Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT ISTRIKU DAN "ASSET"NYA_REMAKE_TAMAT.

widih widih makin ke sini makin seru aja. bukan cuma lingkungan sekitar aja ternyata yang mupeng sama "aset"nya rani. sampe ke lingkungan keluargapun ada. ditunggu hu kesempatan kakak ipar kebagian menikmati aset rani. siapa tau lebih jauh nanti ternyata bapak mertua rani pun ternyata ikut-ikutan huehuehue
 
Lanjutan pov rani:


Setelah jam pulang kantor tiba, maka aku segera bergegas pulang menuju rumah mertuaku untuk menjemput kedua anakku yang dititipkan suamiku disana tadinya. Setelah tiba disana aku langsung menemui mertuaku dan juga kedua anakku disana, selanjutnya kami berpamitan dengan untuk pulang kerumah kami. Saat diperjalanan pulang menuju rumah, dari kejauhan aku melihat desi dan ibu-ibu yang lain tengah berkumpul, mereka tampak duduk-duduk didepan rumah salah seorang warga yang letaknya di pinggir jalan pemukiman kami tinggal. Aku berniat untuk sekedar mampir disana sebelum nantinya aku melanjutkan pulang kerumah terlebih dahulu. Saat semakin dekat dengan mereka, aku samar-samar mendengar mereka tengah asik membicarakan sesuatu, sampai-sampai suara motorku yang telah dekat dengan mereka tidak mereka hiraukan.

"Kalau yang itu sih udah pasti ya bu desi gede pastinya hihihiiii"

Celetuk salah satu ibu-ibu disana.

"Iyaa lah bu, saya berani jamin..hahaha... posturnya aja udah tinggi kurus gitu"

Desi menanggapi omongan ibu itu.

"Nahhh kalau yang ini udah pasti pas kalau kena yang gede-gede bu,, ya..kan? Dilihat dari body nya pasti pas banget ini"

Celetuk desi kepadaku, sesaat setelah aku berhenti untuk mampir di dekat meraka.

"Ngomong apasih? Baru datang juga ini,, udah kena sasar aja"

Ucapku membalas ucapan dari desi.

"Hahahha ada dehhh"

Balas desi kepadaku.

"Ga jelas deh"

Balasku sambil tersenyum kecut kepadanya.

"Hahahhaa,, yehh biasa aja kali"

Ucap desi sambil tertawa senang melihat aku yang nampak kesal karena ulahnya.

Ibu-ibu yang lain yang juga berada disana bersama desi hanya tersenyum melihat pola kami berdua.


"Mama,, adek sama kakak kesana dulu yaa, main sama abang itu"

Ucap anakku yang paling kecil kepadaku, mereka tampak ingin bermain dengan temannya disana.

"Iyaa sayang,, tapi jangan jauh-jauh ya"

Ucapku sambil mengingatkan mereka.

Sesaat setelah anak-anakku bermain dengan temannya.


"Yahhh,,, yang masih muda-muda kayak kalian ini lah yang gairahnya itu lagi tinggi-tingginya"

Sambung salah satu ibu-ibu yang ada disana.

"Iyaa bu,, apalagi si rani tuhh, pastinya ini gak pernah absen kalau suaminya dirumah,, hehehe"

Sambung desi menimpali kalimat ibu itu.

"Ohhhh dasarrr,,, ngomongnya kearah sana toh"

Balasku, sesaat setelah paham arah pembicaraan mereka.

Dalam hatiku sempat terpikirkan, pantas saja tadi malam aku sampai terbawa mimpi desi melakukan hal demikian bersama pak dedi, pak sugeng dan mungkin juga andi. Semua itu karena tingkah pola nya yang sering berbicara menjurus kearah mesum setiap kali kami tengah berkumpul.

"Kalau yang itu iya lah,, kan kewajiban istri gitu des,,hihihiii,,, ya kan bu?"

Lanjutku menanggapi ucapan desi tadi.

"Wahhh enak dong,, pasti enak dong ya bisa tapi hari"

Lanjut desi menimpali.

Aku hanya tersenyum menanggapi ucapan desi tersebut, karena aku sudah paham dengan polanya. Jika aku terus menanggapi maka ia akan semakin menjadi-jadi nantinya.

"Yehhhh cuman senyum aja,, gede gak sih ran punya mas rudi? Pasti enak banget dong udah bisa tiap malem dapetnya terus gede lagi,,, Hahahahha"

Ucap desi mesum ditimpali dengan gelak tawa nyaringnya.

"Idihhh apaan sih jorok"

Balasku kepadanya dengan senyum kecut aku tampakkkan kepadanya.

"Gak juga kali bu desi, kan mas rudi sering jaga malam juga"

Timpal salah seorang ibu-ibu disana.

"Iyaa tuh bu,, dasar si desi pikirannya aneh-aneh aja"

Sahutku membenarkan ucapan ibu tadi.

"Hampir sama lah kalian itu, sering di tinggal pergi juga,, mbak desi kan juga sama"

Sambung ibu-ibu yang lain.

"Hahahahaha"

Semua ibu-ibu disana ikut tertawa karena ucapan ibu itu barusan.

"Iya sihhh bu,, hahahha"

Ucap desi seolah membenarkan kalimat ibu tadi.

"Tapi gak kurang kan bu desi servisnya?"

Sambung ibu-ibu yang lain.


"Yahhh enggaklah bu,, udah biasa juga,,hehehe"

Balas desi dengan santai.

"Iyaa tuh bu gak kuranglah,, orang sekalinya dapet bisa sampai teriak-teriak dianya,,,hihihiiii,,, apalagi kan gede tuh ya des punya suamimu,,?hihihiii"

Ucapku ikut menyerang desi.

"Yehhh sok tau ni,, kayak udah pernah tau aja,,,ahaha"

Balas desi sengit, tetapi dia terlihat sangat santai menanggapinya.

Sementara aku, cukup terkejut dengan apa yang aku ucapkan sendiri. Entah kenapa aku bisa mengucapkan hal itu kepadanya, apalagi dengan kondisi disini tengah banyak ibu-ibu yang lain.

"Emang yaaa,, kalau seusia kalian ini gairahnya tu lagi tingginya, kadang ada juga rasa penasaran dengan yang gede-gede kayak cerita kita tadi bu desi,,hihihiii"

Ucap salah seorang ibu-ibu.

"Yehhh curhatt"

Balas salah satu dari mereka.

"Hahahahha"

Kami semua tertawa, mendengar ucapan itu.

"Iya lah bu,, kalau gede tu pasti enak,, apalagi bisa keras banget kan yaa,,,hahaha"

Timpal desi semakin menjadi-jadi.

"Tanya aja sih rani tu bu,,,hihihiii "

Balas desi kembali mengarah kepadaku.

"Lahhh kok ke aku sih? Dasar,,,huuuuu"

Ucapku membalas pernyataan dari desi.

"Hahahhaa,, lah kan emang bener dong apa yang aku bilang ran"

Desi tertawa melihat aku yang nampak kesal karena ucapannya, dilanjutkan ia mengucapkan kalimat pembenarnya.

"Idihhh mana tau lah aku des, aneh-aneh aja deh ngomongnya"

Ucapku semakin kesal dengan omongan desi yang semakin menjadi-jadi.

"Yahhh ketauan deh tuh yaa, biasa aja dong punya mas rudi,, Hahahhaa"

Lanjut desi semakin girang.

"Gede mana sama yang waktu itu ran?"

Lanjut desi kepadaku.


"Udahh ihh des,, geli aku ngomong soal beginian,,,"

Ucapku sambil tersipu, karena ulahnya.

"Lahh emang yang waktu itu yang mana bu desi?"

Ucap salah satu ibu-ibu penasaran.

"Upsss,,,,hahahahha,,, aduhh udah gak ada bu, cuman bercanda aja"

Balas desi sambil ia tertawa.

Sepertinya ia terceplos mengucapkan hal itu, sehingga ia sendiri kaget dengan reaksi setelahnya.

"Aduhhh kalian ini ada-ada aja,, udah main rahasia-rahasian yaa,, maklumlah yaa ibu-ibu muda, giarahnya lagi hot-hot nya ini"

Lanjut ibu tadi.

"Aduhhh kamu sihh dess, jadi orang mikirnya aneh-aneh kan,,, ga ada kok bu,, waktu itu si desi lihatnya di video"

Ucapku membalas pernyataan ibu tadi.

"Hahahah,, iya bu,, gak ada kok, waktu aku kirim video ke rani,, dan itu nya gede kayak yang kita tadi omongin"

Sahut desi membenarkan ucapanku barusan.

"Ohhh gitu,, hihihiii,, iya dehhh,, ada juga gak apa-apa kok bu,, mumpung masih enak yahh dinikmatin atuh"

Balas ibu tadi, tak kalah mesum dengan desi.

"Hahahahhaa"

Semua kami semua disana tertawa mendengar ucapan dari ibu itu.

"Memang video punya siapa bu desi? Mana coba lihat,, hehehe"

Sambut ibu tadi yang lain.

"Aduhh udah gak ada bu,,itu video nya dapat dari internet dan udah di hapus,, rani tuh kayaknya masih nyimpen,, hahahaha"

Ucap desi, selanjutnya ia kembali mengarah menyerang kepadaku.

"Idihhh enggak yaa, udah di hapus di buka juga enggak"

Balasku menanggapi pernyataan desi.

"Tapi kayaknya bukan dapat dari internet deh,, hahaha"

Sambungku sambil melirik kearah desi, dan lirikan itu mengarah kearah gelang kakinya.

Sepertinya desi menyadari lirikanku itu, dan ia seperti memberikan kode kepadaku melalui matanya agar tidak melanjutkan kalimatku.

"Wahh kalau bukan dari internet! Aduhh punya siapa tu,,,penasaran"

Lanjut ibu tadi semakin menjadi.

"Enggak bu beneran dari internet, mana ada yang bisa gede kayak gitu disini, besar terus panjang lagi hehehe ada urat-uratnya keluar loh bu hahahah"

Lanjut desi semakin menjadi-jadi menanggapi ibu tadi.

"Tanya aja rani tuh bu, gede banget kan ya ran? Terus gemesin urat-uratnya kan ya?"

Lanjut desi mengarah kepadaku lagi, ia mengucapkan itu seperti tatapannya menegaskan agar aku membenarkan ucapnya itu.

Aku paham maksud dari tatapan itu, ia ingin agar ibu-ibu disini tidak menaruh curiga padanya. Dalam hati aku berucap "sukurin,,,hahaha"

"Iyaa bu dari internet itu kayaknya,, batangnya gede banget gitu,, terus ada juga ceweknya disitu,, tapi gak keliatan mukanya sihh,, tapi teriakan nya itu loh kayak orang bule luaran sana kalau lagi begituan. Kalau orang kita kan enggak bu, kalau itu sihh liar banget deh kayaknya perempuan itu"

Ucapku menjelaskan cukup detail, tujuanku agar ibu-ibu disini tidak menjadi curiga sekalian aku ingin membalas desi yang sedari tadi terus menyerang aku. Itu aku ucapkan sambil aku melirik kearah desi yang sekarang tampak sedikit cemas dengan ucapanku barusan.

Tetapi ternyata aku salah perhitungan.


"Lahh tadi katanya gak di tonton bu rani,,hahahaha,,,aduhh dasar ya kalian ini,, ternyata ,,hihiiii"

Timpal salah seorang ibu yang lain.


"Hahahahha Iyaa,,yaa"

Serempak ibu-ibu yang lain juga ikut tertawa mendengarnya.

Aku sampai tersipu dibuatnya, menyadari apa yang baru saja aku katakan.

"Dilihat dikit lah bu,, kan penasaran,, hihihiii"

Ucapku sambil tersipu.

"Iyaa bu,, lagian kan udah dewasa juga kan,, gapapa lah"

Ucap desi yang kali ini membela aku.

"Sukurin"

Ucapku kepada desi, dalam hati.

"Iyaa,,iyaa terserah kalian saja, yang penting aman yaa hehehe"

Timpal ibu tadi kepada kami.

"Aman lah bu,, kalau gak aman bisa gawat ini,, hahahaha"

Ucap desi sambil tertawa.


Memang dengan adanya desi ketika ibu-ibu tengah berkumpul suasana ditempat itu akan menjadi cair dan hidup sekali. Tetapi ya itu, obrolannya kadang suka menyimpang kemana-mana.

"Aduhh...makin jadi dehhh,, saya pulang kerumah dulu ya ibu-ibu mau beres-beres rumah dulu"

Ucapku kepada ibu-ibu yang ada disana.

Lalu aku segera memanggil anak-anakku yang tampak masih asik bermain dengan teman seusianya disana. Saat mereka telah menghampiri aku, aku segara berpamitan dengan ibu-ibu disana.

"Saya duluan ya bu, permisi"

Ucapku sopan kepada ibu-ibu disana.

"Iya,, nanti aku kerumah mu ya,, mas rudi belum pulang kan ya?"

Ucap desi sesaat sebelum aku pergi dari sana.

"Iyaa,, kerumah aja sihh"

Balasku kepada desi.

"Yaudah duluan ya,, byeee"

Ucapku sambil berlalu meninggalkan mereka.


Setalah riba dirumah, aku segera sedikit membereskan rumah. Tidak terlalu banyak yang harus aku kerjakan karena tadi sebelum berangkat bekerja suamiku telah melakukannya terlebih dahulu, nasi pun telah ia masak di dalam rice cooker kami dan untuk lauk aku telah membelinya tadi. Jadi tidak banyak yang harus aku kerjakan sekarang, hanya memandikan anakku saja nantinya.

Sekarangpun kedua anakku sudah tidak terlalu rewel, karena mereka yang tergolong sudah besar. Mereka bisa bermain bersama berdua dengan akur, seperti sekarang ini meraka tengah bermain berdua dikamar sambil menonton tv.

"Kakak, adek jangan keluar rumah yaa, mama mau ganti baju sekalian mandi"

Aku menghampiri kedua anakku yang berada dikamar mereka saat ini.

"Iyaa ma"

Jawab mereka.

Aku pun berlalu keluar kamar mereka dan ingin menutup pintu depan rumah kami, karena aku ingin mengganti bajuku dengan baju yang lebih santai untuk sekarang ini, saat ini pun aku masih menggunakan pakaian kerjaku tadinya walaupun aku telah melepaskan pakaian luarnya. Saat aku telah berdiri di depan pintu rumah kami, aku sempat melihat sebentar situasi diluar sana.


"Tinn..tinnn..ran"


Panggil desi dibarengi dengan suara klakson motornya.

"Ehhh kamu des,, kenapa?"

Jawabku kearahnya.

"Yehhh tadi kan aku dah bilang mau kemari"

Balas desi, yang kini telah memarkiran motornya di depan teras rumah kami.


"Iyaa tau,, ada apa sih kayak khawatir gitu"

Balasku kepadanya.

"Enggak ada sihh, mau ngobrol aja"

Balas desi.

"Yaudah masuk yuk,, didalam aja,, kayaknya ada yang mau klasifikasi ni,,,hehehehe"

Ucapku sambil sedikit meledeknnya.

"Yehhhh tau aja,, kamu tu ngomong yang begituan disana buat aku serasa mau copot jantungnya,, huuuuu,, dasar"

Timpal desi tampak kesal.

"Lahh kok aku sih? Aku ngomong apa coba? Kan kalian udah ngomong itu duluan sebelum aku datang"

Balasku pura-pura tidak paham dengan arah omongannya.

"Yaudah di dalam aja yuk,, gada mas rudi kan ya?"

Ucap desi seperti segara ingin menjelaskan sesuatu.


"Kamu belum ganti baju ini ran?"

Jawab desi melanjutkan.

"Iyaa gada,,, ini baru mau ganti baju sekalian nutup pintu tadinya,, yaudah yuk kedalam"

Jawabku kepadanya.

"Udahh entar aja penting ini"

Balas desi, seraya kami masuk kedalam rumah.

"Ada apasih? Kayak ketakutan gitu?"

"Aku ambil minum dulu kali ya"

Ucapku sesat kami telah duduk di sofa ruang tamu.

"Udahh gak usah,, gampang entar ambil sendiri aku"

Jawab desi menahanku.

Memang itu sudah menjadi kebiasaannya jika berkunjung kemari, ia akan bersikap biasa saja kepadaku, karena memang kami berdua sudah sangat akrab. Apalagi dengan kondisi dirumah tidak ada mas rudi, maka tak jarang kami kadang sampai tidur-tiduran dikamar sambil ngobrol.

"Yaudah kenapa ni?"

Jawabku memulai pembicaraan.

Desi: kamu tuh ya ran, hahahaha dasarr bikin aku ketakutan aja tadi..huuuu

Aku; kenapa sihh? Gak paham aku.

Desi: idihhh udahlah aku tuh dah lama kenal kamu ran, pake pura-pura segala..huuu dasar.

Aku: iyaa tau,, terus aku kenapa?

Desi: itu lohhh,, soal video tadi.

Aku; kenapa emang video itu, emang udah aku hapus kok.

Desi tampak diam tidak menjawab ucapanku barusan, sedikit keraguan dan ketakutan muncul diraut wajahnya.

Desi: kamu tau yah ran? Duhhh kok aku ceroboh sihhh, untung aku kirimnya ke kamu, bisa mati aku kalau sampai ada yang sadar. Awas aja ember loh ya,, gak temenan kita.

Aku; kenapa sih? Gak paham loh aku ini?

Desi: udah lah ran,, gak usah pura-pura lagi deh,, huuuu,,, kamu tau kan wanita dalam video itu.

Deghhhhh... Jantung lku berdegub cukup kencang saat mendengar ucapan itu darinya. Sebenarnya aku sudah tau wanita di dalam video itu adalah desi, walaupun aku tidak bisa melihat wajahnya. Tetapi dari nada suara dan gelang kakinya aku tau itu adalah dia, tetapi aku belum 100% untuk itu.

Aku: jadi itu beneran des? Gila kamu ya,, yang begituan dikirim ke aku,, huuu dasar.

Desi: aku tuh paham lirikan kamu kearah aku tadi, kamu sempat lirik kesini kan?

Ucap desi seraya menunjuk kearah gelang kakinya.

Desi; aku tuh paham, dari tatapan kamu mengarah ke aku kan sosok wanita itu?

Aku: hahahaha,, makanya jangan suka sembarang. Aku sihh awalnya gak sadar sih yaa, tapi setelah aku ulang-ulang baru dehh aku ngehhh kalau itu gelang kakinya kamu.

Desi: dihhh diulang-ulang,, liatin apaan? Gak mungkin dong buat nyari gelang kaki videonya sampai di ulang-ulang..hahahhaa

Aku; hihihiii,,, udahhlahh aku juga khilaf kok liatnya sampe ulang-ulang,, apalagi sekarang kalau tau itu kamu dan suamimu.

Ucapku seolah tidak enak hati dengan desi, karena aku tadi sempat jujur melihat video itu secara berulang. Yang kini aku tau ternyata itu dia da suaminya.

Kemudian aku berusaha mencairkan suasana kembali.


Aku: liar banget sihh kamu, sampe teriak-teriak gitu,,gak kebangun tuh seisi rumah..hahahaha

Desi: ihhhh dasar,,, iya yaa,,, awas aja ember loh ya,, mati gue ran.

Rani: iyaa,,iyaa,,,enggak kok,, lagian kan gak keliatan tu muka kamu disana juga,, teriakannya aja tuh yang kenceng banget,, dunia milik berdua ni yehhh..hahaha

Desi: udahh dehh malu aku tuhh ran,,tapi beneran dah kamu apus kan videonya? Jadi takut aku kesebar terus ada yang sadar bisa gawat.

Aku; iyaa udah,, ngapain juga nyimpen gituan.

Desi: iyaa deh syukur,, cemas aku jadinya. Tapi beneran ya? Mana hp mu coba aku liat?

Aku: dihhh sampe segitunya,, gak juga kali aku mau nyimpen gituan, apalagi aku tau itu punya kamu,, hahaha,,, geli aku lihatnya,, apalagi teriakan mu itu lohh,,hahaha

Desi: ighhh udah dehh ran,, dasar ceroboh sih aku juga, pokoknya bisa gawat kalau sampai kesebar.

Aku: dihhh gak biasanya panik,, biasa aja kali, kalaupun tersebar juga dan ada yang sadar kalau itu kamu pun gak terlalu jadi soal lah,, orang dengan suami sendiri juga, paling malu aja,,,hahahaha,, Kecuali....

Desi: aghhhh...udah ihhh ran takut aku.

Aku: kamu kenapa sih? Jangan bilang yaa...

"Desiiiii...kamu???"

Ucapku dengan nada sangat terkejut,, yang kini aku mulai sadar kenapa arah kecemasannya sampai begitu membuat ia ketakutan.

Desi: aghhhhaa... justru itu yang sangat aku takutkan,, kalau suamiku mengetahuinya juga..upsss,, aduhhh ran...

"Aku ngomong apa tadi?"

Lanjut desi seperti tersadar.

Sementara aku kini menutup mulutku, aku dibuat tak kala terkejut dengan apa yang baru saja ia ucapkan. Sungguh aku tidak menyangka desi sampai melakukan hal sejauh itu,berarti mimpiku tadi malam seperti menuju kearah kebenaran.

"Tetapi apa benar dia melakukannya juga dengan pak sugeng? Jika iya,, berarti kami pernah menikmati batang yang sama dan berarti aku sama liarnya juga seperti dia. Desahanku kala tengah di serang pak sugeng habis-habisan malam itu pun rasanya tidak jauh berbeda dengan desi atau bahkan aku lebih dari itu sih"

Aku mulai berpikir dalam keterkejutanku.

"Ran...Raniii...ii"

Pekik desi tertahan, sambil memukul pelan pahaku, sehingga aku tersadar dari pikiranku yang menerawang.

"Ehhh iya desss,, aduhh aku gak bisa mikir dehhh,, kok gitu sih kamu?"

Ucapku yang kini tersadar dari pikiranku tadi.


Desi; ighhh ran,, plase yaa,, jangan ngomong-ngomong. Takut banget aku ran,, beneran.

Aku: aduhhh...duhhh,, gatau aku des,, masih gak nyangka pokoknya.

Desi: ighhh kamu sihh ran, bikin aku makin ketakutan deh..aghhhaaa

Aku: iyaa,,yaaa... kalau soal ngomong ke orang aku juga tau lah,, mana mungkin juga,, tapi kelakuanmu itu lohhh...dihhh parah dehh...hihiiiii


Desi: ighhhh dasarrr,,, pake di ketawain,,, udahh deh ran,, takut aku pokoknya.

Aku: gak malu lagi nih ceritanya? Aku udah tau semua loh ini,, keliaran mu itu,,hahahha"

Desi; hahahahah,,, dasar yaaa...kalau sama kamu sihh,, malu juga lahhh,, tapi kan lebih malu dan takut kalau yang lain sampai tau,, bisa-bisa mati aku ran.

Aku: aduhhh,,, dahhh,,dahhh,, ada-ada aja sihhh,, pake di video pula,, buat apa coba? Pamer ni?

Desi: iyaa pamer ke kamu aku udah ngerasain batang yang besar, panjang dan berurrat,,,hahahha"

"Hahahahah"

Aku ikut tertawa mendengarkan omongan dari desi barusan.

Lalu aku mulai berpikir.


"Penis milik siapakah itu jika bukan milik suaminya? Apa milik pak sugeng seperti di mimpiku? Tetapi rasanya tidak sebesar itu deh,, lagian uratnya gak sampai keluar-keluar kayak gitu,,,hmmmm,,, siapa ya? Penasaran deh,, atau jangan-jangan milik pak dedi? Seperti dalam mimpiku!

Aku: punya siapa sih des? Gede banget gitu,,hahahaha

Desi: hahaha dasar yaa,,, gak boleh tau,, nanti kamu kepengen malah kamu ambil lagi,, kurang deh jatah aku,,,huuuuu.

Aku: dihhh siapa juga yang pengen,,, penasaran aja sihh,, siapa sih temen mesummu itu,, lagian aku gak segila dan seliar kamu lagi..hahha

Desi: elehhhh,,, gayanya,,, kalau udah kena batangnya pasti kamu tu sama aja ran,, hahahaha,,, aku tau lah pasti kamu bakal suka,, enak sihh soalnya, bisa bikin keluar banyak. Hehehe

Rani: dihh sok tau,, jangan di sama-samain ya,,,huuu,,,aku gak sampai segitunya juga kali des.

Desi: hahaha iya,,yaaa,, aku juga dulu awalnya gitu kok,, tapi pas udah kena,, aduhhh rasanya mentok banget ran,, sampe luber lohh memek aku kalau disodok batangnya. Hihihiii.

"Diihhh desi ahhh,, apaan sihh ngomongnya jorok banget,, ada anak-anak disini.

Ucapku cukup kaget mendengar ucapan dirinya barusan, aku takut anak-anakku mendengar apa yang ia ucapkan. Tetapi aku sempat sampai merinding dibuatnya mendengar apa yang barusan ia ucapkan.

Desi; uppsss iyaa,, ya,, sory ran. Mereka dikamarnya kan? Gak dengar kok,, kan pelan aku ngomong nya.

Aku: iyaa tapi tetap aja, kamu tuh ngomongnya sampe gitu banget.

Desi; lahh tadi katanya penasaran,,haha,, gimana sih?

Aku; iyaa tapi,, jangan sampe gitu juga kali,, pake beceknya diomongin,, hahaha

Desi: awas kepengen kamu entar ran.. hahaha,,, liat kan di video itu? Becek banget punya aku, sampe mengkilap itu batangnya. Makanya aku videoin buat dilihat kalau lagi kangen dan pengen. Hehehe


Aku; dihhhh segitunya,,, inget dah punya suami des,, sadar.

Desi; iyaa sihh ran,, aku juga mikir gitu,, aku udah sempet gak mau lanjutin juga sihh,, tapi gimana ran, orang kita sering ketemu hampir tiap hari. Jadi bawaannya kalau ketemu tuh keinget aja gitu.

Aku; Nahh,,nahhh,,lohhh,, barang baru lagi ini. Siapa sih emang bisa ketemu hampir tiap hari? Kamu kan banyakan dirumah,, jangan-jangan orang sini ya?

Desi: hahahaha,, dihh,, dasar yaa,, bisa-bisa kebuka semua ini jadinya. Mulutku ini kadang gak bisa ke kontrol kalau ngomong,, aduhhh,,duhh.

Aku; siapa sih des? Pengen tau jadinya? Hahahha

Desi; pengen tau orangnya karena penasaran,, atau pengen tau pemilik batangnya karena pengen coba juga ni? Hahahha

Aku; dihh siapa juga yang pengen coba,, gak sampai segitunya juga kali aku des.

Desi; tapi beneran lohh ran aku juga bingung, awalnya aku tuh gak sampai segitunya juga. Tapi setelah aku merasakan batang miliknya itu,, ughhh,,ran,, rasanya keinget terus. Apalagi pas aku mengulum batangnya ran,, duhh,,duhh,, rasanya geli-geli di bibir uratnya itu. Hahaha.


Aku; dihhh dasar norak,, sampe yang begituan di ceritain.

Desi; biarin,, enak sih soalnya,, bikin nagih,,hehehe

Aku; ighhhhii udah aghh ngomong jorok gitu dess,, kasih tau dehh siapa coba? penasaran aku jadinya.

Desi; kamu suka kan batangnya ran? Hahaha

Aku; dihhh,,, enggak ya,, ngapain coba.

Desi; yaudah,, ngapain mau tau,, kan gak suka..hahaha


Aku; kan pengen tau orangnya,, biar gak penasaran, bukan karena anu nya yang gede berurat itu.

Desi: ciyeee,,,ciyeee,,, mulai membayangkan niyeee ,,, sampai di sebutin gitu jelasnya,,,hahaha

Aku: dihhh siapa yang gitu sihh dess,, aku gak gitu juga kali.

Desi: iyaa,,iyaa terserah deh,, kamu mau ngomong apa juga. Pokoknya aku gak bakal mau kasih tau, kalau kamu gak jujur,,hahaha,,kalau kamu jujur,, boleh deh ya aku kasih tau. Hahaha

Aku; jujur apasihh? Kan kamu tuh yang harusnya jujur,, laki-laki itu siapa! sampe bisa tiap hari ketemu. Padahal kan kamu dirumah aja, paling juga keluar gak jauh-jauh sini.

"Yahhh jujur aja sih ran,, masa kamu gak suka sih batang besar milik laki-laki itu, besar panjang dan berurat gitu. Kamu kan udah tau rasanya begituan gimana, dan aku rasa kamu pasti tau deh rasanya gimana kalau memek kita tuh dimentokin sampe dalam banget,,kan bisa sampe ubun-ubun enaknya. Belum lagi uratnya itu, bikin geli didalam memek sih ran,, jujur sih aku, sampai kadang mau kencing dan kadang kencing beneran sih.hehehe,,, Nah maksud aku,, masa' kamu gak suka bentuk batang yang kayak begitu? Atau aku aja ya yang terlalu liar ya ran? Apa aku gak normal ya? Aku hyper gak ran? Tapi rasanya enggak ran, kadang aku sampai berminggu-minggu gak begitu tahan kok aku, kalau suamiku sedang ke tempat kerjanya, atau dia sedang tidak bisa menemui aku.

Ucap desi sangat serius, dan sepertinya dia juga sedikit bimbang dengan kondisinya saat ini.

Tetap saja,, aku sangat terkejut mendengar desi mengucapkan hal itu dengan sangat jujur sekali. Dan jika boleh jujur, sebetulnya pembaca juga tau bahwa aku saat ini juga sudah mulai sama seperti desi. Bahwa aku mulai menyukai batang besar milik laki-laki, bahkan jika pembaca masih ingat, video yang dikirimkan desi itulah yang jadi pemicu awal mula pak sugeng melihat aku tidak menggunakan Bra saat menemuinya. Sehingga itu menjadikan ia tergoda dan tidak tahan lalu sempat hampir memperkosa aku malam itu. Sebetulnya aku sangat merinding melihat batang besar yang dikirimkan desi dalam video itu, aku melihat batang itu seperti sangat gagah sekali. Rasanya pastilah sangat enak dan mentok sekali jika batang itu menusuk memekku.
(Upsss vagina yaa,, rani belum seliar desi omongannya)

Ditambah lagi saat ini desi menceritakan secara detail rasa yang ia dapatkan dari batang itu. Ia mengatakan batang itu akan sangat mentok jika di tusukan dengan kedalam vagina, belum lagi urat-urat itu akan menggelitik rasanya jika di masukkan didalam sana. Bahkan yang membuat aku sampai sangat penasaran siapa pemilik batang itu adalah apa yang dikatakan desi kepadaku tadi, bahwa urat-urat penis itu akan menggelitik dibibir jika kita sedang mengulum batangnya.

"Itu kan kesukaanku kala tengah bercinta, entah kenapa aku sangat suka bermain-main dengan batang penis di dalam dimulutku, lalu bagaimana rasanya jika aku mengulum batang besar, panjang dan berurrat itu ya,,hmmm,,"

"Rann..ranii..ii...dihhh aku nanya kali ran, kok kamu bengong aja sih"

Ucap desi menyadarkan aku kembali dalam lamunanku.

Aku; iya,, iya denger kok des, cuman aku ga tau juga ya,, ga bisa jawab aku des. Kayaknya kondisi kamu berat banget deh.

Desi: berat gimana sih ran maksudnya?

Aku; iyaa itu,, mungkin karena nafsu kamu yang jarang tersalurkan itu ya,, karena suami kamu suka pergi sampai berminggu-minggu. Makanya kamu cari batang lain,,,hahaha

Desi; dihh dasar kamu ran,, kayak baru kenal aku aja. Gak gitu juga kali ran, kamu kan tau aku gimana juga. Walaupun aku ini suka asal ngomong, tapi aku gak senakal itu kok ran. Tapi gak tau kenapa ya,, karena batang yang satu ini, aku kayaknya jadi agak lain deh ran.

Aku; iya itu maksudku dess, kita tuh dah kenal lama juga, belum percaya aja aku kalau kamu punya simpanan.

Desi; dihhh enak aja simpanan, bukan kali ran. Ga tau apa ya namanya. Hehehe

Aku: yahh itulah pokoknya des, hehehe

Desi: normal gak sih aku ran? Apa aku hyper?

Aku: duhh gatau sihh aku des, gabisa jawab aku.

Desi: yaudah deh ran, aku juga bingung mikirinnya. Apa aku di guna-guna ya ran? Sampe aku sering keinget batang itu kalau lagi pengen gitu.?

Aku: hahaha kalau itu sihh kayaknya enggak deh,, kamu aja yang gatel..huuu

Desi: hahhaa masa sih ran,, makanya aku bingung lho, kok aku bisa sampai segitunya ya. Tapi kayak kamu kan liat itu biasa aja.

Aku: dihhh gak juga kali des,,hehehe,, jangan khawatir kamu normal kok.

Desi: maksudnya???

"Hahahahhaa"

Kami tertawa bersaaman.

Desi: dasar ya kamu ran, bilangnya gak suka,,huuu,,gak tau nya,,, haha sama aja. Syukurlah berarti aku aman dong ya.

Aku: siapa sih des?? Penasaran aku pengen tau orangnya. Orang sini ya?

Desi: hahahaha,, sesuai janji aku ran. Tapi awas ya ran, jangan bilang siapa siapa! Aku kasih tau karena aku percaya sama kamu ran. Itu pun karena kita udah temenan lama, dan sedikit banyak kita udah saling tau. Janji ya!!

Aku; dihh bawel sihh,, iyaa,,,iyaa..emang aku ini pernah ember apa!

Desi: iya yaa,, tapi janji yaa.. awas aja pokoknya, aku suruh perkosa kamu sama orangnya nanti. Hehehe

Aku: dihhh desii ngomongnya,, gajadi ahhh serem banget.

Desi: hahahha,, enggak kok ran becanda aku tuh,, kamu tuh sahabat aku disini, mana mungkin aku tega begituin. Kecuali kalau...

Aku: kalau apa sih??

Desi; kalau kamu yang mau coba,,, hahahhaa

Aku: dasarrr desi ighhh gak waras..hahaha

Desi; inget ran, batangnya gede berurat,,,hahhaa,,enak kalau di kulumin. Sesuai kesukaan kamu tu, suka nyepong. Hahahhaa

Aku: dihhh apaan sihh,, maen buka-bukaan ni ceritanya.

Desi: hahaha... gak kok ran, aku kan cuman ngomong fakta. Kamu kan emang pernah bilang suka banget kalau bagian yang itu. Hahahhaa

Aku: iyaa,,iyaa dehhh.

Desi: tapi orangnya pernah bilang, suka ngebayangin kamu juga kok ran. Maka tadi aku bilang kalau kamu ember biar aku suruh perkosa sekalian, biar ketagihan juga sama batangnya. Hihihiii

Aku: dihhh desii,, apaan sihh. Siapa sih orangnya kurang ajar banget gitu.

"Sini dehh kamu liat sendiri"

Ucap desi,, seraya ia meminta aku untuk berpindah duduk disebelahnya, lalu ia mengeluarkan ponsel miliknya.

"Jangan kaget"

Ucap desi sebelum ia memberikan ponselnya padaku.

"Liat setan kali kaget des"

Balasku kepadanya.

"Tuhh liat deh"

Ucap desi seraya memberikan ponselnya.

"Astaga"

Ucapku dalam hati.

Saat ini aku melihat dalam video itu, desi dengan wajahnya yang terlihat jelas tengah mengulum batang milik laki-laki itu. Aku sampai merinding dibuatnya, dalam video itu terlihat desi sangat antusias melakukanya sambil tangannya yang ia gunakan untuk mengocok batang milik laki-laki itu. Di tambah lagi aku melihat bentuk dari batang penis laki-laki yang sepetinya tengah duduk pada sebuah kursi itu, sementara desi seperti tengah bersimpuh di lantai dengan kondisi ia telah telanjang bulat.

"Ughhh lumayan besar juga payudara milik desi"

Ucapku dalam hati.

Tetapi,, perhatianku sebenarnya bukan kesitu, melainkan bentuk dari batang penis laki-laki itu. Batang penis itu terlihat sangat kokoh dan besar dan panjang sekali.

"Ughhhh berurat sekali, sepetinya sangat keras"

"Jilatin telurnya dong bu"

Ucap laki-laki dalam video itu, sambil terus mengarahkan kamera kearah wajah desi.

Sepertinya saat ini laki-laki itu tengah sangat menikmati mulut dari desi.

"Duhh udahhh igghh pak,, ayokk masukin,, nanti keburu siang ni. Saya harus pulang"

Jawab desi yang saat ini telah melepaskan kulumannya.


"Enggak sebentar aja kok"

Bujuk laki-laki dalam video itu.

"Emhhhhh sukanya deh selalu minta itu terus"

Balas desi lagi.

Kemudian aku melihat desi mulai menjilati telur dari laki-laki itu, sambil sesekali ia menyedotnya. Saat melihat adegan itu, aku sampai merinding terangsang dibuatnya. Bagaimana tidak, itu adalah kesukaanku. Belum lagi itu dilakukan desi dengan batang yang besar dan panjang itu. Belum lagi urat batang itu, pastilah sangat menggelitik sekali.

"Unchhhhh,,sepertinya nikmat sekali"

Ucapku dalam hati.

"Spochhhh"

Suara desi melepaskan kulumanya diiringi dengan ia menyedot kencang kepala penis laki-laki itu.

"Aghhhh,,, luar biasa"

Puji laki-laki itu kepada desi.

"Sini ini hp nya pak"

Ucap desi dalam video itu.

Laki-laki itu memberikan ponselnya kepada desi, lalu kamera nya mulai terarah tidak terkendalikan. Saat itu aku berpikir semuanya telah berakhir, tetapi aku masih terus melihat kearah sana. Sesungguhnya aku berharap masih bisa terus melihat semua itu berlanjut. Aku ingin melihat bagaimana saat desi di genjot laki-laki dengan penis besar itu.


Selanjutnya kamera kembali tararahkan, tetapi kali ini mengarah kepada laki-laki itu. Hanya saja sebatas dada kebawahnya, sehingga saat itu aku melihat kembali penis laki-laki itu dalam posisi ia berdiri. Terlihat mengacung tegang dengan kerasnya.

"Nihhh,, orang nya ni juga,, sukanya nidurin istri orang, padahal istrinya ada dirumah,, hihiiiii"

Ucap desi dalam video itu, sambil mengarahkan kemera kearah wajah laki-laki tersebut.

Saat itu aku benar-benar sangat terkejut sekali mendapati sosok laki-laki dalam video itu. Ternyata memang benar dengan mimpi yang sempat hadir dalam mimpiku, itu adalah pak dedi, suami dari ibu rika.

"Hahahhaa"

Keduanya tertawa bersamaan.

"Udahh sayang, sini ayokk naikin ni kesukaan kamu"

Ucap pak dedi, yang kini telah berbaring di ranjang dalam posisi terlentang.

"Siapa takut,, matiin dulu deh"

Balas desi kepadanya.

Tetapi lagi-lagi desi mengarahkan kameranya kepada penis pak dedi. Tetapi kali ini sangat dekat, sampai ia memperlihatkan lubang kencing dari laki-laki itu.

"Duhhh sayang,,kenapa sih,, ayolahh katanya mau pulang,, tau sendiri kan ini pasti bakal lama juga kita mainnya"

Ucap pak dedi, sambil berusaha menarik desi kearahnya.

"Buat obat kalau kangen aja deh,, nanti langsung di hapus kok"


Balas desi seraya ia menghindar dari tangan pak dedi.

"Dihapus kalau deket-deket suaminya mau pulang ya,,hahaha"

Balas pak dedi mengejek desi.

"Dihhh tau aja,,,hahaha"

Jawab desi, sambil tertawa.

"Yaudah ayok"

Ajak pak dedi kepada desi.

"Click"

Suara rekaman tersebut berakhir.

"Awwwwwh"

Aku terpekik karena desi mengagetkan aku, dibarengi dengan dia meremas kencang payudaraku.

Desi; fokus banget sihh,, awas ngeces tuhh,,hahaha

Aku; gila ya kamu des,, dasar nekat. Bisa-bisanya kamu main gila sama pak dedi. Dia kan masih terhitung tetangga sama kamu, apalagi sama bu Rika, kita kan pernah juga ngobrol bareng.

"iyaa sih ran, awalnya aku juga mikir gitu. Tapi ya mau gimana lagi, udah terjadi semuanya juga"

Ucap desi nampak serius, terlihat raut wajah bersalah di wajahnya saat ini.

Aku yang melihat kondisinya saat ini yang sepertinya perlu teman untuk menceritakan semuanya, langsung berupaya untuk mencairkan suasana kembali.

"Iyaa udah terlanjur des, mau gimana lagi,,, apalagi terlanjur enak kan ya,,,hhihii,"

Ucapku sambil sedikit mengejeknya.

"Hahahaha,,dasar kamu ran"

Balas desi dengan tawanya.

Desi; ran, pokoknya jangan ember ya cerita-cerita sama yang lain. Awas aja loh, ini menyangkut orang banyak.

Aku: iya lah tetangga sendiri juga, kamu tuh des,,dess,, nekat deh.

Desi: dihhh bukan aku yang nekat kali ran, tapi dia tuh yang sering godain aku. Kena deh akunya.

Aku: duhhh yaudah lah ya,, hati-hati aja kamu nya, jangan keterusan juga kali. Secepat mungkin lah di akhiri.

Desi: iyaa sih aku mikir juga gitu,, tapi aku gak sanggup aja nolak kalau dia ngajak ran,, gimana ya?

Aku: kamu kali yang suka ngajakin..hahaha

Desi: kadangkalah sihh,,hahaha

Aku: duhhh gawat deh ini,, kapan sih itu des? Baru deh ya kayaknya. Pas suamimu pergi kan ya ini?

Desi: tau aja lhoo ran,,hahahaha

Aku: di hotel?

Desi; iyaa,, jauh sih dari sini. Nekat aja aku nyusul kesana.

Aku: di Kabupaten kota?

Desi: hehehe iyaaa ran,, sewaktu pak dedi belanja alat bengkel. Terus aku diminta nyusul.

Aku: terus kamu susul kesana?

Desi: iyaa lahhh, kalau enggak mana ada rekaman video itu. Hahahha,, gimana sih.

Aku: dihhh nekat yaa, ada sejam kali kesana juga. Demi enak-enak gak terasa kali ya...hahaha

Desi: hahaha,,, iyaa gak tau juga aku ran,, kok bisa ya aku sampai gitu.?

Aku: yaa gatau dehh,, gawatlah pokoknya.

Desi; yehhh gawat-gawat aja dari tadi. Kamu juga tuh kalau dah kena pasti sama aja.

Aku; duhh jangan sampai deh ya.

Desi: gemesin kan ran batangnya? Jujur deh.

Aku: iyaa sihh,, hahahhaa

Desi: hahhaa,, dasar ya kamu ran. Suka juga ternyata.

Aku: kan tadi aku bilang kalau kamu itu normal kok, itu kan artinya....

"Iyaa,,iyaa paham kok,,,"

Desi langsung memotong omongan yang akan keluar dari mulutku.

Desi: tapi ran, dia pernah bilang lho kalau dia tuh awalnya suka perhatiin kamu juga. Tapi karena dia bilang udah bisa dapetin aku, jadi dia gak begitu tertarik lagi deh sama kamu. Hahhaha

Aku: dihhh sampe bawa-bawa aku segala deh kalian.

Desi: lahh dia ni ngomong ke aku lho,, aku kan cuman nyampein ke kamu aja.

Aku: iyaa,, iyaa,, tapi masa sih des?

Desi: iyaa ran beneran,,dia tuh bilang, kalau bukan cuman dia tapi bapak-bapak di pos ronda tuh juga sering ngomentarin body kamu lho, hahahha,,, rasain lu ran, jadi objek birahi mereka.

Aku: dihhh serem banget sihh des.

Desi; iya lah ran maklum aja,, namanya juga laki-laki. Kalau liat yang seger-seger kan cepet nyambung nya. Apalagi yang ini..

"Agghhhhgghhh desi,, apaan sih"

Aku terpekik cukup kencang karena lagi-lagi desi meremas kencang payudaraku.

Desi: gede banget sih susu kamu ran,, makanya suka di omongin tuh,,hahhaa

Aku: kamu tuh ya,, dasar,, kayak baru liat aja.

Desi: hahahhaa,,, kita kan sama-sama perempuan ran, jadi kadang kurang merhatiin kesitu. Lain halnya dengan laki-laki, itu aja tuh yang sering mereka lihatin dari kita ini.

Aku: hahahaha dasar kamu,, gatau deh aku kalau itu.


Desi: anak kamu masih main ran?

Aku: iya kayaknya anteng aja tuh.

Desi: aku mau ambil minum dong, haus ini jadinya. Bahas yang hot-hot.

Aku: yaudah ambil sendiri deh,, aku mau kekamar dulu ganti baju deh bentar.

Desi: iyaa dehh.

Ucap desi, seraya kami bangkit dari sofa tempat kami duduk.

Setelahnya desi berangkat menuju kulkas yang terletak di dapur, sementara aku langsung masuk kedalam kamar untuk mengganti pakaianku. Aku membuka bajuku sampai aku hanya mengenakan bh dan celana dalam saja, toh tidak ada siapapun disini. Hanya ada desi yang sedang berada di dapur.

"Wooowwww,, pantes sering di omongin"

Komentar desi yang kini berdiri dimuara pintu kamar kami.

Aku: dihh apaan sih des,, lagi mau ganti baju ni.

Desi: iyaa silahkan aja ran, aku gak ngapa-ngapain kok, cuman mau ambil video buat dikirim ke bapak-bapak di pos ronda tuh,, biar gak penasaran lagi. Hahahaha

"Dihhh dasar gila"

Ucapku menanggapinya, karena aku tau tidak mungkin desi melakukanya, aku tau ia hanya bercanda.

Desi: beneran montok deh kamu ran,, celana dalam mu itu lhoo kalau di lihat laki-laki kamu sedang begini bisa-bisa diperkosa deh kamu ran.

Aku: hahaha,, iya lahh,, masa juga aku mau keluar kondisi kayak begini.

Desi: harusnya body kayak kamu ni ran, dapat sodokan batang besar dan panjang juga,,hahaha

Aku: dihhh ngajak-ngajak deh yaa,,,huuuuu

Desi: hahaha,, kan ngajakin enak ran,, hahahha,, bulat banget pantat kamu ran pake cd kayak begitu. Coba deh ya yang besar dan panjang juga? Pasti enak deh,, pantat montok ini di sodok dari belakang pakai batang yang panjang dan besar,,, Hahaha

Aku; dihhhh desii,, apaan sihh,,, udah punya aku yang besar dan panjang juga des..hahaha

Desi: duhhh,,duhhh,,, tadi bilangnya punya mas rudi biasa aja. Sekarang baru jujur deh ya.

Aku: yaa,,mana mungkin aku jujur soal itu sih dess,, ada-ada kamu deh..hahaha

Desi: gedean mana sama punya pak dedi ran? Hahaha

Aku: dasar ya gila di banding-bandingin,,,huuu,,
Gedean punya simpananmu itu lhoo dess,, hahaha,, biar gak kamu incer juga suamiku nanti,,hahaha"

Desi; yehhh dasar gilaa, aku belum segila itu kali ran,, dasar kamu tuh ya.. punya sahabat aku masa gituin juga.

Aku: ya kali aja deh yaa, namanya juga pengen,,hahhaa

Desi: yehhh enggak lah,, gedean punya pak dedi juga,,hahahah,,, kayak kamu bilang tadi.

Aku: iyaa,,iyaa emang punya pak dedi lebih gede, panjang juga dan beruratnya juga..puas deh yaa

Desi: duhh sampe segitu ingetnya,, kamu mau juga,, haaah?


Aku: dihhhh desiii,, apaan sih? Enggak ya?

Desi: tapi suka kan?
Keliatan kok dari ekspresi kamu nonton itu tadi..hahahha,,, santai aja kali ran,, dah lama juga juga kita kenal,, sedikit banyak aku tau tentang kamu,,hahaha


Aku: gak tau dehhh ahhh,,, hihihiii.

Desi: iyaa,,iyaa,,,kabarin aja deh ya kalau kepengen,,hahahaha,,, balik deh aku ran ya dah sore ini.

Aku: huhuuuu,, enggak yaa...

Desi: iyaa,, kan aku bilang kalau tadi itu ran,, hahaha

Aku; gak pakai kalau-kalau pokoknya.

Desi: hahahhaa iyaa,,iyaaa,,, aku balik yaa,, awas lho ya ran jangan ember kamu.

Aku: iyaa,, kayak gak percaya banget sihh.

Desi: iyaa,,iyaaa,, aku percaya kok,, makanya aku berani ngomong.

Desi; dahh aku balik yaa,,byee

"Aghhhh,,,desii,,udahlahhh"

Aku terpekik, karena lagi-lagi ia meremas bokongku kali ini.

"Hahahhaaa,, salam gemes dari pak dedi itu ran"

Ucap desi seraya berjalan keluar kamar dan berjalan menuju pintu keluar rumah, aku pun mengikutinya dari belakang.

"Byee ran,, balik dulu yaa"

Ucap desi seraya pergi dengan motornya.

"Byeee dess,, hati-hati"

Ucapku membalasnya.

Pov rani end...


Hasratnya menggelora, nafsunya birahinya meronta-ronta, nuraniya mulai goyah, pikirannya mulai liar dan memeknya sudah sangat gatal..aghhhh sungguh rani mengidamkan batang besar milik pak dedi itu.


Tapi saat ini, kamar mandi adalah jawaban tercepatnya.

"Yukkk intip rani colmek sambil membayangkan penis milik pak dedi menusuk-nusuk vaginanya"
 
Hmmm pintu gerbang menuju 3s pun mulai terbuka,, entah antara nanti pak sugeng duluan yg cerita ke pak dedi,, atau sebaliknya nya,, dan disaat pak sugeng minta jatah,, tiba2 rani di jebak krn pak sugeng bawa pak dedi buat ikut ny ipin rani sebagai imbalan pak sugeng boleh nyicipin desy jg
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd