Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Hamidah dan Anaknya

Tubuh Seksi Ratna (+Video Ilustrasi)


Ratna mendorong pintu kamar Anwar yang tak dikunci. Anwar dengan cepat mencabut penis dari vagina ibunya dan menutup tubuhnya dengan sarung. Hamidah langsung menurunkan roknya.


Tapi semua terlambat, Ratna memergoki Anwar menindih ibunya. Kamar Anwar jadi hening sejenak. Ketiganya saling menatap mata.


“Ibu akan menjelaskan semuanya, nak,” kata Hamidah sambil merapikan bajunya.


“Maaf kak,” kata Anwar.


“Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi. Tidak ada yang perlu dimaafkan,” kata Ratna dengan nada yang dingin.


Hamidah dan Anwar terdiam dan saling memandang sejenak, lalu melihat ke arah Ratna lagi.


“Masih belum selesai kan? Lanjutkan aja,” ucap Ratna.


Kemudian Ratna keluar dari kamar Anwar dan menutup lagi pintunya.


Hamidah dan Anwar jadi bengong. Keduanya bingung dan tak percaya dengan respon Ratna yang sudah memergoki perbuatan terlarang antara ibu dan anak ini.


“Gimana bu? Kak Ratna pasti marah besar melihat kelakuan kita,” ucap Anwar.


“Kamu diam aja, biar ibu yang akan menjelaskan,” kata Hamidah.


Hamidah kemudian keluar dari kamar Anwar. Nampaknya Ratna sudah masuk ke kamarnya. Hamidah pun kembali ke kamar Anwar.


“Biar besok ibu jelaskan ke kakakmu. Kalau sekarang, tambah jadi ribet nanti. Khawatir adikmu bakal tahu juga,” ucap Hamidah.


Anwar hanya mengangguk saja.


“Ayo lanjutkan,” ucap Hamidah.


“Masih mau dilanjutkan bu? Anwar bingung, ibunya masih kepikiran melanjutkan permainan meski sudah kepergok kakaknya.


“Iya, sudah tanggung,” kata Hamidah. Ia kemudian membuka sarung Anwar. Ia mengulum dan mengocok penis anaknya hingga bangun lagi.


“Ayo tuntaskan,” ucap Hamidah. Ia langsung kembali rebahan dan melebarkan kakinya.


Anwar pun menuruti kemauan ibunya. Ia menuntaskan tugasnya. Ia menyemburkan spermanya ke rahim ibunya.


Permainan malam itu selesai. Mereka tidur di kamar masing-masing.


***


Pagi hari, hanya tinggal Anwar dan Ratna di rumah. Hamidah sudah pergi ke pasar. Sementara anak terakhir Hamidah sudah berangkat ke sekolah.


Anwar keluar dari kamar untuk pergi mandi. Namun ia mendengar suara siraman air dari kamar mandi. Ratna sedang mandi.


Pagi itu, tiba-tiba pikiran kotor Anwar muncul. Ia mencoba mengintip kakaknya mandi.


Anwar pelan-pelan mencari lubang agar bisa mengintip kakaknya. Tanpa bersuara ia berhasil menemukan lubang untuk melihat kakaknya.


Anwar terkagum dengan tubuh kakaknya. Ia terus menikmati tubuh kakaknya. Tanpa terasa, penisnya berdiri.


Setelah Ratna mau menyelesaikan mandinya, Anwar mengakhiri mengintip kakaknya. Biar tidak curiga, ia kembali ke kamarnya.


***


Mendengar suara langkah kaki Ratna dari kamar mandi, baru Anwar keluar dari kamarnya.


Di ruang tengah ia berpapasan dengan Ratna yang sudah selesai mandi. Ratna hanya membalutkan handuk di tubuhnya.


Anwar memperhatikan tubuh kakaknya yang seksi dan menggoda selesai mandi. Tubuhnya masih sedikit basah. Rambutnya juga masih basah. Aroma sabun dari tubuh Ratna bikin libido Anwar naik pagi itu.


“Kak, aku mau ngomong sebentar,” Anwar memberanikan diri menegur kakaknya.


Ratna menghentikan langkahnya. “Mau ngomong apa lagi, soal semalam?” tanyanya dengan nada agak tinggi.


“Iya, itu ibu dulu yang minta begituan tadi malam,” jawab Anwar.


“Aku gak butuh alasan. Itu urusanmu dengan ibu. Sekarang jangan sampai adik tahu, apalagi orang lain juga tahu. Itu jadi aib di rumah kita,” tegas Ratna sedikit marah.


Sambil mendengar jawaban kakaknya. Anwar terus memandangi tubuh Ratna. Pikiran kotornya muncul untuk menikmati tubuh kakaknya juga.


“Tadi malam kakak sudah melihat langsung kan kita berhubungan. Apa kakak mau juga?” Anwar memberanikan diri menanyakan hal konyol ke Ratna yang sedang marah.


Ia berani tanya begitu, karena tadi malam Ratna saat memergoki Anwar berhubungan badan dengan ibunya, malah suruh melanjutkan.


“Kamu jangan gila ya. Kamu sudah meniduri ibu, sekarang mau sama aku. Jangan macem-macem, awas ya, bisa kubunuh kau,” kata Ratna semakin marah.


Anwar hanya diam saja.


“Jangan-jangan kau juga punya pikiran kotor ke adikmu. Sudah, cukup ibu saja. Jangan sampai punya niatan juga ke aku atau adikmu. Ingat, akan kubunuh kau, kalau ada rencana macem-macem,” Ratna terus marah sambil menuding Anwar.


Anwar hanya menunduk. Ia takut dengan respon kakaknya.


“Sekarang, apa yang kamu lakukan dengan ibu, mau diteruskan atau tidak, itu urusanmu sama ibu. Aku akan pura-pura tidak tahu,” ujar Ratna.


Ratna pun meninggalkan Anwar. Ia berjalan ke kamarnya untuk ganti baju dan siap-siap berangkat kerja.


(Bersambung)
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd