Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Cuckold Story: Mengubah Istriku [with epilog]

Dengan siapa Natalie enaknya melakukan Threesome Sex pertamanya?

  • Natalie vs. Nicko vs. Ricko

    Votes: 58 30,4%
  • Natalie vs. Nicko vs. Lelaki Lainnya

    Votes: 18 9,4%
  • Natalie vs. Ricko vs. Lelaki Lainnya

    Votes: 72 37,7%
  • Terserah TS aja deh, kita ngikut aja

    Votes: 43 22,5%

  • Total voters
    191
  • Poll closed .
Bimabet
bacanya sih.... gw bisa ngaceng se ngacengnya.....
tapi klo mengalami sendiri.... pasti letoy se letoy nya.....

hebatnya si penulisnya.... .....
 
jha emang biar mumbul koq gan, ben semangat Nulisnya... wes pokoknya di tunggu updatetannya...
 
-------------
Part 17
"Iya mas, adek dah nikah!"




POV Nicko

Alarm yang kusetel terdengar sayup berbunyi diiringi suara istriku yang juga sedang membangunkanku. Berarti saat ini waktu sudah menunjukkan jam lima pagi lebih lima belas menit sesuai waktu yang kuset semalam sebelum tidur.

"Pih bangun... Dah mau setengah enam!" ucap istriku.

"Hmppp...huaaahh." gumamku sambil mencoba membuka mata.

"Ayo buruan mandi sana. Ntar aku bikinin sarapan sekalian."
"Nasi goreng, mau?" tanya istriku lembut menawarkan menu sarapan untukku. Aku lalu melihat kearahnya yang sedang duduk di pinggir ranjang sambil mengikat rambutnya bersiap untuk memulai aktifitasnya.

"Iya mau.." jawabku singkat sambil menggeser tubuhku dengan malas lalu meraih erat pinggulnya.

"Ih ngapain pegang-pegang ini! Dah buruaan papi mandi gih, ntar kesiangan berangkatnya lho." protes istriku karena aku malah memeluk pinggulnya sehingga menghalanginya ketika ingin bangkit berdiri.

"Iyaa bentar napa mih. Masih entar kok jam sembilan ketemuannya sama Pak Michael!" sahutku singkat sambil menarik tubuh istriku kembali rebah di atas ranjang ini lalu mulai mencumbu lehernya. Entah kenapa aku tiba-tiba ingin saja bercumbu dengan istriku pagi ini.

"Ihh papi nih, bukannya cepet mandi malah cium-cium mami gini!" protes istriku namun tak kuhiraukan, aku tetap menciumi tubuhnya karena libidoku pagi ini tiba-tiba muncul dan naik dengan cepat.

Aku lalu menarik tubuhnya rebah kembali di rajang kami dan menarik kausnya keatas sebatas lehernya sehingga payudaranya langsung terekspose, lalu aki segera menjilati dan menghisap kedua payudaranya yang tak lagi ditutupi oleh apapun lagi.

Setelah aku merasa cukup puas menikmati payudaranya, lalu aku segera melepas pakaianku sendiri seluruhnya serta jugacelana yang dikenakan istriku juga kutarik lepas sekalian. Istriku hanya pasrah menerima kelakuanku ini, tak ada desahan yang terdengar darinya, kurasa mungkin dia belum begitu naik libidonya pagi ini. Namun aku tidak ingin berlama-lama dan segera ingin menuntaskan hasratku pagi ini yang sudah memuncak. Kontolku sudah tegak berdiri siap untuk menjelajahi lubang kenikmatan yang terpampang di depanku.

Aku segera membasahi batang kontolku dengan air liur pagiku, dan sedikit mengusapkan sisanya di sekitaran liang vagina istriku. Setelah cukup kurasa, lalu tanpa ragu aku segera mengarahkan kontolku untuk masuk kedalam kehangatan pagi dari memek istriku yang tercinta ini.

"Aaachh...." desahan pertama Natalie istriku akhirnya terdengar karena batang kontolku perlahan memasuki selangkangannya.

Kugerakkan maju mundur secara perlahan pinggulku sambil membuka lebar kedua paha istriku untuk mempermudah laju batang kontolku keluar masuk disana. Aku sangat menikmatinya, aku sangat menikmati rangsangan-rangsangan yang diterima disekujur batang kontolku ketika perlahan sudah mulai bisa bergerak lebih lancar. Sambil menggenjot memeknya, aku juga mulai meremasi kedua toketnya yang memantul-mantul liar akibat serangan fajar ini. Aku meremas daging yang menggiurkan di dadanya itu dengan sedikit keras karena bernafsunya aku pagi ini.

"Plokk....plokk...plokk..plokkk.." suara benturan pinggul kami berdua menggema di seantero kamar kami pagi ini.

"Ahh..ahh..ahhh..ahhh.." desahan dan eranganku memburu seiring semakin cepat tempo gerakan sodokan di memek istriku sambil terpejam mataku menikmati remasan dan meresapi kehangatan memek istriku ini.

Ketika aku membuka mataku dan memandang wajah istriku sambil terus menggenjotnya, aku malah melihat istriku tertawa tipis memandangku yang tengah memacu nafsu. Sekilas istriku terlihat begitu santai ditengah pergumulan ini, seakan tidak terlalu ikut menikmati permainanku ini.

Lalu aku menurunkan tubuhku menghimpit tubuhnya, dan mengarahkan bibirku meraih bibirnya. Setelah kedua bibir kami bertemu, langsung kulumat bibirnya yang tadi seakan-akan senyumannya mencibir tingkahku. Ternyata hal yang kulakukan ini adalah keputusan yang salah, lumatan bibirku ternyata semakin membuat libidoku semakin memuncak dan membawaku lebih dekat dengan titik puncak kenikmatanku. Spermaku terasa sudah mengumpul di ujung kepala kontolku, ditambah dengan ternyata istriku melakukan gerakan meremas di dalam sana yang semakin memberikan sensasi yang sangat nikmat di batang kontolku

"Aarghh..arrghhh..argghh..." Eranganku pecah ketika pejuhku akhirnya menyembur ke dalam lubang memek istriku. Ada sedikit rasa sesal yang menyeruak di hati ini, aku menyesal tak bisa menikmati lebih lama kegiatan ini karena aku keburu selesai dengan waktu yang cepat seperti biasanya, sebelum bisa memberikan orgasme kepada istriku yang tersayang ini.

Aku lalu memeluk erat tubuh isteriku sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja menerjang tubuhku. Isteriku masih saja memberikan remasan-remasan di batang kontolku seakan memeras seluruh pejuh yang masih tersimpan sampai tetes terakhir.

"Gitu aja dah ngecrot nih si papi. Baru juga sebentar udah K.O." ucap istriku ditengah keheningan pelukan kami berdua.

"Huuu.. Abis mami curang sih, memeknya diempot-empot gitu. Jadi kalah cepet deh papi." ucapku menyangkal perkataannya seperti biasa.

"Belom aja lima menit udah kelar aja. Dasar!"
"Mami aja belom naik, dah ngecrot aja tuh pejuh." istriku terus menggodaku, lebih tepatnya mengejekku. Dialog-dialog semacam ini sebenarnya sudah sering terjadi ketika berakhirnya persetubuhan kami jika aku tak bisa bertahan lebih dari sepuluh menit. Tak bisa memberikan orgasme kepada Natalie istriku memang juga sudah sering terjadi, tapi cepatnya durasi persetubuhan kami akan selalu dikomplain istriku seperti tadi, terlebih ketika istriku belum sempat naik namun aku sudah terkapar.

"Hehehehe..." jawabku sambil tersenyum garing.

"Ya udah cabut dulu itu kontolnya." ucap istriku sambil mendorong tubuhku menjauh dan melepas kontolku yang sudah lemas. Lalu aku merebahkan tubuhku di sebelahnya melepas lelah akibat pergumulan singkat tadi.

"Wuuu dasaar nih si papi. Jadi becek kaan nih gara-gara pejuhnya papi." ucap istriku sambil beranjak berdiri dari ranjang.

"Jangan tidur lagi lho, bangun terus mandi bersih-bersih." perintah istriku sambil mengambil bathrobe nya. Dia tak berpakaian lagi, hanya mengikatkan tali jubah mandinya lalu ngeloyor menuju kamar mandi.

"Iyaa iyaa bawel banget sih ni mami pagi-pagi." sahutku malas sambil meraih handuk yang tergantung di dinding kamarku dan melilitkan ke pinggulku bersiap menyusulnya ke kamar mandi.

Ketika aku masuk ke dalam kamar mandi kulihat istriku sedang menyikat giginya, kelihatannya dia ingin mandi sekalian. Aku lalu segera melepas handukku dan menaruhnya di gantungan baju di sisi kanan kamar mandi, dan segera menuju kearah lubang wc untuk buang air kecil.

"Mami mandi sekalian?" tanyaku pada istriku.

"Iyaa mandi sekalian aja deh, sekalian bersih-bersih biar seger." sahut istriku.

Lalu kamipun melakukan kegiatan mandi pagi bersama tanpa lagi ada melakukan kegiatan seks lagi, benar-benar hanya mandi. Kami berdua saling menggosok tubuh masing-masing seperti biasa, setelah aku selesai menggosok bagian punggungnya, lalu istriku pun melakukan hal yang sama kepadaku hingga selesai lah kegiatan mandi pagi kami berdua. Aku segera mengeringkan tubuhku dengan handuk dan kembali melilitkannya di pinggulku. Sementara istriku seperti biasanya langsung mengenakan jubah mandinya tanpa mengeringkan tubuhnya terlebih dahulu, jadi masih terlihat bulir-bulir air yang menetes dari tubuhnya. Memang sudah kebiasaan istriku dari aku mengenalnya jika selesainya mandi tak pernah dia menyeka air yang ada ditubuhnya, lebih segar katanya.

Aku langsung menuju kamar tidurku untuk bersiap berpakaian dan berangkat meeting, sementara istriku langsung menuju dapur untuk menyiapkan sarapan dengan tubuhnya yang hanya memakai jubah mandi yang kutau tak ada pakaian dalam lagi dibaliknya. Sekilas jubah mandi berwarna putih yang hanya sebatas lutut dan belahan dada yang sedikit rendah karena tali ikatannya tak cukup erat menarik bagian atas itu sangat seksi kulihat. Tapi aku tak lagi memperhatikannya lebih lama karena memang sudah biasa juga seperti itu dan karena aku ingin segera bersiap berpakaian ke dalam kamar.

Setelah aku selesai berpakaian aku kemudian keluar kamar sambil membawa semua keperluan meetingku. Aku menuju ruang tivi sambil menunggu istriku selesai membuat sarapan, sesaat setelah aku duduk sambil mengecek-ngecek ponselku, kudengar dari arah dapur sayup-sayup seperti ada istriku mengobrol dengan seseorang. Aku langsung beranjak kearah dapur untuk mengeceknya, ternyata kulihat Ricko berada di dapur bersama istriku. Posisi Ricko berdiri di belakang istriku yang sedang mengolah masakannya. Pemandangan yang membangkitkan imajinasiku.

"Kamu nih pagi-pagi dah seksi aja kayak gini sih Natt." ucap Ricko pelan namun aku masih bisa mendengarnya dari posisiku di ujung akses masuk ke area dapur.

"Pasti abis ngewe sama Nicko ya? Langsung mandi besar gini." lanjut Ricko sambil memegang pinggul istriku dan menyenderkan kepalanya di bahu istriku yang masih sibuk memasak, namun tak ada penolakan dari istriku kulihat.

"Hmm kamu nih gangguin aku masak aja deh Rick." sahut istriku pada sahabatku itu dengan suara lembutnya.

"Lagian kamu pagi-pagi dah seksi gini sih." goda sahabatku lagi kepada istriku.

"Kenapa?? Kepengen juga?" pancing istriku.

"Yaa lah, Nicko kan dah dapet jatah. Aku belom." sahut Ricko.

"Iya tuh tadi pagi tau-tau Nicko langsung minta jatah aja. Padahal baru aja melek."
"Tapi ya gitu deh, sebentar doang tapi. Nicko keburu kelar." ucap istriku menceritakan kejadian tadi pagi padaa sahabatku.

"Berarti kami belum dapet dong Natt? Hehehe"
"Yaudah ntar aku deh yang ngasih kamu sampe banjir tuh memek." ucap Ricko sahabatku memberikan tawaran kenikmatan kepada istriku.

"Ntar aja yaa abis Nicko berangkat yaa.. Kamu juga mandi dulu sana. Tuh tangan juga nggak bisa diem amat sih, badan aku digrepein gini." jawab istriku. Ahh shit! Ternyata mereka akan ngentot setelah aku pergi. Pikiranku jadi kalut, kalut karena gagal melihat mereka berdua ngentot pagi ini.

"Iyaa sayaangkuu... Cium duluu dong tapi." pinta Ricko pada istriku, saat ini Ricko hanya mengenakan celana kolornya dan kaus tanpa lengan sehingga tubuhnya yang atletis itu terlihat cukup jelas. Sekilas refleks kubandingkan dengan tubuhku, ya jelas kalah jauh aku dibandingkan dengan bentuk tubuhnya itu. Untuk hal ini, aku jelas mengaku kalah dari sahabatku yang sedang bersama istriku itu.

"Iya dasaar mesuum." sahut istriku sambil menoleh kearah Ricko yang berada dibelakangnya. Lalu mereka berpagutan begitu mesra dan lembut sekali kulihat, mereka begitu menikmati cumbuan ditengah kegiatan istriku memasak sarapan pagi untukku. Kompor lali dimatikan istriku lalu istriku membalik tubuhnya berhadapan dengan sahabatku itu dan memegang wajah Ricko dengan meletakkan kedua tangannya di leher sahabatku itu dan semakin liar ciuman mereka di dapur itu. Ricko tidak kalah bernafsu menikmati cumbuan istriku, tangannya semakin menekan pinggul istriku merapat ke pinggangnya sambil meremasi bokong montok istriku. Istriku memberikan ciuman terbaiknya untuk Ricko kurasa.

Perasaanku bercampur aduk mendengar percakapan dan percumbuan mereka di dapur rumahku, antara cemburu, horny, dan minder karena yang diucapkan istriku tentang ketidakmampuanku memberinya orgasme tadi adalah benar adanya. Dan ternyata kedekatan mereka sudah lebih dalam dari sebelumnya, nampaknya ikatan batin dan kenyamanan diantara mereka telah muncul seiring kedekatan mereka itu tanpa menyadari aku sedang melihat dan memperhatikan mereka dari sudut yang tak mereka lihat.

Ketika aku melihat mereka berdua mengakhiri percumbuan hangat itu, aku segera berlari kecil kembali ke arah ruang tamu dan berpura-pura sedang membereskan keperluanku. Bayangan persetubuhan mereka nanti setelah aku pergi melayang-layang di pikiranku. Entah mengapa walaupun aku sedikit menyesal tak bisa melihatnya langsung, hal itu justru seperti membuatku lebih bersemangat pagi ini. Mengetahui istriku akan dientot sahabatku seperti memberikan suntikan semangat untukku. I don't know why, If you asked.

"Eh, dah mao berangkat lo bro?" sapa Ricko tiba-tiba ketika dia keluar dari dapur berjalan menuju ke arahku.

"Eh, ngagetin aja lo kampret, muncul tiba-tiba gitu!!"
"Iya nih. Bentar lagi paling, abis sarapan gue langsung berangkat."
"Abis darimana lo? Gue kira belom bangun lo coy" ucapku sambil berpura-pura tidak mengetahui yang baru saja dilakukannya bersama istriku di dapur tadi.

"Udah lah, tuh gara-gara nyium bau masakan bini lo. Wangi banget abisnya, tadi ngecek aja ke dapur liat bini lo masak apaan." jawab Ricko.

"Oh.. Iya lagi bikin sarapan dia." sahutku berpura-pura tak acuh sambil memakai sepatu.

"Eh, lo punya sepatu kets nggak Nick?"
"Gue pinjem dong, mau jogging dulu gue. Gue lupa nggak bawa sepatu olahraga, nggak kepikiran mau nginep lama di sini soalnya." ucap Ricko.

"Lah itu di samping kulkas, pilih aja. Gue juga jarang pake soalnya."
"Gaya amat lo pake jogging-jogging segala." sahutku padanya.

"Yeee... Gue emang dah biasa olahraga kalo pagi coyy! Lo nggak liat nih badan gue keren begini. Emangnya elo olahraganya di kasur doang! Makanya tuh perut lo ketutup lemak! Hahaha" ejek Ricko padaku.

"Hahahaha kampret banyak bacot lo ahh! Dah sono ambil sepatunya!"
"Lo jogging muter deket-deket sini aje yaa, ntar nyasar emak lo nyariin lagi!" candaku padanya.

"Hahaha nggak lah, kalo nyasar paling ditampung sama ibu-ibu komplek disuruh jadi mantunya!" elak Ricko atas ejekanku.

"Anjiiing pede banget lo jadi anak!" sergahku padanya yang sedang mengambil sepatu kets ku lalu segera memakainya.

"Lah, lo nggak sarapan dulu bro?" tanyaku setelah kulihat dia justru seperti bersiap untuk jogging. Pakaiannya memang siap saja untuk dipakai berolahraga, karena dirinya hanya memakai celana pendek yang memang bisa dipakai untuk berolahraga dan kaus sporty tanpa lengan yang jelas sangat menonjolkan lekuk otot tubuhnya yang atletis itu.

"Nggak, biasanya gue baru sarapan abis olahraga bro." sahutnya singkat sambil beranjak ke arah pintu dan segera keluar untuk segera berolahraga di sekitaran komplek, aku hanya berharap dia tidak menggoda para ibu-ibu muda tetanggaku yang pasti akan kecantol padanya jika dia menebarkan pesonanya dalam menggaet wanita.

Sesaat setelah Ricko menghilang dari pandanganku setelah tadi dia kulihat melakukan sedikit pemanasan sebelum jogging, Natalie istriku keluar dari arah dapur membawa sarapan untukku.

"Nih sarapannya pih."
"Loh si Ricko mana?" ucap istriku.

"Oh, jogging katanya mih. Sebentar paling." kataku sambil menyendok naai goreng buatan istriku.

"Owalah, kan belom sarapan itu anak. Kenapa nggak disuruh sarapan dulu tadi." ucap istriku

"Udeh, tapi katanya ntar sarapannya abis olahraga." ucapku sambil memasukan suapan pertama dan segera mengunyahnya.

"Yaudah, papi sarapan dulu deh. Tak tinggal ganti baju dulu gapapa ya.." ucap istriku.

"Heemm.. Ya mih." sahutku singkat sambil meneruskan sarapanku dengan lahap.

Ketika aku hampir menyelesaikan sarapanku, istriku keluar dari kamar kami dengan menggunakan baju daster terusan yang cukup longgar sebatas lututnya seperti yang dia biasa gunakan sehari-harinya.

"Mih, mobil aku bawa ya. Kamu sama Ricko kalo mau keluar pergi, ntar pesen online aja kalo nggak mau naik motor." ucapku pada istriku.

"Iya pih, nanti paling sekalian masukin cucian ke laundry. Mau nyuci sendiri kok agak males ya.." ucap istriku.

"Ya udah, iyaa masukin laundry aja. Sekalian sama bajunya Ricko masukin juga sekalian, ntar kalo dia dah balik kamu suruh aja dia ngumpulin baju kotornya ya." ucapku yang langsung mendapatkan anggukan dari istriku.

"Yawis. Aku tak berangkat ya mih.." ucapku pamit pada istriku setelah aku menyelesaikan sarapanku.

"Iya pap. Sukses yaa sayang meetingnya." ucap istriku sambil beranjak mengiringiku ke depan rumah.

"Iyaa mih, semoga yang ini deal juga kayak kemaren." ucapku sambil mencium dahi istriku meminta restu padanya.

"Amiin.. Goodluck ya pih, Love you papih!" sahut istriku sambil mengecup pipiku seperti biasanya.

"Love you too sayang, kutinggal dulu ya." pamitku sambil beranjak ke arah mobilku yang kuparkir di sisi jalan depan rumahku.

Lalu akupun segera pergi meninggalkan rumahku yang artinya di rumahku itu nanti istriku hanya berdua saja ditemani Ricko sahabatku. Tak perlu lagi ku berpikir apa yang akan terjadi selama aku pergi bekerja meninggalkan istriku, pasti mereka berdua akan mendayung kenikmatan di rumahku seperti yang kudengar lewat percakapan mereka di dapur tadi, mungkin diatas ranjang pernikahan di kamar pribadiku, atau di ruang tamu, mungkin di dapur, atau malah Ricko akan menggarap istriku di seluruh sisi rumah ini dengan liar. Membayangkan itu saja, aku langsung bersemangat menyambut aktifitasku hari ini dan segera secepatnya ingin pulang kembali dan berharap masih sempat menyaksikan istriku menerima kepuasan yang akan sahabatku berikan padanya.



POV Natalie
[HIDE]
Setelah suamiku berangkat meninggalkan rumah, aku lalu melakukan aktifitasku membereskan rumah dan merapihkan baju-baju kotor yang akan kumasukan ke laundry langgananku sambil menunggu kedatangan Ricko yang sedang berolahraga di sekitar lingkungan perumahan. Pantas saja fisiknya begitu prima dan tubuhnya terbentuk gagah, mungkin kebiasaan olahraganya itu yang membuat tubuhnya seprima dan segagah itu. Sangat berbeda dengan suamiku yang sangat jarang melakukan olahraga, pernah saja sesekali suamiku punya niatan untuk olahraga tapi paling hanya bertahan maksimal dua minggu, setelahnya tak pernah dilanjutkan lagi.

Selesai aku membereskan pakaianku dan suamiku, aku lalu menuju kamar tidur yang digunakan Ricko untuk mengambil juga pakaian kotornya sesuai perintah suamiku. Ketika aku mengambil setiap pakaian Ricko yang tergantung di belakang pintu kamar ini dan sebagian diletakkan di sisi ranjang tidurnya, mataku tiba-tiba tertuju kepada celana dalam miliknya. Entah mengapa aku justru seperti terpaku membayangkan benda yang ditutupi oleh celana dalamnya itu.

Perlahan aku mendekatkan celana dalam milik sahabat suamiku itu untuk sekedar menghirup aroma yang terpancar dari sana. Aroma kelelakian yang sungguh memabukkanku, bayangan keperkasaan batang kontolnya sangat nyata ketika aku semakin dalam menghirupnya. Dan segera saja memekku mulai terasa lembab dan sampai-sampai rahang bawahku seperti terasa ngilu akibat diserang oleh libido yang pesat meningkat.

Aku melakukannya beberapa saat sampai kudengar suara pintu pagar depan rumahku seperti dibuka oleh seseorang. Lalu aku segera keluar kamar ini sambil membawa setumpuk pakaian kotor milik Ricko sahabat suamiku, yang saat ini dengan izin suamiku menjadi pria keduaku dalam hal kegiatan seksual. Entah kenikmatan dunia mana lagi yang mampu aku dustakan, memiliki suami yang mencintaiku serta memiliki Ricko yang mampu memberikan kepuasan seksual padaku. Terasa lengkap sudah hidupku saat ini, aku tak lagi meminta lebih untuk saat ini. Cukup lah yang sekarang ini kuterima, kurasa...

Ternyata yang datang adalah Ricko, rupanya dia sudah selesai dari joggingnya. Ketika kulihat dia masuk dari pintu depan, sekali lagi aku terhipnotis dengan sosok yang ada didepanku ini. Wajah manis dengan tubuh atletis yang dihiasi oleh otot-otot indah serta keringat maskulin yang terlihat membasahi sekujur tubuhnya sangat memberikan keindahan tersendiri pada pandangan mataku ini.

"Eh, itu kan baju-baju kotorku Natt?" tanya Ricko dengan lembut.

"Iy...iyaa... Ini mau kumasukin laundry sekalian, tadi Nicko yang nyuruh juga kok." ucapku yang entah mengapa terasa gugup berhadapan dengan pria tampan yang satu ini.

"Wah kebetulan! Tadinya aku bingung masalah baju tuh, aku kan nggak bawa banyak baju karna nggak ada persiapan juga mau extend di sini. Makasih yaa.." ucapnya padaku.

"Iyaa santai aja, apa nanti kita pergi ke mall buat nyari beberapa baju buat kamu selama disini?"
"Atau kamu mau coba pakai pakaiannya Nicko buat sementara?" tanyaku padanya yang masih saja terpana memandangi bulir keringat yang membasahi tubuh atletisnya itu, ingin rasanya aku menghirup aroma maskulin keringat di tubuhnya itu untuk memuaskan dahagaku. Tapi aku masih menahan diriku untuk tidak terlihat terlalu agresif padanya, walaupun aku mau.

"Lah mana muat baju suamimu aku pake? Ya mending ntar aku beli aja deh. Ntar temenin aku nyari bajunya ya, sayaang?" tanyanya padaku dan diabmulai menggodaku dengan penekanan kata sayang yang diucapkannya padaku.

"Ihh apaan sih, pake sayang sayang segala kamu nih!" ucapku tersipu malu.

"Loh, emangnya kamu nggak mau disayang sama aku juga?"
"Jadi kamu mah enak ya, yang sayang sama kamu banyaak sekarang niih.." ucap Ricko lanjut menggodaku sambil melepas sepatu olahraganya. Aku semakin tak tahan untuk memeluk dan bermanjaan dengannya.

Ketika aku melihatnya bangkit dan berjalan kearahku, aku mempersiapkan diriku untuk menyambut priaku ini. Aku segera tau apa yang diinginkannya, yaitu tubuhku. Dan akupun juga menginginkan hal yang sama, yaitu tubuhnya.

Ahhh... Aku merasa seperti tersengat arus listrik bertegangan tinggi ketika akhirnya tubuhnya menyentuhku dan kulit kami bertemu. Tatapannya yang sangat teduh kulihat mampu membawa diriku semakin memasrahkan tubuhku di peluknya, baju kotornya yang kubawa tadi segera saja berhamburan karena Ricko dengan cepat langsung menarik tubuhku dan bibirnya langsung memburu bibirku yang hanya bisa menyambut serangan penuh birahinya itu.

Dengan gerakan cepat, daster yang kukenakan dilepasnya sehingga saat ini hanya bra dan sebuah celana dalam yang masih melekat di tubuhku. Akupun tidak mau kalah, kulepas kaos yang dikenakannya yang masih basah oleh keringat beraroma maskulin yang sangat menyenangkan bagiku. Bibirku terus bergerilya menciumi tubuh berkeringatnya, jilatan-jilatanku di lehernya dibalasnya dengan perlakuan yang sama. Daerah sekitar leherku tak luput dari serbuan bibir dan lidahnya.

Sementara tangannya yang memeluk tubuhku mulai beralih ke belakang untuk melepas kaitan bra yang masih terpasang, setelah braku terlepas dengan sigap aku membantunya menelanjangi diriku dengan melepaskan celana dalam yang masih kukenakan. Lali setelah itu kedua tanganku juga dengan gerakan lincah langsung menarik lepas celana olahraganya dan langsung mengincar batang kontol kebanggaannya yang beberapa hari ini telah memberiku kepuasan beruntun. Dan pagi ini kuingin merasakannya lagi, saat ini aku dan Ricko sudah telanjang bulat tanpa ada lagi selembar kain yang menutupi.

Tubuh kami masih saling merengkuh sambil tetap kami memberi rangsangan kepada pasangan kami. Kulit kami saling menyatu seiring keinginan kami saling merengkuh. Ricko mulai mengincar susuku dengan mulutnya yang bergerak liar, sementara tanganku tetap bergerak mengocok batang kontolnya perlahan meresapi keras dan hangatnya batang kontol sahabat suamiku ini.

Aku lalu berinisiatif menarik Ricko menuju tempat yang lebih nyaman, kuarahkan tubuh kami ke sofa ruang tamu yang berada dekay dari posisi kami memulai pergumulan. Kudorong Ricko agar duduk di sofa itu, dan aku segera mengambil posisi berlutut di hadapannya. Kutatap wajah meneduhkannya itu, dan segera aku menghisap kontolnya dengan penuh penghayatan.

Aroma kelelakiannya langsung menusuk hidungku, justru hal ini semakin memancing rasa penasaranku menikmatinya lebih lagi. Aku pun mulai menyapukan lidahku mulai dari pangkal kontolnya berkali-kali. Sisi bawah kantung pejuhnya kujilati dan sesekali kuhisap karena aku begitu ingin menikmati aroma kelelakian yang berasal dari situ, bahkan aku tak merasa jijik sama sekali ketika lidahku kusapukan di lubang pembuangan Ricko tersebut. Hal ini tak pernah kulakukan pada suamiku sebelumnya, tapi malah sahabatnya yang justru menerima layanan rimming spesial ini dariku.

"Aaarghh.... Enaak bangeet sayaang..." Kudengar Ricko mengerang nikmat ketika aku mulai melakukan deepthroat yang juga diiringi dengan hisapan pada batang kontolnya secara naluriah untuk memberinya kepuasan. Aku merasa bangga bisa memberikan juga kenikmatan padanya lewat service lidah dan mulutku ini.

"Service mulutmu emang gak kalah enak sama service memekmu!" ucap Ricko tiba-tiba sambil menarik kepalaku dan melumat bibirku dengan sangat bernafsu, aku hanya bisa mengimbangi lumatannya itu sambil tetap menggenggam kontolnya yang keras itu.

"Sekarang gantian!" ucapnya cepat lalu menarik tubuhku berdiri dan mendorongnya ke sofa lalu membuka kedua pahaku lebar-lebar dan segera dia membenamkan kepalanya disana.

Ricko menjilati liang memekku menggunakan lidahnya dengan sangat liar, seperti anak kecil yang begitu semangat menjilati eskrim kesukaannya. Aku hanya bisa menikmati dengan pasrah ketika rasa geli yang nikmat itu menjalar di daerah sensitifku itu. Beberapa kali aku mencoba menarik kepalannya menjauh, namun Ricko yang seperti sudah dikuasai nafsu birahi yang sangat besar menjadi tak mampu kuhentikan. Itilku terus diserang lidahnya sambil dikombinasikan dengan sedotan-sedotan dalam yang membuatku tak tahan untuk meraih orgasmeku. Rasa geli yang intens itu, benar-benar menyeretku terperosok kedalam permainan lidahnya.

Ketika rasa itu semakin mendekat, tiba-tiba sahabat suamiku ini mencolokkan jari tengah dan jari manisnya kedalam lubang memekku dan digosokkannya cepat yang otomatis menyentuh titik rangsangku. Aku lalu mendesah kencang, lebih tepatnya berteriak karna rasa geli yang semakin tak tertahankan. Namun Ricko nampak tidak peduli dan terus mengocok memekku dengan lincah sampai tiba saatnya aku tidak lagi kuat menahannya sehingga menyemprotlah cairan memekku dengan cukup dahsyat.

"Oooaarrghh....aaah...arrrghh...yeaaash....!" aku sampai berteriak mendesah ketika gelombang orgasme itu akhirnya datang.

"Cleek..cleekk..clekk.." suara kecipak tangannya yang basah oleh cairanku masih terdengar walaupun Ricko sudah memperlambat gerakannya. Tubuhku sampai menggigil merasakan kenikmatan ini.

Tangannya yang basah oleh cairan cintaku itu, diusapkannya melumuri toketku. Basah semua sudah, dan aku pasrah menerima perbuatannya itu. Sekali lagi diambilnya cairan yang masih ada di sekitaran selangkanganku lalu diusapkannya kembali sampai tandas di kedua payudaraku. Juga ketika disorongkan jarinya ke mulutku, akupun mengerti serta langsung membuka kedua bibirku untuk melahap dan menghisap jari-jarinya yang berlumuran cairan orgasmeku sendiri. Aku sampai terengah-engah begitu hebat setelah dihantam orgasme barusan.

Kedua tanganku lalu ditariknya berdiri, sesaat kami berciuman mesra meresapi gairah ini. Tidak menunggu lama, Ricko saat ini mengambil posisi duduk di sofa dan menginginkanku untuk menungganginya. Aku mengerti keinginannya, dalam kepayahanku setelah orgasme barusan, akupun segera menuruti keinginannya dengan mengambil posisi menaiki tubuhnya yang duduk bersandar di sofa ruangan kami ini.

Kuposisikan memekku tepat diujung kepala kontolnya. Perlahan namun pasti kontolnya melesak masuk kedalam memekku. Aku bisa merasakan gesekkan kulit kelamin kami berdua karena sebenarnya dinding vaginaku masih terasa cukup sensitif akibat orgasme hebatku barusan.

"Arrghh...Sssshtt... pelaan ajaa yaaang...masih gelii.." ucapku memberitahu kondisiku padanya. Ricko hanya mengangguk kecil sambil tersenyum kecil.

"Blessshhh...!!" setelah beberapa kali mencoba akhirnya kontol itu meluncur sepenuhnya.

"Aaarghhh...yeaaash" desahku terlontar
"Ooughh..ssshhhh" desahnya hampir bersamaan denganku ketika akhirnya seluruh batang kontolnya terbenam sempurna sampai mentok menyentuh dinding rahimku.

Aku lalu mencoba memposisikan tubuhku menyesuaikan dengan posisi kami saat ini. Kuambil posisi nyamanku dengan sedikit berjongkok dengan tanganku bertumpu pada bahunya yang tegap berotot itu. Setelah aku merasa nyaman dengan posisiku saat ini, dengan sangat perlahan sekali aku mulai menaik-turunkan pinggulku karena memekku masih sangat sensitif sekali kurasa. Gerakan pelan itupun sudah bisa memberi efek nikmat padaku.

Selama aku menyesuaikan posisi ternyaman untuk bermanuver dan meresapi gesekan kelamin kami. Ricko dengan lembut meremas kedua payudaraku dan sekali menyedotnya lembut serta menjilati cairan orgasmeku yang tadi dilumurinya disana. Ricko terlihat cukup bisa menahan diri memberiku keleluasaan menikmati seks kami ini.

Perlahan namun pasti, aku bisa mempercepat gerakanku naik turun diatas tubuh dan kontolnya. Ricko lalu membantu gerakanku dengan meletakkan kedua tangannya di kedua sisi bokong besarku. Seakan kami berdua sedang mengendarai kereta birahi bersama.

"Prett...preeet..preet.." suara gesekan kelamin dan benturan bokongku ke pahanya terdengar becek sekali. Karena memang memekku semakin basah dengan cairan yang terus diproduksi memekku sendiri.

Tiba-tiba Ricko menahan bokongku di setengah gerakkan dan dia menggerakkan pinggulnya naik-turun dengan lebih cepat, dan semakin cepat kurasakan gerakannya dibawah sana. Geli banget rasanya di memekku, birahiku terlontar cepat sekali. Sampai akhirnya tidak butuh waktu sampai satu menit semenjak dia menghajar memekku dengan gerakannya yang cepat itu aku mendapatkan orgasme kedua yang cukup panjang.

"Aaarggghhhm..shiiiittt....!!" umpatku penuh kenikmatan sampai-sampai bahunya kuremas kencang sedemikian rupa karena aku begitu tak tahan karena keenakan. Dinding-dinding memekku sampai berkedut merasakan kenikmatan itu.

Menyadari aku sedang terhanyut dalam gelombang birahi ini, Ricko menghentikan gerakan liarnya itu memberikanku kesempatan menikmatinya. Sangat pengertian kurasa lelaki yang satu ini, aku bisa merasakannya jika dia benar-benar memastikan aku mendapatkan kepuasan darinya. Kuberikan ciuman lembut sebagai ungkapan terimakasihku padanya yang sudah menepati janjinya pagi tadi untuk menghantarkanku dua kali menerima orgasme yang hebat seperti barusan.

"Makasih yaa Rick!" ucapku singkat sambil menatapnya. Dia hanya membalas ucapanku dengan kecupan lembut sambil tersenyum hangat.

"Aku udah dikasih tugas enak sama Nicko buat muasin kamu! Dan aku bakal njalanin tugas itu dengan sebaik-baiknya." ucapnya lembut.

"Kamu masih kuat yaang? Hehehe.." tanyanya ditengah posisi kami yang masih sama seperti tadi ketika aku menerima gelombang orgasme, kontolnya kurasakan masih keras memenuhi memekku. Aku hanya mengangguk lemah menjawab pertanyaannya.

"Tapi gantian aku di bawah yaa.." pintaku padanya. Lalu dibaliknya posisiku menjadi bersandar rebah pada sofa dan dibukanya kembali kedua pahaku lebar-lebar.

Namun sebelum sahabat suamiku melanjutkan mengentotiku, dia mengambil kaosnya dan mengelap memekku yang basah itu akibat cukup banyaknya cairanku yang keluar tadi.

"Biar keset lagi." ucapnya singkat sambil tersenyum lembut padaku, dia terlihat sangat telaten ketika membersihkan memekku yang basah itu. Sekali lagi, aku terpesona dengan tindakannya itu.

Lalu kepala kontolnya diposisikannya perlahan memasuki lubang kenikmatanku dan semakin didorongnya sampai akhirnya kembali menyentuh dinding rahimku. Tak lagi bermain dengan tempo lambat, sahabat suamiku ini langsung menggenjot memekku dengan kecepatan tinggi. Aku lalu meletakkan kedua tanganku di menyentuh dada bidangnya bermaksud menahan gerakan liarnya ini, tapi tak ada gunanya. Gerakannya justru semakin cepat, mungkin dia akan segera mengakhiri persetubuhan ini.

"Aaagh...agghh...agghh..!!" desahnya yang terus mengiringi genjotannya padaku.

"Nggak salah aku nerima tawaran suami kamu yaang. Memekmu enaak bangeet.." racaunya.

Aku pun hanya bisa mendesah tertahan, karna pada dasarnya aku sudah cukup lelah mengimbangi stamina pria ini. Aku bertahan hanya karena ingin menghantarkan pria gagah ini menjemput titik puncaknya. Aku juga membantunya dengan mengempotkan memekku untuk lebih memberi kontolnya kenikmatan seperti yang biasa kulakukan pada Nicko suamiku.

"Akuu mau keluaaar..aarggghhh..shiiit..!!" racaunya lalu justru dia maalah menarik kontolnya dengan cepat dari cengkraman memekku dan menaiki tubuhku serta mengarahkan kontolnya ke mulutku.

Aku mengerti maunya, segera saja kusambut kontolnya yang hampir meledak itu dengan membuka mulutku lebar-lebar untuk menerima isinya yang sebentar lagi akan tumpah.

Ketika sebagian kontolnya masuk ke mulutku, aku langsung menyedotnya sementara Ricko mengocok sisa batang yang tidak mampu masuk lagi kedalam mulutku.

"Aaarggg...Shiiitt...!!"
"Keluaar Natt!! Nih minum pejuhku sayaaang" Ricko meracau liar diujung orgasmenya.

"Croot...croot..croot.." beberapa kali semprotan pejuhnya memenuhi mulutku. Tak sebanyak kemarin, tapi cukup memberiku santapan penuh protein. Langsung saja kutelan semua pejuhnya, dan menyedotnya memastikan tak ada lagi yang tersisa di saluran kencingnya itu.

"Haaashh..hossh..hoshhh." Ditariknya batang kontolnya itu dan langsung merebahkan tubuhnya disampingku yang juga terpapar rasa lelah akibat pergumulan birahi ini.

"Makasih yaa Nattalie sayaaang.. Itu tadi enak banget sumpah.." ucapnya lembut sambil mengecup lembut bibirku dan merebahkan tubuhnya kembali di sandaran sofa.

"Iyaa..Aku juga enak banget kok tadi. Makasih juga yaa Ricko sayaang." ucapku sambil memeluk tubuhnya yang berlumuran banyak keringat yang belum kerinf akibat jogging ditambah kegiatan birahi barusan.

Cukup lama kami saling berpelukan di sofa ruang tamu rumah ini sambil mengobrol ringan melepas lelah. Kurasa cukup sudah yang kudapatkan pagi ini, birahi tanggungku akibat suamiku yang belum sempat memberiku orgasme pagi tadi tapi keburu kelar. Namun akhirnya mampu ditutup dengan cantik oleh sahabatnya dengan dua kali orgasme dan bonus beberapa mili pejuh yang kuminum. Hmmm...It seems so great way to start the day, pikirku dalam hati.

"Kamu mandi gih sana. Ntar abis itu kita pergi ke mall cari baju buat kamu Rick." ucapku

"Yaudah aku mandi dulu ya, nanti kaosku sama celana yang aku pake tadi masukin sekalian ke laindry ya Natt." sahutnya.

"Oke deh. Yaudah aku beres-beres bajumu dulu ya. Ntar abis kamu mandi, aku bersih-bersih badan dulu sebentar." ucapku kemudian.


****


Setelah kami berdua selesai mandi secara bergantian dan baju-baju kotor kami sudah kubereskan. Kami pun bersiap untuk pergi keluar berdua untuk membeli baju yang akan dipakainya selama disini karena dia tak cukup membawa pakaian, soalnya menginapnya dia disini tak direncakanan dari awal.

"Pesen Grab gih kamu." ucapnya padaku.

"Dih, aku gak punya aplikasinya. Hehehhe.."Jawabku.

"Lah, tapi kan aku nggak ngerti kitanya mau kemana." sahut Ricko dengan ekpresi seperti orang yang bertanya-tanya

"Udaah, ketik aja tujuannya Citraland Simpang Lima, ntar kita mau kesana aja kok." aku memberikannya instruksi padanya. Lalu Ricko pun segera membuka aplikasi taksi online yang ada di handphone nya.

"Oke sipp.. Udah!" seru Ricko.
"Tinggal nunggu drivernya deh." lanjutnya.

"Iyaa halo mas!"
"Betul, saya yang pesan mas."
"Oke! Iya dah sesuai sama pickup point yang di aplikasi mas."
"Siapp! Trims ya mas. Kami tunggu."

"Oke, bentar lagi drivernya dateng yaang."
"Dah siap semua yang mau dibawa?" tanyanya padaku setelah sebelumnya tadi dia berbicara dengan sang driver yang akan menjemput kami.

"Udah kok. Kita tunggu di teras depan aja ya." ucapku.

"Yuk!" sahutnya singkat sambil beranjak membawa dua kantong plastik besar berisi pakaian kotor yang akan ku masukan ke jasa laundry langgananku di depan komplek perumahan kami.

Tak berapa lama menunggu, tiba-tiba handphone Ricko berbunyi.
"Ya mas!"
"Iyaa betul, pager warna coklat tembaga tembok cat warna kuning gading mas.!"
"Okee.."

"Bentar lagi sampe. Siap-siap yaa." ucao Ricko memberitahuku jika mobil taksi online yang dipesannya akan segera tiba.

Tak lama kulihat ada mobil Avanza putih berhenti di depan rumahku. Mungkin ini mobil taksi online yang akan menjemput kami. Handphone Ricko sekali lagi berbunyi.

"Ya mas. Betul! Mobil putih ini kan?"
"Oke bentar ya mas, kami keluar sebentar" Ucap Ricko berbicara dengan sang driver untuk memastikan jika mobil putih yang dimaksud adalah mobil sang driver tersebut.

"Itu Natt mobilnya, kamu kesana duluan aja gih. Ni biar aku yang bawa."
"Kunci pagernya mana? Biar aku kunci sekalian." Ucap Ricko menyuruhku masuk lebih dulu.

"Nih kuncinya." sahutku sambil memberikan kunci rumah dan kunci pagar pada Ricko. Dan akupun segera menuju mobil taksi online tersebut lebih dulu.

Ketika aku membuka pintu mobil taksi online tersebut, aku sangat terkejut dengan sosok sang driver yang akan mengantarku dan Ricko siang ini. Aku sangat mengenali sosok pria itu. Aku sangat tidak percaya akan apa yang kulihat saat ini. Pandangan mata kami bertemu satu sama lain, kelihatannya dia juga masih mengenaliku dengan baik.

"Loh, Mas Anggo??!!" seruku terkejut ketika melihatnya.
"Eh, kamu, dek??" ucapnya hampir bersamaan denganku. Dia masih memanggil aku dengan sebutan 'adek' seperti dulu dia biasa memanggilku.

"Iya mas, ini aku Netty mas!" ucapku menyebutkan nama kecil yang biasa aku dipanggil dengan nama tersebut ketika masa SMA dulu.
"Mas Anggo sekarang kerja Grab?" tanyaku pada pria yang sangat kukenal ini namun sudah begitu lama sekali tak bertemu bahkan kami berpisah sebelum aku berpacaran dengan Nicko suamiku.

"Hehehe... Iyaa dek.. Yaa begini lah.." jawabnya sambil meringis, gayanya masih sama seperti dulu.

"Kamu sekarang tinggal disini dek?" tanyanya kemudian.
"Iya mas." sahutku singkat.
"Sama bapak ibu juga?" dua pertanyaan terlontar cepat dari bibirnya.
"Enggak mas, sekarang aku tinggal sama suami aku. Adek dah nikah mas." ucapku padanya.

"Wihh.. Kamu dah nikah tho dek?" tanyanya sedikit terkejut.

"Iya mas, adek dah nikah." jawabku pada Anggo, aku tanpa sadar memanggil juga menyebut diriku sendiri dengan sebutan khusus tersebut yang hanya dia seorang yang memanggilku dengan sebutan itu.

Ya, sang driver yang saat ini ada di depanku adalah mantan kekasihku dulu sebelum aku berpacaran dan akhirnya menikah dengan suamiku Nicko. Walau kami berpisah sudah cukup lama, namun aku tidak mungkin bisa melupakan masa kami bersama dulu. Masa-masa aku mulai beranjak remaja menjelang dewasa, sampai mengenal kedewasaan itu sendiri, dan juga beberapa kenakalan remaja pernah kulakukan bersamanya, dengan pria yang bernama Anggoro inilah aku menjalani masa remajaku yang penuh kenangan.

"Oh, itu ya dek suami kamu? Ganteng juga suami kamu dek." tanyanya memecah lamunanku ketika Ricko berjalan mendekat ke mobil ini.

"Oh bukan mas. Itu temennya suamiku dari Jakarta, lagi liburan disini." jawabku.
"Loh suami kamu kemana emangnya?" tanya Anggo padaku.
"Lagi ada urusan kerjaan mas." jawabku.

"Ohh..." sahutnya singkat lalu kami berdua terdiam sampai Ricko akhirnya masuk ke dalam mobil bersama kami.

"Oke! Dah yok berangkat mas!" seru Ricko ketika baru duduk di bangku belakang bersamaku.

"Baik mas. Ke Citraland yaa?" ucap Anggo memastikan tujuan kami yang adalah tugasnya memastikan penumpangnya sampai ke tujuan yang diinginkan dengan selamat.

"Ya mas!" sahut Ricko singkat.

"Oke!" ucap Anggo lalu mulai menjalankan mobilnya menuju tujuan kami.

Sesaat kuambil waktu memperhatikan pria yang sedang menyetir itu. Pria humoris, sedikit badboy, namun juga dengan kelembutan yang pernah mengisi hatiku waktu remaja. Saat ini tanpa direncanakan namun kurasa semesta ini yang sudah merancang pertemuanku pagi ini dengan Sang Driver. Aku masih bertanya dalam hati, apakah namaku masih ada terukir di tubuhnya, karena dulu ketika kami berpacaran Anggo mentato tubuhnya dengan namaku bersanding dengan namanya sendiri. Rasa penasaranku akan hal ini entah mengapa begitu kuat, namun aku masih bingung bagaimana caraku bertanya hal itu padanya saat ini. Mungkin nanti, tapi entah kapan aku tak tau....




[to be continued]
[/HIDE]

Dalam rangka menemani malam minggu suhu boss sekalian, update sudah tayang.

Buat yang pengen nonton cuplikan video ilustrasi yang ada diperankan langsung oleh Mbak Natalie dan Mas Nicko nya sendiri

Monggo antri tiket di bioskop burung biru cinema. -->> Langsung follow akunnya @marioXdick ..

Semoga dapat memenuhi fantasi suhu boss semua sekalian. :beer::ampun:
 
Terakhir diubah:
Wadaaaaawww ngeriii suhu yang satu ini, tritnya berkualitas, videonya mantaaap!!! Bikin mupeng pengen ngentotin Natalie juga jadinya ini hu.. Ajak2 napaa hu.. kwkwkwkw

:tepuktangan::tepuktangan::tepuktangan:
:jempol::jempol::jempol::jempol::jempol:
 
wih makin :mantap: ceritanya..:cendol:
muncul pria ketiga yg pernah berkesan dihati

Apakah sang mantan bakal seberuntung Ricko ?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd