Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT ISTRIKU DAN "ASSET"NYA_REMAKE_TAMAT.

Lanjutan...
Kentang warning...


Setelah tiba dirumah mertuanya rani segera menemui kedua anaknya dan juga mertuanya disana, ternyata disana keluarganya yang lain telah ramai berkumpul. Ada mas bayu kakak kandung suaminya bersama istrinya mbak dewi dan anak-anaknya , dan ada juga tia adik bungsu suaminya yang saat ini datang hanya bersama anaknya saja, karena suaminya yogi sedang ada urusan lain sehingga tidak bisa ikut berkumpul pada hari ini. Tetapi saat itu belum juga ia lihat kedatangan suaminya disana. "Mungkin sedang dalam perjalanan" pikir rani menduganya. Ia pun melanjutkan kegiatannya disana, berkumpul dan bercengkarama dengan keluarganya yang lain. Cukup lama semuanya berlangsung tetapi belum juga suaminya tiba disana, lalu rani menelepon suaminya untuk menanyakan keberadaannya, tetapi tidak di jawab oleh suaminya. Rani pun menjadi khawatir dengan keberadaan suaminya, ia keluar kedepan rumah mertuanya untuk melihat mungkin suaminya telah sampai di depan sana. Karena saat ini tidak juga ia temukan mas bayu berada di dalam rumah. Saat ia tiba di depan teras rumah mertuanya, ternyata benar suaminya telah berada disana bersama kakaknya. "Ighhh papa,, udah sampe sini gak ngabarin,, tadi mama telpon gak di jawab" ucap rani kepada suaminya. "Ehh iya ma ponsel papa didalam tas" balas rudi.


"Khawatir tuh rani nya rud" celetuk kakak ipar rani. "Iya mas gak biasanya gak ngabarin" Lanjut rani lagi. "Tadi papa buru-buru mau kemari ma, mangkanya langsung aja gak ngabarin,, lagian papa pikir tadi kan udah kasih tau sebelum berangkat kemari ma,," lanjut rudi. "Iyaa sihh,, tapi tumben aja lama pa" ucap rani lagi. "Iyaa tadi papa kebengkel pak dedi sebentar,,, ini aja papa kesini diantar sama andi,,, motor papa lagi ganti oli dan dititip disana" jelas rudi kepada rani. "Ohh iya deh pa,, mama masuk lagi ya" ucap rani seraya pamit masuk kedalam rumah. Saat ini rudi melihat secara langsung sosok istrinya yang begitu membuat ia mengkhawatirkan dirinya tadi malam, rasanya ia masih tidak mempercayai dengan apa yang ia lihat tadi malam. "Rasanya sangat tidak mungkin istriku melakukannya,, tetapi semalam itu semuanya telah benar-benar terjadi" pikiran rudi menerawang kejadian yang dilakukan istrinya bersama
pak sugeng tadi malam.


"Aku harus mencari kesempatan untuk melihatnya secara langsung,,, aku akan mengatur siasat,, aku yakin pasti bisa melakukannya " rudi meyakinkan dirinya.
Sejenak ia teringat tentang pergumulan antara istrinya dan pak sugeng tadi malam, ia mengingat bagaiamana aset istrinya yang menggairahkan itu di sikat habis oleh pak sugeng. Payudara montok istrinya terus menjadi bulan-bulanan pak sugeng, bokong istrinya yang bulat montok itu, seakan menjadi mainan yang sangat menyenangkan oleh pak sugeng, ditambah lagi saat istrinya digenjot pak sugeng dengan posisi menungging, ia melihat pak sugeng sangat terkesima dan begitu bersemangat dengan bulatan bokong montok istrinya. Belum lagi raut wajah istrinya yang sepetinya ikut menikmati semua perlakuan dari pak sugeng itu. "Aaagghhhh,,,, Tetapi ada bagian yang aku lewatkan,, kemana mereka setelah berpindah dari ruang tamu? Cukup lama mereka baru masuk kedalam kamar kami,, akankah mereka melakukannya diruang tengah?,, hhhhaagghhhh" rudi menghelah nafasnya. "Dan tadi malam aku tidak bisa mendengar apa yang mereka katakan secara langsung,, aku sangat yakin desahan istriku pasti memenuhi seisi rumah kami yang hanya ada mereka berdua saja,,,dan mereka sangat bebas melakukannya,,,Plakkk..." rudi memukul pelan keningnya. "Kamu kenapa rud? Kayak banyak pikiran gitu" ujar kakaknya kepada rudi. "Eghhh enggak ada mas,, biasalah soal kerjaan" jawab rudi kepada kakaknya.

"Yaudah yokk kita masuk kedalam gabung sama yang lain" ujar mas bayu kepada rudi. "Iyaa mas" jawab rudi singkat seraya bangkit dari posisi duduknya. Saat tiba di dalam rumah, rudi berjalan untuk duduk di sofa bersama kakaknya mas bayu. Saat itu ia melihat istri dan anak-anaknya tengah berkumpul bersama ibu dan bapaknya juga saudaranya yang lain disana, ia melihat istrinya duduk bersila mengahap kearah anak-anaknya. Rudi pun segara duduk di sofa bersama kakaknya "haaaghhhh" lenguh rudi saat ia tekah duduk di sofa, ia memejamkan matanya untuk menenangkan pikirannya. Ia berusaha agar tidak buru-buru membahas kejadian antara istrinya dan pak sugeng tadi malam dirumahnya. Tetapi bayangan itu selalu muncul dalam benaknya kala ia melihat sosok istrinya.

Akhirnya Rudi pun membuka matanya, dan hendak mengajak kakaknya untuk melanjutkan obrolan mereka di depan tadi. Tadinya mereka sempat membahas rencana ingin membangun ulang kebun orang tua mereka di kampung sini, tetapi saat ia melihat kearah kakaknya, ia melihat pandangan kakaknya tengah fokus tertuju kearah lain, lalu ia melihat apa kiranya yang dilihat oleh kakaknya sehingga terlihat sangat fokus sekali. "Astaga,,, wajar saja" ucap rudi dalam hatinya. Saat itu ia melihat posisi istrinya yang tengah berdiri membelakangi meraka, namun saat ini posisi istrinya sedikit menunduk kedepan, sepertinya istrinya tengah memberikan sesuatu kepada anaknya yang tengah duduk bermain dilantai sana. Dalam posisi itu ia melihat baju bagian belakang istrinya sedikit terangkat keatas, sehingga tidak menutupi bagian bokong istrinya lagi. Saat itu rudi melihat bulatan pantat istrinya tercetak jelas disana, walaupun saat itu istrinya mengenakan celana panjang yang cukup tebal, namun tetap saja bulatan pantat itu terlihat bulat menggoda disana, belum lagi ia melihat garis celana dalam istrinya yang tercetak disana. Ia melihat garis celana dalam itu tidak menutupi semua permukaan bulatan bokong montok istrinya "ughhh, dia mengenakan celana dalam semi gstring seperti biasanya,, seksi sekali kamu istriku" ungkap rudi dalam hatinya. Ia tidak begitu merasa aneh dengan apa yang ia lihat saat ini, memang begitulah istrinya jika mengunakan pakaian dalam. " Aghhh tetapi kenapa sekarang, makin banyak orang yang menginginkan tubuh istriku,, bahkan sekarang kakakku sendiri" keluh rudi dalam hatinya.


"Adek dikasih apa ma?" Ucap rudi menanyakan kepada istrinya, ia ingin agar istrinya tidak memposiskkan dirinya seperti itu lagi, dan agar bokong istrinya tidak menjadi tontonan kakaknya lagi. Benar saja, setelah mendapat pertanyaan dari suaminya rani segera berdiri sempurna dan berbalik menghadap kearah suaminya. "Ini pa,, mainan adek lepas,, udah mama pasangin" balas rani. Lalu rani kembali duduk dan kembali ke posisinya semula. Rudi pun akhirnya kembali melanjutkan obrolannya bersama kakaknya, kerana merasa kurang begitu fokus akhirnya rudi menyudahi obrolannya dan mengatakan kepada kakaknya bahwa ia ingin berbaring dan ingin istirahat sebentar. Kakaknya pun mengiyakan, lalu rudi segara pergi kekamar yang biasa ia tempati kala ia menginap disini. Ia juga mengatakan kepada istrinya dan juga ibunya bahwa ia ingin istirahat sejenak, dan minta di bangunkan makan siang nanti jika ia tertidur disana. Rudi pun segara masuk kedalam kamar, dan meninggalkan keluarga yang lain yang masih berkumpul disana, sesaat akan memasuki pintu kamar ia kembali melihat kearah kakaknya, lagi-lagi rudi melihat tatapan kakaknya yang kembali menatap lekat kearah tubuh istrinya. "Aghhhh sudahlah" ucap rudi. Tak ingin ambil pusing rudi segara berbaring didalam kamar dan berusaha untuk tidur.


Didalam kamar, tak lama setelah ia berbaring disana. Pikiran rudi pun kembali menerawang mengingat tentang sosok istrinya, rasa tidak percaya yang begitu kuat dalam dirinya tentang apa telah terjadi kepada istrinya membuat pikirannya terus di hantui rasa tidak percaya sekaligus penasaran. Ia sangat penasaran bagaiamana pak sugeng sampai berhasil merayu istrinya melakukan itu semua bersamanya, dan ia begitu ingin rasanya mendengar komentar istrinya terhadap sodokan penis pak sugeng dalam vaginanya. Karena selama ini ia sangat penasaran terhadap hal itu dan selalu menjadi fantasinya kala tengah bercinta dengan istrinya, ia ingin melihat kebinalan istrinya yang ia rasakan terus disembunyikan oleh istrinya. Hal itu lah yang akhirnya semakin membuat rudi lelah dengan pikirannya sendiri dan ditambah lagi kondisi tubuhnya yang terasa begitu lelah, akhirnya rudi yang sudah benar-benar sangat mengantuk karena sepanjang malam ia hampir tidak bisa tertidur memikirkan perbuatan istrinya dan pak sugeng. Ia pun terus berusaha tenang dan mengalihkan pikirannya, akhirnya setelah cukup lama dan merasa pikirannya tentang hal itu mulai reda dan teralihkan, ia bisa tertidur dengan pulas dan terbangun setelah ia dibagunkan oleh istrinya untuk di ajak makan bersama. Rudi melihat jam tangannya, ternyata sekarang sudah hampir jam 12 siang, ia pun segera bangun dan bersiap untuk makan bersama keluarganya yang lain. Sementara diluar sana, semua anggota keluarganya telah siap menunggu rudi, akhirnya meraka pun makan siang bersama dan dilanjutkan kembali bercengkarama setelahnya.


Saat rudi merasa sudah cukup lama berkumpul bersama keluarganya, ia melihat kearah jam tangan miliknya ternyata sudah menunjukkan pukul 13.30 siang. "Bagaiamana mas,, jadi kah kita mengecek kebunnya siang ini? Biar nanti gak kesorean pulangnya?" ucap rudi kepada kakaknya. "Nanti aja kali ya rud, kayaknya panas banget diluar sana,, mending kamu istirahat dulu aja tidur lagi, kayaknya mukamu masih lelah banget, nanti sore bangun, baru pulang kerumah bareng-bareng yang lain,, kapan-kapan baru kita coba cek kesana" balas kakak rudi. "Kayaknya iya mas, aku istirahat dulu ya" balas rudi seraya segara bangkit dari tempat ia duduk bersama kakaknya. Lalu ia menuju kedapur untuk menemui istri dan anaknya, ia mengajak anak-anak untuk tidur bersamanya di kamar. Tetapi anak-anaknya masih sibuk bermain bersama sepupunya yang lain, begitu juga istrinya sepertinya tengah sibuk kembali memasak dan mencoba resep masakannya bersama saudaranya yang lain. Akhirnya rudi memutuskan untuk pergi sendirian kekamar dan ia ingin kembali mengistirahatkan dirinya. "Haghhhh" lenguh rudi saat ia telah berbaring disana. Saat ini ia merasa sudah sedikit lebih tenang karena ia bisa melihat istrinya secara langsung, dan ia juga merasa bahwa saat ini ia tidak menemukan keanehan dari sikap istrinya setelah kejadian itu, ia merasa sikap istrinya masih normal saja seperti biasanya. "Setidaknya untuk saat ini,, aku harus menenangkan diriku dahulu" pikiran rudi berusaha meyakinkan dirinya. Akhirnya tak begitu lama ia pun kembali tertidur di dalam kamar itu.


Sementara saat suaminya telah masuk kedalam kamar untuk beristirahat, rani yang saat ini masih berada didapur bersama saudaranya yang lain segera permisi untuk melihat keberadaan anak-anaknya yang kini berpindah bermain ke teras depan rumah mertuanya. Untuk tiba disana ia harus melewati ruang tengah rumah terlebih dahulu, yang mana disana tengah berada kakak iparnya seorang diri tengah berbaring disana. Saat tiba disana ia melihat kakak iparnya tengah berbaring menyamping sambil menonton televisi, rani hanya tersenyum sopan saat melewati kakak iparnya yang menoleh kearah dirinya. Ia pun langsung berlalu untuk menegok anaknya yang tengah asik bermain bersama sepupunya yang lain. Setelah memastikan anak-anaknya bermain dengan aman disana, ia segera kembali masuk kedalam rumah. Saat ia kembali masuk kedalam rumah dan kini berada diruang tengah rumah mertuanya, ia sempat melihat kearah kakak iparnya dan kali ini tatapan mereka pun kembali beradu pandang. Rani cukup kaget dibuatnya, karena tatapan kakak iparnya itu seakan begitu lekat terhadap dirinya. Memang sedari tadi kakak iparnya itu tanpa diketahui oleh rani terus saja memperhatikan gerak geriknya, saat itu tatapan kakak iparnya seakan tidak lepas dari lenggokan bokong montok milik rani saat ia tengah berjalan. Di tambah lagi bulatan susu montok milik rani yang memang sangat menggairahkan itu yang kini sudah tidak terhalang jilbabnya lagi.

Walapun sebenarnya sudah cukup lama mas bayu memperhatikan adik iparnya itu, ia merasa bahwa istri adiknya itu sangat menggairahkan sekali. Ia sangat menyukai wajah kalem rani yang di tunjang dengan body sekal miliknya yang menggairahkan itu. Belum lagi kulit putih mulus adik iparnya itu, dan di tambah lagi suara renyah rani yang begitu menggairahkan kala sedang tertawa ketika diajak bercanda, ia membayangkan bagaiamanakah ekspersi wajah kalem itu dan desahan istri adiknya itu kalah tengah disodok dengan batang penis miliknya, pastilah akan sangat merdu suara itu ditelinganya, ia sangat yakin akan hal itu, karena dari nada suara tertawanya saja terdengar begitu renyah menggairahkan di telinga "Apalagi kalau tengah digenjot dengan ganasnya, aku sangat yakin suara desahan istri rudi pastilah sangat menggairahkan dan sepertinya sangat menyenangkan bisa menikmati asset miliknya itu" pikir mas bayu dalam khayalnya. Membayangkan hal itulah yang membuat penisnya mengeras dan nampak menyembul dari celana seketika itu juga. Ditambah lagi saat ini ia melihat sosok rani yang tidak lagi mengenakan jilbabnya, ia melihat rambut rani yang di kuncir kuda dan menanpakan leher mulus miliknya. Hal itu lah yang membuat ia semakin bergairah dan hampir tidak bisa untuk tidak menatap kearah adik iparnya itu. "Dan susu montok itu ahhhh,,"

Mas bayu semakin dibuat penasaran oleh istri adkinya itu, tetapi hanya saja selama ini ia melakukan itu semua secara hati-hati agar tidak disadari oleh yang lain dan rani tentunya. Dan selama ini rani pun tidak begitu memperdulikannya,karena ia merasa tatapan nakal laki-laki kepada tubuhnya seakan sudah biasa ia dapatkan setiap harinya, hal itu lah yang membuat rani tidak terlalu memperdulikannya. Namun entah kenapa kini rani seakan mulai penasaran dengan tatapan laki-laki terhadap tubuhnya, ia mulai memberikan perhatian khusus kepada setiap tatapan laki-laki terhadap tubuhnya. "Ini semua karena pak sugeng,, ia telah dengan jujur mengutarakannya kepadaku, dan akhirnya aku mulai memikirkan hal itu,, apa benar laki-laki sampai sebegitunya menginginkan aku?,," ungkap rani dalam benaknya. Akhirnya semenjak malam itu mendengar ungkapan dari pak sugeng, dan mulai malam itu pula ia merasa timbul rasa penasaran dalam dirinya dengan setiap tatapan laki-laki terhadap tubuhnya. Entahlah saat ini ia pun bingung ada apa dengan dirinya.

Akhirnya rani pun hanya kembali tersenyum kepada kakak iparnya dan gilanya ia sempat-sempatnya menatap kearah gundukan celana kakak iparnya. "Aghhh itu sepertinya,, hmmmm,,, aduhhh benarkah ini?,," pikir rani dalam hatinya. "Aihhh kenapa aku ini" rani segara menguasi dirinya. Ia pun segera berlalu meninggalkan ruang tengah dan segera bergegas kembali kedapur. Sebenarnya ia merasa keanehan yang terjadi dalam dirinya, ia melihat kakak iparnya yang kini telah berganti posisi tiduran terlentang, dan ia heran kenapa tatapannya sempat ia arahkan untuk melihat kearah celana kakak iparnya yang ia lihat sedikit menyembul keatas dan sepertinya mas bayu juga menyadari hal itu, karena sedari tadi tatapan terus mengarah kepada rani. Entah kenapa sekarang rani merasakan tatapan kakak iparnya begitu berbeda terhadap dirinya "ataukah aku mulai menyukai tatapan-tatapan seperti itu?" Rani mulai bertanya dalam benaknya. "Akankah celana itu juga menyembul keatas juga karena ia memperhatikan aku seperti kata pak sugeng ya,,?" Pikiran rani mulai menduga-duga dan dibuat penasaran. Ia berusaha mengsinkronkan hal itu dengan apa yang ia rasakan sedari tadi, ia merasa sedari tadi kakak iparnya cukup sering mencuri pandang kearah tubuhnya bahkan sesaat setelah ia tiba kemari, tatapan itu ia rasakan terus mengarah mulai dari payudara hingga bokong miliknya. "Sebegitu menggiurkannya kah tubuhku ini?" Pikiran rani menerawang. Dan semua itu ia rasakan semakin bertambah intens saat tak lama dari ia meninggalkan kakak iparnya mas bayu diruang tamu sana, kakak iparnya itu mengikuti menyusul dirinya kedapur belakang rumah mertuanya. Mas bayu beralasan sedang bosan tidur-tiduran sendirian dan tidak bisa untuk tidur siang ini. Lagi pula saat ini ia sendirian di tinggal adiknya rudi untuk tidur dikamar, maka mas bayu memutuskan untuk sekedar melihat yang lain memasak didapur, dan saat itu lah rani merasa tatapan itu begitu sering mengarah kepada dirinya. "Tetapi bukankah selama ini hal seperti ini sudah sangat sering aku temukan. Lalu kenapa sekarang aku baru begitu memperhatikannya? Aku merasa tatapan yang muncul dari laki-laki lain terhadap tubuhku ini seakan tatapan itu begitu menginginkan untuk bisa menjamah tubuhku ini, dan kenapa aku sampai berdesir membayangkan hal itu? Aihhh kenapa dengan aku ini" pikiran rani menjadi sedikit terganggu dengan apa yang ia rasakan saat ini.


Memikirkan hal itu malah semakin membuat rani penasaran dengan kebenaran yang ia dugakan tadi, ia kembali meliirik kearah celana kakak iparnya "hmmmm sepertinya benar itu cetakan penisnya,, apa iya penisnya itu sedang bangun ya,,?" Pikiran rani bertanya-tanya dibenaknya.
"Jika iyaa,, apakah penis itu bangun gara-gara memperhatikan aku tadi ya,,?" Rani pun melihat kenampakan dirinya saat ini, saat ini ia pun juga menyadari dengan kondisi sekarang ia tidak menggunakan jilbabnya, maka saat ini payudaranya yang memang montok itu semakin terlihat bulat membusung menggoda. Sebenarnya ia bukan sengaja melakukan hal itu, memang sudah menjadi kebiasaannya jika berada di dalam rumah ia sering melepaskan jilbabnya, lagi pula sama halnya kala ia tengah berada dirumah mertuanya, ia juga sering melepaskan jilbabnya jika sedang berada disini, termasuk saat sedang berkumpul seperti sekarang ini. Hal yang sama juga dilakukan oleh saudaranya yang lain, sehingga rani menganggap hal itu biasa saja.

Tetapi entah kenapa untuk sekarang ini pikirannya begitu sensitif akan hal itu, semenjak perkataan dari pak sugeng malam itu lah yang membuat rani sekarang ini lebih memperhatikan secara khusus setiap laki-laki yang menatap dirinya. Dan akhirnya sekarang ini ia mulai menyadari bahwa dengan ia berpenampilan biasa saja seperti saat ini bisa membangkitkan gairah laki-laki, bahkan termasuk kakak iparnya sendiri mas bayu, yang notabene selama ini susah cukup sering melihat kenampakannya seperti sekarang ini. "Apakah karena selama ini aku kurang memperhatikannya saja ya? Jangan-jangan selama ini mas bayu sudah cukup sering menatap aku begini" pikiran rani mulai menduga menerawang.

Akhirnya karena pikirannya sendiri itulah yang sekarang ini malah semakin membuat ia penasaran dengan hal itu. "Jika benar,, berarti ucapan pak sugeng malam itu memang benar adanya ternyata dia memang sungguh-sungguh," pikir rani dalam benaknya. "Tapi bagaimana aku bisa membuktikannya,,?" Rani semakin bingung dengan pikirannya. "Sudahlah jangan berpikiran yang tidak-tidak kenapa aku sampai harus berpikir begini jauh,!!" rani berusaha mengalihkan pikirannya.
Sementara itu,, mas bayu yang tadinya hanya berniat hanya ingin melihat saja mereka memasak didapur, sekarang malah menjadi betah dengan adanya rani didapur bersama meraka saat ini, ia mulai memikirkan cara agar bisa lebih lama disini. Selanjutnya ia berpura-pura untuk penasaran ingin mencoba membantu untuk ikut memasak.

Ia melihat situasi terkini di dapur saat ini, di dapur itu ia melihat dewi istrinya dan adiknya tia tengah sibuk dengan kegiatan meraka masing-masing dan rani saat ini hanya berdiri seperti tengah memikirkan sesuatu, Ia pun sempat melirik kearah rani sejenak. Sekilas ia melihat tatapan rani mengarah kearah celananya yang saat ini tengah berdiri menyamping dari posisi rani. Saat ini mas bayu tengah berdiri di samping agak sedikit dibelakang dari istrinya, ia pun melirik kebawah untuk memastikan kondisi celananya. "Celaka ternyata cukup terlihat walapun tidak terlalu jelas" ungkap mas bayu dalam hatinya. "Apakah kira-kira benar rani mencuri pandang kearah sana ya?" Perasaan mas bayu mulai menduga-duga. "Jika benar berarti dibalik semua tingkah kalemnya itu tersimpan gairah yang cukup liar, sampai ia memperhatikan gundukan di celanaku" Lanjut mas bayu dalam dugaannya. "Aku harus mencari tau kebenarannya" ungkap mas bayu meyakinkan. Mas bayu pun melihat kearah istri dan adiknya, saat ini mereka terlihat fokus dengan apa yang mereka kerjakan. Lalu ia kembali melirik sejenak kearah rani yang masih seperti tengah memikirkan sesuatu, dan tatapannya sesekali masih mengarah kesana, saat ini rani juga sudah mulai sering curi-curi pandang kearah gundukan celananya. Tak kehabisan akal mas bayu memutuskan untuk mencari pembuktian. Ia berpura-pura seperti tengah sedang tidak sadar mengusap dan seakan sedikit membenarkan posisi batang penisnya yang sedikit menyembul dari balik celanya, seraya lirikannya ia tujukan kepada istri adiknya itu.

Dan ternyata benar saja, saat tangan kirinya mengusap dibalik celananya, ia melihat ekspresi rani yang seolah kaget dan segera mengalihkan pandangannya dari sana. "Ternyata benar dugaanku" ungkap mas bayu girang dalam hatinya. "Ternyata cukup nakal istri adikku ini, aku akan menggodanya lagi" tekad mas bayu semakin yakin. "Benar-benar sangat idamanku, aku yakin dengan penampakan bodynya yang montok menggairahkan itu pastilah vaginanya sangat peret sekali, dan mungkin saja rani juga sangat liar kala tengah bercinta" pikiran mas bayu semakin menjadi-jadi. Dan payudaranya itu pastilah akan sangat indah dan menggairahkan jika aku berhasil menelanjanginya, mas bayu yang selama ini hanya menyimpan hasratnya kepada istri adiknya itu, kini mulai mencoba mencari akal agar bisa menaklukannya. Semua itu karena tadi pembuktian awal yang ia dugakan sudah menemukan kebenaran awalnya, ia semakin bertekad untuk terus membuktikannya.
Tetapi karena tidak ingin menimbulkan kecurigaan yang lain, ia pun segera berniat untuk mengambil peran menggantikan peran istrinya yang sedang mengaduk ager-ager di dalam wajan yang masih diatas kompor.


"Sini ma,, biar papa coba bantu,, kali aja nanti bisa bantu mama dirumah juga" ucap mas bayu kepada istrinya. "Nahh bagus tuhh pa,, kali aja nanti papa bisa bantu mama buat inget-inget kalau mama ada yang kelupaan,, maklumlah pa,, mama kan jarang suka masak hehehe" balas istrinya dewi seraya memberikan pengaduk itu kepada suaminya. "Iyaa sini ma,, mama gitu aja bingung kan tinggal di catet ma, biar gak lupa, atau bisa tanya langsung ke rani nya" balas mas bayu kepada istrinya. "Iyaa sih pa,, tapi kan takut kehapus nanti juga dicatat di hp pa" balas dewi. "Iyaa deh ma sini papa bantuin" jawab mas bayu. "Nihh pa,, mama mau nyiapin wadah cetakannya dulu" ucap istrinya. Mas bayu pun mulai mencoba mengaduk sesuatu yang ada didalam wajan. "Dek rani,, kalau masak ini harus diaduk trus gini ya?" Tanya kakak iparnya mengagetkan rani yang masih sibuk dengan pikirannya, sepertinya ia cukup kaget dengan apa yang baru saja ia lihat, saat ini dalam pikirannya masih membayangkan misteri menyembulnya celana kakak iparnya itu.
"Ehhh apa mas?" Ucap rani tersadar.
"Kok kalian sama sihh suka bengong gitu? Jawab kakak ipar rani. "Maksudnya gimana mas?" Balas rani kepada kakak iparnya. "Ituloh kalian sama rudi tu,, hari ini kok kebanyakan bengong nya" jawab mas bayu. "Ahhh enggak kok mas" jawab rani singkat.

Lalu rani pun mendekat kearah kakak iparnya yang sedang mengaduk ager-ager yang masih di dalam wajan diatas kompor. "Kalau ini harus diaduk terus mas,, agar santan nya tidak pecah" ucap rani menjelaskan. "Tuhh ma,, belajar sama rani,, dia kalau masak ager-ager gini enak rasanya ma,, kayak beda aja" ucap mas bayu kepada istrinya yang kini telah berpindah peran menyusun cetakan agar-agar dalam wadah kecil untuk disajikan nanti.
"Iyaa pa,, makanya ini belajar sama dek rani,, mama aja ini rencana mau bawa pulang sekalian hasil buatannya,, takutnya nanti pas coba dirumah beda rasanya" balas istrinya dewi.
"Aduhh bisa aja ni mujinya mas sama mbak,, hihiii" jawab rani tersipu.
"Aghhhh suara tertawa itu,, hmmm" keluh kakak iparnya dalam hati saat mendengar suara cekikikan pelan rani.
"Tapi ini lebih cantik dan enak kalau dikasih toping nanti di atasnya mbak" ucap rani menambahkan. "Ohhh yang kayak kamu bikin dirumah kamu waktu itu ya ran?" Tanya dewi kepada rani. "Iyaa mbak,, nanti abis ini rani beli deh sebentar di warung mbak sumi, masih sempet kok sebelum mengeras" balas rani.
"Udahh gak usah biar mbak sama dek tia aja yang beli, kamu beresin deh buatnya sampai selesai disini, kali aja masih ada yang kurang bisa ditambahin, biar rasanya mantap" jawab mbak dewi. "Lohh gak apa-apa mbak biar nanti rani aja yang beli, lagian ini tinggal tunggu mendidih aja terus dimatiiin, udah aman kok" balas rani.
"Udah mbak gapapa biar aku sama mbak dewi aja yang beli, sekalian nanti tia mau pulsa juga" celetuk tia ditengah percakapan kedua iparnya itu. "Lagian kan kalau mbak rani yang selesaiin sampe beres rasanya terjamin enak,, biar gak malu-maluin nanti kalau aku bawa pulang juga" Lanjut tia meyakinkan.

Mendengar perkataan dari adik iparnya itu membuat rani tersipu "Hihihiii kalian ini bisa aja, padahal biasa aja loh semua juga bisa" ucap rani sambil tersipu dan suara lembut tawanya terdengar.
"Aghhh lagi-lagi suara itu terdengar begitu menggoda" ucap mas bayu dalam hatinya. "Bagus saja jika dewi dan tia yang pergi kewarung sana, jadi aku bisa memiliki kesempatan untuk berdua saja dengan rani" girang mas bayu dalam benaknya. Mas bayu pun pura-pura antusias agar dewi dan tia semakin yakin untuk pergi berdua. "Ran, ini kalau mendidih langsung di matiin gitu aja,? Atau harus menunggu dulu?" Ujar mas bayu bertanya kepada rani. Ia mengucapkannya sambil menatap kearah rani, saat ini ia melihat rani tengah mencuci tangannya dikeran air dengan posisi berdiri membelakanginya "wooww bulat sekali bokong itu" guman mas bayu dalam hatinya. "Iyaa mas dibiarkan dulu aja sih sebentar sekitar beberapa menit baru dimatikan, gak ada patokan kok yang penting ditunggu sampai mendidih aja dulu" jawab rani seraya terus mencuci tangannya.

"Ohhh oke deh paham" jawab mas bayu singkat. Ia memperhatikan keadaan rumah saat ini, sepertinya cukup sepi jika nanti dewi dan tia pergi ke warung sana. Ibu dan bapaknya sepertinya tengah rehat di kamarnya, begitu juga dengan adiknya rudi, sementara anak-anak tengah bermain didepan sana. "Ini mungkin bisa jadi waktu yang baik, semoga bisa membuahkan sedikit hasil" ujar mas bayu dalam hatinya. Mas bayu terus mengaduk ager-ager di dalam wajan dengan hati gembira, di dalam pikirannya ia terus memikirkan cara untuk menggoda adik iparnya yang montok menggoda itu nantinya. Tetapi belum juga ia lihat istri dan juga adiknya beranjak untuk berangkat menuju warung. Merasa sudah tidak sabaran mas bayu mencari siasat untuk segera membuat keduanya pergi kewarung. "Ini kayaknya bentar lagi mendidih deh ma,, udah mulai ada asep-asepnya" ucap mas bayu kepada istrinya.

Mendengar perkataan suaminya itu, dewi segera menanggapinya dengan mengajak adik iparnya tia untuk pergi ke warung sekarang. "Ohhh yaudah dehh,, dek ayook kita kewarungnya sekarang" ujar dewi kepada tia. "Iyaa mbak,, ini juga udah beres kok" jawab tia kepada kakak iparnya itu. "Tinggal dulu ya ran" ujar dewi kepada rani. "Iyaa mbakk,, repot kan jadinya,, dibilangin biar rani aja" balas rani kepada dewi. "Udahh kamu disini aja,, selesaiin tuh masaknya,, kalau mbak yang selesaiin takutnya hasilnya lain,, biar mbak sama tia yang ke warung" dewi melanjutkan ucapannya. "Iyaa deh mbak" balas rani tersenyum kepada kakak iparnya itu.
"Ayokk mbak,, biar aku yg bawa motor" ucap tia kepada dewi. "Iyaa dek" balas dewi singkat.

Keduanya pun pergi meninggalkan rumah menuju warung milik mbak sumi. Tinggallah kini hanya ada mas bayu dan rani yang berada di dapur, setalah suara motor mereka keluar dari pekarangan rumah orang tua nya mas bayu segera berniat untuk menggoda rani, dengan cara mengajaknya sedikit bercanda. Ia memikirkan cara agar adik iparnya itu tidak risih dengan candannya nanti. "Enak banget aroma nya ini ran" ucap mas bayu memulai pembicaraan. "Ehhh iya mas,, itu sih sebenarnya cuman santan sama ager-ager biasa doang mas,, sama aja sih aroma nya" jawab rani kepada mas bayu. "Ahh masa,, tapi kok kayak harum banget gitu ran,, mungkin karena kamu yang racik kali" balas mas bayu sedikit bercanda. "Hihihiihii,,, mas,,,mas,, bisa aja ngomongnya" jawab rani tersipu. "Padahal itu mbak dewi loh yang racik, bukan aku mas" Lanjut rani. "Lahh bukan kamu yang racik ini ran?" Mas bayu menanyakan kepada rani. "Beda dong rasanya" Lanjut mas bayu. "Iyaa tapi kan sama rani juga mass, mbak dewi mau bikin mirip katannya" jawab rani kepada mas bayu.
"Ohhhh gitu,, bagus deh ran, kalau mbak mu yang bikin biasanya rasanya agak lain ran" Lanjut mas bayu. "Itu sebenarnya sama aja mass, cuman mungkin kadang kurang santan nya aja mbak dewi bikinnya" ujar rani. "Ohhh gitu, nanti mas ingetin deh kalau mbak mu bikin dirumah, suruh banyakin santan nya kayak adikku rani" ucap mas bayu sambil tersenyum.

Rani hanya tersenyum menanggapi ucapan kakak iparnya itu. "Iyaa mas,, dibantu ingetin aja, kali-kali aja lupa kan ya" ucap rani.
"Iyaa walaupun tentu gak bakal bisa sama, karena pasti santen nya beda ya kan ran,,hehehe" ucap mas bayu kembali memancing rani untuk masuk kedalam obrolannya.
"Sama aja loh mas,, asal santen nya pake santen yang asli aja kayak ini,, pasti aman kok rasanya gak bakal jauh beda" ucap rani menjelaskan. "Iyaa mungkin juga ran,, tapi sumbernya kan beda ran,, masing-masing gak akan sama,, pasti adalah beda-beda nya dikit" ujar mas bayu. Rani agak sedikit bingung dengan ucapan mas bayu barusan, rasanya setiap santan yang digunakan mereka untk memasak pasti lah santan yang berasal dari santan kelapa. "terus apa yang membedakannya" pikiran rani di buat bingung oleh ucapan kakak iparnya itu.

Rani pun mempertanyakannya langsung kepada mas bayu "emang mbak dewi sering pakai santan apa mas?, santan kelapa juga kan? Ujar rani kepada mas bayu. "Iyaa sih ran sama aja santan kelapa juga,, tapi kan kualitas kelapa nya gak akan sama dek,, beda lah antara santan kamu sama mbak mu,,, hehehe. Ujar mas bayu sambil tertawa bercanda. "Kayaknya santan adikku ini lebih wangi dan kental deh ya" Lanjut mas bayu menggoda rani. Mendengar pernyataan dari kakak iparnya itu rani, sedikit dibuat terkejut dan ia tau kearah mana percakapan kakak iparnya itu. Tetapi timbul keanehan dalam perasaan rani, karena selama ini kakak iparnya itu tidak pernah bercanda mengarah kesana, beda halnya dengan pak sugeng yang suka bercanda jorok terhadap dirinya. Lalu ia mulai berpikir apakah jangan-jangan kakak iparnya mas bayu melontarkan candaan tersebut karena sekarang ini mas bayu timbul gairah kepada dirinya. Jika benar,, berarti ia telah mendapatkan jawaban tentang misteri celana kakak iparnya yang menyembul itu. Kemungkinan memang benar kakak iparnya bergairah karena melihat penampilannya tadi.

Merasa tertantang untuk membuktikannya rani, menanggapi candaan kakak iparnya itu dengan santai tapi tidak kalah menantang menanggapinya, sekarang rani sudah bisa belajar banyak dari pak sugeng yang suka mengelak saat rani menuduhkan sesuatu kepadanya dan rani juga telah sedikit pandai memahami bahasa mesum yang sering di lontarkan pak sugeng terhadap dirinya.
"Wallllahhh dasar mas bayu,, ada-ada aja,, santan apa dulu ni?, hihiiii" ujar rani tertawa cekikikan. "Menurut kamu santannya beda gak? Hahahaha" mas bayu berucap sambil tertawa lepas. "Hihihiii" rani juga ikut tertawa menanggapi ucapan kakak iparnya itu. "Sama aja kali mas cuman beda ukuran aja,,,hehehe,," ucap rani dilanjutkan ia kembali tertawa. "Iyalah dek,, makin besar makin banyak santannya kan yaa,,hahaha" ucap mas bayu kembali tertawa. "Kalau soal ukuran tadi kayaknya kamu unggul disemua sisi deh ran" ucap mas bayu menegaskan.

Rani cukup kaget dengan perkataan kakak iparnya itu barusan, seperti mas bayu cukup intens makin menggodanya. "Jangan-jangan dia bener-bener sudah timbul gairahnya kepada aku" ucap rani dalam hatinya. Rani pun tersenyum menanggapinya ucapan kakak iparnya itu. "Iya lah mas,, makanya santan nya beda karena sumbernya juga beda kan ya,, kayak kata mas bayu tadi,,hehehe" ucap rani kembali tertawa. "Sumber dan ukurannya sihh untuk lebih lengkapnya,, sungguh adikku ini luar biasa" ucap mas bayu tersenyum. "Dihhh udah ahhh jorok mas bayu ngomongnya" ujar rani menanggapi ucap mas bayu. Semua percakapan itu meraka lakukan dalam posisi mereka saling membelakangi. Mas bayu sedang mengaduk santan, sedangkan rani tengah mencuci gelas di keran air disana. Hingga kini rani telah menyelesaikan cuciannya dan berbalik berjalan mengarah kearah mas bayu yang sedang mengaduk santan diatas wajan. Ia berniat ingin melihat kondisi santan yang diaduk mas bayu, ia khwatir dengan terus bercanda kakak iparnya itu melupakan tidak mengaduk santan itu secara terus menerus. Tetapi ternyata tidak, santan tersebut dalam kondisi baik dengan kombinasi adukan mas bayu.

Melihat hal itu rani memberikan pujian kepada kakak iparnya itu "pinter ni mas bayu mengadukanya,, santan nya bagus gak pecah" komentar rani melihat hasil kerja mas bayu. "Iyaa lah dek,, gak usah ragukan adukan mas mu ini lhoo hehehe" ujar mas bayu kepada rani. "Iyaa,,iya percaya deh,, mas bayu pinter ngaduknya" balas rani menanggapi ucapan kakak iparnya. Saat itu rani sempat melirik kebawah kearah celana mas bayu, dan "hihiii sukurin makin mengembang itu celana" ucap rani dalam hatinya. Dalam posisi ia yang bersebelahan dengan kakak iparnya didepan kompor saat ini, rani cukup jelas melihat gundukan celana itu. "Iyaa lah dek,, mbak mu aja sampai senang sekali kalau mas bantuin masak dan mas bantuin ngadukin masakanya,,hehehe" ucap mas bayu menoleh kearah rani.

Rani dibuat sedikit berdesir mendengar ucapan kakak iparnya itu barusan, ia tau kearah mana ucapan mas bayu itu, dan ia juga tau kalau saat ini mas bayu benar-benar telah timbul gairahnya. Mulai lah rasa khawatir dan takut muncul dalam dirinya, walau bagaimanapun rani tetaplah seorang istri yang selalu menjaga kehormatan diri dan assetnya itu. "Udah ighhh mass,, ngaco tuh ngomongnya" ucap rani tersenyum lembut kearah mas bayu. "Iyaa ran,, udah lah mas juga udah pegel ngaduk terus dari tadi, apalagi kelamaan berdiri kayak gini,," ucap mas bayu sambil membalas senyum adik iparnya itu. Entah kenapa malah timbul keisengan dalam diri rani untuk menggoda kakak iparnya itu. Rani yang merasa tertantang akhirnya menanggapi ucapan kakak iparnya itu. "Yehhh kalau itu sihh udah dari tadi berdirinya mas,, bahkan sebelum mas datang kedapur kan,, hihiii" ucap rani tertawa dan menoleh kearah mas bayu.

Keduanya pun beradu pandang dan sama-sama tertawa. Lalu keduanya sama awkard karena tatapan mereka yang cukup lama bertemu pandang, mas bayu melepas kan adukan dari tangan kanannya dan meletakkann di dalam wajan, kini tangannya tergantung bebas kebawah. Tangan kiri mas bayu mengambil tangan kanan rani, ia arahkan tangan rani memegang gundukan yang menyembul di dalam celananya. "Tau aja kamu dek,, dasar ya,,hmmmm,," ucap mas bayu dilanjutkan ia mengguaman seperti sangat gemas kepada rani. "Dihhhh,,,dihhhh,,, mas,,,mas bayu kenapa begini,, lepaskan nanti ada yang lihat" ucap rani panik mendapatkan perlakuan dari kakak iparnya itu. Tetapi dalam hatinya ia berucap "terjawab sudah misteri itu"

"Iyaa ucap mas bayu melepaskan tangan rani, tetapi setelah melepaskan tangan rani, malah ia merapatkan tubuhnya keraah rani dan memeluk tubuh montok adik iparnya itu dari depan. Mendapat serangan tidak terduga seperti itu membuat rani sangat terkejut dan berusaha melepaskan pelukan mas bayu pada dirinya. Tetapi ia merasa pelukan itu sangat erat, dan ia merasakan dada mas bayu menempel erat dengan dadanya. Ia sampai sedikit sesak karena payudaranya tegencet dengan dada mas bayu. "Mass udah lepasin,, beneran dilihat orang ni,, udahhh" ucap rani pelan namun dengan nada yang ia tekankan. Tak lama setelah rani mengatakan hal itu, mereka mendengar suara motor yang masuk kedalam pekarangan rumah. Keduanya sama-sama kaget dan mas bayu buru-buru melepaskan pelukannya pada tubuh adik iparnya itu. Setalah terlepas mas bayu langsung berpura-pura kembali mengaduk santan di atas wajan yang kini telah matang. Sementara rani kini langsung menjauh dari kakak iparnya itu, dan berpura-pura tengah merapikan wadah cetakan untuk mencetak ager-ager itu nantinya.

Kini keduanya tengah sibuk dengan pikirannya sendiri, dan keduanya seperti sama-sama berpura-pura seperti tidak terjadi apa-apa. Mas bayu sempat menoleh kearah rani yang membelakanginya, ia melihat rani yang berpura-pura merapikan wadah cetakan ager-ager itu. "Syukurlah ia tidak meninggalkan tempat ini, dan sepertinya ia tidak marah dengan perlakuanku tadi" ungkap mas bayu dalam hatinya.
"Berarti ager-agernya siap di cetak dong"


Bersambung sejenak...

Bomir mau otw party dulu para suhu,, biar ilang mumet dikit. Terimakasih ya untuk dukungan para suhu sekalian, syukurlah saat ini RL newbie sudah hampir rampung...
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd