Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT ISTRIKU DAN "ASSET"NYA_REMAKE_TAMAT.

Bimabet
Lanjutan...

"Mmmmhhhhh.... Mmhhhh... Wooowwwww... Luar biasaa... Mmhhh... Mbakk... Susu mu ini sangat menggoda sekali... Mmmhhh"

Begitulah ucapan yang dilontarkan pak sobri menanggapi rengekan yang diucapkan oleh Rani. Ia terus saja menggumali dengan gemas bulatan payudara montok nan indah itu, tanpa perduli wanita sang empuhnya mengeliting menahan rasa geli bercampur nikmat yang mulai merasuk kedalam dirinya. Tentu perlakuan yang begitu ganas terhadap payudara nya itu akan ikut membangkitkan gairah wanita itu juga. Terutama payudara nya itu adalah bagian yang paling sensitif dari tubuh nya.

"Owhhhh... Ahhhhh.. Ahhhh.. Aamm..phhuunnn.. Paaa..aak.. "

Lenguh Rani, kala hisapan pak sobri berpindah ke bulatan payudara sebelahnya.

"Sudahh... Suudd...aaahhh.. Ahhhhh"

Ucapan Rani terputus karena hisapan pak sobri yang semakin kuat dan lepas kontrol.


"Tadi janjinya gak begini... Ahhhh.. Mmmhhh"

Rani melanjutkan ucapannya. Kali ini disertai dengan ia berusaha mendorong kepala pak sobri untuk melepaskan hisapan pada payudara nya.
Dan usahanya itu berhasil, pak sobri berhasil terdorong dan terlepas dari hisapan pada payudara itu.


Pak sobri: maafkan saya mbak, saya tidak bisa menahannya. Sungguh sangat menarik dan menggoda sekali bentuk susu mbak Rani. Saya yang sudah seusia ini belum pernah melihat bentuk yang seindah dan semontok ini mbak..


"Mmhhhh... Liiicckkk"

Kembali pak sobri menjilati payudara Rani, kali ini ia lakukan dengan memegang kedua tangan Rani dan kedua tangan itu ia naikkan ke atas kepala Rani. Tak ayal perbuatan nya itu makin membuat Rani makin blingsatan.

"Ahhhh...ahhhh.. Gelii pakkk.. Terusss... Awhhhhh.. Mmmhhhh"

Rani mengucapkan hal itu seperti ia tidak menyadari posisi dirinya lagi.
Mendengar hal itu pak sobri menjadi makin bersemangat melakukanya. Sampai-sampai kini ia yang bagian bawahnya telah polos tanpa penghalang apapun lagi, dengan kencang ia tekan kan batang penisnya tepat di permukaan vagina Rani.

"Awhhhh...mmhhhh... Gelii pakk... Ampuniii saya... Ooohhhh"

Rani merengek kencang tanpa bisa ia kendalikan lagi. Kini ia merasa sangat basah pada bagian bawahnya. Ia merasa batang itu sangat kencang dan keras sekali dan tentu rasanya sangat besar dan panjang sekali walaupun saat ini batang itu masih terhalang celana yang ia gunakan untuk menyentuh belahan vagina nya secara langsung.

"Akan saya buat lebih nikmat lagi mbak,, saya sudah lama tidak merasakan nya"

Ucap pak sobri di iringi dengan gerakan tangannya menarik turun celana yang digunakan Rani. Sontak perbuatan nya itu kembali menyadarkan Rani pada situasi yang kini tengah ia hadapi dan dengan cepat ia menahan gerakan tangan itu.


"Bapakku... Jangannn... Cukup.. Saya tidak mauuu.. Jangannn.."

Pekik Rani kencang dibarengi dengan tubuhnya yang kembali memberontak. Hal itu membuat pak sobri ikut menghentikan aksinya.

"Cukup pakk lepaskan saya.. Saya harus kembali"

Ucap Rani seraya ia berusaha untuk bangkit dan lepas dari tubuh pak sobri.

"Maafkan saya mbak, saya tidak kuat menahannya, saya sangat tergoda melihat keindahan tubuh mbak Rani"

Ucap pak sobri menganggapi perkataan Rani.


Tanpa menanggapinya Rani segera duduk dan berusaha mencari pakain nya, ia mencari bra yang tadi Iepaskan.

"Tappp"

Tangan rani ditahan oleh pak sobri.

Pak sobri: mbak cukup duduk bertelanjang dada seperti ini, saya berjanji tidak akan melakukan hal yang lebih lagi. Saya hanya ingin menuntaskannya dengan melihat keindahan tubuh yang mbak Rani miliki. Saya mohon.

Tanpa membalas ucapan pak sobri, Rani menampakan raut kesal pada wajahnya, ia terlihat seakan sangat marah kepada pak sobri. Tetapi tak ada kata-kata penolakan keluar dari mulutnya, sekilas pandangannya beralih. Kini pandangannya tertuju pada bagian batang penis pak sobri yang tegak mengacung.


"Panjang dan besar sekali batang itu"

Cuman Rani dalam dirinya.

Pegangan tangan pak sobri mulai melemah, dan kini tangan Rani terjatuh ke lantai tanpa tertahan, hal itu membuat ia sadar dari ketakjuban nya pada batang besar yang berada di hadapan nya. Namun tak berlangsung lama, kini ia melihat gerakan lain dari pak sobri, sehingga membuat ia kembali menatap kearah sana.

"Ahhhh...ahhh... Ahhhh"

Suara desahan keluar dari mulut pak sobri. Kini tangan pak sobri mulai aktif mengocok batang penisnya.

"Bagini saya saya rasanya hampir gila mbakk,, bagaimana jika kontol saya ini sampai masuk kedalam memek mbak Rani"


"Ahhhh... Aghhh... Ahhh"


"Mungkin saya bisa mati keenakan... Ohhhhh....hhh"

Tanpa merespon apa yang diucapkan oleh pak sobri Rani hanya berdiam diri dan matanya terus tertuju pada batang penis milik pak sobri. Sebenarnya dalam dirinya ia merasa tergoda untuk memegang langsung batang milik pak sobri.

Ia melihat gerakan tangan pak sobri yang begitu lincah memainkan batang miliknya itu. Lalu ia alihkan pandangannya kearah wajah pak sobri, pandangan pak sobri seakan tidak lepas dari arah payudara nya. Lalu Rani menggerakan badannnya memperbaiki posisi duduknya, sehingga gerakan itu membuat payudara montok miliknya ikut bergerak dan menghasilkan goyangan yang makin merangsang pikiran pak sobri.

"Ahhhh... Woowwww.. Gerakan kelenturan payudara itu kenyal sekali mbak.. Ahhhh"


Komentar pak sobri mendapati gerakan yang dibuat oleh Rani.

"Ingin sekali rasanya saya menjepitkan kontol saya ini pada belahan payudara milik mbak... Owwwhhhh....hh"

Rani tetap saja berdiam tanpa merespon apapun ucapan dari pak sobri. Sebenarnya gerakan nya tadi itu terjadi karena ia merasakan rasa gatal pada belahan vaginanya, akibat ia terlalu fokus pada batang besar milik pak sobri.

Kembali Rani mengalihkan pandangannya ke wajah pak sobri dan kali ini mereka beradu pandang. Ia melihat tatapan pak sobri yang seakan sayu dan penuh harap kepada dirinya untuk agar di penuhi keinginannya. Akhirnya ia angkat satu tangannnya dan ia letakan pada payudaranya, tangan Rani itu bergerak meremas payudara miliknya sendiri.

"Ahhh... Woowwww.. Mbakk... Saya gak kuatt""

Komentar pak sobri melihat ulah Rani itu. Sementara Rani hanya tersenyum menanggapinya.

Seakan mendapatkan kesempatan pak sobri segera berusaha untuk bangkit kerah Rani.

"Ehhhh... Pakk... Bapakk.. Stopp... Diam disitu,.. Atau saya akan hentikan semuanya"


Ucap Rani yang menyadari maksud dari gerakan pak sobri.

"Jika bapak berubah dari kesepakatan, kali ini saya akan betul-betul hentikan semuanya"


Lanjut Rani menimpali.
Hal itu membuat pak sobri seperti sangat kecewa, namun kembali ia melanjutkan gerakan tangannya pada batang miliknya.


"Ohhhh... Tolonglah mbak jangan buat saya jadi gilaa. Saya tidak kuat menahannya godaan ini"

Keluh pak sobri ditengah kocokan pada batang miliknya. Sementara Rani hanya diam saja tidak menanggapi apapun. Lalu Rani kembali memegang payudara nya itu dan kembali ia remas menggoda pak sobri. Hal itu kembali membuat pak sobri kembali berkomentar.

"Ahhh gillaaa... Wooowwww... Tuhann godaan macam apa ini... Sungguhh indah sekali... Kenapa diusiaku yang sekarang aku baru bisa melihat ciptaaanmu yang seindah ini.. Wooowww sungguhhh... Ahhhhh.....hhh"

Kali ini pak sobri seperti tidak sadar mengatakannya, akibatnya matanya terperjam tanpa sadar dan genggaman tangannya seakan semakin kencang mencekik batang penisnya itu. Sampai-sampai ia hampir terjatuh mengguling kebelakang tempat ia duduk.

Melihat hal itu Rani dengan gerakan perlahan mulai maju mendekat kearah pak sobri, ia merasa penasaran bagaiamana jika tangannnya yang melakukan kocokan langsung pada batang milik pak sobri itu, dan bagaimana komentarnya. Walaupun sebenarnya bukan hanya itu, ia sendiri merasa sangat penasaran ingin merasakan memegang secara langsung batang besar yang kini berada di hadapannya.

"Ahhhh.... Wowwwhhh... "

Lenguhh pak sobri kala ia merasakan sesuatu yang halus menyentuh kepala penisnya.

Saat ia membuka kedua matanya, alangkah terkejutnya ia melihat Rani yang melakukan itu dengan tangannnya. Ia tatap satu wajah wanita itu dan wanita itu hanya tersenyum tipis kepadanya.

Pak sobri seperti menyimpulkan arti senyum tipis dari wanita itu.

"Sudah nikmati saja semua ini"

Begitulah nurani pak sobri berkata, ia menyimpulkan nya.

Dengan cepat pak sobri melepaskan tangannya dari batang penisnya. Kini batang miliknya itu telah dikendalikan penuh oleh wanita yang sedari tadinya ia harapkan melakukan hal itu.

"Ahhhh... Woowww... Ww... Ahhhhh.... Nikmat sekali mbakkk... Kk tanganmu begitu haluss dan kamu begitu pandai melakukannya... Ahhh"

Seakan dibuat gila oleh perlakuan Rani pada batang miliknya pak sobri merasa sepertinya ia akan segera sampai pada puncaknya. Ia melihat tajam kearah wanita itu, yang mana tatapan wanita itu terus tertuju pada batang miliknya,. Belum lagi akibat dari gerakan mengocok wanita itu pada batang miliknya, pak sobri melihat gerakan yang sangat indah pada guncangan payudara montok itu.

Memang jika soal memperlakukan batang kemaluan laki-laki Rani adalah jago nya, dibalik wajahnya yang cantik ayu nan terlihat kalem itu, sesungguhnya ia memiliki kemampuan seksual yang amat sangat tinggi dan tergolong liar. Hal itu telah dibuktikan langsung oleh pak sugeng, sang pengamat wanita di lingkungan Rani tinggal. Dan penilaian pak sugeng terhadap Rani adalah tepat, ia menduga dibalik sifat kalem dan lembutnya Rani tersimpan gairah seksual yang amat menggelora dalam dirinya. Ia telah membuktikannya secara langsung setelah ia berhasil menancapkan batang miliknya pada memek tebal wanita itu.

"Ahhhh... Mbakkk... Saya mau sampaii.. Ahh.. Hhhh... Boleh sambil Saya pegang susu mbak Rani yaa... Tolonggg"

Ucap pak tegang seperti tengah menahan sesuatu ledakan pada batang miliknya.

Tetapi ucapannya itu tidak ditanggapi, Rani seakan fokus dan terus mengocok batang itu dengan cukup gemas kali ini. Bahkan kini ia melakukanya dengan kedua tangan, yang mana satu tangannya ia mainkan pada buah zakar pak sobri.

"Aduhhh... Ahhhhh... Mbakkk sudahhh..hhh... Ampunnn saya gak kuat.. "

Lenguh pak sobri diperlakukan demikian oleh Rani, hingga kini tanpa bisa di kendalikan badan nya terhuyung dan terjatuh kedepan. Tepat di pelukan Rani, dan jatuh di permukaan payudara montok itu. Rani menahan dirinya agar tidak ikut terdorong dan terjatuh kebelakang. Ia membiarkan saja pak sobri yang kini bergelayut manja pada susu montok miliknya.

"Ahhhh... Mbak.. Empuk sekalii.. Ampuni sayaa.. "

"Ahhhh... Ahhhhh... Uhhhhh.. Pakkk....kkk"
Rani ikut melenguh kala ia merasakan kenyotan pak sobri pada payudaranya.

"Saya... Keluarrr.. Mbaaa..aaakkk...aahhhhhhhhh..hhhhhh"

"Croooooooottttt..... Croooootttt....crotttt... "

Sperma pak sobri muncrat tanpa tertahankan dan mengenai tubuh mereka berdua.

"Ahhhhh...hisaapppp...pp.. Terr..rruusss.... Paakkk... Ohhhhh.. Hhhh"

Lenguh Rani yang merasakan payudaranya dihisap kuat oleh pak sobri yang sedang ejakulasi.

Namun sia-sia, kini ia merasakan hisapan itu telah lepas dan ia dapati pak sobri yang tergolek lemas di gundukan payudara miliknya. Pak sobri mengelayut manja pada payudara itu, hisapan nya telah lepas namun tangan nya masih tertahan memegang daging Kenyal itu. Rani merasa merinding karena mendapati posisi pak sobri yang demikian, dan juga ia merasa kenapa tiba-tiba gairahnya naik seperti hendak di tuntaskan.


"Ahhhh... Udahhh iihhh pak"

Keluh Rani ketika pak sobri memelintir pelan puting payudaranya.

Sepertinya pak sobri melakukan itu tanpa sadar, karena saat itu Rani menemukan mata pak sobri yang masih terpejam.

"Udahh pakk,, angkat badan nya saya mau bersihkan ini bapak"

Ucap Rani sambil menepuk punggung pak sobri.

Pak sobri: saya lemas sekali mbak, ini sangat nikmat..

Rani: bapak kelewatan sekali, sampai saya kena muncratan kayak gini.

Pak sobri: habisnya mbak ternyata nakal sekali, saya belum pernah di kocokin kayak begitu.

Rani: dihhh yaudahlah gak usah di bahas.

"Cuppp... Mhhhhh... Terimakasih mbak.. Luar biasa"

Balas pak sobri sambil mengecup payudara milik Rani. Setelah nya ia segera bangun dan bangkit memberikan ruang pada Rani untuk berdiri.

Rani tidak mengagapinya, ia lalu berdiri dan bangkit untuk membersihkan dirinya. Ia ambil handuk dan ia kenakan untuk menutupi tubuh bagian atasnya. Sementara bra nya ia bawa bersama baju miliknya.

"Rani : dimana kamar mandinya pak"

Pak sobri: mbak keluar lewat pintu belakang, dan mengarah ke sebelah kiri.
kamar mandinya di bangunan samping kamar kita sekarang ini.

Tanpa menjawab perkataan pak sobri Rani segera berjalan keluar kamar dan menuju tempat yang dimaksud oleh pak sobri.

Rani membuka pintu belakang yang ternyata telah di kunci oleh pak sobri, lalu setelah membukanya ia keluar dari sana.
Ia berjalan kesebelah kiri sesuai petunjuk pak sobri, dan saat ia melihat kedepannya ia melihat seseorang yang berlari menjauh membelakangi posisi nya sekarang. Sepertinya orang itu dari arah jendela kamar tempat ia melakukanya bersama pak sobri. Orang itu sempat berhenti sejenak dan menoleh kearah Rani, kemudian ia memalingkan wajahnya kembali dan berlalu meninggalkan wanita itu.

"Celakaa... Jangan-jangan"

Rani seperti orang yang sangat ketakutan, ia sangat khawatir orang itu mengetahui perbuatan nya bersama pak sobri. Ia segera membatalkan niatnya untuk cuci-cuci di kamar mandi. Kembali ia masuk kedalam rumah dan menemui pak sobri dikamar.

Rani: pak seperti nya ada yang mengetahui semua ini, saya melihat ada laki-laki yang berlari kesana menuju rumah sebelah bapak.

Pak sobri: siapa mbak? Apa mbak mengenalinya?

Sontak pak sobri melihat kearah jendela kamarnya, ia melihat hordengnya yang dalam. Posisi ia ikatkan.

Pak sobri: celaka.,, siapa orang itu, bagaimana ciri-ciri nya mbak?

Rani: orangnya lebih muda sedikit dari bapak, dan dia sempat menoleh kearah saya.

Pak sobri: apa yang ia katakan?

Rani: tidak ada, orang itu hanya menoleh sebentar dan kemudian pergi lagi.

Pak sobri: sudah cepat kita bereskan dan kita cari siapa dia,

Rani segera menggunakan pakaiannya begitu juga dengan pak sobri. Kemudian keduanya keluar rumah dan mencari siapakah orang itu tadi. Tetapi tidak mereka temukan siapapun.

Keduanya yang tadi tampak panik, sekarang sudah mulai reda. Karena tidak mereka temukan siapapun, mungkin hanya orang lewat saja.

Pak sobri: Mungkin orang lewat saja kali mbak, kalau suami tetangga sebelah rumah saya belum akan pulang kalau jam segini.

Rani: semoga saja pak. Makanya bapak jangan macem-macem.

Rani tampak kesal dengan pak sobri.
Namun pak sobri hanya diam saja tidak menanggapi perkataan yang diucapkan oleh Rani.

Pak sobri: apakah itu teman mbak Rani?

Rani: bukan pak, saya mengenali kalau itu teman saya.

Pak sobri: siapa ya,, nanti akan saya cari tau mbak, mbak jangan khawatir.

Mendengar ucapan pak sobri yang seakan meyakinkan membuat Rani tampak sedikit tenang. Dan kini mereka berdua duduk di kursi teras depan rumah pak sobri. Saat ini hujan telah reda, namun ari belum tampak akan datang kemari.

Tak berselang berberapa lama, tampak sebuah sepeda motor keluar dari jalan lorong samping rumah pak sobri,. Tampak ari sedang bersama seseorang yang berada duduk di belakangnya, dan Rani sangat terkejut dengan wajah orang yang tengah di bonceng oleh ari. Orang itu adalah yang tadi ia lihat berlari di belakang rumah pak sobri.

Rani menundukan wajahnya seakan tak berani melihat kearah orang itu,.

Ari: lahh disini ternyata, saya kira kemana mbak. Sampai jemput pak RT loh saya minta di tunjukkan rumah sobri dimana.

Pak sobri: emang tadi gak lewat sini masuk nya mas?

Ari: enggak, tadi di kasih tau sama pak RT, kalau lewat jalan belakang lebih dekat,. Ehh pas sampai pondok udah gak ada orang, jadinya saya jemput lagi pak RT minta diberi tahu rumah bapak.

Pak RT: yaudah yang penting sekarang sudah ketemu kan? Mari mas antar saya kembali pulang.

Ucap pak RT seakan tidak ingin memperpanjang perdebatan diantara mereka. Setelah berkata demikian ia seakan tersenyum kecut kearah wanita yang kini duduk di teras pak sobri. Rani yang menyadari hal itu dibuat sangat ketakutan akan arti tatapan itu. Ia merasa tatapan itu adalah sebuah tatapan intimidasi kepadanya.


Ari: yaudah tunggu disini mbak, saya anatar pak RT dahulu.

Rani hanya diam saja tidak menanggapi nya, ia hanya menganggukkan kepalanya. Setelah keduanya berlalu.

Rani: dia orang nya pak, orang itu yang mengintip kita, dan dari tatapan nya seperti nya ia melihat semuanya.

Pak sobri: benarkah mbak? ??

Pak sobri seperti sangat terkejut dengan apa yang diucapkan oleh Rani, karena jika benar pak RT yang melihat semuanya, tentulah hal buruk akan terjadi. Ia tau betul bagaiamana kelakuan dari Pak RT disini.

Rani: saya yakin dia orang nya pak, saya masih mengenali wajahnya.

Pak sobri: celaka ini mbakk... Aduhhh... Kok ruwet sihhh..

Rani: bapak harus bisa mempertanggung jawabkan semuanya, ini semua karena ulah bapak.

Pak sobri: iyaa Iyhaa mbak Rani tenang saja.

Di tengah mereka tengah mempersoalkan hal tersebut, ternyataa Ari tak lama dari situ telah tiba di rumah pak sobri kembali.

Ari: ayooo mbak,, takut nya hujan lagi. Pak pamit ya, terimakasih sudah jagain teman saya.

Menanggapi hal itu pak sobri hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Rani: mari pak..

Keduanya pun berlalu meninggalkan rumah pak sobri..


#BERLANJUT
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd