Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Setelah meninggalnya omku, kehidupanku berjalan sangat kosong dan hampa. Beberapa kali memang aku nongkrong dan ngewe bersama supirku, juga ngewe dengan bd karenakebutuhanku akan ekstasi sampai dia ditangkap. Tetapi kali ini rasanya berbeda, aku merindukan sosok omku. Kekosongan ini tetap kuisi dengan kegiatan eksib yang sudah biasa aku lakukan dengan arahan omku. Seperti aku pergi kesekolah tanpa menggunakan bra maupun tanktop untuk daleman, hanya seragam. Berpakaian seperti itu ke sekolah memang sudah menjadi kebiasaan ku semenjak aku memasuki dunia putih abu. Apalagi ketika sudah siang dan keringat mulai membasahi tubuhku, putingkh sudah pasti akan menjiplak pada seragam sekolah yang bewarna putih dan berbahan tipis ini. Beberapa kali aku juga ditegur oleh guru wanita karena pakaianku yang tidak memakai dalaman apapun selain seragam. Tetapi berbeda dengan guru pria, setiap kali aku berjalan di daerah sekolah dan berpapasan dengan guru pria, pasti mata mereka langsung melotot ke arah dadaku. Aku hanya tersenyum menggoda sembari menatap ke arahnya.

Selain guru, disekolah aku juga terbiasa digoda oleh satpam, para supir siswa siswi, dan penjaga kantin. Khusus penjaga kantin membuat aku mendapatkan keuntungan juga, beberapa kali aku mendapatkan makanan atau minuman secara gratis dengan cara melepas 1 kancing bajuku yang terletak di barisan ketiga dari atas. Aku pun mengetahui bahwa banyak mata yang melihatku ketika aku makan dikantin. “Gila lo nay” “kok berani banget sih lo” hanya kata kata itu yang keluar daritemen ceweku. Untuk temen cowo, mereka lebih suka menggodaku dengan berkata “Naya cantik, lari dong nay” “Sini nay duduk dipangkuan gue” dan semacamnya. Ada masa dikala aku masih menjadi junior dan beberapa seniorku melabrakku karena aku tidak memakai bra. Tetapi setelah mereka lulus, aku kembali tidak memakai bra kesekolah.

Selain itu, kondisi dirumah pun butuh waktu adaptasi karena aku tidak terbiasa tidur malam karena sering nongkrong bersama omku, alhasil semenjak kepergian omku, aku yang tidak bisa tidur malam kadang merasa bosan jika hanya nongkrong dengan supirku. Akhirnya akupun mencoba keluar rumah untuk sekedar membeli makanan di warung, membeli minuman di tukang jamu, atau hanya jalan jalan malam biasa. Tak lupa juga, aku keluar malam dengan pakaian minimku yaitu tanktop hanya seperut dan tubetop (kemben) yang hanya menutup bagian teteku saja dengan hotpants dibagian bawah. Aku juga sengaja memilih warna cerah agar kontras dengan gelapnya malam agar bisa menjadi pusat perhatian orang orang.

Godaan demi godaan juga banyak dilemparkan kepadaku, dan aku yang memang sudah nyaman dengan menjadi seorang eksibisionis, pasti merespon godaan godaan mereka. Jika ada yang bersiul kepadaku akan kubalas dengan senyuman, jika ada yang menggoda dengan catcall pasti akan kurespon, dan jika ada yang mengajak kenalan aku dengan senang hati akan berkenalan. Ketika omku masih ada, aku tidak pernah menanggapi hal hal seperti itu ketika aku disuruh membeli sesuatu. Aku harus cepat pulang kerumah karena omku sedang menunggu, jika tidak, maka perlakuan kasar darinya akan aku terima sebagai hukuman. Seperti yang kubilang sebelumnya bahwa Omku merupakan orang yang tempramental.

“Neng sendirian aja neng” “Engga dingin non” “Mau kemana sih neng?” “Mampir sini dulu bisa kali neng” adalah beberapa ucapan yang diucapkan meraka kepadaku pada malam itu. Aku juga merespon dan malah mengobrol lama dengan mereka mereka yang menggodaku. Tidak hanya mengobrol, bahkan ada beberapa dari mereka yang mencoba modus padaku dengan menyentuh halus bagian pundak dan pinggangku. Sentuhan lembut itu dan sorotan mata yang jelalatan dan tajam mudah membuatku sange dan sangat basah pada bagian memekku. Aku pun hanya bisa menahannya, dan setelah sampai rumah, aku langsung ngewe dengan Pak Kosim.

Seiring berjalannya waktu, aku semakin berani keluar dengan pakaian minim untuk mencari perhatian dan pandangan dari lelaki lelaki buas yang aku temui. Bahkan hal itu tidak hanya terjadi ketika malam, ketika siangpun aku juga melakukan hal itu. Seperti pergi ke counter pulsa, tukang fotokopi, pos satpam komplek, mendatangi salah satu rumah yang sedang renov dan mengobrol bersama kuli kulinya, atau hanya sekedar membeli minuman dan obat untuk aku konsumsi. Bahkan tidak hanya mengobrol, terkadang aku juga suka membawakan sarapan, gorengan, maupun kopi kepada satpam yang berjaga di komplekku dan para tukang yang sedang merenovasi salah satu rumah di komplekku. Orang luar seperti ojek dan kurir yang datang dan bertemu denganku juga tidak mau ketinggalan untuk menggodaku.

Aku juga sering lari pagi dengan menggunakan tanktop yang tidak ketat tanpa menggunakan bra sama sekali, sehingga toketku mudah terlihat dari samping, apalagi ketika berkeringat, pasti pentilku menjiplak. Tentu saja aku lakukan ketika orang tuaku sudah berangkat kerja atau jika libur, mereka belum bangun. Disepanjang lari pagi, aku juga digoda oleh satpam dan supir yang berada di komplekku, dan yaa aku dengan keramahanku pasti membalas godaan itu. Pernah suatu ketika aku diajari menyetir motor oleh supirku Pak Kosim, dengan memakai tanktop braless dan hotpants, aku sengaja berhenti di pos satpam untuk mengobrol, dan juga bertemu supir dari rumah lainnya yang ikut mengobrol dan menggodaku. Semenjak mereka tau bahwa aku adalah majikannya Pak Kosim, supirku ini sering sekali disuruh untuk diam diam memfotoku dirumah untuk dikirimkan kepada mereka. Jelas saja Pak Kosim yang merasa tidak enak dengan majikannya, menolak untuk menyanggupi hal tersebut. Sebagai gantinya, Pak Kosim menceritakan aktivitasku dirumah yang memang suka menggunakan pakaian minim dan ketat tanpa bra, bahkan aktivitas menggoda seperti mengikat rambutku. Cerita dari supirku itu membuat mereka semua penasaran dan menegang pada bagian pangkal paha mereka.

Aktivitas eksibku dan godaan godaan itu tidak hanya terjadi diluar rumah, bahkan didalam rumah. Kamar abang dan adekku yang keduanya laki laki berada di lantai bawah. Mereka sering mengajak teman temannya untuk mengerjakan tugas maupun hanya sekedar main saja kerumah. Jika mereka datang, aku menjadi sering turun ke lantai bawah dan banyak melakukan aktivitas di bawah dengan sengaja. Banyak dari mereka yang menggodaku dan curi curi pandang ke arah dadaku. Aku biasanya menggunakan daster panjang dengan bolongan untuk tangannya yang lebar dan aku tidak menggunakan bra atau juga tanktop dengan celana pendek. Yang dimana teteku bisa terlihat jika dari samping atau bahkan putingku menjiplak di bagian depan daster dan tanktop. Mereka jadi lebih sering datang kerumah untuk menggodaku, bahkan ada beberapa orang yang ketika datang membawakanku rokok dan minuman. Mereka juga bertanya banyak kepada abang dan adekku tentang aku.

Sepeninggal omku sampai aku pindah rumah, yang dimanai tu sekitar setelah aku tidak lagi menggunakan seragam putih abu, aku banyak melakukan aktivitas eksib sendiri. Aku yang sekarang lebih banyak merespon kepada orang orang yang menggodaku. Maka dari itu aku terkenal sangat ramah di kompek rumahku. Itu terus aku lakukan karena aku sangat sukadan butuh perhatian serta godaan dari mereka untuk mengisi kekosongan hidupku. Aku suka menjadi pusat perhatian, i'm kinda an attention whore. Jadi memang semua yang kulakukan merupakan keisengan karena aku suka dilihat oleh mata bandel yang jelalatan dan ocehan dari mulut yang sembarangan.
 
Tepat setelah aku lulus berseragam dan sebelum masuk kuliah, keluargaku memutuskan untuk pindah rumah. Sedih bagiku untuk berpisah dengan mata mata buas yang terbiasa melihatku eksib di komplek rumah lama. Disisi lain, aku menjadi tertantang untuk melakukan eksib di komplek rumah baru dengan mata mata buas yang baru juga. Rumah baruku ini memiliki layout yang hampir sama dengan rumah lama, bedanya hanya kamar adeku sekarang berada diatas dengan kamarku dan kamar supirku. Untuk abangku sendiri sudah menikah dan memutuskan untuk tidak tinggal bersama kami lagi.

Pada hari pertama setelah urusan perpindahan barang barang selesai, setelah memastikan kedua orang tuaku berangkat kerja dan adekku berangkat sekolah. Aku memutuskan lari pagi dengan tanktop putih agak longgar tanpa bra dan menggunakan legging pendek yang ketat. Saat itu, aku menyadari mata buas yang melotot padaku melalui balkon dan pagar rumah. Tidak seperti komplek lama yang hanya satpam dan supir, kali ini para penghuni rumahpun juga ikut melihat kedatangan aksiku pagi ini. Sebetulnya dibandingkan lari, aku lebih lama berhentinya karena beberapa orang yang sudah tidak tahan hanya melihatku datang menghampiri dan mulai menyapaku. Aku memang berusaha caper dengan menjadi sangat ramah dan memang sengaja untuk memperlihatkan tubuh sexyku ini merespon sapaan mereka menjadi sebuah obrolan.

Mulai dari supir, satpam, bahkan tetanggaku bergantian mendatangiku untuk menyapa. Terlihat jelas dari raut wajah mereka sangat memaksakan melihat mukaku. Padahal kondisi saat itu aku sudah cukup berkeringat yang mengakibatkan putingku yang berwarna coklat tua tercetak jelas dengan warna tanktopku yang putih. “Kok gapernah keliatan?” “Emang sukaolahraga yaa?” “Rumahnya yang mana?” “Cantik yaa kamu” adalah beberapa basa basi mereka yang tentu saja aku balas dengan ramah, padahal aku tau mereka berkata seperti itu hanya untuk menikmati pemandangan toketku dari dekat. Bahkan ketika aku ditanya “Udah punya suami?” aku membalas dengan menggodanya “Belum nih pak, bapak mau gak jadi suamisaya?” alhasil mereka sangat kegirangan dan aku melihat tonjolan dari balik celana mereka. Tidak hanya para lelaki yang melihatku, beberapa ibu ibu juga memandangiku sinis dengan berbisik tajam dari dalam rumahnya.

Bahkan ada salah satu satpam saat dia menggodaku disaat lari pagi, dia juga mengajakku untuk nongkrong malam harinya di pos satpam dan aku mengiyakannya. Saat malam hari setelah kedua orang tuaku tertidur, aku akhirnya keluar dari rumah untuk nongkrong bersama satpam di pos satpam. Saat itu aku memakai tanktop ketat tanpa bra dan hotpants. Aku dijemput menggunakan motor oleh salah satu satpam. Di motor, aku sengaja menggodanya dengan menggesekkan dadaku pada punggung si satpam yang sedang menyetir motor. Di pos satpam sudah ada 1 satpam lagi dan 1 orang tukang kebun tetangga yang sudah berada disana, kami habiskan waktu berempat dengan merokok dan meminum banyak sekali anggur merah pada saat itu.

Tidak berselang lama, datang 2 orang lagi yaitu supir salah satu tetanggaku dan tukang sate yang kebetulan sedang lewat pada malam itu. Jadilah kami nongkrong berenam dan menambah lagi persediaan rokok dan air suci kami. Aku yang notabene adalah penghuni baru di komplek itu, mendapatkan banyak sekali pertanyaan klasik seperti “Pindah dari kapan?” “Tinggalnya sama siapa?” “Kesibukannya sekarang apa?” dan lainnya. Bahkan godaan dan pujian seperti “Neng badannya bagus banget” dan “Saya pengen punya istri kayak neng” kerap dilontarkan mereka kepadaku. bahkan ada bercandaan "badannya bagus neng, kyk pornstar" "iyaya kayak bintang porno gitu, malah banyak yang lewat ini mah sama neng". "aku membalas dengan senyuman, diselingi tertawa kecil. mereka juga banyak bercerita bahwa mereka senang aku cukup ramah dan mudah diajak bicara, karena banyak penghuni lain yang cukup sombong apalagi pada satpam dan supir supir. Untukku yang sudah daridulu memang dekat dengan orang komplek tentu bukan hal yang sulit. Mereka juga bilang bahwa biasanya tidak ada perempuan di komplek yg seperti aku. Berdandan sepertiku, dengan baju yang aku gunakan, serta berpenampilan sepertiku pokoknya.

Di malam itu, yang menakutkan dan membuatku sangat deg"an, dan terangsang adalah tatapan buas mereka yang terus melihat kearah dadaku dan seperti ingin memangsaku. Sepanjang malam mereka hanya fokus melihat toketku, aku yakin jikapun malam itu ada maling yang beraksi di komplekku, mereka pasti lebih memilih melihat kedua toketku yang berukuran 34D ini. Aku sebetulnya sangat terangsang malam itu dengan tatapan buas dan godaan serta pujian yang disampaikan mereka. bahkan aku berkata di dalam hati“Bagaimana yaa jika aku di gangbang oleh kelima orang ini disini? Pasti enak banget nih”. Tetapi apa daya, mungkin karena ini adalah pertemuan pertamaku dengan mereka, fantasi liar yang ada di otakku tidak dapat terealisasikan. Dengan rasa kecewa dan sangat horny karena tidak jadi di gangbang malam itu, aku pulang kerumah diantar oleh salah satu satpam dan langsung menuju kamar Pak Kosim untuk menuntaskan birahi seorang lonte yang sudah sangat memuncak.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd