Suhu @bekhi sang TS emang juara motong scene-nya. Eh tapi bukan cm soal bikin penasaran. Keliatan bgt suhu penulis pro. kalimat² aktif yg singkat dan padat sangat mendominasi, penulisan bahasa baku yg tepat. Nih mesti anak bahasa, atau paling gak wartawan/editor senior.
Chika, kucingnya Ka Rani dan Mas Yusuf kan lucu banget.
Pas aku kya kya liat dia, Ka Rani ketawa kenceng banget. Dan, mas Yusup malah natap heran gitu.
sebel…
-____-
Napa sih suka gitu sama aku.
Emang aku ini anak kecil banget ya.
-_____-
KZL KZL KZL KZL KZL KZL KZL KZL KZL
Sabtu, Nopember, 2013
Hihi, kayaknya Ka Rani tahu deh kalo aku marah.
Tadi dia ngebikinin puding, sambil minta maaf.
Dia ga bilang aku kayak anak kecil sih, tapi kyut gitu katanya…
(´̩ε `̩ )
Aku suka Ka Rani, dia bener bener dewasa…
Hihi...lagian, kayaknya PMS deh aku kemarin….
Minggu, Nopember, 2013
Ah iya, Mer… aku mau cerita tentang Ka Rani
Tapi...sssssstttt…. jangan cerita siapa siapa yah…
>.<
Surabaya, sekitar bulan Juni tahun 2005.
Hujan gerimis tak menyurutkan gerakan lautan manusia yang sedang menari dan bernyanyi di bibir pagar batas penonton dan panggung pertunjukan. Sebuah band rock nasional yang sedang naik daun sedang berpentas di sana.
Sejam kemudian, di antara kerumunan penonton yang mulai memudar, terlihatlah seorang gadis dengan rambut pendek bergaya tomboy dikelilingi beberapa kawan cowok yang rata rata gondrong. Hingar bingar musik rock baru saja selesai, peluh keringat sudah menghapus butiran air langit yang segera menghilang setelah raungan gitar pertama dimulai beberapa waktu lalu.
“Hosshh...capek rek… Istirahat dulu” ujar seorang kawan kepada si gadis. Gadis itu, meski menggunakan baju kaos longgar berwarna hitam, tak mampu menutupi kedua buah dadanya yang terlihat membusung.
Rani, si gadis, menarik lengan si cowok gondrong tersebut, mengajaknya berjalan kembali sambil tertawa.
Sambil bersungut sungut, tangan si gondrong merangkul pundak Rani. Dan kepala Rani-muda, bergerak menerima rangkulan si gondrong dengan mesra.
~ ~ ~
Meeerr, ini aku tulis pelan pelan loo… Seriuuuuss….
Pengen gegaya novel gitu ih…
>.<
Lanjut yaa…
Tomi, nama si cowok gondrong tersebut, (eh Mer, ini nama palsu...habisnya… Ka Rani ga mau kasih tau nama sebenernya >.< ).
Mereka berlima, empat cowok dan Rani. Keluar masuk konser musik rock memang jadi kebiasaan baru Rani. Tomi, gitaris sekaligus vokalis dari band sma-nya, yang selalu mengajak dia.
“bro...kita duluan ya… “ Tomi melambaikan tangan ke tiga temannya di parkiran.
Rani cuma melambaikan tangan sambil tertawa sebelum berlalu di boncengan motor Tomi.
~ ~ ~
Matahari sudah kembali bersinar terang mengusir awan kelabu yang sesiang hinggap di seputaran surabaya. Di kompleks perumahan, pinggir kota, dua orang manusia sedang asyik bercengkerama.
Hentakan musik rock terdengar keras keluar dari satu set speaker berukuran lumayan besar. Di depannya, dua insan sedang duduk canggung di atas hamparan karpet yang menutup hampir separuh dari ruangan kecil tersebut.
Bau rokok tercium keras, menyengat. Jelas, kamar ini adalah kamar Tomi. Cowok teman sekolah Rani tersebut memang hanya tinggal berdua dengan ibunya. Ayahnya sudah meninggal lebih lima tahun sebelumnya.
Tomi duduk bersandar dinding, Rani bersimpuh di depannya, sedang membuka buka majalah musik. Sepertinya memang tidak fokus, gadis itu membuka halaman demi halaman terlalu cepat. Degub jantung gadis itu memang berdetak jauh lebih cepat.
“Ran… Kamu marah?”
Gadis itu menggeleng. Tak tahu, Rani tak tahu harus bagaimana. Baru kali ini gadis itu merasakan ternyata bibirnya bisa memberikan efek yang sangat luar biasa.
Tomi mencoba mendekat ke arah leher dari samping. Tepat di tempat yang ternyata sangat lemah buat Rani. Sangat lemah, bahkan Rani pun tak tahu.
Darah Rani mendesir cepat. Rasa geli di lehernya tanpa disadari membuat dia melenguh panjang. Bahkan Rani kaget sendiri ketika mendengarnya seakan mendesah hebat.
“Toom...stop…” Rani berusaha keluar dari pelukan.
Gadis itu menggeliat. Kedua telapak tangannya memegang pipi Tomi. Dua pasang bibir kembali bertaut, pelan namun pasti.
Tomi memiringkan kepalanya, melumat habis bibir Rani yang basah. Mereka berdua saling berpagut, mengecap bibir pasangannya, hingga seakan waktu berhenti.
Dengan nafas terengah-engah, gadis cantik berambut pendek di depannya, mendorong dada Tomi.
“ Udah ya Tom…. Anterin aku pulang. “
Tomi gelagapan. Dia juga tak menyangka bisa sejauh ini. Baru dua minggu kemaren, Tomi menyatakan cinta. Dan ini jugalah pengalaman pertama Tomi. Baru kali ini remaja tanggung berambut gondrong tersebut sedekat ini dengan mahluk bernama cewek.
Proses pdkt Tomi memang tak terlalu lama, tapi sebagai teman sekolah, intensitas mereka bertemu memang cukup tinggi. Ditambah dengan hobi musik dari kedua remaja tersebut cenderung se-genre.
Dari musik, turunlah ke hati. Wawasan musik Tomi yang luas, serta kelihaiannya bermain gitar membuat mereka dekat. Lalu, timbullah percikan asmara di antara mereka. Kisah yang cukup gampang ditebak pada dasarnya.
Sambil mengamati langit langit kamar, khayalan Rani terbang kemana mana. Tomi, bisiknya perlahan sambil tersenyum. Degub jantung yang tadi dirasakan saat bibirnya dicium, hembusan nafas mereka, masih terasa.
Perlahan wajah Rani memerah, malu. Ciuman pertama Rani.
~ ~ ~
Iiiiihh...Meeeerr….. aku jadi inget ciuman pertamakuuuu…. >.<
Di balkon hotel gitu Mer duluu...pas perpisahan kelas.
Udah dulu ah… besok lagi cerita Ka Rani nya.. ngantuuuuuuukkkk…
Dadah Merlyyyynnn….
Rabu, Nopember, 2013.
Mer, Ka Rani tadi cerita lagi… Dia bener bener cinta mati sama Mas Yusup.
Seneng deh, kalo liat pasangan gitu. Aku juga pengen…
Aku besok pengen punya suami yang bisa bikin aku meleleh gini ih… Kayaknya damai banget gitu…
Nah...nah...nah…
Baru aja diomongin… Dasar Ka Rani ih, aku lama lama curiga deh sama Ka Rani.
Jangan jangan dia sengaja teriak teriak gitu biar kedengeran aku ih….
Tuh liat Mer, lampu ruang keluarga dimatiin, tapi lampu dapur nyala .
Naaahhh...itu tuh, keliatan tuh badan Ka Rani.
Ih, gede lo Mer teteknya…
Aku mah separonya doang kali ya…
-____-
Napa sih tetekku ga bisa segede Ka Rani…
Sebel…
Nah loh, jatuh deh...sukuuuurrr….
Eh bukan jatuh, emang gantian Mer… Sekarang yang keliatan Mas Yusup di atas Mer.
Elena kau nichh.. nulis diari sambil berfantasi.. belum tau bagaimana perasaan mu sebenarnya.. hanya terkesan pada pasangan muda itu atau enggg??? ntah lah belum cerita juga..
dasarr memang kebiasaan mass Ucup dengan istrinya itu,, ngiming-ngiming sajaa