Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Setelah mengambil rapot Budi, akhirnya liburan sekolah pun tiba. Ini juga menandakan jika program kampusku di desa ini selama 1,5 bulan sebentar lagi akan berakhir, tetapi karena keinginanku sendiri yang masih ingin mencoba merasakan kontol satu desa hahaha maka aku memperpanjang program ini menjadi total 2 bulan. Ketika libur sekolah, Budi lebih sering menginap di rumah neneknya, alhasil hanya aku dan Pak Ali dirumah itu dan seringkali kita ngentot seharian. Ketika Pak Ali kerja, biasanya para perangkat desa dan juga guru sekolah Budi datang kerumah untuk mengentotku. Budi juga sesekali datang kerumah untuk meminta jatah kocok dan sepongnya. Di masa masa akhir pun aku juga beberapa kali menongkrong bersama teman teman sekolahnya Budi di tongkrongan sekolahnya dan juga di pos ronda bersama warga ketika malam hari.

Sampai suatu ketika anak pertama Pak Ali yang sudah menikah datang berkunjung kerumah dan tinggal disana untuk beberapa lama. Anak pertama Pak Ali ini bernama Jono, dan karena Budi menginap dirumah neneknya, maka Jono tidur dirumah bersamaku dan Pak Ali. Kehadiran Jono dirumah ini juga bukan tanpa alasan, dia mendapatkan info dari Budi bahwa ada seorang wanita cantik, suka tampil sexy, dan memiliki jiwa lonte yang sedang tinggal dirumahnya. Maka dari itu ketika libur bekerja, Jono pulang dengan alasan menjenguk bapak dan adiknya. Ketika Jono pertama kali datang, saat itu aku dan Pak Ali sedang bersantai dirumah, kita bertiga langsung ngobrol bertiga sembari ditemani kopi dan rokok. Jono yang baru pertama kali melihatku seperti sama sekali tidak mengedipkan matanya. Dia hanya melotot melihat tubuhku dengan tatapan buasnya. Jono juga beberapa kali memuji kecantikan dan keberanianku memakai pakaian sexy di depan orang banyak ini. “Ahh iya mas, emang udah terbiasa soalnya dari waktu sekolah dulu” jawabku malu ketika dia memujiku.

Karena Pak Ali sering pergi bekerja dan Budi menginap di rumah neneknya, maka sangat sering aku berduaan dengan Jono di rumah. Mulai hanya dari mengobrol biasa, sampai akhirnya Jono mengentotku dirumah. Jujur saja, dari semua orang yang pernah mengentotku selama aku program di desa ini, Jono adalah yang paling enak. Selain kontolnya yang lumayan besar, Jono sangat kasar seperti mencekek, menjambak, dan menamparku. Aku memang seorang eksibis yang sangat suka perlakuan kasar ketika ngentot, bahkan sosok Jono disini sedikit mengingatkanku kepada Om ku yang sudah lama pergi. Setelah selesai pengentotan pertama, aku dan Jono pun berisitirahatsambil mengobrol. Dari obrolan ini aku tau jika istri Jono sedang hamil dan tidak bisa dientot, maka dari itu dia memutuskan untuk pulang setelah mengetahui ada aku dirumahnya dengan harapan bisa mengentotku. Kamipun juga bercerita tentang kehidupan masing masing dan memgentot kembali sampai Pak Ali pulang pada sore hari.

Jadi aktivitasku beberapa hari itu hanya memuaskan nafsu Jono ketika Pak Ali bekerja, dan memuaskan nafsu Pak Ali ketika Jono pergi atau diam diam ke kamar mandi belakang. Selain ngentot, aku juga sering diajak ke kota oleh Jono untuk karaokean dan dugem. Seringnya bersama Jono membuat aku seperti menemukan sosok “tuan” baru yang selama ini hilang semenjak sepeninggalan om ku. Aku juga mulai berani memakai obat obatan dan ekstasi yang aku bawa di depan Jono. Memang di program ini aku membawa stock obat obatan dan ekstasi cukup banyak, tetapi tidak ada seorangpun yang tau jika aku mengkonsumsi itu. Aku dan Jono bahkan mengkonsumsi obat bersama ketika karaokean, kami bernyanyi dengan happy dan sangat asik sekali. Kami juga tidak lupa saling berciuman dan mengentot diruang karaoke. Di dugem pun sama, kamu berpesta ria dan asik sekali, Jono dan beberapa orang juga sangat suka menjogetiku ketika sedang dugem. Layaknya sepasang kekasih, aku dan Jono juga beberapa kali berciuman mesra dilantai dansa sembari ada orang yang menjogetiku dari belakang.

Kehadiran sosok Jono ini membuat aku merasa nyaman terhadap dirinya, dengan itu pula aku sudah jarang mengentot dengan orang lain selain Jono dan Pak Ali. Bahkan di beberapa minggu terakhir aku disana, aku sering di threesome oleh bapak dan anak ini ketika ngentot dirumah. Sampai suatu ketika aku yang sedang dientot kasar oleh Jono dirumahnya, tiba tiba Pak Ali yang pulang kerja lebih awal datang dan terkejut melihat kami berdua. Beliau bukan terkejut karena Jono anaknya sedang mengentotku, tetapi dia terkejut karena melihatku sedang dicekek oleh Jono. “Yaampun jon kasian itu mbanya kok malah dicekek” seru Pak Ali yang dijawab oleh Jono “Lah orang anaknya juga doyan pak, iya kan mba?” “Hehehe iya pak saya emang suka dikasarin kayak gini aah jon terus kencengin genjotannya jon” jawabku sembari mendesah menikmati genjotan kontol besar jono di analku. Pak Ali pun tak menunggu lama langsung memposisikan kontolnya untuk masuk ke memekku. Entah sudah berapa kali memek dan analku dimasukkan kontol bapak dan anak ini selama beberapa minggu terakhir sebelum aku pergi meninggalkan mereka untuk kembali ke kotaku. Dan juga entah sudah berapa liter cairan orgasmeku dan peju mereka yang keluar selama ini. Tapi aku sangat menikmati dan menjadi ketagihan dengan permainan kasar mereka.

Sampai sekitar 3 hari sebelum aku pergi, aku sedang nongkrong dengan warga di pos ronda pada malam hari. Disana mungkin ada sekitar 6 orang warga yang menongkrong bersamaku, memang tidak semuanya mendapat jadwal ronda, tetapi hanya ingin nongkrong bersamaku. Dengan ditemani rokok dan minuman alcohol, disitu juga aku pamit karena waktuku untuk program di desa ini hanya tersisa 3 hari lagi dan akan kembali ke kotaku. “Yahh buru buru banget neng, kita belom ngerasain tubuh neng” “Iya neng, tambah lagi lah beberapa bulan lagi neng, masa udah pergi aja” kata beberapa dari mereka yang sedikit bersedih karena aku akan pergi. Aku menggodanya dengan berkata “yaudah bapak bapak kalo mau sekarang aja, tapi mau dimana pak?” dan langsung dijawab oleh salah satu warga “Dirumah kontrakan saya aja neng, belom ada yang ngisi jadi kosong” “Boleh ayo pak kalo mau, saya juga lagi pengen banget dipake ramean sama bapak bapak semua” godaku sembari aku memegang teteku dan sedikit menggoyangkannya.

Kami semua pun langsung pergi ke rumah kontakan yang dituju, di perjalanan juga ada beberapa yang join dan sekarang ada sekitar 12 orang warga laki laki yang sudah siap mengentotku malam itu. Belum apa apa saja memekku sudah basah karena merasa akan di gangbang oleh para lelaki buas ini. Tak lama sampai di kontrakan, mereka langsung menerkamku dengan hati hati. “Ahh yang kasar aja gapapa pak, saya suka kalo dientot kasar kok” setelah aku berbicara itu, semua bapak bapak itu langsung bertindak kasar kepadaku. Ada yang menjambakku, mencekku, serta menamparku juga, bahkan ketika aku sedang menyepong salah satu kontol warga, ada satu orang yang menampar mukaku dengan kontolnya. Tete dan pantatku juga tidak lepas dari permainan mereka, bahkan sering kali pantatku dipecut menggunakan sarung ketika aku sedang menungging dan menyepong. “Ahh sakit pak, terus digituin aku suka paaak” perkataanku itu membuat warga menjadi lebih berani, tidak hanya pantat, tapi semua tubuhku merah karena dipecut oleh warga menggunakan sarung. Bahkan tidak hanya untuk pecut, sarung itu juga digunakan untuk mencekek leherku ketika aku sedang dientot sehingga aku kehabisan nafas. Beberapa kali juga tangan dan kakiku diikat serta mulutku disumpal menggunakan celana dalam salah satu warga. Alhasil mengentot malam itu menjadi pengalaman terbaikku sampai saat ini, selain dipuaskan dan dikasarin, aku juga bisa merasakan mandi peju dari mereka semua.

Selesai acara gangbang itu, mereka masih memohon kepadaku untuk tidak buru buru pulang ke kotaku. “Tambahin lagi mba waktunya bilang ke kampus, pantat mba enak banget soalnya saya jadi ketagihan” “nambah sebulan lagi aja mba, nanti tidur dirumah saya aja jangan dirumah Pak Ali” “iyaa mba nanti saya bilangin ke kampusnya deh mba biar mbanya disini lebih lama lagi” beberapa kata mereka yang memohon kepadaku untuk lebih lama lagi tinggal disini. “Maaf yaa bapak bapak, tapi saya harus kembali. Saya juga suka kok dientot ramean sama bapak bapak semua, nanti kalo ada waktu saya berkunjung ke desa ini lagi deh” ucapku menenangkan mereka. Setelah malam itu, aku juga berpamitan kepada Pak Ali serta kedua anaknya. Mereka turut bersedih karena kehilangan lonte cantik sepertiku yang selalu siap sedia kapanpun untuk memuaskan nafsu mereka. “Makasih yaa mba selama 2 bulan ini memuaskan nafsu saya, mba lebih enak loh daripada istri saya atau jablay jablay yang pernah saya sewa” ucap Pak Ali ketika aku berpamitan. Bahkan ketika malam terakhir aku disana, Pak Ali dan Jono memesan sebuah hotel di kota dan kami bertiga mengentot semalaman sampai kami semua merasa puas dan kelelahan.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd