Boim tambahin hehehe..."

Ve mencubit lengan Boim, tapi dengan tenaga yang ala kadarnya. Ada bagian dari diri Ve, yang melarangnya untuk menyakiti Boim. Mungkin kah yang melarangnya barusan adalah..... rasa sayang?

-=-=-=-​

Sampai di kosan barunya, makeup di wajah Ve sudah kembali rapih. Ada untungnya juga dia jadi member JKT48, jadi bisa dandan secepat kilat meski di perjalanan.

Tak lama setelah Ve sampai kosan, mobil papanya terlihat menyusul masuk ke pekarangan kosan. Ve langsung mengajak keluarganya untuk tur di kosan barunya, meninggalkan Boim yang sibuk menurunkan koper-kopernya sendirian.

Orangtua Ve tampaknya menyukai kamar kosan yang akan ditempati anak gadis mereka selama beberapa waktu ke depan. Kamarnya cukup luas dan nyaman. Lingkungannya pun cukup tenang, sepertinya privasi penghuni kosan ini terjaga dengan baik.

"Yaudah, semoga kamu betah ya Jess..." kata mamanya Ve sambil mengecup kening putrinya itu.

"Yuk, kita langsung ke kondangan?" tanya papanya. "Kamu mau ikut semobil sama kita apa mau dianter Boim lagi?"

Pria yang disebut namanya baru saja memasukkan koper-koper besar ke kamar, matanya melirik-lirik penuh harap ke arah Ve. Tapi sayang, jawaban Ve adalah "Ikut sama papa aja deh, Bang Boim biar pulang lanjutin renovasi rumah kita."

"Oke! Yuk kita berangkat sekarang! Biar gak kejebak macet!" ajak papanya. Rombongan keluarga Ve pun langsung bergegas keluar dari kamar kosan.

Saat mereka menuju mobil itulah, Ve yang berjalan paling belakang tiba-tiba menyelipkan sesuatu ke tangan Boim.

"Siapa tahu mau main-main ke kosan aku," bisik Ve pelan ke telinga Boim.

Seketika Boim menghentikan langkahnya lalu membuka genggaman tangannya. Ada sebuah duplikat kunci kamar kosan Ve, terselip di sela-sela jemari tangannya.

-=-=-=-

8B
KOSAN BARU

Sekitar pukul 7 malam, Boim baru saja mengembalikan tangga ke dalam gudang. Seharusnya jam segini Boim sudah leyeh-leyeh di kontrakan, namun tadi siang dia ternyata harus melanjutkan proses pengecatan rumah Ve. Padahal setengah dari shift kerjanya 'terbuang' untuk bantu-bantu Ve pindahan sejak pagi.

'Gapapa lah' ujar Boim dalam hati. 'Lumayan tadi dapet jatah di jalan hehehe...'

Sepanjang hari ini Boim memang merasa senang. Mungkin itu sebabnya hari ini dia cukup produktif. Hanya dalam waktu beberapa jam saja dia bisa menyelesaikan pengecatan tembok paling lebar dari rumah Ve, sendirian. Saat sedang mengagumi hasil karyanya itu, sebuah mobil masuk dan langsung parkir di garasi. Papa, mama dan saudara laki-laki Ve turun dari mobil itu dan langsung masuk ke dalam rumah.

"Sampe malem pulangnya, Pak..." sapa Boim ke papanya Ve.

"Iya. Tadi abis kondangan lanjut ketemu sama temen, makan sore sama keluarganya dia di restoran sambil ngobrol-ngobrol. Makanya lama." jawab papanya Ve. "Gimana kerjaan kamu? Beres?"

"Wuih, beres Pak!" sahut Boim bangga. "Cek aja!"

Papanya Ve mendongakan kepala melihat ke arah tembok yang ditunjuk Boim. "Sisi tembok yang ini udah selesai kamu cat semua? Cepet juga ya kamu kerjanya!"

"Saya kerjanya gak cepet-cepet amat, Pak..." Boim merendah. "Bapak aja yang pulangnya lama... Tadinya jam 5 saya udah mau beres-beres, tapi saya pikir.. 'nanggung lah dikit lagi'. Lagian Bapak juga belum pulang. Jadi saya lanjutin"

"Hahaha.. Sebetulnya tadi sore saya juga udah mau pulang.. Tapi mesti nganter anak saya dulu ke kosan. Eh gara-gara kesorean jadi kejebak macet deh. Makanya lama."

"Oh.. Anak bapak yang cewek gak pulang, Pak?"

"Yaa.. kan dia udah pindah ke kosan. Pokoknya selama rumah saya direnovasi, dia stay di kosan. Biar gak kamu intipin waktu mandi!"

"AH! Bapak bisa aja hahaha..."

"Yaudah Pak. Saya pulang dulu, mau mandi hehehe.."

"Yaudah. Makasih ya! Besok ajak temen kamu kerja lagi lah! Baru sehari kerja kok udah bolos!"

"Ooohh.. iya Pak. Nanti saya ajak lagi" sahut Boim. "Mari Pak..."

"Ya..mari..."

Papanya Ve melihat gelagat aneh dari sikap Boim. Seolah, ucapannya barusan memberi inspirasi kepada Boim untuk mengintip putrinya saat sedang mandi.
'Ah, tapi kan Ve udah gak tinggal di sini. Jadi aman. Ga mungkin diintipin sama Boim waktu lagi mandi.' pikir papanya Ve dalam hati. Dia tenang-tenang saja saat melihat Boim pergi dari halaman rumahnya sambil mengendarai motor matic. Dia tidak tahu, malam ini Boim tidak berniat pulang ke kontrakan.

-=-=-=-​

"Mas mau berkunjung?" tanya Hendra ke seorang kuli dekil yang minta dibukakan pagar. "Kalo ojek online ga usah masuk, Mas. Tunggu aja di luar."

"Saya, mau ke kamar 31"

"31? Mau ketemu siapa?"

"Pacar saya. Jessica."

Hendra seolah tidak percaya dengan ucapan kuli bau keringat di hadapannya ini. Tapi kalau tidak salah, siang tadi memang 'mahluk' ini yang datang bersama Jessica si penghuni baru kamar 31.

"Beneran Mas. Ini kuncinya, dia kasih ke saya!" ujar Boim sambil mengeluarkan sebuah kunci dari kantongnya.

Kali ini Hendra mau gak mau harus percaya; setidaknya dia harus mengijinkan kuli dan motor bututnya ini masuk ke halaman kosan. Dia menunjuk tempat memarkir motor untuk tamu, lalu terus memandang pria itu dari jauh. Kecurigaan Hendra tampaknya harus dikubur dalam-dalam. Pria itu jelas-jelas masuk dengan cuek ke dalam kamar 31 dan selama beberapa jam ke depan tidak terjadi hal-hal yang mencurigakan.

Yahh... walau pun tampang cowok tadi seperti pantat penggorengan, tapi itu hak pribadi masing-masing penghuni kosan. Dan sebagai penjaga, kewajiban Hendra adalah menjaga keamanan & kenyamanan penghuni kosan. Jika Jessica si penghuni kamar 31 merasa nyaman dengan cowok yang bentuknya seperti itu, apalah hak Hendra? Dia cuma bisa membayangkan betapa beruntungnya cowok jelek barusan.

-=-=-=-​

Boim awalnya mengetuk kamar nomor 31. Tapi setelah 3x ketukan tetap tidak ada jawaban, Boim langsung membuka pintu kamar itu dengan kunci yang dia bawa.

Kamar itu sedikit berantakan. Tampaknya Jessi baru saja beres-beres sebagian pakaian. Koper dan pintu lemarinya terbuka lebar, begitu pun pintu kamar mandinya. Terdengar suara gemericik air yang menandakan penghuni kosan itu sedang asik membersihkan dirinya di bawah pancuran.

Boim berjalan mengendap-ngendap ke arah kamar mandi. Di sana, dia melihat sosok tubuh Ve yang mulus, putih dan tidak tertutup sehelai benang pun. Satu-satunya benda yang menempel di tubuh Ve hanyalah shower cap yang dia kenakan di kepalanya.

"EHM!" Boim berdehem agar Ve sadar dengan keberadaannya.

Gadis cantik itu sedikit terkejut dan menoleh. Tapi begitu melihat sosok yang ada berdiri di ambang pintu kamar mandinya adalah Boim, Ve hanya tersenyum cuek dan melanjutkan mandinya.

"Ngapain mandi sih? Nanti juga keringetan lagi..." goda Boim.

Ve tidak menjawab, dia malah membalikkan badannya menghadap Boim, lalu menggoyang-goyangkan kedua bukit kembarnya untuk menggoda Boim.

Sebagai pria yang lemah imannya, Boim tentu tidak tahan untuk segera menelanjangi tubuhnya sendiri. Setelah bugil total, Boim langsung memeluk tubuh polos Ve dan menghujani pipi tembem itu dengan ciuman.

"Kyaaa... Iiihhhh... Sanaa! Nanti kotor lagi...." rengek Ve sambil memalingkan wajah.

Tapi Boim tidak peduli. Baginya, Ve adalah betinanya. Dan sudah jadi kodrat Ve untuk patuh dan tunduk kepada kejantanannya. Kuli serabutan itu meremas-remas payudara Ve dengan kedua
tangannya yang kasar. Hal ini membuat Ve bergidik merinding, titik-titik sensitifnya langsung bereaksi.

"Aaahh... Ssshh..."

"Enak sayang? Sini cium dulu!" perintah Boim sambil memaksa Ve menghadap ke arahnya.

Bibir merah Ve langsung saja jadi bulan-bulanan Boim. Meski Ve tidak suka dengan aroma mulut Boim yang bau rokok, tapi permainan lidah Boim harus diakui sangat lincah. Diselingi dengan gigitan-gigitan kecil, Ve langsung dibuat mabuk kepayang. Jemari lentik Ve mengembalikan kepala shower ke tempatnya agar tangannya bisa bebas membalas perlakuan Boim atas tubuhnya.

Boim melihat sekilas tangan Ve kesulitan untuk menaruh shower ke atas kepalanya. Dengan cekatan tangan kanan Boim langsung membantu Ve. Namun begitu shower itu terpasang di dinding kamar mandi, tangan kiri Boim malah mengunci kedua tangan Ve ke atas. Gadis cantik itu pun tidak bisa mengelak saat tangan kanan Boim segera bergerilya di daerah kewanitaannya.

"Aaahhh... Ahhhmmm.. Hmmmmhhh..."

Boim senang sekali mendengar Ve mendesah-desah. Karena mereka bermain sambil mandi, Boim jadi tidak tahu vagina Ve sudah becek apa belum. Makanya begitu mendengar Ve mendesah keenakan seperti barusan, Boim tahu kalau Ve sudah bisa 'ditusuk' oleh batang kejantanannya.

Boim terus mengobel-ngobel kemaluan Ve hingga gadis itu mendesah makin keras.

"Aaaahhhh... AAAHHHmmm... AAAHHHHmmmmmmmMMMMMMMHHHHHHHHH!"

Ve mendesah tak karuan. Badannya sedikit menggelepar seperti ikan di atas tanah akibat orgasmenya.

Boim tidak memberi jeda untuk Ve sekedar mengambil napas. Kaki kiri Ve yang kencang dan jenjang itu Boim angkat hingga menekuk setinggi pinggangnya. Dengan begini posisi Ve bagaikan tanpa pertahanan. Boim dengan santai bisa merapatkan tubuhnya, menekan payudara Ve ke arah dadanya, membungkam desahan berisik Ve dengan ciumannya, dan menyumpal liang senggama Ve dengan penisnya.

"Hmmmmhhhhh..."

Hanya itu suara yang terdengar dari mulut Ve saat penis panjang Boim menyusup masuk ke vaginanya.

Meski posisi bercinta mereka kurang nyaman, tapi ternyata hal itu tidak mempengaruhi kualitas genjotan penis Boim. Ve sampai tidak bisa membuka mata saking nikmatnya.

Plokplokplokplokplokplok

Pasangan Beauty & The Beast itu terus bercinta sambil berdiri di bawah pancuran. Suara desahan dan tubrukan kelamin keduanya bergema bersahut-sahutan mengalahkan bunyi gemericik air dan dengung kipas exhaus di langit-langit kamar mandi.

"Ohh.. Yesss... Yesshhh... Aaahhhh... Aahhhh... IYESSSS... AAAhhh...Ahhhh..."

"Mmhhh... Ahhh.. mantep Neng... Ngghh.. Iyaaa..teruss... goyangin... ulek kontol Abanggg... Iyaaa... Ahhhh... Ahhh..."

Plokplokplokplokplokplok

Tangan Ve yang terkunci di atas kepalanya tiba-tiba terlepas. Secara reflek tangan kirinya mendarat di kepala Boim, dan langsung meremas serta menjambak rambut ikal Boim.

"Ahhh... Ohhhh... Hmmm... Dikitlagggii... Yesss... Yesss..."

"MMMhhh... Ahhh... barengannn...aaahhh...Abangjugaa..maunyampee...Ahhhh"

Plokplokplokplokplokplok

"Iyaaa... Teruss Bangg... sodokyanggg..kencengg...kencenginnn....aaahhhh..."

"Aaooohhh... Nnggghhh... Nnggghhhh.... Ngggghhhh... keluarinn...dimanaa..?"

Plokplokplokplokplokplok

"Didalemajabanggg... ouhyesss... aahhhhh...."

"Nanti bunting gapapa? Hmmmmmhh?? Iyaaa? Mauabang buntinginnnn?"

Plokplokplokplokplokplok

"Gamauuuu.... jangandibuntinginnn... mmhhhh...."

"Gamau dibuntinginnn...mhhh? Kenapaminta dikecrotin memeknyaa?? Hmmmhhh?"

Plokplokplokplokplokplok

"Abisssssnyaa...nggghhh enaakkk...."

"Mau hamil gakk?? Hmmmhhh???"

"Gagmauuu.... nnggghhh"

Plokplokplokplokplokplok

"Tapi mau enakkk???"

"Mauuu...mmhhhh"

Plokplokplokplokplokplok

"Kenapaga mau Abang hamilinnn? Nanti abang tangungjawab kok.... Abang nikahin Jessica... mhhh... biar Abang bisa entotin Neng tiap hari...."

Plokplokplokplokplokplok

"MMhhh... ga mauuuwww.... Mmmmhhh... maluuu..."

Plokplokplokplokplokplok

"Malu kenapaaa... hmmhhh?"

Plokplokplokplokplokplok

"Bang Boim jelekk.. nggghhh..."

Plokplokplokplokplokplok


Plokplokplokplokplokplok

"Hmmm.. maluuu?"

"Iyaaa..."

Plokplokplokplokplokplok

"Neng malu kalo suaminya jeleekkkk?"

"Iyaaa..."

Plokplokplokplokplokplok

"Sini buka matanya... liat mata Abang..."

Meski berat, Ve berusaha membuka kelopak matanya pelan-pelan. Boim tersenyum di hadapannya, atau lebih tepatnya... menyeringai.

"Lihat baik-baik muka jelek Abang..." ujar Boim sambil meningkatkan tenaga genjotannya.

PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!

"AHH!! AHH!! AHHH! Banggg.. AHHH!"

PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!

"Muka Abang boleh jelekk..."

PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!

"AHH!! AHH!! AHHH! Banggg.. Udahh.. mau... ahhh.. kellluu...AHHH!"

PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!

"Tapi biar jelek... ENGGHH... ENGGHHHH...." PLOK! PLOK! PLOK! PLOK! "....Abang jelek ini yang bikinin anak buat Neng Jessicaa... NGGGGGHHHHHH! Makan tuh peju Abang!"

CRROOTTTTT!!!! CROTTT! CROTTT! CROOOOTTT!!!!!

"BAANGGG........" Ve memelas di hadapan Boim. Buruh kasar itu tahu lawan mainnya sedang dilanda orgasme dahsyat. Tapi kali ini gadis cantik itu tidak bisa menutup mata karena kelopaknya terlalu kaku & tegang akibat orgasme. Jadi, mau tidak mau dia harus menyaksikan wajah jelek Boim yang menyeringai, saat rahimnya disembur-sembur dengan deras oleh jutaan benih kental nan hangat.

-=-=-=-=-=-[/CENTER]

"Abang pulang gih.." sahut Ve dengan nada lirih. Kepalanya bersandar di dada Boim yang rebahan di kasurnya. Setelah asik ML di bawah shower, mereka lanjut bercinta 2 ronde lagi.

"Dih ngusir!" protes Boim sambil mengelus beberapa helai rambut Ve.

"Abang pulang... terus kesini lagi bawa baju..." jawab Ve sambil mendongak ke arah Boim.

"Beneran?" Tanya Boim sedikit menunduk. Tubuh polos Ve ada di hadapannya. Tapi saat ini hanya wajah cantik Ve saja yang ingin ditatap lama-lama oleh matanya.

"Iyaa... Abang boleh nginep di sini sampe minggu depan"

"Kok cuman seminggu?

"Temen aku pindah ke kamar sebelah minggu depan. Aku gak mau dia tau"

Suasana hening mendadak tercipta. Ada sedikit kekecewaan dalam diri Boim mendengar jawaban Ve barusan. Tapi apa mau dikata? Hanya ini satu-satunya cara untuk mendapatkan hati gadis pujaan hatinya ini. Semua harus dilakukan pelan-pelan. Jangan dipaksakan.

"Terus kalo minggu depan Abang kangen gimana?" rengek Boim.

"Gantian. Biar aku yang ke kontrakan Abang" jawab Ve sambil tersenyum manis.

Ah... biarlah begini dulu jalannya. Siapa tahu minggu depan putri majikannya ini bisa dia minta untuk melayani nafsunya setiap malam. Kalau perempuan sudah ketagihan, tinggal tunggu waktu sebelum akhirnya dia pasrah dan lengah. Tahu-tahu hamil dan minta dinikahi.

Boim geli membayangkan ekspresi wajah papanya Ve memohon-mohon hingga berlutut di hadapan Boim, agar pria yang sehari-hari cuma jadi kacung bawahannya itu bersedia menikahi putri semata wayangnya yang cantik jelita ini.

"Yaudah deh"

Ve tersenyum manis dan mengecup bibir Boim dengan mesra.

Tengah malam Boim pulang ke kontrakannya. Tadinya dia ingin langsung balik lagi ke kosan Ve sambil membawa stok pakaian untuk seminggu. Tapi ternyata badannya capek juga. Pagi angkat-angkat koper, siang angkat-angkat tangga & kaleng cat, malam angkat-angkat pinggul cewek cantik biar nunggingnya pas untuk disodok dari belakang.

Ya sudahlah besok aja ke kosannya.

Boim menghubungi Ve lewat video call. Dia mengabarkan kalau dirinya tidak jadi ke kosan malam ini.

Mendengar kabar itu Ve malah bersyukur, sebab di daerah kosan Ve ternyata mulai turun hujan.

"Aku gak mau Abang kehujanan. Nanti sakit." sahut Ve manja.

Tidak seperti ABG, keduanya tidak melakukan video call lama-lama. Ve & Boim sama-sama saling mengingatkan untuk istirahat.

Ketika sambungan video call sudah terputus, Ve lanjut membereskan koper dan baju-bajunya yang bertebaran di atas kasur agar sekedar bisa tidur dengan nyaman.

Sementara Boim, dia sibuk menghayal mengawang-ngawang. Sambil menatap langit-langit kamar kontrakannya yang kumuh, dia mendengar rintik hujan mulai turun membasahi genteng. Suaranya mengingatkan dirinya dengan rintik air shower di kamar mandi Ve. Ah, baru berpisah sebentar dia sudah kangen dengan Ve. Bantal kumalnya dia peluk erat-erat hingga terlelap.

-=-=-=-=-=-​

Selama satu minggu, Boim seperti bulan madu di kosan Ve. Siang ngerjain renovasi rumah papanya, malam ngerjain tubuh mulus anaknya.

Tapi seminggu kemudian, Kinal sudah mulai menempati kosannya. Ve tentu tidak ingin hubungannya dengan Boim ketahuan. Kompensasinya, Ve bersedia gantian main ke kontrakan petak milik Boim.

-=-=-=-=-

8C
MASALAH BARU

Tak disangka kolaborasi Abang & Ve berbuah manis. Akun Instagram & Youtube Ve jadi hidup dengan konten menarik sehingga tawaran kerjasama & endorse pun mengalir. Ve bahkan terpilih untuk menjadi selebriti tanah air yang diterbangkan ke Inggris dalam rangka promosi sebuah film Box Office. Melihat potensinya yang besar, Abang mengusulkan untuk merombak kamar Ve menjadi studio mini.

Ve setuju. Toh kamar di rumahnya sudah selesai direnovasi. Kalau studio di kosannya berantakan, dia bisa pulang, atau nginep di kamar Kinal, atau... ke kontrakan Boim hehehe..

Ve memberikan duplikat kunci kosan ke Abang agar bisa melakukan renovasi saat Ve pergi ke Inggris. Ve percaya penuh kepada Abang. Bahkan seluruh password akun socmed dan pin ATM-nya pun sudah Ve beritahu ke Abang. Semata-mata demi meudahkan Abang untuk mengurus segala keperluan Ve. Baik untuk kepentingan posting promosi, cek transferan uang endorsan, dan-lain-lain.

3 hari setelah Ve terbang ke Inggris, Abang mulai menata ulang isi kamar Ve agar space-nya cukup untuk dijadikan studio mini. Setelah berusaha sendirian selama beberapa jam, akhirnya Abang berhasil membuat studio mini di kamar kosan Ve. Abang menata segalanya dengan apik, dia benar-benar menyulap sebuah kamar tidur menjadi sebuah kantor mini. Abang bahkan memasang router wifi sendiri, agar Ve, Abang dan tim produksinya tidak perlu rebutan wifi kosan Ve.

Saat semua sudah terpasang, Abang menyalakan laptop Ve untuk men-setting password wifi yang baru. Kutak-katik sebentar, selesai! Laptop itu langsung terkoneksi dengan internet berkecepatan tinggi. Bahkan saat dites memainkan video YOutube pun sangat lancar.

Saat Abang sedang asik menonton video klip musisi favoritnya, tiba-tiba suara musik tersebut terganggu oleh bunyi notifikasi LINE desktop. Notifikasi itu bunyi bertubi-tubi sehingga alunan musik dari Youtube jadi tidak bisa dinikmati lagi. Karena kesal, Abang jadi iseng mengintip LINE milik Ve. Ternyata grup yang berisik adalah grup berisi 'alumni' JKT48 yang sedang heboh membahas rencana kelulusan Kinal.

Tapi bukan grup LINE itu yang menarik perhatian Abang. Tapi grup di bawahnya. Sebuah grup, yang namanya sangat menarik perhatian: PRIMASENGGAMA


 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd