Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[donjuanxxx story 2] : Gara-gara mati lampu

donjuanxxx

Suka Semprot
Daftar
16 Dec 2015
Post
12
Like diterima
25
Bimabet
Hallo para suhu sekalian, kali ini newbie akan mencoba untuk kembali bercerita tentang pengalaman seksual Doni, sang Don Juan KW. Namun kali ini newbie akan bercerita dari sudut pandang yang berbeda dari story yang pertama. Kesamaan nama dan tempat ada tanpa faktor kesengajaan, mohon dimaklumi. Kesalahan penulisan kata dan maksud juga mohon dimaklumi. Kalo memang tulisan newbie kurang menarik, mohon masukan para suhu sekalian. Newbie hanya mencoba untuk berkarya dan menghibur para suhu. Terlepas dari true story atau tidaknya cerita ini.
Enjoy…!!

;)


*******


Senja berangsur menghilang mulai ditelan malam, waktu menunjukan hampir pukul 7 malam di suatu kota kecil, yang terletak di ujung wilayah Indonesia. Suatu kota yang jarang diketahui oleh kebanyakan orang. Penduduk yang tidak terlalu banyak dikota itu membuatnya terasa begitu sepi pada saat malam hari. Pendatangpun bisa dihitung dengan jari setiap hari nya. Karena untuk mencapai kota tersebut, harus menggunakan kapal feri selama 4 jam dari pelabuhan kota besar. Jarang terdapat bangunan besar di kota itu, kecuali kantor kepala daerah dan satu hotel tanpa bintang.

"Hotel Pesona" itulah nama yang tertera di atas sebuah bangunan yang lumayan besar di tengah kota sepi itu, satu-satunya hotel yang ada di kota itu. Hotel ini memiliki kamar yang hanya 30 pintu saja, itupun tidak pernah penuh selama ini. Semua kamarnya berbentuk sama, berukuran 6x5 meter, dengan dua kasur springbed seukuran single bed, dipisahkan meja kecil diantaranya, ditambah satu buah meja lagi berhadapan dengan kedua tempat tidur untuk meletakkan TV cembung berukuran 29 inchi. Kamar mandi ukuran 2x3 meter berfasilitas seadanya, dan AC yang menempel di dinding melengkapi kamar hotel tersebut.
*****

Waktu pada jam dinding di salah satu kamar hotel itu menunjukkan pukul 7 tepat. Botol minuman bergambar kakek tua botak bertongkat, beraroma alkohol terletak di meja hias pemisah kedua kasur. "Kakek Botak", begitu biasanya orang memanggil minuman ini. Minuman keras yang dijual untuk kalangan kelas bawah. Meskipun tidak terlalu keras seperti kebanyakan minuman bermerk, tapi cukup bisa menghangatkan badan peminumnya. Satu lagi botol minuman beralkohol rendah yang sudah populer, bermerk Guinness menjadi pasangannya.

Doni mencampur kedua minuman tersebut kedalam gelas besar dan kemudian menenggaknya. Dia duduk di salah satu kasur dan menyandarkan punggungnya di bagian sandaran tegaknya, sambil menikmati waktu istirahatnya di kamar itu. Baru siang tadi Doni check in di hotel itu, setelah sebulan lamanya mengerjakan proyeknya di daerah pedalaman kota kecil tersebut.

Doni adalah seorang pria berumur 30 tahun yang bekerja sebagai pegawai sebuah instansi. Meskipun pegawai, tapi level dan kedudukannya sudah cukup tinggi di instansi itu. Sebulan lamanya Doni mengerjakan proyek kerjasama dengan instansi lain, yang dikepalai oleh Pak Memet, yang notabene-nya instansi Pak Memet ini sangat berhubungan dengan instansi dimana Doni bekerja.

Doni memiliki perawakan yang cukup gagah, dengan tinggi 176 cm, rambut model botak speed, badan tegap dan berotot, akibat seringnya gym dan fitness. Wajahnya sangat berwibawa dengan hidung yang cukup mancung. Meskipun memiliki kulit yang coklat, tidak membuatnya berkurang untuk dikagumi banyak wanita yang pernah berkenalan dengannya. Apalagi Doni terkenal cerdas dan suka bergaul dengan orang disekelilingnya. Kemampuan bersosialisasi dan berguraunya menambah daya pikatnya kepada setiap wanita yang dikenalnya. Doni menyadari anugerah yang dimilikinya ini, dan sebelum menikah dulu, layaknya seorang Don Juan, dia banyak membuat wanita yang dikenalnya bertekuk lutut dihadapannya. Tetapi sekarang, Doni sudah menjadi pria berkeluarga, memiliki istri yang cantik dan 1 anak, meskipun terkadang, sesekali pernah berbuat 'nakal' dengan wanita lain (don juan akan selalu menjadi don juan selamanya hehe..).

Rokok Marlboro merah sesekali dihisap olehnya, sambil matanya melihat layar kaca yang menyuguhkan berita yang kurang menarik. Membuat Doni merasa bosan sehingga pandangannya berkali-kali tertuju pada telepon pintar yang digenggamnya. Tak terasa dua gelas besar minuman campuran antara "kakek botak" dan guinness sudah habis diminumnya.

'Akhirnya selesai juga…..besok pulang….' katanya dalam hati.
Kenikmatan waktu istirahat ini sangat dirasakan olehnya, karena sudah sebulan lamanya dia bekerja keras di pedalaman. Tidak ada kasur empuk dan layar TV untuk dinikmati, apalagi dinginnya AC dan minuman beralkohol. Satu-satunya penghilang penat dipedalaman tersebut hanyalah rokok Marlboro yang memang sudah dipersiapkannya sebelum berangkat. Bahkan sinyal seluler pun hanya ada di tempat-tempat tertentu.
'Sungguh sebulan yang menyebalkan..' pikirnya lagi.

Dengan menggunakan kaos berlengan pendek dan celana training berbahan katun, Doni memang berniat bersantai setelah menyegarkan badannya di kamar mandi tadi. Minuman-minuman tadi dibelinya sebelum check in ke hotel. Meskipun biasanya Doni selalu doyan dengan minuman keras terkenal berlabel Jack Daniels, tapi kali ini yang ada di kota itu hanya "kakek botak" dan guinness, dan dia harus puas dengan mereka saat ini.

Waktu di jam dinding sudah menunjukkan pukul 9 lewat 10 menit, sudah lebih dua jam Doni menikmati kesendirian dan istirahatnya.

"Tok, tok, tok..!" suara pintu kamar Doni berbunyi.
'Siapa nih, malem2 gini? ganggu aja..' gumam Doni sedikit kesal.
Dengan malas Doni beranjak dari kasur dan menuju pintu kamar hotel dan membukanya.
"Sibuk pak don..?" suara Sari yang muncul di pintu kamarnya.

Sari sudah cukup akrab dengan Doni, dia adalah asisten Pak Memet. Sari memiliki tinggi sekitar 160 cm, rambut hitam lurus tebal yang cukup panjang, hampir sampai ke punggungnya. Wajahnya sangat manis, hampir mirip seperti Masayu Anastasia (cuman yang ini versi kampungnya..hahaha…).

Kulitnya kuning langsat seperti kebanyakan cewek Indonesia pada umumnya. Bulu-bulu lembut di tangannya, memperindah kulitnya yang cukup mulus dan terawat. Bodynya padat berisi, dengan ukuran dada 34D, yang cukup menyedot perhatian mata para lelaki. Umurnya masih 22 tahun, masih single dan saat ini mengaku tidak punya pacar.

Bersamaan waktu dengan Doni, Sari check in di kamar sebelah bersama dengan Bu Jum, salah satu staf Pak Memet. Mereka juga sudah sebulan lamanya berada dipedalaman, tempat yang sama dengan Doni mengerjakan proyeknya.

Malam itu Sari menggunakan baju tidur piyama pendek berwarna merah muda, berbahan katun yang lembut. Membuat lekukan dada Sari tampak jelas sekali, begitu menggoda insan lelaki normal yang melihatnya.

"Kenapa ri..?" tanya Doni.
"Engga pak don, disebelah ri ga bisa ngecas hp ri..dipake semua colokannya buat kerja sama bu jum dan pak edi..numpang ngecas hp ya pak don..boleh kan..?" tanya Sari.
"Oohh..boleh lah..masa ga boleh.." jawab Doni sambil membuka pintu kamar lebar-lebar memberikan akses kepada Sari masuk ke kamarnya.

Dengan segera Sari masuk, lalu pandangannya menilik ke arah colokan listrik yang menganggur, dan menghempaskan tubuhnya di kasur yg belum dijamah oleh Doni. Kemudian Sari segera mencolokkan kabel HP nya ke colokan listrik yang ada diatas meja dimana minuman-minuman Doni terletak.

Sari lalu melihat ke arah Doni yang masih berdiri di pintu kamarnya sambil memegang gagang pintu yang terbuka. Doni menyangka bahwa Sari hanya akan menitipkan perangkat HP nya saja untuk di charge, dan kembali ke kamarnya.

"Sekalian numpang pak don..mau smsan ma temen.." kata Sari sambil melihat Doni penuh harap untuk mengijinkannya tinggal sebentar dikamar itu.
"Ooo..gitu..kirain mau cabut lagi……hehe…..oke rii….santai aja.." jawab Doni sambil menutup pintu kamarnya dan kembali ke kasurnya.

Kebetulan kasur yang sudah diduduki oleh Doni adalah kasur yang dekat dengan pintu kamar, sedangkan kasur yang diduduki Sari terletak disampingnya.

Baru sebentar duduk dikasurnya, HP Doni tiba-tiba berdering.
"Bentar ya ri..biniku telpon..tunggu disini ya, ada dompetku tuh…..nitip…." kata Doni kepada Sari, sambil melangkah keluar kamar, dan kembali menutup pintunya.
Belum sempat Sari menjawab, Doni sudah menghilang dari pandangannya.
'Ah..sialan..disuruh jaga kamar nih aku..' pikir Sari dalam hati.

Sambil menunggu balasan SMS, pandangan Sari menyelidik seluruh isi kamar. Dilihatnya dua botol minuman keras yang masih berisikan setengah di masing-masing botolnya, dan juga gelas kosong disampingnya.
'Wah..pak don sedang minum ternyata..' gumamnya.

Dilihatnya lagi dompet Doni tergeletak dikasur yg bekas diduduki Doni. Memancing rasa keingin tahuan Sari. Diambilnya dompet itu, lalu dibukanya. Kedua mata Sari menyapu seluruh isi dompet itu. Kartu-kartu atm, kartu-kartu nama dan uang seratus ribuan yang cukup tebal berada didalamnya.
'Banyak juga duitmu pak don..' gumamnya.

Tapi Sari memang tidak berniat untuk mengambilnya. Dia hanya ingin memuaskan rasa ingin tahunya. Hingga akhirnya, foto Doni bersama istri dan anaknya, mencuri perhatiannya.
'Emang ganteng banget pak doni ini..beruntung banget ibu ini bisa jadi istrinya..' gumamnya lagi.

Sari memang sudah lama kagum dan terpikat dengan sosok Doni. Selama Sari mengenalnya, Sari menilai bahwa Doni adalah seorang pria yang sempurna, yang tidak mungkin bisa didapatkannya. Sosok seorang Doni dimata Sari sangat berwibawa, dia tidak pernah menduga kalau Doni adalah seorang mantan Don Juan yang terkadang sampai saat ini masih mau berbuat 'nakal' (cerita salah satu kenakalan Doni bisa dinikmati di story 1).

Sari sendiri juga bukan termasuk kategori cewek yang ‘alim’. Keperawanannya diserahkan kepada Agus, mantan pacarnya yang sekarang sudah dikawinkan oleh keluarganya. Meskipun sebenarnya percintaan antara Sari dan Agus bisa dibilang cukup banyak diwarnai dengan kegiatan sex yang cukup panas. Dan sudah 1 tahun belakangan, Sari berpisah dengan Agus. Sehingga Sari terkadang juga sangat mendambakan sentuhan pria di tubuh indahnya. Seperti saat ini, hanya dengan melihat foto Doni saja, angan-angan Sari melayang membayangkan Doni berada dalam pelukannya.

'Pak don..oohh..ri rela ngelakuin apa aja demi kamu lho pak..' desah Sari pelan sambil mencium foto Doni.
“Tung ting!!” tiba-tiba sms di HP Sari menyadarkan angan-angannya. Sari lalu meletakkan dompet Doni kembali, dan meraih HP nya.
*****
 
Pukul 10 malam, hampir satu jam lamanya Doni menelpon istrinya.
'Cleekk..' suara pintu yang terbuka mengagetkan Sari yang masih sibuk memainkan HP nya.
"Sory..lama.." kata Doni sambil masuk kamar dan menutup pintunya kembali.
"Biasa..laporan situasi..hehe.." katanya lagi sambil agak sedikit nyengir dan kemudian duduk kembali ke kasurnya.
"Lama banget teponnya pak don..?" tanya Sari.
"Iya, biasa..laporan situasi ke istri.....kan udah sebulan ngga telponan lama.....tau sendiri situasi dipedalaman.." balas Doni.

Kembali Doni menuangkan "kakek botak" dan guinness kedalam gelas, dan sekali lagi langsung diminumnya dengan sekali teguk.
"Wah..mau mabuk nih pak don..?" tanya Sari dengan nada sedikit menuduh.
"Ah, enggalah ri....minum segini mah ngga mabuk....aku bukan pemabuk..tapi peminum..hehe.." seringai Doni membalas pertanyaan Sari.
'Sial ni cowo..bisa aja jawabnya..' pikir Sari yang tidak bisa membalas apa yg Doni ucapkan.

Doni kembali melihat TV yang masih menyala, mengambil remotenya, lalu mencari siaran yang bisa menghiburnya. Akan tetapi, tidak ada satupun siaran yang bisa menarik perhatiannya. Sehingga membuat pikirannya tidak fokus terhadap apa yang dilihatnya dilayar kaca.

'Ni cewe betah amat dikamar gue? Apa minta di garap ya..? hehe..' Pikirannya mulai nakal.
'Jam 12 lo masih betah disini, awas ya, gue garap beneran lo..jangan nyesel ya...udah sebulan nih...hehe..' pikirnya lagi.
Doni tidak menyadari bahwa Sari juga sebenarnya sangat tidak menolak 'digarap' olehnya.

Sari diam seribu bahasa sambil berpura-pura sibuk dengan HP nya. Pikirannya juga melayang dan sudah mulai terpengaruh oleh suasana berdua dikamar dengan Doni.
'Gila nih, sekamar berdua ma pak don....tidur sini bisa kali ya..? hihihi..' pikiran nakal Sari mulai menguasainya.

Doni kembali menuangkan minumannya kedalam gelas, dan ini adalah tuangan terakhirnya, kedua botolnya telah kosong. Ditenggaknya semua sisa minuman itu dari gelasnya, lalu mengambil satu batang rokok Marlboro dari kotaknya dan menyulutnya.

"Ngerokok terus ya pak don.." kata Sari lirih sambil meliriknya.
"Engga ah, baru ini aku ngerokok ri.." kata Doni sambil nyegir.
"Ah, mana mungkin..sari masuk tadi aja kamar udah bau rokok.." timpal Sari.
"Itu bau rokok penghuni sebelumnya..hehe.." goda Doni.
"Ahh..bisa aja pak don ini.." jawab Sari sambil memonyongkan bibirnya sewot.

Suasana sudah mulai mencair dengan gurauan Doni, dan merekapun mulai mengobrol dengan santai.
"Kamu ngga dicari sama bu jum nih, jam segini belum balik ke kamar..?" tanya Doni.
"Engga ah pak..bu jum sama pak edi lagi ngerjain laporan keuangan proyek..pusing sari dengernya..ngga ngerti sari masalah begituan..bos minta revisi laporan katanya.." cerocos Sari dengan sewotnya sambil memperbaiki posisinya untuk merebah di kasur dengan bantal diposisikan agak tinggi dikepalanya.

Doni mengerti dengan apa yang dibicarakan Sari, Pak Memet pasti menyuruh Pak Edi untuk me-Mark Up laporan keuangannya.
'Kelakuan lo meettt.....' dalam hati Doni.

"Oohh..ya sudah....kalo gitu kamu harus tahan sama bau rokok dong..hehehe..." gurau Doni kepada Sari.
"Huuu..pak don.." jawab Sari.
"Trus..bu jum tau ngga kamu kekamarku sini..?" tanya Doni.
"Ya taulah pak don...orang tadi sari ngomongnya kesini kok....mau cas hp.." jawab Sari.
"Trus, bu jum bilang apa...?" tanya Doni lagi.
"Ya ngga ada pak don..katanya, iya..jangan lupa balik ya...hehe...gitu katanya pak don.." jawab Sari.
Doni tertawa renyah mendengarkan jawaban Sari.

Rokok ditangan Doni sudah habis, dia lalu mematikannya di asbak, dan beranjak dari kasurnya untuk menuju ke kopernya. Dia mengambil charger HP dr dalam kopernya, lalu melangkah menuju ke kasur Sari.
Tanpa peringatan Doni langsung duduk di kasur Sari, sehingga membuat Sari kaget, terdiam dan tercekat sejenak.

"Geser dikit ri, mo ngecas hp niihh.." kata Doni sambil memasangkan kabel charger ke colokan yang ada disamping kasur Sari.
'Begonyaaa aku.....kok ngga liat disitu ada colokan..' pikir Sari.
Colokannya memang sekilas tidak terlihat, karena hampir sejajar dengan kasur yang digunakan Sari.

Doni memasangkan charger HP nya dengan posisi badannya menyilang diatas perut Sari, membuat jantung Sari berdegup dan tak mampu berkata-kata. Donipun merasakan hal yang sama, berada diatas perut Sari membuat Doni dapat melihat dari dekat kedua toket Sari yang sangat menantang itu, meskipun masih tertutup piyamanya.

Doni lalu meletakkan HP nya di kasur Sari.
"Jangan diijek ya ri..kutaroh disini nih hp ku..."kata Doni sambil menunjukkan kepada Sari dimana Doni meletakkan HP nya. Doni meletakkan HP nya di bawah paha kiri Sari.
"Iya pak don...tenang aja.." jawab Sari.

Setelah men-charge HP nya ke colokan, Donipun beranjak pergi dari kasur Sari.
'Yaaahh..pak donn.....kok pergi......' batin Sari.
Diam-diam Sari merasa kecewa Doni beranjak dari kasurnya.
Sebenarnya Doni berpikiran hal yang sama, ingin agak lebih berlama-lama duduk di kasur Sari. Tapi tidak adanya bahan alasan, membuat Doni beranjak dari situ.
'Anjrit ri....toket lo gede banget....napsuin banget sih..' pikir Doni sambil kembali duduk di kasurnya.
Kedua insan ini saling mendambakan untuk bisa bergumul satu sama lain tanpa menyadari bahwa mereka menginginkan satu sama lain.

Doni mulai berpikir bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan tubuh sexy Sari. Bayangan wajah istri tercintanya seakan sirna dari otaknya yang sekarang sudah diselimuti oleh nafsu menggumuli Sari.Tak ubah nya dengan Sari, berpikir apa yang harus dilakukan untuk bisa menarik Doni kedalam pelukannya malam ini. Tak perduli mengetahui bahwa Doni adalah seorang pria yang sudah berkeluarga.

Belum dua menit keheningan diantara kedua insan yang sedang berpikir itu berjalan, situasilah yang menjawab semuanya (situasi dalam hal ini adalah 'the devil' nya..hehe..).

"Peettt..!" lampu mati dengan tiba-tiba, ruangan menjadi sangat gelap dan tidak terlihat apa-apa.
"Awww...pak dooonnn...mati lampu niiiihhh..." kata Sari sedikit histeris.
"Iyalaahh...tau akuu...bentar ya.." jawab Doni datar.
Terdengar suara Doni beranjak pelan dari kasurnya.

Ditengah kegelapan Doni mencoba mencari HP nya yang tadi diletakkan di kasur Sari. Tangan Doni meraba kasur Sari dan secara tidak sengaja memegang paha kanan Sari.
"Aaawww...! Pak don..!" jerit Sari kecil.
"Eh...maap ri...sengaja...hehe.." canda Doni.
Kemudian Sari merasakan Doni duduk dikasurnya, disamping paha kanan Sari.
"Mau ngambil HP ku nih..." kata Doni lagi.
Sari tidak memberikan jawaban lagi, dia hanya terdiam dikegelapan yang pekat.

Sekali lagi tangan Doni memegang paha kiri Sari, namun kali ini agak sedikit menariknya pelan.
"Angkat dikit kakimu ri..." kata Doni sambil mengambil HP nya yang terletak dibawah paha kiri Sari.
Sari sama sekali tidak memberikan respon dan mengikuti apa yang Doni katakan.

Setelah mengambil HP nya, Doni langsung menyalakan aplikasi flash light untuk menerangi kegelapan itu. Dan kemudian meletakkan HP nya dikasur Sari secara terbalik, sehingga sinarnya mengarah keatas.
"Hhhhhh...memang ngga jelas ini listriknya ya...?" keluh Doni.
"Iya nih pak don...jadi gelap gini jadinya.." jawab Sari.
Kali ini Doni tidak beranjak dari kasur Sari.

Sinar lampu HP Doni memberikan penerangan yang seadanya di dalam kamar itu. Membuat kamar itu menjadi remang dan memberikan suasana yang berbeda dari sebelumnya.
'Duuuhhh...pak dooonn...jangan pergi lagi dong dari kasur Sari....pas banget nih momennya...' Pikir Sari.
Sari mulai membayangkan bahwa ini adalah saat yang tepat untuk menggiring Doni ke pelukannya. Doni pun berpikiran hal yang sama, bahwa momen ini adalah momen yang sangat tepat untuk melancarkan aksinya untuk merayu Sari.

"Kamu takut gelap ya ri..kok teriak tadi..?" tanya Doni mencoba untuk memecahkan suasana hening itu.
"Engga ah pak don...tadi cuman kaget aja..lagian kan ada pak doni..kenapa sari mesti takut..?" jawab Sari.
"Hehe..terus, kamu ngga takut sekamar berdua sama aku kaya gini, gelap-gelapan..?" tanya Doni dengan nada mulai memancing.
"Ah...engga, emangnya pak don mau ngapain sari..? sampe harus takut gitu.....hmmmm...?" tanya Sari genit sambil mencubit pelan tangan Doni.
Sari sudah mulai paham kemana arah pembicaraan Doni. Dan kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Sari, sehingga tingkahnya sudah agak lebih mengarah ke godaan nakal.

'Anjrit ni cewe..mancing lo ya....? Oke....gue jabanin...' dalam hati Doni.
Donipun tidak mau menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Doni mengarahkan telapak tangan kanannya untuk memegang kasur disebelah lengan kiri Sari untuk menopang badannya, dan dengan pelan Doni mulai mencondongkan wajahnya kewajah Sari.
"Hehe..emangnya kamu maunya kuapain ri...?" tanya Doni sambil mendekatkan bibirnya ke bibir Sari.
Sari diam tidak bergerak dan tak mampu menjawab pertanyaan Doni.

Cuuuupppmmmmmhhhhh....
Tiba-tiba ciuman bibir Doni sudah mendarat di bibir Sari.

Keduanya tak mau melepaskan kesempatan ini, kesempatan yang sedari tadi ditunggu-tunggu. Kesempatan untuk bisa menyalurkan hasrat birahi yang sudah terpupuk sejak tadi.

Bibir mereka kemudian saling memagut dan menghisap. Bibir mereka bersatu, menimbulkan suara kecipakan kecil yang sedikit menggaung dikamar remang itu.
'Mmmmmmmhhhhh.....mmmmmmm...sssllrrppmmmhhhhh....' Gumam mereka berdua.

Kedua tangan Sari mulai memeluk leher Doni. Doni pun dengan pelan mulai membenahi posisi badannya untuk menindih tubuh Sari, dan tangannya mulai memeluk tubuh Sari. Dengan sigap, Sari memberikan akses kepada Doni. Kedua kakinya membuka dan membiarkan tubuh Doni menindihinya. Kemudian tanpa menunggu lama, kedua kaki Sari melingkari pinggul Doni. Sehingga kontol Doni yang sudah mengeras dibalik celana trainingnya menekan memek Sari yang juga masih menggunakan celana piyama pendeknya. Kondisi ini membuat kedua insan itu menyadari kejadian apa yang akan terjadi selanjutnya, sehingga keduanya menjadi semakin bernafsu untuk saling mengulum bibir dengan penuh gelora. Bagaikan melepaskan hasrat yang terpendam bertahun lamanya.

"Claaaaappp....!" Tiba-tiba lampu dan listrik kamar itu menyala.
Mereka berdua terperanjat dengan kondisi itu, sehingga keduanya melepaskan pagutan bibirnya. Dan kemudian saling berpandangan sambil tersenyum malu.

"Hehe..enak ya ternyata mati lampu...?" goda Doni yang masih menindih Sari.
"Hihihi....pak don...bisa aja.." jawab Sari sambil tangannya mencubit hidung mancung Doni.
"Bentar ya..." kata Doni sambil beranjak dari pelukan Sari, dan kemudian turun dari kasurnya.

Doni tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini, dia langsung mengarah ke tempat saklar lampu berada dan langsung mematikan lampu kamarnya lagi. Sehingga suasana kamarnya menjadi kembali gelap, namun cahaya TV yang menyala dan lampu kamar mandi yang terbuka memberikan penerangan yang cukup untuk dapat melihat seisi kamar.

"Sialan emang lampu ini..ngga bisa liat orang seneng..emang enakan kalo gelap ternyata ya ri...hehe...?" goda Doni lagi sambil nyengir.
Sari tidak menjawab pertanyaan Doni, dia hanya melihat Doni sambil tersenyum malu dan diam tidak bergerak dari kasurnya.

Doni lalu mengunci pintu kamarnya dan kemudian mengarah kembali ke kasur Sari. Setelah itu Doni mengambil HP nya yang masih menyala, mematikan flash light nya, mencabutnya dari colokan listrik dan meletakkannya di meja.
"Ngecasnya nanti aja.." kata Doni lagi sambil langsung naik ke kasur Sari dan langsung memeluknya.
"Sekarang kita lanjutkan apa yang tadi kepotong...hehe.." lanjut Doni, sambil merapatkan tubuhnya ke tubuh Sari, dan mengarahkan bibirnya ke bibir Sari.
'Cccppppmmmmmhhhhhh......mmmmmmmhhhhh...hhhhhmmmhhh....' Bibir mereka kembali bersatu.

Bibir mereka saling memagut satu sama lain. Terkadang mereka saling menyedot dan menghisap lidah. Doni mulai menindihi Sari, dan seperti sebelumnya, Sari juga dengan sigap membuka kedua kakinya, memberikan tubuh Doni akses untuk menindihinya. Sehingga kedua selangkangan mereka bertemu dan saling menghimpit. Kontol Doni yang sudah mengeras sejak tadi, kembali menekan belahan memek Sari yang juga masih tertutup celana pendeknya.
'Mmmmhhh....mmmmhhhh...ssslllrrppmmhhh....' gumam mereka berdua yang saling memagutkan bibirnya.

Tiba-tiba Doni menarik bibirnya dari bibir Sari. Mereka kemudian saling memandang sayu. Sari tampak bingung dengan kondisi ini.
"Kamu ngga dicari sama bu jum ri...?" tanya Doni pelan.
"Engga..." jawab Sari lirih.
"Kalo ngga balik sampe besok pagi...dicari ngga...?" tanya Doni lagi.
Sari tidak menjawab pertanyaan Doni tersebut, dia hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum nakal pada Doni. Tanpa menunggu lagi Doni kembali mendaratkan ciumannya di bibir Sari. Kali ini ciuman mereka menjadi lebih berhasrat dan bernafsu. Mengetahui bahwa malam ini akan menjadi malam yang bergelora bagi mereka berdua.
'Mmmmmmmhhhhh...mmmhhh...sslllrppmmmmm...'

Dengan perlahan Doni mulai mengarahkan tangan kanannya ke toket sebelah kiri Sari, lalu selanjutnya tangan Doni langsung meremasnya dengan gemas.
'Anjrriiiittt...gede banget toketmu riiiii....' Pikir Doni sambil mengulum bibir Sari.
Remasan tangan Doni di toket Sari begitu lembut dan mantab, sehingga membuat Sari semakin terhanyut dalam permainan terlarang ini.

Ciuman Doni selanjutnya menurun ke arah leher Sari. Lidah dan bibir Doni menyapu dagu, leher dan telinga Sari. Sehingga Sari tak mampu menahan desahan mengalir dari bibirnya.
"Ahhh...sshhhh...hhmmhhh..." desah Sari pelan.

Desahan Sari ini semakin membuat Doni semakin bernafsu. Bibirnya mengarah turun ke dada Sari, sambil dengan perlahan tangan kanan Doni mulai membuka kancing piyama Sari satu persatu sampai semuanya lepas. Kemudian tanpa menunggu, tangan kanan Doni langsung meremas toket Sari sebelah kiri yang masih tertutup BH, dan kemudian menarik kain yang menutupi bagian pentilnya ke bawah, lalu dengan segera bibirnya mengulum pentilnya.
'Mmmmmm...mmmmmm..mmhhhhhhh...' gumam Doni di pentil Sari.

Doni merasa begitu gemasnya terhadap toket dan pentil Sari. Gigitan-gigitan kecil dan jilatan lidah Doni di pentil Sari terasa begitu bernafsu. Tangan kiri Doni secara spontan menurunkan kain BH Sari yang masih menutup toketnya yang sebelah kanan, kemudian meremas-remasnya dan memilin-milin pentilnya. Setelah puas mengulumi dan menjilati pentil sebelah kiri, bibir Doni pindah ke pentil Sari yang sebelah kanan.

Kedua toket Sari terasa begitu besar bagi Doni, tangannya yang cukup lebar dan kekar, seakan tidak mampu untuk meremasnya. Pentil Sari yang berukuran sebesar ujung jari kelingking dengan lingkar pentil yang tidak terlalu lebar, membuat pesona toketnya semakin menggairahkan. Seakan menghanyutkan Doni kedalam perasaan nafsu yang menggebu.
"Mmmmm...hhhhmmmhhhh....manteb banget sih toketmu ri....hhmmhhh..mmmhhh.." gumam Doni pelan pada Sari, sambil mengulumi dan menjilati kedua pentilnya.
Sari sangat menikmati perlakuan Doni ini, karena bagi Sari, bagian tubuh yang paling sensitif pada dirinya adalah kedua toket dan pentil-pentilnya.
"Hhhhh...pak dooonnn...aaahhhh..." desah Sari.

Sari mencoba sebisa mungkin untuk menahan gejolak nafsunya. Tapi perlakuan Doni terhadap kedua toketnya membuat Sari tidak bisa membendung semua gejolak itu. Sehingga dengan tiba-tiba kedua tangan Sari menarik kedua lengan Doni keatas, berusaha mengarahkan Doni untuk menghentikan kulumannya dan mengarahkan wajah Doni ke wajahnya. Doni memahami permintaan Sari ini, dihentikan kuluman bibirnya pada kedua toket Sari dan mengarahkan wajahnya ke wajah Sari. Kemudian bibir mereka kembali berpagutan dan saling hisap satu sama lain.

Sari yang sudah tidak bisa membendung gejolak nafsunya itu, langsung mengarahkan tangan kirinya ke kontol Doni yang sudah tegang sejak tadi dan langsung meremas-remasnya geram.

Doni merasa sedikit terhenyak dengan perlakuan Sari tersebut, meskipun dia tidak menunjukkan reaksi apapun dan tetap mengulum bibir Sari dengan penuh hasrat. Doni tidak pernah membayangkan bahwa Sari memiliki nafsu yang cukup tinggi, tidak kalah tinggi dibandingkan dengan dirinya.
'Anjrit ni cewek..main remes kontol gue aja....napsu amat...." pikir Doni yang saat itu masih mengulum bibir Sari.

Belum lama tangan Sari meremasi batang kontol Doni yang masih tertutup celana itu, tiba-tiba tangan kanan dan tubuh Sari bergerak mendorong tubuh Doni kesamping kiri. Doni yang mencoba mengikuti keinginan Sari, ikut bergerak untuk menyesuaikan dengan kondisi kasur yang sempit. Sampai akhirnya tubuh Doni berada di bawah tubuh Sari.

Selanjutnya Sari melepaskan pagutan bibir mereka, kemudian kedua tangannya menahan dada Doni untuk tetap merebah di kasur, sambil mendorong badannya kebelakang, sehingga Sari dapat duduk tegak di atas selangkangan Doni.

Sari kemudian menatap Doni dan tersenyum genit padanya. Sambil tangannya membuka piyamanya yang sudah tidak terkancing itu dan mencampakkannya di lantai. Kemudian selanjutnya Sari meraih kait BH nya, lalu meloloskannya dari tubuhnya. Sehingga kedua toket Sari yang besar itu menggantung bebas tanpa penopang. Membuat Doni tertegun sesaat melihatnya, meskipun dalam situasi yang remang, tetapi terlihat jelas betapa menggairahkannya kedua toket Sari tersebut. Ukurannya cukup besar, namun tampak begitu kencang. Pentilnya terlihat menggemaskan dengan lingkar pentil yang berukuran sedang dan berwarna coklat.

Belum puas Doni mengamati keindahan kedua toket Sari ditengah suasana remang itu, Sari kemudian mengarahkan kedua tangannya untuk mendorong kaos Doni keatas dengan perlahan, sehingga membuat perut dan dadanya terbuka. Dengan perlahan Sari mulai menunduk dan menciumi perut Doni, kemudian naik ke puting dada Doni, lalu mengulum-ngulumnya lembut.
'Shiittt...binal juga lo ri....' gumam Doni.

Doni kemudian meraih kaosnya, menariknya lepas dari tubuhnya, dan mencampakkannya di lantai. Kemudian Doni meletakkan kedua tangannya dibawah kepala, lalu melayangkan pandangan matanya kepada Sari dan berusaha menikmati segala perlakuan Sari terhadap tubuhnya.

Ciuman dan kuluman Sari semakin lama semakin menurun kearah perut Doni. Kemudian dengan perlahan Sari menarik celana training sekaligus cd Doni, dan membebaskan kontol Doni yang sudah menegang sejak tadi. Sari sedikit terperangah ketika melihat kontol Doni yang cukup besar. Batang kontol yang menegang dengan keras, dengan ukuran 16 cm dan dihiasi jembut yang cukup lebat, membuatnya terlihat begitu gagah dan kokoh.

Sari kemudian mengecup sekali batang kontol Doni sambil matanya melirik nakal ke arah mata Doni. Lalu kemudian meneruskan menarik training dan cd Doni sampai terlepas dari kedua kaki Doni, dan mencampakannya ke lantai. Selanjutnya Sari menciumi kaki Doni, kanan dan kiri sambil menaikkan ciumannya kearah selangkangan Doni. Hingga pada akhirnya sampailah wajah Sari diatas Kontol Doni.

Tangan kanan Sari kemudian meraih batang kontol Doni, menggenggamnya, lalu lidahnya menyapu bagian bawah batang kontolnya mulai dari telornya sampai ke kepalanya, lalu kemudian mengulumnya.
'Gede juga dede mu pak don...hmmmhhh...enak banget nih pastinya kalo masuk ke memekku..' gumam sari dalam hati.
"Hmmmmhhhh..mmmmhhh...mmmm" gumam Sari sambil kepalanya mulai naik turun pelan di kontol Doni dan matanya melirik nakal ke arah mata Doni.
"Ahhhhh..hhmmhhhh.....enak banget rii...shiiitt..." desah Doni yang merasa keenakan dengan perlakuan Sari ini.

Bibir sari mengulum kontol Doni dengan lembut dan pasti, kepalanya naik turun sambil sedikit memutar di batang kontol Doni. Tampak keahlian Sari dalam memainkan batang kontol pria disini. Sesekali dilepaskannya kulumannya, kemudian meludah dikepala kontol Doni, lalu mengocoknya lembut dengan tangan kananya. Sambil mata Sari melirik ke arah Doni, melihat reaksi Doni yang merintih keenakan atas perlakuannya.

'Enak kan pak don service sari...?' kata sari dalam pikirannya.
'Pokoknya sari mau buat pak don ga akan lupa sama malem ini.*** akan lupa sama sari...' pikir Sari lagi.

Kembali lagi Sari mengulum batang kontol Doni dan menaik turunkan kepalanya sambil tangan kirinya meremas lembut telornya. Sesekali Sari melepaskan kulumannya dari batang kontol Doni, menjilati lobang pantat Doni, menjilati telornya, dan kemudian menyedot kedua telor Doni kedalam mulutnya, sambil mengocok batang kontol Doni dengan tangan kanannya. Semua perlakuan Sari membuat Doni kelojotan. Sensasi kuluman dan permainan Sari di batang kontolnya terasa begitu menggelora di sekujur tubuh Doni.
'Riiiiii...anjrriiittt...jago banget sih ni cewek...' Doni mengumpat dalam pikirannya.

Setelah sekitar 20 menit Sari mengerjai kontol Doni, Sari melepaskan kulumannya dan genggaman tangannya dari kontol Doni. Kemudian sari berlutut didepan selangkangan Doni, membalikkan badannya sehingga membelakanginya, lalu dengan perlahan menurunkan celana pendeknya beserta cd nya. Sari melakukannya sambil menunggingkan pantatnya, sehingga kedua bongkahan pantat yang menjepit memeknya muncul didepan selangkangan Doni. Kemudian dengan pelan Sari melepakan celana pendeknya dari kedua kakinya, melemparkannya ke lantai dan kembali menungging sambil menggoyangkan pantatnya pelan dan sensual, menyuguhkan pemandangan yang sangat menggoda Doni.
'Aaaahhh...bitchy banget lo riiiiii....' Gumam Doni dalam hati melihat gerakan Sari.

Doni tidak bisa lagi menahan gejolak nafsunya. Dia lalu menegakkan badannya, dan mendekatkan wajahnya ke bongkahan pantat Sari. Kemudian kedua tangannya mengusap-usap bongkahan pantat Sari, sambil matanya melihat memek Sari dengan penuh nafsu. Memek Sari terlihat sangat menggemaskan dijepit oleh bongkahan pantat sexy nya. Bibir memek Sari terlihat kencang, rapat dan berwarna merah merekah dengan dihiasi bulu-bulu halus disekelilingnya. Biji itil yang timbul diantara bibir memeknya, membuat Doni semakin bernafsu dan tidak sabaran untuk segera mengulumnya. Selanjutnya Doni menciumi bongkahan pantat Sari kanan dan kiri, kemudian mengarahkan bibirnya ke memek Sari.
"Mmmmppphhhhh...mmmmmhhhhh....ssllrrppmmm..." gumam Doni setelah bibirnya menempel di memek Sari lalu mengulumi dan menjilatinya.

Dikulumnya biji itil Sari yang terlihat mencuat dari bibir memeknya, lalu disedotnya pelan.
"Hhhhmmmmhhhh...ssssshhhhh..pak doooonnhhhh...aahhh.." desah Sari.
Sesekali Doni mengarahkan jari tengah tangan kanannya ke lobang memek Sari dan mengocoknya pelan. Memek Sari yang sudah sangat basah itu menyambut jari Doni tanpa ada hambatan sedikitpun.

Kepala Sari ditempelkan di kasur dan pantatnya ditunggingkan persis diwajah Doni. Kedua tangannya mencengkram sprei kasurnya, mencoba menahan perasaan nikmat yang dideranya akibat kuluman, jilatan dan kocokan jari Doni.

Kali ini Doni juga tak mau kalah dengan Sari. Selama hampir 15 menit Doni berusaha memberikan kenikmatan yang maksimal kepada Sari. Kelihaian permainan bibir, lidah dan jari Doni dalam memberikan kenikmatan pada alat vital wanita membuat Sari kelojotan. Punggung Sari sesekali melengkung keatas menahan kenikmatan yang dirasakannya.
'Gantian ya ri...sekarang gue yang buat lo belingsatan..hehe..emang lo aja yang jago nge-sex...?' pikir Doni dalam hati.
"Mmmm...sslllrpppmmm...enak riii....? Hmmm...?" tanya Doni pelan sambil bibir dan jarinya terus mengerjai memek Sari.

Sari tidak menjawab pertanyaan Doni, dia kemudian dengan tiba-tiba langsung mengangkat badannya, membalikkan badannya berhadapan kearah Doni, dan mencium bibir Doni gemas sambil mendorong Doni kembali merebah di kasur, sampai posisinya merangkak diatas tubuh Doni.

Kemudian Sari melepaskan pagutan bibirnya dari bibir Doni, dan menatap Doni sayu, sambil tangan kanannya meraih kontol Doni, lalu kemudian menempelkan kepala kontol Doni di bibir memeknya. Sesaat diusap-usapkannya kepala kontol Doni dibibir memeknya yang sudah sangat basah itu, kemudian menurunkan pinggulnya pelan sambil menegakkan tubuhnya. Sehingga batang kontol Doni amblas didalam memeknya.
Sleeeeeeeeppp........
"Aahhhhhh....hhhmmmhhhhh...." desah Sari sambil menutup kedua matanya menikmati kontol Doni yang masuk ke dalam memeknya.
Sari diam sejenak menikmati sensasi yang luar biasa ini. Batang kontol Doni terasa begitu besar, padat dan keras di memeknya.

"Hehe..ngga tahan ya riii....?" Goda Doni.
Doni sebenarnya juga merasakan sensasi kenikmatan yang sama. Hanya keinginan untuk menggoda Sari saat itu, membuatnya menahan desahannya dan menayakan hal itu kepada Sari. Sehingga Sari yang sedang menikmati momen itu terperanjat dengan pertanyaan Doni tersebut.
"Iiiiiiihhhh...pak doooonnn...!usil banget siihhh....?" kata Sari tersenyum malu sambil mencubit perut Doni.
"Hehe..ya ngga papa lah ri...aku juga udah ngga tahan kok..hehe.." balas Doni.
Sari lalu tersenyum dan merebahkan tubuhnya diatas tubuh Doni, kemudian menciumnya.
'Mmmmmm...hhmmmmhhh..mmmmm..' gumam ciuman mereka berdua.
"Ngga tahan mau ngapain pak don sayangh...?" goda Sari pelan setelah melepaskan ciumannya sambil tersenyum genit.
"Ngga tahan pengen masukin ini nih..." kata Doni sambil mengangkat pinggulnya keatas, mendorong kontolnya masuk lebih dalam ke memek Sari.
"Aaakkhhhhh....!" Desah Sari tertahan menerima sodokan kontol Doni.
"Kontolmu gede banget pak don...sari suka...hhh..." desah Sari lagi sambil tersenyum genit.
"Kalo suka goyang dong rii....ayo..hhh..." balas Doni sambil mendorong tubuh Sari untuk kembali tegak.
Sari mengikuti perintah Doni dan menegakkan badannya. Dipegangnya perut Doni dengan kedua tangannya, dan kemudian Sari mulai menggoyangkan pinggulnya.

"hhhghhmmmhhhh...aaaahhh...iya ri...gituuuuhh...enak bangethh...aahhh..." desah Doni ketika Sari mulai menggoyang kontolnya kedepan dan kebelakang dengan pelan dan pasti.
"Pak don sayaaaaangghh...aaahhhh...hhhmmmhhh..." desah Sari pelan.
Goyangan pinggul Sari terasa sangat erotis, maju mundur, sesekali memutar. Sehingga batang kontol Doni serasa diuleg oleh dinding-dinding lembut memek Sari yang mencengkram ketat namun licin.

Sari lalu mengangkat kedua tangannya diatas kepalanya tanpa menghentikan goyangan pinggulnya di kontol Doni. Posisi ini membuat tubuh Sari terpapar jelas didepan mata Doni, seakan Sari ingin memamerkan kemolekan tubuhnya dimata Doni. Kedua toketnya yang besar dan kencang itu bergoyang-goyang bebas mengikuti irama goyangan pinggulnya. Ketiaknya yang terbuka terlihat mulus dan terawat. Ditambah dengan perut yang terlihat rata dengan pusar yang menjorok kedalam membuat tubuh Sari menjadi terlihat semakin sexy. Jembut memeknya yang dibiarkan tumbuh alami, menambah pesona dari keseluruhan tubuh indahnya yang sedang bergoyang binal diatas tubuh Doni.

"Oooohhh...yeah babyyhhhhh.....aahhhh...hhhh..." desah Doni.
Kedua tangannya lalu diarahkan ke kedua toket besarnya yang bergoyang. Keindahan kedua toket Sari membuat Doni ingin meremasnya. Begitu kenyal, besar dan padat dirasakan Doni kedua toket Sari di tangannya. Kedua pentilnya yang mengeras membuat Doni gemas sehingga tangannya sesekali memilin dan mencubitnya pelan.

Setelah beberapa saat menggoyang Doni, Sari kemudian menghentikan goyangannya, menyingkirkan kedua tangan Doni dengan perlahan dari kedua toketnya, lalu mengatur kedua kakinya untuk menekuk sepeti jongkok. Kedua tangannya diletakkan untuk menopang tubuhnya di perut Doni. Kemudian pinggul Sari mulai memompa selangkangan Doni. Memeknya mengocok kontol Doni keatas dan kebawah berkali-kali.
"Plek..!plek..!plek..!plek..!" suara hempasan selangkangan Sari di selangkangan Doni.

"Ahhhhhh....shiiittt riiiii....enak bangeeeeethhhh..." desah Doni keenakan.
"Pak dooonnn...oohhh...hhhh...hhh...kontolmu gede banget pak doooonnhhh...hhh...hhh..." desar Sari sambil pinggulnya bergerak naik turun.
"Aahhhh...memekmu juga enak banget sari sayaaanghh...hhhh...kamu jago bangeetthhh...hhh..." puji Doni mendesah.

Mata mereka saling berpandangan sayu. Kedua tangan mereka kemudian saling menggenggam satu sama lain. Sambil pinggul sari terus menggenjot Doni dengan tempo yang sedang, bibir merekan saling memuji dengan bahasa jorok untuk meningkatkan gairah mereka yang semakin memuncak. Kedua insan ini memiliki hasrat seksual yang cukup tinggi, membuat hembusan AC yang cukup dingin dikamar itu tidak mampu menahan peluh keringat yang mulai mengucur dari tubuh mereka berdua.

Sesekali Sari memutar pinggulnya, memeknya kembali menguleg kontol Doni. Sensasi yang sungguh luar biasa diarasakan oleh Doni saat Sari melakukan gerakan ini.
"Riiiii.....aaaaahhhhhh.....shhhiiiiittttt....enak banget sayaanghhhh...aaaaaaahhhhhh..." desah Doni.

Seakan tak kuat menahan gejolak birahi atas perlakuan Sari, Doni menegakkan badannya, lalu memeluk Sari, sehingga membuat goyangan pinggul Sari terhenti. Kemudian bibirnya diarahkan ke bibir Sari, dan mereka pun kembali saling memagut bibir dan lidah. Mereka berdua saling berpelukan dan menikmati kuluman bibir dan hisapan lidah satu sama lain.
"Mmmmm...mmmmhhhh...mmmmmmm..." gumam mereka berdua.
"Hmmmhhh...enak banget ri...hhhh...kamu jago banget sayanghh..." kata Doni pelan sambil tersenyum setelah pagutan bibir mereka terlepas.
"Hihi..pak don bisa aja...sari jadi malu...hihi.." jawab Sari genit sambil mengusap kepala Doni.
"Ganti gaya yuk ri..." kata Doni.
"Kamu mau gaya apa pak don sayang...hhmmm...?" jawab Sari manja.
"Kamu nungging ya...hehe.." ujar Doni membalas.
"Hihi..oke pak don sayang..apa sih yang engga buat pak doni yang ganteng ini.." kata Sari manja sambil mencubit pelan hidung Doni.
Sari lalu mencium bibir Doni sekali dan beranjak dari pangkuan Doni. Sehingga kontol Doni terlepas dari memeknya.

Sari kemudian membalikkan badannya dan menungging dengan posisi merangkak didepan Doni. Bibir memeknya yang sudah sangat basah itu terlihat merekah dengan posisi seperti ini. Doni dengan sigap langsung berlutut didepan pantat Sari kemudian memegang batang kontolnya, lalu mengarahkan ke bibir memek Sari. Tangan kiri Doni memegang pinggul Sari, kemudian dengan perlahan Doni mendorong kontolnya masuk kedalam memek Sari.
Sleeeeeeeeppppp.....
"Hggggghhhhhhhh....mmmhhhhhh..." desah Sari tertahan begitu semua batang kontol Doni memasuki liang memeknya.
"Ahhhhh.....memekmu riii...enak bangeeetthhh....." desah Doni.
"Hhhhh...iya pak donhh...hhh...kontolmu juga enak bangethhh...gede bangeth..." jawab Sari.

Kedua tangan Doni kemudian memegang pinggul Sari, lalu mulai menggenjotnya dari belakang.
Sleeep..sleeepp...sleeepp..sleeeppp....
"Ahhh..hhhmmhh...ssshhh...hhhhh..." desah Sari menerima genjotan-genjotan Doni
Semakin lama genjotan Doni semakin cepat dan dalam.
Plak..!plak..!plak..!plak..! Suara hempasan pangkal paha Doni di bongkahan pantat Sari.

"Ahh...riiihhh...mmhhh...fuuuckhhh...enak banget riihh...aahhh...hhh.." gumam Doni lirih.
"Iya pak donh..aahh..ri juga enak..ahhh..hhh..terus pak don sayang...ahhh..hhh.." balas Sari.
"Kamu mau yang cepet riihh...hhh...? Hhh...hhh..." tanya Doni sambil terus menggenjotnya.
"Iya pak donh...aahhh...cepet lagihh..hhh..hhh...aaahhh..." jawab Sari.

Kemudian Doni semakin mempercepat dan memperdalam setiap genjotannya. Sehingga badan Sari tersentak-sentak, membuat kedua toket besarnya yang tergantung bebas menari-nari indah mengikuti irama genjotan Doni.

Setelah hampir 15 menit menggenjot Sari dengan tempo cepat, Doni mengendurkan gempurannya, mencondongkan tubuhnya kedepan dan memeluk tubuh Sari sambil meremas toketnya besarnya. Bibir Doni menciumi punggung lalu naik kepundak Sari sambil pinggulnya terus menggenjot dengan tempo yang lebih lambat. Leher dan telinga Saripun tidak luput dari sapuan bibir Doni.
"Enak sayaaang...hhh..hhmmm..? hhhh...hhh..." tanya Doni pelan ketika bibirnya menyapu telinga kanan Sari.
"Ahh...hhmmhh...hhh...iya pak don sayanghh...hhhh..enak bangeth..hhh...hhh.." jawab Sari tersengal-sengal.
"Ayo pak donnhhh...hhh...genjot lagi..yang kenceng..hhh...Sari dah mo keluar nihh...aahh...hhh..." desah Sari lagi.
Mendengar permintaan Sari, tanpa menjawab Doni segera menegakkan badannya kembali, memegang pinggul Sari dengan erat dan langsung menggenjotnya dengan tempo tinggi.
Sleeep..!sleeepp...!sleeepp..!sleeeppp....!

"Aaahhh...!aaahhh...!hhh...!hhhgggg...!iya pak donhh...!hhh...!gituh..!hhhh...!" desah Sari tertahan.
Setelah beberapa saat menerima gempuran cepat dan dalam dari Doni, Sari kemudian menempelkan kepala dan toketnya ke kasur, lalu kedua tangannya mencengkram erat pinggirannya.
"Pak doooooonnnhhhh....hhhgggggghhhhhhh.....!" desahnya lagi.
Seketika itu juga, Doni yang sudah menyadari akan kedatangan cairan kenikmatan memek Sari segera menghujamkan kontolnya dalam-dalam.
Sleeeeepppp....!
"Akhhh..!hhgghhh..!hhhgghhh..!hhh...!" jerit Sari pelan mengikuti refleks tubuhnya yang mengejang berkali-kali.
Memeknya terasa mengedut berkali-kali di batang kontol Doni. Sari telah mengeluarkan cairan kenikmatannya.
"Aaaahhhhh.....hhhhmmmmmhhh......pak dooonhhhh...hhhhhh..." desahnya lagi ketika sekujur tubuhnya mulai melemas.

'Aaahhh...rii..ngecrot juga loo..hehe..gue belum apa-apa neeehh...' gumam Doni dalam hati.
Doni mendiamkan posisi ini sejenak, memberikan kesempatan bagi Sari untuk menikmati kepuasan yang telah dicapainya. Lalu selanjutnya mencondongkan kembali badannya ke arah badan Sari dan mengarahkan bibirnya ke telinga Sari.

"Enak ri...?" tanya Doni.
"Hmmhhh...iya dong pak don sayanghh..hhmmhh...enak bangeth...pak don jago bangeth.." puji Sari sambil matanya menoleh sayu ke arah wajah Doni.
"Pak Don belum keluar ya...? Hhmmm...? Pengen gaya apa pak don sayang...?" tanya Sari manja.
"Hehe..kamu telentang ya ri..." jawab Doni.
"Siap bosss..hihi..." jawab Sari sambil menarik memeknya dari kontol Doni dan memposisikan tubuhnya untuk telentang didepan Doni, lalu kemudian mengangkangkan kedua kakinya.

"Ah...kamu sexy banget ri..." desah Doni ketika melihat Sari mengangkang di depannya.
Sari hanya menjawabnya dengan senyuman manja. Kemudian Doni memegang batang kontolnya, lalu mengarahkan kepala kontolnya ke bibir memek Sari. Digesek-gesekkannya kepala dan batang kontolnya di bibir memek Sari searah dengan belahannya. Lalu kemudian diputar-putarkan kepala kontolnya di bibir memek Sari sesaat. Dan dengan sedikit tekanan, didorongnya masuk batang kontolnya ke dalam memek Sari.
Sleeeeeepppp.......
"Akkkhhhhmmmmhhhh...." Desah Sari ketika batang kontol Doni menyeruak masuk kedalam lobang memeknya.
"Oohhhhh....shiiiiitt....enak banget riii...hhhh..."Desah Doni.

Kemudian Doni mencondongkan badannya kearah tubuh Sari dan memagut bibirnya. Lalu mereka kembali berciuman sambil Doni mulai menggenjot Sari.
Sleeep..sleeepp...sleeepp..sleeeppp....
"Mmmh...mmmm...mmmmhhh..mmmm..mmmm..." gumam mereka berdua mengikuti irama genjotan-genjotan Doni.

Doni lalu melepaskan pagutan bibirnya dari bibir Sari dan memandang Sari sambil terus menggenjotnya dengan pelan namun pasti dan dalam. Mereka berdua saling memandang layu,menikmati momen yang sangat bergairah itu.
"Ahh...hhhh..riihh...hhh...enak banget memekmu sayanghh...hhh...hhh..." kata Doni.
"Hhhh...iya pak donhh...aahhh..aaahhh...kontolmu juga enak pak donhh...hhh...hhh..." balas Sari.
"Enak ga sayang rasanya aku entotin...? Hmmm...? Hhh...hhhh..." tanya Doni lagi.
"He eh pak donh...hhh...hhh...enak banget...hhh...sari suka...aahhhh...hhhh..." jawab Sari.
Doni kemudian menciumi leher Sari, lalu ciumannya mengarah ke kedua toketnya untuk mengulum pentilnya, kanan dan kiri. Sehingga posisi ini membuat badan Doni sedikit melengkung keatas, menyesuaikan dengan tinggi tubuh Sari.

Setelah cukup puas mengulumi dan menjiati kedua toketnya, Doni kembali menegakkan badannya, memegang kedua paha Sari bagian dalam dan mendorongnya kedepan. Lalu kemudian Doni menggenjot Sari dengan tempo yang tinggi.
Sleeep..!sleeepp...!sleeepp..!sleeeppp....!

Sesekali, sambil terus menggenjotnya kencang, Doni memainkan biji itil Sari menggunakan jempol tangan kirinya. Hal ini membuat Sari kelojotan, kembali merasakan kenikmatan yang mulai menjalar di seluruh tubuhnya. Permainan dan stamina Doni sungguh membuat Sari merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Bahkan jauh melebihi apa yang dulu pernah dirasakannya sewaktu bersetubuh dengan Agus, mantan kekasihnya.

"Ohhhhh...pak doniiihhhh...aakhh...hhhhh...kamu hebat banget pak dooonnhhh...aaahhh..." erang Sari.
Kedua toketnya bergoncang seirama genjotan Doni, memberikan pemandangan yang eksotis di mata Doni.
"Shiitt...!hhh...!hhhhh....!hhhh....!" Doni menggumam pelan sambil terus menggenjot Sari dengan kencang dan dalam.
"Plak..!plak..!plak..!plak..!" suara selangkangan Doni menabrak-nabrak selangkangan Sari.

Hampir 15 menit lamanya Doni menggenjot Sari, membuat tubuh Sari kembali menegang, mengantarnya merasakan puncak yang kedua.
'Mau ngecrot lagi lo ya ri...? Enak aja...Tunggu dulu..hehe..' gumam Doni dalam hati.

Kemudian Doni menghentikan genjotannya, lalu mengangkat kaki kanan Sari tanpa mencabut batang kontolnya, dan memutarkannya kearah kaki kiri Sari. Badan Sari menyesuaikan dengan keinginan Doni, sehingga posisi Sari miring ke sebelah kiri. Kedua kakinya saling bertumpuk dan menekuk kedepan. Membuat memeknya lebih mencengkram ketat batang kontol Doni yang berlutut tegak didepan bongkahan pantatnya.

Doni lalu kembali menggenjotnya sambil tangan kanannya menekan paha kanan Sari, dan tangan kirinya menekan bongkahan pantat sebelah kanan Sari. Tekanan kedua tangannya membuat batang kontolnya terasa lebih terjepit didalam memek Sari yang sudah sangat licin itu.
Sleeep..!sleeep..!sleeepp..!sleeeppp..!
"Aaaahhhh...sariiii...hhhh...hhhh....memekmu njepit banget sayang..hhhh...ahhh..." desah Doni sambil terus menggenjot Sari.

Beberapa saat setelah digenjot Doni dengan posisi seperti ini, Sari kembali merasakan puncak kenikmatan yang tadi sempat terhenti. Badan Sari kembali menegang, tangan Sari mulai mencengkram sprei kasur, dan kepalanya sudah menggeleng tak tentu arah.

Doni lalu mencondongkan kembali tubuhnya ke tubuh Sari, lalu kemudian tangan kanannya meremas dan memainkan toket Sari yang sebelah kanan. Bibir Doni menciumi pipi dan menjilati telinga Sari sambil kontolnya terus menggenjot memek Sari secara pasti, namun dengan tempo yang sedang.
"Kamu mau keluar lagi yah riihh...? Hhh...? Hhh...hhh..." kata Doni ditelinga Sari.
Sari lalu mengarahkan pandangan layunya ke wajah Doni, lalu menjawab pertanyaannya.
"Hhh...iya pak Donhh...hhh...pak don kuat banget sihhh...aaahhhh...hhh..."
"Sari ngga tahan pak doonhhh...hhhh...pengen keluar lagiiihhhh...aaahhhh..." desah Sari bertubi, sambil tangan kanannya dilingkarkan di leher Doni.
"Iya riii...hhhh....keluarin aja sayangghhh..hhhhh...hhhh..." balas Doni sambil mempercepat kembali genjotannya dan meremas toket Sari kuat.
"Pak don belum mau keluar kan sayangh...hhh...hhh...?" kata Sari lirih.
"Belum rii...aku masih bisa tahan...hhh..hhh..keluarin ajaahhh...hhhh...." Jawab Doni.

Akhirnya tangan kanan Sari mencengkram leher Doni, dan tangan kirinya mencengkram lengan kanan Doni, sambil matanya menutup erat.
"Aaaakkkkhhhhh pak dooooonnnnhhhhh....!" Desah Sari tertahan.
Doni langsung menancapkan lagi kontolnya dalam-dalam kedalam memek Sari.
Slleeeeepppppp....!
"Hhhgggghhh..!hhhgghhh..!hhhgggghh...!" gumam Sari sambil badannya mengejang berkali-kali.
Sari telah mencapai orgasmenya yang kedua.

"Aaahhhh...hhhmmmhhhhhh.....hhhhhhh...." Desah Sari kembali sambil mengatur nafasnya.
"Pak doonhhh...jago banget sih kamu...hhhh...sari sampe dua kali keluar..hhh...sari belum pernah ngerasain kaya gini..hhhmmmhhhh...enak bangethhh...." kata Sari sembari menatap mata Doni sayu.
"Hehe...enak ya ri...? Sekarang gantian ya...? Hhm...?" tanya Doni yang masih mempertahankan posisinya itu.
"Iya pak doonnhhh...hhhh...mau gaya apa lagi sayanghh...?" jawab Sari pelan sambil mencoba tersenyum manja.
"Gini aja sayang...tapi nanti kalo aku mau keluar, kamu kocokin ya..?" kata Doni.
"Iya pak doni sayaang..." jawab Sari sambil memberikan senyuman manisnya dan membelai pipi Doni.

Lalu Donipun kembali menegakkan badannya, menekan kembali paha dan bongkahan pantat Sari dengan kedua tangannya, kemudian langsung menggenjotnya dengan tempo tinggi.
Sleeep..!sleeep..!sleeepp..!sleeeppp..!

Memek Sari yang sudah sangat licin terasa begitu ketat dan menjepit. Membuat batang kontol Doni yang keluar masuk dengan tempo cepat itu memberikan Doni perasaan nikmat yang luar biasa di sekujur tubuhnya. Sehingga setelah beberapa saat menggenjot Sari dengan posisi ini, Doni merasakan bahwa kontolnya akan segera memuncratkan cairan kenikmatannya.
"Riiiiiiihhh....aahhhh...hhhhh....aku mau keluaaarrrrhhhhh...hhhh...." Pekik Doni tertahan.

Lalu dengan cepat Doni mencabut kontolnya dari memek Sari, melangkahkan kedua kakinya keatas perut Sari, menggenggam batang kontolnya dan menyodorkannya pada Sari.
"Kocokin riiii...hhhh.....!" desah Doni lagi.

Sari kemudian dengan sigap mengatur posisinya dan meraih batang kontol Doni dengan tangan kanannya lalu mengocoknya dengan kasar, sambil membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya didepan kontol Doni.
"Aaaaakkkkhhhhhhh......riiiii.....fuuuuccckkkhhhh......hhhggghhh..!hhhggghhh...!hhhggg...!" pekik Doni mendesah sambil kedua tangannya mencengkram pundak Sari.
Crroooottt...!crooottt...!ccrroooott....!crooott...!
Air mani Doni menyembur berkali-kali dengan deras dan kencangnya di wajah, mulut dan lidah Sari yang menjulur keluar.
"Aaaaaahhhhh....shhhiiiittttt......!" gumam Doni yang sedang merasakan puncak kenikmatannya.

Sari terus mengocok kontol Doni dengan kasar berusaha mengeluarkan semua air mani yang masih tersisa didalamnya. Lalu dengan binalnya Sari mengulum kontol Doni, sambil menghisap dan menelan seluruh carian kenikmatan itu.
"Aaaahh......rrriiii...hhhhh...enak banget sayaangghhh...hhhhhh..." gumam Doni lagi.

Sari kemudian melepaskan hisapannya dari kontol Doni, menjilati batangnya dari atas kebawah. Selanjutnya Sari membersihkan air mani Doni yang berceceran di wajahnya dengan menggunakan telunjuk tangan kananya, lalu memasukkan jari telunjuknya kedalam mulutnya dan menelan sisa-sisa mani Doni. Sari melakukan semua tindakannya tersebut sambil melirik dan tersenyum nakal kepada Doni.

'Shiit riii...emang binal banget lo...hhh...ngga nyesel gue ngentotin elo malem ini..' gumam Doni dalam hati (mau ngga sebinal itu juga, gw yakin ngga akan nyesel lo dooon...kampret lo..hahaha..).

Persetubuhan yang memakan waktu cukup lama ini membuat tubuh Doni merasa kelelahan. Sehingga Doni langsung menghempaskan tubuhnya dikasur. Sari yang sudah bisa menguasai rasa lelahnya kemudian beranjak dari atas kasur dan melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

'Hihi..pak don jago banget nge-sex nya....kuat banget....padahal aku susah banget nge-crot kalo dulu main sama agus....ini....sampe dua kali.....jadi ketagihan...hihi..' gumam Sari dalam hati sambil tersenyum sendiri dan tangannya membersihkan memeknya dengan menyiraminya dengan air dan sabun.

Di satu sisi, Doni yang sedang merebahkan diri sambil mencoba untuk menguasai rasa lelahnya, agak merasa heran dengan persetubuhannya pada malam ini. Persetubuhan dengan penuh nafsu dan gelora yang menghabiskan waktu hampir 2 jam. Meskipun hanya beberapa gaya yang dilakukan, akan tetapi setiap gayanya menghabiskan waktu yang tidak sebentar.

'Gilee...dahsyat banget...tapi kok bisa gue tahan selama itu ya..? padahal biasanya paling banter 45 menit gue udah ngga tahan lagi..' pikir Doni.

Doni mencoba menganalisa darimana dia mendapatkan stamina seperti itu, apakah ini efek dari sudah terlalu lamanya tidak bersetubuh, atau disebabkan oleh hal lainnya. Pikiran Doni menerawang mengingat apa saja yang dimakannya pada hari itu, sampai pada akhirnya dia teringat akan minuman campuran yang tadi diminumnya sampai habis sebelum bersetubuh dengan Sari.

'Masa gara-gara minum itu gue jadi kuat gini?' pikir Doni.
Akhirnya Doni mengambil kesimpulan bahwa campuran kedua minuman itu menjadi tersangka utama penyebab meningkatnya stamina dan ketahanannya dalam bersetubuh (betul ngga itu ya? Jangan sembarangan coba ya pembaca..hahaha...).

Tubuh bugil Sari yang keluar dari kamar mandi tiba-tiba menyadarkan Doni dari lamunannya. Kemudian Sari naik keatas kasur dimana Doni merebahkan badannya, membuka selimut, menutupi tubuh mereka berdua lalu memeluk tubuh Doni.

"Hmmmmhh...pak doonnhh...sari bobo sini ya...?" tanya Sari.
"Kamu beneran ngga dicari sama bu jum ri...?" balas Doni.
"Engga pak don sayaaaang..beneran..." jawab Sari.
"Yaaa..kalo emang ngga dicari sih..boleh banget dong kamu bobo sini ri..hehe...biar besok pagi kita masih bisa sekali lagi...betul ngga ri...hehe...?" goda Doni sambil mencuit genit pipi Sari.
"Iiiihhh...pak dooonn...hihi...sekali lagi ngapain pak Don sayaaang...?" tanyan Sari manja.
"Ya sekali lagi main pompa-pompaan dong ri sayaaang...hehe..." balas Doni.
"Hihi..emang enak ya pak don, mompa sari...? hihi.." balas sari genit sambil mendekatkan bibirnya ke bibir Doni.
"Enak banget sayang..hehe..jadi pengen mompain kamu terus..." jawab Doni.
"Sari juga mau dipompa terus sama pak don kok...hihi..." jawab Sari sambil tesenyum genit lalu memagut bibir Doni.
Lalu mereka kembali berciuman dengan mesranya.

Beberapa saat mereka bercanda kecil dan saling memuji satu sama lain tentang kedahsyatan permainan sex yang baru saja mereka lakukan. Sampai akhirnya, tak terasa suasana itu membawa mereka terlelap didalam kehangatan dekapan tubuh dan balutan selimut.
*****
 
Perasaan aneh membangunkan Doni pada pagi harinya. Dengan sedikit rasa malas Doni membuka matanya mencoba mengamati situasi dan menganalisa apa yang dirasakannya. Sampai pada saat pandangannya mengarah ke selangkangannya, dia melihat kepala Sari naik turun, sedang mengulum kontolnya yang sudah berdiri tegak. Seketika itu juga perasaan yang tadi dirasakannya menjadi semakin jelas terasa di sekujur tubuhnya. Perasaan nikmat yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.

"Ahhhhhhh....ssssshhhhh......" gumam Doni pelan.
"Udah bangun pak don sayangh...?" kata Sari yang kemudian melepaskan kulumannya dari kontol Doni lalu mengocoknya pelan dengan tangan kanannya, sambil tersenyum nakal.
"Hhhhh....udah riii....hhhh..." desah Doni lagi.
"Mmmmmhhh...mmmm....mmmmm..ssslllrrpppmmmhhh..." kembali lagi Sari mengulum kontol Doni.
"Aaahhh...shiiittt..riiii...enak bangethh..." desah Doni yang merasa keenakan ketika Sari mengulum kontolnya naik turun dan sesekali menjilati batangnya mulai dari telornya sampai ke kepala kontolnya.

Fajar bahkan belum menyingsing pada pagi hari itu, waktu masih menunjukkan pukul 5 dipagi hari. Sari benar-benar tidak ingin melewatkan kesempatan untuk memberikan kepuasan kepada Doni secara bertubi-tubi. Kesempatan yang sudah dinantikannya sejak Sari mengenal sosok Doni. Meskipun Sari menyadari bahwa memiliki Doni seutuhnya bukanlah suatu hal yang mungkin, setidaknya kali ini dia bisa membuat Doni mabuk kepayang dengan semua perlakuannya diatas ranjang.

Disisi lain, Doni yang sedang menikmati kuluman dan jilatan lidah Sari di kontolnya, merasa sangat beruntung bisa mengenal sosok Sari yang sesungguhnya. Seorang Sari yang selama ini dikenalnya, ternyata adalah seorang wanita yang memiliki hasrat seksual yang cukup tinggi. Segala tindakan binalnya diatas ranjang yang diikuti oleh tubuh sintal dan kedua toket besarnya, mampu membuat semua pria yang bersetubuh dengannya merasakan kenikmatan duniawi yang sebenarnya. Bagi Doni, momen ini adalah sebuah 'Bonus' yang didapatkannya dengan cuma-cuma. Sebuah bonus yang berbuntut kepada bonus-bonus berikutnya. Doni menyadari bahwa persetubuhannya dengan Sari malam ini hanyalah merupakan awal dari hubungan perselingkuhan mereka di masa yang akan datang.

"Enak pak dooonnhhh...hhmm...?" goda Sari sambil meliriknya nakal dan tangan kanannya mengocok kontol Doni lembut.
"Ahh..iya sayanghhh..enak bangeth...hhhh...." Desah Doni tertahan.
"Kontolmu gede banget pak doonhh...hmmhh...sari gemes banget..hihi..." goda Sari lagi.
"Iya rii..aku juga suka banget sama toketmu ini...gede banget..napsuin banget sih.." jawab Doni sambil kedua tangannya meremas-remas kedua bongkahan toket Sari dan memilin pentilnya.
"Hihi..pak don suka ya sama ini..hhmmm...?" kata Sari lagi sembari memajukan badannya kedepan sedikit dan menempelkan kontol Doni di belahan toketnya.

Kemudian Sari memasukkan batang kontol Doni di belahan kedua toketnya dan menahannya disitu, sambil badannya bergerak-gerak sedikit maju mundur, mengocok kontol Doni menggunakan kedua toket besarnya. Doni begitu menikmati Tits Fuck yang diberikan oleh Sari ini, membuatnya secara naluriah memaju mundurkan pinggulnya keatas dan kebawah untuk memberikan sensasi lebih pada batang kontolnya.

"Hhhhhh...iya riihhh...aahhh...enak banget toketmu sayanghh...hhh..." desah Doni pelan sambil memegang kedua pundak Sari dan menggenjot toketnya.
"Iya pak don sayangh...mmmhh...apa sih yang engga buat pak doni.." balas Sari dengan senyum nakal.

Beberapa saat setelah menggenjot toket Sari, nafsu Doni semakin memuncak. Perasaan untuk segera menyetubuhi Sari menyerangnya saat itu.
"Ayo riii...naik...masukin ke memekmu sayanghhh...hhh..." racau Doni sambil menarik pundak Sari.
"Hihi...ngga tahan yaaa....?" Goda Sari membalas Doni.
"Iya rii..ngga tahan aku..kamu binal banget sihh...aku suka banget rii...hhhh.....ayo sayaaanghh..." desah Doni.
"Hihi..iya pak don sayaaaang..hhh...sari juga udah ga sabaran pengen masukin kontol pak don yang gede ini...hihi..." balas Sari sambil meremat gemas batang kontol Doni.

Sari kemudian mengangkat tubuhnya, berlutut dan membalikkan badannya sehingga membelakangi Doni. Lalu selanjutnya Sari mengatur tubuhnya diatas kontol Doni, sehingga posisinya melangkahi selangkangan Doni. Kemudian tangan kanannya meraih batang kontol Doni, lalu mengusap-usapkan kepala kontolnya di belahan bibir memeknya yang sudah basah. Kemudian dengan perlahan Sari menurunkan pinggulnya pelan sampai memeknya menelan seluruh batang kontol Doni.
Sleeeeeepppppp.......
"Aaaahhhh.....fuuuccckk....." desah Doni ketika batang kontolnya menyeruak masuk kedalam di memek Sari.
"Hmmmhhhh...ooohhh..." balas Sari mendesah.

Lalu Sari mengatur posisinya, kedua tangannya memegang kedua paha Doni, kemudian Sari mulai menggoyang kontolnya. Goyangan Sari di kontol Doni terasa begitu menggigit. Dinding-dinding memek Sari yang lembut, licin, namun mencengkram itu memutar dan menggoyang batang kontol Doni dengan pasti. Membuat Doni tak mampu menahan semua rasa nikmat yang mengalir diseluruh tubuhnya.

"Aaahhh...shiiittt.....riiii...enak bangeth sayaaangghhh...hhhgggghhh...." Desah Doni.
"Hhh...hhhhh...mmmmhhh...pak dooonhh...hhhhhh....kontolmu manteb bangethh...hhhhhhh...terasa dalem bangeth..aaahhh..." desah Sari sambil terus menggoyang Doni.

Hampir 10 menit Sari menggoyang dan menguleg batang kontol Doni. Sampai akhirnya Doni menarik lengan Sari, memberikan isyarat kepasa sari untuk merebahkan punggungya di dada Doni. Saripun mengerti akan kemauan Doni, dihentikannya goyangannya, lalu kemudian direbahkannya tubuhnya diatas tubuh Doni sehingga punggungnya menindih dada Doni. Kedua tangan Doni secara otomatis meremas kedua toket besar Sari setelah tubuhnya menindihinya. Kedua tangan Sari diangkatnya melingkar memeluk kepala Doni dan kepalanya sendiri. Selanjutnya Doni menggenjot Sari dari bawah.
Sleeppp....sleeppp...sslleeeppp...ssllleeeeeppp......

"Aaahhh...aaahhhhh...hhhh...hhhhhhh...."desah Sari ketika Doni mulai menggenjotnya.
"Hhhhh...enak rii...? Hhhhmmmhhh...? Enak ngga sayaaanghhh...?" tanya Doni di telinganya.
"He eh pak doooonnhhh...hhhh...enak bangethh...aaahhh...ssshhhh..." gumam Sari.
"Memekmu emang enak banget riii...aahhh....legit bangethhh...hhhhh..." kata Doni lagi sambil tangan kanannya diarahkan ke memek Sari yang terbuka, dan jarinya mulai memainkan biji itilnya.
"Sssshhhhh...aaaaaahhh...pak dooonnhhh..aaahhh..geliiii...aaahhh..." erang Sari.

Tangan kiri Doni meremas kedua toket Sari kanan dan kiri secara bergantian, memilin-milin kedua putingnya yang mengeras. Tangan kanannya menggesek-gesek kasar biji itil Sari, sambil pinggulnya terus menggenjotnya dari bawah. Mulutnya menciumi pundak, leher dan menjilati telinga kanan Sari. Erangan dan desahan tertahan dari bibir mereka berdua menggaung pelan pada dinding kamar Doni pada pagi hari itu. Sehingga setelah beberapa menit Doni menggenjot Sari dengan posisi ini, tubuh Sari mulai menegang. Perasaan akan menuju klimaks menjalar disekujur tubuhnya. Membuat Sari melenguh dan memekik tertahan.

"Pak dooonnhhh...aahhh...sari mau keluar sayaanghhh...aaahhh...cepetin pak dooonnhhh..." pinta Sari.
"Hhh..iya rii...hhhh...hhh...hhh...cepet kaya gini...? Hhh...hhhh..." jawab Doni sambil menggenjotnya lebih cepat.
Sleeep..!sleeepp...!sleeepp..!sleeeppp....!
"Aaahh...hhhh...hhh...iyah pak donhh...hhh...gituh...aaahhh...aaahhh..." kata Sari.
"Ayo riihhh...hhhh...hhhh...keluarin ajahhh...hhhh...cepeetthh...hhh...hhh..." ujar Doni.
Saat itu juga badan sari semakin menegang, tangan kanannya mencengkram leher Doni. Lalu Doni langsung memeluk erat Sari dan mendorong kontolnya dalam-dalam di memek Sari.
Sleeeeeeeepppp....!
"Akkkhhh...hgggghhh....!hhhhggghhh...!hhhggghhh....!hhhgghh..!" pekik Sari sambil badannya tersengal-sengal.
"Hhhhhggghhhhhhhh......mmmhhhhh.....hhhhhhhh......" desah Sari panjang setelah melepaskan cairan senggamanya.

Cengkraman erat dileher Doni mulai melemas, dan tubuhnya mulai berangsur lunglai diatas tubuh Doni.
"Hhhh....enak riii...?" tanya Doni.
"Hhhh..banget pak donhhhh..hhhhh..bangeett...." jawab Sari yang masih memejamkan matanya.
"Gantian ya sayang..hhh..." kata Doni sambil memutar badan Sari kesamping kiri.

Kemudian Doni mengangkat badannya dan melepaskan kontolnya dari memek Sari. Lalu dengan perlahan menelentangkan tubuh Sari, membuka kedua kakinya, dan berlutut didepan selangkangan Sari yang mengangkang. Tangan kanannya memegang batang kontolnya kemudian mengarahkan kembali ke bibir memek Sari yang sudah terlihat sangat basah. Diputar-putarkan kepala kontolnya di bibir memek Sari, lalu ditepuk-tepukkan batang kontolnya agak kencang dan digesek-gesekkan pelan searah belahan memek Sari.

Selanjutnya Doni menancapkan kepala kontolnya dimemek Sari, lalu kemudian Doni mendorong masuk batang kontolnya ke dalam memek Sari.
Slleeeeeeeepppp.......
"Hhhgghhhhh...." Pekik Sari tertahan.
"Aaaahhhh......." desah Doni pelan.

Doni lalu memperbaiki posisinya, menutup kedua kaki Sari didepan dadanya, meluruskannya, kemudian memeluk kedua pahanya. Sehingga posisi kedua kaki Sari rapat, terangkat lurus keatas dan tersandar di bahu kanan Doni. Posisi ini membuat kontol Doni terasa semakin dijepit oleh memek Sari. Lalu selanjutnya Doni mulai menggenjot Sari pelan namun pasti.
Sleeep..sleeepp...sleeepp..sleeeppp....

"Hhhh...shiit..riii...hhh...hhh...enak banget riihhh...hhhh...memekmu njepit bangeth...aahh" desah Doni sambil menggenjot pelan.
"Iya pak dooonhh..ooohhh...iyaaahh...aahhh... kontol kamu juga enak banget pak doonnhh..oohh.." balas Sari.
"Kamu mau aku entotin terus sayanghh...? Hhh...hhhh...hhhmmmhhhh...?" tanya Doni.
"Mau pak don sayangghhh...aaahhh...hhh...entotin sari terus pak donhh...hhhh..." jawab Sari mendesah.
Kedua toket besar Sari bergerak naik turun seirama dengan genjotan Doni yang semakin lama semakin cepat dan dalam.
Sleeep..!sleeepp...!sleeepp..!sleeepp....!
"Plak..!plak..!plak..!plak..!" suara yang ditimbulkan dari hempasan telor dan selangkangan Doni di pantat Sari.

Keringat Doni mulai mengucur deras di tubuhnya, seiring dengan goyangan pinggulnya yang semakin bergerak cepat. Desahan-desahan sexy yang mengalir dari mulut Sari membuat Doni menjadi semakin bersemangat untuk memacu genjotan pinggulnya. Hingga setelah hampir 10 menit Doni menggenjot Sari dengan posisi ini, dia melepaskan kontolnya dari memek Sari, lalu beranjak turun dari kasur dan berdiri disampingnya.

"Sini ri...turunh..." katanya sambil menarik tangan Sari.
"Balik badanmu ri..nungging..." kata Doni lagi sambil kedua tangannya membalikkan badan Sari setelah Sari turun dari kasur dan berdiri didepan Doni.
Sari tidak menjawab dan segera mengikuti perintah Doni. Dibalikkan badannya, kemudian setengah badannya menelungkup di kasur, dan kakinya berdiri lantai.

"Naikin kakimu ri..." kata Doni lirih sambil mengangkat paha kanan Sari.
Dengan sigap Sari mengikuti perintah Doni dan mengangkat kaki kanannya ke atas kasur. Sehingga posisinya menungging dengan kaki kirinya berpijak di lantai, dan kaki kanannya menekuk naik di kasur sambil setengah badannya masih menelungkup. Posisi ini membuat memek Sari yang sudah sangat basah dan merekah menjadi tampak terbuka lebar dari belakang. Membuat Doni merasa gemas melihatnya, sehingga Doni kemudian jongkok didepan memek Sari lalu mengulumnya ganas.
"Mmmmmm...mmmmm...ssslllrrpppmmhhh...mmm..."

Doni dengan sangat bernafsu menjilati dan mengulum memek Sari, sesekali jilatannya mengarah ke lobang pantat Sari. Jari tangannya memainkan bibir memek Sari dan menggesek-gesek biji itilnya dengan kasar, memaksa Sari melenguh tertahan dan menggelinjang tak karuan.
"Aaaahhh...hhhggghhhh...ssshhh...pak doooonhh..geliiiihhh....aaakkhhhh..." desah Sari.
"Mmmm...slllrrppmmhh....memekmu gemesin banget rii..hhhmmhhh..mmmm..." balas Doni sambil terus mengulum dan menjilati memek Sari.
"Ayo pak ddooonhhhh...aahhh...pliiissss...masukin kontolmu sayaanghh...hhh...sari ngga tahaaaanhhh.." pekik Sari mendesah.

Mendengar permintaan Sari, Doni segera berdiri, memegang batang kontolnya dan mengarahkan kepala kontolnya ke bibir memek Sari, lalu langsung mendorongnya masuk.
Sllleeeeeeppp........!

"Aaahh......" desah Doni.
"Sssshhhh..mmmmhhhh....pak dooonh..." Saripun ikut mendesah ketika batang kontol Doni kembali memasuki liang memeknya.
Dengan sigap Doni mengatur posisinya, memegang pinggul Sari dan mulai menggenjotnya.
Sleeep..sleeepp...sleeepp..sleeeppp....

"Hhhgghhh...hhhh...hhh...shiiitt....riiii....aahhhh...yeeah babyyhhhh..." desah Doni sambil menggenjot.
"Iya pak dooonh...aahhh..hhhh...hhhggghh...gituuuhh...aahhhh...oohhh..." balas Sari.
"Plak..!plak..!plak..!plak..!" suara yang ditimbulkan dari genjotan Doni

Semakin lama genjotan Doni semakin cepat. Membuat Sari merasakan desiran-desiran kenikmatan mengaliri seluruh tubuhnya. Sampai akhirnya, untuk kedua kalinya, Sari kembali diserang oleh perasaan untuk menyemprotkan carian senggamanya.

"Pak dooooonhhh...ooohhhh...cepet lagi sayanggghhh...hhhhh....sari mau keluar lagiiiihhh...aahhh...." desah Sari tertahan.
'Sial ni cewe..mau ngecrot terus lo ya...?' pikir Doni dalam hati.

Doni semakin mempercepat dan memperdalam setiap genjotannya. Sehingga Sari tak mampu lagi menahan semua gejolak yang mendesak untuk menyemprotkan cairan kenikmatannya.
Akhirnya kedua tangan Sari mencengkram pinggiran kasur dengan kuat, dan matanya memejam dengan erat.

"Aaaakkkkhhhhh pak dooooonnnnhhhhh....!" Desah Sari tertahan.
Doni kemudian langsung menancapkan lagi kontolnya dalam-dalam kedalam memek Sari.
Slleeeeepppppp....!
"Hhhgggghhh..!hhhgghhh..!hhhgggghh...!" pekik Sari sambil badannya mengejang berkali-kali.
Sari telah mencapai orgasmenya yang kedua.
"Aaahhhh...hhhmmmhhhhhh.....hhhhhhh...." Desah Sari melemas.

Doni lalu merapatkan dadanya dipunggung Sari, kemudian mendekatkan bibirnya di telinga Sari.
"Enak banget kamu ri..hehe..udah keluar dua kali..." goda Doni.
"Iiiihhh...pak dooonhhh...hihi..habisnya pak don kuat banget sih...sari ngga tahan..." balas Sari sambil wajahnya menoleh ke wajah Doni dan tersenyum malu.
"Hehe..iya ri..aku juga dah hampir keluar nih sayang..." kata Doni lalu mencium bibir Sari.
"Mmmmm...mmmm...mmmmmm..." gumam mereka berdua.
Tangan kanan Doni lalu menurunkan paha kanan Sari untuk kembali berpijak di lantai, dan merapat dengan kaki kirinya. Sehingga kembali batang kontol Doni terasa semakin dijepit oleh memek Sari. Lalu kemudian Kedua tangan Doni diselipkan dibawah tubuh Sari untuk meremas kedua toket besarnya. Setelah itu dengan perlahan Doni mulai menggenjot Sari kembali sambil terus berciuman dengannya.

Sleeep..sleeepp...sleeepp..sleeeppp....
Genjotan-genjotan Doni kali ini tidak telalu cepat. Doni ingin berkonsentrasi untuk segera menuntaskan permainan ini. Rangsangan yang didapatkannya di bibir melalui ciuman dan remasan tangannya di kedua toket besar Sari membuatnya seperti terbang di awang-awang. Sehingga setelah selama lima menit Doni menggenjot dengan penuh konsentrasi dan perasaan, akhirnya cairan kenikmatan yang ditunggunya terasa akan segera muncrat dari kontolnya. Lalu dengan segera Doni melepaskan ciumannya dari bibir Sari.

"Aku mau keuar riiiihhh...hhhhh...." kata Doni sambil terus menggenjot.
"Iya pak doonhhh...keluarin dalem ajaaaahhh...hhhh...jangan takut..sari ngga akan hamillhh..hhh.." kata Sari lirih.
"Beneran rii...? Hhh...hhhhh...hhh...hhh...." tanya Doni lagi.
"Iya pak don sayaaanghhh...hhhhhh...beneran...sari ada obatnyaaa...hhhh...cepetan...ahhh..." balas Sari.
"Iya sayaanghh...hhhh...ini mau keluaaaarrrrrhhhh.....!"
Lalu tiba-tiba Doni memeluk Sari dengan kuat, kedua tangannya mencengkram kedua toket Sari dengan erat, dan menancapkan dalam-dalam kontolnya kedalam memek Sari.
Sllleeeeeeppppp.....!

"Aaaaakkkkhhhhhhh......riiiii.....shiiitttt......!hhhggghhh..!hhhggghhh...!hhhggg...!" pekik Doni sambil badannya mengejang berkali-kali.
"Aahh...pak dooonnnhhh...hhhhh...!" pekik Sari tertahan.
Crreeettt...!creeettt...!ccrreeett....!creeett...!
Air mani Doni menyembur berkali-kali dengan derasnya di dalam memek Sari.
"Aaaaaahhhhh....riiiiiihhhh...hhhhhhh......!" gumam Doni lagi.
Kemudian dengan perlahan pelukan dan cengkraman tangan Doni mulai melemas.

"Hhhhh...hhmmhhhh...enak banget ri keluar didalem...hhhhh..." kata Doni lirih.
"Iya pak donhhh..hhh...sari juga ngerasa enak banget...kerasa banget kontol pak don kedut-kedut..hihi.." jawab Sari genit sambil tersenyum.
"Ngga akan jadi ini kan ri...?" tanya Doni.
"Engga pak don sayaaangh...sari juga ngga mau hamil dong...hihi..pak don tenang aja sayangh..." jawab Sari yang kemudian mencium bibir Doni.
"Mmmmm...mmmmhhh..mmmhhhh..." gumam mereka berdua saat berciuman.
*****

Pagi hari itu sesi persetubuhan terlarang mereka ditutup dengan mandi bersama. Mereka berdua saling membersihkan badan dari peluh-peluh kenikmatan yang sudah menempel sejak tadi malam. Canda tawa mereka menggaung pelan pada dinding kamar mandi yang memberikan suasana hangat dari kucuran shower yang menyala. Pujian dan sanjungan mengalir dari mulut mereka berdua tentang anggota tubuh yang mereka miliki beserta kehebatan permainan sex yang telah mereka lakukan. Mereka mengakui bahwa tidak ada sedetikpun keduanya tidak merasakan kepuasan didalam melakukan setiap pergumulan yang telah mereka lakukan.
*****

Berpamitnya Sari untuk meninggalkan kamar Doni setelah aktifitas mandi mereka, menjadi titik perpisahan bagi mereka berdua pada saat itu. Karena Doni harus kembali menuju kota untuk kembali kerumahnya. Sedangkan Sari masih harus tinggal beberapa hari lagi di tempat itu. Akan tetapi perpisahan itu adalah perpisahan yang bersifat hanya sementara. Mereka sudah berjanji untuk tetap saling bisa memberikan kepuasan satu sama lain ketika nanti Sari kembali ke kota.

Bagi Sari, dapat menarik Doni jatuh kedalam pelukannya adalah merupakan suatu pencapaian yang luar biasa. Hal ini tidak akan dilepaskannya begitu saja, meskipun Sari sendiri menyadari bahwa memiliki Doni seutuhnya adalah tidak mungkin, dan sedikitpun Sari tidak akan pernah berniat untuk merusak rumah tangga Doni. Mendapatkan kepuasan sexual dari Doni adalah satu-satunya tujuan Sari. Sehingga Sari sempat melontarkan janji kepada Doni, bahwa sebelum dirinya duduk di kursi pelaminan bersama siapapun itu nantinya, Sari akan tetap siap kapanpun Doni menginginkan tubuhnya.

Sedangkan bagi Doni, bisa menggumuli tubuh Sari malam dan pagi itu adalah merupakan suatu keberuntungan. Doni menyadari bahwa dirinya sudah memiliki keluarga, namun sifat nakal yang melekat membuatnya tidak mampu untuk menolak keinginan menyetubuhi wanita lain selain istrinya. Meskipun saat ini Doni sudah memiliki Nani sebagai wanita simpanannya (donjuanxxx story1), namun untuk juga dapat memiliki Sari sebagai wanita simpanan keduanya akan membuat Doni menjadi terasa lebih beruntung (emang lo don..one lucky bastard...haha...).

Selanjutnya, hari-hari Doni semakin berwarna setelah kepulangan Sari ke kota. Perencanaan Doni dalam mengatur waktu untuk bisa bercinta dengan istrinya, bercengkrama dengan keluarganya, dan untuk dapat menyetubuhi Nani maupun Sari benar-benar bisa diaturnya dengan baik. Doni merasa puas bisa bervariasi dan berexplorasi sex terhadap tiga tubuh wanita kapanpun dia mau, meskipun secara bergantian. Tetapi, seperti orang-orang tua bilang, sampai kapanpun, manusia tidak akan pernah merasa puas. (THE END)
 
makasih buat para suhu yang sudah mampir di mari.. :beer:

mohon masukan dan bimbingannya.. :)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd