Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Hamidah dan Anaknya

#21 Ibu Sudah Tidak Tahan (+Video Ilustrasi)

Hamidah pun memberikan alasan ke anak perempuannya, Ratna, agar hubungan terlarangnya dengan anak laki-lakinya, Anwar tidak dicurigai.

“Adikmu kemarin itu bilang nggak enak badan. Mangkanya ibu coba lihat keadaannya. Kok belum tidur, coba ibu suruh cepat tidur, agar segera cepat sehat lagi,” kata Hamidah mengelak.

“Oh, ya udah bu,” ucap Ratna.

“Ibu mau ke kamar dulu aja,” kata Hamidah. Berharap Ratna juga pergi ke kamarnya.

“Ratna juga mau tidur juga kok, bu,” jawabnya.

***

Hamidah menunggu beberapa menit di kamarnya. Ia berharap Ratna sudah masuk ke kamarnya dan tidur. Ia sudah tahan malam itu, kembali ingin mendapat jatah dari anaknya, Anwar.

Hamidah keluar dari kamarnya secara pelan-pelan. Ia mengecek di seluruh ruangan, memastikan Ratna sudah masuk ke kamarnya.


Ketika merasa sudah aman, ia mengendap-ngendap ke kamar Anwar. Ia dorong pelan-pelan pintu kamar Anwar.

“Ssssstttt,” jari telunjuk Hamidah di bibir. Mengisyaratkan agar Anwar tak bersuara.

Pelan-pelan Hamidah menutup kembali pintu kamar anaknya.

“Ayo cepetan, ibu sudah tidak tahan,” bisik Hamidah di telinga Anwar.

“Kak Ratna apa sudah tidur?” tanya Anwar ikut berbisik.

“Gak tahu, yang penting kita jangan berisik,” ucap Hamidah.

“Nanti kalau Kak Ratna keluar kamar lagi gimana?” tanya Anwar ketakutan. Karena sebelumnya, hampir keduanya ketahuan lagi enak-enak di kamar.

“Ibu gak usah copot baju, kalau Kak Ratna bangun, jadi gak repot kita cepet-cepet pakai baju. Nanti kamu tinggal pakai sarung aja kalau Ratna bangun,” ujarnya.

Hamidah pun langsung melucuti baju anaknya. Ia bikin Anwar bugil. Langsung Hamidah mendorong tubuh Anwar agar rebahan di kasur. Ia langsung melahap penis Anwar dengan rakus.

Ia jilat penis Anwar hingga tegang. Anwar kembali dibikin enak oleh ibunya.

“Uhhh,” desah Anwar.

“Jangan keras-keras desahnya,” bisik Hamidah.

Anwar pasrah dengan kelakuan ibunya malam itu. Ia awalnya sebenarnya kurang bergairah untuk menggauli ibunya. Apalagi baru kemarin malam berhubungan dengan ibunya.

Ditambah, rasa gairah Anwar pada tubuhnya mulai berkurang. Tak seperti dulu. Saat ini, ia hanya menuruti kemauan ibunya saja. Ia hanya melayani nafsu ibunya saja. Ia tak mau ibunya marah jika menolak ajakannya.

Hamidah terus menjilati dan mengulum penis Anwar. Penis Anwar sudah tegang dan keras total. Siap untuk memuaskan ibunya.

Saat itu hanya Anwar yang telanjang bulat. Hamidah tetap memakai rok dan baju.

Hamidah sudah puas mengulum penis anaknya. Saatnya kini penis itu memuaskan vaginanya.

Hamidah mengangkat roknya. Ia tidak memakai CD. Kemudian ia tiduran di tepi kasur Anwar. Ia membuka kedua kakinya lebar-lebar hingga vagina terlihat bebas di mata Anwar.

“Ayo cepat masukin,” kata Hamidah.

Penis Anwar yang sudah tegang, tak perlu menunggu lama untuk melaksanakan komando dari ibunya.

Ia segera berdiri dan mengarahkan penisnya ke mulut vagina ibunya. Pelan-pelan ia mulai memasukkan penisnya.

“Blesssss,” penis Anwar sudah masuk ke lubang kenikmatan ibunya.

“Ahhhh,” Hamidah mendesah pelan.

Anwar pun kemudian memaju-mundurkan penisnya.


“Enak nak?” tanya Hamidah.

“Enak, bu,” jawab Anwar.

“Anak kurang ajar, ibu sendiri ditiduri tiap hari,” ricau Hamidah sambil menikmati genjotan anaknya.

“Kan ibu sendiri yang minta,” ucapnya sambil tersenyum.

“Ayo terus genjot. Ahhhh,” desah Hamidah keenakan.

“Ssssttt. Jangan keras-keras suaranya, nanti kakak bangun,” kata Anwar.

Hamidah reflek menutup mulutnya. Hamidah tak sadar, keceplosan mendesah kuat akibat sodokan penis Anwar.

Ibu dan anak itu pun kembali menikmati dosa besar malam itu. Keduanya terbuai dalam jeratan cinta terlarang.

“Mau ganti gaya bu?” tanya Anwar.

“Gak usah, ayo cepat keluarin di dalam. Cepat selesaikan. Takut ketahuan kakakmu,” kata Hamidah.

Anwar pun langsung memompa vagina ibunya dengan cepat. Ia akan menyelesaikan permainan malam itu dengan ibunya.

Anwar sudah mau mencapai puncak kenikmatan. Ia menggenjot vagina ibunya lebih kencang lagi.

“Uhhhh,” desah Hamidah sambil. Ia kemudian menarik tangan Anwar agar meremas payudaranya.

“Ahhhhhh,” Anwar ikut mendesah.

Ibu dan anak ini, sudah dibawa kendali nafsu.

“Tok… tok… tok…,” suara pintu kamar diketok dari luar.

Hamidah dan Anwar langsung panik.

(bersambung)
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd