Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT ISTRIKU DAN "ASSET"NYA_REMAKE_TAMAT.

Terimakasih para suhu sekalian, sudah berkenan mampir di thread newbie ini, tetap mohon kritik dan saran nya ya hu, ane masih tahap belajar, walaupun gak ane bales satu2 tapi tetap ane baca ya suhu sekalian, Terimakasih..


LANJUTAN..


Pov rani:
Setelah mempersilahkan pak sugeng masuk kedalam, aku melihat dia segera duduk di kursi ruang tamu tanpa aku persilahkan, sepertinya pikirannya masih menerawang ke payudaraku ini apalagi tadi dia sempat merasakan kekenyanlan payudaraku dengan sikunya, dan benar saja pandangan nya belum lepas dari menatap payudaraku, " huhuhu dasar mesum" umpatku dalam hati. Posisi berdiriku pun masih berhadapan langsung dengan pak sugeng, hal ini semakin menambah liar tatapannya kepadaku, ingin rasanya aku kembali melingkarkan tanganku pada dadaku kembali tetapi, "ahh sudahlah setalah ini aku langsung masuk kamar saja beganti pakaian atau minimal memakai kembali bh ku yang tadi aku lepaskan" ucapku dalam hati dan aku juga berpikir kalaupun aku membelakangi nya ataupun posisi menyamping aku berpikir malah makin ke enakan dia bisa melihat bongkahan pantatku juga, yang rasanya dengan pakaian ini bulatan pantatku pasti tercetak dan menjiplak.

Karena pak sugeng hanya duduk dan berdiam saja, tidak seperti biasanya dia selalu ada saja omongan nya kala sedang berjumpa denganku, dan juga ia masih terus memandangi badanku dan seakan tak mau melepaskan pandangannya dari badanku, aku merasa seperti pandangan itu menelanjangi tubuhku. Maka aku duluan yang memulai pembicaraan.
Aku: pak sugeng mau rani buatkan kopi sekalian?
Pak sugeng pun tetap diam dan hanya melongo saja, maka aku kembali memanggilnya "Pak.. pak sugeng" barulah ia tersadar, serta menjawab yang membuat aku tersentak.
Pak sugeng: ehh iya mbak rani susu nya gede banget. Ucapnya membuat aku kaget.
Aku: ihh bapak ini apaan sih, di tanya apa jawabnya apa. hhuuuhhh. Tambahku sedikit cemberut.
Pak sugeng: aduhh maaf mbak rani maksud saya bukan begitu, maksud saya mbak rani ternyata cantik sekali.
Aku: ighhh bapak apa sihh, biasa aja rani mah pak.
Pak sugeng: aduhh ini mah gak biasa mbak, bapak aja dari tadi kayak tersihir melihat mbak rani malam ini, sensual banget ya. Tambahnya
Aku: ihhh udah2 ahh pak, dari tadi bapak rani perhatiin liatin badan rani terus, emang liat apaan sih pak? Tanyaku kesal. Sebenarnya aku kaget juga kenapa aku bisa bertanya seperti itu, bukankah aku sudah tau jawabannya, sedari tadi bukankah pandangannya tak pernah lepas dari payudaraku ini.

Kemudian pak sugeng dengan santainya menjawab.
Pak sugeng: ehhh ternyata mbak rani sadar toh.hehehe
Aku: yah sadarlah pak, orang bapak mandang nya gitu banget. Tambahku sedikit cemeberut dan memajukan bibir ku kedepan.
Pak sugeng: aduh mbak rani kalau cemberut gitu, makan bikin bapak gak kuat aja, apalagi bibirnya pake di manyunin segala. Tambahnya sengit.
Aku: aduhhh bapak ini gak kuat apasihh, jangan aneh2 deh pak, sekarang bapak mau minum apa? Nanti rani buatkan.
Tambahku agak sedikit panjang dan ingin segera mengakhiri percakapan ini, karena aku perhatikan sedari tadi tatap itu tetap sama, tak pernah lepas dari payudaraku selagi ia berbicara denganku.
Lalu pak segeng menjawab.
Pak sugeng: kopi aja deh yah mbak, biar bikin nya sekalian dan gak ngerepotin mbak rani. Tambahnya
Aku: yaudah ditunggu ya pak rani buatkan dulu. Jawabku
Pak sugeng; dengan senang hati mbak rani. Jawabnya

Aku pun melangkah meninggalkan pak sugeng di ruang tamu, tetapi aku sempat berpikir " aduh jika aku melangkah menuju ke belakang, maka pak sugeng bisa melihat dong belahan pantat montokku" aduhh bagaimana ini ya, pikiran ku berkecamuk. Kemudian aku putuskan tetap melakukan nya toh ini akan segara berakhir pikirku seraya aku berjalan meninggalkan dia. Namun disaat aku tengah berjalan meninggalkan pak sugeng, aku mendengar ia berkata.
Pak sugeng: mbak rani kopinya gak usah di kasih gula ya. Ucap pak sugeng.
Akupun menoleh kearahnya dan merasa sedikit aneh, kemudian aku bertanya.
Aku: kok tumben pak? Tanyaku
Pak sugeng: iya, pakai susu aja ya mbak, enak kayaknya kopi susu malam2 gini. Tambahnya
Aku: yaudah aku lihat dulu ya pak, takutnya susunya dah abis, belum belanja pak soalnya. Jawabku.
Pak sugeng: baiklah mbak rani. Jawabnya singkat.

Akupun berlalu meninggalkan pak sugeng sendirian di ruang tamu, menuju kamarku, samar2 aku mendengar dia berucap agak pelan, "aduhhh mbak rani kalau gak ada stok susu mah, biar aku sedot sendiri dari susu montokmu itu hagghh" keluhnya menghela nafas. Aku kaget mendengar hal itu, maka aku putuskan untuk berdiam sejenak mendengarkan ucapan apalagi yang akan ia lontarkan. Tetapi tak aku mendengar dia mengucapkan apa2 lagi, kemudian aku sedikit menengok ke ruang tamu dengan mengintipnya dari balik tembok pemisah ruang tamu dengan ruang tengah kami. Aku sangat terkejut dengan apa yang aku temukan, aku melihat pak sugeng menggosok selangkangannya keatas ke bawah sambil memejamkan matanya, tak lama dari itu, aku kembali mendengar dia berucap. " ughhh mbak rani, susumu montok sekali, belum lagi belahan pantatmu, aghh mentul sekali bokongmu itu, pasti enak kalau aku selipkan kontolku disana" ucapnya sambil terus menggosok selangkanganya, dan samar2 aku melihat sarung yang di gunakan pak sugeng menyembul ke atas, lalu aku berpikir " ighh sepertinya kontolnya berdiri tegak di bawah sana" akupun agak merinding mendengar ucapannya ingin meyelipkan kontol nya di belahan pantatku, kemudian aku menengok ke belakang memperhatikan belahan pantatku, " ughhh wajar saja dia berkata begitu, memang bongkhan pantatku sangat terkespos dengan menggunakan pakaian tidur ini" aduhh ini semua salahku kenapa malam ini aku menggunakan pakaian seperti ini, setelah ini aku harus segera menggantinya pikirku.

Karena aku merasa agak sedikit merinding melihat apa yang di lakukan dan di ucapkan pak sugeng, maka aku berniat segera mengakhiri perngintipan ini. Tetapi pada saat sudah beranjak menuju kamarku, aku mendengar pak sugeng berucap agak lumayan keras " agghhh lega sekali rasanya" akupun penasaran dengan apa yang ia lakukan, maka aku kembali ke posisiku semula dan mengintip apa yang kira2 dilakukan pak sugeng. Akupun terkejut bukan kepalang, aku melihat sarung pak sugeng sudah tersingkap ke atas, dan " ahhh aku melihat dia mengeluarkan kontol nya dari dalam sarung nya" akupun sangat terkejut mendapati hal itu, " agghh ini gila, kenapa dia berani berbuat seperti ini di dalam rumahku" pikiranku berkecamuk. Meskipun sebenarnya ini bukan kontol laki2 lain pertama yang aku lihat selain suamiku (kira - kira kontol siapakah itu?) tetapi tetap hal ini membuat aku sangat terkejut.

Aku yang masih belum hilang dalam keterkejutanku dan belum mampu mengontrol rasa kagetku ini, kemudian tambah di buat kaget setelah apa yang dilakukan pak sugeng di ruang tamu kami, aku melihat dia mengocok kontolnya dengan tetap memejamkan matanya, kemudian aku lihat di mencium siku sebelah kirinya dan berkata " ughhh masih terasa kekenyanlan nya, ahh bau susunya masih terasa" ucapnya.
Aku kemudian ingat bahwa siku itu tadi yang menyentuh payudaraku. " dasar gila" umpatku kesal. Sedari tadi aku belum fokus memperhatikan ukuran kontol pak sugeng, setalah aku memperhatikan nya, aku lihat kontol itu tidak berlalu jauh berbeda dengan ukuran kontol suamiku, hanya saja sepertinya punya pak sugeng lebih panjang sedikit. Akupun menggigit bibir bawahku seraya meraba memekku, " aghh ternyata dibawah sana memekku masih basah" ucapku dalam hati. Kemudian aku teringat dengan yang pernah di ucapkan suamiku tentang aku, apakah aku mau main dengan 2 kontol laki2 jika ukuran nya sama dengan kontol miliknya, "kontol pak sugeng sepertinya pas pa" ucapku tanpa sadar. Aku kemudian aku segera menutup mulutku dengan menarik tangan dari memekku, " ughh untung aku mengucapkannya pelan" legah ku dalam hati, tetapi aku merasakan lengket pada bibirku, ternyata ada cairan memekku yang menempel pada jariku. "Basah sekali" ucapku dalam hati.

Memang pak sugeng ini di usianya sudah kepala 5 tetap memiliki badan yang bersih terawat, sehingga pesona nya aku rasa masih mampu menaklukan wanita2 diluaran sana, " tetapi belum tentu aku bisa ya suhu, hehehheh". Dan walaupun tidak terlalu tinggi mungkin sama dengan suamiku, di tambah badan nya terlihat proporsional juga, karena badan nya yang cukup berisi tetapi tidak gendut dan perutnya juga tidak buncit, maklum saja pak sugeng ini keseharianya bekerja sebagai mandor panen di perkebunan di desa sebelah kami, hal itu mungkin membuatnya bekerja tidak terlalu payah, dan tentu memiliki uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nya, di tambah lagi mbak sumi istri pak sugeng juga memiliki usaha warung kecil2an di rumah nya.

Kembali ke posisi aku berdiri, aku masih terus menyaksikan pak sugeng, mengocok kontolnya dengan pelan sekali, kemudian aku lihat dia menekan pangkal kontolnya sehingga kontol milik pak sugeng mencuat dan menjelang tegak, " ughhh panjang juga, kalau dibegitukan" ucapku dalam hati saja. Dan tak lama aku mendengar pak sugeng berucap "kamu pasti sudah pegel ya didalam sana sedari kita sampe sini jon, sabar ya jon nanti kita tusuk2 memek mbak rani, aku yakin kamu suka jon dan memeknya pasti tebal sekali sesuai perkiraanku" ucapnya.
Aku kaget mendengar hal itu, kok pak sugeng berani sekali berkata begitu terhadap diriku, padahal selama ini baik aku maupun suamiku selalu bersikap baik terhadap dia maupun istrinya. Kemudian aku lihat pak sugeng berdiri membenahi sarung nya, dan aku makin melihat jelas kontol milik pak sugeng dalam posisi ia berdiri, " ugghhh memang lebih panjang dan sepertinya agak lebih besar dari kontol suamiku. Tetapi ada hal aneh yang aku lihat kemana Celana dalam pak sugeng? Kenapa dia langsung mengenakan sarung nya? Apa jangan2 dia datang kemari tak menggunakan celana dalam? Ahhh entahlah, aku tak sanggup memikirkannya saat ini, entah kenapa gairahku yang tadi sempat turun karena kehadiran pak sugeng yang mengagetkanku, kini tiba2 terasa naik kembali.

"Tidak-tidak ini tidak benar, aku harus mengalihkan nya" ucapku dalam hati, kemudian aku bergegas dan berlalu masuk kamar, untuk mengganti pakaianku ini, agar badanku tidak terlalu
terekspos lagi begini. Aku masuk kedalam kamar tanpa menutup pintu kamarku karena aku takut pak sugeng akan mendengar suara pintu yang aku tutup, lagi pula pintu kamar kami masih tertutup hordeng, sehingga seseorang dari luaran sana tak akan bisa melihat ke dalam sini, jika di tidak membuka nya secara sengaja. Lagipula aku tidak mau dia curiga kenapa baru masuk kamar sekarang ini, kemana saja aku dari tadi, sedangkan kalau dia mengira aku sedari tadi berada di dapur belakang sana, suara kompor pun tak terdengar aku nyalakan sedari tadi. pikirku penuh ketakutan, takut ia mengetahui kalau sedari tadi aku mengintipnya, karena memang rumah kami ini tidak terlalu besar, jadi kalau aku menyalakan kompor dibelakang sana untuk memanaskan air tentu suara nya akan terdengar sampai ke depan sini juga dan tentu sampai juga terdengar ke ruang tamu kami.

Setelah di berada di dalam kamar, aku tak langsung mengganti pakaianku, aku hanya berdiri mematung saja. Pikiranku masih terbayang dengan apa yang aku lihat di ruang tamu tadi, aku masih terbayang kenapa pak sugeng sampai begitu nekatnya melakukan itu di dalam rumahku, bahkan dia sampai mengocok kontolnya di depan sana dan yang lebih parah dia datang kesini dengan menggunakan sarung tanpa menggunakan celana dalam di baliknya, "aghh sebegitu menarik kah body ku ini sampai dia melakukan hal itu?" Pikirku. Lalu akupun berjalan menuju kearah cermin di kamarku, aku melihat dengan seksama bentukan badanku ini, "hmmm seksi sekali ternyata" aku melihat susuku di balik bajuku ini, ternyata menjiplak sekali jika digunakan tanpa bh belum lagi ukuran payudaraku yang memang membusung besar, di tambah lagi puting susuku masih mengeras pada saat berhadapan dengan pak sugeng tadi. "Hmm wajar saja kalau dia bergairah melihat payudara montokku ini" pikirku memakluminya. Lalu aku memutar badanku melihat bentukan bongkahan pantatku, ternyata tercetak membulat mentul dibawah sana, "wajar saja pak sugeng ingin menyelipkan kontol nya di belahan pantat montokku" ucapku dalam hati seraya tersenyum. Lalu aku mengangkat bajuku keatas, tersembul lah payudara montokku, melihat payudaraku sendiri aku sedikit berdesir "ughhh bagaimana jika pak sugeng melihat paudaraku ini secara langsung tanpa penghalang ya?" Pikiranku melayang tanpa sadar, pasti ia akan sangat bersemangat menyelipkan kontolnya di belahan susuku ini, belum lagi jika ia menyelipkan kontolnya di belahan pantatku, pastinya kontol pak sugeng juga akan menyentuh belehan memekku yang basah ini. "Aghhh apasih yang aku pikirkan" ucapku tersadar.

Aku tak ingin semua ini terus berlanjut, aku tak ingin pikiranku semakin berkecamuk liar. Maka aku putuskan untuk membuka bajuku dan ingin segera memakai kembali bh ku. Lalu aku membuka baju yang aku gunakan dan bertelanjang saja di dalam kamarku dengan hanya menggunakan celana dalam saja, karena baju yang aku gunakan adalah baju terusan langsung. Aku berjalan telanjang sambil mencari bh ku "aku letakkan dimana tadi ya?" Aku coba mengingat2, barulah aku teringat aku meletakkan di bawah bantal tadinya, akupun berjongkok mengambil bh ku dan segera aku mengenakan nya. Lalu aku berpikir "apakah aku harus mengganti baju ini ya?" tetapi ahh sudahlah biarkan saja toh aku sudah menggunakan bh, walaupun payudaraku masih menyembul dengan menggunakan baju ini tetapi setidaknya putingku sudah tidak menjiplak lagi seperti tadi.

Setalah selesai mengenakan pakainku aku segera beranjak untuk keluar kamarku untuk segera membuatkan kopi. Tetapi tunggu dulu kok seperti ada bayangan seseorang yang berdiri di depan hordeng kamarku, karena hordeng ini tidak terlalu tebal dan pencahayaan di kamar ini cukup terang, maka aku cukup jelas melihatnya. "Apakah itu pak sugeng? Sejak kapan di berada disitu? Dan apakah ia melihat aku bertelanjang tadi?" Pikiranku berkecamuk.
Tetapi tak lama dari itu aku melihat bayangan itu bergerak meninggalkan depan kamarku.

Akupun keluar kamar dan melihat sebentar ke ruang tamu, dan aku temukan pak sugeng sedang berdiri di muara pintu depan rumah kami menghadap keluar, maka akupun tak memanggilnya dan segera meninggalkan nya ke dapur untuk membuatkan kopi.


Bersambung ya suhu....
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd