Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Devil: RESET (Rayuan Iblis)

Status
Please reply by conversation.
Episode 7​

“ selamat datang di mixu, mau pesan apa?”

Aku seperti tersambar petir. Aku tercengang. Yuni. Dia di sana. Tapi bagaimana bisa? Bagaimana ia bisa menjadi manusia? Apa ia memiliki kekuatan yang sama seperti Jessica dulu? Dapat menyamar menjadi manusia?

“ Yuni?!”

Hani lalu menatapku heran

“ kamu kenal mbaknya?”

Tanya Hani heran

“ ah ga aku baca name tag mbaknya”

Jawabku. Yuni hanya tersenyum. Aku berusaha bersikap biasa saja. Hani tersenyum heran

“ oh, awas ya genit. Pundung nih! Hmph!”

Aku tertawa lepas. Hani ikut tertawa

“ Mango Smoothies Ice cream dua mbak”

Ucap Hani.

“ Mango Smoothies Ice cream dua ya.”

Hani hendak mengeluarkan uang. Aku mengambil dompet dan mengeluarkan uang 50 ribu.

“ ini mbak”

Aku memberikan uang itu kepada Yuni.

“ kok kamu yang bayar?”

Tanya Hani heran.

“ gapapa kan aku cowok”

Jawabku

“ isss padahal aku yang ajak”

Hani lalu berjalan mencari tempat duduk. Aku menunggu Smoothies itu. Yuni memberikan nomor antri lalu tiba-tiba mencubit gemas lenganku

“ aw!”

Ucapku kaget

“ nakal ya sama Gadis. Habis ngapain hayo”

Bisiknya. Aku tertawa malu. Ia memberi gestur tangan kalau ia mengawasiku. Yuni lalu memberikan minuman kami

Aku duduk bersama Hani. Ia tersenyum lebar. Ia ambil minuman itu, menusukkan sedotannya, lalu langsung meminumnya. Aku meminum minuman itu. Rasanya segar. Dingin sejak di cuaca yang panas. Ini tidak buduk. Apalagi setelah belajar dari jam 7 hingga 1 satu siang.

“ kamu kayak ga pernah minum smoothies”

Ucap Hani. Aku tertawa malu

“ jarang sih. Biasa aku minum kopi item, teh anget. Ga pake gula”

Jawabku

“ Ga pake gula? Ngeyel kamu ih. Aku aku ga terlalu suka kopi ama teh anget. Aku sukanya yang dingin-dingin”

Jawabnya sambil terus menyedot minum itu. Ia sangat imut. Aku ambil tissu dan membersihkan mulutnya dari es krim. Pipinya pun memerah

“ kita sambil nunggu bus yuk”

Ajakku. Hani pun tersenyum

“ yuk”

Kami menunggu di halte. Hani masih meminum-minuman itu sambil memakan es krim diatasnya. Tidak lama bus tiba, kami naik keatas Bus BRT. Aku duduk di sebelah Hani.

“ ga terasa ya udah sampe”

Ucap Hani. Kami turun tepat di depan gerbang perumahan. Minuman itu tersisa sedikit. Kami berjalan di trotoar. Aku dapat melihat rumah kami. Kami lalu berhenti di depan rumah kami. Minuman itu habis. Kami membuangnya ke kotak sampah

“ makasih ya”

Ucap Hani malu-malu. Aku mengangguk

“ kapan-kapan kita jalan lagi”

Sahutku basa-basi. Wajahnya memerah. Ia tertawa malu

“ kalo tahu kamu yang bayar, ntar aku ajak ke baskin robbins”

Celetuknya. Aku tertawa. Hani juga tertawa lepas. Ia melambaikan tangan dan masuk ke dalam rumah

“ kakak pulang pagi hari ini. Maklumlah, namanya dokter”

Aku mengangguk. Ia lalu menutup pagar dan masuk ke rumahnya. Aku masuk ke rumahku. Aku mengecek chatku ke Dewi. Aku sempat lupa dengannya karena apa yang terjadi kemarin. Aku buka hp dan ternyata ia belum membalas pesanku. Hanya video call terakhir. Kurasa ia sedang tugas dan sangat sibuk

“ Mah, aku pulang”

Namun ibuku tidak menjawab. Mungkin ibuku sedang tidur siang. Rumah sudah rapi. Kakakku juga tidak ada. Aku naik dan pintu kamarnya terbuka. Ia pergi. Aku membuka kamarku. Gadis-gadis itu di sana. Mereka masih tertidur. 22 gadis tidur di kamarku. Hanya empat di kasur dan sisanya di lantai. Aku bahkan sulit untuk melangkah. Aku mengambil selimutku dan menyelimuti Gadis, Dede, Wuni dan Jini di kasurku. Ac ku hidup. Mereka pasti sangat nyaman. Aku mengambil baju dan berganti pakaian. Aku ingin ke rumah Melly siang itu, namun ia mengirim pesan chat ke nomorku

“ Billy, kamu beneran ke rumah hari ini?”

Tanyanya.

“ iya aku udah otw”

Jawabku. Aku membuka buku itu dari tasku. Aku mengubah sedikit detail. Sesuai tulisanku seharusnya gang rumah Melly sudah berubah menjadi komplek perumahan town house. Semua orang di gang itu mungkin tidak di sana lagi. Aku juga mengubah orang tua dan keluarga mereka. Kini mereka dari keluarga berbeda. Keluarga merek yang lama tidak ada lagi. Aku menutup kamarku membiarkan mereka istirahat. Aku turun dan berjalan kaki ke halte depan perumahan.

Melly membagikan lokasi rumahnya lewat chat. Aku naik bus. Aku mengenakan headphone dan mendengarkan lagu dari handphoneku.

“ ada Billy!”

“ Kyaaaaaa!!! Billy! Billy”

Sekumpulan gadis-gadis muda mengerubungiku. Mereka mengenaliku. Mereka mengambi handphone mereka dan memoto diriku yang sedang duduk sambil mendengarkan lagu. Aku hanya membungkuk dan tersenyum menyapa mereka. Setidaknya mereka tidak anarkis

“ yang tertib ya. Jangan buat gaduh. Sama dahulukan hormat ke orang lebih tua”

Jelasku.

“ siap Bil!!”

Jawab mereka serentak

“ Billy, boleh peluk ga?”

Ucap gadis yang agak gemuk. Tanpa pikir panjang aku memeluknya. Yang lain berteriak

“ Billy peluk juga! Peluk juga!”

Ada belasan gadis jadi tidak ada salahnya jika aku beluk semua. Aku lalu memeluk mereka semua. Penumpang lain hanya tersenyum. Hanya penumpang laki-laki yang terlihat terganggu. Aku melihat gadis yang sangat cantik diantara mereka. Buah dadanya menggoda dan wajahnya manis. Aku tarik sedikit gaun serta branya dan melihat buah dadanya dari atas secara jelas

“ Billy genit deh”

Bisiknya sambil tertawa malu. Astaga aku suka kekuatan ini. Gadis lain tertawa. Mereka tidak menganggap ini pelecehan.

Aku berhenti di halte dekat rumah Melly. Perumahan itu seharusnya adalah rumahku dulu. Tapi realita berubah. Karena buku ini, gang sempit itu kini jadi perumahan. Jalannya pun lebar. Gerbangnya megah. Aku lalu masuk. Aku berhenti di depan rumah Melly. Rumahnya cukup sederhana. Satu lantai mungkin tipe 54. Aku menekan Bell.

“ bentar Bill”

Aku mendengar suara Melly. Ia membukakan pagar. Aku tersenyum. Ia mengakan kaos santai ungu dan celana pendek hitam.

“ hai Bill”

Sapanya tersenyum malu

“ hai Mel”

“ masuk-masuk”

Ia mengajakku masuk. Melly menutup pagar dan pintu. Lingkungan ini tertutup. Sama seperti perumahan pada umumnya.

“ minum apa Bill?”

Tanya Melly.

“ ga usah gapapa. Ntar ngerepotin”

Jawabku. Ia tertawa

“ jangan gitulah, santai aja”

Sahutnya. Ia lalu mengambilkan soda dari kulkas untukku.

“ makasi ya Mel”

Jawabku. Melly lalu membuka pintu kamar. Kedua kamar di rumahnya berjejer. Kurasa satu kamar Melly dan satu kamar Suster Siska.

“ kak, ada Billy”

Ucapnya.

“ ah iya bentar”

Tidak lama Melly keluar bersama Suster Siska. Ia tampak lebih muda. Ia tersenyum melihatku dan melambaikan tangannya

“ Billy sayang”

Ia tampak sangat girang. Ia langsung meraih tanganku dan membelainya. Melly seketika canggung dan malu. Aku menengok Melly sejenak. Suster Siska tiba-tiba memelukku.

“ gimana? Sehat sayang?”

Ia terus memanggilku sayang. Entah apa karena aku masih muda atau karena sesuatu

“ sehat kak, kalo kakak sehat Billy juga sehat”

Godaku. Siska duduk di sampingku. Melly lalu pura-pura ke dapur. Siska tidak mengenakan hijab. Ia mengenakan celana putih ketat dan sweater kancing depan berwarna abu-abu.

“ kak aku ke mini market bentar ya”

Ucap Melly. Kaku. Siska memberi isyarat agar Melly pergi. Sepertinya Melly tahu ada sesuatu antara aku dan Siska. Melly lalu keluar rumah. Siska menyandarkan kepalanya di pundakku.

“ kamu kok ga ada kabar? Ga kangen sama aku?”

Tanya Siska. Aku merangkulnya mesra.

“ aku banyak istirahat di rumah. Fokus belajar juga”

Aku menggunakan alasan klasik yang sudah biasa digunakan oleh pelajar pada umumnya

“ ah alasan”

Sahut Siska manja. Kami pun bercumbu. Aku melahap bibirnya nafsu. Ia membalas cumbuan bibirku ganas. Kami berciuman liar di atas sofa itu. Aku beranikan diri mendekapnya dan menindih tubuhnya di atas sofa. Siska terus melahap bibirku liar

Aku melepas sweaternya. Siska smirk nakal. Siska melepas sweater itu. Ia kini hanya mengenakan tank top. Kami terus bercumbu liar. Aku melumat ganas kedua bibirnya. Lidahku tidak memberinya ampun. Aku sangat nafsu. Aku buka tank top itu sehingga ia kini hanya mengenakan bra.

Aku melepas bibirku dari bibirnya. Ia menatapku nafsu. Jemarinya membelai pipiku. Nafasnya terengah-engah. Aku remas toketnya yang masih dibungkus bra. Ia tersenyum sambil mendesah panjang.

“ aku kangen kamu Bill. Saat kamu di rumah sakit dan kamu ngelihat aku, saat itu juga aku suka kamu.”

Ucapnya. Aku melepaskan pakaianku. Ia menurunkan celanaku. Kontolku sudah mengacung. Ia genggam kontolku dan mengocoknya nafsu.

Siska membuka mulutnya lebar. Ia mulai mengulum kontolku. Aku mendesah kuat. Aku remas kepalanya, memaju mundurkan kontolku di mulutnya. Siska memompa nafsu kontolku dengan mulutnya. Lidahnya menjilat-jilat kepala hingga batang dan buah zakarku. Ia lalu mengulumnya nafsu, memompa kontolku dengan ganas dan tanpa ampun.

Aku harus mengakhiri ini dengan cepat sebelum Melly kembali. Aku menindih tubuhnya nafsu. Nafas Siska terengah-engah. Ia menurunkan celana putihnya. Memeknya sudah sangat becek. Aku tusukkan kontolku ke memeknya dan aku mendesah kuat. Lubang kemaluannya masih sangat sempit. Siska membuka pahanya lebar-lebar agar penisku lebih mudah masuk. Dinding memeknya berkedut-kedut menjepit kontolku. Kontolku tenggelam seluruhnya. Ia masih seperti perawan. Aku lalu mulai menggenjotnya

Siska melolong panjang. Keringat bercucuran. Aku menggenjotnya kencang. Aku remas buah dada dan melahap lehernya. Ia memekik kuat. Sofa itu berguncang hebat. Aku hujam memeknya dengan ganas dan kasar melampiaskan nafsu birahi. Siska merapatkan pahanya. Jepitan memeknya makin kuat. Aku mempercepat genjotan kontolku dan ia terus memekik kuat.

Aku mendekupnya kuat. Aku merasakan buah dada Siska menyentuh tubuhku. Ia menciumiku nafsu. Ia lahap bibirku. Aku terus menggenjotnya liar. Ia memelukku kuat. Ia lepaskan cumbuan bibirnya. Ia buka mulutnya lebar-lebar dan memekik panjang

“ ahhhhhhhh”

Air ternyata menetes hingga ke lantai. Entah sejak kapan Siska orgasme. Aku melepas kontolku dari memek Siska. Cairan menyembur deras dari memeknya. Aku terkejut bukan main! Melly berdiri di sana. Ia kaget bukan main. Belanjaan itu hampir jatuh. Kakaknya tidak tahu adiknya di belakangnya. Ia serasa ingin menangis. Aku ejakulasi. Melly melihat semuanya. Ia melihat spermaku memuncrat membanjiri wajah, toket, perut hingga rambut Siska. Ia berlari ke kamarnya. Siska masih tidak sadar apa yang terjadi. Kamar itu hanya memakai tirai sehingga tidak ada suara pintu tertutup

Aku dan Siska pindah ke kamar. Kami kembali bercumbu. Siska terus tersenyum dan tertawa. Ia senang bukan main. Kami lalu berbaring diatas kasur.

“ aku pengen kita sekali-kali jalan, terus kamu rajin ngasih kabar. Tapi paling ga, hari ini kita ketemu aja, aku udah seneng.”

Bisiknya manja. Ia lebih manja dari kehidupan sebelumnya mungkin karena ia jauh lebih muda.

“ tapi sayang, Melly, kayaknya juga suka aku deh”

Sahutku. Siska hanya tersenyum

“ aku tahu, siapa sih yang ga suka kamu”

Jawabnya santai. Aku hanya tersenyum. Kami kembali bercumbu. Ia tahu adiknya suka denganku tapi Siska lebih berani

“ aku ga mau ngalah demi dapetin kamu”

Godanya. Aku tertawa.

Kontolku kembali berdiri. Siska tersenyum nakal. Ia genggam kontolku dan mengocoknya pelan. Ia dekatkan wajahnya dan mencumbu bibirku nafsu. Aku melumat bibirnya gemas. Aku lilit lidahnya dan kembali mencumbu ganas bibirnya.

Jemari Siska makin mengocok kontolku liar. Kocokannya kini terpusat di kepala kontolku. Aku mulai mengerang sambil mencumbu bibirnya gemas. Aku remas buah dadanya dan memelintir putingnya. Siska kembali mendesah. Aku terus mencumbu bibirnya tanpa ampun. Kocokannya semakin ganas. Aku menggenjot tangannya dan hampir ejakulasi.

Aku melepas cumbuanku. Aku mendesah keras. Siska menatap kontolku gemas dan terus mengocoknya kencang. Ia bangkit dan duduk diantara kedua pahaku. Ia menggunakan kedua tangannya. Aku goyang pinggulku, menggenjot kedua tangannya seperti sedang menggenjot memeknya. Siska mencium frenulumku, ia mengecupnya gemas sambil mengocok kontolku. Kontolku menyodok-nyodok wajahnya. Aku tidak tahan lagi. Aku berusaha mengeluarkan sperma sebanyak-banyaknya di tangannya

Kontolku memuncrat. Air maniku menyembur deras ke wajahnya seperti keran. Siska kaget bukan main. Genggaman kedua tangannya sempat terlepas. Kontolku terus menyembur wajahnya dan memuncrat hingga ke rambut-rambutnya. Siska memejam mata dan teriak kaget. Ia buka mulutnya dan kembali mengulum kontolku. Ia memompa ganas kontolku dan menelan setiap tetes sperma yang keluar. Aku menggenjot mulutnya dan terus ejakulasi.

Siska menelan banyak spermaku. Ia lepas kontolku dari mulutnya. Aku sangat puas. Wajahnya penuh dengan spermaku dan begitu juga rambutnya. Ia tertawa malu. Ia membuka matanya dan hendak membersihkan wajahnya. Aku menahan tangannya

“ kenapa sayang?”

Tanyanya heran.

“ biarin”

Bisikku.

“ kotor ihhh”

Aku tertawa dan mencegahnya membersihkan wajahnya.

Kontolku masih sangat merah dan mengacung tegang. Siska lalu menunggangiku. Penisku perlahan kembali menusuk memeknya. Aku meremas buah dadanya. Aku merasakan jepitan dinding memeknya yang becek dan liar biasa menjepit. Wajah Siska memerah. Aku mulai menggenjotnya

Siska memekik kencang. Ia menggenjotku dari atas. Aku remas buah dadanya gemas dan menggenjot dari bawah. Aku ikut mendesah kuat. Rasanya sangat nikmat. Aku lepaskan kedua tanganku dari toketnya dan memegang kuat pinggulnya. Aku menggenjot kuat. Siska menaruh kedua tangannya di dadaku. Ia menggenjot kuat dari atas

Siska melepas tangannya dari dadaku. Ia mendongakkan kepalanya. Ia memekik kencang. Aku menggenjotnya dari bawah dengan liar. Aku remas pinggulnya dan terus menghujam keluar masuk tanpa ampun. Wajahku memerah. Keringat bercucuran aku makin nafsu. Siska menggigit bibir bawahnya. Cairan mengucur deras dan mulai membasahi kasur. Ia kembali orgasme

Siska kini lemas. Aku lepaskan kontolku dan memeknya menyembur deras. Ia orgasme dahsyat, menyemburkan cairan sangat banyak hingga seisi kasur basah. Ia terengah-engah lemas. Ia lalu menengkurapkan tubuhnya. Aku berlutut dan siap melakukan prone sex dari belakang pinggulnya

Aku tusukkan kembali kontolku dan menggenjot Siska dengan posisi Prone sex. Ia mendesah kencang. Seisi kamar menjadi riuh. Aku bertambah nafsu. Suara tepukan selangkangan itu dan pinggul indahnya membuatku nafsu. Aku terus menghujam Siska tanpa ampun. Aku tindih dia dari belakang dan terus menghujam. Siska tersenyum lebar sambil terus mendesah nikmat. Ia sangat menikmati posisi Prone sex itu. Posisi itu secara resmi menjadi posisi favoritnya

Aku ejakulasi di dalam memeknya. Siska bernafas lega. Ia sangat lelah. Ia menunggu lama agar aku ejakulasi di dalam memeknya. Air maniku menyiram rahimnya deras. Wajah Siska memerah merasakan hangatnya sperma di dalam rahimnya. Aku pun mendesah panjang. Aku sangat suka setiap kali aku crot dalam di wanita mana pun. Aku diamkan kontolku dan terus ejakulasi sebanyak-banyaknya di dalam rahimnya. Tenaga Siska terkuras. Namun ia sangat puas

Siska lalu mandi. Ada kamar mandi di dalam kamarnya. Aku sudah mengenakan pakaian kembali. Aku lalu mengenakan pakaianku dan keluar dari kamar Siska. Aku tidak sengaja melihat Melly di luar kamar. Matanya merah dan penuh air mata. Ia menghampiriku lalu

“ Plak!”

Ia lalu menamparku.

“ bisa-bisanya sih aku ga bisa marah sama kamu!”

“ Plak!”

Ia menamparku lagi. Ia lalu menangis. Aku langsung memeluknya. Melly hanya pasrah

“ kamu tahu aku suka kamu, tapi kenapa kamu tidur sama kakak aku. Aku ngerti kalo cuma naksir atau suka. Tapi TIDUR!”

Ia makin menangis. Aku justru menahan tawaku.

“ Melly, Maafin aku”

Ucapku serius.

“ aku cewek bego. Setelah yang kamu lakuin, aku hanya bisa pasrah. Karena aku benar-benar suka kamu. Aku mau kamu”

Aku lalu mencium bibir Melly sekilas. Ia terdiam. Aku dekup dia dan kami pun bercumbu. Melly pun pasrah. Ia pejamkan matanya dan mencumbu bibirku. Kurasa itu ciuman pertamanya.

“ Billy….”

Bisiknya pelan. Aku hapus air matanya. Ia tersenyum

Tidak lama Siska keluar kamarnya. Ia mengenakan piyama tangan panjang. Ia pun tersenyum padaku. Melly sudah bersikap biasa saja.

“ Mel, bantuan kakak siapin makan sore yuk”

Ucap Siska. Melly lalu mengangguk. Aku duduk di ruang tengah sambil mengecek handphone. Melly dan Siska memasak di dapur.

“ nih Billy, dimakan dulu”

Siska dan Melly membuatkan bakso. Aku tersenyum. Kebetulan aku lapar setelah adegan ranjang dengan Siska

“ ah makasih. Selamat makaaan”

Aku melahap bakso itu dengan lahap. Siska dan Melly tersenyum. Siska duduk di kiriku dan Melly di kananku. Namun Siska yang lebih manja padaku. Melly masih biasa saja.

“ maaf ya Bill, cuma ada bakso. Kamu pasti kebiasa makan pizza tiap hari kan?”

Goda Siska. Aku tertawa. Aku bahkan lupa kapan terakhir makan pizza. Kurasa waktu aku dulu kuliah di AS

“ aku jarang makan pizza kok. Perutku suka ga enak”

Jawabku

“ ah yang beneeeeer”

Sahut Siska keheranan. Melly hanya senyum. Siska menepuk pundakku

“ kamu cuma mau muji aku kan?”

Ujar Siska sambil tertawa. Aku menggeleng kepala sambil tersenyum

“ ga kok, beneran aku jarang makan pizza”

Jawabku lagi. Siska menepuk pahaku

“ ada orang kaya ga doyan pizza. Aku lebih percaya Jungkook bts asli Cirebon”

Celetuk Siska. Aku tertawa terbahak-bahak. Melly ikut tertawa melihatku. Kami bercanda bertiga namun dipikiranku hanyalah aku ingin threesome dengan mereka berdua.

“ jadi kapan kamu mau nembak Melly”

Goda Siska

“ kakak aaaaaaa”

Sahut Melly malu. Aku tertawa lepas

“ beneran gapapa?”

“ I’m fine, I’m fine! Gwenchana! ( gapapa, gapapa, gapapa) Neng neng neng neng neng!”

Melly makin tertawa. Aku lalu mencium mereka berdua. Melly seketika terdiam. Siska tersenyum genit

“ cowok gini nih bahaya”

Siska lalu mencium balik pipiku. Melly masih memegangi pipinya.

“ lu mau kita berantem?!”

Gerutu Siska

“ yang akur dong”

Melly lalu tertawa lepas. Siska ikut tertawa.

Aku lalu pamit pulang. Siska melambaikan tangan. Ia lalu mencium pipiku dan aku pun pulang. Melly mengantarku ke depan gerbang

“ Bill, kayaknya aku ga kuat lihat kamu tidur sama kakak aku sendiri”

Ucapnya. Ia menunduk kecewa. Aku mencium pipinya

“ sama kayak aku ga kuat lihat kamu diperawani cowok lain.”

Melly menepuk pundakku pelan

“ kamu ah. Apa aja dianggap gampang”

Gerutunya kesal. Aku menciumnya lagi.

“ kata guru biologi kan cowok memang harus banyak ejakulasi. Kamu sama kakak aku itu, ga serius kan?”

Melly tidak mau kalah dengan kakakku. Aku pun mengangguk. Ia tersenyum. Ia lalu membuka celana hingga celana dalamnya

“ kalau gitu perawani aku sekarang!”

Pagar itu tertutup, orang luar memang tidak bisa melihat kami ngentot di halaman rumah Melly. Tapi kak Siska, ia pasti melihatnya.

“ Mel!”

Aku terkejut bukan main

“ cepet ga ada waktu!”

Ia lalu mencumbu bibirku ganas. Aku dengan buru-buru melepaskan celanaku. Melly meremas kontolku gemas. Aku siap memerawaninya

“‘Bruk!”

Melly tiba-tiba mendorongku keluar rumahnya. Aku terduduk di jalanan, dengan kontol tegang mengacung di depan umum.

“ Mel!”

Teriakku terkejut. Melly mengenakan kembali celananya dan melambaikan tangannya

“ Dadah Billy!”

Ia lalu tertawa sambil menutup gerbang. Aku buru-buru mengenakan celanaku. Aku beruntung saat itu sepi atau aku bisa jadi sasaran amuk masa

“ apa aku baru dikerjai Melly?!”

Aku tertawa terbahak-bahak. Rupanya walaupun pendiam dan tampak lugu, ia juga bisa jahil. Aku lalu pulang. Aku hendak naik bus di halte. Seseorang memegang tanganku dan ketika aku menoleh, ternyata dia Yuni

“ hai”

Sapa Yuni. Aku menatapnya heran.
 
Maat rada telat suhu, nubi ketiduran :ampun:
 
Bimabet
Libur dulu ya suhu :ampun:
Nanti nubi kabarin kapan updatenya
Sekali lagi terima kasih udah mau baca cerita nubi
Mohon maaf kalo ada salah-salah kata
Kalau cerita lanjut thread otomatis nubi minta momod buka kembali
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd