Pelampiasan tak sengaja
Part 4
Aku duduk di sofa panjang sedangkan si mbak duduk di karpet bawah lalu kupanggil dia, "mbak sini dech.., tolong liatin dong bagian pinggang belakangku kok agak nyeri..".
Dia datang dan pindah ke sofaku, "Mana mas".
"Ini nih", aku tarik tangannya ke pinggang belakangku lalu dia dia bilang, "Tidak ada apa-apa kok.
Saat itu tiba-tiba timbul lagi pikiran kotorku mengingat kejadian malam kemarin dan mbak ine tidak marah, kalau sekarang saya agak nakal sedikit apa dia juga tidak akan marah. Lalu aku bilang, "Ini mbak, tapi mbaknya matanya merem ya.., soalnya aku malu keliatan bodongku", dia tersenyum dan mengangguk, lalu memeramkan matanya. Nah, ini aku pikir kesempatanku. Aku pegang kecang-kencang pergelangan tangan nya, lalu kubuka ritsluiting celanaku dan aku tarik ke bawah celana dalamku penisku masih setengah besar belum terlalu tegang.
Lalu kutarik tangan mbak ine dan meletakkan di atas penisku.., dia bilang, "Eh apa ini..", terus aku bilang, "Eh awas jangan buka matanya ya..", dia mengangguk dan bertanya lagi, "Apa sih ini kok hangat".
Begitu tersentuh tangan si mbak, menaraku mulai berdiri dengan gagahnya dan mulai membesar cepat sekali. Rupanya dia curiga dan membuka mata. Eh, pamali dia bilang.., tapi aku tahan terus tangannya dan aku pandangi matanya.., dia tersenyum malu dan tersipu. Dengan lirih dia bilang, "Jangan mas tidak sopan..", tapi aku bilang, "Tolong dong mbak in.., aku lagi pingin banget nih.."
Kayaknya dia kasihan padaku.., dia mengangguk dan bilang, "Cepetan ya mas, sebentar saja jangan lama-lama dan tidak boleh macam-macam.., ntar kalau orang tua nya mas tahu aku bisa kena marah..", dan dia bilang, "Eeeh ih kok besar banget sich mas". "Iya", jawabku singkat. Lalu tangannya. menggenggam penisku dengan lembut dia menggosoknya dari ujung kepala sampai ke pangkal penisku. Kira-kira 10 menit.., dengan agak serak dia bilang, "Sudah belum mas.."
. Saat itu aku merasa melayang dan entah bagaimana tiba-tiba keberanianku timbul, kupegang lengan mbak ine terus naik ke bahu.., leher.., pelan-pelan turun ke dadanya. Dia bilang, "Eh eh mau apa..", tapi aku pura-pura tidak mendengar tanganku terus turun dan sampai ke dadanya yang agak membusung ke depan. Dia agak sedikit bergetar badannya, dia bilang dengan halus, "Jangan ya mas.., jangan", tapi dia tidak menepis tanganku. Aku semakin berani, pelan-pelan kuremas dadanya kiri kanan bergantian. Nampak napasnya agak memburu. Aku semakin berani lagi.., teringat akan bentuk buah dadanya yang indah tadi siang.., maka dengan sedikit nekat tanganku mulai masuk ke BH-nya. Ah, payudaranya terasa lembut sekali. Lalu dia bilang lagi dengan lirih, "mas jangan..", aku tidak peduli.
Lalu kubuka baju atasnya dan kubuka juga BH-nya. Mula-mula dia menolak untuk di buka tapi dengan agak sedikit memaksa akhirnya dia pasrah dan terbukalah bagian atas badannya. Payudaranya munjung membusung kencang ke depan, besar, putih dan bundar. Lalu mulai kuremas-remas, mbak ine agak sedikit menggeliat, napasnya memburu. Aku ingat akan buku porno yang kubaca, lalu aku coba mempraktekkan.., aku mencoba mencium puting payudaranya lalu aku emut-emut seperti mengemut permen. Wah, sepertinya dia sangat menikmati permainanku hingga belingsatan, napasnya memburu dan agak sedikit terengah-engah. Ketika kuhisap lagi putingnya dengan kencang, dia pegang kepalaku dan bilang, "ahkkk.., sudah mas.., sudah.., ah aku tidak tahan..", katanya. Aku malah makin bersemangat, seluruh payudaranya kujilati, aku kulum-kulum, aku emut-emut.
Mbak ine semakin gelisah dan tangan kirinya yang tadi mengocok-ngocok penisku terhenti bergerak dan hanya meremas penisku dengan kencang sekali, agak sakit juga rasanya tapi aku biarkan saja. Supaya lebih nikmat akhirnya aku buka baju atasnya, kucium lehernya, bahunya yang putih dan kubuka seluruh celanaku sehingga si mbak bebas memegang penisku dan telurku bergantian. Adegan ini cukup lama, berlangsung hampir sejam.., saat kulihat jam dinding sudah jam 10.30.
Lalu aku rebahkan dia di sofa panjangku.., mula-mula dia agak sedikit menolak tapi kudorong dengan pasti dan lembut, dia akhirnya menurutiku, kini aku lebih leluasa lagi menciumi buah dadanya, pelan-pelan agak turun aku ciumm perutnya, Dia tampak agak kegelian, aku semakin terangsang.
Akhirnya pelan-pelan kupaksa membuka celananya.
Dia bilang, "Eh jangan mau apa..".
"Tidak mbak tenang saja dech", aku bilang. Akhirnya baju yang dikenakan terlepas dan aku buang jauh-jauh. Dia hanya memakai celana dalam saja. Eh.., biarpun dia ini orang kampung tapi ternyata badannya bagus sekali seperti gitar dan sangat mulus. Betisnya indah, pahanya kencang sekali.., mungkin sering minum jamu kampung sehingga badannya terawat baik.
Aku cium perut mbak ine lalu turun ke bawah dan turun ke bagian kemaluannya. Dia tampak mendorong kepalaku, "Jangan mas..", tapi lagi-lagi aku paksa akhirnya dia diam. Setelah dia agak tenang aku mulai beraksi lagi. Celana dalamnya kutarik turun. Wah, ini dia betul-betul melawan dan tidak kuberi kesempatan, dia pegangi celananya itu.., tapi aku terus berusaha.., adu tarik dan akhirnya setelah cukup lama dia menyerah juga, tapi tangannya tetap menutupi kemaluannya. Pelan-pelan aku cium jari jemari tangannya sampai akhirnya mau minggir juga dan kucium kemaluannya. Mbak ine tampak mengelinjang dan dia bilang, "Jangan mas.., jangan mas..", tapi aku menciumnya terus, akhirnya suaranya hilang, yang terdengar hanya napasnya saja yang terengah-engah. Di bagian tengah vaginanya agak ke atas vagina ada daging agak keras seperti kacang mungkin clitoris. Nah, clitorisnya ini aku jilat-jilat dan kadang-kadang aku emut-emut dengan bibirku.
Aku cium terus vaginanya dan tahu-tahu aku merasakan sesuatu yang agak basah dan bau yang khas tapi enak. Mbak ine tampak menggoyang-goyangkan kepalanya dan pantatnya mulai goyang-goyang juga. Cairan yang keluar dari vaginanya makin banyak dan makin licin. Ah, aku sudah tidak tahan lagi rasanya.., lalu kubuka kaos bajuku dan aku sekarang sama-sama bugil dengan si mbak. Aku periksa lagi vaginanya. Yah masih seperti tadi malam tidak keliatan lubang apa-apa cuma daging-daging merah jambu mengkilat karena basah. Aku coba tusuk pakai jari tanganku dan ternyata ada juga lubangnya tapi kecil sekali ketika kuraba dengan jari tanganku, rupanya lubang itu tertutup oleh lapisan daging. Aku pikir apa cukup ya lubang ini kalau di masukin penisku. Aku penasaran lalu aku bangun dan belutut di pinggir sofa dan penisku aku arahkan ke vaginanya.
Mbak ine nampak terkejut dan shock melihat aku telanjang bulat dan dia hendak mau bangun dan bilang, "mas jangan sampai keterusan.., ya. Ngak boleh..".
Aku bilang, "Iya ah mbak tenang saja.., aku cuma mau ngukur saja kok..", dan dia agak percaya lalu kembali rebahan lagi sambil bilang, "Janji ya mas jangan di masukin terong ke liangnya".
"Iya", jawabku singkat.
Lalu aku ukur-ukur lagi lubang vagina Mbak ine dengan penisku ternyata memang penisku ini tidak normal kali karena jangankan lubang yang di dalam vaginanya yang seukuran jari telunjukku besarnya, bibir bagian luarnya saja tidak muat, aku mulai berpikir, "Wah, benar akan susah nih.... ". Lalu aku bilang ke mbak ine, "mba kok kayaknya lubangnya mampet ya.., seperti tidak ada lubangnya..", dia mengangkat kepala.
"Tahu ya.., dulu juga penis suamiku rasanya tidak pernah masuk sampai dalam".
Aku pikir yang ukurannya tidak normal aku atau dia nich.., tapi dasar sudah nafsu sekali.., tidak ada lubang.., lubang apapun jadi deh aku pikir. Vaginanya semakin basah aku pegang-pegang terus. Lalu kutarik dia bangun dan kuajak ke kamarku.
Dia menolak, "Ech jangan mas".
"Tidak apa-apa", aku bilang, aku paksa dia ke kamarku dan aku rebahkan dia di tempat tidur spring bed, kebetulan tempat tidur itu menghadap ke kaca di pintu lemari jadi aku bisa melihat di kaca, lalu aku naik di atas tubuh mbak ine, dan dia agak sedikit meronta, "mas kan janji ya ga sampe di gituin.."
."Iya deh", aku bilang.
Aku lalu turun dari tubuhnya dan berlutut di samping tempat tidur lalu kutarik kedua telapak kakinya ke atas dekat wajahku ... Ku hisap saja jempol nya dia... Sampai 5 menit.
Kuletakan kakinya di kardus lalu kutarik kakinya sampai pantatnya tepat di pinggiran tempat tidur lalu aku ciumi lagi vaginanya, dia kelihatannya senang diciumi lalu kupraktekkan apa yang aku lakukan ke mamah. Aku masukkan lidahku di sela-sela vaginanya. Terasa hangat dan basah, lalu aku mainkan lidahku. Aku jilat-jilat seluruh daging berwarna merah muda yang ada di dalam vagina Mbak ine. Aku jilat terus dan kadang-kadang aku sedikit hisap-hisap bagian clitorisnya. Mbak ine tampak kegelian dan menggoyang-goyangkan pantatnya ke atas seolah-olah hendak mengejar lidahku. Terasa semakin basah vagina Mbak ine dan mungkin sudah banjir kali dan semakin banyak cairannya, semakin licin aku lalu bangun dan kudorong lagi pahanya ke tengah tempat tidur dan aku timpah lagi tubuhnya.
Aku ciumi lagi payudaranya yang keras dan kenyal. Dia nampak mulai menikmati lagi dan agak sedikit mengerang-erang dan mengelus-elus rambut kepalaku. Pelan-pelan aku kangkangin pahanya, mula-mula dia agak melawan tapi akhirnya pasrah dan kutaruh penisku tepat di tengah-tengah vagina Mbak ine. Pelan-pelan aku dorong penisku ke vagina nya yang sudah mulai banjir dan licin. Aku merasa bahwa sekarang kepala penisku sudah mulai terjepit oleh bibir vagina
Vagina Mbak ine tapi tetap belum bisa masuk. Pelan-pelan aku tekan agak keras mbak ine tampak agak menggelinjang dan bilang, "Aduh mas jangan dicoblos mas sakit......", aku tidak peduli aku tekan lagi tapi susah juga rasanya untuk sampai ke dalam vagina Mbak ine, tapi belum mau tembus juga. Aku tarik lagi sedikit ke belakang dan kudorong lagi tetap seperti tadi, tapi aku tidak menyerah kutarik dorong, tarik dorong sekitar 10 menit, dan waktu aku tarik-dorong itu terdengar bunyi, "Ceprak.., ceprok.., ceprak..", rupanya vagina Mbak ine benar-benar banjir dan tiba-tiba aku mulai merasakan ada celah yang terbuka, aku makin semangat tarik dorong, tarik dorong.
Mbak ine nampak mulai merem-melek matanya, dan terlihat matanya melirik lirik ke keatas kanan kiri, mulutnya mendesis-desis. Aku jadi semakin bernafsu, lalu aku kulum bibirnya. Dia menyambut ciumku dengan hot sekali. Baru pertama kali ini aku berciuman jadi dengan orang asing, tapi aku pakai naluri saja aku hisap-hisap lidah mbak ine. Wah, dia makin membinal dan celah di vaginanya makin terasa agak melebar dan aku merasa kalau kutekan agak keras pasti kepala penisku ini bisa masuk ke dalam vaginanya, lalu aku mengambil ancang-ancang kebetulan kedua jari jempol kakiku bisa masuk di sela-sela tempat tidur sehingga aku punya pijakan untuk mendorong ke depan.
Pelan-pelan aku hitung dalam hati sambil tarik dorong, tarik dorong satu.., dua tiga.., empat.., liima. Aku tekan yang keras penisku ke vagina Mbak ine. Bibirnya yang masih ada di dalam mulutku tiba-tiba bersuara, "Huhh.., ehmmh hu", dan diamemundurkan pantatnya ke belakang.., dia memandang ke padaku dan menggelengkan kepala, "Jangan.., sakit..", dia bilang. Akupun mengangguk. Lalu aku mulai kerja lagi.., tarik dorong.., belum masuk-masuk juga kepala penisku.., tapi akibat dorongan tadi kayaknya agak sedikit terbuka. Aku cari akal, lalu kedua tanganku turun ke bawah dan kumasukkan ke belakang pinggang mbak ine seperti memeluknya lalu turun sedikit kuremas-remas pantatnya yang besar dan bulat, sepertinya dia tambah semakin terangsang dan aku pikir ini lah saatnya. Aku pegang pantat kuat dan l keras-keras dengan kutahan sekuat tenaga dan kuhitung lagi, "satu, dua, tiga.., tekaann..".
Dia tampak meronta-ronta tapi aku tidak peduli terus kutekan dan "Bless", penisku masuk kira-kira sepertiganya. Mbak ine meronta lagi, mungkin merasa sakit pada vaginanya karena penisku ukurannya Lematang besar sekali sehingga aku juga merasa bahwa sepertinya lubang vagina seperti punya anak kecil sekali sampai-sampai penisku tidak bisa bergerak terjepit seperti mau dipress, rasanya kurang nikmat juga sehingga dia berusaha mendorong pinggulku ke atas tapi aku lebih cepat lagi. kutarik tanganku dari pantatnya dan kupegang ke dua tangannya dan kutarik ke atas kepalanya dan kutahan.., dia berusaha meronta.., dengan mengeser pantat ke kiri dan ke kanan tapi aku tidak mau lepas, aku ikuti arah pergerakan pantat Mbak ine.., dia ke kanan aku ke kanan. Dia ke kiri aku ke kiri dia mundur aku maju. Mbak ine agak merintih-rintih dan seperti orang makan cabai pedas, dia memang kuat pinggangnya, terus goyang kiri dan kanan. Aku terus tancap penisku yang sudah masuk sepertiga ke vagina Mbak ine, akibat gerakan bibi asih ini mula-mula penisku yang tidak bisa bergerak akibat terjepit vagina Mbak ine mulai bisa bergerak dan aku aku malah semakin terangsang karena dengan gerakan kiri-kanan begitu penisku terasa tergesek-gesek oleh vaginanya. Lalu aku diamkan penisku di dalam vaginanya dan memang saat itu rasanya lubang vagina itu sempit sekali dan penisku terasa di sedot oleh vagina Mbak ine.
Lama-lama gerakan pantatnya agak melemah dan nafas agak terengah-engah dan agaknya dia mulai bisa menerima kehadiran penisku di dalam vaginanya dan sakitnya mulai hilang. Pelan-pelan aku mulai beraksi lagi kutarik sedikit penisku keluar tapi buru-buru kutekan lagi ke dalam agar tidak lepas. Terasa agak sempit tapi nikmat karena vagina Mbak ine yang seperti perawan ini sudah basah sekali jadi agak licin dan lancar pergerakkan penisku. Aku tarik sedikit dan tekan ke dalam.
Lanjut part 5