Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Kayaknya Naya perlu dikasih "tuan" Lagi kayak pas om nya masih ada dia bisa sampe nelen peju anjg dan digangbang semoga dia punya tuan lagi ke depanya hehe
 
Tak hanya guru guru sekolahnya Budi, perangkat desa pun juga sering datang ke rumah Pak Ali. Pernah suatu saat ketika aku sedang sendirian dirumah, Pak RT dan Pak RW setempat datang kerumah. Merekapun bertamu biasa dan aku yang memakai pakaian minim ini menyambutnya dengan membuatkan kopi serta beberapa cemilan. Pada awalnya hanya berbicara basa basi dengan tatapan mereka yang terus melihat ke arah tubuhku, tetapi sampai suatu ketika mereka akhirnya mengutarakan tujuan sebenarnya kesini. Mereka mengatakan bahwa mendapatkan laporan dari warga sekitar sering mendengar suara desahan pagi pagi dari arah kamar mandi. Yaa itu adalah diriku yang hampir setiap pagi memuaskan nafsu Pak Ali. “Apakah mba sama Pak Ali berhubungan? Soalnyakan istri Pak Ali sudah pergi, dan semenjak istrinya pergi gaada suara seperti itu” tanya mereka kepadaku. Aku pun hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan mereka. Selain kegiatanku dengan Pak Ali, mereka juga mengancam akan melaporkan aksiku ke kampus karena kejadian nikahan dan dangdutan.

Aku yang tentu tidak ingin pihak kampus mengetahui aksi binalku ini memohon kepada mereka untuk tidak melaporkan aksiku dengan berkata bahwa aku akan melakukan apapun. Aku sebetulnya aku tau bahwa mereka berdua akan meminta jatah kepadaku, makanya aku sengaja memohon agar memperlancar usaha mereka, yaa aku pun sendiri saat itu sudah sange juga sih hehehehe. Mereka tanpa basa basi langsung mencium bibirku dan juga membuka kemben yang sedang aku pakai untuk memainkan teteku yang sangat besar ini. Tidak lama mereka puas memainkanku, gentian kali ini aku bertekuk lutut dihadapan kedua kontol mereka yang ukurannya standart orang Indonesia lah. Secara bergantian juga aku menyepong dan mengocok kontol mereka dan sejujurnya aku sangat menikmati permainanku sendiri pada kontol mereka.

Tetapi yang tidak aku suka dari mereka adalah sangat rusuh dan terburu buru, menjadi aku tidak bisa menikmati kenakalanku sendiri kepada mereka. Maka dari itu tidak lama aku langsung ditunggingkan dan digenjot dari belakang oleh Pak RT, sedangkan Pak RW didepanku untuk menikmati seponganku. Tapi tidak dalam waktu yang lama, ketika aku sedang menikmati genjotan kontol di mulut dan memekku, mereka berdua mencabut kontolnya dan bertukar posisi. Bahkan adegan bertukar posisi ini berlangsung sangat sering dengan waktu yang singkat, sehingga aku tidak bisa menikmati pengentotan kali ini karena mereka sangat rusuh dan bahkan beberapa kali bertengkar untuk menikmati memekku. Sampai pada akhirnya aku berkata “Bapak bapak biar bisa bareng gak ganti gantian terus, masukin aja 1 di memek 1 lagi di anal” dan akhirnya mereka mulai mendouble ku saat itu juga.

Akhirnya aku mulai bisa menikmati pengentotan ini, secara bergantian tapi pasti lobang memek dan analku terus disodok oleh kontol Pak RT dan Pak RW. Aku memang sudah lama sekali tidak merasakan di double penetration seperti ini semenjak terakhir aku merasakan saat digangbang oleh DC omku dahulu. Sampai tak terasa menikmati sodokan di kedua lobangku, aku tak sadar sudah orgasme sebanyak 3 kali, dan ketika kedua bapak ini ingin keluar, aku langsung memposisikan diri untuk menerima semburan peju mereka di muka dan teteku. Sejak saat itupun, aku sering mendapati kunjungan dari Pak RT atau Pak RW kerumah, dan mereka juga mengajakku ke pos ronda warga pada malam harinya.

Di pos ronda seperti biasa, aku menggunakan baju baju yang beberapa sudah aku post sebelumnya. Memang tidak lama berada di pos ronda, mungkin hanya 2-3 jam saja, tetapi karena intensitasnya sering makan aku mulai banyak kenal dengan warga. Di pos ronda pun seperti biasa, aku mabok bersama warga dan sering mendapatkan pujian dan godaan dari para warga yang berjaga. Sampai akhirnya hal ini terdengar ke telinga Pak Kades. Suatu pagi Pak RT dan Pak RW datang kerumahku dan bertamu seperti biasa. Yaa seperti biasanya ini adalah bertamu juga meminta jatah yaa. Dan saat mereka berpamitan, mereka berkata kepadaku bahwa siang ini aku dipanggil oleh Pak Kades dan harus menemui beliau di kantor desa siang itu juga. Aku yang tidak ingin ada masalah dan bocornya aksiku ke kampus, langsung bersiap untuk menemui Pak Kades di kantor desa. Aku menggunakan satu satunya baju sopanku untuk program ini, yaitu kemeja putih dan juga hotpants selutut, tentu saja aku tidak menggunakan bra sehingga pentilku menerawang dibalik kemeja putih ini.

Sesampainya di kantor desa, banyak orang yang langsung melihat dan memelototiku. Tidak hanya staff kantor desa, para warga yang hadir untuk menyelesaikan urusannya juga melihat kearahku. Sampai ada seorang satpam kantor yang menegurku dan bertanya apa tujuanku datang kemari, aku pun menjawab bahwa aku dipanggil untuk menghadap Pak Kades. Satpam itupun langsung mengantarku ke ruangan Pak Kades yang berada di pojok bangunan kantor desa ini, perjalananku juga diiringi oleh tatapan mata yang terus mengikutiku dari pegawai dan juga pengunjung kantor desa ini. Sesampainya di depan ruangan Pak Kades, satpam ini mengetok pintunya dan melaporkan bahwa aku sudah datang dan mau bertemu beliau, akhirnya akupun dipersilahkan masuk. Tetntu sebelum masuk ke dalam ruang Pak Kades, satpam ini juga sekali meremas bokongku, karena ruangan ini terletak di pojokkan, maka tidak banyak orang yang bisa melihatnya. Dengan terkejutpun aku mulai melangkah masuk dan permisi kepada Pak Kades.

Sesampainya di dalam ruangan, aku dipersilahkan Pak Kades untuk duduk dan memperbolehkanku untuk meminum air mineral gelas yang ada dihadapanku saat itu. Awalnya pembicarannya hanya basa basi biasa karena aku yang pendatang dan melakukan program kampusku di desa ini, ditanya banyak hal oleh Pak Kades. Contoh pertanyaan seperti apa keluarga Pak Ali, lalu ditanyakan pendapat tentang desa ini juga, dan banyak hal lainnya yang dimana ini adalah pertanyaan formalitas. Sampai akhirnya sama seperti Pak RT dan Pak RW, beliau mengungkapkan hal sebenarnya jika dia sudah mengetahui kegiatanku di desa ini. Seperti aku suka memakai baju ngasal, suka mabok bareng warga di pos ronda, dan juga suka main bersama Pak Ali, Pak RT, dan Pak RW. Dan dengan formulasi lama, beliau mengancamku akan melaporkan kegiatan nakalku ke kampus, kecuali aku mau memuaskannya.

Dengan tidak terpaksa karena aku pun juga mau hahaha aku menuruti kemauannya. “Boleh aja pak, saya juga pengen. Tapi jangan disini dong pak, nanti ketauan gimana?” pintaku yang sebetulnya tidak mau mengentot dengan Pak Kades diruangannya. “Gaada CCTV ini emang kenapa? Pintu tinggal dikunci kok, udah sini buruan” seru beliau sambil mendekatiku dan mulai menciumku dengan ganas, dia juga tidak ketinggalan menggrepe teteku dari luar kemejaku ini. Tak lama ciuman, aku disuruh berlutut dan menyepong kontolnya yang hampir mirip ukurannya dengan kontol Pak RW dan Pak RT. Beliau juga terhitung kasar dibanding Pak RW dan Pak RT, dia memegangi palaku dan memaksakan mulutku untuk menelan kontolnya. 10 menit aku menyepongnya, aku digendongnya dan didudukan diatas mejanya, sedangkan dia membuka celanaku dan mulai menjilati memekku. Jujur saja, dari banyaknya laki laki yang mencoba tubuhku, tetapi aku jarang mendapatkan perlakuan yang memuaskanku seperti jilat memek. Alhasil karena sangat puas, aku hingga mendesah “ Ahh terus enak pak, memek saya dientot doang gapernah dijilat” sangat keras, sengaja agar orang lain tau apa yang sudah dilakukan oleh Pak Kades kepadaku.

Tak berselang lama, aku dipaksa menungging dan bertumpu pada meja kerjanya, sedangkan Pak Kades berada di belakangku untuk melakukan doggy kepadaku. Genjotan demi genjotan aku terima pada lobang memek dan analku. Karena Pak Kades mengetahui dari Pak RT dan Pak RW bahwa aku bisa di anal, dia juga tidak mau ketinggalan mencobanya. Beliau juga menjambakku dan membuatku makin terangsang dengan perlakuan kasarnya, sehingga racauan dan desahanku sengaja aku kencangkan agar semua orang yang berada di kantor desa ini bisa mengetahui bahwa aku dan Pak Kades sedang mengentot. Cukup lama menggenjot dan sudah 2 kali aku orgasme, Pak Kades akhirnya memuntahkan pejunya di teteku tanpa memperbolehkan aku membersihkannya. Sehingga aku pulang menggunakan kemeja putih dengan pentil menerawang dan cairan peju menempel dari dalam. Ketika aku keluar ruangannya pun banyak mata yang tertuju padaku dan aku langsung ngacir cepat menuju kerumah. Setelah kejadian itu, mau Pak RT, Pak RW, Pak Kades, atau mereka bertiga sekaligus sering dateng ke rumah Pak Ali untuk menikmati kembali tubuh lonte langka yang sedang berada di desa mereka ini. Tentu saja, mereka selalu datang ketika aku sedang sendirian dirumah agar memudahkan segala "urusan" mereka terhadapku.
 
Sampai berjalan hampir 1 bulan, kegiatanku di desa tersebut berjalan normal seperti biasanya. Aku yang memang menjalankan program dari kampus untuk membantu di rumah Pak Ali seperti mencuci, memasak, dam membersihkan rumah. Juga sesekali melakukan aktivitas nakalku seperti mengentot dengan Pak Ali, memuaskan Budi dengan menyepong dan mengocoknya, mengentot dengan perangkat desa, mengentot dengan guru sekolah Budi, juga terkadang nongkrong malam dan mabok bersama warga desa tersebut di pos ronda.

Selain di wilayah desa, aku juga terkenal di sekolahnya Budi. Sebelumnya namaku bisa terkenal di sekolah Budi karena Budi sendiri yang bercerita ke teman dan guru di sekolahnya. Bahkan semenjak guru guru Budi datang dan bercinta denganku dirumah, namaku juga semakin terkenal di sekolah itu. Ada juga 1 foto diriku menggunakan tanktop hanya menutupi teteku dan menggunakan celana dalam sedang tiduran yang aku berikan kepada Budi tersebar luas di kalangan murid murid sekolah itu, bahkan juga sampai alumninya. Hingga pada suatu momen dimana adalah saat Budi melakukan pembagian rapot, aku memohon kepada Pak Ali untuk mengambilkan rapot Budi di sekolah. Tentu dengan rencana nakalku yang akan memakai baju sexy dan eksib di sekolah Budi.

Aku berangkat dengan menggunakan kemben warna hitam yang hanya menutupi kedua teteku tanpa bra tentunya dan juga hotpants. Aku berangkat bersama Budi dengan bergandengan tangan, terlihat wajah senang dan sombong Budi yang berangkat mengambil rapot bersama seorang lonte cantik ini. Sesampainya di sekolah Budi, langsung banyak mata yang tertuju padaku. Mulai abang abang tukang jualan yang ada di depan sekolah, satpam sekolah, pegawai sekolah, orang tua/wali murid yang akan mengambil rapot, para guru, serta para murid di sekolah ini. Tentu saja yang melotot ke arahku adalah laki laki, sedangkan yang perempuan seperti biasanya mereka hanya sinis menatapku dan menyinyir kepadaku. Aku tidak memperdulikan hirauan mereka dan terus melakukan aksi nakalku ini. Bahkan beberapa orang mencoba mendekatiku dengan mengobrol “Walimurid dari siapa?” “Cantik banget kamu mba” “Sexy bangetkamu” dan sebagainya. Ada juga beberapa orang yang modus untuk merangkulku dan membelai lembut pundakku.

Uniknya adalah, untuk rapot yang biasa diambil di kelas masing masing bersama wali kelasnya, khusus untuk Budi, pengambilan rapotnya dilakukan di ruang Kepsek dan juga hanya boleh aku sendiri yang kesana. Tentu saja Budi mengertidan pergi untuk nongkrong bersama teman temannya dan akupun sendiri pergi ke ruang Kepsep. Di ruang itu, Kepsek awalnya mengobrol seperti biasanya pembagian rapot, mengevaluasi perkembangan Budi dan lainnya. Sampai akhirnya beliau berkata “Mba ini datang ke sekolah bajunya meresahkan. Tidak senonoh, tapi saya memang tau dari guru guru kalo mba ini suka begini dan bisa dipake.” Setelah berkata itu, dia langsung memanggil guru penjaskes dan guru matematika untuk datang keruangannya. Yaa kedua guru ini sering datang kerumahdan mengentotku.

Sekembalinya ketiga guru itu, kami berempat langsung melakukan aksi panas kami. Aku bergantian mencium ketiga mulut orang itu dan juga merangkulnya, sedangkan yang tidak menciumku pasti menggrepe atau mengelus lembut tete dan pantatku. Perlahan tapi pasti, kami berempat pun sudah telanjang bulat dan aku mulai gantian menyepong dan mengocok kontol mereka. Sesekali mereka juga bergantian menyusu di teteku dan juga menjilat memekku. Permainan mereka sangat lembut sehingga aku menikmatinya, padahal aku sangat suka permainan yang sangat kasar. Akhirnya mereka mulai menggumuliku, dari hanya 1 kontol di memekku dan lainnya aku sepong, sampai semua lobangku yaitu memek, anal dan mulut terisi penuh oleh kontol mereka. Aku juga sesekali berteriak kencang secara sengaja agar satu sekolah bisa mengetahui kegiatanku bersama para guru ini.

Cukup lama kami bersenggama, mungkin mencapai 2 jam. Selama itu pula memek, anal, dan mulutku berkali kali digenjot oleh mereka. Entah beberapa air liur dan peju yang aku telan. Setiap 1 orang crot, pasti keluar di mulutku dan aku menelannya. Dan setelah beristirahat, dia mulai kembali menggenjot bergantian dengan yang lainnya. Aku merasa sangat puas bisa dientot oleh ketiga orang ini, selain juga memuaskan hasrat ngentotku, hasrat lonteku untuk menjadi objek pemuas nafsu juga terpuaskan. Bahkan aku berpikir jika aku lebih rendah dari seorang lonte, karena lonte dibayar sedangkan aku memberikan tubuhku gratis, tetapi hal ini malah membuat aku semakin sange dan menikmati pengentotan kali ini. Sampai pada akhirnya mereka mengeluarkan peju untuk kesekian kalinya di muka dan teteku. Aku pun juga sudah orgasme cukup banyak. Aku langsung mengelap bekas peju mereka dengan tisu, dan ada beberapa yang aku ambil dengan tangan serta memasukan kedalam mulutku. Setelah itu aku langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diriku. Aku juga sempat memfoto diriku saat berada di kamar mandi sekolah.

Setelah selesai mengambil rapot dan memuaskan Kepsek juga kedua guru Budi, aku langsung beranjak pergi dari sekolah dan menemui Budi di luar sekolah. Kami berdua tidak langsung pulang, melainkan diajaknya aku ke tongkrongan sekolahnya Budi. Tongkrongannya ini berupa warung yang juga sekaligus rumah pemiliknya. Disana juga banyak teman sekolah Budi, bahkan alumni sekolahnya yang sekarang sudah berseragam putih abu juga masih datang ke tongkrongan itu. Aku pun menikmati waktuku nongkrong bersama mereka sembari merokok dan mabok juga, sesekali mereka menggoda dengan memuji kecantikan dan kesexyanku saat itu. Bahkan beberapa darimereka juga modus dengan mencium pipiku, mengelus pundak dan pahaku, serta merangkulku. Tetapi khusus untuk Budi, aku memberikan lebih kepadanya yaitu mengocok dan menyepong kontolnya di toilet tongkrongan. Aku pun juga menggoda mereka dengan berkata “Aku mau pinjem Budi dulu yaa, kalian disini aja tunggu ceritanya” saat akan menuju ke toilet bersama Budi. Setelah selesai dan keluar dari kamar mandi dengan lelehan peju yang kental masih ada di mukaku dan tidak ku lap sama sekali. Sejak saat itu beberapa kali aku diajak nongkrong oleh teman sekolah maupun alumni sekolahnya Budi.

ini merupakan fotoku yang tersebar
https://ibb.co/QQ0WG8Q

dan ini fotoku waktu ditoiletnya
https://ibb.co/7r3rwf1
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd