Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Cuckold Story: Mengubah Istriku [with epilog]

Dengan siapa Natalie enaknya melakukan Threesome Sex pertamanya?

  • Natalie vs. Nicko vs. Ricko

    Votes: 58 30,4%
  • Natalie vs. Nicko vs. Lelaki Lainnya

    Votes: 18 9,4%
  • Natalie vs. Ricko vs. Lelaki Lainnya

    Votes: 72 37,7%
  • Terserah TS aja deh, kita ngikut aja

    Votes: 43 22,5%

  • Total voters
    191
  • Poll closed .
Bimabet
Nunggu update nih suhu hehe
Nanti skalian si nat bikin syarat tambahan.. setiap nat lagi ngentot ama ricko atau jeffry si nicko ga boleh nyentuh sama sekali suhu..
Biar cuma boleh nonton ama ngocok aja..
Biar makin tersiksa birahi si nicko wkwkwk

Semangat nulis update nya suhu..
 

------------
Part 16
"Iyaa sayaaang...
Nih sikutnya!"






POV Nicko

Aku terbangun dari tidurku karena terganggu suara pintu kamarku, sepertinya Natalie baru saja keluar dari kamar ini. Karena kulihat istriku sudah tidak lagi berada di sebelahku. Aku berusaha membuka mataku lebih lebar dan mengumpulkan kesadaranku yang tercecer karena tidur yang cukup pulas tadi.

Tubuhku terasa lelah sekali setelah kegiatan hari ini yang sangat menguras tenaga. Mulai dari pagi berangkat menyusul istriku dan sahabatku yang semalam kubiarkan mereka berduaan di villa sana, lalu perjalanan pulang yang tidak kalah melelahkan karena aku seperti mengemudi sendirian karena istri dan sahabatku 'tertidur' di kursi belakang. Ditambah empat ronde yang luar biasa bersama istriku sore tadi. Minggu yang sangat melelahkan, namun memberiku momentum baik yang telah lama kuimpikan. Minggu yang sangat bersejarah yang pernah kulewati.

Tubuhku lelah, namun jiwaku seperti mendapat suntikan semangat baru karena baru saja kami berdua telah melewati sebuah titik baru perjalanan hidup kami, dalam hal seksual tentunya. Sebuah keterbukaan yang akan mengubah gaya hidup seksual kami kedepannya. Kupikir tidak ada yang dirugikan dengan keputusan kami tadi; aku bisa mewujudkan apa yang selama ini menjadi fantasiku, sedangkan istriku bisa mendapatkan kepuasan seksual dari pria pilihannya. Ricko, jelas juga diuntungkan karena hal ini. Juga mungkin Jeffry pada nantinya.

Setelah aku cukup mendapatkan kesadaranku, aku segera bangkit dari ranjangku dan meraih celana pendekku untuk ku kenakan. Lalu aku mengambil kaus singlet untuk sekedar menutupi tubuh bagian atasku. Setelah cukup merasa nyaman, aku pun mengambil handphone ku dan beranjak ke luar kamar untuk menikmati udara malam di teras rumahku sambil sebentar menghabiskan sebatang rokok sebelum mandi malam nanti.

Kulihat jam dinding menunjukan pukul tujuh malam lewat lima belas menit. Mungkin baru sekitar satu setengah jam aku bisa beristirahat sehabis tiba di rumah pukul tiga sore lebih sedikit, dan dilanjut kegiatan penuh birahi bersama istriku. Seingatku kami baru selesai hampir pukul enam sore, dan kemudian langsung tertidur karena kelelahan akibat bercinta sepanjang empat ronde.

Ketika aku keluar kamarku, aku tidak menemukan keberadaan istriku di ruang tengah, demikian juga Ricko aku tak melihat batang hidungnya. Namun ketika aku tiba-tiba ingin menengok ke dalam kamar tamu dimana Ricko tidur, aku dikagetkan oleh istriku yang tiba-tiba keluar dari arah dapur menuju kearah lemari es untuk mengambil sesuatu.

"Heh papi dah bangun?"
"Ngapain kamu mau ke kamar Ricko pih?" tanya istriku ketika melihatku berada di depan kamar tamu.

"Eh! Mami abis darimana?" sahutku bertanya balik kepadanya.

"Dari dapur lah, ini mau ngambil bumbu tadi kelupaan." jawab istriku.

"Oh, masak apaan?" sahutku sambil menyusulnya kearah lemari es.

"Masak sop aja lah yang gampang." sahutnya singkat sambil mencari-cari bahan masakan yang diinginkannya.

Lalu setelah mendapatkan apa yang dicarinya, istriku berdiri kembali dan berdiri bersisian denganku. Lalu bertanya kembali kepadaku tentang mengapa aku berada di depan kamar tamu tadi. "Itu tadi ngapain papi di depan kamarnya Ricko?"

"Hehehe... Gapapa mam, cuma ngecek aja kirain mami lagi di dalem sana sama Ricko." ucapku sambil meringis salah tingkah dan menggaruk kepalaku yang sebenarnya tidak gatal.

"Laah...Dasar si papi mesum banget sih!"
"Orang tadi aku udah bilang mau masak malah dikira lagi di kamarnya Ricko, emang kamu nggak mau makan malem apa?" ucap istriku sambil mencubit gemas hidungku.

"Yaa mauu lah. Laper tau abis ngentot abis-abisan kayak tadi." ucapku.

"Nah iya, lagian si papi ngentot mulu pikirannya. Mami juga cape kali pi ngentot mulu dari kemaren." sahut Natalie sambil beranjak menuju kembali ke arah dapur.

"Hahaha iyaa deh, iyaa... Tau deh yang udah punya batang tambahan. Dari kemaren dah dapet enak terus." godaku padanya.

Natalie tidak menjawab candaanku, dia terus menuju ke arah dapur setelah sebelumnya menengok sebentar kearahku sambil memeletkan lidahnya. Aku hanya membalas dengan melakukan hal serupa dan melanjutkan langkahku menuju teras depan untuk bersantai sejenak menikmati sebatang rokok dan udara malam ini.

Dalam tarikan pertama asap racun yang keluar dari rokok yang kuhisap, aku sempat tidak percaya jika akhirnya aku dan Natalie istriku bisa terlibat obrolan mesum yang cukup vulgar seperti tadi, lepas tanpa tendesi apapun. Aku mengambil waktu beberapa saat untuk mengecek chat yang ponselku dan membalas beberapa diantaranya, ada beberapa urusan kerjaan, ada grup bapak-bapak komplek yang ternyata sedang membahas tentang keberadaan tetangga baru kami yang baru pindah yaitu Arini dan suaminya. Lebih banyak komentar mereka adalah komentar tentang sosok Arini yang menurut mereka cukup seksi untuk dijadikan bahan coli mereka. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku melihat kelakuan tetangga-tetanggaku ini. Selebihnya adalah broadcast messages yang kebanyakan berisi informasi hoax yang tengah hangat dibahas di televisi berita nasional maupun sosial media.

"Pihh..!! Itu Ricko bangunin dulu gih..! Suruh makan dulu, ni udah mao mateng nasinyaaa!"
"Aku mau mandi dulu.!" tiba-tiba kegiatanku sedikit terinterupsi dengan teriakan istriku dari arah dapur.

"Iyaaa ntar tak bangunin!" sahutku juga sedikit berteriak sambil berjalan kearah kamar temat Ricko beristirahat.

"Rick!! Bangun Rick!! Makan malem dulu.. Noh dah dimasakin bini gue tuh.!" ucapku sambil membangunkan Ricko yang masih tertidur. Kulihat dia sedikit bergerak melenturkan tubuhnya dan mengumpulkan kesadarannya.

"Hmmpp... Jam berapa Nick?" tanyanya.

"Jam setengah delapan." jawabku singkat.

"Wohh... Udah jam segitu??" ucapnya terkaget.

"Iyeee..!! Kenapa emangnya" tanyaku sambil menutup jendela kamarnya yang belum tertutup dan menarik tirai untuk menutupnya.

"Gilee gue tidur udeh kayak mayat aja nih sampe nggak ngerti waktu, udah malah belom mandi lagi nih gue." ucapnya sambil menciumi beberapa bagian tubuhnya seakan sedang menghirup aroma tubuhnya sendiri.

"Emang dari dulu lo orang mah kalo tidur dah kayak kebo!" ejekku.

"Hhahaha sialan luu!" sahutnya sambil melemparku dengan bantalnya.

"Gue mao mandi dulu aja laah Nick. Apek banget badan gue nih" ucapnya sambil beranjak bangkit dari ranjangnya.

"Ntar aja dulu mandinya bro. Bini gue masih mandi." ucapku.

"Ooh, ya udah gue nunggu bini lo kelar mandi aja kalo gitu." sahutnya.

"Lah apa mao mandi bareng sekalian sama bini gue? Yawis sana mandi bareng sekaliaan." godaku pada Ricko.

"Hahaha gila lo Nick!" sahutnya tertawa.

"Lah beneran Rick. Sana kalo mao, mumpung Natalie belom kelar tuh." pancingku lagi.
"Tapi pintunya jangan ditutup ya, biar gue bisa ngintip kalian pas mandi bareng." lanjutku sambil menatapnya.

"Hahaha dasar stress lo Nick.!" sahutnya sambil meninju lenganku.

"Eh, ngomong-ngomong Rick. Gue tadi udah ngobrol sama Natalie tentang apa yang kita bicarain tadi sore." ucapku

"Oh. Terus?" tanyanya sambil menatapku penasaran.

"Yaa gitu, sesuai harapan gue Rick. Natalie oke-oke aja sesuai ekspetasi gue." lanjutku.

"Oh ya?? Terus terus?? Dia cerita tentang kejadian gue sama dia kayak yang gue cerita sama lo kemarin??" tanya Ricko penasaran.

"Iya dia cerita kok, persis sama kayak yang lo cerita ke gue. Dan gue akhirnya tau alasan dia ngelakuinnya. Dan itu murni keinginan dia dan bukan karena lo paksa. Hehehe" jawabku sambil tertawa ringan.

"Hahaha sialan lo, mana berani gue maksa bini lo Nick!" ucapnya kembali sambil meninju lenganku yang mulai terasa sakit karena sudah dua kali ditinjunya.

"Dan gue juga udah open tentang fantasi seksual gue. Dia pun juga udah open ke gue tentang keinginan dia." lanjutku

"Maksud lo gimana dah?" tanya nya.

"Hadeeh lo kagak konek juga daritadi, dah sambil ngobrol di teras aja yok. Sambil ngudut biar enak ngobrolnya." Ajakku padanya, lalu kami berdua pun beranjak ke luar kamar menuju teras untuk melanjutkan obrolan tadi.

"Jadi intinya gini, tentang fantasi gue ngeliat bini gue ngentot sama cowo lain udah gue sampein ke dia. Dan dia ternyata bisa nerima fantasi gue itu, mungkin ya karena apa yang udah dia lakuin bareng lo dan Jeffry kemaren. Dan gue juga udah bilang tentang masalah komitmen bersama diantara kita. Dan dia juga bisa ngerti, intinya sih walaupun gue udah ngijinin dia ngentot sama cowo lain, tapi bukan sembarangan orang juga. Dan itu harus dengan sepengetahuan gue, karena gue nggak mau nantinya malah bini gue main di belakang gue, apalagi sampe main hati. Itu jatohnya selingkuh, dan gue nggak mau itu sampe kejadian. Karena gue nggak bakalan ngelepas bini gue sampe kapanpun buat ngelakuin selingkuh sama laki-laki lain. Apalagi sampe cerai, gue pastikan itu nggak bakal terjadi." jelasku padanya ketika kami berdua sudah duduk nyaman di teras rumah sambil menikmati rokok kami masing-masing.

"Oh, oke! I got your point!" sahutnya singkat.

"Terus dia bilang, supaya lo mundurin jadwal lo pulang ke Jakarta kayak yang gue bilang ke elo tadi. Karena dia minta selama lo disini, dia maunya cuma ngentot sama lo doang anjiing. Dan gue cuma boleh ngintip doang, nggak boleh ikutan. Asli kampret banget, padahal gue pengen banget ngeliat dia waktu lagi lo garap dengan jarak deket. Minimal dalam satu ruangan lah."
"Tapi yaah, karena itu udah permintaannya dia. Gue ikutin aja lah. Mungkin dia masih belum bisa buat lepas nantinya kalo gue ngeliat kegiatannya di satu ruangan yang sama waktu dia lo entot Rick. Tapi dikasih ngintip gue juga udah seneng sih, daripada gue disuruh keluar rumah dulu waktu kalian ngentot, mending gitu dah." ucapku padanya.

"Wahh serius lo Nick??"
"Asli sumpah gue masih nggak percaya sama apa yang lo bilang Nick! Nggak nyangka gue kalo Natalie bisa sampe segitunya." sahutnya terkejut dengan apa yang kusampaikan barusan.

"Yaa gitu deh Rick!" sahutku singkat.

"Terus, ini gue mau mastiin lagi ke elo Nick, sebelum akhirnya gue masuk lebih jauh. Lo beneran gapapa Natalie ngentot sama gue?" lanjutnya.

"Perlu berapa kali lagi gue harus jawab pertanyaan lo ini Rick. Ini yang udah lama gue bayangin dari, dan sekarang ini akhirnya hal itu bisa terwujud. Terlebih laki-laki yang dipilihnya itu elo, semakin tenang gue dalam hal ini." jelasku padanya.

"Tapi gue makasih sama lo Rick, udah mau terlibat disini. Berkat lo fantasi gue bisa terwujud, dan Natalie bisa dapet kepuasan bercinta yang selama ini gue jarang bisa kasih sama dia" lanjutku kemudian.

"Gila lo, nggak perlu sampe terima kasih gitu sama gue Nick! Gue malahan sumpah jadi nggak enak banget sama lo awalnya karena udah lancang tidur sama Natalie. Yang seharusnya terima kasih itu gue, karena lo sendiri tau lah tipe cewe gue kayak gimana? Ya jelas Natalie bini lo itu udah tipe gue banget. Dan dengan lo ngasih ijin buat gue tidur sama bini lo, gue nggak tau lagi dah harus ngomong apa. Bahkan mungkin nggak bisa dinilai dengan semua materi yang gue punya."
"Anyway, sorry Nick. Bukan maksudnya mau menilai ini dari sisi materi. Lo jangan salah tangkep ya. Intinya, gue ikutan seneng banget lah lo mau berbagi Natalie sama gue." Jelasnya padaku.

"Iya tenang aja, gue bisa ngerti Rick."
"Oh iya, buat awal nih. Kalo nanti Natalie mau ngentot sama lo, tolong dibikin soft aja dulu Rick. Jangan dibikin terkesan dia berasa yang butuh banget. Aturin aja kondisinya sehalus mungkin, gue rasa lo yang mulai duluan lebih baik. Jadi Natalie nggak perlu yang mulai duluan, lo deketin dia pas nggak ada gue. Pokoknya bikin seolah-olah gue nggak tau aktifitas kalian." ucapku memberikan petunjuk tentang langkah awal ini.

"Oke bro, bisa kok!" sahutnya cepat.

"Tapi, apa mau malem ini juga?"
"Emang bini lo gak cape apa?" tanya Ricko padaku memastikan kondisi Natalie.

"Ya coba lo whatsapp dia aja nanti. Kalo dia bilang cape ya nggak usah dipaksa juga, kan masih ada besok-besok lagi. Tapi kalo bini gue oke-oke aja, monggo aja dilanjut. Dan bebas aja mau main dimana kalian, gue ntar mantau dari dalem kamar aja. Hehehe." aku memberikannya kebebasan penuh kepadanya untuk menggarap istriku di rumah ini.

"Oke Nick!"
"Yaudah gue mandi dulu deh. Bini lo kayaknya udah kelar mandi." ucapnya padaku pamit untuk mandi.

Ketika Ricko masuk ke dalam rumah, kulihat dia berpasan dengan istriku yang sedang menyiapkan makan malam untuk kami bertiga di ruang tengah. Dan kulihat Ricko mendekati istriku, aku tidak bisa mendengar apa yanh mereka bicarakan. Tapi melihat hal itu, tiba-tiba kontolku tegang dengan sendirinya karena pemandangan yang sebenarnya biasa itu, namun entah mengapa jadi terlihat begitu erotis di mataku.

Aku jadi tidak sabar menantikan pertunjukan yang telah lama aku nantikan nantinya, bagaimana binalnya istriku melayani birahi sahabatku di rumahku sendiri. Dan bagaimana menyenangkannya aku akhirnya bisa merasakan sensasi fantasi yang selama ini hanya bisa kupendam dalam pikiranku saja. Dan dengan kehadiran sahabatku Ricko, aku merasa kami bertiga telah menjadi satu kesatuan.





------------

POV Orang Ketiga

[HIDE]
Malam itu setelah ketiganya telah mengambil waktu untuk membersihkan diri mereka. Mereka bertiga saat ini telah berkumpul di ruang tengah untuk makan malam, Nicko memutuskan untuk menggelar karpet saja dan meletakkan makanan yang menjadi menu malam ini di atas karpet di ruang tengah. Natalie dan Ricko setuju saja dengan usul Nicko untuk makan malam secara lesehan. Alasannya supaya lebih santai dan lebih nyaman saja.

Selama makan malam berlangsung, ketiganya terlihat lebih akrab dari sebelumnya, obrolan santai terdengar diantara mereka bertiga, bukan pembicaraan mengenai seks dan semacamnya, hanya obrolan dan gurauan ringan yang terus terlontar sepanjang acara makan malam mereka. Namun dibalik itu, ternyata setiap kepala yang ada disana mempunyai pikiran-pikirannya masing-masing, menerawang alam sanubari mereka dan membawa mereka kedalam gejolak batin yang hanya mereka sendiri yang mengetahuinya.

Ricko sudah terlihat nyaman dengan situasi di rumah ini bersama Nicko maupun Natalie setelah melalui kejadian-kejadian yang sama sekali diluar bayangan. Bisa menikmati tubuh Natalie dengan seijin suaminya, yang merupakan sahabatnya sendiri, bahkan itu melebihi bayangan terliar yang ada di otaknya. Jika selama ini pengetahuannya tentang hal ini hanya didapat dari tulisan-tulisan dan video di internet, sekarang malah dia terlibat sendiri di dalamnya. Hubungan terbuka antara pasangan suami isteri, yang melibatkan pihak luar di dalam pernikahan mereka. Yang mana sang suami ternyata begitu menikmati ketika mengetahui bahkan melihat isterinya disetubuhi oleh pria lainnya dan akhirnya memberi akses penuh kepadanya untuk menikmati sang istri yang memiliki tubuh montok yang telah lama diidamkannya. Walaupun ternyata harus ada kesepakatan yang dibuat dibaliknya, yang jelas dia tidak temui ketika menontonnya di website penyedia video-video seks di internet.

Nicko masih dengan dada bergemuruh ditengah keakraban mereka. Bayangan sensual dan keerotisan tingkat tinggi yang akan segera disaksikannya secara langsung tak lama lagi. Bayangan isterinya yang sedang membuka area selangkangannya untuk dimasuki batang kejantanan sahabatnya sendiri, benar-benar membuat aliran darahnya semakin kencang, dan berpusat di batang kelaminnya sendiri. Desahan-desahan sang isteri dan suara benturan kulit dan tubuh mereka yang berirama itu dibayangkannya akan sangat terdengar indah di telinganya. Matanya tak lagi melihat adegan sensual itu melalui layar ponsel untuk menikmatinya, seperti yang dilihatnya seperti malam kemarin. Tapi secara langsung, dengan jarak yang lebih dekat. Aura birahi yang ditimbulkan, akan bisa dirasakan langsung oleh kelima inderanya.

Natalie merasakan bahwa saat ini hidupnya semakin terasa sempurna. Memiliki suami yang mencintainya luar biasa, dilengkapi oleh Ricko yang mampu memberikan kebutuhan akan kenikmatan dan sensasi yang selama ini terpendam cukup lama. Setelah semalam dan pembicaraan dengan suaminya tadi, Natalie mulai mencari lebih banyak informasi tentang hubungan seksual semacam ini dan fantasi suaminya sendiri supaya dirinya dapat mempunyai pandangan yang lebih luas lagi. Dalam pencariannya di dunia maya itu, dia sempat membaca sebuah kutipan yang mengatakan; dalam hubungan pernikahan terbuka masing-masing pasangan sudah menyadari konsekuensi dari keputusan yang mereka telah sepakati. Bahwa tubuhnya memang akan menjadi milik bersama antara suaminya dan pria-pria lainnya yang mereka kehendaki bersama, namun perasaan sayang dan cinta harus tetap menjadi milik sang suami. Dan dia memutuskan akan menjada prinsip tersebut dalam kehidupan hubungan pernikahan mereka yang telah disepakati untuk menjalani keterbukaan semacam ini.

"Oh iya, gue keliatannya nggak jadi pulang besok deh Nick. Gak tau kenapa gue masih betah di Semarang."
"Gapapa kan kalo gue numpang tidur disini beberapa hari kedepan lagi Nick, Natt?" tiba-tiba Ricko menyampaikan hal tersebut kepada pasangan suami isteri itu.

"Loh yaa gapapa kali bro! Kalo masih betah, santai-santai dulu aja lah disini!" sahut Nicko.

"Iya Rick. Yang penting urusaan kerjaan Jakarta dah kamu serahin sama orang kantor kan?" ucap Natalie pada Ricko.

"Iyaa itu mah dah beres kok. Yaa bisa lah ditinggal, paling gue semingguan lagi deh baru cabut balik." jawab Ricko.

"Lebih dari seminggu pun gue gak masalah kok bro, kalo bisa malah tinggal sini aja! Hahahha...." ucap Nicko sambil tertawa.

"Hahahaha pengennya sih.... Tapi kerjaan gue disana gimana kalo ditinggal lama-lama. Bisa repot juga, soalnya masih perlu kontrol langsung dari gue sih." sahut Ricko sambil menyalakan sebatang rokok untuk memberikan efek nikotin pada mulutnya setelah makan yang diikuti oleh Nicko, sementara Natalie mulai membereskan peralatan makan yang mereka gunakan untuk dibawanya ke dalam dapur untuk dibersihkan.

"Hehehe...Becanda kalii... Serius amat lo Rick!" ucap Nicko dengan ekspresi bercanda.

"Bentar aku naruh piring ke belakang dulu ya."
"Sama itu pih, tempat nasinya tolong bawain ya sama tempat sayurnya juga sekalian." ucap Natalie seraya bangkit dari duduknya, sementara Nicko meraih tempat nasi yang diminta istrinya dan ketika dirinya ingin mengambil tempat sayur yang ada di dekat Ricko tapi kalah cepat oleh sahabatnya itu.

"Ni panci biar gue yang bawa aja, lo bawa tempat nasinya aja itu. Nggak enak gue jadi tamu malah ngerepotin mulu." sergah Ricko dengan cepat menyambar tempat sayur yang ada di dekatnya. Sementara Nicko mengangguk dan tertawa mereapon tingkah sahabatnya itu. Lalu mereka berjalan beriringan ke arah dapur dimana Natalie sedang mencuci peralatan makan. Dengan tubuh yang sedikit membungkuk dan daster yang cukup santai itu agak sedikit tersingkap, sehingga kedua lelaki yang sudah semakin mendekat itu melihat pemandangan yang cukup menggoda.

"Lah kalian ngapain sampe berdua ke dapur semua?" tanya Natalie sedikit terkejut ketika mengetahui Nicko dan Ricko berdua masuk ke area dapur.

"Hehehe gapapa kok Natt. Aku cuma bantuin Nicko aja, gak enak masa udah dikasih makan nggak tau terima kasih." ucap Ricko menyahut perkataan Natalie.

"Ya udah pada sana gih ke depan lagi, dapurnya sempit tau!" ucap Natalie mengusir mereka berdua dari area dapur. Namun sesaat sebelum Nicko suaminya beranjak ke ruang tamu kembali, dia meremas bokong istrinya sesaat yang membuat Natalie istrinya terkaget.

"Aaawwww!!!"
"Si papih apaan sih??? Pegang-pegang pantat aku?"
"Ngagetin tau!! Huhh, dah sana buruan ke depan berdua!"
cerocos Natalie menyuruh suaminya dan sahabat suaminya itu menyingkir dari area kekuasaan sang ratu rumah ini. Sementara Nicko dan Ricko hanya tertawa melihat reaksi terkejut Natalie yang terlihat sungguh menggemaskan.

"Gimana Rick? Lo dah nanya sama bini gue?" tanya Nicko ketika mereka duduk di ruang tamu.

"Tentang??"
"Oh, udah tadi! Tadi pas lo mandi gue udah nanya sama Natalie. Tapi kayaknya bini lo malem ini belom mau main sama gue lagi. Capek katanya, gara-gara abis lo garap empat ronde ya?"
"Hahaha sialan lo! Tega juga lo sama bini lo bro!" ucap Ricko sambil meninju bahu Nicko yang tepat berada disebelahnya.

"Ahh!! Duh!!"
"Yaa abisnya gue horny banget pas bini gue cerita tentang kalian mulai dari pas di rumah sampe di villa semalem."
"Ya gimana lagi? Kan kita juga harus merhatiin kondisinya dia juga, kalo dia bilang capek ya biar dia free dulu aja gapapa kan bro?" ucap Nicko.

"Ya gapapa lah!! Gila apa gue mao maksa-maksa segala bro!"
"Gue juga mikirin kondisi Natalie juga kali." sahut Ricko.

"Ya oke lah, tapi coba deh ntar malem gue rayu-rayu lagi bini gue. Siapa tau malem ini lo dapet jatah lagi dari bini gue." ucap Nicko masih berharap dan mencoba untuk melihat istrinya bergumul dengan sahabatnya itu.

"Kagak usah lah Nick!"
"Lo gak kasian sama Natalie apa?" sergah Ricko merasa khawatir jika ternyata Nicko berhasil membujuk Natalie untuk pelampiasan birahi malam ini.

"Iyee iyee posesip amat si lo sama bini gue" ucap Nicko sambil melirik kearah Ricko.

"Awas lo yee maksa-maksa Natalie malem ini!"
"Gue juga gak bakal mao nggarap Natalie kalo dia masih capek" Tegas Ricko pada sahabatnya itu.

"Eh, masih pada mao ngobrol tho ini?"
"Dah jam sembilan lewat lho, emangnya pada nggak capek apa?" ucap Natalie tiba-tiba yang telah selesai dengan urusannya di dapur.

"Bentar lagi kok Natt. Ini ngabisin sebatang dulu lagi, abis itu aku sama Nicko dah mao istirahat juga kok."
"Kamu udah mao tidur emang Natt?" jawab Ricko buru-buru menyahut pada Natalie sebelum Nicko menyahut lebih dulu.

"Iyaa aku capek banget ini. Kalo aku tidur duluan gapapa kan Rick?" tanya Natalie basa-basi pada Ricko.

"Oh. Ya gapapa Natt. Istirahat aja!"
"Ya kan Nick?" sergah Ricko menjawab Natalie lalu melempar pertanyaan retorik kepada Nicko yang tak diberinya kesempatan bicara.

"Eh, i..iyaa mii... Kamu masuk dulu aja, ntar aku nyusul." jawab Nicko yang tak memiliki jawaban lainnya lagi

"Ya udah jangan lama-lama. Besok kamu kan masih mau ketemu sama siapa itu yang kemarin meeting sama kamu?" tanya Natalie pada suaminya.

"Oh iya! Aku hampir lupa! Iya besok aku ada meeting lagi sama Pak Michael. Tapi agak siangan kok." jawab Nicko teringat janjinya dengan rekan bisnisnya.

"Tapi kan tetep harus istirahat cukup biar besok gak ngantuk pass meetingnya!" ucap Natalie memperingatkan suaminya.

"Iya bener tuh Nick! Dah rokok lo matiin aja, sana langsung masuk kamar bareng Natalie!" sergah Ricko sambil merebut rokok yang masih dipegang Nicko dan mematikannya. Lalu memandang wajah sahabatnya itu dengan senyum yang sengaja dibuat-buat. Nicko yang tidak memiliki pilihan lain, segera menuruti mereka berdua dan bangkit beranjak menuju kamarnya bersama Natalie istrinya.

"Ntar jangan lupa matiin lampu-lampu sama dikunciin semua pimtu rumah gue yaa Rick!" ucap Nicko dengan nada sedikit eksspresi sebal.

"Siaap beress boss!! Dah sana tidur lo!" jawab Ricko cepat. Lalu Nicko menyusul isterinya masuk kedalam kamar tidur mereka.

"Handphone jangan lupa dicharge dulu." ucap Natalie mengingatkan suaminya.

"Iyaaa..." jawab Nicko singkat, lalu segera mencolokkan ponselnya ke kabel charger yang terletak di meja.

"Aku tidur duluan ya pih."
"Goodnight papi sayang." ucap Natalie pamit tidur kepad suaminya sambil menarik selimut dan memeluk guling yang ada disebelahnya.

"Hmmmm..." gumam Nicko merespon.

"Apaan itu hemmm??" ternyata Natalie masih menyahut respon suaminya itu.

"Iyaaa... Goodnight juga mami sayaang." ucap Nicko mengerti maksud istrinya.

"Okee... Aku tidur duluan."
"Kamu juga sini tidur. Sikut kamu mana?" ditengah matanya yang terpejam Natalie masih saja meminta untuk suaminya segera tiduran di sebelahnya dan harus memberikan sikutnya seperti biasa kepada istrinya untuk disentuh sebelum tertidur.

"Iyaa sayaang.. Nihh sikutnya." jawab Nicko sambil pasrah mengikuti kemauan istrinya yang sudah menjadi kebiasaannya sedari kecil dan berlanjut sampai saat ini. Jika saat kecil dulu Natalie pasti meminta sikut ibu atau ayahnya untuk menghantarkannya tidur, saat ini sikut Nicko suaminya yang harus diserahkan kepada Natalie sebagai ritual sebelum tidur.





[to be continude]

[/HIDE]
[HIDE]
[/HIDE]
 
Monggo suhu boss semua sudah diupdate.

Segala macam typo mohon dimaapin. :ampun:

makasih banget suhu...
padahal ane awalnya susah tidur, dikit2 cek cerita ini...

begitu habis nulis komen eh ketiduran, kebangun langsung masuk opera mini cek cerbung suhu...

suhu langsung update...
mang top markotop deh suhu...

thanks suhu mario...
 
dari kemarin masih banyak cerita penjelasan aja neh ...pov natalie nya suhu...seharusnya didalamin lagi dong pov natalie dan rasa ketika digarap selain suami
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd