Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT ISTRIKU DAN "ASSET"NYA_REMAKE_TAMAT.

LANJUTAN CERITA ISTRIKU DAN "ASSET"NYA_REMAKE.

Saat itu Rani masih cukup bimbang dengan penawaran yang diberikan desi kepadanya, ke bimbingan itu jelas terasa pada diri Rani saat ini. Karena saat ini pikirannya juga tengah teralihkan dengan persoalan yang tengah ia alami bersama suaminya, belum lagi kini Dirinya merasa khawatir akan dicari oleh pak Bambang yang masih berusaha menghubunginya via telpon. Akibatnya saat itu Rani merasa belum dapat memutuskan apapun terhadap ajakan desi tersebut.


Rani: hhhmmm.... Gimana ya Des, aku masih takut loh.


Desi: Udahlah di bawah Rileks aja dulu,, besok deh kita ceritain. Kita bahas sampai tuntas, biar kamu bisa tenang.


Rani: Terus dengan kayak gitu Kamu pikir aku bisa tenang??


Desi: Yahh nggak juga sih, tapi seenggaknya bisa bikin badan kamu rileks kan?? Biar nggak pikiran kamu juga gak terlalu penat!! Jadinya besok mulai ceritanya bisa lebih tenang gitu.

Rani: Tapi pijitnya gimana sih?? Sama laki-laki muda gitu?? Terus ngapain aja di sana??


Desi: Aku mau ngewe... Hahaha... Udah lama nggak nih.. Hahha

Ucap desi ceplas-ceplos saja, di barengi tertawanya yang amat centil.


Rani cukup terkejut mendengar ucapan mesum dari sahabatnya tersebut, namun sesaat kemudian ia tertawa geli karenanya. Nampaknya saat itu Desi berhasil menghibur sedikit kegundahan Rani dengan tingkah polanya.


Rani: Dasar ya jablai,, pak Dedi gimana?? Nggak pernah nyentuh kamu??


Desi: Udah dua minggu lho nggak,,,hmmmm,,, suami aku juga nggak pulang-pulang.


Rani: Terus?? Kamu bisa nahan??

Desi: Enggak lah !!! Aku udah sempat vcs loh kemarin sama yang nanti mau mijit aku ini... Hihihi


Rani: Ya ampun Desi,,,, kok sampai segitunya sih???


Desi: Habis orangnya nyenengin sih diajak ngobrol dan juga pembawanya enak aja gitu, dan yang terpenting itunya gede sih walaupun gak segede Pak Dedi juga... Hihihi


Rani: Ih dasar ya ganjen deh!!


Desi: Apa kita panggil mereka ke hotel ini aja yah Ran??


Rani: Maksudnya?? Mau dibawa ke kamar ini??


Desi: Enggak loh,, nanti aku booking kamar satu lagi deh. Tapi harus Kabarin dia dulu ya, bisa atau enggaknya.



Rani: Ya pasti bisa lah, udah tahu dia bakal dikasih enak mana mungkin nolak... Hahaha


Ucap rani sembari tertawa lepas, semua karena melihat tingkah sahabatnya tersebut.


Tampak kini Rani kembali ceria dengan hadirnya Desi di sana, keduanya sekarang ini tampak sibuk mendiskusikan tentang hal yang akan mereka lakukan. Tentang harus mengunjungi ke sana atau pemijat tersebut yang nantinya bakal mengunjungi mereka di sini.


Rani: Kalau pemijatnya yang datang ke sini dan kamu buka kamar satu lagi, aku nggak mesti ikutan dong Des buat pesan juga pemijatnya???


Desi: Ya enggaklah,,, nggak bisa gitu dong!!! Pokoknya harus ya, aku mau sahabat aku nggak boleh sedih lagi. Oke??

Rani: Ih kok gitu sih,, maksa nih????

Desi: Ya maksa dong,, kan aku udah jauh-jauh nemuin kamu ke sini.. Hihihi


Rani: Iya deh iya,,, itung-itungan ya..


Desi: Bukan itung-itungan sih Ran, tapi aku mau kamu tuh juga fresh gitu loh. Jangan kusut banget kayak gini. Siapa tahu nanti di ewe brondong ya kan...hahaaa...makin plong deh pikirannya..hihiii


Rani: Hahaha.... Dasar gila deh... Kamu mah enak udah ada yang cocok. Lah aku gimana dong?? Lagian aku gak biasa loh des, kalau sampai harus begituan sama yang lain kayak yang kamu bilang itu. hmmm..


Desi: Itu mah gampang kali ran, mengalir aja nanti..hihiii... Bentar nih ya aku telepon dia dulu, aku minta cariin yang bener-bener cocok sama tipe dan selera kamu.


Rani: Ih dasar Niat banget deh ini orang. kayak paham aja selera aku gimana..huuuuhh.



Desi: ssssttttt... Diem dehh.. Ikutin aja.


Saat itu tampak Desi yang kini mulai menelpon kenalannya tersebut, kemudian Rani mendengar desi berpesan kepada kenalannya tersebut untuk berkunjung ke hotel mereka saat ini. Permintaan tersebut tentu saja seperti yang dikatakan Rani tadi tidak akan mungkin ditolak oleh sang pemijat tersebut. Tampak ajakan Desi tersebut langsung disetujui olehnya, malah saat Desi meminta untuk dicarikan satu lagi seorang pemijat untuk temannya "Rani" tampak sang pemijat tersebut dengan cepat menyanggupinya. Dan mengatakan hal tersebut bukanlah hal yang sulit bagi mereka. Untuk bisa memenuhi kriteria yang di inginkan desi untuk sahabatnya nanti, "Rani".





Saat itu juga sang pemijat mengirimkan beberapa foto kepada Desi, tampak di sana ada sekitar 10 foto laki-laki yang siap menemani Rani dalam pijatannya malam ini. Desi menyodorkan foto tersebut kepada Rani, tampak Rani dengan malu-malu dan sedikit kebingungan memilih dari foto yang ditunjukkan Desi kepadanya.



Desi: Yang ini aja Ran,, ganteng gitu kan?? Dadanya berbulu lagi.. Ih geli deh gemes juga. Aku kalau tahu ada yang begini, kayaknya milih yang ini deh daripada kenalan aku ini.. Hihihi



Rani: Ihh apa sih,, nggak tahu ah.. aku nggak ikut deh kayaknya,, kamu aja deh des yah.??


Desi: Udahlah jangan malu-malu gitu, aku tahu kok kamu suka kan?? Umurnya masih muda loh 26 tuh. Cocok lah sama tante-tante kayak kamu. Hahaha


Rani: Hahaha... Dasar gila... Kamu pikir aku tante banget apa. Belum juga kali!!

Desi: Ya udahlah yang ini aja ya??? Aku bilang oke ini ya?? Biar nanti mereka bareng kemarinnya. Ya???


Rani: Nggak tau ah,, terserah kamu aja deh.



Desi: Iya tapi kamunya suka nggak?? Pilih yang kamu suka dong!!


Rani: Iya iya.. Yang itu suka kok aku.


Desi: Hahaha,,, kan apa aku bilang?? Dasar binal juga. Tapi pura-pura aja nggak..huuuu



Rani: Nggak tau ahh des,, suka-suka kamu aja.



Desi: Nanti kalau nggak cocok kita tukar lagi deh, oke??? Pokoknya malam ini sahabat aku ini, harus kembali ceria.


Rani: ahhhhmmmm.... Makasih bestie aku. Yang selalu ngertiin aku deh.



Keduanya tampak berpelukan, setelah kesepakatan mereka capai pada sore hari itu.



Hingga tiba pada waktu yang dijanjikan oleh desi, saat itu mereka berjanji akan bertemu di hotel ini tepat pada pukul 08.00 malam. Rani yang kini masih berada satu kamar dengan Desi, mulai kembali terlibat sedikit perbincangan sengit bersama Desi. Saat mendekati waktu yang di janjikan akan segera tiba, tampak kini keraguan kembali muncul dalam diri Rani.


Desi: Udahlah,, udah hampir tiba kok waktunya. Nggak bisa dibatalin juga kali, orangnya udah menuju kemari kok.



Rani: Kamu yakin pakaian kamu kayak gini?? Nggak kebuka banget tuh??

Ucap Rani mengomentari pakaian desi saat itu.


Terlihat oleh Rani, saat itu Desi hanya mengenakan pakaian tidur terusan "You Can See", Sehingga lekuk tubuh Desi yang tak kalah seksi dengan Rani tampak terlihat menggoda karenanya.


Desi: Kan mau dipijat, nanti kan juga bakal dibuka dong. Hihihi



Rani: Itu dasar kamu Emang mau menggoda deh kayaknya.


Desi: Biarin deh kamu mau ngomong apa juga.. Hehehe... Yang penting udah jadi deh ini.



Rani: Ih dasar ya,, aku jadi ikut-ikutan deh ini gara-gara kamu...hmmm...batalin aja yang kamu pesen buat aku ya???



"Nah ini mereka telepon, Pasti udah sampe. Gak mungkin batal say..hihiii"



Ucapan Desi tersebut tentu saja membuat Rani semakin deg-degan karenanya, sebentar lagi dia akan bertemu langsung dengan laki-laki yang tadi dipilihnya dalam sosok foto tersebut.



Sebenarnya bener apa yang dikatakan Desi sebelumnya, bahwa Rani memang juga tertarik dengan sosok laki-laki yang ada di dalam foto tersebut. Karena selain memiliki wajah yang lumayan ganteng, Laki-laki yang dipilih oleh Rani tersebut juga memiliki badan atletis dan juga banyak bulu pada bagian dadanya. Sosok pria macho yang sebenarnya juga diidamkan oleh Rani juga, tetapi tentu saja Rani malu untuk mengakuinya secara langsung kepada Desi.



"Ya udah langsung aja ke kamar sini aja"


Rani sekilas mendengar pembicaraan desi melalui telpon.


Tak lama setelah itu terdengar ada yang mengetuk pintu kamar mereka saat ini, dan dengan bergegas desi segera membukakan pintu.


" Udah datang tuh Ran "


Ucap Desi sambil berlalu meninggalkan Rani dan kini tampak desi berjalan mendekat menuju ke arah pintu.



Setelah sedikit mengintip dari celah pintu yang memang tersedia, Desi langsung saja membuka pintunya. Setalah yakin bahwa yang mengetuk pintu tersebut adalah laki-laki kenalannya terebut, sesaat setelahnya. Tampak saat itu pada pandangan Rani dua orang laki-laki muda dengan postur atletis, segera dipersilakan masuk oleh Desi ke dalam kamar. Setelah berada di dalam kamar tampak Desi sedikit ngobrol basa-basi, sebelum akhirnya memperkenalkan dua laki-laki tersebut kepada Rani.



Desi: Nah ini teman yang tadi aku bilang itu loh, sama temen kamu ini kan nanti??

Ucap Desi sambil menanyakan kepada salah satu laki-laki tersebut.



" iya beb nanti mbak nya itu sama temen aku yang ini, aman kok Dia teman baik aku"

Jawab Salah satu Pemuda tersebut kepada Desi.


Tampaknya Pemuda tersebut adalah laki-laki yang telah dikenal Desi sebelumnya, karena saat itu terlihat mereka sudah cukup dekat dan akrab juga. Sampai-sampai Rani dibuat geli dengan panggilan "beb" yang diucapkan pemuda itu kepada Desi.


Desi: Kenalan dulu lah kalian, biar enak ngobrolnya dong.



" eh iya saya Aldo Mbak "


Ucap laki-laki yang tampak telah mengenal Desi tersebut, sambil ia menyodorkan tangannya kepada Rani untuk bersalaman.


" saya Rani "


Ucap Rani sedikit malu-malu dan mengulurkan tangannya.



Kemudian giliran Pemuda satunya yang mendekat kepada Rani.


" perkenalkan saya Abdur Mbak "



Ucap Pemuda tersebut sambil tersenyum, kemudian juga melakukan hal yang sama seperti temannya tadi.



Tetapi ternyata apa yang di lakukan Pemuda tersebut selanjutnya, diluar dugaan semua yang kini berada di dalam kamar. Setelah mengulurkan tangannya kepada Rani, kemudian saat tangan mereka tengah bersalaman. Tampak pemuda tersebut mendaratkan Ciuman kecil pada punggung Tangan Rani.


"perkenalkan juga....saya Rani...ehhh kok??"

Ucap Rani sedikit terkejut dan terhenti dengan perlakuan Pemuda tersebut terhadap dirinya.


Desi: Wah bakal seru nih,, hihihi


Ucap Desi sambil sedikit mengejek Rani.


Aldo: Ya bakal seru dong Beb, aku yakin banget kalau sama Abdur. Apalagi sama mbak yang model kayak begini, bisa-bisa nggak mau pulang dia. Hahaha


Abdur: Ah lu bisa aja Bro,, kalau gua mah tergantung Mbaknya aja, gimana mbak??


Ucap Abdur,,, seraya kini menempatkan dirinya duduk di sebelah Rani.


Rani sedikit terkejut dengan agresifnya tindakan dari pemuda tersebut kepadanya, tampak Pemuda tersebut sangat berani menggodanya. Hal tersebut sebenarnya membuat Rani merasa senang juga, karena memang selain Pemuda tersebut terlihat gagah dan berbadan atletis. Hal tersebut juga didukung dengan suara Pemuda tersebut, yang terkesan laki-laki banget bagi Rani.



Rani: Eh iya, apa??


Tampak Rani sedikit gugup karena perlakuan agresif dari pemuda tersebut.



Desi: Nggak usah grogi gitu dong say, di bawah Rileks aja. Hihihi


Aldo: Mau sekarang Beb??


Rani: Iya langsung saja mas, udah nungguin dari tadi itu bebebnya. Hahaha


Desi: Oh ceritanya udah pengen berdua aja nih kalian??


Ucap Desi menggoda Rani.


Saat itu Desi dan juga aldo yang masih dalam posisi berdiri, tampak tersenyum melihat rani yang duduk bersebelahan bersama Abdur.


Aldo: Gimana Bro ?? Gue tinggal yah nih?? Kalian kenalan dulu deh berdua biar biar Rileks aja gitu.



Desi: Ya udah yuk, ke sebelah aja beb.


Ucap Desi mendukung pernyataan Aldo barusan.


Abdur: Ya udah bebas aja Bro, biar nggak keburu malam juga.



Desi: Biarin atuh sampai malam juga, nginep juga boleh kok di sini. Hihihi


Rani: Ih dasar Desi,, apa sih mulutnya gitu??


Desi: Bercanda dong besti,, ya udah ya kami tinggal dulu... bye...


Ucap Desi seraya berbalik dan meninggalkan rani berdua bersama Abdur di dalam kamar.

Rani tampak hanya diam saja menanggapi pernyataan dari Desi tersebut, begitu juga dengan Abdur ia hanya tersenyum dan membalas lambaian tangan dari Desi dan juga Aldo. Sesaat sebelum keluar kamar desi mengganti kartu yang diletakkan pada saklar lampu kamar hotel tersebut, desi menggantinya dengan kartu yang lain. Seolah hanya untuk menghidupkan aliran listrik di kamar tersebut, sementara kartu yang berfungsi sebagai kunci kamar dibawa keluar oleh Desi bersama Aldo.




Entah apa maksud dan tujuan desi melakukan hal tersebut, mungkin saja hal tersebut dilakukan Desi agar Rani tidak bisa keluar dan akhirnya membatalkan acara mereka malam ini. Setelah melakukan hal tersebut tampak keduanya kini keluar kamar dengan bergandengan tangan, terlihat sangat mesra dan dekat sekali keakraban yang terjalin antara mereka berdua. Sementara itu Rani yang kini berada berdua saja dengan Abdur di dalam kamar, masih sama-sama saling terdiam setelah sepeninggalan desi dan juga Aldo.


Abdur: Mbak Rani, masih santai kan?? Belum mau mulai sekarang kan?? Apa gimana nih??


Rani: Eh iya santai kok,, nggak dipijit juga nggak apa-apa sih. Kita ngobrol aja juga boleh kok, sekalian nungguin temanmu selesai sama bebebnya itu.



Abdur: Kenapa gitu mbak?? Mbak nggak Mau dipijit??


Rani: Belum pernah aja sih dipijat laki-laki, ini pertama kali banget abdur buat saya.



Abdur: Oh gitu,, ya udah santai kok Mbak. Nanti mulainya pelan-pelan aja.


" iya, liat nanti ya "


Jawab Rani singkat sambil sedikit tersenyum.



Setelah itu Abdur terus berusaha mengajak Rani berbincang tentang apasaja, hingga akhirnya mereka berdua terlibat obrolan yang cukup mulai mencair. Rani mengetahui bahwasanya Abdur adalah laki-laki keturunan yang kini tinggal menetap bersama orang tuanya di Indonesia sejak lama. Abdur adalah laki-laki keturunan Arabic, dan di sini Abdur menceritakan bahwasanya dulunya ia berkuliah saja jadi kota ini. Namun setelah lulus dia mendapatkan pekerjaan di kota ini, yang awalnya pekerjaan Abdur bukan sebagai seorang pemijat. Namun setelah mengenal sosok Aldo yang menawarkannya untuk ikut kerja bersama, abdur mulai tertarik dan akhirnya kini ia menekuni profesi itu.



Abdur menceritakan bahwasanya ia mengenal Aldo pada sebuah tempat Gym, saat Abdur sedang melaksanakan gym juga. Dari perkenalan itulah aldo menawarkan kepada Abdur pekerjaan yang kini ia jalani. Saat itu Rani tampak antusias menanggapi cerita dari abdur tersebut, Bahkan Rani sempat memberikan beberapa komentar kepada Abdur.


Rani: Kamu kok ganteng-ganteng mau kerja gini sih??


Abdur: Jangan menilai negatif dulu mbak, aku beneran belajar pijat loh. Les private massage beberapa bulan dulu sebelum akhirnya aku kerja di sini, dan aku tuh bener-bener bisa massage mbak. Dan nggak aneh-aneh juga, kecuali permintaan dari pelanggannya. Hehehe



Rani: Sama aja itu Abdur, kamu yah dasar..



Abdur: Hehehe... Kan kadang-kadang aja Mbak Nggak selalu kok. BTW Mbak tinggal di sini??



Rani: Enggak kok, cuman Kebetulan lagi di sini aja. Lagi ada kerjaan.



Abdur: Oh gitu,, maaf ya Mbak tadi aku sempet ngira kalau mbak tuh emang menetap di sini. Dan sengaja panggil kita buat datang ke sini penuhin hasratnya gitu. Hehehe... Sorry ya mbak..



Rani: Hahaha.... Enak aja kamu kalau ngomong,,, emang kelihatan kayak perempuan gituan apa??



Abdur: Awalnya sih aku kira Iya mbak,, soalnya gini loh dari penampilan Mbak tuh kayak menarik banget gitu ya kan. Sama terus badan-badan kayak mbak nih body yang memiliki daya jual Tinggi lah. Makanya tadi aku sempat mikir ke arah situ, eh nggak tahunya salah. Maaf lagi deh.



Rani: Kamu tuh Yah dasar,, aku istri orang tau abdur, punya anak juga, punya keluarga. Bukan Perempuan kayak yang kamu pikir.



Abdur: Iya makanya kan udah minta maaf Mbak.


Rani: Iya deh, wajar kok kamu mikir gitu. Lagian kenapa Juga perempuan bersuami panggil tukang pijat malam-malam gini ke kamar hotel ya kan??


Abdur: Ya kan buat pijat Mbak, nggak salah dong.



Rani: Kan bisa cewek yang mijit, ini malah panggil pemijatnya cowok..hahaha


Abdur: Cewek atau cowok sama aja sih Mbak, yang penting pijatannya enak loh. Bisa bikin badan segar, mbak mau dipijat sekarang.??



Rani: Boleh deh, cuma mau buktiin kamu beneran bisa mijet atau nggak.. Hehehe


Abdur: Iya deh boleh mbak,,, kalau enak ada bonus nya dong ya mbak?? hehehe



Rani: Bonus apa nih?? tenang aja nanti sesuai tadi yang di bahas sama desi kok. Sesuai tarif lah ya dur.



Abdur: Yang lain lah mbak,, hehehe... Yaudah deh nantilah di bahas ya mbak..hehehe
Aku ganti baju dulu deh ya mbak. Masa pakai baju kayak gini, nanti kena minyak. Mbak juga lah sekalian nanti kotor loh baju nya.



Rani: Udah mbak gini aja nggakpapa, kamu mijitnya nggak usah pakai minyak. kamu aja kalau mau ganti baju gapapa.


Abdur: Nggak maksimal dong Mbak jadinya, aku juga ganti pakaian kok ini mbak.



Rani: Emang harus banget?? mbak nggak pakai nggak bawa pakaian lain loh, cuman pakai yang tidur gini aja


Abdur: Masa pakai celana panjang gitu mbak, mbak lepas luarnya aja. Terus nanti handukan deh dipijitnya


Rani: Masa Gitu Sih?? Sama aja mbak bugil dong Di depan kamu.hahaha



Abdur: Kan namanya pijat Mbak, tenang aja aku tahu kok Mbak menarik. Bodynya juga oke gitu, tapi aku nggak bakal macam-macam kok. Mbak tenang aja.




Rani: Udah deh gini aja dulu ya,, nanti deh kalau memang kayaknya harus pakai minyak banget.



Abdur: Ya udah deh kalau gitu,, aku ganti baju dulu ya mbak.



Rani: Baju kayak gimana sih Kamu pakai nanti?? Jangan terlalu terbuka dong.



Abdur: Enggak aku nanti pakai celana pendek kok, sama atasannya nanti pakai singlet aja deh kayaknya.



Rani: Ya udah kalau gitu, kirain nanti gimana-gimana.



Saat itu Abdur segera beranjak dari tempat duduknya disebelah Rani, kemudian ia menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya. Tak begitu lama berselang, saat abdur keluar dari kamar mandi. Rani sedikit terkejut melihat kondisi penampilan Abdur, saat itu Abdur memang menggunakan celana pendek seperti yang ia katakan tadi. Tetapi itu bukan celana pendek seperti yang di perkirakan oleh rani, melainkan celana pendek press yang seperti hanya celana dalam saja. Pada bagian atas tubuhnya Rani sekilas melihat dada Abdur yang bidang ditumbuhi bulu-bulu yang memenuhi dadanya, di bagian bawah rani melihat bagian depan celana pendek abdur yang begitu press tampak menggelembung menonjolkan isinya.



Rani: Ih Abdur,, kok gitu sih pakaiannya?? Kelihatan banget lagi.


Abdur: Apanya sih yang kelihatan Mbak??



Rani: Ih pura-pura nggak tahu lagi, itunya kamulah.



Abdur: Oh tenang aja Mbak, aku udah biasa kok gini.



Rani: Mbak yang nggak biasa loh Abdur, nggak enak aja lihatnya.



Abdur: Udah nggak usah diliatin Mbak, fokus aja dipijitnya. Biar maksimal loh mbak, hehhe



Rani: Kamu tuh paling bisa deh ngelesnya, gak enak loh liat nya kalau kamu kebuka banget gitu. parah deh..



Tampak Abdur hanya tersenyum menanggapi pernyataan dari Rani tersebut.



Tanpa terlalu memperdulikan keluhan dari Rani, kini Abdur mulai mendekat kearah Rani.


"Udah santai aja mbak Rileks ya, jangan terlalu di lihatin. Mbak ngadepnya kesana aja, biar gak ngeliatin"


Ucap Abdur yang kini duduk kembali di sebelah Rani.


"Hmmm...Dasar kamu ini ada-ada aja deh"


Keluh Rani kemudian, tetapi Rani mengikuti instruksi yang diberikan oleh Abdur.



Rani kini berubah posisi membelakangi Abdur, setelah itu Rani pun Mulai dipijat oleh Abdur. Saat itu Rani merasakan pijatan Abdur memang benar-benar terasa pas sekali dan mengenai otot-ototnya yang terasa kencang.


Rani: ahhhh...duhhh... Berasa banget pijatan kamu Abdur. Padahal cuman gitu aja ya.. ehhhh..kerasa banget deh..



Abdur: Kalau mbak mau lepas pakaiannya sama pakai minyak ini bakal lebih terasa lo mbak, dan udahnya tuh pasti seger banget.



Rani: Masa sih?? Beneran bisa mijit kamu Ternyata. Kirain bohongan. Hahaha



Abdur: Ya nggak lah Mbak masa aku bohong sih, gimana mau coba??


Rani: hhmmmm.... Kayaknya boleh deh, rasa nyaman aja sih sama pijitan kamu.



Abdur: Aku bilang juga apa tadi Mbak, yaudah mbak ganti aja pakaiannya sekarang deh.


Rani: Gak bisa pakaian mbak tetap gini aja dur ,???


Abdur: Kalau kayak gini kayak yang aku bilang tadi loh mbak,, gak akan maksimal.


Rani: Gitu ya?? Terus mbak buka semua nih??
Handukan aja gitu??


Abdur: Di pjiet kan maksimalnya emang gitu lah Mbak. hehehe


Rani: Yaudah deh, Tapi kamu janji ya jangan macem-macem??


Abdur: Tinggal teriak aja sih mbak kalau aku aneh-aneh. Mbak tenang aja aku profesional kok mijetnya, kayak yang aku bilang tadi loh.


"Kecuali mbak yang minta..hehehe"


Lanjut Abdur sambil berbisik pelan di telinga Rani.


"ihhh kamu tuh,, enggak deh yaa..hahaha"


Balas Rani kemudian.


Dengan sedikit Ragu Rani beranjak dari posisi duduknya saat ini, ia menuju kamar mandi untuk melepaskan pakaian luar yang ia kenakan. Saat berada di dalam kamar mandi Rani sempat melihat keadaan dirinya yang malam itu begitu tampak menggoda, jika hanya berbalutkan BH dan celana dalam saja begini. Sempat Rani berpikir apakah jika handuk tersebut terlepas dan tubuhnya dilihat oleh Abdur.

"Akankah Pemuda tersebut akan tergoda dengan tubuhnya?? "


Pertanyaan itu muncul di kepala Rani, seakan ia tertantang untuk membuktikannya.

Saat itu Rani harus mengakuinya bahwa saat ini dirinya juga merasakan gairahnya mulai bangkit dengan semua sentuhan Abdur sekilas pada tubuhnya tadi, belum lagi tadi Rani sempat melihat sosok Abdur yang cukup menarik dimatanya itu. Dada pemuda itu yang berbulu membuat Rani merasa gemes melihatnya, tampak juga dipandang Rani saat itu cetakan di celana Abdur yang tampak begitu besar dan panjang isi sesuatu di balik celana tersebut. Tanpa sadar rani Sempat meraba bagian depan vaginanya yang masih terbungkus celana dalam karena memikirkan hal tersebut, tetapi karena merasa tidak ingin terhanyut dalam gairahnya sendiri. Rani akhirnya menghentikan semua kegiatan tersebut dan ia juga mengkhawatirkan nantinya ia tidak bisa menahan gairah yang kini mulai di dalam dirinya, terutama jika dirinya kembali menerima pijatan lenabut dari Abdur tersebut.


Kemudian tak lama berselang Rani meraih handuk di dalam kamar mandi tersebut, ia lilitkan handuk tersebut di tubuhnya kemudian ia menguncir rambutnya. Sehingga kini penampilan Rani terlihat sangat sensual dengan setelan rambut kuncir kudanya, dan juga tubuhnya yang kini hanya berbalutkan celana dalam dan BH saja dibalik Handuknya. Rani sempat melihat ke cermin beberapa kali sebelum akhirnya ia beranjak dari posisinya dan keluar kamar menemui Abdur. Akhirnya setelah sedikit timbul keyakinan dalam dirinya, Rani segera keluar dari kamar mandi.


Saat Rani keluar dari kamar mandi tampak Abdur sedikit terpesona melihat penampilan Rani saat ini, hal tersebut tentu saja tidak lepas dari komentar Abdur.


Abdur: Wah Mbak Rani kelihatan seger banget sih, uhhh...montok mbak!!!


Rani: Ih seger apa sih??


Balas rani sedikit tersipu karenanya.


Hal tersebut seakan memberikan jawaban akan pertanyaan yang tadi muncul di kepalanya, tentang bagaimana ketertarikan Abdur melihat kondisinya yang seperti ini.


Abdur: Nggak kok,,, lebih sensual aja gitu loh mbak dan hot juga sih. Jadi nggak yakin bisa nahan nih.. Hahaha..sampe goyang-goyang nenen mbak, saking montoknya..upsss


Rani: Tuh kan,, tadi katanya pemijat profesional. Gimana sih??


Abdur: Iya iya mbak,, bercanda kok soal itu.
Tapi kalau soal cantik dan Hot yang aku bilang tadi, itu beneran kok. hehee


Rani: Ihhh paling bisa deh kamu tuh, dasar player tante-tante. .hahhaa



Abdur: Lah mbak Rani bukan tante-tante dong,, masih muda gini kok. Bedanya montok, putih mulus dan kenceng banget lagi.hmmm


Rani: Ya sama ajalah, aku istri orang loh. Anak aku aja udah dua Abdur. Tante juga lah itu..hihiii


Abdur: Lebih cocok sihh,, Hot mom lah yah mbak..hehhee..ayo sini deh Mbak,,


Ucap Abdur memanggil Rani agar mendekat kepadanya.

Saat itu sebenarnya Abdur sudah tidak tahan dengan godaan sosok rani dengan segala "ASSET"NYA itu, tetapi Abdur masih berusaha menahan dirinya. Agar Rani tidak menjadi risih dengan perlakuannya.


Rani: Hihiii... Masa sih gitu dur??


Ucap Rani sambil tersipu karena mendengar ucapan dari Abdur barusan, sambil kini ia berjalan sedikit mendekat kearah Abdur.


Saat itu Rani merasa tersanjung karena pernyataan Abdur yang menolak pernyataan Rani sendiri tentang dirinya, saat itu Rani mengakui dirinya sudah seperti sosok tante-tante. Tetapi
Abdur malah mengatakan Bahwa Rani lebih cocok di katakan sebagai sosok Hot mom, hal tersebut seakan semakin memperkuat rasa penasaran Rani tentang seberapa menarik kondisi dirinya di depan pemuda seperti Abdur.


"Kalau abdur Udah bilang begitu, Artinya tubuhku ini gak kalah dong sama perempuan-perempuan muda. hihii"


Perasaan senang dan GR mulai mengalir di dalam diri Rani saat ini, hal tersebut sekaan sedikit melepaskan beban pertengkaran bersama suaminya.


Abdur: Iyalah Mbak,, benar-benar idaman laki-laki banget deh body kayak mbak gini. Hehehe


Rani: Udah ih kamu tuh,, dari tadi gombalin Mbak terus. Awas aja nanti beneran suka loh.hihihi


Abdur: Boleh dong kalau suka beneran Mbak,, mumpung lagi berdua nih. hahaha


Rani: Apa si Abdur nggak jelas deh,, pokoknya Mbak mau kamu jangan aneh-aneh ya. Janji lho??


Abdur: Iya iya mbak,,, ayo udah ke sini. Biar lanjut dipijit lagi.


Mendengar ucapan dari Abdur tersebut, Rani langsung menempatkan posisinya di hadapan Abdur.


" gimana posisinya Dur?? "


Ucap Rani setelah berada di hadapan Abdur.


"Mbak tengkurap aja dulu"

Balas Abdur kepada Rani.

Setelah Rani mengambil posisi tersebut, tampak Abdur semakin terpesona melihat penampakan body montok Rani. Abdur melihat bulatan pantat Rani yang seakan menyendul montok dalam posisi tersebut, belum lagi saat ini Abdur melihat punggung Rani yang mulus diahadapannya dan tali BH Rani yang tampak di pandangan Abdur saat itu seakan menambah kesan sunsual diri Rani di hadapannya. Terlebih saat ini sosok Rani seakan menampakkan sikap centil dan malu-malu terhadapnya, akhirnya dengan sedikit nakal Abdur yang merasa tidak Tahan dengan kondisi tersebut. Kini mulai menyentuh nakal tubuh Rani.


"Ihhh..Abdur..jangan dong..hihii..nggak tahan ya kamu?? Mbak menggoda banget kan??hihiii"
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd