Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Cuckold Story: Mengubah Istriku [with epilog]

Dengan siapa Natalie enaknya melakukan Threesome Sex pertamanya?

  • Natalie vs. Nicko vs. Ricko

    Votes: 58 30,4%
  • Natalie vs. Nicko vs. Lelaki Lainnya

    Votes: 18 9,4%
  • Natalie vs. Ricko vs. Lelaki Lainnya

    Votes: 72 37,7%
  • Terserah TS aja deh, kita ngikut aja

    Votes: 43 22,5%

  • Total voters
    191
  • Poll closed .
Bimabet
siap gan.. tengkiu konfirmasine.. tetep tak tunggu...
 
Malem semuanya...
Bukan bermaksud ninggalin trit yg udah saya tulis ini. Tapi sementara ini sepertinya saya belum bisa melanjutkan menulis kelanjutan dari cerita trit ini dikarenakan sesuatu dan lain hal.

Sebenarnya kelanjutan part sebelum ini sudah sempat jalan beberapa persen. Tapi karena abis ganti handphone (lagi) dan ternyata ada kendala di apps DocsToGo nya waktu dipake nulis di hape xomay yg saya sekarang pakai, jadi lah semakin menghambat kelanjutan penulisan.

Yang jelas, fantasi itu masih ada. Dan belum redup. Hanya sedang terhalang oleh kurangnya 'bahan bakar' dan kendala di 'senjata' yang baru ini.

Sekali lagi mohon maaf, silahkan sementara menikmati karya-karya dari suhu-suhu besar lainnya dulu yang masih aktif apdetnya... :beer:

Suwuunn... :ampun::ampun:

semangat hu.... gaaambaatteee :semangat:
 
------------
Part 20
"Kerjain Kitaaaa..!!"






POV Natalie



"Aaarggghh... Maass aku sampeee.."
"Iyaaah dek.. Mas juga sebentar lagi..."

Kami berdua saling meracau bersahutan setelah sekitar hampir setengah jam saling berpacu birahi dan memburu kenikmatan. Aku dibuatnya benar-benar lelah secara fisik dalam pergumulan ini, namun hasratku begitu terpuaskan. Hal ini bisa kumengerti karena walaupun tubuhku lelah, tetapi rasa yang tercurah akibat kejantanan Anggoro di selangkanganku begitu memberikan kepuasan batin yang berbeda dari semua batang kontol yang pernah menjelajahi milikku.

Sampai pada akhirnya aku mencapai orgasmeku lebih dulu. Rasa ngilu nan nikmat menjalari setiap syaraf memekku sampai membuatku bergetar dan membuat pandangan mataku menjadi gelap sesaat.

"Ahhhhsss.... Oughhh... yeeeeas..." desahku ketika orgasme itu melingkupi tubuh tak berdayaku.

"Enaaak dekk...??" tanyanya sambil menatapku lembut ketika aku sedang menikmati orgasme pemberiannya barusan. Kontolnya masih bersemayam di liang surgawiku menikmati kedutan dindingnya.

"Iyaaah..aah... Enaaak mas.." jawabku dengan mata masih terpejam dan nafas yang tak beraturan.

"Nungging ya dek!" Perintahnya padaku. Aku yang masih cukup lemas, dengan gontai merubah posisiku sesuai kemauan mantan kekasihku ini.

Tak lagi menunggu lama, kontolnya langsung ditancapkan di lubang memekku yang masih cukup basah karena cairan cintaku yang keluar tadi. Suara gempuran pinggulnya yang membentur bokongku dengan mantap memenuhi kamarnya, aku hanya bisa merintih menahan rasa geli yang teramat sangat disekujur area selangkanganku. Aku berusaha semaksimal mungkin mengantarkannya pada kenikmatan yang sama yang tadi kudapatkan.

"Oohh... Gelliii mass.. pelan aaaahh.." rintihanku yang tak dihiraukannya. Anggoro tetap menggempur memekku tanpa ampun. Gerakan kegel kubuat supaya rangsangan yang diterima kontolnya semakin maksimal. Dan ternyata trikku tersebut sepertinya cukup berhasil.

"Aagghh penaak tempikmu dek!!" racau Anggoro keenakan. (red: Aagghh enak memekku dek!!")

"Penaak ngenthu koe koyok ngene ki.. Tak kenthu ben Dino gelem yoo dek?" (red: Nikmat ngentotin kamu kayak gini nih, Aku entot tiap hari mau yaa dek?")

"Ahhhhsss iyoo mas... Kenthuno aku mas.. Aku geleem mas." jawabku. (red: ahhhhss iyaa mas, entot aku mas. Aku mauu mas)

Kami biasa meracau seperti ini ketika dulu kami sering bercinta. Dia yang mengajarkanku untuk lepas ketika bercinta dan mengungkapkan apa yang dirasakan ketIka bercinta tanpa malu-malu sehingga akan memberikan kenikmatan yang lebih lagi. Dan Anggoro benar, karena itu yang kurasakan. Tapi kebiasaan itu tak pernah lagi kulakukan ketika aku bercinta dengan Nicko suamiku karena dia tak pernah mengatakan atau mengungkapkan apapun ketika bercinta denganku. Hanya setelah selesai bercinta dia sesekali memujiku. Lain dengan Anggoro mantan kekasihku ini, kegiatan ngentot kami akan semakin panas dan liar ketika dibumbui dengan kata-kata ungkapan kenikmatan yang cukup vulgar. Dan aku mendapatkannya kembali ketika bercinta dengannya saat ini.

"Aaarggghh.....!!!" Anggoro mengerang kencang sambil mencengkramkan kedua tangannya di bokongku dan menekankan pinggulnya begitu rapat, sehingga aku bisa merasakan kontolnya yang tengah memuntahkan bermili-mili sperma hangat di dalam memekku.

Ketika pejuh terakhirnya keluar, aku merasakan memekku begitu penuh dengan benih hangat mantan kekasihku ini. Untung saja minggu ini bukanlah masa suburku, entah mungkin bisa saja salah satu benih dari pria-pria yang memenuhi memekku dari hari sabtu kemarin akan bisa membuahiku, karena kontol-kontol mereka yang panjang itu pasti mampu menjangkau rahimku lebih dalam dari kontol suamiku.

Setelah didiamkannya beberapa saat, akhirnya Anggoro menarik kontolnya dari jepitan memekku dan mendorongku sehingga aku rebah terlungkup diatas kasurnya sedangkan dirinya lalu kemudian juga merebahkan tubuhnya disampingku terlentang. Nafas kami berdua masih memburu setelah kedua tubuh kami rebah bersisian, mataku masih terpejam meresapi sisa-sisa kenikmatan yang baru kami dapatkan.

Perlahan kurasakan Anggoro bergerak pelan, dan ternyata dia mengecup bibirku lembut sambil berucap
"Makasih ya dek, udah kasih mas enak kayak tadi."
"Kamu memang paling bisa bikin mas keenakan kayak tadi."
"HIsah..hossh... Iyaa mas.. Tadi aku juga enak kok, enak banget malah." jawabku masih dengan nafas terengah-engah.

Sesaat kami saling mendekap dan merasakan sentuhan kulit yang berlumur keringat birahi sambil mengumpulkan tenaga.

Setelah aku mulai mendapatkan tenaga, aku lalu melepaskan pelukannya dan berdiri meraih pakaianku yang berserak serta menuju kamar mandi yang berada di dalam kamar ini. Setelah aku di dalam kamar mandi untuk memakai pakaianku, pada saat aku ingin membersihkan memekku aku berpikir sejenak, lalu aku tersenyum tipis dan memutuskan untuk langsung memakai celana dalamku tanpa mencuci sperma mantan kekasihku yang ada disitu dan segera kupakai semua pakaianku lagi.

Ketika aku keluar kamar mandi, kulihat Anggoro sedang akan berjalan ke kamar mandi juga, kulihat tubuh telanjangnya dengan kontol yang sudah layu menggantung lucu di selangkangannya. Aku kemudian berpikir untuk menggodanya.

"Itu udah lemes masih gede aja mas." Godaku padanya.

"Lah emang gini ini kok dari dulu." jawabnya cuek.

"Jangan dibangunin lagi lho, ntar aku yang repot. Hahaha" ucapku lagi.

"Hahaha... Ya kalo kamu masih mau, mas hayuuk aja.." jawabnya kemudian yang saat ini dia berdiri tepat di hadapanku.

"Hahaha udah ahh, ntar kelamaan aku malah nggak pulang-pulang."
"Lain kali aja deh yaaahhh.." ucapku tertawa sambil mencubit perutnya.

"Eh, bener yoo dek, lain kali lagi yaa... Mas tagih lho." jawabnya dengan ekspresi penuh harap.

"Hmmm.. Liat ntar aja yaa mas... Adek nggak janji." ucapku tersenyum.

"Dah sana bersih-bersih. Ntar anter aku sama Ricko pulang ke rumah lagi." ucapku.

"Hehehe.. Iyaa dek... Sampe lupa di depan ada Mas Ricko yaa.." jawabnya lalu ngeloyor ke kamar mandi.

"Ya udah, aku tunggu di luar yaa.." jawabku lalu berjalan untuk mengambil ponselku yang tadi kuletakkan diatas kasur tempat aku dan Anggoro bertempur.

Ketika aku meraih ponselku dan mengeceknya, kulihat ternyata ponselku sudah tidak tersambung dengan suamiku. Entah kapan sambungan telpon nya terputus, dan sampai bagian mana suamiku mendengarkan situasi yang terjadi disini tadi aku juga tidak tau, karena aku juga tidak menemukan pesan chat atau apapun yang berasal dari suamiku. Ketika kurasa aku sudah rapih dan siap, aku beranjak keluar kamar menuju ruang tamu. Kulihat ternyata Ricko tertidur diatas kursi, kulihat cukup pulas juga. Lalu kuputuskan untuk membangunkannya dan mengajaknya pulang.

"Rick, bangun Rick!" ucapku sambil membangunkannya.

"Ehh... Udah selesai ya??" jawabnya sedikit terkaget.
"Hoooaaamphh... Jam berapa nih Yang?" tanyanya sambil menguap.

"Jam tiga. Kamu kok malah tidur sih?" tanyaku.

"Hmmm... Nggak tau, capek aku Yang."
"Gimana tadi, udah puas kangen-kangenan sama mantan?"
"Sampe pacarnya ketiduran nungguin gini." ucap Ricko bertanya.

"Ihhh tuh kan malah nggodain"
"Yang ngijinin kan tadi kamu!" ucapku merajuk.

"Hehehe... Jangan cemberut gitu dong mukanya jelek tau."
"Sini cium dulu." ucap Ricko berusaha menggodaku sambil mengecup pipiku.

"Anggoro lagi ngapain?" tanya Ricko kemudian.

"Lagi beres-beres dulu, abis itu ntar dia nganterin kita pulang." jawabku.

"Ohhh.. Oke deh." sahut Ricko singkat.


Tak lama kemudian Anggoro keluar kamarnya dengan memakai kaus warna hitam dan celana jeans dengan warna gelap senada. Sedikit terlihat goresan tato yang ada di lengan atasnya keluar dari sudut kaus yang tak mampu menutupinya.

"Udah mau pulang sekarang?" tanya Anggoro pada kami berdua.

"Iyaa mas, berangkat sekarang yuk!" jawabku. Lalu kami bertiga beranjak dari dalam rumah kediaman Anggoro dan menuju keluar dimana mobil Anggoro diparkir di halamannya yg cukup luas ini.

"Mau langsung ke rumah atau kemana dulu nih mas?" tanya Anggoro ketika kami bertiga sudah masuk di mobil yang akan membawa kami.

"Saya terserah Natalie aja mas."
"Kamu mau langsung pulang apa mampir lagi Natt?" tanya Ricko yang duduk di bangku penumpang depan.

"Hmmm... Langsung aja kali ya.." jawabku singkat.

"Oke deh. Langsung ya.." sahut Anggoro.

[HIDE]
Di dalam perjalanan kami bertiga mengobrol banyak hal juga, namun sama sekali tidak membahas kejadian barusan di rumah Anggoro seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Aku cukup merasa nyaman karena Ricko maupun Anggoro tidak membahas hal tersebut, karena jujur aku masih merasa canggung karena Anggoro baru saja bertemu lagi denganku setelah sekian lama namun akhirnya langsung melakukan hal itu, dengan keberadaan Ricko yang jelas tau. Benar-benar situasi yang aneh jika ini jadi topik pembicaraan.

"Oh iya mas, Mas Anggoro selain narik Grab gini kerja apa deh mas kok saya belum tau."
"Oh, sementara ini cuma narik aja mas. Sambil sesekali ngisi di cafe-cafe sama temen."
"Main musik juga??"
"Iya mas. Sambil ngisi waktu luang aja."
"Hmmm... Kalo misal nanti saya sama suaminya Natalie jadi kerjasama. Rencana saya mau bikin peternakan ayam potong di sekitar sini. Ini sih temen saya katanya udah dapet deal lokasinya. Tinggal proses ijin-ijin sama ngurus-ngurus lainnya. Kira-kira mas Anggoro minat gabung nggak mbantuin saya bareng Nicko suaminya Natalie sama temen saya yang satunya lagi itu."
"Wihh... Boleh tuh mas! Tapi saya ndak ada pengalaman mas."
"Yaa nggak apa-apa, nanti mas Anggoro sama Nicko dimentori sama temen saya namanya Jeffry, kalo dia udah pengalaman. Nanti diajarin."
"Gimana menurut kamu Natt?"

"Hmmm... Ya terserah kamu aja Rick, kalo mau ngajak Mas Anggo juga. Kan kamu yang punya usahanya gimana sih?" jawabku ketika dimintai pendapat oleh Ricko tentang rencananya mengajak Anggoro ikut ambil bagian dalam menjalankan usaha ayam potongnya disini. Aku punya firasat lain atas ide mengajak Anggoro ikut dalam usaha Ricko ini. Aku bisa membaca kemana arahnya selain bisnis yang akan dijalankannya disini.

"Hehehe yaaa kan nanti kamu juga ikutan Natt.." ucap Ricko sambil tersenyum penuh arti.

"Ih kerja apaan disana aku emangnya?" tanyaku bingung.

"Kerjain kitaaaa..!!
"Hahahaha..." Ucap Ricko sambil tertawa keras.
[/HIDE]
 
yess pertamax....
thanks untuk updatenya hu...
baca dulu...
 
semoga Natalie kena gb biar tambah liar..hot update hu :mantap::cendol:






smoga sll sukses dlm beraktifitas hu n dilancarkan berimajinasinya :beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd