Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT ISTRIKU DAN "ASSET"NYA_REMAKE_TAMAT.

Bimabet
Saran suhu, ga sesuai judul kalo tiba tiba si ari di bikinin cerita kaya gituu. Judulnya aja istri dan aset. Masa tiba tiba ari ngentotin stw hehe, di bikin cerita terpisah aja kalo mau

Cuma saran aja yaaa suhu

Semangaaattt
 
Lanjutan...


Pov rani:
Sungguhh...Apa yang terjadi terhadap diriku malam itu sangat diluar dugaanku. Bagaimana tidak, malam itu aku hampir saja diperkosa dengan brutal oleh pak sugeng, yang notabene pak sugeng adalah warga pemukiman tempat kami tinggal. Rasanya aku masih tidak percaya pak sugeng bisa melakukan hal senekat itu terhadap diriku. Mengingat hubungan keluarga kami dengannya cukup baik, aku sungguh masih belum bisa mempercayainya. Memang selama ini aku menyadari pak sugeng cukup sering melontarkan candaan mesumnya terhadap diriku. Ia sering mengomentari bagian tubuhku yang katanya mendul depan belakang ini. Hal itu ia lakukan kala kami sedang berjumpa dan sempat berbicara agak lebih lama. Bahkan tak jarang ia melakukannya kala aku sedang duduk bersama dengan ibu2 yang lainnya. Menanggapi hal itu terkadang aku cukup kesal dibuatnya, tetapi aku hanya bisa tersipu saja, karena mendapat perlakuannya yang demikian. Belum lagi tatapannya itu yang sangat liar saat memperhatikan lekuk tubuhku ini, terutama payudaraku. Seakan tatapan itu menelanjangi tubuhku. Tetapi aku tetap tidak menyangka bahwa hal senekat itu bisa ia lakukan terhadap diriku. Untung saja nasib baik masih berpihak kepadaku, pak sugeng segera menyadari perbuatannya. Sehingga hal yang buruk itu tidak terjadi lebih jauh lagi terhadap diriku. Syukurlah... "haaaah" aku menghela nafas.

Walaupun jika harus jujur, aku sempat merasakan suatu keanehan yang terjadi pada diriku. Entah mengapa meskipun merasakan ketakutan yang amat sangat. Tetapi pada saat pak sugeng memperlakukan aku dengan kasar dan tergolong sangat brutal saat ia menggerayangi bagian sensitif tubuhku, aku merasa gairahku ikut naik bersama dengan apa yang dilakukannya terhadap tubuhku. Bahkan tadi aku juga merasakan vaginaku ikut basah atas perbuatannya itu. Dan yang lebih gila lagi aku juga sempat ikut mendesah saat ia menjilati payudaraku dan menghisap kuat putingnya, belum lagi saat ia melakukannya sambil menggosok lembut belahan bibir vaginaku secara langsung. Aghhh sejujurnya pertahananku saat itu telah sangat goyah, aku sudah larut dalam gairahku karena ulah pak sugeng. Karena payudaraku ini adalah bagian yang paling sangat sensitif dari tubuhku. Jika payudaraku sudah diremas2 dan dijilati maka akan sulit bagiku untuk menguasai akal sehatku. Hal itu lah biasanya yang selalu menjadi serangan andalan suamiku saat kami sedang bercinta. Jika serangan itu ia lancarkan kepadaku maka desahan dan rengekanku akan keluar begitu saja tanpa aku menyadarinya. Seiring dengan itu maka cairan vaginaku akan mengalir keluar begitu saja. Saat itu juga maka aku akan merengek padanya agar segera memasukan penisnya kedalam vaginaku.


Dan Hal itu juga lah yang membuat aku jatuh dalam pelukan laknat pak bambang pada waktu itu. Ia begitu lihay dalam menjilati payudaraku, ia melakukannya dengan sangat lembut tetapi hisapannya aku rasakan sangat kuat dan mampu membuat tubuhku bergetar hingga membuat akal sehatku melayang entah kemana. Belum lagi dengan begitu lihainya ia mampu mempermainkan gairahku pada saat itu. Ia mampu membuat aku hampir melupakan segalanya. Ia juga menjilati vagianaku dengan sangat lembut, dan juga diselingi dengan kelumbutannya menghisapi payudaraku. Bahkan ia menyedot2 vaginaku dengan sangat kencang, terkadang ia memasukan lidahnya kedalam lubang vaginaku. Semua itu ia lakukan dalam kondisi aku sempat menangis, berontak dan mengibah kepadanya, agar ia menghentikan perbuatan mesumnya itu. Dan Sungguh aku sangat takut hal itu terulang kembali bersama pak sugeng.

Kembali ke ceritaku tadi. Setelah semua perbuatan mesum pak sugeng terhadap diriku telah terhenti. Sesuatu yang jauh diluar nalarku kembali terjadi, entah apa yang membuatku bisa melakukannya. Aku bersedia memenuhi permintaan mesum pak sugeng untuk membantunya mengeluarkan sperma miliknya, bahkan aku mengocoknya batang miliknya itu dengan gemas. Sejujurnya kalau saat itu pak sugeng sedikit lebih nekat saja, aku mau saja bila ia meminta aku untuk mengulum batangnya itu. Bahkan jika hal itu sudah terjadi mungkin aku akan turut pasrah bila ia meminta untuk menghisap dan menjilati payudaraku lagi. Tetapi ia tidak meminta aku untuk melakukannya, tentu saja tidak mungkin aku yang memintanya dari dia. Dan hal yang membuat aku semakin heran adalah setelah kepergiannya meninggalkan rumah kami, aku masih merasakan gairahku belum juga reda. "Aghhh kenapa aku ini". Namun aku berusaha sekuat mungkin untuk menguasai diriku, walaupun sebenarnya sangat sulit aku lakukan. Untung saja malam itu tanpa aku menduganya suamiku tiba2 pulang kerumah kami dari tempat ia bekerja. Sehingga malam itu aku aku bisa menyalurkan gairahku yang tadi sulit aku menahannya.

Malam itu pun kami bercinta dengan sangat bergairah sekali, aku merasakan kepuasan yang amat sangat. Kesenanganku belum berhenti sampai disitu, malam itu aku mendapatkan suamiku mengauli tubuhku dengan makin Hot saja. Bahkan ia bisa melakukannya 2 kali bersamaku dalam tempo yang singkat, hanya beberapa menit saja ia sudah bisa kembali memulainya lagi. Walaupun aku sedikit jengkel dibuatnya. Karena semua itu terjadi akibat ulahnya yang membayangkan aku menikmati batang laki2 lain. Yaitu ari, teman kantor tempat aku bekerja. "Huuuhhh dasar suamiku".

Selanjutnya malam itu setelah suamiku kembali ketempat kerjanya, aku masih membaringkan diriku didalam kamar kami. Rasanya aku begitu malas untuk segera bersih2 dan mencuci vaginaku, entah mengapa aku merasa badanku masih terasa lemas. Maka aku ingin memulihkan tenagaku sejenak. Tetapi tanpa sadar aku terlelap dan akhirnya aku tertidur dalam kondisi belum berpakaian, aku tidur dengan telanjang bulat tanpa terbungkus apapun. Barulah sekitar jam 3 pagi aku terbangun dan menyadari kondisiku yang masih seperti ini. Aku segera bergegas untuk bangun dan membersihkan diriku. Setelahnya aku kembali melanjutkan tidurku, karena ini masih cukup pagi kalau aku harus mempersiapkan keperluanku berangkat bekerja nanti.

Setelah jam 6 pagi alarmku telah berbunyi. Maka aku segera bangun dari tidurku dan bergegas menyiapkan keperluanku dan anak2ku. Nantinya sebelum berangkat bekerja, aku akan mengantarkan kedua anakku kerumah neneknya terlebih dahulu. Setelah semua usai, maka aku segera berangkat menuju kantor tempat aku bekerja. Sesampainya dikantor aku melakukan aktivitas seperti biasa. Saat aku sedang fokus terhadap pekerjaanku, ari datang menghampiriku dan berkata "mbak dicariin pak bambang,! tadi katanya dia telpon tapi tidak mbak jawab"
Aku; ohh iya ri, hp mbak sedang diperbaiki nanti sore baru diambil. Sekarang pak bambang dimana?
Ari: tadi sih bilangnya ke saya mbak disuruh langsung ke ruangannya saja,.
Aku; ohh yaudah nanti mbak kesana deh. Emang kira2 ada apa ya ri, kamu tau gak?
Ari: belum tau juga mbak, Tadi bilangnya ke saya cuma gitu aja.
Aku: ohhh iya oke deh ri, thanks ya.
Ari; iya mbak.

Sebenarnya aku sangat malas kalau harus bertemu langsung dengan pak bambang. Apalagi harus bertemu berdua saja dengan dia di ruangannya. Walaupun sebenarnya selama ini pak bambang tidak pernah menunjukan gelagat tidak baik terhadap diriku. Bahkan jauh sebelum semuanya terjadi pak bambang tidak sekalipun menunjukan sikapnya yang membuat aku risih. Bahkan aku sangat respek dan percaya kepadanya sebagai atasanku langsung divisi kerja kami. Dia adalah sosok yang pengertian dan bertanggung jawab terhadap kami bawahannya. Dibalik sikapnya yang tegas terhadap kami tetapi pak bambang adalah sosok yang ramah kepada kami semua, dia adalah sosok pimpinan yang banyak disukai bawahannya. Tetapi semenjak kejadian itu aku merasakan rasa segan dan hormatku kepadanya telah hilang. Karena sampai hari ini tidak sekalipun ia mengucapkan maaf kepadaku atas perbuatannya itu. Dan selama ini ia bersikap biasa saja terhadapku seperti tidak pernah terjadi apa2 antara kami berdua. Dia hanya cuek saja terhadapku dan seperti tidak memiliki rasa bersalah sedikitpun. Sikap cuek nya itu membuat aku semakin malas saja kalau harus bertemu dengan dia. Hanya sekali saja ia meminta maaf kepadaku pada saat ia selesai menyetubuhiku pertama kali. Ia mengatakan bahwa ia khilaf melakukan itu semua, dan hanya itu saja tidak pernah lagi setelah itu. Tetapi malam itu kami mengulanginya lagi, bahkan ia kembali mencumbuku lagi sesaat sebelum kami pulang, dan dilanjutkan ia menyetubuhi aku lagi, kemudian kami mandi bersama setelah semua itu selesai. Saat itu ia sangat mesra dan sangat lembut memperlakukan aku, hingga aku merasa tertipu olehnya. Tetapi setelah semua itu berakhir ia seperti tidak memperdulikan aku lagi. Bahkan sangat cuek kala kami sedang berjumpa di kantor. Aku seharusnya senang dengan keadaan ini, karena kemungkinan pak bambang mengulangi perbuatannya lagi aku rasa sudah tidak mungkin.

Tetapi ada rasa jengkel dalam diriku karena sikapnya yang sangat cuek dan biasa saja terhadapku itu. Seolah2 semua yang ia ucapkan padaku waktu itu hanyalah rayuan liciknya saja. Dan aku merasa sangat bodoh saat itu, kenapa aku bisa larut dalam rayuannya yang mengatakan bahwa aku adalah wanita yang paling menarik dan sangat menggairahkan dikantor kami. Ia juga mengatakan bahwa selama ini ia belum pernah merasakan kenikmatan bercinta seperti saat ia melakukannya bersamaku. Belum lagi ia mengatakan bahwa selama ini ia sudah lama menaruh simpati dan hasrat kepada diriku, hanya saja ia tidak pernah menunjukkannya, selain karena aku telah berusami, ia juga berasalan bahwa etikanya tidak bijak saja kalau ia sebagai pimpinan memberikan perhatian khusus kepadaku. lalu ia menambahkan bahwa ia sangat suka dengan penampilan bodyku yang katanya sangat menggairahkan. Ia memuji ukuran payudaraku yang katanya mengiurkan, dan ia juga mengatakan bahwa vaginaku sangat mulus dan montok sekali. Tetapi semua yang ia ucapkan itu hanya bualan bulusnya saja, Agar ia bisa merasakan kehangatan tubuhku. Memang aku lah yang terlalu bodoh.

Kembali ke cerita ku tadi. Dibalik rasa malasku untuk bertemu langsung dengan bambang, tetapi aku tetap berusaha untuk tetap profesional. Walau bagaimanapun ia tetaplah pimpinan kami disini, aku harus menghargainya. Dan aku tak ingin dengan aku yang menunjukkan sikap malasku bertemu dengannya menjadi pertanyaan rekan kerjaku yang lainnya di kantor ini. Yang ada malah akan ada yang berusaha untuk mencari tau penyebabnya. Dan itu adalah salah satu paling aku khawatirkan terjadi.

Kemudian setelah mendapat kabar dari ari tentang pak bambang yang mencariku, dan menghendaki aku menemuinya di rungan. Sebelum itu tanpa sadar aku membuka tasku dan mengambil bedak dan lipstik disana. Aku memakainya sebelum menemui pak bambang, lalu aku menuju ke arah cermin dan berdiri di depan sana sambil memperhatikan diriku. "Hmm rasanya aku masih terlihat cantik dan rasanya penampilan bodyku masih menarik. Tapi kenapa pak bambang tidak pernah pernah memperhatikan aku lagi ya. Apakah aku ini sudah tidak menarik baginya. "Astaga apa yang aku pikirkan, dan apa yang aku lakukan. Kenapa aku harus membenahi penampilanku terlebih dahulu dan kenapa aku aku ingin terlihat cantik saat harus bertemu berdua saja dengannya, sungguh ini salah" begitulah pikiranku berkecamuk pada saat itu.

Aku segera mengakhirinya dan aku segera berjalan menuju ruangannya. Setibanya aku di depan ruangan pak bambang, aku mengetuk pintunya. Lalu aku mendengar jawabannya dari dalam, ia mempersilahkan untuk masuk.
Aku: permisi pak, apakah bapak mencari saya? Ucapku yang masih didepan pintu dan hanya memunculkan kepalaku disana. Melihat kondisiku yang seperti ragu pak bambang segera menanggapinya.
Pak bambang: iyaa, silahkan masuk bu rani.
Aku: iya pak,, permisi.
Pak bambang: baiklah silahkan duduk bu.
Aku pun duduk berhadapan dengan pak bambang, dengan pemisah sebuah meja besar di didepan kami.
Sejujurnya aku sangat malas sekaligus malu kalau harus bertemu berdua saja dengan pak bambang, apalagi dalam satu ruangan begini. Rasanya perbuatannya terhadap diriku masih terus terbayang dibenakku.

Menyadari aku yang seperti tidak tenang dan ragu2, pak bambang lebih duluan memulai pembicaraan.
Pak bambang: baiklah bu rani, sengaja ibu saya panggil kemari, karena ada satu hal yang harus saya sampaikan.
Aku: baiklah pak, silahkan.
Pak bambang: baiklah bu, saya menyadarinya bahwa ibu malas bertemu saya bukan?
Aku yang mendapat pertanyaan begitu rasannya sangat kaget sekali. Tetapi aku tidak terkejut bila ia mengetahuinya, karena semua itu memang tampak dari gelagatku kala mulai memasuki ruangan tadi. Tetapi yang membuat aku kaget kenapa pak bambang sampai harus mengucapkannya langsung kepadaku.
Aku: tidak pak, saya tidak begitu.
Pak bambang: iya baiklah kalau begitu menurut ibu. Saya tidak akan memaksa ibu untuk mengakuinya.
Setelah berkata begitu pak bambang diam sejenak, kemudian ia melanjutkan kalimatnya. "Saya sebenarnya juga tidak ingin meminta ibu secara langsung untuk menemui saya, tadinya saya ingin menyampaikan lewat telepon saja, tetapi saya telpon ibu beberapa kali tidak ibu angkat" jelas pak bambang ke padaku.
Aku: iya pak maaf. Handphone saya sedang diperbaiki.
Pak bambang: baiklah kalau begitu bu, saya paham. Jadi maksud saya menghendaki ibu kemari saya ingin menyampaikan bahwasanya minggu depan kita akan ada kunjungan audit ke kantor pelosok yang ada dibawah naungan kita. Kita harus mencari tau kendala yang ada disana. Dan saya ingin ibu yang berangkat.
"Dugh...dugh...dughh.." jantung ku berdegub kencang mendengar pernyataan pak bambang barusan. Hal buruk yang pernah aku alami kala sedang melakukan perjalanan dinas bersama rombongan kami waktu itu, seakan kembali terngiang dibenakku. Mengingat hal itu aku merasa sedikit ketakutan tetapi entah mengapa ada rasa ingin dalam diriku untuk melakukan perjalanan itu lagi bersama pak bambang.


Melihat aku yang seperti orang kebingungan pak bambang segera menyadarkan aku. "Kamu tenang saja ran, jangan berpikiran buruk dulu tentang semua itu. Aku sudah memikirkannya, aku tau perasaan kamu dan aku memahaminnya. Kamu tenang saja dan kamu tidak harus mengkhawatirkan semua itu. Sebagai pimpinan disini aku telah memutuskannya aku tidak akan ikut dalam rombongan kalian nanti. Aku tau kehadiranku nantinya akan membuat kamu tidak nyaman. Aku telah memikirkan nya ran, kamu tenang saja, aku peka terhadap itu semua dan aku sangat memahami kondisi dan persaan kamu." ucap pak bambang menjelaskan panjang. Aku pun sangat terkejut dengan pernyataan pak bambang barusan, ternyata ia memahami semua ketakuanku akan hal itu.
Aku hanya diam saja kala pak bambang menyampaikan hal kepadaku. Aku tidak memberikan jawaban apapun, mulutku seperti terkunci dan tidak bisa berkata apapun.
"Kamu masih takut terhadap aku ran?"
Aku: kamu jahat mas, kamu terlalu licik memperlakukan aku. Ucapku dengan nada meninggi menahan emosiku.
Pak bambang: sudah lah ini sedang dikantor, kita harus bersikap sebagaimana mestinya. Ucap pak bambang menyadarkan aku.

Setelah itu kami sama2 terdiam, dan suasana diruangan tersebut menjadi sangat tegang sekali. Tetapi pak bambang dengan cepat mampu memperbaiki dan menguasai keadaan ini, hingga semua berjalan sebagai mana maksud tujuannya memanggil aku untuk datang kemari.
Pak bambang: nanti ibu berangkat dari kantor kita bersama dengan 2 orang rekan lainnya, dan saya ingin ibu yang mewakili saya sebagai ketua divisi kita. Apa ibu sanggup?
Mendengar pak bambang sudah mulai menggunakan bahasa formalnya. Aku tidak langsung menjawabnya. Aku berusaha menanggapinya dengan menenangkan diriku terlebih dahulu.
Aku: kenapa harus saya yang mewakili bapak?
Pak bambang: iya bu, inilah pilihannya. Dan saya rasa memang ibu pantas untuk itu. Kompetensi ibu di divisi kita saya rasa cukup mumpuni untuk itu, lagi pula siapa lagi yang pantas selain ibu?
Aku: bukankah masih ada mbak vera dan juga ari disini pak, saya rasa mbak vera lebih cocok untuk mewakili bapak, dan biarkan saya menjadi pendukungnya saja nanti. Dan ia lebih senior daripada saya, bukan begitu pak?
Pak bambang: ibu tau bagaimana vera kan? Saya rasa saya tidak perlu menjelaskannya kepada ibu. Dan juga ari, tentu ibu juga paham dia masih baru disini. Yang cocok dan pantas diberikan tanggungjawab menurut saya adalah ibu.

Mendengar alasan pak bambang memilih aku rasanya sangat masuk akal sekali. Aku tau bagaimana mbak vera, walaupun tergolong pegawai senior. Tetapi kelakuan nya yang terlalu sibuk dengan dunia maya membuat ia sangat sulit fokus terhadap pekerjaan di kantor. Dan juga ari ia tentu masih baru disini. Aku terdiam sejenak memikirkan semua itu. Bukan karena aku tidak mampu untuk menhandle permasalahan itu nantinya, tetapi beban yang aku terima sebagai wakil dari divisi kami ini rasanya masih cukup sulit untuk aku jalani.
"Ibu tenang saja, nanti saya akan ikut membantu dan mengawasi juga. Walaupun saya tidak akan terlibat langsung dilokasi" ucap pak bambang meyakinkan aku.
"Baiklah pak saya terima, dan mohon kami nanti diarahkan" jawabku kepada pak bambang.

Mendengar aku menyanggupinnya pak bambang tersenyum dan mengajak aku bersalaman. Aku sedikit ragu untuk menyambut uluran tangannya. Tetapi setelah sedikit menguatkan diriku, aku mengangkat tanganku dan bersalaman dengan dia.

Tetapi itu tak berlangsung lama, aku segara menarik tanganku kembali. Melihat tingkahku yang demikian pak bambang hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya.
Pak bambang: saya yakin ibu mampu, dan saya yakin ibu akan tenang dalam perjalanan itu nantinya. Karena orang yang ibu benci dan ibu hindari tidak akan ada disana. Ucap pak bambang tenang. Sambil menjalin kedua jemarinya dan diletakkan di atas meja.
Mendengar hal itu aku merasa menjadi tidak enak hati, seolah2 aku sangat begitu membencinya. Padahal sebenarnya tidak begitu juga, aku hanya mempermasalahkan sikap cueknya dan aku juga menunggu permintaan maaf yang tulus dirinya. "Bukan begitu pak, saya hanya belum siap dengan tanggung jawab ini" jawabku berbohong.
Pak bambang: iya saya paham bu, tidak usah di jelaskan. Ucap bambang dengan tenang, kemudian ia melanjutkan kalimatnya. "Aku memahami dan menyadari semua itu ran, dan itu semua salahku. Kamu mau memberikan maafmu kepadaku? Mendengar pernyataan itu, seketika emosiku meluap dan rasanya aku sangat marah, kenapa baru sekarang ia mengatakan hal itu. "Apa kamu bilang mas? Maaf? Kenapa baru sekarang? Kemana saja kamu selama ini? Kamu hanya berdiam diri dan tidak pernah perduli terhadap aku, seolah2 diantara kita tidak pernah terjadi apa2, kamu sangat licik,,!! Dan kamu telah melakukan hal yang sangat keji kepadaku, bahkan kamu membujuk aku untuk mengulanginya. Kamu biadab mas" ucapku dengan hampir meneteskan air mataku. Lalu aku menundukan kepalaku diatas meja didepan kami saat ini.

Dan seketika itu juga pikiranku teringat dengan apa yang dilakukan pak bambang terhadapku 2 bulan lalu. Pada waktu itu kami sedang dalam perjalanan dinas ke kota, dimana dalam tim kami terdiri antara pak bambang, mbak vera, aku dan juga ari. Kami melakukan perjalan tersebut selama 4 hari saja, dan pada saat itu kami menginap di hotel. Aku berdua dengan mbak vera sementara pak bambang dikamar sendiri dan begitu juga dengan ari. Pekerjaan yg kami lakukan disana ternyata selesai lebih cepat dari yang kami perkiraan sekitar 4 hari, ternyata baru di hari ketiga paginya semuanya telah selesai. Mendapati hal itu kami semua cukup senang dan juga merasa legah, karena semuanya berjalan lancar seperti harapan kami. Tentu itu semua karena etos kerja yang selalu dikedepankan pak bambang dalam tim kami. Aku mengakui ia adalah sosok yang mampu di andalkan dalam menghandle setiap pekerjaan yang ada.

Setelah semua pekerjaan kami selesai pada sore harinya kami semua sepakat untuk referensing sejenak. Maklum saja, jarang bagi kami untuk menikmati suasana perkotaan, karena tempat kerja kami yang berada di daerah. Maka kami tak menyiakan kesempatan tersebut untuk berjalan2 dan melihat suasana hiruk pikuk ditengah kota.

Kami semua diajak oleh pak bambang untuk wisata kuliner. Setelahnya kami melanjutkan dengan berkaraoke bersama. Aku bahkan sempat menyanyi berduet dengan pak bambang. Kami menyanyikan lagu "kemesraan".Semua kegiatan itu berlangsung cukup lama hingga kami pulang pada pukul 10 malam. Kemudian setalah pulang kami semua istirahat dikamar kami masing2.

Pada saat aku berada dikamar berdua bersama mbak vera, ia menawarkan aku untuk pulang di hari minggu pagi saja bersama dengan dia. Mengingat ini adalah hari kamis dan besok adalah hari jumat yang masih terhitung jadwal kerja kami masih terhitung disini. Mbak vera mengatakan kapan lagi kita bisa memiliki waktu untuk berakhir pekan panjang di tengah kota pula, sayang sekali kalau tidak di manfaatkan. Tegas mbak vera terhadapku. Tetapi rasanya berat sekali aku untuk pulang lebih lama, karena aku tak ingin lama2 meninggalkan kedua anakku dan juga suamiku dirumah. Maka aku putuskan untuk tidak ikut dan tetap akan pulang hari sabtu saja dengan rombongan yang lainnya. Mendengar aku yang tidak ingin ikut bersamanya mbak vera mengatakan oke saja,. Dan ia juga mengatakan bahwa besok siang ia akan berangkat lebih dahulu daripada kami, karena ia ingin menginap dirumah temannya yang ada disini, agar bisa menemaninya berbelanja dan juga jalan2. Mendengar hal itu aku hanya mengiyakan saja. Toh keputusannya nanti ada pada pak bambang. Begitulah pikirku tanpa harus ambil pusing.

Keesokan harinya kami semua berkumpul diloby hotel untuk sarapan. Pada saat kamu semua telah selesai sarapan, ari mengatakan bahwa jika semua pekerjaan disini telah selesai, maka ia ingin meminta izin untuk pulang mendahului, dikarenakan cukup jarang katanya ia bisa mendapatkan libur panjang dan bisa berkumpul bersama anak dan istrinya dirumah. Dan disusul dengan mbak vera yang menyampaikan bahwa ia ingin menginap dirumah temannya dan akan berangkat siang ini, agar nantinya ia memiliki teman untuk menemani ia jalan dan berbelanja. Semua itu meraka sampaikan kepada pak bambang. Mendengar alasan meraka pak bambang mengatakan khusus untuk ari pak bambang mengizinkan untuk pulang lebih awal, mengingat alasannya untuk bertemu dengan anak dan istrinya. Sedangkan untuk mbak vera pak bambang mengatakan bahwa boleh saja mbak vera menginap dirumah temannya, tetapi jika sewaktu2 ada panggilan untuk kembali bekerja, mbak vera harus segera datang untuk menyelesaikannya bersama kami disini. Sebuah keputusan yang bijak diambil oleh pak bambang, dan kami semua menyetujuinya.


Setelah kami selesai sarapan tak begitu lama darisitu, ari pamit kepada kami semua, kemudian pada siang harinya disusul mbak vera yang pamit meninggalkan kami menuju rumah temannya. Maka dalam tim ini hanya tersisa aku dan pak bambang saja yang masih berada di hotel ini. Karena hanya tersisa kami berdua yang berada di hotel ini, maka pak bambang menyarankan agar kami istirahat saja dulu setalah makan siang. Barulah sekitar pukul 5 sore pak bambang menelepon aku dan mengajak aku untuk mencari makan diluar. Aku pun menyetujuinya. Kami berdua berangkat mencari makan diluar, setelah menemukan tempat yang cocok kami segara menuju kesana untuk makan malam. Setalah selesai makan pak bambang menawarkan aku, apakah aku mau untuk menonton film di bioskop. Aku mengiyakan saja karena sudah lama juga aku tidak melakukannya semenjak berkeluarga terutama ketika sudah mempunyai anak. Sangat sulit mencari waktu untuk pergi kekota melakukan hal semacam ini. Sesekali bolehlah pikirku.

Kami pun melanjutkan dengan menonton bioskop. Pada saat berada di dalam bioskop kami menemukan rata2 penonton disini adalah orang2 yang berpasangan. Dan ternyata film yang kami pilih adalah film seri romantis. Aku dan pak bambang pun tertawa, karena kami sama2 tidak update tentang film masa kini. Hanya melihat dari judul saja. Saat film yang kami tonton sudah berjalan separuhnya pak bambang mencolek kepadaku, akupun melihat kearahnya. Kemudian tangannya menunjuk kearah sebelah ia duduk, aku cukup terkejut dengan apa yang ia tunjukkan. Disitu aku melihat sepasang laki2 dan perempuan tengah berciuman bibir, memang sih film yang kami tonton sangat pas rasanya kalau ditonton bersama pasangan. Dalam film itu menggambarkan seorang laki2 yang sangat romantis memperlakukan pasangannya. Aku pun sebenarnya cukup terbawa suasana menikmati film tersebut. Untung lah film itu segera berakhir dan kami segara beranjak meninggalkan bioskop untuk pulang ke hotel tempat kami menginap. Dalam perjalanan pulang ke hotel aku dan pak bambang terlibat pembicaraan yang cukup seru, mulai dari membahas pekerjaan, hingga yang terakhir kami membahas kelakuan pasangan yang tadi kami temukan saat menonton bioskop. Hingga tak terasa kami telah tiba di hotel tempat kami menginap.

Setibanya dihotel pak bambang menyarankan agar kami segera beristirahat saja. Sehingga besok pagi kami bisa pulang lebih awal, karena kami membawa mobil sendiri sewaktu berangkat kemari. Tentu kami bisa mengatur waktu kapanpun kami harus pulang. Aku pun menyetujuinya dan segera menuju kamarku, begitu juga dengan pak bambang berlalu menuju kamarnya. Setibanya dikamar aku segara bersih2 dan mengganti pakaian dengan pakaian tidurku. Lalu aku membaringkan diriku di tempat tidur, dan aku ingin segera tidur. Setelah sekitar 30 menit aku berbaring tetapi mataku rasanya belum ngantuk juga. Aku pikir ini adalah efek aku terlalu lama tidur siang tadi. Maka aku putuskan untuk keluar kamar saja untuk duduk di taman. Sebelum keluar kamar aku memperhatikan kondisi pakaianku. Malam ini aku mengenakan baju tidur setelan dengan celana panjang dan baju kancing lengan pendek, aku pikir tidak apa2 aku mengenakan pakaian ini dan tidak menggunakan jilbabku, toh aku hanya duduk di taman saja. Begitulah pikirku pada saat itu. Kemudian aku segera keluar kamar dan menuju lobi hotel. Pada saat melewati lobi hotel aku melihat 2 orang laki2 yang sedang duduk disana menatap lekat pada tubuhku, aku pun sangat risih dibuatnya. Tetapan itu seakan tidak lepas dari payudaraku dan bokongku saat aku lewat disana, dan saat aku sudah melewati mereka aku merasakan tatapan mereka belum lepas dari tubuhku. Dasar laki2 pikirku.

Lalu aku duduk sendirian di taman, aku sempat selfie untuk mengabadikan moment aku disini, aku sangat senang dengan gemerlip lampu taman disini. Pada saat aku tengah melihat hasil foto selfieku salah satu dari 2 orang tadi duduk mendekati aku. Tiba2 ia duduk begitu saja disebelahku tanpa permisi " sendirian aja mbak?" Ucapnya menambah rasa kagetku. "Ia pak" jawabku singkat. "Datang kesini sendirian juga?" Tanya lagi. Aku menangkap gelagat tidak baik dari orang yang mendekati aku ini, maka aku putuskan untuk berbohong kepadanya "enggak saya kesini bersama suami saya" jawabku. "Ohh bersama suaminya, saya pikir sendirian, emang suaminya kemana sekarang mbak?, kok disini sendirian, apa gak dingin malam2 gini?" Pria itu bertanya dengan tatapan lekatnya kearah payudaraku. Aku sangat risih dan dibuat takut oleh tingkahnya. Maka aku putuskan untuk chat pak bambang agar menjemput aku ditaman, dan aku minta pada saat ia datang kemari nanti agar ia berpura-pura sebagai suamiku. Mendapat chat begitu pak bambang hanya membalas dengan tanda tanya "?" Lalu aku membalas nya agar ia melakukannya sekarang, aku sedang berada taman hotel, tepatnya disebelah kiri pintu utama hotel ini. Mendapat chatku yang begitu pak bambang segera mengiyakannya.

"Mbak kok gak di jawab" Tanya orang itu lagi. Aku pun segera meresponnya "ada kok di kamar, sebentar lagi kesini" jawabku. Mendapat jawabanku yang demikian membuat orang itu segara menyudahi obrolannya dan segera ia meninggalkan aku sendiri lagi. Saat itu juga aku ingin kembali ke kamar, saat aku berdiri dan akan masuk hotel, pak bambang telah berada di depan lobi, kemudian ia seperti tidak mengenali aku. Lalu aku memanggilnya "Pak, kenapa sih? Ini aku" ungkapku kepadanya.
Pak bambang: kamu beneran rani?
Aku: bapak kenapa sih?
Pak bambang: aduh maaf bu, saya tidak mengenali ibu.
Aku: masa sih pak gak bisa mengenali.
Pak bambang: iya maaf, ibu terlihat berbeda sekali.
Aku: udah2 aku gak paham maksud bapak, ayok balik ke kamarnya pak, terimakasih sudah datang.
Pak bambang: yasudah, mari.. jawab pak bambang seraya kami berjalan berdampingan.
Pak bambang: ibu kenapa? Kok chat saya seperti itu?
Aku: nanti saja saya ceritakan pak, besok saja. jawabku.
Pak bambang: aduh cantik2 kok aneh sih bu. Balas pak bambang.
Aku: bukan begitu pak, nanti deh saya ceritakan.
Pak bambang: baiklah, ceritakan bu, saya merasa ada yang aneh dari ibu.
Aku: bukan aneh pak, nanti saja saya ceritakan. Ucapku kepada pak bambang. Sebenarnya aku tak ingin menceritakan kejadian aslinya kepada pak bambang, karena aku malu jika ia mengetahui aku ketakutan karena digoda bapak2 itu tadi. "ternyata ibu sangat cantik dan sensual sekali. Apalagi dengan pakaian seperti ini. Ucap pak bambang sambil sekilas melihat kearah tubuhku"
Aku: udah ah bapak jangan mengejek saya.
Pak bambang: mengejek bagaimana buk?
Aku: saya tidak cantik pak, biasa aja. Balasku.
Pak bambang: iya selain cantik ibu juga sangat montok ternyata. Sama seperti yang saya perkirakan selama ini. Balas pak bambang.


Mendengar ucapan pak bambang barusan aku sampai tersipu malu dibuatnya. karena selama ini diantara banyak laki2 di kantor kami, rasanya hanya pak bambang yang belum pernah memuji kemolekan tubuhku.
Aku: idih bapak bisa aja.
Pak bambang: saya beneran bu, bukan hanya sekedar memuji. Balasnya lagi.
Aku: iya deh pak iya, balasku singkat.
Pak bambang: tapi sayang, ibu rada aneh malam ini. Balas pak bambang.
Aku : aneh kenapa pak?
Pak bambang: ya tadi itu, tiba2 ibu chat saya seperti itu.
Aku: yasudah nanti aku ceritakan ke bapak.
Pak bambang: sekarang aja bu, emang udh Mau tidur?
Aku: belum sih.
Pak bambang: yasudah, mari ceritakan. Kalau tidak keberatan kita cerita di balkon kamar saya saja bu, pemandangan keluarnya cukup bagus , daritadi saya duduk disana. Mendengar hal itu aku ragu untuk mengiyakan nya, selain karena harus masuk kedalam kamarnya, rasanya aku merasa tidak pantas saja malam2 begini berduaan dengan laki2 lain.
Aku: gimana ya pak, besok saja mungkin pak.
Pak bambang: saya loh penasaran bu, kenapa tiba2 saya disuruh mengaku sebagai suami ibu. Balas pak bambang lagi. Aku yang terus didesak pak bambang agar menceritakan kejadian yang aku alami. Akhirnya aku mengalah kepadanya.
Aku: yaudah tapi sebentar aja ya pak.
Pak bambang: okee. Yang penting saya tidak penasaran lagi akan sikap aneh ibu barusan. Ucap pak bambang tersenyum.
Menanggapi hal itu aku hanya juga ikut tersenyum. Kemudian kami berlalu menuju kamar pak bambang. Setibanya kami disana pak bambang langsung mengajak aku untuk duduk di balkon. Sebelumnya ia menawarkan apakah aku mau pesan makan atau minum terlebih dahulu. Karena merasa hawa malam ini cukup dingin dan aku merasa sedikit lapar, maka aku memesan coklat panas untuk menghangatkan badan dan mengatasi sedikit rasa laparku. Ternyata memang benar apa yang disampaikan pak bambang tadi, ternyata view dari sini memang tampak sangat indah, dengan tampilan cahaya lampu dibawah sana. Akupun sangat menikmati suasana itu. Disana kami duduk bersebelahan pada sebuah kursi, karena memang ukuran balkon tempat kami duduk memang tidak terlalu luas, hanya ada satu buah kursi agak panjang dan meja didepannya.

Kemudian aku menceritakan apa yang aku alami ditaman tadi. Bahwa aku dibuat ketakutan dengan kehadiran pria paruh baya yang aku taksir usianya tidak terlalu jauh dari pak bambang (47 tahun). Pria itu datang menghampiriku, dan berusaha menggodaku disana. Maka aku putuskan untuk meminta bantuan pak bambang dengan meminta agar ia berpura-pura menjadi suamiku. Tujuanku agar pria tersebut pergi dan tidak menggodaku lagi. Mendengar hal itu pak bambang tersenyum sambil menggaruk kepalanya, kemudian ia berkata. "Wajar aja sih bu, memang usia2 seperti kami ini, cukup bisa membedakan jenis2 buah, mana yang masih mentah, mengkal dan mana buah matang yang siap untuk di panen" mendengar pernyataan pak bambang tersebut membuat aku menjadi bingung dan tidak paham sama sekali dengan apa yang dimaksud oleh pak bambang. "Maksud bapak gimana sih, saya gak paham, kok malah jadi bapak yang aneh sih? Ngomongnya ngelantur gitu". Ucapku sambil tertawa menanggapi pernyataan pak bambang barusan. Pak bambang pun ikut tertawa bersamaku. Kemudian pak bambang menanggapi pernyataanku.
Pak bambang: maksud saya, pria tersebut tertarik dengan ibu. Apalagi dengan penampilan ibu yang seperti ini.
Aku: emang penampilan saya kenapa pak?
Pak bambang: ibu terlihat makin menarik dan menggoda dengan penampilan ibu yang lebih santai seperti saat ini. Ucap pak bambang pelan. kemudian ia melanjutkan "Apalagi pakaian yang ibu gunakan, maaf ya bu, menurut saya ibu sangat terlihat mempesona dengan pakaian seperti saat ini". Ungkap pak bambang serius.

Menanggapi hal itu aku hanya tersipu. Memang aku menyadarinya walaupun aku mengenakan celana panjang tetapi celana ini terbuat dari kain yang cukup halus, dan ukurannya pun sangat press dengan tubuhku. Maka dibawah sana bokongku yang memang berukuran besar terlihat mencetak disana. Begitu juga dengan baju yang aku gunakan ukuran nya juga pres dengan badanku sehingga payudaraku terlihat tampak membusung kedepan. Lalu obrolan kami sempat terhenti dengan suara bell kamar yang berbunyi. Ternyata itu adalah kehadiran pegawai hotel yang mengatarkan pesanan kami. "Biar saya saja bu" ucap pak bambang seraya berdiri untuk mengambil pesanan kami. Saat aku sedang duduk sendirian disana, aku berdiri dan melihat kebawah sana dengan lebih jelas. Ternyata memang sangat indah sekali. "hmm pastinya sangat romantis sekali kalau aku datang kemari bersama suamiku". Saat aku tengah larut dalam khayalku pak bambang ternyata telah datang lagi kemari dan menyadarkan aku dari khayalku. "Ini bu pesanannya sudah tiba, silahkan.." ucap pak bambang mengagetkanku.

"Iya pak silahkan duluan, saya masih ingin melihat kebawah sana" ucapku dengan masih posisi berdiri dan hanya menoleh kepadanya. "Iya bu" jawab pak bambang singkat. Kemudian aku kembali melihat kebawah sana, rasanya aku sangat nyaman berlama2 menatap kesana. "Lebih baik ibu duduk lagi aja bu, saya jadi kurang fokus kalau begini" ucap pak bambang mengagetkan aku. Kemudian ia berdiri dari tempatnya seraya berkata "atau baiknya agar tidak mengganggu ibu menikmati pemandangan disana, saya ikut berdiri disini juga" Lanjut pak bambang yang kini telah berdiri disebelahku. Menanggapi ucapan pak bambang aku merasa ada yang aneh dengan pak bambang yang tidak seperti biasanya. Aku menaikkan alisku dan tersenyum kearahnya. "Bapak kenapa sih?" Ucapku mempertanyakan tingkah anehnya. Pak bambang hanya tersenyum kearahku. Kemudian ia mengalihkan pandangannya kebawah, seperti sedang memperhatikan keindahan bias cahaya lampu dibawah sana. "Sesuatu yang diciptakan dengan unsur keindahan sempurna, memang biasanya akan menyukai hal2 yang indah juga. Bukan begitu bu rani?" Ungkap pak bambang tanpa melihat ke arahku. Tatapan pak bambang masih terfokus kebawah sana. Melihat tingkah pak bambang demikian, membuat aku semakin merasa bingung. Aku merasakan ada keanehan dalam diri pak bambang yang biasanya sangat berwibawah dan bijak dalam kata2nya. Kini ia seolah seperti bukan seperti pak bambang yang aku kenal. Aku tersenyum kearahnya "bapak kenapa sih, malah jadi aneh gini?" Ucapku sambil melihat kearahnya. Kemudian ia mengalihkan pandangannya kepadaku. "Maksud saya, keindahan yang saya lihat dibawah sana dan juga keindahan yang sekarang sedang saya lihat berada disamping saya, keduanya sama membuat saya menjadi terpukau memanadanginya" ucap pak bambang lembut dan sangat menjiwainya. "Dasar gombal ihh pak" ucapku tersipu menanggapi pernyataan pak bambang. Mendapati jawabanku yang demikian pak bambang hanya melemparkan senyumnya kearahku, kemudian ia mengalihkan pandangannya kebawah lagi. Aku pun melakukan hal yang sama.

Kami sama terdiam dan menikmati keindahan dibawah sana. Rasanya sangat nyaman dan tentram sekali melihat keindahan dibawah sana "Sungguh indah ciptaan yang maha kuasa" ucap pak bambang seraya tangannya merangkul bahuku, dan menarik tubuhku erat. Aku yang mendapatkan rangkulan itu tanpa sadar ikut meresponya dengan menyenderkan kepalaku dibahunya. Hal itu berlangsung sekitar 1 menit. "Memang sangat nyaman menikmati suasana seperti ini bersama pasangan" ungkap pak bambang menyadarkan aku. Aku segera menegakan kepalaku kembali, dan aku berusaha menarik tubuhku darinya, ingin melepaskan rangkulan itu. Pak bambang menyadarinya, ia melepaskan rangkulan itu dari tubuhku "Maafkan saya bu, saya terbawa suasana" ucap pak bambang lembut. "Iya pak" jawabku singkat. Sungguh aku pun sama, aku tak menyadari hal ini bisa terjadi begitu saja. "Mari silahkan dinikmati dulu minuman nya bu" ucap pak bambang seraya mengajak aku untuk duduk kembali pada sebuah kursi disana.

Kamipun kembali duduk pada sebuh kursi disana. Kemudian aku meminum coklat panas yang aku pesan, yang kini telah menjadi coklat hangat yang sangat pas rasanya. Aku melihat kearah pak bambang, aku lihat ia tengah menikmati minuman yang sama denganku. Ya kami sama2 meminum coklat panas malam itu. Kemudian pak bambang melihat kearahku "saya tadi hampir tidak mengenali ibu saat berada di bawah sana" ucap pak bambang. "Maafkan saya yang mengganggu waktu istirahat bapak, mungkin tadi bapak tengah mengantuk, jadi bapak tidak mengenali saya dengan baik" balasku kepada pak bambang.
Pak bambang: bukan itu penyebabnya bu rani, tetapi penampilan ibu malam ini yang membuat saya terpukau.
Aku: bapak ighh, gak jelas deh.
Pak bambang: saya jujur mengatakannya bu, tadi saya benar2 tidak mengenali ibu. Ibu sangat lain dari biasanya.
Aku: lain bagaimana pak?
Pak bambang: ibu terlihat sangat mempesona dengan pakaian ibu saat ini. Ucap pak bambang datar. Kemuadian ia segera melanjutkan "Maksud saya bukan selama ini ibu tidak menarik, tetapi dengan pakaian saat ini ibu terlihat lebih segar dan lebih mempesona, wajar saja kalau tadi ibu digodain bapak2 dibawah sana" ucap pak bambang diikuti dengan senyumnya yang mengembang. Aku paham apa yang dimaksudkan pak bambang dengan penampilan pakaianku saat ini, mengingat kalau sedang berada di kantor aku selalu menggunakan pakaian yang tertutup. Tapi sekarang aku menggunakan pakaian yang lebih santai dan juga tanpa mengenakan jilbabku. Dan juga aku menggunakan baju lengan pendek yang selama ini tidak pernah ia lihat aku menggunakannya. Belum lagi ukuran baju itu sangat pres dengan badanku. Aku lihat selain ia sering mencuri pandang kearah payudaraku selagi kami sedang berbicara, pak bambang juga sesekali memperhatikan lengan mulus milikku. Tetapi aku pura2 tidak memahaminya maksud dari perkataan pak bambang terhadap penampilanku saat ini.

Kemudian aku hanya tersenyum menanggapi pernyataan pak bambang tersebut. Lalu aku berkata kepada pak bambang "enggak juga kali pak, emang dasar bapak2 dibawah sana aja yang iseng mencari2 kesempatan, dan mungkin ia salah lihat karena di taman itu kan pencahayaan nya kurang pak. Sama seperti bapak saat ini, bapak bisa berkata begitu karena disini hanya terdapat lampu redup itu saja" ucapku sambil menunjuk kearah lampu yang berada diujung kanan balkon ini.
Pak bambang: saya rasa tidak bu, saya cukup lama memperhatikan ibu selama ini. Saya paham betul bagaimana penampilan ibu setiap harinya. Aku yang sedang ingin meminum coklat hangat milikku, menjadi mengurungkannya dan meletakkannya kembali di meja disana. Mendengar pernyataan dari pak bambang tersebut. "Maksud bapak gimana?" tanyaku heran.
Pak bambang: siapa laki2 di kantor kita yang tidak suka memperhatikan ibu tiap harinya? Ucap pak bambang serius.
Aku: maksud bapak gimana, saya malah makin tidak mengerti pak.
Pak bambang: maksud saya, setiap orang yang berada dikantor kita pasti akan senang melihat ibu setiap harinya di kantor kita. Terutama para laki2nya. Balas pak bambang makin serius.
Aku: masa sih pak? Emang saya kenapa pak? Ada yang salah dari penampilan saya?
Pak bambang: tidak,, bukan begitu maksud saya bu rani. Maksud saya setiap orang akan senang memperhatikan penampilan ibu yang segar dan wajah ibu yang cantik itu. Balas pak bambang pelan. "Dan laki2 akan sangat tertarik dengan penampilan tubuh ibu itu" Lanjut pak bambang dengan keyakinannya.
Aku: begitu ya pak. Tapi bukankah penampilan saya sehari-harinya biasa saja pak,? Dan saya tidak pernah menggunakan pakaian yang terbuka. Pakaian saya selalu tertutup pak. Balasku lagi kepada pak bambang.
Pak bambang: iya benar bu, saya cukup sering memperhatikan itu. Saya tau ibu selalu menggunakan pakaian yang tertutup, tetapi tetap saja semua itu tidak bisa menyembunyikan semua nya bu. Ucap pak bambang dengan senyumnya.
Aku: maksud bapak gimana sih?
Pak bambang: maksud saya, walau bagaimanapun ibu berusaha menutupinnya "aset" ibu yang luar biasa itu, tetap saja semua itu tak akan mampu disembunyikan. Jawab pak bambang serius.

Aku melihat sekilas ia menatap kearah payudaraku.
Aku: ihhh dasar bapak, mata bapak aja tuh yang suka lihatin tubuh istri orang. Dasar bapak ihh. Jawabku tersipu dan kemudian aku tersenyum. Kemudian aku merasakan pak bambang menggeser duduknya lebih dekat kepadaku. Ia merangkul badanku, kemudian tangan itu turun kepinggangku. "Kalau saja bukan istri orang, sudah saya jadikan istri saya bu" ungkap pak bambang seraya tangannya meremas lembut perutku. Aku tersipu mendapatkan perlakuan pak bambang tersebut. "Udah ih pak, tangannya jangan begitu, saya takut pak" ucapku. "Maafkan saya bu, saya memang benar mengagumi ibu sejak lama" balas pak bambang seraya ia melepaskan rangkulannya dari tubuhku. Tetapi posisi duduk pak bambang masih begitu rapat dengan tubuhku. "Mengagumi bagaimana sih pak, dasar bapak ternyata suka ngegombal juga saya gak nyangka" ucapku sambil cemberut.

"Saya tidak sedang menggodamu rani.., kalau lah saja kamu belum memiliki suami dan begitupun aku belum memiliki istri,, pastilah kamu akan aku pilih menjadi istriku, kalaupun kamu menerimanya". Ungkap pak bambang kepadaku. Aku terkejut mendengar ucapan pak bambang barusan. Aku merasakan kata2 itu seperti benar2 tulus ia ucapkan. "Udah ah bapak makin ngaco aja ngomongnya, jangan begini pak saya takut. Lebih baik saya balik ke kamar aja pak" balasku kepada pak bambang. Kemudian aku rasakan tanganku dipegang oleh pak bambang. Ia menggenggamnya dengan begitu erat. "Apakah kira2 kamu akan menerimanya jika kita dilahirkan dalam setuju generasi yang sama ran? Dan juga kamu belum bersuami? Ungkap pak bambang lagi kepadaku.

Jujur aku sangat bingung harus menanggapi pertanyaan bambang barusan kepadaku. Karena selama ini tak sekalipun ia memanggil aku dengan menyebut namaku secara langsung, biasanya ia selalu memanggil siapa saja di kantor kami dengan sebutan bapak, ibu, mas dan juga mbak. Mendengar ia menyebutkan langsung namaku seperti itu, aku merasa panggilannya terhadap sangatlah intim sekali. Hal itu membuat aku sedikit grogi dibuatnya. Dan memang aku mengakuinya pak bambang adalah sosok pria yang mungkin disukai banyak wanita. Diusianya yang telah melewati kepala. empat tetapi ia terlihat masih cukup bertenaga dan segar, ditunjang dengan penampilan fisiknya yang tiinggi dan badannya yang berisi. Belum lagi ditambah dengan cara bicara dan cara pak bambang memperlakukan orang lain. Ia sangat respek terhadap siapapun yang berbicara dengan nya. Meskipun ia dikantor adalah atasan kami tetapi ia tidak sungkan untuk berbicara dan mendiskusikan setiap hal dengan santai bersama kami. Hal itu lah yang membuat pak bambang sangat disenangi dikantor kami. Bahkan kalau boleh jujur aku juga mengagumi sosok pak bambang. Tetapi hanya sebatas itu saja dan tidak lebih dari itu. "Kenapa kamu diam saja rani Apakah salah jika aku menyukai sosok kamu?" Aku semakin bingung mendapatkan pertanyaan itu lagi dari pak bambang. Aku hanya diam saja, tanpa tau harus berkata apa. "Sudahlah ibu tidak perlu menanggapinya, tadi itu hanya curahan hati saya saja kepada ibu. Memang selama ini jujur saja, cukup sering saya memperhatikan ibu setiap harinya. Dan diam2 saya sangat mengagumi sosok ibu" ucap pak bambang dengan tanpa melepaskan genggaman tanganku.
"Apa yang sering bapak perhatikan dari saya? Kinerja saya?" Tanyaku kepada pak bambang. "Bukan,, kalau soal itu saya tidak meragukan ibu, saya tau ibu mumpuni untuk itu". Ungkap pak bambang serius. Kemudian ia mendekatkan bibirnya kearah telingaku, lalu ia membisikkan "saya mengagumi kecantikanmu rani, dan juga saya sering terkagum dengan aset yang kamu miliki". Bisik pak bambang di telingaku. Aku merasa tersanjung dan gemetar mendengar ucapan pak bambang "udah ihh pak, saya takut mendengarnya, saya balik kemar aja deh pak" ucapku sambil berusaha menarik tanganku dari genggamannya.

Pak bambang dengan lembut melepaskan genggaman tangannya itu. "Baiklah bu,, maafkan saya telah jujur mengakuinya. Maafkan saya jika saya telah berkata yang tidak sepantasnya kepada ibu. Sekali lagi itu hanya curahan jujur hati saya" ungkap pak bambang serius. Aku tersenyum kearahnya tanpa memberikan tanggapan apapun. "Baiklah kalau ibu mau kembali kekamar mari saya antar, daripada nanti digoda orang lagi" tawar pak bambang kepadaku.
"Tidak usah pak, saya bisa sendiri, lagian kamar saya tidak begitu jauh dari sini, hanya berada diujung sana saja. Masih satu lantai pak jangan khwatirkan saya" balasku kepada pak bambang. "Baiklah kalau begitu, mari saya antar sampai kedepan pintu kamar saya saja" balas pak bambang lagi "iya pak terimakasih,, sebenarnya sih saya masih mau memandangi keindahan dibawah sana lebih lama lagi,, tapi dari tadi saya digodain terus" ucapku sambil berdiri seraya melemparkan senyum kearah pak bambang. Pak bambang hanya tersenyum menanggapinya. Lalu ia juga berdiri mengikuti aku untuk masuk kedalam kamar miliknya. "Terserah ibu saja, yang jelas saya hanya mengatakan apa yang selama ini saya pendam, saya juga menjaga wibawa dan kehormatan ibu saat berada di kantor. Bukankah hanya kali ini saja kita berkesempatan ngobrol berdua? Jika tidak mungkin sudah dari dulu saya mengatakannya" ungkap pak bambang. "Iya saya percaya pak" balasku seraya aku berjalan pelan untuk memasuki kamar pak bambang. "Lalu bagaimana tanggapan ibu?" balas pak bambang penuh harap.

Aku hanya tersenyum menanggapinya, lalu aku berlalu masuk kedalam kamar pak bambang. Diikuti pak bambang dibelakangku. "Saya mengagumimu bu rani, kamu adalah sosok yang sangat sering saya perhatikan sejak lama" ucap pak bambang seraya memeluk aku dari belakang, dan ia menyederkan kepalanya di bahuku. Lalu ia membisikkan aku "mau kah kamu lebih lama denganku disini?" Bisik pak bambang ditelingaku. Aku sangat terkejut mendapati perlakuan pak bambang yang begitu mengejutkan aku. "Sudah pak, kita tidak boleh begini, kita sama2 memiliki keluarga. Ini salah pak" balasku kepada pak bambang. Tetapi aku tidak berusaha melepaskan pelukannya. Aku merasakan sesuatu yang mengeras dibalik celana pak bambang. Aku merasakan benda itu menempel lekat di bongkahan pantatku. "Aku menyayangimu rani" ucap pak bambang. Kemudian ia mendorong aku menuju ke kasurnya. Entah mengapa kakiku hanya mengikuti saja dorongan langkahnya dari belakangku. Kemudian ia membaringkan aku dengan lembut disana. Ia tersenyum kepadaku "kamu memang sempurna rani" ucap pak bambang sambil membelai pipiku. "Cup" ia mengecup pelan keningku. "Udah pak, jangan begini, saya mau balik kemar" ucapku kepada pak bambang. Pak bambang hanya tersenyum kepadaku. Ia memegang tanganku. Lalu tiba ia menaiki tubuhku. "Pak jangan...sadar pak.." ucapku berusaha mendorong tubuhnya menjauh. "Maafkan aku ran, aku hanya ingin menikmati sedikit keindahan itu, aku tak akan menyakitimu" balas pak bambang serius. Aku sangat ketakutan mendapat perlakuan begitu dari pak bambang. "Kamu tidak perlu takut, aku tidak akan berbuat melebihi batas" ungkap pak bambang berusaha menenangkan aku. Kemudian ia memegang kedua jemariku yang berusaha mendorong badannya untuk menajuh dariku. Ia membentangkannya kebelakang, lalu ia mengecup bibirku pelan. Aku hanya mengunci erat bibirku seraya berusaha berontak untuk melepaskan diriku. Melihat aku yang tak mau membuka bibirku, pak bambang mengalihkan ciumannya keleherku. Ia menghirupnya dengan hidungnya, lalu ia mengecupnya. Merasakan sekujur tubuhku terasa bergetar mendapatkan ciuman dileherku dari pak bambang. "Sudah pak cukup, ini tidak boleh pak" ia mengangkat kepalanya dan menatap lekat kearah mataku. "Sudah pak saya mau kembali ke kamar" ucapku memohon. "Cup" tiba2 ia mengecup bibirku yang tengah terbuka, karena mengucapkan kalimat itu tadi. Ia menggigit pelan bibirku, lalu ia melepaskan pegangan nya pada kedua tanganku. Kedua tangan nya berpindah memegang pipiku. Lalu ia memegang daguku, turun keleherku dan ia menggelitik pelan disana. Mendapat perlakuan tersebut, maka mulutku menjadi terbuka. Aku merasa merinding dan geli disekujur tubuhku. Hal itu ia manfaatkan untuk memasukan lidahnya kedalam rongga mulutku.

Setelah berhasil memasukkan lidahnya kedalam mulutku. Ia melumatnya dengan pelan, lalu ia selipkan gigitan pelan menggunakan bibirnya ke bibirku. "Pak sudah cukup,, saya tidak mau, tolong lepaskan saya pak" ucapku gemetar. "Saya tidak akan mengecewakanmu bu rani, percayala" balas pak bambang menanggapiku. Lalu ia mengarahkan kepala menuju kedua payudaraku, ia membenamkan mukanya disana. "Aghhh pak,,,sudah..ighhhi" aku merengek kepadanya. "Boleh aku melihatnya ran?" Ucap pak bambang memohon kepadaku. "Tidak pak jangan,, saya mohon, ini tidak boleh pak" balasku ketakutan. "Hanya beberapa menit saja, percayalah,,. Tak akan ada yang mengetahuinya" pinta pak bambang. "Sudah pak jangan,,, saya mohon, jangan perlakuan saya begini pak" aku mengiba kepadanya.

"Maafkan aku rani, aku terpaksa melakukannya" ucap pak bambang seraya meremas keras payudaraku. "Aghhhh....pak sakittt..tolong hentikan" Disitu aku mulai menangis mendapatkan perlakuan itu darinya. Tetapi ia tidak memperdulikannya. Aku menutupkan kedua tanganku pada wajahku. Kemudian aku merasakan remasan pak bambang payudaraku menjadi pelan namun terus ia lakukan. Lalu aku merasakan jari "pak bambang memegang kancing baju tidurku". Aku segera membuka kedua mataku, lalu aku memegangi kedua tangan nya. "Sudah pak,, cukup begini saja, jangan dilanjutkan lagi" aku mengiba padanya. "Saya sangat mengagumi bu rani, maafkan saya untuk kali ini,, saya berjanji tak akan lebih dari ini" ucap pak bambang seraya tangannya meremas kedua payudaraku lagi. "Aghhh pakk" aku mendesah tanpa aku menyadarinya. "Tolong berikan padaku dengan lembut rani, saya tidak menyukai adanya pemaksaan" ucap pak bambang serius. "Tapi ini salah pak" balasku tersedu kepadanya. "Tapi aku menyukaimu bu rani" balas pak bambang lagi. "Tidak harus begini caranya pak,, dengan bapak memperlakukan saya begini sama saja bapak melecehkan saya" balasku mengibah padanya. "Buat semuanya menjadi rileks bu, saya berjanji tidak akan lebih dari ini" ucap pak bambang seraya jemarinya membuka kancing atas bajuku. "Pak,, jangannn.." ucapku kembali memohon. Pak bambang mencium bibirku lagi. Seraya tangannya terus berusaha membuka kancing bajuku. Aku merasakan kancing atasku telah terbuka. Aku merasakan tangan itu telah turun ke kancing yang kedua. Menyadarinya aku berusaha untuk menghentikan tangan pak bambang. Tetapi ia telah berhasil membukanya. Ia memegang tanganku. " saya mohon rani,, hanya sebatas ini, dan ini tidak akan terulang, saya berjanji" ucap pak berusaha meyakinkan aku. "Tapi pak,, saya takut..." ucapku meratap padanya. Ia langsung mendekap tubuhku, ia memelukku lama sekali, hampir 5 menit. Akupun mulai sedikit tenang karena tidak ada usaha selanjutnya dari pak bambang untuk membuka bajuku. Tetapi disisi lain aku merasakan sesuatu yang dibawah celana pak bambang makin mengeras dan mengesek2 belahan bibir vaginaku. Merasakan hal itu aku merasa gairahku ikut naik karena ulah pak bambang. Aku ingin mendorong tubuhnya menjauh dariku. Tetapi aku mengurungkannya. Aku takut jika aku meresponya ia malah akan melanjutkan kegiatannya tadi. Aku merasakan ia terus menggesekan penisnya di belahan vaginaku. Aku yang tak kuat menahan perlakuannya akhirnya membuka mulutku dan berkata "pak sudah.. nanti bapak keterusan". Pak bambang mengangkat kepalanya, lalu ia tersenyum kearahku. Ia kembali mencium bibirku. Lalu ia mengangkat kepalanya "biarkan saya melihatnya bu rani, saya berjanji tidak akan melewati batas" bujuk pak bambang kepadaku.


Aku sangat khwatir dengan apa yang menimpa diriku saat ini, bagaimana bisa aku sekarang berada dibawah pelukan laki2 lain, selain suamiku. "Saya tidak bisa pak,, saya bersuami,, dan bapak mengetahuinya" balasku kepada pak bambang. "Saya tau bu, maka dari itu aku berjanji tidak akan melewati batas" ucap pak bambang penuh keyakinan. Aku tidak tau harus berkata apalagi. Sepertinya pak bambang tidak akan merubah niantannya untuk melihat payudaraku. Tetapi aku masih terus berusaha mempertahankan harga diriku. "Jangan pak, saya mohon pak" aku kembali mengiba pada pak bambang. "Kali ini biarkan saya melakukannya" ucap pak bambang seraya tangannya melepaskan kancing baju ketiga yang aku gunakan. Saat itu aku kembali menahan jemari tangan pak bambang. Tetapi ia kembali memegang tanganku, lalu ia mencium bibirku kembali. Saat itu aku merasakan tangan pak bambang melakukannya dengan cepat. Ia membuka kancing bajuku kembali. "Pak jangan,, jangan begini pak,, saya takut pak" aku mengiba padanya. "Tolonglah bu rani,, saya berjanji" balas pak bambang. Ia kembali mencium bibirku sambil tangannya aktif meremas payudaraku. Entah kapan itu semua terjadi. Saat pak bambang melepaskan ciumannya dari bibirku. Ia mengalihkan ciumannya pada payudaraku. Aku merasakan ciumannya mengenai daging kenyal paudaraku. Ternyata pak bambang telah berhasil membuka kancing bajuku "kenyal sekali" dengus pak bambang sambil terus menciumi payudaraku. "Aghhh pak,, cukup..jangan diteruskan" aku terus mengiba padanya. Tetapi semua itu tidak diperdulikan oleh pak bambang. Ia terus menciumi bagian atas payudaraku dan sesekali menjilat2nya. "Aghh jangan pak...ampunnn" aku merasakan pak bambang mengangkat bh ku keatas. Dan dengan cepat ia menghisap puting payudaraku. "Emhhh..emmmhhh...indah sekali" dengus pak bambang sambil terus menghisap2 payudaraku.

Aku merasakan hisapan pak bambang sangat kencang pada payudaraku. Hal itu membuat gairahku mulai naik, apalagi diselingi dengan jilatan2 liarnya pada puting dan daging payudaraku. Aku merasakan sensasi jilatan pak bambang yang berbeda dengan suamiku. Tidak pernah terbayangkan olehku payudaraku akan dinikmati laki2 selain suamiku. Saat aku tengah larut dalam permainan lidah pak bambang pada payudaraku. Aku merasakan tangan pak bambang bergerak ke belakang tubuhku dan membuka pengait bh ku. Entah mengapa badanku teras lemas untuk menahannya, sehingga ia berhasil melakukan nya dengan mudah. Saat ia telah berhasil membuka nya, ia menariknya lepas dari tubuhku, tanpa biasa aku mempertahankannya. Kemudian ia melemparkan bh ku jauh kebawah ranjang. Lalu ia memegang kedua tanganku dan membentangkannya kebelakang. "Benar2 sangat indah bu, ukurannya sangat besar dan bulat sekali. Dan luar biasanya payudara milik ibu masih sangat kencang" ucap pak bambang mengomentari bentuk payudaraku. "Sudah pak,, hentikan.. bapak sudah mendapatkannya. Saya mohon pak" aku mengiba padanya. Lalu ia mendekap erat tubuhku dengan posisi tanganku masih ia angkat kebelakang. Ia menggesekan payudaraku dengan dadanya. "Kenyal sekali bu, sudah lama saya memimpikan hal ini terjadi" ucap pak bambang. Lalu ia kembali mencium bibirku. Kemudian dengan lembut ia melepaskan pegangan tangannya pada kedua tanganku. Ia berpindah meremas2 kedua payudaraku. Ciumannya turun keleherku, saat itu aku memegangi kepalanya dengan kedua tanganku. Sehingga payudaraku menyatu antara kiri dan kanan. Melihat hal itu pak bambang dengan sangat antusias langsung menurunkan ciumannya dengan kedua payudaraku. Ia mencium, menghisap dan menjilatinya secara bergantian kiri dan kanan. Semua itu ia lakukan cukup lama dengan sangat lembut. Perbuatannya itu berhasil membawa aku pada puncak gairahku. Sehingga aku sudah hilang kesadaran. Aku merasakan sekujur tubuhku terasa lemas untuk melawan tindakannya terhadap tubuhku. Akhirnya aku hanya pasrah saja. "Aghhh pak...emhhgghh...emmghhh..ughhwhh pak..sudah.." desahan bercampur rengekanku padanya. Tetapi pak bambang tidak memperdulikannya. Ia begitu fokus mempermainkan kedua payudaraku, dari remasannya aku tau merasakan dia sangat gemas dengan payudaraku. Tetapi dari hisapan dan jilatannya aku merasakan dia benar2 hati-hati memperlakukannya. Benar2 mampu membawa gairahku semakin memuncak. Ia terus mempermainkan payudaraku dengan sangat lihai. Hingga aku merasakan tangan pak bambang menurunkan celana yang aku gunakan. "Jangan pak.. aghhh...." aku mendesah sehingga menghentikan ucapanku. Karena pada saat itu pak bambang menghisap kuat payudaraku. Sehingga ia berhasil dengan mudahnya melepaskan celanaku. Hingga kini aku tinggal hanya mengenakan celana dalam saja.

Saat itu pak bambang kembali menghisap kuat payudaraku. Hingga aku mendesah tanpa tertahankan "aghhh...agghhhh...pakkk...ighh.." Aku merasakan gesekan penis pak bambang pada belahan vaginaku semakin mengeras saja. Ia menekan penisnya kuat pada vagianku. Hingga aku merasakan penis bambang membelah kedua bibir vagianaku. Dan aku merasakan cairan vagianaku terus mengalir begitu saja, karena ulah pak bambang tersebut. Hingga cairan itu aku rasakan mulai membasahi celana dalam yang aku gunakan."Basah sekali,, sayang" bisik pak bambang di telingaku. "Igghhh bapak,, udah cukup ini terlalu jauh,, lepaskan saya pak". Aku sangat malu dibuatnya karena ternyata pak bambang menyadari vaginaku yang sudah ikut basah. "Aghhh..pak" aku mendesah pelan saat pak bambang menempelkan kedua payudaraku ketengah dengan kedua tangannya. Ia menyatukan kedua puting susuku ketengah. Lalu ia mejilati kedua putingnya secara bersamaan.

Mendapati hal itu, aku tanpa sadar melebarkan kedua pahaku dan menekuknya keatas. Hal itu membuat penis pak bambang tepat berada di depan lubang vaginaku. Aku merasakan ia menekan kuat penisnya pada lobang vaginaku. "Aghhhh...pakk.. cukup" keluhku lirihh. "Emhhh...emhhhh..saya merasa adalah orang yang paling beruntung malam ini" gerutu pak bambang seperti tanpa sadar ia mengucapkannya. Kemudian aku merasakan penisnya saat ini tidak lagi menempel pada vaginaku, tetapi saat ini aku merasakan vaginaku seperti di sodok2 oleh penis pak bambang. Dan sodokan itu sangat terasa dilobang vaginaku, hingga aku merasakan celana dalamku ikut terdorong kedalam. Saat itu merasa suatu keanehan aku merasa penis pak bambang seperti tanpa penghalang lagi menekan celana dalamku kedalam sana. Merasa aneh dengan hal tersebut aku berusaha mendorong pak bambang dengan sisa2 tenagaku. Dan aku berhasil membuatnya sedikit terdorong dengan usahaku itu. Saat itu aku sempat melihat sedikit pak bambang sudah melepaskan celananya. Menyadari hal yang buruk akan terjadi kepadaku. Aku berusaha untuk berontak melepaskan diri dari pelukan pak bambang. Usahaku tersebut membuahkan hasil, aku berhasil membuat pak bambang terdorong menjauh dari tubuhku. Tetapi ternyata itu adalah kesalahan bagiku. Setelah berhasil membuat pak bambang terdorong menjauh dari tubuhku. Aku melihat pak malah mendapatkan kesempatan untuk berbuat lebih jauh. Pak bambang memegangi kedua pinggangku. Dan dilanjutkan tangannya memegangi sisi kiri dan kanan celana dalamku. "Aghhhh bapakk...jangan" aku berteriak bersamaan dengan berhasilnya pak bambang menarik lepas celana dalamku. Aku lihat ia melempar jauh celana dalamku. Kemudian ia kembali mendekap tubuhku. Tanpa berkata apapun ia kembali menjilati payudaraku. Dilanjutkan ia menggigit gemas puting payudaraku, lalu ia menghisapnya. "Ampun pakk... tolong jangan buat saya begini" aku menangis membayangkan hal yang buruk akan terjadi kepadaku.

Aku merasakan ujung penis pak bambang menempel di belahan vaginaku. Ia menggeseknya naik dan turun sehingga bibir vagianku terbelah oleh penisnya. "Aghhh pak...sudah cukup..." Aku memohon padanya. Tetapi tetap saja ia tidak memperdulikan aku. "Agghhh...bu rani...sangat montok sekali..Dan sangat basah,,," hanya itu yang ia lontarkan menanggapi perkataanku kepadanya. Kemudian aku merasakan ia menekuk kedua pahaku ke atas. "


" Pak tolonglah,, hentikan,,. Cukup pak,, saya mohon,, untuk yang satu itu jangan bapak lakukan" aku kembali memohon padanya. Pak bambang menatap lekat kepadaku. Aku melihat tatapanya begitu kosong kearahku. Lalu aku merasakan ujung penis pak bambang berada tepat di depan lobang vaginaku. Saat itu aku merasakan benda yang sangat besar menempel disana. Aku merasa benda itu sangat keras dan sepertinya sangat besar sekali, dan mulai menyeruak masuk kelobang vaginaku. Saat itu aku membayangkan, mungkinkah penis pak bambang sebesar itu. Dan sebentar lagi penis itu akan masuk kedalam vaginaku. Membayangkan hal itu terjadi aku merasa sangat cemas. Sehingga aku kembali berontak untuk melepaskan diriku "bapak,, tolong lepaskan,, saya tidak suka diperlakukan begini" ucapku lumayan keras kepadanya. Melihat aku yang memberontak dan menjerit cukup keras, pak bambang malah semakin erat memeluk tubuhku. Diikuti dengan dorongan penisnya semakin kuat mendorong kedalam. Dan "aghhhh pakk....ampun....aghh..tolong keluarkan pak" aku mendesah dan memohon kepadanya. Aku merasakan penis pak bambang telah berhasil menerobos masuk kedalam vaginaku. Dan aku merasakan batang itu begitu besar dan keras. Aku merasa geli dan ngilu saat penis pak bambang berhasil masuk kedakam liang vaginaku. Aku merasakan ada tonjolan pada penis tersebut. Aku merasakan tonjolan itu tepat mengenai klistoriku. "Hangat dan basah sekali bu" ucap pak bambang. Seraya ia mencium bibirku.

Kemudian aku merasakan ia mendorong penis itu lebih dalam kedalam vaginaku. Saat itu juga mataku mendelik merasakan rongga vaginaku yang terisi penuh oleh penis pak bambang. Rasanya benda itu besar sekali. Dan sangat panjang. Aku merasakan penis itu memenuhi sampai keujung rongga vaginaku. Aku merasakan penis itu menyentuh sesuatu di pangkal perutku. Belum lagi aku merasakan tonjolan pada batang miliknya. "Aghhhh...emmhhh...muuuuuuachhhh" aku membalas ciuman pak bambang pada bibirku. Ia mendiamkan penis itu didalam vaginaku. Lalu ia berpindah mengisap payudaraku lagi. Ia menjilatinya dari belahan dada menuju leherku, terus kedaguku, melewati bibir dan berhenti di hidungku. Kemudian ia mengangkat kepalanya ke atas dan menatap mataku. "Benar2 sangat nikmat, sempit sekali" ucap pak bambang. Aku tersipu mendengar ucapan dan aku memukul pelan dadanya. Ia hanya tersenyum, karena telah berhasil menaklukan aku. Kemudian ia kembali memainkan payudaraku. Ia menjilatinya dengan lidahnya begitu liat menari2 disana. Ia mengecupnya dan "ahhhhghhh..." Aku menjerit kecil saat ia menggigitnya pelan. Saat itu aku merasakan vaginaku sangat gatal diperlakukan begitu olehnya. Aku ingin ia menggerakan penis itu didalam sana, tetapi itu belum ia lakukan juga. Sehingga aku memutuskan untuk menggelinjangkan badanku agar penis itu ikut bergerak didalam sana. Aku mengelinjang saat ia melepaskan ciumannya dan kembali menghisap payudaraku, lalu aku mengangkat sedikit pantatku keatas "agghhh pak" saat itu aku merasakan penis pak bambang semakin terdorong masuk kedalam. Ia tersenyum menatapku. Ia mencium bibirku kembali. Kali ini aku membalas ciuman nya. Entah apa yang membuatku melakukannya. Lalu aku merasakan pak bambang mulai menggenjot pelan dibawah sana "aghhh..pak..ighhh..bapak.. ini berlebih banget" aku menggerutu kepadanya. "Kamu suka kan?" Balas pak bambang kepadaku. Tetapi aku menjawabnya. Aku malu harus mengakuinya, walaupun aku rasakan sodokan pak bambang pada vaginaku sangat nikmat aku rasakan, dan aku merasakan cairan vaginaku semakin bnyak keluar dan membanjiri liang vagianaku. "Aghh pak...ughhh...aghhhh, sudah pak" keluh bibirku. Entah aku mengucapkannya sepenuh hati atau tidak. Yang jelas aku merasakan sodokan pak bambang pada vaginaku sangat nikmat aku rasakan. Sodokan itu terasa sangat dalam dan mentok sekali, belum lagi aku merasakan penis itu begitu memenuhi semua rongga vaginaku. Dan entah apa itu aku merasakan tonjolan pada penis pak bambang yang terus menyentuh klistoriku bersaman dengan keluar masuknya penis pak bambang. Sungguh aku menikmatinya.

"Benar2 sangat nikmat sekali bu rani, sangat hangat dan mulus sekali" ucap pak bambang mengomentari vaginaku. Kini ia melakukannya dengan berjongkok di depanku. Ia tidak lagi mendekap tubuhku. Ia menggenjotku dengan terus meremas payudaraku, dan memainkan putingnya. "Ughhh...aghh...nikmat sekali bu rani,, tidak salah saya mengidolakan ibu sejak lama" ucap pak bambang. Seraya terus menggenjotnya dengan tempo sedang. Lalu ia kembali mendekap tubuhku. Ia mencium bibirku. Saat itu merasakan tempo genjotan pak bambang bertambah kecepatan nya. "Agghh..aghhh..pakk...auuuhhggm..huu..
Ahhhgghh pak, pelan-pelan pak,,aghh.." Aku mendesah keras mendapat genjotan pak bambang yang menaikkan temponya. "Aggg pakk...sudah..aghh..." Aku merasakan gelombang orgasme hampir sampai. Aku sangat malu jika semua itu terjadi dengan sangat cepat. "Aghhh..bapak.. tolong pelankan,,aghh...auuuhhh...aghhh..pak tolongggg..ahhh" aku merasakan vaginaku berkedut dibawah sana. Dan aku merasakan vaginaku telah mengeluarkan cairan cintanya. "Ughhhh..bu rani,,saya merasakan kontol saya seperti diremas2 didalam sana" ucap pak bambang. Seperti tengah menahan sesuatu. Aku yang masih terengah2 dengan gelombang orgasme yang datang padaku hanya menanggapinya dengan tersenyum. Kemudian aku merangkul leher pak bambang. Dan aku melumat bibirnya. Lumatan itu dibalas dengan sangat ganas oleh pak bambang. Lalu aku merasakan ia kembali menggenjot vaginaku. Kali ini genjotannya sangat kencang sekali. "Plak..plak..plakk..plakkkk.." genjotan terakhir pak bambang ia sentakkan dengan dalam kedalam vaginaku. Mataku mendelik merasakan sodokan pak bambang tersebut. "Pelan ihh pak, rani sakit kalau digituin" rengekku manja kepadanya. Ia mengecup bibirku. "Hmmm kamu sangat mempesona rani, aggghhh memekmu sangat nikmat, sangat sempit, basah dan hangat sekali" ucap pak bambang kembali mengomentari vaginaku. Kemudian ia berusaha melepaskan baju yang ia gunakan. Setelah baju tersebut terlepas aku merasakan merinding pada sekujur tubuhku ternyata pak bambang memiliki bulu dada yang lumayan lebat. Setelahnya ia kembali mendekap tubuhku. Aku merasakan rambut di dada pak bambang mengenai puting susuku yang mengeras. "Ahhh pakk,,udah rani geli" ucapku sambil mendorong tubuhnya terangkat dari tubuhku. Ia hanya tersenyum mendengar ucapanku. Tanpa mengeluarkan apapun ia kembali menggenjot vaginaku, kali ini ia menggenjot dengan posisi jongkok. Sehingga aku melihat dada bidang itu dengan jelas beserta bulu2nya. Karena merasa gemas dan aku ingin membalas perlakuannya pada payudaraku tadi. Maka aku meramas dan memainkan puting susu pak bambang. Mendapati aku yang memperlakukannya demikian, pak bambang semakin kencang menggenjot vaginaku. Hal itu membuat aku semakin kuat memencet dan memelintir puting susunya. "Aghhh..aghhh...ahhhh.. bu rani..saya tidak tahan..ughhh...saya mau keluar" aku tersadar oleh ucapan pak bambang yang mengatakan ia akan segera keluar. "Cepat keluarkan dari sana pak, jangan di dalam" balasku dengan cemas. "Aghhh...aghhh... oghhh...nikmat sekali. Keluh pak bambang seraya terus menggennjot dengan tempo yang sekarang sudah tidak beraturan. Akupun tak tahan lagi menahan desahanku. Karena aku merasakan sodokan itu semakin dalam dan mentok saja seperti mengganjal di pangkal perutku "ugggmhh..mmmmghhggghh..aghhhmmm..ahghhgg..pak...teruskan...jangan selesai dulu" ucapku menyadarkan pak bambang. Saat itu aku merasakan bahwa aku juga akan segera mencapai orgasme keduaku. "Kalau begitu saya keluarkan didalam,,aghhh..ahghh..saya tidak tahan" balas pak bambang. Aku tersadar setelah mendapatkan jawaban dari pak bambang. "Jangan didalam pak,saya mohon, keluarkan diluar pak, cabut sekarang pak" ucapku kepada pak bambang. "Agghhh..aghhh..aghhhh... bu rani saya tidak tahan...aghhh" ucap pak bambang. Dan "crooooottt...crooottt..crooot...crottt.." cairan sperma pak bambang ia keluarkan diatas perutku. Pada saat itu aku baru melihatnya. Ternyata ukuran penis pak bambang sangatlah besar dan ternyata panjang sekali.

Aku dibuat merinding melihat ukuran penis pak bambang. Bagaimana tidak ternyata sedari tadi penis besar itu terus mengaduk2 Liang vaginaku. Dan aku rasakan penis itu mengisi dan mampu menjangkau jauh liang ujung vaginaku yang selama ini belum tersentuh oleh suamiku. Dan aku menyaksikan di batang penisnya seperti ada benjolan tepat di tengah2 bagian atas batang penis tersebut. Ternyata benda itulah yang sedari tadi menyentuh2 klistoriku setiap kali penis itu keluar masuk dari vagianaku...

Bersambung....
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd