Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Cuckold Story: Mengubah Istriku [with epilog]

Dengan siapa Natalie enaknya melakukan Threesome Sex pertamanya?

  • Natalie vs. Nicko vs. Ricko

    Votes: 58 30,4%
  • Natalie vs. Nicko vs. Lelaki Lainnya

    Votes: 18 9,4%
  • Natalie vs. Ricko vs. Lelaki Lainnya

    Votes: 72 37,7%
  • Terserah TS aja deh, kita ngikut aja

    Votes: 43 22,5%

  • Total voters
    191
  • Poll closed .
Episode holiday nya mundur dulu gapapa yaa...


Oiya yang blm main ke burung biru, ditunggu yaa, ada gamger-nya Nattalie dikitt tuh.. Lagi ngewe sama Nicko suaminya.. heheh
We
Sdh ke burung biru tapi gàk bisa dibuka,knp ya Bo's,dikunci GT katanya APA hrs pake password ya
Klu iya tolong kasih tau password nya dong, makasih
 
POV Natalie


Setelah kepulangan Ricko ke Jakarta beberapa bulan yang lalu, aku dan suamiku kembali menjalani kehidupan rumah tangga seperti biasanya. Aku kembali sebagai istri dari suamiku dan Nicko kembali menjalani kegiatan usahanya kembali. Hampir tidak banyak berubah kehidupan hari-hari kami jika mungkin dilihat oleh orang luar kebanyakan.


Teman-temanku jelas tidak mengetahui jika aku selain menjadi seorang istri biasa dari seorang suami yang juga terlihat biasa saja, juga menjalin hubungan dengan beberapa pria yang semuanya diketahui betul oleh suamiku sendiri. Tetangga-tetanggaku juga jelas tidak akan menyangka jika setiap malam di rumahku, aku dan suamiku selalu bercinta dengan panas dan liar karena selalu dibumbui dengan fantasi suamiku dan imajinasi liarku akan pria-pria yang saat ini sedang menjalin hubungan denganku. Bahkan saudara-saudaraku pasti tidak akan pernah menduga jika hampir setiap malam sebelum kami bercinta dengan panasnya, suamiku selalu memintaku untuk menelepon salah satu pria dan mengobrol serta bermesraan dengan mereka, tidak jarang aku melakukan phonesex dengan Ricko maupun Jeffry sambil suamiku menyaksikanku sambil mengocok kontolnya sampai muncrat baru jika setelah aku selesai ber-phonesex ria dengan Ricko ataupun Jeffry, suamiku akan menggempurku dengan begitu semangatnya sampai kami berdua terkapar puas setelahnya.


Oh iya, sementara ini aku melakukan phonesex yang disaksikan suamiku hanya dengan Ricko dan Jeffry yang memang sudah sama-sama mengetahui dan terbuka tentang hal ini baik Nicko sebagai suamiku, aku sendiri sebagai sang wanitanya, dan mereka berdua sebagai pria-prianya. Untuk Anggoro aku sepakat bersama suamiku untuk belum membuka tentang hal istimewa ini kepadanya, Anggoro sampai saat ini menganggap jika dirinya dan aku sedang menjalin hubungan mesra yang tanpa diketahui oleh suamiku. Suamiku mengatakan jika belum tepat jika saat ini Anggoro mengetahui semuanya, perlahan saja dulu katanya. Dan aku menerima saran dari suamiku dan juga kedua priaku yang lainnya, mereka juga memberi saran yang sama ketika kami berempat melakukan obrolan di grup chat yang sengaja dibuat oleh suamiku sebagai tempat kami berkomunikasi dan tentunya lebih sering kami melakukan chat sex bersama di grup chat itu. Hehehe…


Kehidupan rumah tanggaku menjadi lebih bergairah setelah semua yang terjadi kemarin, demikian juga dengan Nicko suamiku kulihat dia juga lebih bersemangat dalam menjalani kegiatan hari-harinya. Semua itu tak lepas dari fantasi-fantasinya yang selalu terpenuhi setiap harinya walaupun interaksiku dengan pria lain hanya lewat grup chat dan phonesex yang disaksikan olehnya.


---


“Mih, kita pergi liburan yuk?” Tanya suamiku tiba-tiba ketika kami berdua sedang santai di kamar.


“Liburan kemana?” Jawabku padanya.


“Mami lagi pengen liburan kemana?”

“Hmm.. Nggak tau pi, terserah papi aja.”

“Ke pantai mau?”

“Pantai mana? Emang di Semarang ada pantai bagus apa?”

“hmm.. Mana yaa enaknya?”

“Aku gak mau ke daerah selatan ah, jauh terus bosen kalo disana mah. Dah pernah juga lagian kan kita.”

“Jepara, mau?”

“Hmm… Boleh juga! Apa ke Karimun aja sekalian pih… hahaha…”

“Karimunjawa??”

“Iyaa pih… Katanya bagus banget disana lho.”

“Oke deh, kita liburan ke sana ya!”

“Asikk.. Beneran pih?”

“Iyaa dong, besok papih cari-cari travelnya dulu deh.”

“Manteep, cakep bener dah suamiku kalo gini.”

“Hahaha gombal luuh..”

“Hahaha biarin, mumpung ditraktir liburan sama si papih..”


----


Setelah suamiku mendapatkan jadwal tur dari travel yang akan mengurus liburan kami disana, kami berdua lalu mempersiapkan segala persiapan yang akan kami bawa selama berlibur disana. Selain suamiku, yang terlihat begitu antusias dengan rencana liburan ini adalah Ricko dan Jeffry tentunya. Namun dikarenakan jadwal pekerjaan mereka tidak bisa ditinggalkan, mengakibatkan mereka berdua tidak dapat ikut serta bersama aku dan suamiku berlibur. Namun mereka berdua ternyata mengirimkan hadiah kepadaku beberapa potong bikini dan sportbra yang cukup seksi untuk aku kenakan ketika berada disana. Bahkan ketiga pria ini membuatkan beberapa skenario nakal untukku selama disana. Suamiku yang terlihat begitu semangat ketika mereka membahas supaya aku melakukan aksi eksib ketika di pantai, bahkan suamiku mengatakan kepadaku akan mencarikan lokasi yang tepat untuk supaya aku bisa melakukan aksi eksib dengan nyaman dan aman. Dia ingin melihatku berenang di pantai sepi tanpa sehelai benang, yang jelas saja usul suamiku ini didukung penuh oleh Ricko maupun Jeffry.


Memikirkan hal-hal nakal yang mereka usulkan, walaupun aku juga ikut penasaran tentang bagaimana nantinya sensasi yang kudapatkan ketika melakukannya sedikit terbersit rasa tidak percaya diri akan tubuhku yang tidak seperti model-model langsing yang sering berseliweran kulihat di internet, tentu mereka terlihat pantas mengenakan bikini seksi dengan bentuk tubuh seperti itu. Sementara aku dengan tubuhku yang gemuk seperti ini, menimbulkan rasa tidak percaya diri untuk memamerkan tubuhku ini di ruang terbuka secara frontal seperti itu, namun ketiga pria ini termasuk suamiku begitu meyakinkanku jika aku tidak perlu minder dengan bentuk tubuhku, mereka mengatakan jika tubuhku ini yang membuat libido mereka setiap hari terpancing karena di mata mereka tubuhku itulah yang seksi melebihi wanita lainnya. Entah mereka hanya membuatku supaya aku tidak minder, atau itulah yang memang menjadi fantasi seks mereka dengan wanita-wanita yang bertubuh montok dan subur sepertiku ini.


Di lain sisi aku merasa begitu dihargai oleh mereka bertiga, sehingga hal itu yang membuat aku merasa nyaman ditengah-tengah keberadaan mereka dan hubungan yang terbangun antara aku, suamiku, Ricko, maupun Jeffry semakin dalam dengan komitmen yang masih kami pegang teguh di dalam hubungan yang tidak biasa ini.


Ketika aku menceritakan kepada Anggoro tentang rencana liburanku dengan suamiku, dia juga terlihat tidak kalah antusiasnya. Namun dia cukup menyadari posisinya tidak mungkin untuk ikut serta dalam liburan ini, walaupun sebenarnya suamiku pasti akan mengizinkan seumpama Anggoro turut serta dalam liburan kami. Tapi belum saatnya Anggoro masuk terlalu dalam dalam hubungan istimewa ini.


Tiba-tiba ponselku berdering, dan ternyata Anggoro meneleponku sesaat ketika aku mengabarinya tentang rencana liburanku dengan suamiku padanya. Sejenak aku melirik ke arah suamiku yang sedang tiduran di kamar bersamaku. Suamiku memberi isyarat jika dirinya tidak masalah jika aku mengangkat telepon dari Anggoro, lalu akupun mengangkat panggilan telepon darinya.


“Iyaa halo mas.” Ucapku ketika mengangkat teleponnya.


“Duh enaknya yang mau liburan sama suami..” sahutnya dengan nada bercanda.


“Hehehe iyaa mas, mumpung diajak liburan sama mas Nicko.”

“Aku dong, kapan liburannya sama kamu?”

“Ya mas kapan mau ngajak liburan adek..?”

“Laah adek sama mas Nicko terus, mas jadi susah mau ngajak ketemuannya.”

“Ya kan dia suami adek mas. Hehehe”

“ Iyaa sih… Eh, suami kamu dimana? Aman kan ini mas telpon kamu dek?”

“Aman mas, dah tidur kok dia. Kenapa emangnya?”

“Mas kangen kamu, dek!”


Ketika mendengar ucapan Anggoro tersebut, aku sejenak melirik kearah suamiku. Dia yang juga mendengar perkataan Anggoro tersebut karena aku me-loud speaker pembicaraanku dengan Anggoro lalu memberikan kode supaya aku melanjutkan obrolan dengan Anggoro.


“Lanjut aja gapapa.” Ucap suamiku berbisik padaku.


“Hmm.. iya mas, adek juga kangen mas.”

“Oh iya, makasih ya dek kemaren dah ngirim foto seksi ke mas. Jadi bisa dipake buat bahan deh. Hehehe.”

“Dipake buat bahan apa dah? Ngaco nih mas Anggo. Hahaha”

“Bahan pelampiasan dek, abisnya dah lama gak dapet jatah dari kamu.”

“Hehe dasar mantan mesum. Istri orang dijadiin bahan coli..”

“Lagian istri orangnya itu nakal sih, masa waktu itu mau aja diajakin ngentot sama mantannya.”

“ihhh mas Anggo nakal banget deh, kan mas Anggo yang mancing adek duluan. Yee”

“Hehehe.. Dek, mas kangen bener deh sama kamu.”

“Kangen apanya emang?” Aku mulai mengerti arah pembicaraan ini, dan akupun juga meladeni alur yang diinginkan oleh mantan kekasihku ini.


“Kangen semuanya lah” jawab Anggoro.


“Kangen apanya, ditanya juga.” Pancingku pada Anggoro.


Sekilas kulihat, suamiku justru sudah melepaskan celana yang dikenakannya dan mulai mengelus-elus kontolnya. Rupanya seperti biasa, dirinya mulai terangsang melihat disebelahnya, istrinya bermesraan dengan sang pria yang merupakan mantan kekasih istrinya ini. Dan aku tau apa yang harus aku lakukan selanjutnya, selain aku mewujudkan fantasi liar suamiku yang ingin melihat istrinya bermesraan dengan pria lain, akupun juga ingin memuaskan fantasiku sendiri untuk bercinta dengan mas Anggoro.


“Mas kangen semuanya, dek.”

“Kangen bibir kamu, kangen susu kamu, kangen tempik kamu. Kangen jepitannya dek. Ahhh…” ucapan Anggoro terdengar agak mendesah diujung. Feelingku dirinya juga sedang berfantasi dengan tubuhku.


“Ahhh… iyaaa mas, sayang… Malam ini tubuh adek, punya mas Anggo.” Ucapku.


“Mas buka yaa dek bajunya.?”

“Iya, mas.. Terserah mas Anggo mau diapain adek pasrah sama mas Anggo.”


Aku yang mulai terangsang dengan situasi ini, segera mengarahkan tanganku untuk menggosok klitorisku. Melihat aku mulai terangsang, suamiku yang berada di sebelahku persis juga lalu memberikan rangsangan pada kedua payudaraku dengan meremasi dan menciumi keduanya.

“Mas isep susunya ya dek?” Suara Anggoro terdengar lagi.


“Ahhhhss.. iyaaa mas, isepin mas.. adek kangen jilatannya mas anggo, mas…” jawabku lagi mengimbangi perkataan mas Anggoro dan meresapi jilatan dan hisapan suamiku pada di payudaraku.


“Dek, jangan kenceng-kenceng suaranya. Ntar kedengaran suami kamu dek.” Ucap Anggoro yang menyadari aku mendesah cukup keras, dia pasti belum menyadari selama dirinya meneleponku tadi Nicko suamiku mendengar dan mengetahui semuanya, bahkan saat ini dirinya juga ikut terangsang dengan kegiatan phonesex ku dengan Anggoro.


“Biariiin...ahhhhss… Biariiin dia denger… Ayoo mass jilatin lagi mas.. aaahss…” ucapku begitu terangsang dengan situasi ini. Aku ingin Anggoro juga mulai lepas saat ini..


“Nanti kalo dia denger gimana?” ucap Anggoro masih ragu dengan situasi ini..


“Biarin dia denger mas, biarin dia tau kalo adek lagi ngentot sama mas. Biarin dia liat mas lagi muasin adek, biar dia tau kalo adek lebih luas ngentot sama kamu mas..” ucapku meracau.


“Ahhhhss… Adek nakal banget, mas suka. Mas entotin adek di depan mas Nicko sekarang yaa.. mas udah gak tahan dek…” racau Anggoro sudah semakin terangsang kurasa. Suamiku Nicko, juga terlihat semakin liar menjilati dan menciumi tubuhku mendengar Anggoro mengucap demikian. Aku tau pasti suamiku terangsang hebat mendengar Anggoro ingin menggarap tubuh istrinya di depannya.


“Ahhh… aku masukin ya dek…” ucap Anggoro, aku yakin dia saat ini sedang mengocok kontolnya juga dengan penuh nafsu membayangkan tengah menyetubuhiku.


“Ahhh iyaa mas..masukin mas, entot adek mas...puasin akuuu pake kontolmu masku sayang..” ucapku sambil mengarahkan kepala suamiku kearah memekku untuk menjilati memekku yang sudah mulai banjir.


“Iyaa ahhsss… Tempikmu enaak dek, mas genjot kenceng yaa..”

“Iyaaa shhhh… Genjot yang dalem mas… ahhhhss maaassshh…”


Libidoku melesat tinggi, membayangkan kontol mantan kekasihku ini sedang menggenjot memekku seperti waktu kemarin. Lidah suamiku masih bekerja menjilati memekku disaat aku sedang ber-phonesex dengan mantan kekasihku ini. Kuarahkan tanganku juga untuk menggosok klitorisku sendiri membantu suamiku yang sedang bekerja dengan lidahnya di selangkanganku.


“Terussh mas, yang kenceng mas.. adek dah mau sampe mas...ahhh..”

“Mas juga mau sampe nih dek.”


Terdengar suara kocokan Anggoro pada batang kontolnya bergema memlaui speaker ponsel ini. Desahannya juga tak kalah liar dengan desahanku. Hanya suamiku saja yang tidak mengeluarkan desahan disaat aku dan Anggoro berpacu nafsu lewat udara seperti ini, suamiku tau apa yang harus dilakukannya ketika aku sedang melakukan phonesex dengan salah seorang pria seperti yang biasa dilakukan ketika aku melakukan phonesex dengan Ricko maupun Jeffry. Dan saat ini dengan Anggoro, dia pun melakukan tugas yang sama; yaitu memberikanku rangsangan dengan lidahnya di selangkanganku, menjilati memekku sampai aku selesai melakukan phonesex. Baru setelah itu, dia bisa mengentotku ataupun mengocok kontolnya sampai keluar yang biasanya dimuncratkan di tubuhku ataupun wajahku.



Pinggulku bergerak liar berusaha meraih orgasmeku. Anggoro terdengar semakin mendesah hebat karena mungkin dia akan juga segera mendapatkan orgasmenya.


“Mas sampe dek… Ouughhh.. yesss dek. Enak banget Tempikmu dek… ahhsss yeeahh.. Mas muncrat dek... “


“Hmmm… Muncratin di dalem mas, iyaah… pejuhin tempik adek mas… aahh yeaah adek bentar lagi mas. Jangan dicabut aahss… sodook terussh ahhh kontol gedee ahhh enaaak…”

“Aaarggghh yeaassh… ahhhhss adek sampe mas… aaahh….”


Tubuhku bergetar hebat ketika aku mencapai orgasmeku. Suamiku mengangkat wajahnya dari memekku sebentar untuk memberikan ruang kepadaku menikmati orgasme yang baru saja aku dapatkan. Sesaat kemudian, suamiku menjilati lagi sisa-sisa cairan orgasmeku dengan lidahnya.


“Dek…?? sayaaang..??” ucap Anggoro terdengar memanggilku dari ujung sana.


“Iyaaa mas… ahhh.. hossh hossh..” ucapku terengah-engah masih diserang sisa-sisa orgasmeku.


“Kamu liar banget dek… Baru phonesex gini aja sampe kayak gitu. Jadi pengen beneran ngentotin kamu deh.” ucap Anggoro.


“Suruh ke rumah aja besok, mih..” suamiku langsung bangkit dan berbisik kepadaku mengatakan demikian. Awalnya aku sedikit terkejut, namun aku segera bisa mengetahui maksud suamiku.


“Yaudah besok mas Anggo ada waktu nggak? Ke rumah aja kalo pengen yang benerannya.. “ ucapku menyampaikan keinginan suamiku.


“Hah?? Yang bener?? Emangnya mas Nicko gak ada??” Sahut Anggoro terkejut dengan ucapanku barusan.


“Adek sendirian dari pagi sampe sore kok. Mas Nicko besok pagi-pagi rencana ada urusan ke Solo sama temennya. Sore baru pulang.”

“Gimana, mau?” Ucapku berbohong.


“Beneran ini??”

“Kalo gitu besok pagi mas ke rumah ya?”

“Mas Nicko berangkat jam berapa emang?” Tanya Anggoro bertubi-tubi antusias mendengar tawaranku.


“Pagi jam 6 udah dijemput kayaknya, makanya dia dah tidur sekarang.” Sahutku lagi.


“Oke kalo gitu jam 6.30 mas ke rumah!!” Ucapnya semangat.


“Hahaha semangat bener sih mas.. Jam delapanan aja lumayan agak sepi jam segitu tetangga dah pada berangkat kerja.” Ucapku


“Hehehe abisnya gak sabar pengen kangen-kangenan sama kamu dek.” sahutnya.


“Yaudah sampe besok yaa mas Anggo ku sayang..”

“Jangan lupa itu pejuhnya dibersihin. Hahaha” godaku padanya.


“Hahaha… Kamu aja yang bersihin nih, apa suruh mas Nicko aja yang bersihin sisa pejuhnya mas, dek.” Ucap Anggoro yang membuatku tertawa.


“Hahahaha iyaa tuh mas. Pasti dia mau-mau aja disuruh gitu tuh, soalnya kan istrinya dah dipuasin sama mas Anggo, dia harus nurut disuruh mbersihin pejuhnya mas Anggo.” Balasku menanggapi ucapan nakal Anggoro.


“Hahaha.. Yang ada kontolku malah dipotong sama suamimu dek.” Jawabnya.


“Heheheh ya nggak lah..”

“Yaudah, adek tidur dulu ya mas. Bye…” ucapku mengakhiri sambungan telepon ini.


“Iyaa adek sayang. Byee.. see you tomorrow yaa.” Sahutnya lagi untuk terakhir kalinya sebelum nada terputusnya sambungan telepon terdengar.



“Papih beneran, besok si Anggo suruh Dateng ke rumah nih?” Ucapku bertanya pada suamiku tentang rencananya barusan.


“Hehehe iyaa gapapa kok… Nanti papih ngumpet di kamar tamu aja.” Jawab suamiku masih sambil mengocok kontolnya yang belum keluar.


“Hehehe makasih yaa pih… Tau aja mamih dah lama pengen ngerasain lagi genjotannya Anggoro.” Balasku memancingnya.


“Papih yang makasih sama mamih, dah mau nurutin yang papih mau.” Ucapnya.


“Sama-sama lah, mamih juga enak kok. Hahaha” balasku lagi.


“Hmmm.. besok pokoknya jangan dikunci yaa pintu kamarnya biar papih bisa liat langsung mami dientot mantannya mamih.. ahhsss.” Ucapnya sambil bersingut dari posisinya sambil tetap mengocok kontolnya, aku tau dia ingin jatahnya menyetubuhiku. Namun aku segera menahannya.


“Eittss, papih mau ngapain?” Sergahku.


“Papih gak tahan nih udah.” Sahutnya memelas.


“No!! Malem ini papih coli aja yaa. Besok kan memek mami mau dipake Anggoro. Masa mau dibasahin pake pejuhnya papi sekarang. Nooo yaa, ngocok aja sini.” Ucapku menyuruhnya mendekat kearah sisi atas.


“Dah, sana kocok sama keluar!” Perintahku padanya.


“Ahhh iyaa mihhh…” sahutnya sambil mengocok kontolnya tepat diatas payudaraku. Kulihat wajahnya begitu horny ketika mengocok kontolnya.


“Aaashhh yeaassh… keluar mihhh” desahnya tak berapa lama sampai akhirnya pejuhnya memuncrat membasahi dadaku.


“Nah, udah yaa kan, dah sini tidur.”

“Papih mulai sekarang inget ya, kalo mami mau ada ML sama Anggo atau siapapun. Papih nggak boleh ngentotin mamih. Kalo mereka udah selesai baru papih boleh ngentotin memek mamih, oke?” Ucapku memberi peraturan main padanya.


“Waduhh…!! Kok gitu??” Sahutnya terkejut dengan syaratku.


“Iyaa dong harus gitu, kalo papih ngentotin mami dulu sebelum mereka, nanti mereka gak puas sama mami soalnya memek mami jadi longgar bekas dipake papi. Ntar kalo mereka gak puas, dan gak mau ngentot sama mami lagi gimana hayoo?” Tambahku lagi, sebenarnya bukan itu alasan sebenarnya. Yang sebenarnya adalah supaya permainan ini tidak menjadi monoton untukku dan suamiku, menurutku harus ada sedikit variasi dalam permainan ini, selain utamanya ini adalah sebuah realisasi dari fantasi seksual suamiku, juga harus ada sedikit permainan perasaan yang dirasakan suamiku supaya kepuasan yang didapatkan olehnya dan aku sendiri juga lebih dari sekedar seks.


“Oooh… Iyaa deh, papih nurut aja deh.” Jawabnya singkat.


“Nah gitu dong bener harus nurut kalo mau enak.” Ucapku.


***Hidden content cannot be quoted.***[/QUOTE]

---------
Part23
A Planning





POV Natalie


Setelah kepulangan Ricko ke Jakarta beberapa bulan yang lalu, aku dan suamiku kembali menjalani kehidupan rumah tangga seperti biasanya. Aku kembali sebagai istri dari suamiku dan Nicko kembali menjalani kegiatan usahanya kembali. Hampir tidak banyak berubah kehidupan hari-hari kami jika mungkin dilihat oleh orang luar kebanyakan.


Teman-temanku jelas tidak mengetahui jika aku selain menjadi seorang istri biasa dari seorang suami yang juga terlihat biasa saja, juga menjalin hubungan dengan beberapa pria yang semuanya diketahui betul oleh suamiku sendiri. Tetangga-tetanggaku juga jelas tidak akan menyangka jika setiap malam di rumahku, aku dan suamiku selalu bercinta dengan panas dan liar karena selalu dibumbui dengan fantasi suamiku dan imajinasi liarku akan pria-pria yang saat ini sedang menjalin hubungan denganku. Bahkan saudara-saudaraku pasti tidak akan pernah menduga jika hampir setiap malam sebelum kami bercinta dengan panasnya, suamiku selalu memintaku untuk menelepon salah satu pria dan mengobrol serta bermesraan dengan mereka, tidak jarang aku melakukan phonesex dengan Ricko maupun Jeffry sambil suamiku menyaksikanku sambil mengocok kontolnya sampai muncrat baru jika setelah aku selesai ber-phonesex ria dengan Ricko ataupun Jeffry, suamiku akan menggempurku dengan begitu semangatnya sampai kami berdua terkapar puas setelahnya.


Oh iya, sementara ini aku melakukan phonesex yang disaksikan suamiku hanya dengan Ricko dan Jeffry yang memang sudah sama-sama mengetahui dan terbuka tentang hal ini baik Nicko sebagai suamiku, aku sendiri sebagai sang wanitanya, dan mereka berdua sebagai pria-prianya. Untuk Anggoro aku sepakat bersama suamiku untuk belum membuka tentang hal istimewa ini kepadanya, Anggoro sampai saat ini menganggap jika dirinya dan aku sedang menjalin hubungan mesra yang tanpa diketahui oleh suamiku. Suamiku mengatakan jika belum tepat jika saat ini Anggoro mengetahui semuanya, perlahan saja dulu katanya. Dan aku menerima saran dari suamiku dan juga kedua priaku yang lainnya, mereka juga memberi saran yang sama ketika kami berempat melakukan obrolan di grup chat yang sengaja dibuat oleh suamiku sebagai tempat kami berkomunikasi dan tentunya lebih sering kami melakukan chat sex bersama di grup chat itu. Hehehe…


Kehidupan rumah tanggaku menjadi lebih bergairah setelah semua yang terjadi kemarin, demikian juga dengan Nicko suamiku kulihat dia juga lebih bersemangat dalam menjalani kegiatan hari-harinya. Semua itu tak lepas dari fantasi-fantasinya yang selalu terpenuhi setiap harinya walaupun interaksiku dengan pria lain hanya lewat grup chat dan phonesex yang disaksikan olehnya.


---


“Mih, kita pergi liburan yuk?” Tanya suamiku tiba-tiba ketika kami berdua sedang santai di kamar.


“Liburan kemana?” Jawabku padanya.


“Mami lagi pengen liburan kemana?”

“Hmm.. Nggak tau pi, terserah papi aja.”

“Ke pantai mau?”

“Pantai mana? Emang di Semarang ada pantai bagus apa?”

“hmm.. Mana yaa enaknya?”

“Aku gak mau ke daerah selatan ah, jauh terus bosen kalo disana mah. Dah pernah juga lagian kan kita.”

“Jepara, mau?”

“Hmm… Boleh juga! Apa ke Karimun aja sekalian pih… hahaha…”

“Karimunjawa??”

“Iyaa pih… Katanya bagus banget disana lho.”

“Oke deh, kita liburan ke sana ya!”

“Asikk.. Beneran pih?”

“Iyaa dong, besok papih cari-cari travelnya dulu deh.”

“Manteep, cakep bener dah suamiku kalo gini.”

“Hahaha gombal luuh..”

“Hahaha biarin, mumpung ditraktir liburan sama si papih..”


----


Setelah suamiku mendapatkan jadwal tur dari travel yang akan mengurus liburan kami disana, kami berdua lalu mempersiapkan segala persiapan yang akan kami bawa selama berlibur disana. Selain suamiku, yang terlihat begitu antusias dengan rencana liburan ini adalah Ricko dan Jeffry tentunya. Namun dikarenakan jadwal pekerjaan mereka tidak bisa ditinggalkan, mengakibatkan mereka berdua tidak dapat ikut serta bersama aku dan suamiku berlibur. Namun mereka berdua ternyata mengirimkan hadiah kepadaku beberapa potong bikini dan sportbra yang cukup seksi untuk aku kenakan ketika berada disana. Bahkan ketiga pria ini membuatkan beberapa skenario nakal untukku selama disana. Suamiku yang terlihat begitu semangat ketika mereka membahas supaya aku melakukan aksi eksib ketika di pantai, bahkan suamiku mengatakan kepadaku akan mencarikan lokasi yang tepat untuk supaya aku bisa melakukan aksi eksib dengan nyaman dan aman. Dia ingin melihatku berenang di pantai sepi tanpa sehelai benang, yang jelas saja usul suamiku ini didukung penuh oleh Ricko maupun Jeffry.


Memikirkan hal-hal nakal yang mereka usulkan, walaupun aku juga ikut penasaran tentang bagaimana nantinya sensasi yang kudapatkan ketika melakukannya sedikit terbersit rasa tidak percaya diri akan tubuhku yang tidak seperti model-model langsing yang sering berseliweran kulihat di internet, tentu mereka terlihat pantas mengenakan bikini seksi dengan bentuk tubuh seperti itu. Sementara aku dengan tubuhku yang gemuk seperti ini, menimbulkan rasa tidak percaya diri untuk memamerkan tubuhku ini di ruang terbuka secara frontal seperti itu, namun ketiga pria ini termasuk suamiku begitu meyakinkanku jika aku tidak perlu minder dengan bentuk tubuhku, mereka mengatakan jika tubuhku ini yang membuat libido mereka setiap hari terpancing karena di mata mereka tubuhku itulah yang seksi melebihi wanita lainnya. Entah mereka hanya membuatku supaya aku tidak minder, atau itulah yang memang menjadi fantasi seks mereka dengan wanita-wanita yang bertubuh montok dan subur sepertiku ini.


Di lain sisi aku merasa begitu dihargai oleh mereka bertiga, sehingga hal itu yang membuat aku merasa nyaman ditengah-tengah keberadaan mereka dan hubungan yang terbangun antara aku, suamiku, Ricko, maupun Jeffry semakin dalam dengan komitmen yang masih kami pegang teguh di dalam hubungan yang tidak biasa ini.


Ketika aku menceritakan kepada Anggoro tentang rencana liburanku dengan suamiku, dia juga terlihat tidak kalah antusiasnya. Namun dia cukup menyadari posisinya tidak mungkin untuk ikut serta dalam liburan ini, walaupun sebenarnya suamiku pasti akan mengizinkan seumpama Anggoro turut serta dalam liburan kami. Tapi belum saatnya Anggoro masuk terlalu dalam dalam hubungan istimewa ini.


Tiba-tiba ponselku berdering, dan ternyata Anggoro meneleponku sesaat ketika aku mengabarinya tentang rencana liburanku dengan suamiku padanya. Sejenak aku melirik ke arah suamiku yang sedang tiduran di kamar bersamaku. Suamiku memberi isyarat jika dirinya tidak masalah jika aku mengangkat telepon dari Anggoro, lalu akupun mengangkat panggilan telepon darinya.


“Iyaa halo mas.” Ucapku ketika mengangkat teleponnya.


“Duh enaknya yang mau liburan sama suami..” sahutnya dengan nada bercanda.


“Hehehe iyaa mas, mumpung diajak liburan sama mas Nicko.”

“Aku dong, kapan liburannya sama kamu?”

“Ya mas kapan mau ngajak liburan adek..?”

“Laah adek sama mas Nicko terus, mas jadi susah mau ngajak ketemuannya.”

“Ya kan dia suami adek mas. Hehehe”

“ Iyaa sih… Eh, suami kamu dimana? Aman kan ini mas telpon kamu dek?”

“Aman mas, dah tidur kok dia. Kenapa emangnya?”

“Mas kangen kamu, dek!”


Ketika mendengar ucapan Anggoro tersebut, aku sejenak melirik kearah suamiku. Dia yang juga mendengar perkataan Anggoro tersebut karena aku me-loud speaker pembicaraanku dengan Anggoro lalu memberikan kode supaya aku melanjutkan obrolan dengan Anggoro.


“Lanjut aja gapapa.” Ucap suamiku berbisik padaku.


“Hmm.. iya mas, adek juga kangen mas.”

“Oh iya, makasih ya dek kemaren dah ngirim foto seksi ke mas. Jadi bisa dipake buat bahan deh. Hehehe.”

“Dipake buat bahan apa dah? Ngaco nih mas Anggo. Hahaha”

“Bahan pelampiasan dek, abisnya dah lama gak dapet jatah dari kamu.”

“Hehe dasar mantan mesum. Istri orang dijadiin bahan coli..”

“Lagian istri orangnya itu nakal sih, masa waktu itu mau aja diajakin ngentot sama mantannya.”

“ihhh mas Anggo nakal banget deh, kan mas Anggo yang mancing adek duluan. Yee”

“Hehehe.. Dek, mas kangen bener deh sama kamu.”

“Kangen apanya emang?” Aku mulai mengerti arah pembicaraan ini, dan akupun juga meladeni alur yang diinginkan oleh mantan kekasihku ini.


“Kangen semuanya lah” jawab Anggoro.


“Kangen apanya, ditanya juga.” Pancingku pada Anggoro.


Sekilas kulihat, suamiku justru sudah melepaskan celana yang dikenakannya dan mulai mengelus-elus kontolnya. Rupanya seperti biasa, dirinya mulai terangsang melihat disebelahnya, istrinya bermesraan dengan sang pria yang merupakan mantan kekasih istrinya ini. Dan aku tau apa yang harus aku lakukan selanjutnya, selain aku mewujudkan fantasi liar suamiku yang ingin melihat istrinya bermesraan dengan pria lain, akupun juga ingin memuaskan fantasiku sendiri untuk bercinta dengan mas Anggoro.


“Mas kangen semuanya, dek.”

“Kangen bibir kamu, kangen susu kamu, kangen tempik kamu. Kangen jepitannya dek. Ahhh…” ucapan Anggoro terdengar agak mendesah diujung. Feelingku dirinya juga sedang berfantasi dengan tubuhku.


“Ahhh… iyaaa mas, sayang… Malam ini tubuh adek, punya mas Anggo.” Ucapku.


“Mas buka yaa dek bajunya.?”

“Iya, mas.. Terserah mas Anggo mau diapain adek pasrah sama mas Anggo.”


Aku yang mulai terangsang dengan situasi ini, segera mengarahkan tanganku untuk menggosok klitorisku. Melihat aku mulai terangsang, suamiku yang berada di sebelahku persis juga lalu memberikan rangsangan pada kedua payudaraku dengan meremasi dan menciumi keduanya.

“Mas isep susunya ya dek?” Suara Anggoro terdengar lagi.


“Ahhhhss.. iyaaa mas, isepin mas.. adek kangen jilatannya mas anggo, mas…” jawabku lagi mengimbangi perkataan mas Anggoro dan meresapi jilatan dan hisapan suamiku pada di payudaraku.


“Dek, jangan kenceng-kenceng suaranya. Ntar kedengaran suami kamu dek.” Ucap Anggoro yang menyadari aku mendesah cukup keras, dia pasti belum menyadari selama dirinya meneleponku tadi Nicko suamiku mendengar dan mengetahui semuanya, bahkan saat ini dirinya juga ikut terangsang dengan kegiatan phonesex ku dengan Anggoro.


“Biariiin...ahhhhss… Biariiin dia denger… Ayoo mass jilatin lagi mas.. aaahss…” ucapku begitu terangsang dengan situasi ini. Aku ingin Anggoro juga mulai lepas saat ini..


“Nanti kalo dia denger gimana?” ucap Anggoro masih ragu dengan situasi ini..


“Biarin dia denger mas, biarin dia tau kalo adek lagi ngentot sama mas. Biarin dia liat mas lagi muasin adek, biar dia tau kalo adek lebih luas ngentot sama kamu mas..” ucapku meracau.


“Ahhhhss… Adek nakal banget, mas suka. Mas entotin adek di depan mas Nicko sekarang yaa.. mas udah gak tahan dek…” racau Anggoro sudah semakin terangsang kurasa. Suamiku Nicko, juga terlihat semakin liar menjilati dan menciumi tubuhku mendengar Anggoro mengucap demikian. Aku tau pasti suamiku terangsang hebat mendengar Anggoro ingin menggarap tubuh istrinya di depannya.


“Ahhh… aku masukin ya dek…” ucap Anggoro, aku yakin dia saat ini sedang mengocok kontolnya juga dengan penuh nafsu membayangkan tengah menyetubuhiku.


“Ahhh iyaa mas..masukin mas, entot adek mas...puasin akuuu pake kontolmu masku sayang..” ucapku sambil mengarahkan kepala suamiku kearah memekku untuk menjilati memekku yang sudah mulai banjir.


“Iyaa ahhsss… Tempikmu enaak dek, mas genjot kenceng yaa..”

“Iyaaa shhhh… Genjot yang dalem mas… ahhhhss maaassshh…”


Libidoku melesat tinggi, membayangkan kontol mantan kekasihku ini sedang menggenjot memekku seperti waktu kemarin. Lidah suamiku masih bekerja menjilati memekku disaat aku sedang ber-phonesex dengan mantan kekasihku ini. Kuarahkan tanganku juga untuk menggosok klitorisku sendiri membantu suamiku yang sedang bekerja dengan lidahnya di selangkanganku.


“Terussh mas, yang kenceng mas.. adek dah mau sampe mas...ahhh..”

“Mas juga mau sampe nih dek.”


Terdengar suara kocokan Anggoro pada batang kontolnya bergema memlaui speaker ponsel ini. Desahannya juga tak kalah liar dengan desahanku. Hanya suamiku saja yang tidak mengeluarkan desahan disaat aku dan Anggoro berpacu nafsu lewat udara seperti ini, suamiku tau apa yang harus dilakukannya ketika aku sedang melakukan phonesex dengan salah seorang pria seperti yang biasa dilakukan ketika aku melakukan phonesex dengan Ricko maupun Jeffry. Dan saat ini dengan Anggoro, dia pun melakukan tugas yang sama; yaitu memberikanku rangsangan dengan lidahnya di selangkanganku, menjilati memekku sampai aku selesai melakukan phonesex. Baru setelah itu, dia bisa mengentotku ataupun mengocok kontolnya sampai keluar yang biasanya dimuncratkan di tubuhku ataupun wajahku.



Pinggulku bergerak liar berusaha meraih orgasmeku. Anggoro terdengar semakin mendesah hebat karena mungkin dia akan juga segera mendapatkan orgasmenya.


“Mas sampe dek… Ouughhh.. yesss dek. Enak banget Tempikmu dek… ahhsss yeeahh.. Mas muncrat dek... “


“Hmmm… Muncratin di dalem mas, iyaah… pejuhin tempik adek mas… aahh yeaah adek bentar lagi mas. Jangan dicabut aahss… sodook terussh ahhh kontol gedee ahhh enaaak…”

“Aaarggghh yeaassh… ahhhhss adek sampe mas… aaahh….”


Tubuhku bergetar hebat ketika aku mencapai orgasmeku. Suamiku mengangkat wajahnya dari memekku sebentar untuk memberikan ruang kepadaku menikmati orgasme yang baru saja aku dapatkan. Sesaat kemudian, suamiku menjilati lagi sisa-sisa cairan orgasmeku dengan lidahnya.


“Dek…?? sayaaang..??” ucap Anggoro terdengar memanggilku dari ujung sana.


“Iyaaa mas… ahhh.. hossh hossh..” ucapku terengah-engah masih diserang sisa-sisa orgasmeku.


“Kamu liar banget dek… Baru phonesex gini aja sampe kayak gitu. Jadi pengen beneran ngentotin kamu deh.” ucap Anggoro.


“Suruh ke rumah aja besok, mih..” suamiku langsung bangkit dan berbisik kepadaku mengatakan demikian. Awalnya aku sedikit terkejut, namun aku segera bisa mengetahui maksud suamiku.


“Yaudah besok mas Anggo ada waktu nggak? Ke rumah aja kalo pengen yang benerannya.. “ ucapku menyampaikan keinginan suamiku.


“Hah?? Yang bener?? Emangnya mas Nicko gak ada??” Sahut Anggoro terkejut dengan ucapanku barusan.


“Adek sendirian dari pagi sampe sore kok. Mas Nicko besok pagi-pagi rencana ada urusan ke Solo sama temennya. Sore baru pulang.”

“Gimana, mau?” Ucapku berbohong.


“Beneran ini??”

“Kalo gitu besok pagi mas ke rumah ya?”

“Mas Nicko berangkat jam berapa emang?” Tanya Anggoro bertubi-tubi antusias mendengar tawaranku.


“Pagi jam 6 udah dijemput kayaknya, makanya dia dah tidur sekarang.” Sahutku lagi.


“Oke kalo gitu jam 6.30 mas ke rumah!!” Ucapnya semangat.


“Hahaha semangat bener sih mas.. Jam delapanan aja lumayan agak sepi jam segitu tetangga dah pada berangkat kerja.” Ucapku


“Hehehe abisnya gak sabar pengen kangen-kangenan sama kamu dek.” sahutnya.


“Yaudah sampe besok yaa mas Anggo ku sayang..”

“Jangan lupa itu pejuhnya dibersihin. Hahaha” godaku padanya.


“Hahaha… Kamu aja yang bersihin nih, apa suruh mas Nicko aja yang bersihin sisa pejuhnya mas, dek.” Ucap Anggoro yang membuatku tertawa.


“Hahahaha iyaa tuh mas. Pasti dia mau-mau aja disuruh gitu tuh, soalnya kan istrinya dah dipuasin sama mas Anggo, dia harus nurut disuruh mbersihin pejuhnya mas Anggo.” Balasku menanggapi ucapan nakal Anggoro.


“Hahaha.. Yang ada kontolku malah dipotong sama suamimu dek.” Jawabnya.


“Heheheh ya nggak lah..”

“Yaudah, adek tidur dulu ya mas. Bye…” ucapku mengakhiri sambungan telepon ini.


“Iyaa adek sayang. Byee.. see you tomorrow yaa.” Sahutnya lagi untuk terakhir kalinya sebelum nada terputusnya sambungan telepon terdengar.



“Papih beneran, besok si Anggo suruh Dateng ke rumah nih?” Ucapku bertanya pada suamiku tentang rencananya barusan.


“Hehehe iyaa gapapa kok… Nanti papih ngumpet di kamar tamu aja.” Jawab suamiku masih sambil mengocok kontolnya yang belum keluar.


“Hehehe makasih yaa pih… Tau aja mamih dah lama pengen ngerasain lagi genjotannya Anggoro.” Balasku memancingnya.


“Papih yang makasih sama mamih, dah mau nurutin yang papih mau.” Ucapnya.


“Sama-sama lah, mamih juga enak kok. Hahaha” balasku lagi.


“Hmmm.. besok pokoknya jangan dikunci yaa pintu kamarnya biar papih bisa liat langsung mami dientot mantannya mamih.. ahhsss.” Ucapnya sambil bersingut dari posisinya sambil tetap mengocok kontolnya, aku tau dia ingin jatahnya menyetubuhiku. Namun aku segera menahannya.


“Eittss, papih mau ngapain?” Sergahku.


“Papih gak tahan nih udah.” Sahutnya memelas.


“No!! Malem ini papih coli aja yaa. Besok kan memek mami mau dipake Anggoro. Masa mau dibasahin pake pejuhnya papi sekarang. Nooo yaa, ngocok aja sini.” Ucapku menyuruhnya mendekat kearah sisi atas.


“Dah, sana kocok sama keluar!” Perintahku padanya.


“Ahhh iyaa mihhh…” sahutnya sambil mengocok kontolnya tepat diatas payudaraku. Kulihat wajahnya begitu horny ketika mengocok kontolnya.


“Aaashhh yeaassh… keluar mihhh” desahnya tak berapa lama sampai akhirnya pejuhnya memuncrat membasahi dadaku.


“Nah, udah yaa kan, dah sini tidur.”

“Papih mulai sekarang inget ya, kalo mami mau ada ML sama Anggo atau siapapun. Papih nggak boleh ngentotin mamih. Kalo mereka udah selesai baru papih boleh ngentotin memek mamih, oke?” Ucapku memberi peraturan main padanya.


“Waduhh…!! Kok gitu??” Sahutnya terkejut dengan syaratku.


“Iyaa dong harus gitu, kalo papih ngentotin mami dulu sebelum mereka, nanti mereka gak puas sama mami soalnya memek mami jadi longgar bekas dipake papi. Ntar kalo mereka gak puas, dan gak mau ngentot sama mami lagi gimana hayoo?” Tambahku lagi, sebenarnya bukan itu alasan sebenarnya. Yang sebenarnya adalah supaya permainan ini tidak menjadi monoton untukku dan suamiku, menurutku harus ada sedikit variasi dalam permainan ini, selain utamanya ini adalah sebuah realisasi dari fantasi seksual suamiku, juga harus ada sedikit permainan perasaan yang dirasakan suamiku supaya kepuasan yang didapatkan olehnya dan aku sendiri juga lebih dari sekedar seks.


“Oooh… Iyaa deh, papih nurut aja deh.” Jawabnya singkat.


“Nah gitu dong bener harus nurut kalo mau enak.” Ucapku.


***Hidden content cannot be quoted.***

Kok dikit bgt ya hu ?
Klimaksnya gak dapet hu
Semoga next update segera meluncur
 
makin ksini makin mantaaap, gasabar nunggu update nya. pasti seneng banget tuh si nicko bisa ngocok smbl liat nat main sm anggo. trs di humiliate sm si anggo&nat
 
Kalau ke jepara jangan lupa mampir ke troso om... sekalian beli oleh2 kain hahaha promosi dagangan ceritanya... met idul fitri buat semuanya...
 
Bimabet
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H
Minal Aidzin Walfaizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin.



#veron1990
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd