Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Ipar-Iparku (Tamat)

Berhubung kesibukan yg semakin padat apdetnya sedikit2 atau ditunggu urusannya beres?

  • yang penting apdet aja dulu. biarin kalo bisanya dikit

    Votes: 209 62,0%
  • sekalian diselesaikan dulu urusannya

    Votes: 128 38,0%

  • Total voters
    337
  • Poll closed .
Udah ada 3some...
Ga sabar pengen tahu siapa saudaranya Arni...
???
 
cerita agan memang top markotop.

ditunggu updatenya lagi.

ceritanya selalu membuat "tegang".

jgn lama2 updatenya agar "ketegangan" gak hilang.
 
baru baca, gak nyangka ceritanya super duper jeder...
suhu, bisikin obatnya dong... pengen coba...
 
Itu kok bisa sama Rahma? #setiamenunggu #penasaran #semangatsuhu
 
Mumpung lagi break ngetik sejenak. mending apdet dulu. Maaf kalau belum bisa memuaskan.

ENAM BELAS
“Assalamu alaikum……..”

“Wa alaikum salam…….”

Tiga suara yang berbeda menyambut ucapan salamku sesampianya aku di rumah Ima yang lebih megah dari rumah sederhanaku. Tampak Ani, Arni dan Ima sedang sibuk ngerumpi di ruang tengah sambil melihaat Riva dan Faqih yang juga tengah sibuk bermain. Arni segera bangkit menyalamiku, dan kukecup ringan keningnya dua kali. Memang kami punya ritual yang semakin menambah kecintaan kami berdua. Setiap berangkat keluar rumah Arni selalu mengecup ringan keningku dua kali dan setiap aku tiba aku yang mengecup keningnya dua kali. Setiap dia pergi giliran aku yang mengecup keningnya dua kali dan setiap di datang dia yang mengecupku dua kali. Memang sudah kebiasaan. Satu-satunya dari keempat pasangan suami istri bersaudara ini hanya kami yang melakukannya. Yang lain hanya salim dan cium tangan saja.

“Eh, Kak Ani Kapan datang?” tanyaku seraya menghempaskan tubuhku ke sofa. Rasa lelah dan penat karena pekerjaan menjadi berkurang setelah melihat Arni dan juga tentunya Ani.

“Tadi sore, Kang.” Jawabnya datar. Ku lirik sedikit Ima yang sudah mulai agak membuncit karena hamil empat bulan. Dia sedang sibuk membaca majalah tentang kehamilan dan persalinan.

“Trus Papanya Faqih mana?”

“Udah pulang. Malam ini dia masuk shift monitoring jam 11.”

“Ohhh…. Minoritas deh.”

“Sayang udah makan?” Tanya Arni.

“Belom. Tadi gak sempat singgah. Emang ada makanan?”

“Aku gak masak. tadi Cuma makan masakan sisa tadi siang.” Jawab Ima sekedarnya. Ima adalah iparku satu satunya yang tomboy. Meskipun demikian, kecantikannya tidak kalan dengan ketiga kakaknya. Aku agak heran juga ketika ku dengar dia mau menikah karena saking tomboy nya sampai-sampai kusangka dia itu penyuka sesama jenis. Ternyata aku salah.

“Mending kamu mandi aja dulu, Yang. Pasti kamu penat, Kan?” kata istriku.

“Iya juga sih. Ima, aku mau mandi ya?”

“Di lantai dua aja kang. Kamar mandi di sini mampet semua. Tadi aku udah nelpon tukang ledeng tapi katanya besok aja.” Jelas Ima.

“Masak lantai dua jadi baru lantai satu mampet?” tanyaku.

“Kan beda saluran atuh, Kang” jawab Ima.

“Ohhh....Ada handuk?” tanyaku.

“Ada di atas” jawab Ima singkat.

Aku segera bergegas ke lantai dua untuk mandi. Rumah Ima dan suaminya tergolong besar untuk mereka berdua. Terdiri dari dua lantai dengan luas bangunan sekitar 500 m2. Wajarlah, pekerjaan suami juga elit. Di lantai dua ini ada tiga kamar yang semuanya tidak berpenghuni. Aku masuk ke salah satu kamar untuk melepas pakaianku dan mandi karena di setiap kamar ini ada kamar mandi.

Aku tinggal memakai handuk saja yang melilit perut bagian bawahku dan segera masuk ke kamar mandi. Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan ku lihat Ani masuk ke dalam kamar. Matanya menatapku tajam dan seolah tidak bersahabat. Tanpa bicara dia langsung menarik handukku dan melemparnya ke ranjang menyisakan tubuhku yang telanjang bulat di depannya. Ani segera berjongkok di depanku tanpa bicara langsung meraih batangku.

“Kamu nekat, Ni.” Bisikku.

“Biarin”

“kalo ketahuan gimana?”

“Gak bakal. Percaya deh” kemudian Ani segera memasukkan batangku ke mulutnya. Tetapi tidak sampai sedetik dimuntahkannya lagi.

“Huekkk…..”

“Kenapa, Ni?”

“Batangmu habis masuk memek lagi, Kan?” tanyanya sambil menengadah menatapku tajam. Eh, tunggu. Ani bilang memek? Sejak kapan dia pintar bicara begitu? Tapi kok dia tau batangku dua jam yang lalu baru selesai menggarap Rahma padahal sudah ku cuci dengan sabun?

“Ehhh…Anu….Itu…..”

Aku tergagap. Entah aku harus memberi alasan apa ke Ani. Sepertinya dia cemburu. Tapi kan miliknya adalah yang kedua setelah milik Arni. Lalu kenapa dia mesti cemburu?

“Akkhhh……Anii…..”

Tiba-tiba Ani menggigit kepala senjataku dengan gemas dan agak keras. Terang saja aku sakit. Untungnya tidak sampai teriak.

“Rasain……dasar penjahat”

“Awww…..sakit, Ni…..”

Ani menggigit kepala batangku sambil mencubit batang yang tidak masuk ke mulutnya.

“Biarin……biar mampus nih kontol sialan” Lalu dengan gemas Ani mencabut sehelai rambut kemaluanku.

"Akkhhh....Ani....Sakit tau...."

"Bodo amat.....dasar penjahat kelamin, kamu, Kang. Hayo ngaku. Tadi kamu ngentot siapa?"

Aduh.....ngaku nggak ya? Ah. Aku menjadi dilema.

"Siapa....!!!!"

"Awwwwhhh.....Iya...iya....namanya Rahma"

Ani mencubit batangku dengan gemasnya hingga aku harus mengakui perbuatanku di kantor.

"Rahma....Siapa, tuh?"

"Temen kantor....."

"Hmmmm.....Kamu tuh ya, Kang. Udah punya istri cantik, ipar cantik, masih aja ngentotin orang lain. Dasar otak selangkangan....!"


Setelah berkata begitu, Ani kemudian memasukkan lagi senjataku kedalam mulutnya. Masuk sepenuhnya! Untuk beberapa saat dia mendiamkannya di dalam mulunya, hingga kemudian dia mulai mengulum dan menyedot batangku dengan tempo cepat. Nikmatnya tak terperi. Tapi di sela rasa nikmat yang merasukiku, ada sedikit yang mengganjal di dalam kepalaku, Ani juga sudah pintar ngomong kontol. Wow. Iparku ini mengalami kemajuan.

“Hegggg…..Gkhhokhh….Srrrlllppphhh.....” perpaduan liur dan batangku dalam mulutnya. Sesekali dia menatapku dan mengedipkan sebelah matanya lalu kembali mengulum batangku. Di keluarkannya batangku lalu digenggamnya. Dijilatinya sekujur batangku lalu dimasukkannya lagi ke dalam mulutnya yang mungil. Liurnya meluber membasahi sudut bibirnya dan turun ke dagunya yang mungil dan putih. Sungguh sebuah pemandangan yang luar biasa.

"Ghassaing...Hammoo Hanngggg....." ujar Ani. Sepertinya dia ingin mengatakan Rasain kamu Kang.

Aku gemas. Ku jambak rambutnya dan kugerakkan kepalanya. Kedua tangannya membelai kedua pahaku yang sedikit mengangkang di depan wajahnya. Wow. Ani memperlakukan batangku dengan luar biasa. Ku lihat ke bawah rupanya salah satu tangannya kini telah meremas sendiri dadanya. Libidoku semakin meledak. Ingin rasanya kuhajar selangkangan iparku ini sekarang juga.

“Ssshhhh….Aniiihhhhh….Ohhhhh……”

Racauku hampir tak tertahan. ku gerak-gerakkan pantatku memutar, karena orgasmeku sepertinya akan segera datang, padahal belum sepuluh menit Ani mengerjai batangku. Ani semakin semangat mengulum batangku. Malah jari-jarinya yang lentik menggelitik bijiku dan rasanya sangat nikmat. Ku pejamkan mataku dan kunikmati setiap hisapan dan sedotan mulutnya. Hampir saja orgasmeku meledak ketika tiba-tiba Ani melepaskan mulutnya dan bangkit. Dikecupnya ujung hidungku dengan lembut.

“Sana mandi. Bau kamu” katanya sambil meninggalkanku yang menggantung. Ah, sial.

Bersambung
 
Penasaran sama si Rahma dan temen2 kantor yg lain gan

Pasti karna obat perangsang
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd