Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT ISTRIKU DAN "ASSET"NYA_REMAKE_TAMAT.

Lanjutan....


Setalah malam itu rudi mengetahui kelakuan istrinya dan pak sugeng, maka sepanjang malam itu pula rudi menjadi sangat gundah dengan pikirannya. Satu sisi ia belum bisa mempercayai bahwa istrinya bisa melakukan hal tersebut bersama laki-laki lain dibelakangnya, ia juga masih mempertanyakan bagaiamana semuanya berawal. Ia terus menduga-duga, akankah istrinya yang memulainya lebih awal, ataukah pak sugeng yang nekat memaksa istrinya untuk melakukan hal itu. Tetapi rasanya tidak mungkin jika istrinya yang memulai semua ini, namun jika semua itu terjadi karena paksaan dari pak sugeng, ia sama sekali tidak melihat gelagat keterpaksaan dari istrinya. Pertanyaan itu terus mengacaukan pikirannya, belum lagi dalam pikirannya ia masih sangat penasaran akankah semua ini telah terjadi berulang kali sebelumnya lebih dari ini, melihat dari cara mereka melakukannya, sepertinya mereka sudah sangat biasa sekali melakukannya, tetapi kenapa selama ini ia tidak pernah melihat keanehan dari istrinya, bahkan saat ia mengajak istrinya untuk berkhayal saja istrinya pasti akan langsung menolaknya. "Lalu kenapa sekarang ia melakukannya diam-diam dibelakangku".Sungguh saat itu pikiran rudi benar-benar sangat kacau sekali. Ia belum bisa berpikir jernih saat ini, yang ada di dalam pikirannya ia akan mencari tau semua ini lebih jauh lagi, ia ingin menyelidikinya lebih jauh lagi.

Tetapi, dibalik hatinya dan pikirannya yang tengah gundah memikirkan hal itu. Jauh di luar akal sehatnya, ia merasa sangat bergairah melihat istrinya melakukan hal itu bersama laki-laki lain, sudah sejak lama semua ini menjadi fantasi terpendam rudi. Barulah akhir-akhir ini ia berani membicarakannya bersama istrinya, namun tentu semua itu hanya sebatas khayalan fantasinya saja. Entah kenapa ia merasa sangat bergairah selama ini jika membayangkan hal itu terjadi kepada istrinya. Semua itu ia khayalkan karena sesungguhnya ia mengetahui dibalik sikap kalem dan lembut istrinya tersimpan gairah yang sangat luar biasa liar, ia kadang sampai dibuat kewalahan mengimbangi gairah istrinya jika tengah di puncak birahinya. Tentu ia penasaran akankah laki-laki lain akan merasakan kewalahan yang sama sepertinya untuk mengimbangi giarah istrinya. Ia juga sangat penasaran akankah istrinya akan bertingkah sama liarnya seperti saat bercinta dengan dia. "Pastilah asset istriku itu akan sangat menggairahkan laki-laki manapun. Susunya yang montok itu,, ughhhh,, pastilah mereka akan sangat senang bisa menikmatinya" begitulah khayalan rudi selama ini. Tetapi sekarang ketika semua itu telah benar-benar terjadi, justru ia menjadi kacau dengan pikirannya sendiri. "Ternyata semua yang aku khayalkan tidak seindah itu jika semuanya telah benar-benar terjadi" rudi menjadi semakin kacau dengan dirinya saat ini.


Sementara disisi lain, saat ini rani merasakan suatu rasa aneh yang muncul dalam dirinya, ia merasa dirinya begitu nakal dan liar sekali saat ini "kenapa aku bisa sampai seperti ini?" Ia berpikir ternyata memang benar apa yang sering di ucapkan suaminya selama ini, jika ia bisa merasakan penis laki-laki lain masuk kedalam vaginanya, ia akan merasakan sensasi rasa kenikmatan sodokan penis yang berbeda. "Hmm belum lagi semua penis yang pernah masuk kedalam vaginaku memiliki ukuran yang berbeda semua,,huuuuugghh,," memikirkan hal itu sungguh membuat ia semakin bergairah untuk terus melakukannya. Bahkan sekarang terlintas dalam pikirannya untuk mencoba batang penis lain lagi, yang tentunya pasti akan memberikan sensasi rasa yang berbeda lagi, walaupun dalam sisi sadar pikirannya yang lain, ia masih memikirkan perasaan bersalahnya pada suaminya, ia tidak habis pikir bagaiamana semua ini bisa terjadi, kenapa ia bisa menerima semua perlakuan ini, bukankah selama ini ia adalah istri yang sangat menjaga kehormatan dan assetnya. Tetapi kenapa sekarang ia malah menjadi tertantang untuk merasakan nya lagi dan lagi. "Hmmmm,,,entahlah,,," rani dibuat bingung dengan keadaannya sendiri saat ini.

Sementara disuatu sisi gelap yang lain lagi, pak sugeng merasa amat sangat berbahagia, karena selama ini apa yang menjadi khayalannya telah menjadi kenyataan. Selama ini ia terus membayangkan tentang sosok bu rani yang sangat menggairahkan dimatanya, bahkan bukan hanya dimatanya, semua laki-laki di pemukiman tinggal mereka pastilah menginginkan dan sangat penasaran dengan asset mempesona yang dimiliki bu rani itu. Tetapi saat ini ia lah orang yang paling beruntung diantara banyaknya laki-laki yang mengimpikan hal itu. Ia telah merasakan kekenyalan dan kesegaran susu montok milik bu rani, ia telah merasakan hangatnya belahan memek dan peretnya lobang memek wanita yang sangat anggun dan menggoda itu. Desahan dan rengekan bu rani saat menerima hujaman kontol miliknya di dalam memek bu rani, selalu terngiang dalam ingatannya, belum lagi saat ia memasukan kontolnya dalam posisi bu rani sedang menungging, sungguh jika saat itu ia tidak sedang dalam pengaruh jamu yang ia minum ia tidak akan kuat menahan semua itu. Bagaimana tidak bongkahan pantat montok itu terlihat membulat sempurna dalam posisi itu, suara benturan dan getaran kenyal pantat montok itu saat beradu dengan pangkal pahanya membuat ia semakin gila jika mengingatnya. Belum lagi desahan liar bu rani yang tidak bisa ia kontrol jika telah dimasukan kontol miliknya dalam posisi itu. "Haaaghh,,, ternyata sangat liar sekali wanita itu,, hmmm,, sangat jauh berbeda dari tampilan luarnya sehari-hari" inilah hal yang sangat disukai oleh pak sugeng, ia sangat yakin dengan kenampakan body montok milik bu rani tersimpan gairah dan nafsu birahi yang sangat liar, dan sekarang ia telah membuktikan semua itu, bahwa apa yang ia perkirakan ternyata memang benar adanya. Sungguh kesenangan ini tidak bisa diungkap dengan kata-kata yang lebih banyak lagi oleh pek sugeng, yang jelas ia merasa sangat puas sekali dan tentu ia akan terus mencari kesempatan untuk bisa mengulangi semua ini bersama wanita pujaannya saat ini, yaitu ibu rani yang montok. "Hmmmmm,,,"


Tidak sia-sia persiapan yang telah ia siapkan sebelum ia berangkat menuju kerumah rani, ia telah mengeluarkan spermanya terlebih dahulu. Malam itu setelah melihat foto yang dikirimkan oleh rani dan ia merasa harus bisa mendapatkan tubuh montok itu malam itu juga. Ia melampiaskan birahi nya terlebih dahulu bersama istrinya, dengan tujuan agar nanti saat ia menggenjot memek memek bu rani ia menjadi tidak cepat ejakulasi. Saat itu istrinya yang tengah berbaring santai di dalam kamar dibuat terkejut dan kewalahan karena ulah pak sugeng yang tiba mengangkat bajunya tanpa melepasnya, dan dengan cepat dan terburu-buru langsung memasukkan kontol miliknya kedalam lobang memeknya. Padahal saat itu memeknya belum basah sama sekali,semua itu dilakukan pak sugeng dengan sangat cepat, tidak sampai 10 menit ia telah memuncratkan spermanya didalam memek istrinya. Setelah itu pak sugeng segera bergegas pergi meninggalnya istrinya dengan beralasan ingin duduk di pos ronda. Bu sumi yang tak mau ambil pusing hanya membiarkan saja semua kelakuan aneh suaminya itu. Ia merasa cukup lelah karena tekah seharian menjaga warung, maka ia memutuskan untuk beristirahat dan tidak terlalu memikirkan hal itu, mengenai durasi bercinta suaminya, ia tidak heran lagi. Memang begitulah suaminya jika mereka bercinta tidak akan pernah bisa bertahan lebih lama untuk menggenjot memeknya. "Harus minum jamu dulu baru bisa kuat,,, dan itu pun gak ngaruh-ngaruh amat" pikiran bu sumi kepada suaminya.

Keesokan paginya setalah terbangun dari tidur, rani merasa dirinya sangat fit dan segar sekali, ia merasa tidurnya malam ini sangat berkualitas sekali. Ia baru terbangun dari tidurnya setelah jam 7 pagi, tentu ini sangat diluar kebiasaannya. Biasanya walaupun hari libur seperti sekarang ini ia tetap bangun lebih awal setiap harinya, tetapi hari ini ia sampai harus bangun lebih siang karena ia merasa tidurnya malam ini sangat pulas sekali "mungkin karena aku tidur dari jam 12 malam" pikiran rani coba menduganya. Walaupun biasanya jika ia tidur jam berapapun ia akan tetap terbangun lebih awal, namun hari ini suara alarm yang muncul dari ponselnya pun tidak ia dengar dan terlewat begitu saja. "Ataukah karena rasa puas dan nikmat yang aku rasakan tadi malam, sehingga aku sampai harus bangun jam segini" rani mencoba menduganya lagi. "Hmmmm entahlah" ia juga tidak bisa memastikan semuanya. Setelah ia melihat ponselnya "emmmmmhh,,,aku harus segera bangun, sebentar lagi suamiku akan pulang,," setelah berpikir begitu ia segera bangun dan bergegas memeriksa keadaan rumahnya, ia tidak ingin percintaannya dengan pak sugeng tadi malam masih meninggalkan bekas yang dapat menimbulkan kecurigaan suaminya. Setelah melihat semuanya aman-aman saja, ia segera bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setibanya dikamar mandi, ia segara membuka seluruh pakaiannya. Saat ia telah telanjang, ia melihat tubuhnya yang sangat menggoda di dalam kamar mandinya. "Hmmm,, sepertinya payudaraku ini sangat disukai laki-laki " ucap rani gemas sambil ia memegang daging kenyal payudaranya. "Aduhhh,,,hmmmm,," guman rani saat jarinya menyentuh belahan bibir vaginanya. "Tadi malam, vaginaku ini kembali telah merasakan batang laki-laki lain" guman rani merasa sangat liar sekali. "Kenapa aku sangat menikmati semua ini? Bukankah semua ini tidak benar? Bukankah ini semua berarti pelecehan terhadap diriku? Tetapi kenapa aku sulit menahannya? Aghhh entahlah!!,," ia sangat bingung dengan dirinya sendiri. Rani pun bergegas mandi, karena tak ingin gairahnya kembali timbul karena memikirkannya hal-hal tersebut.


Setalah ia menyelesaikan mandinya, ia segara menyiapkan sarapan untuk kepulangan suaminya nanti, itu semua ia lakukan mumpung masih ada waktu untuk menunggu kepulangan suaminya. Setelah nanti selesai sarapan mereka dan akan segera menuju rumah mertuanya untuk menjemput kedua anak mereka disana. Sementara itu rudi ditempat kerjanya baru saja berganti shif dengan rekan kerjanya, ia masih terlihat seperti sedang kebingungan dengan keadaan dirinya saat ini, ia masih belum bisa mempercayai semua yang benar-benar telah terjadi pada dirinya dan juga istrinya. Rasanya ia belum tau apa yang harus ia lakukan jika nanti ia bertemu istrinya. "Hagggghhh lebih baik aku langsung kerumah orang tuaku saja untuk menemui anak-anak disana" guman rudi dalam hatinya. Ia tidak ingin dengan hanya ada dirinya dan istrinya berdua saja dirumah saat ini membuat ia tidak bisa menahan dirinya untuk menanyakan langsung pada istrinya. Memikirkan hal itu ia segera mengabarkan istrinya agar langsung saja kerumah ibunya nanti, karena ia akan langsung pergi kesana nantinya, tidak pulang kerumah terlebih dahulu.

Sementara rani yang mendapat kabar tersebut dari suaminya merasa sedikit kecewa dengan apa yang dikabarkan suaminya. Ia telah menyiapkan sarapan untuk suaminya, sementara suaminya tidak pulang kerumah terlebih dahulu. "Lebih baik aku bawa saja kerumah ibu disana" begitulah pikiran rani saat itu. "Tetapi ini sudah hampir jam 8 pastilah disana mereka telah selesai sarapan" begitulah rani dibuat bimbang dengan pikirannya. "Sudahlah biarkan saja disini" ucap rani menegaskan. Ia segara bergegas bersiap untuk pergi menemui anaknya, ia membuka pintu dan bersiap untuk mengeluarkan motornya dari dalam rumah. Saat ia telah berhasil mengeluarkan motornya, dan kini ia tengah berada di teras rumahnya, ia melihat sosok yang sepertinya ia kenali tengah berjalan mendekati kearah jalan depan rumahnya. "Sepertinya itu andi" guman rani dalam hatinya. Ia cukup mengenali sosok andi yang merupakan keponakan dari pak dedi, sudah cukup lama ia mengenal andi, karena semenjak andi mulai berkuliah ia telah tinggal disini. Selain itu andi juga terkenal suka bergaul dengan warga pemukiman mereka tinggal, walaupun itu hanya sebatas say hay saja jika dengan dia. Namun rani cukup senang dengan pemuda ini, karena ia selalu sopan dan nyambung kalau diajak berbicara. Selama ini rani cukup sering mampir ke bengkel milik omnya andi. Biasanya ia kesana sekedar hanya untuk menambah angin ban motor miliknya, dan ia merasa cukup senang dengan cara andi menyapanya saat ia tiba disana. Sapaan dari andi terkesan tulus datang darinya, tidak seperti sapaan yang datang dari bapak-bapak yang ada disini. Rani merasa sapaan dari bapak-bapak disini biasanya terkesan dengan nada sedikit berusaha menggodanya, terutama sapaan yang datang dari pak sugeng. "Hmmmmmhh, kalau yang satu itu sih,, tak heran lagi,," guman rani.

Saat pemuda itu tepat melintas didepan rumahnya, pemuda itu sempat melihat kearahnya dan pemuda itu pun tersenyum seraya sedikit menundukan kepalanya, tanda ia memberikan hormatnya kepada bu rani. Tetapi hanya begitu saja, tanpa ia menyapa langsung kepada rani. Mendapati hal itu rani juga membalas senyum dari andi, lalu ia yang mulai menyapa lebih dulu "Ehhh andi,, darimana kamu?" Sapa rani ramah kepada andi. Mendengar rani menyapa dirinya, andi menghentikan langkahnya dan segera menjawab pertanyaan dari rani. "Saya dari bengkel om dedi bu, semalam saya tidur disana, ini mau pulang sekalian cari sarapan" Balas andi.
Mendengar jawaban dari andi, rani segera teringat dengan sarapan yang tadi ia buatkan untuk suaminya. "Apa nasi goreng tadi aku kasih ke andi aja ya" ucap rani dalam hatinya. Tetapi ia masih ragu untuk mengatakannya.
"Ohhh gitu, kirain darimana, soalnya tumben lewat jalan kaki pagi-pagi" lanjut rani.
Andi: iyaa bu, soalnya motor saya dipakai om dedi, kalau harus naik mobil repot nanti parkirnya di jalan sana, bisa-bisa nyusahin orang lewat.
Mendengar hal itu rani merasa ada benarnya, karena memang jalan gang mereka tidak terlalu luas, jika ada mobil yang parkir didalam gang mereka, maka mobil yang lainnya akan kesulitan untuk lewat dari sana.
Rani: emang mau beli sarapan dimana ndi?
Andi: di jalan depan sana bu, nanti kalau ada ojek sekalian naik ojek kesana sekalian pulangnya kerumah.
Rani: aduhh repot ya..
Andi: iya bu, repot dikitlah gak apa-apa. Balas andi sambil tersenyum. "Yaudah bu, saya pamit mau kedepan takut kehabisan" Lanjut andi lagi.
Rani: ehhh iya ndi, hati-hati. Balas rani seraya wajahnya terlihat seperti orang tengah ragu.
Andi: iya bu,, mari..
Balas andi seraya tersenyum dan berlalu meninggalkan rani di teras depan rumahnya.

"Andii.." panggil rani kepada andi yang sudah beranjak agak jauh dari depan rumahnya. Mendengar panggilan dari rani tersebut, andi menghentikan langkahnya dan berbalik menanggapinya. "Iyaa bu?" Balas andi singkat. Ia berpikir ada apa bu rani memanggilnya, tumben sekali pikirnya. "Saya tadi udah siapin sarapan buat mas rudi, tetapi dia tidak pulang kemari, kalau kamu mau boleh sekalian dibawa" ucap rani kepada andi.
Andi: aduhh tidak usah bu,, saya beli di depan saja, nanti ibu malah repot" balas andi ramah.
Rani: nggak repot, malah nanti sayang makanannya kalau gak ada yang makan, ayoo sini saya siapkan" balas rani kepada andi.
Andi: terimakasih bu, tetapi biar saya beli didepan saja.
Rani: ohh yaudah gak apa-apa,, tapi gak boleh loh nolak rezeki. Balas rani lagi.
Andi: saya bukan nolak bu, tapi saya takut merepotkan.
Balas andi segan kepada rani.
Rani: kamu tuh,, udah di bilangin gak repot juga,, yaudah kamu kesini dlu,, tunggu ya saya siapkan.
Andi: baiklah kalau begitu bu, terimakasih. Ucap andi seraya ia berjalan menuju kearah rani. Mendapati hal itu rani pun tersenyum kepada andi.


Saat pemuda itu tiba didepannya, rani mengatakan agar andi menunggu sebentar ia menyiapkan nasi gorengnya.
Rani: yaudah,, kamu tunggu ya, biar saya siapkan buat kamu bawa pulang.
Andi: baik bu, sekali lagi terimakasih. Balas andi dengan senyumnya.
"Iyaa" balas rani dengan senyumnya.
Rani merasa ada yang aneh dengan dirinya, tentang penawarannya kepada andi. Sebenarnya ini sudah hal yang biasa ia lakukan kepada siapapun, tentang kebaikannya rani sudah tidak perlu diragukan lagi. Tetapi kali ini ia merasa penawarannya kepada andi seolah-olah ia ingin melihat reaksi laki-laki lain ketika melihat dirinya, entah kenapa ia merasa tertantang untuk membuat setiap laki-laki terpesona dengan asset miliknya. Terutama ia penasaran kenapa laki-laki muda seperti andi tidak tertarik dengan dirinya. Ia sempat menduga senyum andi barusan seperti sangat sopan kepadanya, ia penasaran ingin menggoda pemuda ini, akankah pemuda seumuran andi juga memiliki ketertarikan yang sama kepada dirinya."Kenapa tatapan pemuda ini tenang sekali terhadap diriku, tidak seperti tatapan bapak-bapak disini jika mereka melihat diriku, ataukah karena sekarang aku berpakaian tertutup begini?" Rani dibuat penasaran dengan tingkah andi kepadanya yang terkesan biasa saja. "Ataukah wanita seusia aku ini tidak menarik dimata pemuda seumuran dia ya?" Rani mulai mempertanyakan hal itu.
"Bu rani,,bu,," panggilan dari andi segara menyadarkan rani yang seperti kebingungan dan tengah memikirkan sesuatu dalam lamunannya. "Ehhh iyaa" rani tersadar karena panggilan dari andi. Ia pun dibuat sedikit kikuk karena sempat melamun di depan pemuda itu. Padahal biasanya dirinya yang biasa membuat laki-laki terpelongo karena memperhatikan dirinya.

"Ibu kenapa?" Ucap andi seperti tengah mengkhawatirkan keadaan bu rani sekarang ini.
Rani: enggak,,, enggak kenapa-napa kok. Balas rani berusaha tenang.
Andi : ohh iya bu. Jawab andi.
Rani: yaudah, kamu mau menunggu disini, atau sekalian masuk kedalam?
Lanjut rani. "Astaga apa yang aku ucapkan" guman rani dalam hatinya. Tentu ini adalah hal yang sangat aneh baginya, karena selama ini ia jarang menerima kehadiran tamu laki-laki jika suaminya sedang tidak berada di dalam rumah. Hanya pak sugeng sajalah laki-laki tua mesum yang nekat melakukannya.
Andi: biar saya tunggu disini saja bu. Balas andi.
Rani: yaudah tunggu ya.
Ucap rani seraya masuk kedalam rumahnya.


Saat rani berbalik badan masuk kedalam rumahnya, andi sempat melihat kearah bemper belakang rani. Ia pun kembali teringat tentang peristiwa beberapa minggu lalu yang sempat ia lihat. Ia teringat tentang kemolekan bulatan bokong milik bu rani, saat itu ia hampir saja memuncratkan spermanya saat melihat bu rani melakukan persetubuhan bersama suaminya dalam posisi menungging. Ia kembali teringat tentang rengekan dan desahan liar bu rani malam itu, "hugghh" andi menghela nafas. "Sepertinya selama ini aku kurang memperhatikan sosok bu rani yang istimewa ini" guman andi dalam hatinya. Ia juga teringat tentang bulatan susu montok bu rani yang ia lihat malam itu, susu itu bergoyang-goyang indah saat menerima sodokan kontol milik suaminya. Sebenarnya semenjak kejadian ia tidak sengaja mengintip persetubuhan antara bu rani dan suaminya itu, andi sejak saat itu pula mulai tergila-gila kepada sosok bu rani, tetapi ia sadar tentang posisi bu rani yang adalah istri orang lain, dan juga ia sangat segan kepada bu rani yang terkenal santun dan selalu menjaga penampilannya.


Pagi ini saja andi melihat bu rani menggunakan pakaian yang sopan dan cendrung tertutup, ia melihat rani mengenakan jilbab yang ia tutupkan pada busungan dadanya. Walaupun busungan dada indah itu tidak akan mampu tersembunyikan secara sempurna dibaliknya. "Indah sekali malam itu" guman andi dalam hatinya. Tanpa ia sadari ketika tengah asik membayangkan hal tersebut, kontol miliknya dibalik celana basketnya mulai bangun dan mengeras. "Aduhh kacau,, kenapa bisa begini" guman andi panik. Saat ini ia mengenakan celana dalam yang cendrung santai tidak terlalu kencang, karena posisi ia baru bangun dari tidur tadinya. Hal itu di tambah lagi dengan ukuran kontolnya yang lumayan panjang. "Bagiamana jika bu rani melihat kondisiku ya g seperti ini,, pasti ia akan menyadarinya, karena ini sangat nampak sekali" guman andi semakin panik. Rasanya tidak mungkin jika ia menerima pemberian dari bu rani nantinya dengan posisi membelakangi bu rani, dan jika posisi menyamping tentu itu akan semakin membuat penisnya semakin terlihat menyedul disana. Ia mulai berusaha mengalihkan pikirannya, agar kontol miliknya tidak terlihat menyendul oleh bu rani. "Lama ya ndi" ucap bu rani yang mulai mendekat kearahnya.
Andi agak panik mendengar suara itu dari dalam rumah bu rani, ia menyadari bahwa suara itu sudah mulai mendekat kepada dirinya. Lalu ia melihat kebawah kearah celananya. "Syukurlah sudah tidak terlalu nampak" guman andi dalam hatinya. Ia merasa sedikit lega dengan kondisinya saat ini, ia pun segara membalik badannya dan menjawab pertanyaan bu rani kepadanya. "Enggak kok bu" ucap andi seraya membalikkan badannya.


Saat ia membalik badannya, ia melihat sosok bu rani yang memegang kotak tupperware yang berisi nasi goreng dengan kedua tangannya. "Aghh ini gila" guman andi dalam hatinya. Ia melihat sosok bu rani yang kini jilbabnya ia kesampingkan dari dadanya, sehingga bulatan payudara montok itu tercetak jelas dibalik bajunya dan hal itu di tambah dengan posisi kedua tangan bu rani yang memegang kotak itu dengan kedua tangannya, sehingga bulatan payudara itu seperti tertekan ketengahnya. "Besar sekali" ucap andi dalam hatinya. Hal itu kembali membuat kontol miliknya bangkit dan kembali menegang. "Celaka" pikir andi. "Ini ndi sarapannya, biar gak usah repot-repot beli kedepan sana" ucap rani yang kini telah berhadapan dengan andi. "Iyaa,,iyaa bu,, terimakasih,," jawab andi seperti orang yang tengah panik.
Menyadari hal itu rani menjadi merasa ada yang aneh dengan pemuda ini. Ia pun menanyakan nya langsung kepada andi. "Kamu kenapa ndi, kok kayak bingung gitu?" Ucap rani.
"Enggak kok bu" balas andi .
"Terimakasih ya bu rani, maaf saya sudah merepotkan" Lanjut andi.
Rani menyadari perubahan tingkah pemuda ini, kenapa ia terlihat aneh begini "pastilah karena ia melihat bulatan payudaraku ini" ucap rani dalam hatinya.
Ia sengaja melakukannya untuk melihat reaksi pemuda ini. "Ternyata sama saja" ucap rani dalam hatinya. Ia pun mengalihkan pandangannya kebawah, kearah celana andi. "Astaga andii,, kamu kok,,, kenapa bisa begitu,," ucap rani mengagetkan andi.
"Kanapa bu" balas andi semakin panik.
"Kamu tu dasar,, lihat tu celana kamu,," balas rani.
Andi: aduhh maaf bu,, saya tidak tau" balas andi.
Rani: gak tau tapi kok bisa begitu. Balas rani "Pasti mikirin pacarnya ya?,," Lanjut rani seraya tersenyum.
Andi: aduhh bukan bu,, saya juga gak tau,,maaf bu,, saya tidak bermaksud apa-apa" jawab andi serius.
Rani: iyaa,,iyaa,, ada-ada aja kamu ndi, makanya buruan selesaiin kuliahnya terus nikah, biar ada temennya" ejek rani kepada andi.
Andi: iyaa bu,, terimakasih nasehatnya, dan terimakasih juga sarapannya,,, saya pamit bu,, sekali lagi maaf" ucap andi.
Rani: iyaa,, awas jangan sampe diliat orang tu dijalan sana" balas rani melanjutkan.
Andi: iya bu,, kalau begitu saya permisi.
Rani: iyaa,, hati-hati ya ndi. Balas rani sambil tersenyum.
Ia sangat puas karena ternyata pemuda itu juga tergoda terhadap tubuhnya. "Emmhhh sepetinya lumayan besar juga dan panjang,, gimana ya rasanya,," guman rani, saat andi telah beranjak dari sana.
"Astaga kenapa aku begini,,ya ampun aku sudah benar-benar lepas kontrol" rani berusaha menyadari perbuatannya barusan.

Ia pun segera mengunci pintu rumahnya, dan bergegas berangkat menuju rumah mertuanya, untuk menemui suami dan anak-anakknya.


Bersambung
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd