Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT ISTRIKU DAN "ASSET"NYA_REMAKE_TAMAT.

Bimabet
Lanjut...

Setelah rudi bergegas pulang untuk menemui istrinya, tentu dengan tujuan untuk melampiaskan hasratnya yang sedari awal sebelum berangkat bekerja tadi memang sudah muncul dan sekarang semakin memuncak dikarenakan khayalannya sendiri tentang kenakalan yang mungkin dilakukan istrinya itu.

Kita mendahului rudi saja untuk tiba lebih awal dikediamannya, kita khawatirkan pak sugeng sudah memulai aksinya😆
Tentu tidak ya suhu sekalian pak sugeng masih setia menunggu kita untuk menjadi saksi atas aksinya nanti.

Kita Kembali dengan kondisi terkini dikediaman rani dan rudi. Pak sugeng masih tegak berdiri di didepan muara pintu, melihat kearah luar sekitaran rumah tersebut, dalam pikiran nya ia menghadap ke arah luar ini dengan tujuan ntuk memperhatikan bagaimana kondisi sekitaran rumah rani pada saat ini, apakah ia memiliki kesempatan untuk dapat melaksanakan niatnya tadi yang sempat tertunda, Karena adanya sepeda motor yang lewat di depan rumah rani sehingga tadi ia mengurungkan niatnya untuk menyergap rani yang sedang dalam kondisi telanjang dan hanya menggunakan celana dalam saja itu. Memang seharusnya dipemukiman mereka sudah sangat sepi jika sudah jam segini, pastilah warga yang lain sudah berdiam diri dirumah mereka masing2, begitulah pikir pak sugeng berusaha meyakinkan dirinya.

Sementara disisi lain rani sedang berada di dapur untuk memanaskan air, sekaligus menyiapkan kopi untuk pak sugeng, khusus untuk kopi pak sugeng rani membuatkan nya menggunakan air termos yang memang masih tersisa namun tidak banyak, sedangkan untuk kopi yang akan di bawa ke pos ronda rani menyiapkan air panas dengan jumlah yang lebih banyak. Karena kopi yang akan dibuatkan rani nantinya akan di buatkan untuk ukuran satu teko ukuran sedang. Sesekali rani melihat kearah depan ruang tamunya dan ia melihat pak sugeng masih dalam kondisi yang sama seperti tadi, masih berdiri di depan muara pintu. Syukurlah pikir rani pak sugeng tidak melakukan hal2 yang aneh lagi.

Sementara kala pak sugeng tengah berdiri di depan sana, lewat lah seorang pemuda dengan motornya. Dia adalah andi keponakan pak dedi, begitulah pak sugeng mengenalinya. Ia melihat pemuda itu lewat sambil menoleh kearah rumah rani dari kejauhan, kemudian setelah pas di depan rumah rani pemuda itu mengklakson pak sugeng yang sedang berdiri disana seraya berkata "ke bengkel dulu pak" lalu pak sugeng menjawab " iya mas andi lanjut". Tak lama setelah itu pak sugeng mendengar rani memanggil nama nya dari arah belakangnya. Ternyata rani telah selesai membuatkan kopi susu sesuai pesanan nya tadi.

Lalu rani meletakkan kopi tersebut di atas meja, pada saat itu pak sugeng melihat rani sedikit membungkuk untuk meletakkan kopi susu tersebut "aghh coba saja tadi aku masih duduk di sana pastilah aku kembali dapat melihat susu itu walaupun hanya belahan bagian atasnya saja". Begitulah sesal pak sugeng. Karena saat ini posisi rani berdiri menyamping dengannya, sehingga ia tidak bisa melihatnya. Setelah meletakkan kopi susu tersebut rani segera duduk dikursi ruang tamu meraka di susul oleh pak sugeng yang juga maju dan ikut duduk disana. Posisi duduk meraka saat ini berada dalam posisi menyamping dan agak berjauhan, rani duduk di kursi panjang dan duduk agak jauh di ujung nya sedangkan pak sugeng duduk di kursi singel yang berada jauh di samping nya. Posisi meraka pada saat ini terpisah oleh meja.

Setalah meraka sudah sama2 duduk pak sugengpun memulai pembicaraan.
Pak sugeng: gak pake gula kan ini mbak?
Rani: iya gak pake pak. Jawab rani singkat.
Kemudian rani menimpali lagi,
Rani: emang lagi ngurangin konsumsi gula pak?
Pak sugeng: ahh enggak kok mbak cuman lagi pengennya kopi susu saja. Jawab pak sugeng seraya pandangan nya mulai kembali tertuju pada susu montok rani.
Rani bukan nya tidak menyadari hal itu, dia sangat menyadarinya, apalagi cara menatap pak sugeng yang nanar kearah payudaranya, tentu dia sangat menyadarinya " dasar mesum pikir rani" padahal dia sudah menggunakan bh nya kembali namun tatapan pak sugeng tetap saja sama seperti saat baru tiba disini tadi, tatapan liar yang seakan menelanjanginya.
Rani di buat sedikit kesal dengan hal itu. Namun nyatanya rani telah salah menduga walaupun telah menggunakan bh nya kembali susu montok itu tetap saja terlihat menggiurkan bagi pak sugeng, apalagi tadi pak sugeng sempat melihat bentukan payudara montok itu secara utuh. Bahkan dalam pikiran pak sugeng bayangan akan bentuk payudara rani masih sangat jelas, mulai dari ukuran nya yang besar menggoda dipadukan dengan putih mulusnya permukaan payudara rani, serta getaran payudara itu saat rani melenggok2 berjalan di kamarnya, di tambah lagi puting susu rani yang coklat kemerahan itu. Semua itu masih sangat jelas dalam ingatan pak sugeng dan sulit bagi pak sugeng untuk lepas dari hal itu, susu montok itu selalu menganggu pikiran nya saat ini, rasanya pak sugeng sangat ingin menikmatinya saat ini juga, tetapi tadi sempat ia batalkan karena terjadi sedikit gangguan.

Rani yang sebenarnya sedikit kesal dengan tingkah pak sugeng, tetapi rani berusaha untuk bersikap biasa saja terhadap pak sugeng. Rani berpikir memang begitulah pak sugeng ini sering menggoda nya kala mereka tengah bertemu dan mengobrol bersama ibu2 di pemukiman tempat mereka tinggal. Omongan nya memang kadang tak jauh2 dari bentukan body rani.

Mengingat hal itu rani berusaha untuk maklum saja, lagi pula ia berpikir memang salahnya tadi kenapa ia keluar tanpa bh, senigga tatapan nakal pak sugeng itu menjadi begitu lengket terhadap tubuh nya, bahkan saat ia telah menggunakan bh pun tatapan itu tetap sama liar nya. "Agh sudahlah" begitu pikir rani.

Rani kemudian mempersilahkan pak sugeng untuk meminum kopi susunya.
Rani: silahkan diminum pak kopi nya. Ucap rani tanpa menyebutkan kata susu. Ia takut pak sugeng semakin liar menatap asetnya itu.
Pak sugeng; iya mbak. Tunggu dingin dulu sedikit lagi. Jawab pak sugeng.
Kemudian pak sugeng menambahkan. "Lagi pula mbak hari ini cuacanya lumayan gerah ya mbak, walaupun tadi sore sempat turun hujan. Ujar pak sugeng. Dan rani pun merasakan hal yang sama, bahwasanya cuaca hari ini memang terasa gerah sekali.

Rani pun menimpali pernyataan pak sugeng barusan.
Rani: bapak sih tadi minta nya kopi susu, coba minum yang seger2 aja pak kayak misalnya es pak. Tambah rani.
Pak sugeng; ehh iya ya mbak, coba tadi aku minta es susu aja ya. Jawab pak sugeng.
Sambil matanya kembali terfokus ke payudara rani.
Rani: bapak sih minta nya kopi. Apa mau rani buatkan es pak? Tambah rani menawarkan.
Pak sugeng: ahh gak usah mbak, ini sudah cukup kok kata pak sugeng tak mau merepotkan. Tetapi sebenarnya bukan itu, jelas tujuan pak sugeng adalah agar rani tak berpindah lagi dari duduknya dan tetap disitu mengobrol dengan nya.
Rani: apanya yang repot sih pak, gak repot kok, lagipula kan bapak tamu kami disini Jawab rani berusaha ramah.
Pak sugeng: iya2 paham mbak, tapi ini sudah cukup kok terimakasih. Tambah pak sugeng lagi. " ehh iya maaf ya mbak saya datangnya lebih awal kesini tadi, saya takut ketiduran kalau menunggu dirumah, dan istri dan anak2 saya kalau jam segini sudah beranjak tidur biasanya, saya takut ikutan tidur juga, lagian ngeri hujan mbak dari tadi kayaknya langit mendung aja." ungkap pak sugeng berusaha mencari alasan.
Rani: iya pak gak apa2 kok. Jawab rani singkat. Padahal dalam pikiran rani terbersit "ya kalau takut hujan nunggu nya jangan disini dong pak" tetapi tak ia katakan takut perkataan nya itu menyinggung perasaan pak sugeng.

Rani kemudian memulai pembicaraan kembali.
Rani: yang tadi itu siapa pak? Yang menyapa bapak dengan motornya.
Pak sugeng: ohh itu sih andi, keponakan pak dedi. Yang sering jaga bengkel nya di depan sana.
Rani: ohh mas andi toh,
Pak sugeng: iya mbakk jawabnya singkat. Pak sugeng merasa suasana diantara mereka mulai mencair dan obrolan meraka sudah mulai nyambung. "Yess akhirnya aku ada kesempatan untuk berlama disini sampai jam 10 malam, dan sekarang baru jam 9 malam" masih cukup lama aku akan menikmati pemandangan indah tubuh mbak rani. Pikir pak sugeng.
Walaupun obrolan meraka sudah berpindah topik tetapi tatap saja pak sugeng belum bisa terlepas dari bayangan tubuh telanjang rani dengan susu montok nya yang tereskpos menggiurkan tadi, dan begitupun halnya dengan rani, ia masih menyaksikan tatapan liar pak sugeng masih tak pernah luput dari tubuh nya, terutama payudaranya. Menyadari hal itu timbul rasa penasaran dalam diri rani untuk mencoba mengetesnya. Sesuatu yang sebenarnya sudah ia ketahui jawaban nya, tetapi ingin ia lakukan untuk menghilangkan rasa penasaran nya.

Tiba2 keluar kata2 dari mulut rani.
Rani: pak sugeng, tadi kenapa sih pertama kali datang kesini bapak kayak orang kesambet?
Pak sugeng: iya mbak, maaf tadi saya kaget melihat mbak rani.
Rani: kaget kenapa sih pak? Kaget kok jadi bengong gitu kayak orang kesambet, emang rani setan apa pak? Tambah rani sengit.
Pak sugeng: aduh bukan begitu mbak, tapi saya kaget dengan penampilan mbak rani malam ini, sangat cantik sekali. Jawab pak sugeng sambil tersenyum.
Mendengar hal itu rani sedikit merasa sedikit tersanjung, walaupun ia tau pak sugeng begitu karena melihat penampakan susu montoknya. Tetapi tetap berusaha mengetesnya.
Rani: ahh bapak, cantik apasih, saya sih biasa aja pak, masih banyak kok yang lebih cantik.
Pak sugeng: enggak kok mbak menurut saya mbak rani adalah perempuan tercantik di rt kita, dan rasanya di kampung inipun mbak rani adalah juaranya wanita tercantik, bahkan mungkin sekecamatan mbak. Jawab pak sugeng.
Rani: ahh bapak bisa aja, kalau ngomongin saya. Jawab rani.
Pak sugeng: saya bisa ngomong begitu karena saya sudah buktikan sendiri mbak, selain cantik mbak rani juga memiliki badan montok yang sangat menggoda yang sudah saya lihat sendiri dengan jelas mbak. Jawab pak sugeng terceplos.
Rani sedikit terkejut dengan ucapan pak sugeng barusan, apa maksud dari pak sugeng mengatakan sudah membuktikan dan telah melihat secara langsung body montoknya.

Barulah ia ingat akan bayangan yang tadi ia lihat dengan cukup jelas di balik hordeng kamarnya, apakah benar pak sugeng tadi mengintip nya? Jika itu benar berarti pak sugeng telah melihat tubuh telanjangnya hampir utuh, karena tadi ia hanya mengenakan celana dalam saja saat berada di dalam kamarnya. Rani penasaran di buatnya, maka ia putuskan untuk menanyakannya pada pak sugeng.
Rani: maksudnya gimana sih pak,?
Pak sugeng yah itu mbak, seperti yang saya lihat sekarang, badan mbak rani bukankah memang montok. Hehehe pak sugeng tertawa.
Rani: ahh bapak bahas nya itu terus, rani malu tau pak di bilang begitu terus. Apalagi bapak kadang bilangnya di depan ibuk2 pemukiman sini, huuuh rani malu tau pak kalau didengar ibuk2 yang lain nya, takutnya rani di bilang penggoda nantinya.
Pak sugeng: iya iya maaf mbak, saya kadang lupa diri kalau sudah lihat body montok mbak rani, bawaan nya pengen muji2 terus.
Rani: bapak ini bisa aja, tapi jangan di depan ibu2 lagi ya pak, rani malu pak.
Pak sugeng: kalau lagi berdua kayak sekarang boleh dong mbak? Hehehe
Rani: ihhh bapak tetep aja ya godain rani terus.
Pak sugeng: kita sama mbak, saya juga tergoda. Jawab pak sugeng datar
Rani: itu salah bapak sendiri lihat nya berlebihan. Jawab rani tanpa sadar.
Pak sugeng: habis body mbak rani bikin saya suka panas dingin mbak. Apalagi..
Rani: aiihhh sudah2 pak jangan ngomongin itu ngaco jadinya. Potong rani sebelum pak sugeng menyelesaikan perkataanya.
Pak sugeng: iya2 maaf mbak. Jawab pak sugeng singkat.

Ditengah mereka tengah asik ngobrol tiba2 lampu rumah rani menjadi redup.
Rani: aduh kenapa ini, sepertinya mati lampu ya pak?
Pak sugeng pun berdiri dan ingin melihat keluar untuk melihat lampu di rumah warga yang lainnya, dan ternyata benar memang sedang mati lampu.
Pak sugeng memulai pembicaraan kembali.
Pak sugeng: ini lampu emegency ya mbak?
Seraya berbalik badan menghadap kembali kedalam ruang tamu. Tetapi baru saja menyelesaikan pertanyaan tersebut tiba2 sarung pak yang di kenakan pak sugeng merosot terlepas ke bawah, sehingga pada saat itu juga kontol pak sugeng mencuat tanpa terhalang sarung nya lagi, dan ternyata kontol itu masih mengeras seperti tadi.
"Aihhh pak sugeng, kenapa begitu" ucap rani yang sangat terkejut seraya menutup matanya dengan kedua tangan nya. karena melihat sarung pak sugeng yang merosot kebawah walaupun ia sempat melihat dengan sangat jelas kontol itu masih berdiri tegak, sesaat setelah sarung pak sugeng merosot kebawah. "ternyata masih berdiri tegak seperti tadi" ungkap rani dalam hatinya.
Pak sugeng: aduh maaf mbak sarungnya copot. Jawab pak sugeng ikut panik.
Rani: yaudah di benarin dulu sarungnya pak. Tambah rani tanpa membuka mata dengan tangan nya masih menempel disana.
Pak sugeng: iya iya mbak, ini sudah kok. Jawab pak sugeng yang sama sekali belum membenahi sarungnya itu.
Rani pun membuka mata nya " aghhh bapak, katanya tadi sudah, kok masih begitu" rani berucap kali ini tidak menutup matanya lagi hanya memalingkan mukanya saja.
Pak sugeng: iya ini baru mau mbak. Seraya ia menarik sarungnya ke atas dan memasangnya kembali.

Lalu setelah selesai memasang sarung nya pak sugeng kembali duduk ditempat nya semula. Kemudian pak sugeng berkata " maaf ya mbak, saya juga gak nyangka sarung nya bisa lepas"
Rani: iya pak, tapi kok anu bapak berdiri gitu? Lagian kenapa sih gak pake celana di balik sarungnya, atau minimal celana dalam kek, biar kalau melorot gak jadi kayak tadi, menjulang tinggi gitu pak, mana kayaknya keras banget lagi. "Upss" rani menutup mulutnya setelah berkata demikian. Dalam pikiran nya dengan berkata begitu sama saja dengan ia mengakui bahwa ia melihat dengan jelas bahkan cendrung memperhatikan kontol pak sugeng bahkan ia bisa menggambarkan kontol pak sugeng yang menjulang tinggi dan nampak keras. Tetapi ia tidak berusaha meralatnya karena sedari tadi ia memang ingin mengetahui apa yang membuat pak sugeng datang kemari tidak menggunakan celana dalam.
Pak sugeng; anu apasih mbak? Jawab pak sugeng singkat,
dengan tanpa menjawab pertanyaan rani yang tadi, tentu maksudnya adalah untuk berusaha memancing rani.
Rani: idihh bapak pura2 gak paham.
Pak sugeng; iya gak tau juga mbak kok bisa berdiri ya, saya juga gak sadar kenapa tiba2 bisa berdiri padahal saya gak kerasa.
Rani: masa sih pak, anu nya berdiri yang punya malah gak kerasa, bohong banget. Jawab rani sambil tersenyum mendengar jawaban tak masuk akal pak sugeng.
Pak sugeng yang mendapati rani tersenyum, merasa kegirangan dalam hatinya. "Mbak rani berarti rani tidak marah akan hal yang barusan terjadi" ungkapnya dalam hati ini seperti lampu hijau baginya untuk melangkah lebih jauh"


Kemudian pak sugeng memberikan jawabannya.
Pak sugeng: kalau saya jujur nanti mbak rani takutnya malah jadi marah sama saya, saya jadinya gak enak hati. Jelas pak sugeng.
Rani: kenapa harus marah sih pak, orang anu nya bapak yang bangun, kenapa rani harus marah, kan itu bapak yang punya. Jawab rani dan ia pun kembali tersenyum setelah berkata begitu.
Mendapati hal itu melihat rani yang kembali tersenyum pak sugeng semakin yakin bahwasanya rani tidak marah dengan apa yang baru saja terjadi.
Pak sugeng: iya tapi ini ada hubungan nya dengan mbak rani, burung saya bangun karena mbak rani. Jawab pak sugeng jujur. Sebenarnya ia takut untuk mengatakan hal ini tetapi ia nekat saja, toh mbak rani yang meminta aku untuk jujur. Begitulah pak sugeng berusaha menguatkan dirinya.
Rani: lah kok gara2 rani pak? Emang rani kenapa pak?
Hal yang sebenarnya tidak perlu ia tanyakan, karena ia sudah mengetahui jawabannya bahkan tadi rani sempat melihat pak sugeng mengocok kontolnya seraya berucap ingin menyelipkan kontol di belahan susu montok nya, ucapan pak sugeng itu tadi itu membuat badan rani bergetar mendengarnya.
Pak sugeng: mbak rani beneran mau saya jujur?
Rani: yaudah sih pak ngomong aja dan juga kenapa tuh gak pake celana dalam, belum di jawab tadi. Ungkap rani.
Pak sugeng membulatkan tekad nya untuk berkata jujur seraya menghela nafas nya "haaaaah"
Pak sugeng; baiklah mbak, sebelumnya saya mohon maaf. Sebenarnya burung saya bangun sudah sejak pertama saya datang kesini tadi, saya begitu terpukau dengan penampakan body mbak rani pada malam hari ini, saya merasa bergiarah sekali dan seketika itu juga burung saya bangun sampai dengan sekarang ini. Ungkap pak sugeng menjelaskan dengan jujur.

Rani pura2 terkejut mendengar jawaban itu, padahal ia sudah mengetahui nya.
Rani: kok gitu sih pak? Jawab rani yang tak tau harus berkata apa. Dia tak menyangka pak sugeng akan benar2 mengakui hal itu di depan nya.
Pak sugeng: yahh memang begitulah adanya mbak. Jawab pak sugeng singkat.
Kemudian suasana hening sejenak, kedua nya masih sibuk dengan pikiran masing2. Lalu pak sugeng memulai pembicaraan lagi.
Pak sugeng: mbak saya boleh tanya sesuatu?
Rani: apa itu pak?
Pak sugeng: jadi begini tadi kan mbak rani bertanya kenapa saya tidak pakai celana dalam kan? Dan sekarang saya bertanya kembali dengan mbak rani, kenapa tadi setibanya saya disini mbak rani tidak menggunakan bh? Mendapati pertanyaan seperti itu membuat rani kaget bukan kepalang, namun kemudian rani tertawa menanggapi pertanyaan dari pak sugeng itu. Dan ia pun tak menjawabnya. Hal itu membuat pak sugeng sedikit gusar tidak mendapatkan jawaban yang ia inginkan.

Lalu pak sugeng kembali bertanya "kok malah ketawa mbak, bukannya di jawab?"
Ranipun mengehela nafasnya dan kembali tersenyum. "Kata siapa sih pak saya gak pakai bh, rani pake kok pak, bapak aja tu yang pikirin nya gak kemana2, lagian kan bapak yang gak pakai celana dalam kok malah saya yang di ajak2 di bilang gak pakai bh. Jawab rani sengit tak mau mengakuinya. Mendapat jawaban yang demikian membuat pak sugeng tak merasa puas, bahkan sekarang ia merasa gemas dengan tingkah pola rani yang terus saja tertawa setelah mengetahui ia tidak mengenakan celana dalam. "Aghh awas saja kau mbak rani, akan aku buat kau merasakan kontolku malam ini juga" ungkap pak sugeng dalam hatinya.

"Aduh sudah2 pak bahas apasih kita ini, malah kemana2 ngomong nya". Ungkap rani tak ingin melanjutkan obrolan ini, ia tak ingin mengakui nya pada pak sugeng kalau tadi ia memang tidak menggunakan bh.

Kemudian rani memulai pembicaraan dengan topik baru.
Rani: pak sugeng, sepertinya mati lampunya bakal lama deh, rani takut emergency nya nanti bakal habis jadi gelap dong, rani boleh minta bantuan bapak gak?
Pak sugeng: dengan senang hati mbak, minta bantuan apa?
Rani: Tolong bantu mengecek bahan bakar genset kami di dapur pak, takutnya nanti tak lama rani nyalakan bahan bakar nya habis, rani suka bingung cara mengisinya.
Pak sugeng: baiklah ayo kita cek mbak.
Rani: terimakasih ya pak sebelumnya. Ungkap rani seraya beranjak berdiri untuk mengecek bahan bakar genset mereka di dapur.
Pak sugengpun berdiri untuk ikut mengecek genset itu kebelakang. Dan pada saat pak sugeng berdiri, rani melihat tonjolan di balik sarung pak sugeng masih terlihat jelas "aghh ternyata kontol pak sugeng, masih berdiri tegak di bawa sana" begitulah pikir rani, sehigga membuat ia sedikit bergidik.
"Mari mbak tunjukkan tempatnya dimana" mendengar hal itu rani berjalan mendahului pak sugeng, dan pada saat itulah pak sugeng kembali melihat lenggokan bongkahan pantat montol milik rani bergoyang seirama dengan langkah kakinya.
"Aghhh montok sekali bokongmu rani, beruntung sekali suamimu dapat memikmatinya setiap waktu" ungkap pak sugeng dalam hatinya. Iapun terus memperhatikan penampakan body rani dari belakang, dari atas hingga kebawah, ia melihat leher jenjang rani "begitu mulus ternyata" pikir pak sugeng.

Rani sebenernya menyadari hal ini, pastilah saat ini pantat montoknya menjadi santapan liar tatapan pak sugeng. Tetapi ia biarkan saja karena toh jaraknya tak terlalu jauh menuju dapur tentu hal itu tak akan lama, toh hitung2 amal kepada pak sugeng karena bersedia memberikan bantuannya. Pikir rani dalam benaknya.

Tibalah mereka disudut dapur tempat genset itu di letakkan. Kemudian pak sugeng mulai mengeceknya, ternyata memang bahan bakarnya tinggal sedikit, pak sugengpun mulai mengisnya kembali dengan bahan bakar yang telah disediakan di dekatnya. Setelah selesai pak sugeng langsung diminta rani untuk menyalakan gensetnya sekalian. Dan mudah saja genset tersebut berhasil di nyalakan pak sugeng, memang hanya ditinggal cetek saja. Tentu ini hal yang terlalu mudah bagi pak sugeng.

Setelah selesai di nyalakan, rani mengucapkan terimakasih kepada pak sugeng. "Aduh terimakasih ya pak, maaf rani jadi merepotkan" ungkap rani.
Pada saat itu posisi pak sugeng masih berjongkok dan rani juga agak sedikit menunduk melihat kearah pak sugeng menyalakan genset tadi. Saat itu pak sugeng dari tempat nya berjongkok melihat gumpalan susu montok rani yang menggantung dengan posisi mereka berhadapan dan rani berada tepat diatasnya, rasanya ia seperti ingin menerkam rani saat itu juga, namun ia alihkan pikiran itu kembali. Kemudian ia meminta rani untuk mengambilkan kain lap untuk membersihkan sedikit minyak yang tertumpah saat ia memasukan nya tadi. Rani segara beranjak untuk mencarikan kain lap yang di inginkan pak sugeng. "Cari yang sudah tidak terpakai lagi saja mbak biar gak bau minyak nantinya" jelas pak sugeng pada rani.
Rani pun bingung harus mencarinya kemana, karena biasanya ia mengetahui suaminya menyediakan lap khusus yang biasa digunakan untuk membersihkan bekas minyak yang tertumpah, tetapi ia tidak tau dimana suaminya menyimpan nya, setelah mencarinya di sekeliling dapur rani akhirnya menemukan nya. Tetapi kain lap itu di gantung suaminya agak tinggi sehingga rani harus berjinjit sedikit untuk mengambilnya, dan posisi nya sekarang pas membelakangi pak sugeng, dan disitulah pan sugeng melihat baju rani agak terangkat ketas dan menampakkan paha mulusnya "aghh mulus sekali paha itu" pikiran pak sugeng kembali menerawang dan teringat akan kemulusan badan rani di dalam kamar tadi. Tetapi itu tak berlangsung lama karena rani telah berhasil menggapainya dan membawanya kearah pak sugeng. Lalu rani memberikan kain lap itu kepada pak sugeng.

Setalah selesai membersihkan sisa minyak yang tertumpah pak sugeng segara berdiri dan menanyakan kepada rani.
Pak sugeng: ada lagi mbak yang perlu bantu?
Rani: cukup pak itu saja, terimakasih ya pak.
Pak sugeng: baiklah mbak sama2, kalau begitu saya permisi numpang ke kamar kamar mandi mbak, membersihkan bekas minyak di tangan saya dengan sabun. Pak sugeng menjelaskan.
Rani: iya pak silakan disebelah sana. Rani menunjukan posisi kamar mandi mereka.
Pak sugeng pun berlalu menuju kamar mandi tersebut dan rani berlalu menuju kedepan lagi. Karena pak sugeng sedang di kamar mandi maka rani tidak langsung menuju ruang tamu melainkan masuk ke dalam kamarnya terlebih dahulu, untuk. Mengecek handphone nya. Setelah mengambil handphone nya rani mulai mengecek Mengecek notifikasi di handphonenya. Sementara disisi lain didalam kamar mandi pak sugeng tengah mencuci tangannya dengan sabun, setelah tangan nya bersih barulah ia menunaikan hajatnya yang utama. "Eits bukan ya suhu sekalian" pak sugeng bukan mau colay, tetapi pak sugeng hanya ingin kencing dan selanjutnya ingin menyiram kontolnya dengan air agar tidak terlalu tegang lagi. Setelah selesai membasuh kontolnya dengan air pak sugeng merasa sedikit lega tetapi tetap saja kontol itu masih berdiri tegak. " ahh sudahlah biarkan saja, toh mbak rani juga sudah tau" begitulah pikiran pak sugeng. Setelah selesai pak sugeng segera beranjak untuk keluar. Dan damnn pak sugeng menemukan bh yang tergantung di balik pintu kamar mandi, yahh itu bh rani. Pak sugeng lalu dengan cepat mengambilnya dan mencium aromanya, maka seketika kontol pak segeng kembali berdiri makin keras. Pak sugeng merasa tidak tahan untuk tidak beraksi terhadap bh tersebut ia menggunakan bh itu untuk mengocok kontolnya, baru sebentar menggunakan bh rani untuk mengocok tiba2 pak sugeng berkata "aghh aku tak tahan bisa2 aku keluar" begitulah pikiran pak sugeng. "Aduh mbak rani betapa menggoda nya dirimu itu, ingin rasnya aku memilikimu malam ini" begitulah pikiran pak sugeng semakin kacau. Lalu ia pun memutuskan mengakhiri perbuatan nya dan segera keluar dari kamar mandi, tetapi ia melihat bh itu sekali lagi " ternyata memang besar sekali 36 D. wadahnya saja segini pikir pak sugeng seraya mengukurkan bh rani dengan remasan tangan nya.


Setelah merasa cukup sugeng pun segera keluar dari kamar mandi dan menuju ruang tamu kembali, di tengah perjalanan nya sudah hampir tiba di ruang tamu pak sugeng melewati pintu kamar rani tempat tadi ia mengintip. Dan setelah tiba pas di depan pintu kamar itu tiba2 dari balik tirai keluarlah rani dengan agak cepat sehingga menabrak pak sugeng yang pas berada di depan nya. "Aduh" pak sugeng kaget, sehingga membuat ia mundur kebalakang sedikit dan tangan nya reflek memegang kontolnya. Dan "aihhh" rani tak kalah kagetnnya sehingga membuat ia sedikit melompat dan menjatuhkan handphone nya ke lantai. Dari tabrakan itu posisi pak sugeng menyamping dan rani menghadap kearah depan, tetapi bukan itu persoalannya, posisi rani yang berada sedikit didepan pak sugeng itu membuat kontol pak sugeng yang masih tegang maksimal terasa ngilu, karena terdorong kesamping oleh badan rani, tepatnya menganai perut bagian depan rani. "Aduh maaf" keduanya berucap kompak.
"Maaf pak saya gak lihat" begitulah rani memulai pembicaraan. "Aduhh iya mbak saya juga gak lihat" ungkap pak sugeng dengan tangan nya yang masih memegang kontolnya seraya badan nya agak sedikit membungkuk kedepan menahan rasa ngilu pada kontolnya. Rani yang menyadari hal itu kemudian menanyakan langsung kepada pak sugeng.
Rani: kenapa pak di pegangin gitu? Walaupun sebenarnya rani juga merasakan kontol tersebut terdorong bagian depan perutnya dan ia pun merasakan bahwa benda itu masih saja tegak dan mengeras. Mungkin ngilu kali. " syukurin, siapa suruh mesum terus" umpat rani dalam hatinya.
Pak sugeng: aduh saya berasa ngilu mbak,Tadi itu pas banget kayaknya.
Rani: apanya sih yang pas pak? Makanya bapak sih kok gak tidur2 anu nya. Tambah rani lalu menertawakan pak sugeng. Melihat rani tertawa pak sugeng merasa cukup senang dan rasa ngilu di kontolnya pun berangsur hilang. Kemudian pak sugeng membalas pernyataan rani tadi " saya juga gak tau mbak, kok gak mau tidur sedari tadi"
Rani tersenyum mendengar jawaban polos dari pak sugeng.
Kemudian rani menanggapinya.
Rani: itu karena bapak pikirannya ngeres terus, dan fokus nya kesitu terus, jadilah seperti itu pak. Tambah rani kembali ia menertawakan pak sugeng.
Pak sugeng: ahh mbak rani bisa aja, sudah bisa bales godain saya ni ya? Balas pak sugeng sengit.
Rani: bukan godain tapi memang kenyataan nya begitu kan pak? Tambah rani tak kalah sengit.
Pak sugeng: sama mbak, yang saya sering katakan juga kenyataan bukan sekadar omongan saya saja.
"Memang susu mbak rani besar dan montok kan? Dan pantat mbak rani memang bahenol kan? Ungkap pak sugeng makin berani.
Rani: idih bapak ngomongnya gitu. Jawab rani sambil merengek tersipu. "Udah ah pak jangan bahas gitu2 lagi, dari tadi bahas itu terus" tambah rani seraya cemberut dan memajukan bibirnya kedepan. "Gimana gak dibahas terus, bayangan tentang tubuh telanjangmu tadi itu masih saja bersarang dalam pikiranku mbak" ungkap pak sugeng dalam hati. Seraya pak sugeng terpaku dan merenung membayangkan apa yang ia lihat di dalam kamar tadi, " aghh susu itu, kulitnya yang mulus, pantat nya yang bahenol itu, dan aghh goyangan susu itu seirama dengan lenggokan badan nya kala ia sedang berjalan, aghhh tak tahan aku" pikir pak sugeng dalam bengong nya.

Tiba2 rani kembali nyeletuk "tuh kan bapak bengong lagi, pasti pikirannya ngeres lagi itu, ya kan? Aduh pak..pak. celetuknya sambil tertawa dan menutup mulutnya, hal itu membuat pak sugeng semakin gemas saja di buatnya. Lalu pak sugeng hanya menanggapi perkataan rani tersebut dengan senyum nya saja, tetapi senyum itu tampak diingin dan datar sekali. Rani yang menyadari hal itu merasa takut
dan cemas. "Apakah pak sugeng marah ya dan tersinggung ya dengan ungkapanku tadi" begitulah yang ada dalam benak rani seraya ia juga ikut terdiam disana. Mendapati suasana yang membuatnya cemas seperti itu, rani kembali menatap wajah pak sugeng, ia masih menemukan ekspresi yang sama, tetap datar dan dan cendrung agak kemerahan seperti menahan sesuatu. Hal itu semakin menambah ketakutan rani, "Sepertinya pak sugeng benar2 marah" rani semakin cemas.
Ia kemudian menunduk ke samping mengambil hp nya yang jatuh tadi, "ternyata layarnya pecah" ungkap rani dalam hatinya. Ia tak mengeluarkan kata2 apapun perasaan takut dalam dirinya terlanjur kuat, sehingga ia memilih diam saja, menghindari pak sugeng benar2 marah padanya. "Semoga saja masih menyala" ungkap rani seraya menekan tombol powernya, dan satu tangan nya lagi mengusap pecahan pada layar hp nya. Dan ternyata hp itu masih bisa menyala hanya layarnya saja yang pecah terkena benturan jatuh kelantai tadi. Rani berusaha untuk bangun dan kembali berdiri tegak, Seraya pandangannya masih terfokus pada layar hp nya.

Tetapi tiba2 "aghh bapak" pekik rani terkejut. Rani merasakan badan nya di dekap dari samping oleh pak sugeng. Dekapan itu begitu kuat dan melingkari seluruh badan bagian atas seputaran dada. Dan kedua tangan rani pun terkunci dibuatnya. Dekapan itu berada tepat mengunci kedua siku rani sehingga ia merasa tak dapat menggerakkan tangan nya. Hanya mampu menggerakkan sedikit saja badan nya berusaha meloloskan dekapan pak sugeng. "Pak sugeng ampun saya minta maaf" ucap rani ditengah badan nya yang sedang dalam dekapan pak sugeng. Tetapi pak sugeng tak menghiraukannya. Dan tetap saja semakin menguatkan dekapan nya. Dan dalam posisi itu lengan pak sugeng dapat merasakan kekenyalan payudara montok rani yang berdempet ketengah karena terdorong kedua tangan rani yang di dekap erat oleh pak sugeng, di tambah lagi gerakan badan rani yang hanya sebatas bergoyang2 saja,


Sehingga membuat lengan pak sugeng merasa seperti di gesek2 oleh payudara montok rani. Hal ini semakin membuat gairah pan sugeng memuncak. "Aghh sudah kepalang tanggung" begitulah yang ada di benak pak sugeng pak saat itu. Di tambah lagi bagian bawah sana kontol pak sugeng yang makin tegang terasa menyentuh bagian perut rani yang lembut itu, hal ini semakin membuat ia membulatkan tekat nya "sudah kepalang tanggung, aku siap menanggung resikonya" pikir pak sugen membulatkan tekadnya.
Lalu pak sugeng berusaha menyeret rani masuk kedalam kamarnya, seraya melayangkan ciuman nya pada leher rani yang mulus itu. Mendapati hal itu rani semakin merasa ketakutan "aghhh pak sugeng, sadar pak. Saya minta maaf pak, jangan begini dong pak" tetapi perlakuan pak sugeng mencium bagian lehernya itu membuat badannya terasa lemas sehingga hanya pasrah saja dengan upaya pak sugeng membawa nya masuk kedalam kamar mereka, ditambah lagi ciuman pak sugeng yang semakin beringas bahkan ia mencium seraya mulai menjilati leher rani. Hal ini membuat badan rani semakin lemas gairah yang tadi sempat muncul dalam dirinya kini terasa muncul lagi akibat perlakuan pak sugeng pada dirinya.

Tak sulit bagi pak sugeng untuk menyeret rani kedalam kamarnya, karena perlawan dari rani tergolong lemah jika dibandingkan dengan tenaga pak sugeng yang di selubungi nafsu setan nya.
Setalah masuk kedalam kamar pak sugeng mulai memutar posisi untuk menggulingkan rani di kasurnya. "Aghh bapak jangan, kenapa begini pak" ungkap rani makin ketakutan membayangkan apa yang akan diperbuat pak sugeng padanya. Sehingga saat ini rani mulai mengerahkan semua kekuatan nya untuk melepaskan diri dari dekapan pak sugeng, ia menjatuhkan handphone nya yang masih di tangan nya itu, lalu berusaha berjongkok untuk lepas dari dekapan pak sugeng. Tetapi pak sugeng tak kalah sigap, saat rani berjongkok dia juga ikut berjongkok seraya dekapan nya masih tetap kokoh mengunci badan rani, kemudian rani dengan cepat berusaha untuk bangkit dan berdiri dari jongkoknya hal ini membuat pak sugeng melepaskan dekapan nya pada rani, ia di buat terkejut oleh manuver yang di lakukan rani.


Tetapi pada saat itu juga pak sugeng kembali berhasil menangkap rani dari belakang, dan kembali mengunci rani dengan kedua tangan nya, pada saat itulah pak sugeng merasakan kekenyalan daging pantat montok rani, ia merasa kontolnya bergesakan dengan pantat rani. "Hmmm kenyal sekali mbak" guman pak sugeng pada telinga rani. " ampun pak saya minta maaf, tolong lepaskan saya, saya tidak bermaksud menyinggung bapak" ungkap rani mengiba seraya air matanya mulai menetes.
"Maafkan saya mbak saya terpaksa, saya tidak tahan" ungkap pak sugeng dan kembali melancarkan serangan nya kembali ke arah tengkuk rani. "aghhh pak" rani mendesah tanpa sadar. " mmmghhhh" disambut gumanan pak sugeng yang terus melumat tengkuk rani.

Pak sugeng senang bukan kepalang mendapatkan rani yang mulai mendesah atas perbuatan nya itu. Lalu pak sugeng kembali mendorong rani ke arah tempat tidur, ia merasakan badan rani terasa lemas sekali dan hanya menurut saja kala ia mendorong nya dari belakang ke arah kasur." Apakah ia mulai menikmatinya" gampang sekali ternyata. Begitulah pikiran pak sugeng.

Mendapati hal itu, pak sugeng melepaskan satu tangan nya pada tubuh rabi, kemudian tangan pak sugeng mengarah pada payudara rani dari belakang badan nya, "woww besar sekali susumu ini sayang" bisik pak sugeng pada telinga rani. Mendengar hal itu rani tersadar. Ternyata sedari tadi rani benar2 sudah terhanyut dengan cumbuan yang di lancarkan pak sugeng, belum lagi kontol pak sugeng di bawa sana sangat terasa mengganjal di sela belahan pantat montoknya. "Hmm besar juga kontol pak sugeng ini, tetapi tadi ketika aku melihatnya secara langsung, sepertinya tidak terlalu berbeda dengan ukuran kontol suamiku, tetapi kenapa sekarang semakin terasa besar dan mengganjal di bawah sana? sepertinya kontol pak sugeng tak jauh berbeda dengan kontol milik pak bambang" begitulah khayalan rani sehingga membuat ia mengkahyal jauh seraya mendapatkan cumbuan dari pak sugeng. Ia teringat akan persetubuhan nya yang sangat bergairah sekali bersama pak bambang atasan nya di kantor, memang awalnya ia di jebak dan diperkosa oleh pak bambang, saat sedang kunjungan dinas di kota. Tetapi malam itu mereka melanjutkan nya sampai 2 kali dan 1 kali lagi sebelum mereka pulang. [Kita ceritakan di lain waktu ya suhu]

Kemudian rani mulai tersadar setelah mendapatkan bisikan dari pak sugeng tadi, tetapi aneh nya stelah tersadar rani bukan nya berontak malah ia mengeluarkan desahannya "agghhh pak" rani merasakan pak sugeng mulai meremas2 susunya dengan satu tangan, sedangkan tangan satunya lagi masih mengunci kedua peregelangan tangan rani. Tidak cukup sampai disitu rani di buat makin tersiksa oleh cumbuan pak sugeng, saat ini pak sugeng mulai menggerakkan kontol nya maju mundur di belahan pantat rani.
Ranipun merasa sedikit aneh kenapa kontol itu makin terasa sekali pada kulit pantat nya. Tetapi rani berusaha sadar "aduhh sudah pak cukup, ini tidak boleh pak" ungkap rani merengek. Mendengar hal itu pak sugeng malah makin beringas saja, karena sedari tadi ternyata tangan pak sugeng sudah menyusup dari atas belahan baju rani, dan kini tangan nya sudah berada di balik bh rani, disana ia merasakan puting rani sudah mengeras. Tentu ucapan rani barusan tidak ada artinya untuk pak sugeng, karena ia tau bahwa rani juga menikmatinya. Tak ingin berlama2 pak sugeng mendorong kembali badan rani kedepan ke arah kasur dan kali ini berhasil, pak sugeng berada di atas menindih rani dalam posisi terlungkup. "Aduhh ampun sakit pak, berat" ucap rani kepayahan. Menyadari hal itu pak sugeng agak mengangkat sedikit tubuhnya memberikan sedikit ruang untuk rani. Kemudian pak sugeng kembali melancarakan aksinya, ia kembali mencumbu leher rani sambil menjilat2nya seraya tangan nya meyelip kebawah di payudara rani yang terus ia remas2 dengan gemasnya. Mendapati perlakuan seperti itu rani semakin blingsatan saja, ia merasa memeknya mulai basah dibawah sana, belum lagi gesekan kontol pak sugeng di belahan pantatnya itu, ia merasakan kontol itu makin terasa mengganjal di bawa sana. Dengan rasa penasarannya rani memalingkan wajahnya ke kiri kearah cermin. Dan betapa terkejutnya rani, ternyata pak sugeng sudah tidak menggunakan sarung nya di bawah sana, di tambah lagi saat ini kondisi baju terusan nya yang tersingkap ke atas, makan otomatis hanya celana dalamnya saja yang menjadi penghalang kontol pak sugeng dengan daging pantatnya. Di tengah keterkejutannya itu rani merasakan pak sugeng tangan pak sugeng bergetak di bagian punggung belakangnya " bapak ngapain aghhh jangan gini dong pak, cukup" rani merasakan ternyata pak sugeng melepas kaitan bh nya dan berhasil. Setelahnya tangan pak sugeng kembali menyusup ke depan kedalam baju rani kembali dan kembali mulai meremas2 payudara montok itu, " aghhh kenyal sekali, keras sekali puting ini" begitulah pikiran pak sugeng menambah gairahnya. Dengan tidak sabar ia mengangkat badan nya agak menjauh dari tubuh rani dan ia mulai menarik baju rani ke atas untuk melepaskan nya, ranipun ketakutan dengan perlakuan pak sugeng tersebut dan berusaha menghalanginnya. Tetapi sia2 pak sugeng berhasil menaikkan baju itu sampai pada bagian leher belakang rani, kemudian dengan cekatan pak sugeng membalikkan badan rani untuk tidur terlentang, rani yang kaget dengan manuver cepat pak sugeng tak mampu memberikan perlawanan yang menyulitkan pak sugeng sehingga dengan mudah pak sugeng berhasil membalikan badan nya, dan dengan cepat pak sugeng menarik baju rani ke atas hingga terlepas dari tubuh rani, dan tidak sulit karena leher baju yang di gunakan rani cenderung lebar dan ini memang baju"entotable" hehehe.


Setalah berhasil membuka baju rani, pak sugeng makin kegirangan karena dapat menyaksikan tubuh mulus nan montok ini dari dekat secara langsung, ia menyaksikan susu montok itu bergoyang2 seirama dengan gerakan rani berusaha memberontak. Akhirnya malam ini ia bisa leluasa menyentuhnya dan menikmatinya. Sementara rani yang menyadari dirinya telah di telanjangi mulai berpikir jauh kedepan, pastilah pak sugeng akan memasukkan kontol itu kedalam memeknya, membayangkan hal itu rani merasa ketakutan sekali, walaupun jauh di dalam hatinya sebenarnya penasaran juga untuk merasakan kontol itu, lagipula cumbuan pak sugeng sedari tadi telah mampu membangkitkan gajrahnya.

Ditengah kekhawatiran nya rani melihat pak sugeng mulai melepaskan kaos yang masih tersisa di tubuh bagian atas nya, sementara untuk sarungnya entah sudah kemana. Rani ketakutan menyaksikan hal itu berarti sedikit lagi meraka akan sama2 telanjang bulat di kamar ini. Ditengah rasa cemas ya rani melihat pak sugeng yang telah berhasil melepaskan baju nya tadi, kemudian langsung dengan gemasnya mencaplok susu montok nya. "Aghhhh pak" rani reflek mendesah dan ketika itu pula kedua tangan rani megang kepala pak sugeng.

Pak sugeng yang mendengar desahan rani itu menjadi semakin brutal dan bersemangat melancarkan aksinya, ia terus mengenyot dan meramas2 susu montok milik rani itu. Rani yang menyaksikan hal itu merasa merinding "ganas sekali pak sugeng ini" tak kalah ganasnya dengan suamiku, bahkan dengan pak bambang sekalipun. Disitu muncul rasa bangga pada dirinya ternyata betapa tubuh nya ini sangat menggairahkan untuk para laki2, buktinya setiap laki2 yang berhasil mengenyot susunya pasti melakukan nya seperti kesetanan dan sangat antusias. Bahkan suaminya yang notabene sudah sangat sering menikmati tubuh dan susunya inipun tak kalah antusiasnya kala sedang mengenyot susunya. Ditengah rani yang
masih dalam khayalannya itu, sementara pak sugeng yang sudah sangat bernasfu dan tak ingin kehilangan moment langkah ini, segara melanjutkan aksinya lebih jauh lagi. Maka iapun segera memasukan tangannya kedalam celana dalam rani "ahh lengket sekali" pak sugeng semakin bergiarah di buatnya ternyata rani juga menikmatinya. "Aghhh pak Sugeng cukup" rani membentak.

"Ini sudah terlalu jauh pak, dan ini salah pak, tidak boleh terjadi" mendengar hal itu pak sugeng tak menghiraukannya ia terus mengelus memek becek rani dengan tangan nya, dan merasa disana semakin becek saja. " berarti ia tidak sungguh2" ungkap pak sugeng dalam hatinya. Pak sugengpun tak hentinya terus mengenyot susu rani secara bergantian, kemudian karena merasa terhalang dengan bh milik rani ia menariknya. Dan mudah saja karena memang sedari tadi pengaitnya telah dilepas oleh pak sugeng.

Rani yang mendapati kondisinya sudah telanjang seperti ini, hanya bisa pasrah saja. "hanya celana dalam itu saja penutup tubuhku saat ini" ungkap rani dalam hatinya, kemudian ia mulai menangis. Walau bagaimanapun rani tak ingin mengulangi kesalahanya lagi, cukup lah bersama pak bambang saja, jangan sampai ini terajadi lagi, dia tak ingin mengkhianati suaminya lagi. Walaupun ia telah melakukannya bersama pak bambang dan juga ikut menikmati pada akhirnya, tetapi sampai hari ini rani tak sekalipun mengulangi kembali, bahkan ia cendrung menghindar kala bertemu dengan pak bambang. "Tuhan tolong lah aku" rani menangis tersenduh.

Tangisan itupun terdengar oleh pak sugeng. Kemudian pak sugeng menghentikan aksinya, walau bagaimanapun pak sugeng merasa iba terhadap rani yang selama ini selalu berperilaku baik dan ramah terhadap dirinya, bahkan dengan warga di pemukiman tempat tinggal meraka rani terbilang sangat ramah dan mau bergaul dengan siapa saja, dan juga terhadap anak2 dan istri pak sugeng rani juga selalu bersikap baik, seperti sering memberikan angpao kala sedang moment lebaran tiba. Mengingat hal itu pak sugeng menghentikan aksinya dan segera menarik tangan nya dari memek rani. Kemudian ia bangkit seraya duduk di tepi ranjang dan menyesali dirinya yang tidak mampu mengendalikan hasratnya tadi.

Suara tangisan rani semakin terdengar makin kencang. Rani bersyukur pak sugeng masih memiliki rasa iba terhadap dirinya, ia sangat bersyukur hal buruk itu tidak terulang kembali, ia takut tidak bisa mengendalikan hasratnya jika itu semua terjadi, dan cendrung mengimbangi permainan pak sugeng. Itulah hal yang ia amat takutkan jika pak sugeng sampai memasukan kontol itu pada memeknya itu.

Di tengah rasa syukur rani itu. Tiba pak sugeng memulai pembicaraan "Maafkan saya mbak, saya khilaf, silahkan laporkan saya, saya siap menanggung segala resikonya" ucap pak bambang lemas, tetapi kontolnya masih berdiri dengan tegaknya. Rani diam saja dan tidak menjawab ia masih menutup matanya dengan kedua tangan nya. Pak sugeng memakluminya, "wajar saja jika mbak rani marah terhadapku" begitulah isi di benak pak sugeng. "Iya pak tidak apa2" tiba2 rani membuka suaranya. Mendengar jawaban dari rani itu pak sugeng sedikit legah dan menoleh kearah rani. Ia melihat rani telah membuka matanya seraya mengusap air matanya, kemudian rani bangkit dan mengambil posisi untuk duduk tanpa buru2 mengenakan pakaian nya. Pak sugeng melihat rani dalam posisi itu merasa gairahnya kembali meningkat. Bagaimana tidak posisi payudara rani yang montok itu seakan makin bulat menantang dengan posisinya duduk saat ini, tetapi ia buang jauh pikiran kotor itu. Meraka masih sama2 terdiam tanpa berkata apapun dan tanpa beranjak mengenakan pakaian mereka masing2, masih sama2 sibuk dengan pikiran nya masing2.

Ditengah mereka sama2 terdiam tiba terdengar suara ada yang mengetuk pintu. "Tok..tok...tokk.. mbak rani, permisi" kedua makhluk dengan tubuh telanjang itu sama2 kaget dibuatnya, mereka teringat bisa saja orang tersebut masuk kedalam karena saat ini pintu depan dalam keadaan terbuka. Maka meraka buru mengenakan pakainyan nya.
Rani langsung saja mengenakan baju terusan nya tanpa menggunakan bh nya lagi, sementara pak sugeng mengambil sarung tak jauh dari pintu dalam kamar.
Kemudian kedua nya berusaha menenangkan diri. "Mbak rani permisi" suara itu kembali terdengar dari depan sana. "Itu suara pak slmet" begitulah pak sugeng menerkanya, tanpa mengungkapkan nya pada rani. Kemudian dari dalam kamar rani menjawab "iya.. tunggu sebentar"
"Iya mbak" suara itu menjawab kembali. Rani kemudian menanyakan kondisi pakaian nya pada pak sugeng, kemudian pak sugeng memberikan jempolnya tanda pakaian rani aman2 saja da tidak dalam kondisi kusut, karena memang baju terusan rani terbuat dari bahan yang tipis dan lembut serta lentur.
Hanya saja dengan pakaian itu tubuh montok rani menjadi terekspos secara sempurna, apalagi tanpa bh seperti sekarang.

Kemudian rani bersiap untuk keluar. Sesaat sebelum keluar tangan rani dipegang oleh pak sugeng, "laporkan saja pada orang di depan sana mbak, saya siap menanti resikonya disini" kemudian pak sugeng melihat jam dinding di kamar rani, sekarang adalah pukul 10.10 malam, maka dia yakin itu adalah pak slamet yang datang untuk mengambil kopi, karena memang hari ini bukan jadwal pak sugeng, hanya dia saja yang berinisiatif untuk mengambilnya, sekalian bertemu dengan rani.

"Itu adalah pak slamet mbak dia kemari untuk mengambil kopi, silahkan saja mbak rani laporkan perbuatan saya tadi, dan saya siap menerimanya"
Rani tersenyum dan melepaskan pegangan tangan pak sugeng pada tangan nya, lalu ia pun keluar kamar dan menemui tamunya diluar. "Ehh pak slamet ya? Ambil kopi ya pak? Begitulah rani memulai pembicaraan.
"Iya mbak" jawab pak slamet singkat.
Rani: mari pak silahkan duduk menunggu di dalam, saya buatkan kopinya sebentar.
Pak slamet: iya mbak.
Rani: maaf ya pak tadi rani ketiduran, tunggu sebentar ya, rani buatkan kopinya.
Pak slamet: baiklah mbak.

Sementara didalam kamar, pak sugeng mengernyitkan alisnya. "Baru bangun tidur?" Dan ia tak mendengar lagi nada ketakutan dari suara rani saat berbicara dengan pak slamet. Tetapi dia aneh mendengar jawaban dari pak slamet hanya iya2 saja. "Hahaha pastilah ia juga terpelongo melihat penampakan mbak rani dengan baju itu" pak sugeng tersenyum penuh arti. "Slamet..slamet kasihan sekali kamu, aku sudah rasakan met" begitulah yang ada di dalam benak pak sugeng.

Tak lama setelah itu, ranipun kembali dari dapur dan membawa kopi menemui pak slamet. " Ini pak kopinya, dan ini cemilan ringan nya"
Pak slamet: baiklah mbak terimakasih, saya pamit.
Rani: iya pak sama2, semangat ya pak jaga malam nya, tambah rani.

Kemudian setelah itu terdengar rani menutup dan mengunci pintu depan rumahnya, dan berjalan kembali menuju arah kamar tempat pak sugeng berada.

Kemanakah rudi para suhu sekalian, kita tunggu di episode selanjutnya....

Pak sugeng izin rehat dulu....
 
Terakhir diubah:
Lanjut huu bikin pemeran utama Rani sama pak Sugeng aja gak usah gangbang2an lebih menegangkan berakhir main hati dan jatuh cinta lagi sama pasangan mesumnya.. ketulusan pak Sugeng bikin Rani jatuh cinta dan mereka melakukan hubungan itu sampai keduanya sepakat akan punya anak secara sembunyi dan lebih jauh lagi akan mulai uring2an sama suaminya dan cerai
 
Bikin Rani jadi slutty house wife aja.
Rani menjadi ratu di komplek perumahannya . Segala yg dia mau pasti dituruti para pria di komplek itu asal bisa ngewe dengan dgn Rani . Tanpa sepengetahuan suami nya
 
Waahhh makin dibuat deg deg an sama ceritanya hu, lanjutkan terus sampe title TAMAT suhu
 
Lanjut huu bikin pemeran utama Rani sama pak Sugeng aja gak usah gangbang2an lebih menegangkan berakhir main hati dan jatuh cinta lagi sama pasangan mesumnya.. ketulusan pak Sugeng bikin Rani jatuh cinta dan mereka melakukan hubungan itu sampai keduanya sepakat akan punya anak secara sembunyi dan lebih jauh lagi akan mulai uring2an sama suaminya dan cerai
Nah , ane juga mikirnya gitu....
Tapi saran nih ke suhu author nya.
Mending si Rani "berpetualang" dulu..
Sebelum akhirnya fokus ke 1.

Siapa ?.
Hanya suhu author yang tau...
Tapi ya sekedar saran aja. Hehe...

Seterusnya siapa yang tau??.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd