Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
klo d kamar cd an truss doang yah bawanya
biar klo paksu masuk kamar tnggl buka 1 lapis.
 
WARNING!!! CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN FISIK!



Sembari menungguku melakukan aksi baru lagi, kali ini aku akan sedikit flashback tentang kejadian awal mula aku mengalami pelecehan. Seperti yang diketahui, aku sangat menyukai perlakuan kasar ketika ngewe. Seperti dicekik, dijambak, dan ditampar, bahkan aku juga menikmati ketika ekshib dan dipanggil dengan pecun, perek, lonte, dan jablay oleh orang orang yang melihatku. Bahkan ketika aku disuruh untuk menyepong kontol anjing, aku menurutinya karena memang itu biasa saja menurutku. Tetapi terlepas dari betapa beruntungnya aku dan keluargaku secara ekonomi dan finansial, ada hal-hal yang memang menjadi rahasia gelap bagiku dirumah. Jauh sebelum bertemu omku, aku sudah sering mengalami kekerasan secara fisik, verbal, dan mental yang akan aku ceritakan dibawah ini.



Anggota keluarga intiku terdiri dari 5 orang termasuk aku, yaitu ada ayah, ibu, kakak cowo, aku, dan adik cowokku. Ada tambahan seperti Pak Kosim yang menjadi supir keluargaku sampai sekarang dan juga suatu saat omku ikut bergabung. Kejadian awal terjadi sudah lama sekali, kayaknya mulai ketika aku SD. Ayahku ini memang orang yang keras dan tegas, bahkan ke semua anggota keluarga. Tetapi khusus untukku dia melakukan tindakan yang special, seperti mengataiku dengan kata kata kasar ketika aku masih SD. Jika Ayah marah ke abang dan adikku, dia tidak memakai kata kata kasar yang biasa ia sebutkan kepadaku. Lalu mulai aku masuk SMP, ayahku mulai bermain fisik kepadaku.



Ketika aku melakukan kesalahan bahkan jika hanya kesalahan kecil, ayah akan memarahiku dan menggampar pipi atau lenganku. Tentu saja semua kejadian yang aku alami ini dilakukan tanpa sepengetahuan anggota keluargaku yang lain. Dari yang awalnya hanya digampar, lama-lama ayah juga suka ngeludah, nendang, dan mencekekku. Bahkan tidak hanya dilakukan menggunakan tangan kosong, terkadang ayah juga menggunakan kabel untuk mencekek leherku. Selain perlakuan fisik, ayah juga sering melakukan verbal abuse kepadaku. Kata kata seperti perek, lonte, dan jablay sangat dilontarkan kepadaku ketika beliau marah.



Baru saja beberapa hari yang lalu, aku terbangun karena ayah tiba tiba masuk ke dalam kamarku dengan membanting pintu. Tanpa ampun dia langsung mencekekku menggunakan kabel, dengan wajahnha yang hampir menempel dengan wajahku, meludahi dan menggamparku sembari berkata “Udah jam segini belom bangun juga lo, ditungguin sarapan dibawah juga gak turun turun” dan dia terus melakukan itu sampai aku pingsan. Saat bangun, pintu kamarku masih terbuka dan dia sudah tidak ada dikamarku. Di awal dulu memang aku menangis, bertanya-tanya mengapa ayah sebegitunya padaku, bahkan hanya dengan kata kata kasar saja aku sudah menangis. Bahkan beberapa saat setelah disiksa oleh ayah, aku masih menangis sendiri dikamarku. Tetapi sekarang aku sudah biasa saja, masih merasakan sakit tetapi aku menerima perlakuan itu kepadaku.



Perlakuan itu tidak hanya aku terima dirumah, beberapa kali aku disuruh mengantarkan barang atau bekalnya yang ketinggalan dirumah untuk dibawa ke kantornya. Dan di kantornya aku juga mendapatkan abuse seperti itu, asal tidak ada orang lain yang melihat, “Yaa emang lo tuh ketolong muka ama badan aja” “Untung enak diliat tuh muka” “Untung badan lo bagus” “Gaakan ada laki laki yang mau ama lo kalo bukan karena nafsu” adalah beberapa contih kalimat yang sering ia lontarkan kepadaku. Kejadian terakhir di kantornya ketika aku disuruh mengantar bekalnya ke kantor. Di kantornya, ayah ini memiliki ruangan sendiri. Sesampainya di ruangannya, ayah sedang ada di meja kerjanya dan aku masuk untuk memberikan bekalnya. ayah langsung menanyakan “Amplop yang di meja di sebelah bekelnya mana?” aku pun langsung menjawab “Naya gatau kalo itu juga dibawa jadi Naya lupa bawa”. Setelah berkata itu, ayah langsung bangkit dan mencekek leherku sampai aku terdorong dan menghantam tembok ruangan. Ayah juga menampar dan meludahi mukaku, sampai muka dia persis berada di depan mukaku dia berkata “Otak tuh dipake makanya jangan cuma ngandelin badan doang lo kayak perek. Kalo cuma minta bawain bekel gue juga bisa beli sendiri tolol! Makanya jangan cuma cakep muka sama badan bagus aja lo.” Setelah itu aku dilepas dan disuruh pergi.



Kejadian seperti ini masih aku alami sampai sekarang. Tetapi sekarang aku sudah terbiasa dan menerima perlakuan perlakuan kasar itu. Aku juga sudah tidak menanyakan ke diriku sendiri kenapa ayah hanya melakukan itu kepadaku dan kedua saudaraku tidak. Diawal memang berat untuk melewati hari hari mendapat perlakuan kasar dari ayah seperti itu, sampai akhirnya omku pun datang dan tinggal dirumahku. Berkat omku, aku menemukan pelarian dari perasaan desperate ini melalui rokok, alkohol, obat, dan juga seks. Walaupun aku tidak bercerita sama sekali kepada omku tentang perlakuan ayah kepadaku. Ohhiya, pernah ada satu kejadian supirku melihat ayah sedang menyiksaku dan dia hanya berkata setelah ayahku pergi “Saya baru tau kalo bapak begitu ke non” dan aku hanya menjawab “Iya pak, udah biasa dari dulu juga”. Karena kejadian itu, aku mulai menerima diriku sebagai objek untuk disiksa, bahkan dari omku aku juga belajar menerima diriku sebagai objek sexual juga. Hal itu yang membuatku merasa bahwa memberikan bj kepada anjing bukanlah hal yang sebegitu buruknya.



Saat kehadiran omku, walaupun aku masih terus disiksa oleh ayahku, aku merasa lebih tenang karena ketika malam, aku akan melupakan kejadian yang dilakukan ayahku. Sampai sepeninggal omku, aku merasa kehilangan sosok yang bisa menemaniku melewati rasa sakit dipelakukan oleh ayahku. Tetapi aku yang memang dari dulu dekat dengan abangku, akhirnya mulai aku meminta tidur bersama abangku. Hampir setiap malam begitu sebelom dia menikah. Entah dikamarku atau dikamarnya, bahkan ketika abangku sedang keluar atau sedang ada teman temannya di kamarnya, aku biasanya akan mengirim chat padanya dulu dan memintanya untuk mengabari jika dia sudah pulang atau teman temannya sudah pulang. Isi pesanku seperti "mas aku numpang tdr ya" atau "mas temenin aku bobo dong dikamar" atau aku chat kl dia lg ada teman-temannya dirumah "mas kl udah pada pulang temenin tdr ya mas". Atau dia yg ngechat aku "temen temen mas udah pulang" jd aku yg kekamarnya. Kalau misalkan dia lagi diluar/pergi aku mengirimkan chat "mas masih lama engga? nanti kl udah pulang temenin bobo ya mas". Ketika tidur bersamanya, aku juga memakai pakaian rumahku yang memang biasanya kugunakan dan biasa kusebut. Saat tidur bersamanya, kita hanya berpelukan biasa dan itu membuatku merasa sangat nyaman.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd