Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Jessica Veranda's Graduation: The Story Behind (Update Feb 2023)

Lanjutin gak nih?

  • Cukup Gan! Bosen baca fiksi Ve melulu. Mending bikin cerita yg baru

    Votes: 187 13,4%
  • Lanjut Gan! Ve harus ML sama cowok jelek lain

    Votes: 573 41,0%
  • Lanjutin! Asiknya Ve main bertiga sama cewek cantik lain

    Votes: 637 45,6%

  • Total voters
    1.397
Bimabet
100513909_185537482688435_5097504668175363785_n.jpg
tatapannya kayak gini, gak mau update hu ??
 
-=-=-=-
CHAPTER 10​

Ini hari terakhir Ve shooting di Inggris. Setelah 3 hari berada di Inggris untuk keperluan promosi sebuah film, akhirnya mulai besok Ve bisa bebas jalan-jalan menjelajahi London sepuasnya. Ve senyum-senyum sendiri mengintip list destinasi yang akan dia kunjungi selama seminggu ke depan.

Jika mengikuti jadwal yang diberikan agensi, seharusnya besok Ve sudah terbang kembali ke Jakarta. Tapi Ve telah minta ijin untuk memperpanjang durasi kunjungannya di Inggris dan baru berniat pulang ke Indonesia minggu depan. Untung saja harga tiket pesawat untuk minggu depan lebih murah, jadi pihak agensi tidak keberatan. Toh, Ve juga membayar sendiri seluruh akomodasi selama seminggu ke depan. Kewajiban Ve hanya mengikuti jadwal shooting/promosi selama 3 hari, dan hal itu sudah Ve lakukan dengan baik.

“Ve? Your turn in 5 minutes.” Seorang kru film memberitahu kapan giliran Ve tampil.

Pihak studio mengundang berbagai social media influencer dari berbagai negara untuk mempromosikan film ini dan Ve tidak sabar menunggu gilirannya. Kira-kira kali ini dia disuruh melakukan apa ya?

Di hari pertama dia sudah menjajal berbagai kendaraan yang digunakan di dalam film, termasuk drifting menggunakan taksi London yang dimodifikasi. Lalu di hari kedua, dia berkeliling melihat set lokasi, termasuk ruang makan yang disulap menjadi tempat meeting agen rahasia.

Dan di hari ketiga ini… Hmm.. mungkin akan ada sedikit action? Soalnya tadi Ve sempat melihat beberapa kru menenteng replika senjata api. Ve sedikit berharap dia bisa belajar menembak karena penasaran.

Boleh dong sekali-sekali gantian jadi pihak yang menembak?
Habis selama ini dia jadi pihak yang ditembak di muka terus sih hehehe…

Tersadar dirinya sudah senyum-senyum sendirian karena mikir yang enggak-enggak, Ve langsung bersiap-siap untuk masuk ke ruang studio. Baru saja mau men-silent HP, tiba-tiba ada panggilan telepon LINE dari Abang.

Ada apa nih? Tumben.

“Halo Bang?”

“Hi Ve. Gue mau ikutan les di Primasenggama dong?”

“HAH?”

“Gue tahu semuanya Ve”

“Abang ngomong apa sih? Gue nggak…”

“Bacot lu Ve! Gue udah tahu semua kelakuan lu! Bukan cuma Primasenggama, Pak Haji, Boim, Uya Kuya, semua!”

“Bang…nggg…gu…gue bisa jelasin…”

“Hahaha… boleh. Gue kasih waktu 5 menit buat lo jelasin. Gue kepingin denger lo mau ngebohong apa. Gue udah tahu semuanya Ve…. Gue udah screenshot semua chat lo di LINE. Foto-foto sama video lu juga udah gue simpen semua.”

“Ve, now is your turn!” kru yang tadi kembali memanggil.

“Bang bisa gak kita telponan lagi nanti? Gue mesti shooting dul..”

“Bacot! Bebas kalo lo mau tutup telepon! Tapi siap-siap aja Ve… Dulu gue janji bakal bantu lo jadi artis terkenal. Sekarang gue udah punya foto-foto dan video yang bisa bikin lo jadi artis yang paling terkenal di Indonesia hahahaha..”

Ve memutuskan sambungan teleponnya. Ve tidak tahu kenapa dia melakukan itu. Karena panik? Mungkin iya. Sebab tangannya gemetar parah sekarang.

Ve berjalan ke area shooting dimana seorang instruktur senjata sedang mencoba menjelaskan sesuatu. Ve hanya tersenyum. Ekspresi manis yang sudah jadi ‘poker face’ andalan Ve selama ini. Saat dirinya sedih atau letih, penonton tidak peduli. Mereka membayar untuk melihat senyum manis idolanya di atas panggung.

Dan setelah bertahun-tahun Ve menampilkan wajah ini, baru kali ini senyum manis itu membawa masalah. Instruktur tadi mengira Ve sudah paham dan membiarkan gadis cantik ini bermanuver menggunakan senjata. Dan ketika Ve melakukan kesalahan yang melukai tangannya, semua kru baru menyadari kalau ada yang salah. Tapi semua sudah terlambat. Kru di lokasi shooting hanya bisa memberikan pertolongan pertama sekedarnya dan memulangkan Ve ke hotel.

-=-=-=-​

Di kamar hotel, Ve harusnya istirahat. Tapi yang dia lakukan adalah buru-buru mengganti semua password dari akun-akun yang pernah dia kasih aksesnya ke Abang. Terutama LINE.

Setelah obrolan terakhir tadi, Abang berusaha menelepon Ve berkali-kali tapi Ve tidak mengangkat atau membalas. Chat dari Abang pun tidak dia baca. Ve sibuk mengganti semua password akunnya.

Chat dari Abang terus berdatangan. Ve sempat melirik isi chat yang menyala di notifikasinya. Makian, kata-kata kasar, semua keluar. Abang tampak sangat emosional.

Tapi yang hatinya terbakar saat ini adalah Ve. Masalahnya Ve tidak terbiasa meledak-ledak. Dan dia juga tidak berada dalam posisi yang bisa memaki Abang. Ve ada di posisi tak berdaya. Yang bisa Ve lakukan hanya satu: menghapus akses Abang ke seluruh media komunikasi yang Ve miliki. Termasuk aplikasi chatting dan sosial media.

Setelah semua password akunnya dia ganti, Ve memblokir nomor Abang. Setelah berjam-jam bunyi notifikasi di HP Ve berdenting tanpa henti, akhirnya telepon, chat, dan SMS dari Abang pun tak hadir lagi.

Ve menangis di atas ranjang hotel.

Entah karena takut.

Mungkin karena kecewa.

Kecewa sama Abang.

Juga kecewa sama dirinya sendiri yang memberi akses akun pribadinya ke Abang.

Atau kecewa sama kebodohannya yang sudah terlanjur menjajakan tubuhnya ke sana-sini. Baik demi jenjang karir atau jenjang kenikmatan.

Takut dan kecewa. Dua hal itu yang Ve rasakan.

Ve takut mengecewakan keluarganya. Tubuh Ve gemetar kuat sekali. Bukan karena takut Abang menghubungi lagi. Saat ini Ve justru lebih takut jika mama atau papanya yang menghubungi.

Dan HP-nya berbunyi. Berdering lama sekali karena Ve tidak juga berani mengangkatnya. Setelah 5 menit berdering terus-menerus, akhirnya panggilan itu berhenti. Ve masih meringkuk di kasur. Tidak berani mencari tahu siapa yang meneleponnya barusan.

Abang kah dengan nomor lain?
Atau papanya?
Atau mamanya?

Mendadak telepon di kamar hotelnya yang berdering. Berdering dua kali. Tiga kali. Empat kali.

“Halo?”

Ve akhirnya menjawab panggilan telepon itu.

Yang menelepon kamar hotel Ve ternyata adalah kru promosi dari Indonesia yang baru dengar kabar soal insiden yang melukai tangannya tadi siang. Mereka hanya ingin memastikan kalau Ve tidak kenapa-kenapa.

Ve berusaha tegar dan seolah dirinya baik-baik saja. Dia pura-pura sibuk merawat luka di tangannya dan HP-nya masih dalam keadaan silent jadi dia tidak sadar kalau kru menghubungi.

Mereka bersyukur jika Ve baik-baik saja. Dan mereka juga menyampaikan undangan makan malam untuk Ve yang dikirimkan oleh kru sebagai permohonan maaf.

-=-=-=-​

Meski hati dan pikirannya masih tidak karuan, Ve tetap hadir ke acara makan malam. Alasannya adalah karena Ve tidak ingin mereka jadi khawatir dan bikin urusan ini jadi semakin panjang.

Sejauh ini tidak ada telepon klarifikasi dari pihak agensi Indonesia soal skandal mantan idol yang sedang kirim ke Inggris. Papa dan mamanya Ve juga tidak menelepon. Berarti Abang belum bertindak macam-macam.

Berarti Abang belum melakukan hal-hal yang bisa mencemarkan nama baik Ve. Mungkin setelah ini Ve sebaiknya menghubungi Abang untuk melakukan negosiasi? Mungkin dia mau Ve melayaninya? Semua pria sama saja kan maunya?

Kalau bukan harta atau tahta, ya pasti wanita.

“Ve?” panggil Bruce, salah seorang stuntman yang mengajarinya beraksi menggunakan senjata tadi siang.

“Eh, yes? Sorry I was daydreaming”

“No problem dear. Are your hands okay now?”

“It’s still hurts but I can bear it hehehe…”

“We are so sorry..” timpal pria di sebelah Bruce yang sama-sama bertubuh kekar. “We lose our guards and made you injured yourself”

“No Clark, It’s okay… it just accident. I’m not blaming you or Bruce or anyone in the set. It was my fault actually, I didn’t listen to your instruction”

“You know people say time heals the wound…” Clark memancing. “But for this kind of wound, alcohol works better. Do you drink?”

“Um… not much” jawab Ve hati-hati.

“Okay let me ask the waitress to clean the table and bring a bottle of wine. What do you say?”

“Ummm…”

“Please?” timpal Clark. “Please consider this as our apology…?”

“Okay since you insist hehe…”

“HAAHAHA… Thank you!” Bruce tertawa serak seperti Drax di film Guardian of Galaxy. “Now let see… where is the waitress?”

“Before that, will you excuse me?” tanya Ve sambil mengintip HP-nya. “I need to go the powder room first”

“A fine lady can’t let their make up fades after dinner, right?” tanya Clark sambil tersenyum. “Sure, Ve… We call the waitress yeah?”

“Ok”

Sebetulnya Ve pergi ke toilet bukan untuk touchup lipstick atau bedaknya yang memudar. Tapi karena HP-nya menampilkan notifikasi email dari Abang. Kebetulan, toilet perempuan di restoran ini terdapat sofa yang bisa dipakai untuk duduk secara nyaman.

Di dalam, Ve langsung mengeluarkan HP-nya dan memeriksa apa isi email yang dikirimkan Abang. Ternyata isinya… link URL ke sebuah situs. Serta pesan yang berbunyi:

‘pakai username dan password ini untuk lihat isi situsnya’

Dengan jantung berdebar, Ve mengklik link tersebut. Browsernya tampak membuka sebuah forum yang berisi sebuah instruksi, bahwa dia harus login untuk dapat melihat isi situsnya.

Dari nama situs forumnya, sebetulnya Ve sudah bisa menerka konten macam apa yang ada di dalam forum itu. Tapi tetap saja jempolnya bergerak mengetik username dan password yang tertulis di email Abang.

Dan benar saja. Link foto bugil Jessica Veranda yang diposting di salah satu forum bokep terbesar di Indonesia.

FUCK.

Tiga foto cabul Ve terposting di sana.

Ve langsung menutup browsernya.

Setelah menarik napas panjang, Ve memberanikan diri untuk menelepon Abang. Ve mungkin pendiam dan pemalu, tapi Ve bukanlah seorang pengecut. Dia justru tipe orang yang berani menantang balik orang yang menyerangnya.

“Hai Ve?” Abang mengangkat teleponnya dengan nada suara yang kalem. Beda sekali dengan yang tadi siang. “Akhirnya nomor gue udah gak lu blokir lagi”

“Bang, please hapus foto-foto gue yang lo upload tadi!” Ve memohon dengan nada sedikit bergetar.

“Oke. Gampang kok.”

“Beneran Bang… please…?”

“Iya bakal gue hapus ga percayaan banget. Lagian lo kan udah gue emailin username sama password akun bokep gue? Lo apus aja sendiri fotonya!”

“Ya tapi lo bakalan posting foto bugil gue ke forum bokep pake akun lain, kan?”

“Ya foto bugil di uploadnya ke forum bokep lah? Masa gue upload ke Instagram lo? Mau gue upload ke Instagram lo?”

Meski Ve sudah mengganti password seluruh akun sosmednya, Ve memutuskan untuk berhati-hati. Lebih baik tidak menyinggung perasaan Abang sekarang.

“Bang salah gue apa sih? Kok lo tega banget?”

“Salah lo apa? Salah lo tuh cantik-cantik tapi demennya ngewe sama yang jelek-jelek! Direkam lagi! Itu salah lo!”

“Bang please jang..”

“Ve gue kasih tau ya! Gue ga ngerti sih kenapa lo bisa sampe segitunya?”

“Bang please gue minta maaf jangan bahas lag..”

“Kayaknya bukan demi karir kan ya? Soalnya lu ngewe sama tukang bangunan juga gitu. Lu maniak ya?”

“…….”

“Ve?”

“Ya Bang?”

“Jawab dong?”

“Bang.. please janga..”

“JAWAB ANJING! TINGGAL JAWAB AJA SUSAH BANGET? DASAR LONTE!”

“IYA! Iya gue lonte. Gue seks maniak yang sukanya ML sama cowok-cowok jelek miskin! Puas lo? Itu kan yang lo mau denger dari mulut gue?” jawab Ve sambil terisak. Dia sudah tidak bisa menahan emosinya lagi.

“Ini gue rekam loh Ve hehehe…”

“Terserah!”

“Karir lo bakal ancur sih kalo rekaman ini gue sebar”

“Gue udah gak peduli karir gue Bang…”

“Ah, yang bener?”

“Gue cuma minta satu hal, please jaga nama baik keluarga gue… Gue janji bakal nurutin semua kemauan lo…”

“Semua?”

“Semua! Lo minta ML tiap hari juga gue layanin asalkan lo apus fot..”

“Dih, siapa yang mau ngewe sama lo? Memek lo bekas dipake berapa orang itu? Dih, najis.” potong Abang dengan nada merendahkan.

“Terus mau lo apa, Bang?”

“Gue mau lo bikin film bokep!”

“Ya sama aja dong, nanti keluarga gue malu Bang!”

“Ya filmnya kagak buat gue sebar lah… Buat konsumsi pribadi gue aja…”

“……….”

“Nih ya gue udah kepikiran nih konsep videonya Ve… Elu sebagai mantan idol ternama Indonesia, diem-diem hobi ngewe sama cowok-cowok dari kalangan bawah!

“Nanti lo ngewe sama tukang sampah di rumah lo, terus sama security komplek rumah lo juga! Nanti direkamnya pake kamera tersembunyi gitu…

“Terus sama preman juga! Wah kalo lo sampe diewe gelap-gelapan sama preman Jatinegara di pinggir rel KRL kayaknya bakal hot banget deh tuh! Lo nyamar jadi pecun yang biasa mangkal di jalan Jatinegara terus gue rekamnya pake kamera infrared!

“Oiya sama fans lo juga! Kita ambil satu orang aja, pura-pura bikin kuis berhadiah meet & greet. Kita pilih yang mukanya berantakan hahaha.. terus kita rekam ekspresinya pas lo bilang ‘hamilin aku dong? keluarin di dalem ya..’ hahahahaha…”

Ve merinding. Dia tidak menyangka bahwa yang diinginkan Abang ternyata bukan layanan tubuhnya. Tidak mungkin Ve menuruti permintaan seperti itu. Aksinya jelas membahayakan keselamatan dan kesehatannya. Bagaimana kalau preman Jatinegara itu menularkan penyakit seksual?

Dan terlebih lagi, apa jaminannya kalau Abang tidak akan menyebarkan videonya?

“Gue ga bisa Bang…” jawab Ve.

“Hah? Kenapa? Asik tau! Kan lo seneng ngewe sama cowok-cowok kayak gitu?” ledek Abang.

“Ya tapi ga ada jaminannya kalo lo ga bakal nyebarin filmnya kan?”

“Ada lah, Ve!”

“Ada?”

“Ada! Jaminannya: kalo lo gak nurutin apa kata gue, gue jamin bakal gue upload foto sama video yang lain ke forum-forum!”

Ve menyerah. Kepalanya pusing mencoba memikirkan jalan keluarnya.

“Bang, kasih gue waktu buat mikir ya?”

“Oh, boleh. Berapa lama?”

“Gue balik ke Indonesia minggu depan. Kita ngobrol ya pas gue udah di Indo”

“Oh. Silakan. Pokoknya gue bakal upload satu foto lo setiap sehari sekali. Semakin lama lo mikir, semakin banyak foto yang gue upload.”

“Bang, jang..”

Belum sempat Ve memohon agar Abang tidak upload foto lagi, teleponnya terputus. Ternyata jatah telepon internasional Ve sudah habis.

Nasib, pikir Ve.

Ini nasib gue?

Gue mesti gimana ini?

-=-=-=-​

“Are you okay, Ve?” tanya Bruce yang melihat Ve kembali ke meja dengan langkah gontai.

Ve meraih gelas yang ada di tangan Clark lalu menenggak isinya sampai habis. “No. I’m not hehehe…”

“Yeah I can see that” balas Clark sambil menerima gelasnya kembali.

“Is something bothering you?” tanya Clark sambil menyodorkan gelas baru ke hadapan Ve.

Ve tidak menjawab, dia hanya menatap kosong gelasnya yang pelan-pelan terisi anggur putih. Bruce yang menuangkan isinya.

“I can’t comeback to Indonesia,” jawab Ve datar. “That’s what bothers me.”

“Woaa? For real” tanya Bruce panik.

“What happened?” timpal Clark. “Did you lost your passport or something? We can take you to your embassy”

“Or to somebody who can forge a new passport for you. But his price is quite expensive,” Bruce mencoba menenangkan.

“Bruce, come on…” Clark mengingatkan.

“Bad jokes. My bad. Sorry Ve. I thought that may cheer you up,” Bruce meminta maaf.

“Hahaha… it’s okay. I still have my passport… visa… ticket… money… everything..” jawab Ve. “I just don’t have my dignity.”

“What do you mean by that?” Clark penasaran.

Ve berpikir keras. Apakah dirinya harus curhat sama dua orang stuntman ini? Bruce tampak bodoh dan Clark tampak seperti orang yang mukutnya bocor. Nanti kalau Ve cerita semuanya ke mereka….

Ah. Who cares. Cuma mereka berdua yang ada di sini yang bersedia mendengarkan Ve.

“Someone that close to me has been leaking my scandal,” sahut Ve dalam satu tarikan napas.

“Scandal? Woaa that’s…” Bruce tidak bisa melanjutkan kata-katanya.

“You have scandal? Honestly you looks like someone that’s far from it Ve” sahut Clark.

“Yeah I know. Did you know that I was in this idol group? A group of young girls that sings and dances and acts innocent…… basically a fap materials for teenage boys”

Bruce dan Clark kaget tiba-tiba Ve mengakhiri kalimatnya seperti itu. Tapi keduanya tidak bicara apa-apa. Mereka hanya menyaksikan Ve meneguk anggur dan melanjutkan ceritanya lagi.

“But we are famous. And I once took the center role. For years….

“And we have this golden rules… that says every member won’t have a romantic relationship to anyone, so we don’t break our fans hearts…

“And that is bullshit. We have members that have boyfriend, or have sex…

“But those sins are nothing…. when compared to what I did.”

“And what you did is……?” Clark kepo.

“Free sex” jawab Ve cepat.

“Well, in here sex is considered as a ‘normal’ act..” Bruce coba menenangkan Ve.

“I’m having sex with some people to boost my career,” sambung Ve.

“Oh. Well that..”

“I gave my virginity to some random ojek driver. FYI, Ojek is like motorcycle taxi…

“And that driver is older than my dad…

“And with this shitty rapper that considered as public enemy and can not rap at all!”

Pengaruh alkohol dari anggur putih yang Ve minum rupanya sudah mulai bekerja.

“And with thugs, in their lair that they you use as drug factory…

“Umm.. no. Actually that was rape…. But they ask nicely…. and I kinda enjoyed it even though that was my first anal.. so is it still considered as rape?

“But my friend definitely raped. I’m sorry Nabilah…” Ve mulai ngaco omongannya.

“I think that’s enough alcohol for tonight?” Bruce berusaha menjauhkan botol wine dari jangkauan Ve.

Ve kesal, tapi dia melihat gelasnya masih penuh sehingga tidak jadi protes.

“And after that I had sex with a construction worker. This one is silly hahaha… My dad was renovating my room and he didn’t know that the person he hired fucked his daughter right before his eyes hahahaha…

“Technically my dad didn’t see us, we were hidden behind my bed so…. But that was thrilling… Maybe that’s why I cant’ stop fuck this guy. I suck his dick in the car, in my bedroom, under the shower, in his room, in his room with his old pervert landlord…

“…that was for fun.” Ve mencoba mengklarifikasi. “I told him I’ll go to England for one week and he ask me to make this video of me flirting with this lanlord. A married man of five wives… or zero wive? I don’t know, I lied to him that I’ll marry him if he divorce all of his wives LOL”

“Ve…?” kali ini giliran Clark yang berusaha menenangkan. “I understand. We have mistakes and sometimes that bothers our days. But it’s not too late. You can still…”

“Oh, you know nothing Clark.” Ve menyeringai mabuk. “I don’t regret anything I’ve been said. I enjoyed it. BUT! Someone found my videos, and photos…”

“Photos of you?” pancing Clark.

“Yup. Photos of me. Naked. Or fucked by someone. Or both. And videos. And sex chat. I’m screwed Clark. This guy is threatening me and it’s not a bluff. He already post my photos online.”

Ve dengan polosnya menyodorkan HP-nya ke Clark. Pria berbadan besar itu buru-buru menurunkan HP Ve agar pengunjung restoran yang lain tidak ada yang melihat foto bugil Ve yang terbuka di browser HPnya.

Clark menyodorkan HP Ve ke Bruce, dan pria kekar itu mengembalikan HP Ve ke pemiliknya.

“What does he want from you?” tanya Bruce.

“At first I thought he just want fuck me, right? Like every guy. But this one is crazy. He wants me to act for his movie.”

“Porn movie?

“Right. Me vs the ugly guys”

“And he’ll makes money from that movies?” tanya Clark.

“I think so. There is no guarantee that he won’t sell that right?”

Bruce dan Clark mengangguk berbarengan.

“So.. what is your plan?” tanya Bruce.

“Dude, she is fucked up!” bentak Clark. “That’s why she said she can’t go back to her country!”

“I’m sorry Ve. Wish we can help you..” sahut Bruce.

“Oh, you can!” jawab Ve sambil mendadak menegakkan duduknya. “And Clark, I actually have a plan!”

“Oh, really?”

“Yeah. A solid one. But I need your help.”

“And your plan is…..?”

“Do you know anyone that works for porn industry?”

“Jesus… Ve…” Bruce kaget mendengar rencananya.

“No, Bruce listen! It’s like what Clark said. I fucked up! This guy that has my photos and videos, he is a time-bomb. When the time comes, he sell all my photos and videos and BOOM he become rich while I have nothing left.”

“So… your plan is.. instead of giving him the opportunity to get rich upon your misery, you’d rather seize the moment to become a porn star and takes all the credits and money?” Clark sekali lagi bertanya.

“Exactly!” Ve bertepuk tangan kecil. “We have this saying Indonesia: When you already soaking wet, you better dive in.”

“Well that’s crazy…” Clark tertawa kecil. “But I agree with you that actually a solid plan.”

“And the ball is in your hands now.” jawab Ve. “Do you want me to go back to Indonesia and be sex slave for nothing, or help me to change my career path?”

“We never say we know someone in porn industry” Bruce menolak dengan halus.

“You know a guy that can forge a passport, Bruce.” pancing Ve. “You must be know someone… that know another someone that can help me….?”

Bruce melirik Clark. Keduanya bimbang mau berkata apa.

“If you help me. I’ll accept your apology” tantang Ve sambil memamerkan luka di tangannya.

Bruce dan Clark tertawa.

“Yeah we know someone that know someone. Hopes he can help you.”

-=-=-=-​
 
Terakhir diubah:
-=-=-=-​

“Who is this Dutch guy?” tanya Ve. Saat ini dirinya sedang berjalan ke sebuah tempat bersama Clark dan Bruce.

“Personally I don’t know him. But my friend told me about him. He said he is your best chance to be a porn actress.”

“So he is a porn director or producer?”

“He is a hacker!”

“You don’t say!” Ve tidak percaya. “What does the hacker have to do with the porn industry?”

“Yo that’s what my friend said. I don’t blame you if you are not buying that, but…” jawab Clark. “…..he is your only chance.”

“We are here” sahut Bruce dengan suara beratnya.

Ve menatap tempat yang ditunjuk Bruce. Lokasinya ada di seberang jalan. Bagian depan bangunan itu adalah sebuah pub yang tidak terlalu ramai. Tapi Bruce menunjuk pintu yang ada di sampingnya. Pintu kecil yang dijaga oleh seorang pria yang badannya lebih besar dari Bruce.

Setelah menyeberang jalan, Ve bersama Bruce dan Clark menuju pintu kecil di gang sempit. Pria yang menjaga pintu tampaknya sudah mengenal Bruce. Atau mungkin dia sudah diberitahu bahawa akan ada tamu. Yang jelas dia langsung menyuruh mereka bertiga untuk masuk ke dalam.

Ternyata isinya ruang bilyar. Keriuhan suasana pub sesekali terdengar saat pintu penghubung kedua ruangan terbuka setiap pelayan membawakan pesanan minuman ke meja-meja yang ada sini.

Ve menatap ke sekeliling. Mana pria Belanda itu? Bagi Ve muka orang Eropa sama saja. Dia tidak bisa membedakan mana muka orang Belanda, orang Amerika, Ceko, Jerman, dan lain-lain.

Bruce menunjuk ke seseorang yang sedang bermain bilyar. Pria berkulit hitam dan berbadan besar.

Ve tidak menyangka sosok yang mereka cari-cari ternyata fisiknya seperti itu. Bukan bermaksud rasis, tapi yang Ve bayangkan ketika mencari orang Belanda adalah pria berkulit putih dan berambut pirang. Apalagi sosok hacker sering diidentikan dengan penampilan fisik yang kurus seperti orang cacingan atau super gendut seperti babi.

Tapi hacker yang satu ini… Badannya atletis sekali meskipun sedikit lebih kecil dari badan Bruce atau Clark.

Bruce mengantar Ve menuju ke samping meja bilyar.

“So you want to join in my porject?” tanya si Belanda sambil menyodok bola. Karena posisi badannya menunduk rapat dengan meja, untuk melihat Ve dia harus mengintip dari bagian atas kacamatanya.

“Yes” jawab Ve singkat. “Please let me play a role in your movie.”

“Movie?” tanya si bule Belanda sambil mengangkat sebelah alisnya. “It’s not a movie!”

“Wait, what?” Ve bingung dan menoleh ke arah Bruce. Tapi ekspresi Bruce juga sama-sama bingung. “But I’ve been told that you makes….”

“Videos? Yes!” jawab si Belanda dengan angkuh. “But what I make is greater than a blockbuster!”

Mendengar ocehan itu, Ve langsung mengaktifkan mode poker face-nya. Dari luar ekspresi Ve tampak antusias, tapi dari dalam hatinya dia menganggap omongan orang Belanda ini hanya kesombongan para film maker saja.

“I’m working on a project that is revolutionary,” si pria Belanda kemudian lanjut membidik bola incarannya. “If this thing will not shake the world, you can cut my fingers. All of them”

“Actually that’s the reason why I want to join you” sambung Ve dengan nada manis. “I want to shake the world too!”

Pria itu tidak bereaksi. Dia asik menyodok bola incarannya. Sayang bola putih gagal memasukkan bola nomor 5 sehingga membuatnya kesal.

“Really?” tantang pria Belanda itu. “Let’s have an audition then”

“Sure. Just tell the time and the address then I’ll come to….”

“Right here. Right now.”

Ve terdiam. Dia tidak menyangka akan diaudisi secara langsung. Terlebih lagi dia diaudisi di dalam sebuah pub bilyar yang berisi beberapa orang dari berbagai kalangan.

“In 3 minutes, show us your sex appeal.”

“What kind of female character that you want me to…”

“Starts now!”

Ve sedikit panik, Ada banyak masalah yang Ve hadapi saat ini. Pikirannya sedang tidak jernih akibat ancaman Abang, ditambah lagi pengaruh alkohol dari anggur tadi belum hilang. Dan masalah berikutnya, si orang Belanda ini terlihat acuh tak acuh. Ve harus melakukan sesuatu yang out of the box untuk memberikan impresi terbaik.

Pria ini suka gadis yang seperti apa ya? Binal? Lugu? Passive-aggresive? Duh… Ve tidak bisa berpikir sama sekali.

“2 minutes left.”

Lah? Kok cepet banget? Kayaknya belum ada semenit deh. Tapi, Ve ga bisa buktiin juga sih. Duh Ve semakin deg-degan. Apalagi kini semua orang mulai curi-curi pandang ke arah Ve.

Ve agak menyesal tidak memakai gaun yang menunjukkan bagian tubuhnya lebih banyak. Saat ini dia mengenakan atasan sopan dan rok selutut yang ditutupi dengan mantel untuk menahan dingin.

Apakah dirinya harus striptease seperti yang dia lakukan di hadapan Young Lex? Tidak, itu akan makan waktu. Ve akan menghabiskan lebih dari 3 menit untuk menelanjangi dirinya tanpa iringan musik. Dan jika ketelanjangannya dilakukan terburu-buru, kesan seksinya akan hilang.

Duh, Ve harus apa?

Ve terpaksa duduk di salah satu sofa untuk menjaga keseimbangannya. Kepalanya pening akibat banyak pikiran dan pengaruh alkohol.

“1 minute. Are you sure you can do this?” tantang si Belanda.

Semakin ditantang Ve akan semakin berani. Mendengar ledekan tadi, sorot mata Ve langsung berubah. Dia paling benci dianggap tidak bisa apa-apa.

Tiba-tiba Ve merasa mendapatkan tenaga. Dia bangkit dari duduknya, lalu berjalan mendatangi pria Belanda yang berada di seberang meja. Pria itu gagal memasukkan bola karena melihat kedatangan Ve.

“May I?” tanya Ve.

Pria Belanda itu menyerahkan stik bilyarnya ke Ve.

“You know some girl will lower their stance like this to show you their cleavage,” sahut Ve sambil merapatkan badannya ke meja untuk membidik bola. “Those girls doesn’t know, men are more interested with something they can’t see.”

Mendadak sebagian rambut Ve jatuh menutupi pandangan sehingga dia tidak bisa membidik dengan baik.

Ve tertawa gemas sambil menggigit bibir bawahnya. “But I don’t like the other girls you know. I don’t use my body asset to show my sex appeal.”

“Not because I don’t have a good asset, you’ll see that later,” ucap Ve sambil mengedipkan mata kanannya. “But because I have something more.”

Ve mengubah posisi berdirinya menjadi setengah berjongkok agar tangannya bisa menyelinap ke balik roknya. Dan mendadak saja kedua tangan gemulai itu sudah menurunkan celana dalam berwarna hitam yang dia pakai. Kain segitiga yang dihiasi renda-renda itu Ve loloskan dari kedua ujung kakinya.

Ve tidak bertindak liar dan melemparkan celana dalamnya ke si pria Belanda untuk diendus-endus. Tidak, itu trik murahan.

Yang Ve lakukan adalah menggunakan celana dalamnya untuk mengikat rambutnya ke belakang jadi ekor kuda. Lehernya yang putih dan jenjang kini membuat Ve jadi pusat perhatian. Apalagi setelah itu Ve melepaskan mantelnya begitu saja. Meski tubuhnya masih tertutup rapat, namun lekukan pinggul rampingnya semakin terlihat jelas saat dia membidik bola.

Semakin Ve merebahkan badan, semakin tinggi bagian rok yang terangkat. Meski roknya hanya sedikit di atas lutut, tapi belahannya sampai area paha. Dan belahan di bagian belakang rok itu terangkat semakin tinggi…. dan tinggi…..

…..hingga membuat kepala pria-pria di ruangan ini ikut semakin miring untuk melihat apa yang ada di baliknya.

TAKK!

Ve memukul bola putih dengan keras hingga memantul dua kali, sebelum akhirnya menyundul masuk bola nomor 5 ke dalam lubang.

“Iyyyessshhh!!!” Ve bersorak menggemaskan. Nada suaranya sedikit tinggi dan tercekat. Membuat semua pria di ruangan itu sekilas membayangkan Ve melakukannya sambil meremas sprei dan mengangkang sambil menerima hujaman penis mereka.

“So, what do you think? Did I pass the audition?”

“Not too wild, not too stiff.” sanjung si pria Belanda. “Just a right amount of sex appeal. I like that.”

“I’m Edwin.” Si pria Belanda memperkenalkan diri sambil tersenyum, lalu menyerahkan kartu nama berisi alamat. “See you tomorrow morning. 9AM.”

-=-=-=-​

Keesokan paginya Ve sudah berdiri di seberang sebuah apartemen. Ternyata lokasinya tidak terlalu jauh dari hotel tempat Ve menginap. Kalau jalan kaki, mungkin sektar 20 menit. Tapi agar tidak keringetan, Ve memutuskan naik taksi untuk pergi ke sini.

Di lobi, Ve sempat bimbang.

Apakah ini yang dia inginkan?

Ve tahu setelah melakukan ini dia tidak akan bisa kembali lagi. Keluarganya mungkin tidak akan menerimanya lagi.

Ve mengeluarkan HP-nya. Dia menekan salah satu nomor di speed dial untuk menelepon ayahnya, tapi tidak ada nada sambung. Ve mencoba menghubungi sekali lagi dan hasilnya sama saja.

Ini bukan soal pulsa. Ve sudah topup kok semalam.

Kenapa ya?

Ve lalu mencoba menelepon mamanya. Sama saja. Tidak ada nada sambung. Ve coba sekali lagi dan… sama saja. Jangankan diangkat, panggilan teleponnya saja tidak terhubung sama sekali. Seolah nomor Ve……diblokir.

Benarkah?

Hati Ve sakit. Apakah skandalnya sudah tersebar luas sekarang?

Kalau memang iya, maka wajar jika papa dan mamanya memutuskan hubungan. Orangtua mana yang tidak malu saat anak perempuan mereka direkam dalam video porno?

“Apakah papa malu?” Ve bertanya kepada diri sendiri. “Mama malu, ya ma?”

“Kenapa telepon Ve gak diangkat Pa? Ma?” tanya Ve sambil meneteskan air mata.

Baiklah jika memang takdir menuntunku ke jalan ini.

Dari kemarin sampai sekarang, Keluarganya tidak ada yang mencoba menghubunginya
Apakah mereka sudah tidak menganggap Ve sebagai bagian dari keluarga?

“Papa Mama malu kalau anaknya main film porno, ya?” tanya Ve dalam hati.

“Apakah mama dan papa benar-benar sudah tidak mau mengakui aku sebagai anak?

“Dulu kalian sangat bangga saat aku menjadi idol, lho. Kalian bercerita kepada semua orang: sama jemaat gereja, sama tetangga, sama teman kantor…

“Saat aku dinyatakan lulus kuliah dengan nilai Cum Laude kalian dengan bangganya berbagi resep sukses mendidik anak yang berprestasi ke sana-sini…

“Kini saat anak kalian tersandung skandal dan masalah, kalian menghilang?

“Kalian memutuskan hubungan?

“Baiklah kalau memang itu mau kalian.

“Kalau kalian sangat malu untuk mengakui aku sebagai anak…

“Maka aku akan melakukan hal yang lebih besar. Hal yang membuat kalian tidak mungkin bersembunyi dari orang-orang

“Aku bukan cuma akan bermain di film porno..

“Aku akan jadi bintang porno!

“Biar semua orang di Indonesia tahu aku jadi artis porno.

“Biar semua orang bertanya ke papa dan mama: kok bisa-bisanya mendidik anak sampai jadi bintang porno?”

Dengan geram, Ve menghubungi nomor telepon yang tertera di kartu nama.

“Hello Ed? Yeah I already arrived in your apartment lobby. You live on the 17th floor right? Do I need an access card to use the elevator? Oh, you are coming to… Ok, I’ll wait in the lobby.”

-=-=-=-​

Saat ini Ve sudah telanjang sendirian di sebuah ruangan. Sebetulnya badannya masih dibalut baju handuk, tapi di balik itu tubuhnya tidak mengenakan apa-apa lagi. Baju yang tadi dia pakai sudah tergantung rapi di rak wardrobe di ujung ruangan.

Ve sedang dandan untuk keperluan shooting. Ve bisa dandan sendiri. Salah satu keahlian yang dia dapatkan dari JKT48 adalah skill merias diri. Tapi tentu saja Ve tidak menyangka keahliannya itu akan digunakan untuk shooting film porno.

Menatap dirinya di cermin, Ve nyaris menitikkan air mata. Dulu dia dandan bersama teman-teman JKT48. Bercanda, saling bantu dandan. Tuker-tukeran lipstick dan bedak. Saling berbagi tips makeup.

Semua kompak. Semua punya mimpi yang sama. Menjadi entertainer papan atas bersama-sama. Entah jadi penyanyi, embintangi film layar lebar, atau jadi host sebuah acara TV nasional

Siapa sangka jika nasib malah membawanya Ve ke sini? Di ruang makeup seorang diri, untuk keperluan shooting video porno.


Cklek.

Seseorang mendadak masuk ke ruang makeup

“Hi…. I’m James, I’m your makeup artist….” sapa seorang cowok dengan lemah lembut.

“Oh, hi James.. My name is Ve….” sapa Ve dengan ramah

“Hi Ve… shall we start?”

“But I ummm… already put my make up”

“O.. yeah.. I can see that… you look fabulous honey.. but you see.. you know we are shooting….

“....porn?”

“Yeah. And we need to pimp u. Not just your face, but your whole body.”

“Oh.. I don’t know that”

“It’s okay. It’s a common mistakes for newcomers in this industry. So please standup here and take off your robe. Dont worry, I’m gay, I’m not gonna rape you”

Ve tertawa mendengarnya. Dia mencopot baju handuknya dan membiarkan James menatap iri pada tubuhnya, berharap dia yang memiliki kemolekan seperti itu agar dapat menggaet laki-laki dengan mudah.

“Umm.. James?”

“Yes honey?”

“Do you mind if I am…. facing to that direction?” tanya Ve sambil menunjuk ke arah tembok.

“Why?”

“I’m getting sentimental. I don’t want to see my face.” jawab Ve. Matanya memang sedikit berkaca-kaca.

“Ohhh… honey… okay. Anything for you.”

“I’m sorry if Im being unprofessional”

“No..no..no..i understand…oh..ummm.. you are not forced to do this right?”

“What? No.”

“No debt or something?”

“Hahahaha.. no… I mean, this is my last resort, yes. But they are not forcing me to do this.”

“Okay. Now we can turn your head so you can face this way… and i can start to touch up that wound on your arm”

-=-=-=-​
 
Terakhir diubah:
-=-=-=-​

“Are you ready?” tanya Edwin. “You looks nervous”

“Oh, I’m ready” jawab Ve. Saat ini dia sudah berada di atas tempat tidur sambil mengenakan tank top dan celana gemes. “I’m just… curious. Where is everyone?”

Di ruangan itu memang sepi. Meski disetup dengan lighting dan beberapa kamera, ternyata hanya ada 3 orang yang mengisi ruangan. Ve, Edwin, dan seorang aktor pria bule bernama Steve yang akan jadi lawan main Ve. James yang menata makeup Ve dan Steve sudah pamit duluan tadi.

“We are making porn,” jawab Ed yang sibuk menatap layar monitor berukuran besar. “If you are expecting a lot of audiences then you’d rather be go to Iraq. They execute person as an entertainment.”

‘Baik… okelah… jangan ngegas juga kali…’ sahut Ve dalam hati.

“Ve, you know Steve?” tanya Edwin.

“Yes, we introduce ourself in dressing room.”

“Okay, good. Now, he will act as your stepbrother. He found out that you had a bad grades and then you ask him nicely to not tell your parents…”

“…and then we fuck. Typical.” sambung Steve.

“Yes. I’m sorry I’m not a scriptwriter for Pixar Studios so I can only make that lame plot,” Edwin ngomel.

Ve geli melihat Ed jadi baper. Steve mengedipkan matanye ke Ve. Awalnya Ve akan mengira akting perdananya di film porno akan berakhir kaku karena dia tidak memiliki ikatan emosional sama sekali dengan lawan mainnya. Tapi yang dilakukan Steve barusan cukup bisa mencairkan suasana. Mungkin akting mereka akan baik-baik saja.

Dan ternyata….sebaliknya.

Ve grogi setengah mati karena arahan yang dilakukan Edwin berubah-ubah. Plot yang harusnya cukup sederhana, malah ditambah-tambahkan bumbu tidak penting.

Steve disuruh menuduh Ve bongkar-bongkar barang pribadinya lah. Tiba-tiba ada properti shotting tambahan berupa memek-memekan lah. Macem-macem.

Karena adegannya bertambah, jumlah dialognya pun jadi semakin banyak juga. Dan Ve serta Steve harus improvisasi untuk membuat idalog baru. Hal ini membuat proses shooting jadi banyak mengalami cut dan take ulang.

Mungkin memang inilah kelemahan utama Ve. Dia sulit melakukan improvisasi sehingga tidak pernah cocok membawakan acara. Gerak-geriknya di berbagai kuis dan reality show pun cukup kaku, padahal sebagai mantan member JKT48 jelas tubuhnya bisa meliuk dengan lentur. Alhasil, aktingnya di tayangan apapun tidak pernah terlihat natural.

Tapi beda cerita ketika shooting kali ini sudah masuk ke adegan utamanya. Akting, dialog, dan desahan yang Ve keluarkan saat Steve menghujam penis ke vaginanya terlihat sangat natural.

Misalnya saat mereka melakukan doggy style, Ve melakukan remasan-remasan tak berdaya ke atas sprei yang mempertegas adegan dominasi Steve terhadap Ve yang tak berdaya dihajar kenikmatan.

Bahkan di adegan berikutnya saat Steve minta Ve untuk mem-blowjob-nya, Ve bisa membuat dirinya terlihat fokus untuk memberikan servis terbaik kepada penis Steve tapi lirikan-lirikan kecil dari kedua matanya seolah memelas minta gantian untuk dipuaskan.

Dan saat tiba giliran Ve untuk dipuaskan oleh Steve, si cantik tidak menahan apa-apa lagi. Desahannya menguat, seiring goyangan pinggulnya yang semakin cepat mengocok penis Steve yang dia duduki.

Entah berapa kali Ve menyebut nama Tuhan saat menikmati aksi kuda-kudaannya. Ve bukan ingin menodai nama suci itu. Dia secara tulus menyebut “God” sebagai wujud penyerahan dirinya secara total. Jika memang Sang Pencipta memintanya menjalani karir seperti ini, maka Ve akan berserah diri sepenuhnya dan menerima takdir yang sudah digariskan. Karena sebagai hamba-Nya, setiap manusia hanya akan dapat hidup bahagia ketika dia bisa mensyukuri apa yang diberikan oleh-Nya.

Rasa pahit diciptakan, agar manusia dapat mensyukuri rasa manis.

Ve orgasme beberapa kali namun Steve rupanya tak memberi ampun. Dia tetap memompa pinggul Ve dari bawah meski lawan mainnya jelas-jelas sudah sampai di puncak kenikmatan.

Ketika Steve berhasil menyusul sampai puncak yang sama, Ve segara mengangkat pinggulnya dan menservis penis kokoh Steve dengan bibir manisnya.

Ve lebih suka Steve muncrat di dalam sebenarnya. Tapi Edwin meminta mereka untuk menampilkan adegan Cum In Face sebagai penutup. Sebagai artis porno yang baru meniti karir lewat film pertamanya, Ve tidak bisa menolak.

“OK CUT!!” teriak Edwin dari balik monitor besar. Sejujurnya Ve tidak mengerti kenapa Edwin lebih memilih untuk menggunakan komputer PC dan monitor besar untuk memantau shooting kali ini. Seharusnya Macbook atau laptop dengan spek tinggi sudah cukup, kan?

“Thank you Steve!” teriak Edwin sekali lagi. “I’ve send the money to your account”

“Quick as always. You are the best, bro!” jawab Steve. “So we are done?”

“We are good! We are done! You may go” jawab Edwin, masih dari balik monitor besarnya.

Tidak pake lama, Steve sudah mengenakan baju dan celananya lagi. Saat Uber yang menjemputnya sudah sampai, dia pamit ke Ve dan langsung menghilang begitu saja.

-=-=-=-​

“So how is your first porn shoot?” tanya Edwin memecah keheningan. Habis daritadi Ve hanya bengong saja menunggu instruksi selanjutnya.

“Umm.. weird.. heheheh” jawab Ve malu-malu.

“You act natural”

“Yeah when the mood is there I feel like can act naturally, but I need time to build that mood” curhat Ve.

“Now that’s your problem,” balas Edwin. Kali ini sambil berjalan ke arah Ve. “You depends on your emotion. But the industry doesn;t care with your emotion. We needs you to act.

“You need to figure out how to act as instructed as quickly and naturally as possible…

“If you can switch your mood, great!” terang Edwin sambil duduk di pinggir kasur. “But if you can’t, then you need to act it out.”

“Yeah…” jawab Ve dengan lirih. “I know I need to work it out, I just don’t know how.”

“Do you know my key to success? I anticipate,” bisik Edwin. “I think 2-3 steps ahead.”

“Do you?” ledek Ve.

“I do! I know if I do this….” balas Edwin sambil menjambak rambut Ve yang membuat gadis cantik itu mendesah. “…you’ll moan….”

“And when I do this…” lanjut Edwin sambil menjilat leher jenjang Ve. “You’ll close your eyes.”

“Ahhh….” Ve hanya bisa mendesah menerima pelajaran dari Edwin.

“Now can you anticipate what I’m gonna do next?” pancing Edwin sambil melepas kaosnya.

Ve memundurkan badannya ke belakang, hingga ke tengah kasur. Lalu berbaring terlentang dengan kedua paha yang terbuka lebar.

“Good,” puji Edwin sambil melepas celana jeansnya. “You know I’m gonna build the mood and you will…?

“Build my own mood,” jawab Ve sambil memainkan clitorisnya. “With this you will be triggered as you don’t want your sex partner to be satisfied by her finger, not by your big black cock.”

“Very nice…” balas Edwin sebelum membenamkan wajahnya ke selangkangan Ve.

Tidak ada percakapan yang dilanjutkan. Dalam beberapa menit berikutnya, suara yang terdengar hanyalah seruputan dan jilatan lidah Edwin di selangkangan Ve dan desahan manja dari sang bidadari.

Dan ketika pinggul Ve bergetar tak terkendali akibat dilanda orgasme, Edwin menghentikan aksinya untuk melepas celana dalamnya.

Meski tak bertenaga, namun Ve memaksakan diri untuk bangkit. Dia menjilat penis besar milik Edwin untuk membangunkan burung perkasa itu.

Edwin meminta Ve untuk mengantisipasi, bukan? Dan jika harus menghadapi penis XXL seperti ini mau tidak mau langkah antisipasi yang bisa Ve lakukan adalah melicinkan seluruh permukaan penis Edwin agar tidak seret saat vaginanya dicoblos si negro Belanda.

Tapi penis itu terlalu besar dan terlalu panjang. Butuh waktu lama untuk membasahi seluruh permukaan batang dengan lidah mungil Ve, apalagi Edwin tampak sudah tidak sabar untuk masuk ke menu utama.

Akibatnya Ve pasrah-pasrah saja saat Edwin memintanya membuka mulut. Bibir manis Ve terpaksa harus berciuman dengan palkon Edwin. Bukan cuma sampai situ, ‘cabang produksi’ milik si negro Belanda itu menerobos masuk tanpa permisi ke dalam mulut Ve, terus dan terus hingga akhirnya mentok di kerongkongan Ve.

Jemari lentik Ve langsung berpergangan ke pantat hitam Edwin. Karena dia tahu, ketika si negro menggenjot mulutnya maka tidak ada jalan lain bagi Ve untuk bertahan kecuali dengan menjaga posisi tubuh danlehernya tetap tegak atau kehabisan napas karena aksi deepthroat yang terlalu brutal.

Edwin mulai menggerakkan pinggulnya. Di kondisi ‘normal’ Ve akan mengatupkan bibir mungilnya agar kulit penis orang yang disepongnya merasakan kenikmatan ekstra. Tapi di kondisi ‘new normal’ seperti ini, Ve hanya bisa menganga. Menjaga aliran udara tidak tersumbat atau dia akan tersedak.

Edwin memang selalu menyukai posisi ini. Dia berdiri, sementara gadis cantik yang jadi lawan mainnya hanya bisa menengadahkan kepala dengan ekspresi seperti orang bodoh karena harus mendeepthroat penisnya yang besar dan panjang.

Ekspresi wajah Ve pun sama saja. Anda ada penggemarnya yang bisa melihat raut wajah gadis pujaannya saat ini, pasti akan merasa sedih karena sorot mata Ve yang biasanya memancarkan keceriaan, kini malah menggambarkan ketidakberdayaan.

PLOPP!!

“Aahh…” Edwin mengerang. Dia tidak ingin menyiksa Ve lama-lama. Cukup main-mainnya, sekarang saatnya menu utama.

Ve rupanya ingin melancarkan balas dendam. Dia ingin membuat Edwin tidak berdaya.

Dengan lembut dia menyuruh Edwin rebahan, lalu Ve menduduki penis Edwin. Tidak dimasukkan ke vaginanya, tapi hanya digesek-gesekan saja.

Ve tentu merasa nikmat-nikmat saja karena batang kekar itu bergesekkan dengan clitorisnya. Tapi Edwin tentu tidak merasakan hal yang sama.

Pria negro itu melirik Ve yang menggoyangkan pinggul sambil menggigit bibir bawahnya. Ve tampak senang bisa menyiksa Edwin yang nafsunya sudah sampai ke ubun-ubun.

Tapi yang tidak dia duga adalah, Edwin punya tenaga yang luar biasa. Meski sambil rebahan, dengan mudahnya dia mengangkat pinggul Ve dan menancapkan penis XXL-nya hingga mentok dalam sekali hentakan.

Bibir Ve kembali menganga tanpa suara. Vaginanya memang sudah cukup licin, tapi ukuran penis Edwin ini masih terlalu besar. Dia benar-benar merasakan vaginanya tertancap pasak. Terjepit dengan keras karena tegang hingga sulit digerakkan.

Kini giliran Edwin yang menyeringai. Dia senang melihat Ve termakan strateginya sendiri. Dan tanpa memberi Ve kesempatan untuk bernapas, Edwin langsung memompa penis nya keluar-masuk dari bawah.

Dengan tenaga besarnya Edwin menahan tubuh Ve agar tetap tegak. Itu dia lakukan karena Ve tampak kehilangan kendali atas tubuhnya. Seluruh ototnya menegang, dagunya terbuka, suaranya tercekat, dan napasnya tersengal-sengal.

Baru beberapa kali hentakan, tubuh Ve sudah bergetar hebat seperti orang kejang-kejang. Ve tidak bisa menahan banjir nikmatnya sama sekali.

Edwin tidak kasih kendor, dia cuek dengan kondisi Ve. Mata si gadis yang biasanya melelehkan hati fansnya, kini hanya terlihat bagian putihnya saja seperti orang kesurupan. Edwin kurang suka dengan pemandangan yang dilihatnya. Apalagi rambut Ve tergerai berantakan menutupi wajahnya. Si negro memutuskan untuk memutar badan Ve. Saat tubuh molek itu sudah menghadap belakang, Edwin bangkit tanpa melepaskan penisnya dan lanjut menggenjot Ve dalam posisi doggy style.

Namun Edwin tidak menduga, meski dalam kondidi separuh nyawa seperti ini, tubuh Ve tetap bereaksi terhadap setiap genjotan yang Edwin lakukan. Pinggul curvy milik Ve terus menghentak seirama dengan hujaman pinggul Edwin. Hal itu membuat pantat mulus Ve bergetar menggemaskan setiap bertubrukkan dengan paha hitam Edwin.

PLAKK!!

“Oh yessshhh!!!” Ve mendesah saat Edwin menampar pantatnya.

Tamparan demi tamparan yang Edwin lakukan ke pantat putih Ve membuat desahan Ve semakin keras hingga akhirnya puncak kenikmatannya segera tiba. Mengetahui hal itu Edwin sengaja memperlambat genjotannya sehingga mau tidak mau Ve harus menggoyangkan pinggulnya demi bisa mencapai orgasme yang sedikit lagi tercapai.

“AAAAGGghhhhhhuufffffftttthhh….,” Ve mengerang hebat.

Seluruh tungkai lengan dan kakinya bergetar. Ve benar-benar tidak berdaya saat Edwin membalikkan posisinya hingga terlentang. Dalam posisi misionaris, Edwin kembali mencobloskan penisnya dan lanjut memompa vagina Ve dengan cepat.

Kali ini bukan karena ingin menyiksa Ve, tapi karena dia sendiri sudah hampir sampai puncak.

Dan tiba-tiba, kedua kaki Ve merangkul pinggang Edwin yang sedang menyetubuhinya.

“What are you doing?” tanya Edwin. Sambil tetap memompa penisnya.

“Anticipating,” jawab Ve nakal. “I need to bring your DNA to the Interpol if you are blackmailing me.”

"But I won't..." protes Edwin.

"I know.." balas Ve manja.

Saat Edwin melihat Ve mengerlingkan mata kanannya, negro Belanda itu tahu kalau Ve cuma ingin mengakhiri persetubuhan ini dengan sperma yang membanjiri rahimnya.

“Damn.. you’re so naughtynngghh…” desah Edwin, tanda sebentar lagi dia akan menyemburkan spermanya.

“Go ahead, Ed,” rengek Ve dengan manja. “Fill me with your cum…”

“Then hereeeeggghhhh…..” Edwin menggeram saat seluruh sperma di kantong bijinya berdesakkan keluar menuju rahim Ve. “Take that bitch!!!! Nggghhhhhh….”

Ve merasakan rahimnya seperti dikencingi. Banyak sekali dan deras sekali sperma yang disemburkan Edwin. Dia sampai bertanya-tanya, jangan-jangan Edwin memang pipis beneran?

Saat penisnya masih berkedut-kedut manja untuk menguras keluar tetes sperma yang terakhir, Edwin merapatkan badannya ke arah Ve. Dia memagut bibir basah yang tadi sempat kewalahan melayani penis jumbonya.

Ve membalas pagutan itu dengan mesra dan tidak melepasnya. Bahkan saat Edwin ingin berguling ke samping untuk rebahan, Ve tetap melekat mendekap tubuh kekar yang berwarna legam itu hingga posisinya kini berada di atas.

“Slowly…” pinta Ve saat Edwin ingin mencabut penisnya.

Bagai bendungan bocor, sperma putih dan kental milik Edwin langsung meleleh keluar. Mungkin karena vagina Ve terlalu menganga akibat ukuran penis Edwin yang di atas rata-rata.

-=-=-=-​

Ve terbaring tersengal-sengal di atas tubuh Edwin. Badannya lemas dan pandangan matanya nanar. Pikirannya melayang entah kemana karena membayangkan apa yang akan terjadi dalam hidupnya setelah ini.

Ve sudah tidak bisa kembali menjadi sosok yang dikenal banyak orang selama ini. Dia baru saja menyelesaikan shooting film prono perdananya. Entah bagaimana respon masyarakat Indonesia nantinya. Keluarganya… fansnya…. kekasih gelapnya…. apa ya pendapat mereka setelah filmnya beredar?

Dan setelah ini, entah akan ada berapa film dan adegan panas lagi yang akan menantinya.

Hidupku akan berubah.

Aku telah mengambil keputusan dan harus menjalani konsekuensinya. Mungkin aku tidak sepantasnya sedih, karena bisa jadi… inilah jenjang karir yang aku mau?

Jika Yua Mikami bisa happy-happy saja jadi bintang JAV setelah keluar dari AKB48, kenapa aku tidak?

Bagaikan dua sisi mata uang, mungkin aku akan kehilangan banyak hal. Tapi aku pasti akan meraih banyak hal juga.

“What is your name again?” tanya Edwin sambil merogoh HP-nya di celana jeans yang tergeletak di pinggir kasur. “Your full name”

“Jessica Veranda” Ve tersadar dari lamunannya dan langsung menjawab Edwin. “Why do you want to know?”

“Nothing just curious. You said you are famous in Indonesia? Are you some kind of celebrity?”

“Yeah I was a lead member of a famous idol group. JKT48? Maybe you have ever heard that name before?”

“Is it related to the…”

“AKB48? From Japan?”

“Yes! That!

“Well we are under the same management.”

“I see….”

Kenangan manis masa-masa masih menjadi member kembali mengguyur pikiran Ve. Siapa yang sangka kalau Miss Badai akan berujung jadi artis bokep?

“Not so many search result of your name, yeah?”

“Pardon?” Ve heran.

“You said you are a celebrity. But I think you need to boost your charisma since based on how many pages of Google Search, your name is not popular enough.

“Wait, but I have this scandal around and…”

“What scandal? There is no news about it though..”

“Wait what?” Ve heran sampai terbangun dari ranjang.

Edwin menyodorkan HP-nya untuk digunakan Ve. Gadis cantik itu mencari dan terus mencari.

Tidak menemukan apa yang ingin dia lihat, Ve turun dari ranjang dan berjalan setengah mengangkang ke ruang ganti untuk mengambil HP-nya sendiri.

“But you see…. this guy post my nude pics on porn forum. And it has many likes and replies! How come this not…” tanya Veranda setelah kembali dengan HP-nya.

“May I?” tanya Edwin. “Let me see that”

Ve gantian menyerahkan HP-nya untuk digunakan oleh Edwin. Kening Ve kembali berkeringat karena memikirkan kejanggalan ini.

“Tell me about this guy. How does he blackmail you?”

“He found my photos in my computers and he post some of it to threatened me. He said he will not stop posting, unless I agree to act for his personal porn video”

“And…. how can he reverse his threat?”

“Sorry?”

“I mean he already post your pictures right? Then if you say yes, you want to act for his private movies… but your pictures already spread online!! Obviously if this scandal is real, you can’t easily walk to a park and make some secret movie with him. Press will chase you 24/7 even though he delete those photos and the whole forum!”

Ve tidak berpikir sejauh itu.

“Unless….” lanjut Edwin sekali lagi. “He can reverse what he did.”

“How?”

“He can post your next photo with ‘Photoshop’ watermark,” sambung Edwin. “To make the first photos he posted become looks like fake photos.”

Ve terdiam.

“He posted your photos on a Photoshop sub-forum. People will see your nude photos just as fake photos. A really good photoshop skill. But fake.”

Ve mengecek sekali lagi. Ternyata benar. Sebelumnya Ve tidak terlalu memperhatikan kalau foto-fotonya diposting di sub-forum foto editan. Habis namanya kecil banget sih, kalah sama ukuran banner iklan.

“Oh, fuck” desah Ve. Tiba-tiba semua penjelasan seperti masuk bersamaan ke tubuh lelahnya.

Jadi itu rencana Abang yang sesungguhnya. Dia seolah-olah tidak peduli dan berniat mengancurkan karir serta masa depan Ve. Padahal kenyataannya, dia tetap ingin Ve terlihat seperti biasa, tapi menjadi binal hanya di hadapannya.

Berarti kehebohan skandalnya belum terjadi?

Lalu kenapa papa dan mamanya memblokir nomor HP-nya?

“It’s getting hotter in here,” sahut Edwin sambil mencari remote AC. “There is solar storm happening in the sun that makes our earth warmer and jamming satellites around the world.”

Ve menahan napas. Jadi itu sebabnya…

Ini berarti…. nama baiknya masih aman?

Terus gue malah memutuskan untuk ikutan shooting film prono dan jadi bintang bokep?

DAMN……

Gimana ini? Gimana cara ngehapus rekaman film tadi?????

“Solar storm my ass!” Edwin marah-marah. “I hate when it happens. It makes my server works super slow!”

“Mmm… Ed?” tanya Ve.

“Oh, it’s done!” ekspresi Edwin berubah girang. “Here, let me show you our works!”

Ve menyaksikan sebuah adegan yang direkam barusan, tapi kok….

“Ed, that’s not my….”

“It’s Gal Gadot! I know. Magnificent isn’t it?” Ed geleng-geleng kepala melihat hasil videonya.

“But how…” Ve terbata-bata.

“It’s a fake. Obviously. I swap your face with Gal Gadot face. DeeepFake is in the house bitches!”

“Deep WHAT?”

“HAHAHAHA… DeepFake! With this technology I can swap every face with someone else’s face. Easily!”

Dengkul Ve terasa lemas, dia langsung cepat-cepat menarik kursi untuk duduk.

“Remember when I told you that my project will shake the world? With this I can easily make porn videos that starred by Scarlett Johansson, or Emma Watson, Anna Kendrick, or anyone!

“It is still on a BETA version but some companies already send me a blank check hehehe….”

“I’ll make a light version of this software for them. They can use it as filter for Snapchat or Instagram. But the real monster….

“The full functioning DeepFake program will be sold to the China or USA government. Depends on who is willing to splash a bigger cash LOL”

Ve tidak mempedulikan omongan Edwin. Dia terdiam tapi bibirnya tersenyum lebar. Entah kenapa, seperti ada perasaan lega yang luar biasa yang meluap dari tubuh Ve.

“So Ed?” panggil Ve.

“Yes?”

“Can I trust you to not leak any video of me that you recorded?”

“For what? Money? Honey you bank account is nothing compared to Tencent’s or Facebook’s!”

“Not for fun?”

“Well… I don’t know. It’s your call. Honestly I need your body shape because it looks like Gal Gadot’s body. But I don’t remember any celebrity with the similar body shape….”

“So...?”

“So… as long you don’t spill my name to FBI, I promise there will be no one that will see your original video.”

“Deal!”

“Deal!”

Ve bangkit dari duduknya lalu segera pergi ke ruang ganti. Tidak lama kemudian dia sudah keluar dengan mengenakan pakaian lengkap.

“Are you leaving?” tanya Edwin dari ujung ruangan.

“Yeah. I thought I can’t go back to Indonesia anymore, but turns out I can. In fact I’m going back tonight.”

“Well, good luck for your revenge then.” sahut Edwin sambil tersenyum.

“What revenge?” tanya Ve sambil balas tersenyum.

“You won’t let someone that blackmailing you to have an happy ending, will you? I know you…”

“Of course…Ed” ucap Ve geram. “I’ll… make him pay…”

 
Terakhir diubah:
Walaupun agak pusing dengan english conversation nya, tapi good ceritanya dan pas mulustrasi nya, thanks bro. Ditunggu part 11 nya
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Njiir maen sama Negro 😂 Terima kasih ya hu updatenya. Akhirnya suhu kembali buat bikin cerita.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd