Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
karena intensitas nongkrong dibelakang itu sangat meningkat, Omku pun mulai perlahan deket sama supirku. hal ini jadi menguntungkan karena aku dan Omku jadi bisa keluar lewat tangga supir yang langsung nyambung sama garasi sehingga kita engga mesti lewat tangga utama. lalu mulai lah kalau malam kita bisa keluar beli rokok/anggur merah atau intisari, riklo atau alpra trs makanan dengan menggunakan dandanan yang dia pilihin. semua bertahap, awal dimulai dr kaos dengan bra dan celana panjang, yang lama" jd kyk kaosan celana pendek braless, trs pelan" ke baju yang lebih kebuka lagi tentu tanpa menggunakan bra.



awalnya setiap kita keluar, aku pasti selalu ditemenin Om. walaupun tanpa bra dan baju kebuka, tetapi faktor adanya laki laki yang menemani jadi tidak banyak catcall maupun godaan yang terjadi, hanya ketika membayar atau sedang membeli baru ada beberapa pasang mata yang menatap tajam badanku dengan awkward ataupun tersenyum. aku pun tidak bisa berlama lama atau banyak membalas obrolan mereka karena adanya Omku.



Seiring berjalannya waktu, aku akhirnya disuruh oleh Omku membeli rokok, intisari dan anggur merah di warung sendirian tanpa ditemani sopir dan omku. Di jalan gue merasa deg-degan tapi disisi lain aku merasa bangga dan senang. memang beda jauh dari aku ditemenin sama Omku, sama waktu aku jalan sendiri keluar. karena biasanya kan aku bisa ngalihin dgn ngobrol sm Omku, tp kl pas sendiri mau gamau aku kan sendiri ngadepin mata mata yang jelalatan, mulut yang sembarangan, dan keramaian. memang dari awal jg aku gapernah risih terhadap itu semua, mau waktu ditemenin ataupun sendiri, lebih ke malu aja gt, karena aku ngerasanya diliatin banget, dan seringkali jadi pusat perhatian. dari sana lah aku mulai belajar dan ngerasanya catcall tuh resiko krn ya bajuku kan memang terbuka begitu, yang akhirnya malah membuat aku seneng sm bangga. catcall menurut aku sih kyk pujian. digodain dan jadi pusat perhatian juga merupakan pujian bagi aku.



dengan seringnya aku keluar untuk beli ini/itu, Omku selalu menitipkan uang, tetapi lama" jadi kurang uangnya untuk beli yg dititipkan, kadang juga engga dikasih sama sekali. disini aku jadi belajar untuk "pinter pinternya lo gimana jadi cewe, harus bisa manfaatin asset." kalau kata omku. kalau uangnya kurang, masih gampang.. yang agak sulit itu kalau engga dikasih sama sekali, tp karena terbiasa jadi yaa agak membalas genitnya/godaan org" tersebut merupakan salah satu cara untuk dapat berhutang dulu untuk barang" yang sudah dibeli. menjadi lebih berani agar bisa nanti bayarnya, menanggapi omongan" orang orang tersebut walaupun dibawa bercanda, senyum manis dan sedikit gerakan" seperti mengikat rambut sudah biasa.



ada suatu malam aku disuruh beli rokok, intisari dan anggur merah saja. Omku bilang "pake kemben aja sama hotpants, lg engga ada duit nih, jadi ya coba lah lo ya" "yang bener Om?" tanyaku, "iya, ya emg lg gaada duit gue mau gimana?" dengan berat hati akhirnya ku iyakan, untungnya untuk beli rokok dan minum itu tidak terlalu jauh, ada warung di komplek rumahku yg buka 24 jam, dan warung jamu di kampung belakang komplek yg memang biasa kudatangi. beda dengan warung kosmestik milik org aceh yg biasa menjual obat" yang posisinya memang harus naik kendaraan.



akupun beranjak kekamar dan mengganti tanktopku dengan tubetop berwarna pink, satu"nya yg ada karena yang lain dicuci, celana pendek rumahan ku pun ku ganti dengan hotpants berbahan jeans dan ada uang jajan pribadi ku sejumlah 50 ribu yang kubawa. setelah selesai mengganti baju, aku pamit pada Omku dan supirku yang memberiku 10ribu untuk diketengin rokok filter. akupun turun menggunakan tangga supir dan berjalan keluar seperti biasa.



dijalan menuju warung memang banyak satpam komplek yang patroli berkeliling dan supir supir tetangga yang sedang nongkrong baik didepan rumah maupun di taman. selain itu banyak juga penjual makanan gerobakan seperti nasi goreng, bakso, dan sate. semua godaan dan sapaan malam itu seperti "wah mau kemana neng?", "sendirian aja nih?", "engga dingin itu neng?", "kepanasan ya bajunya kebuka banget", hingga "mau kemana nih? mau dianter ga mbak?" pun banyak yang kubalas dengan senyum ataupun kujawab "bisa aja pak" sembari terus berjalan kearah warung.



sampai di warung maka penjaga warung tersebut agak kaget melihat bajuku, dan mungkin karena ku sendiri jadi lebih berani memulai pembicaraan maupun menelanjangiku dengan matanya dari atas sampai bawah. "bang, mild menthol satu, marlboro merah satu, sama filter 10 ribu. berapa totalnya?" "wah tumben neng sendirian aja? banyak banget beli rokoknya" "iya nih yang biasanya cuma nitip aja" "waduh bahaya neng cewe jalan sendiri, apalagi bajunya kayak neng begini" "emang kenapa bang bajuku? tanyaku. "kebuka banget neng ini mah, mana bening banget begini." "ah bisa aja si abang" jawabku. "beneran neng, mana badannya bagus banget lagi hahahaha" "ah masasih? yaudah bang berapa nih? saya masih mesti beli titipan yang lain" "udah neng engga usah, bayarnya kapan kapan aja. sering seringin tp jalan sendiri begini, biar ga sepi kalo malem sekalian cuci mata nih abang" "hah masa gratis?" "iya neng gapapa, tapi seringin ya neng mampir sini, pake baju bajuan model begini" "ahh gampang kalo itu, oke janji ya bangg, terimakasih banyaaak" jawabku dengan ceria. akupun melanjutkan perjalanan menuju warung jamu.



agak jauh memang jalan ke warung jamu ini, karena harus memutar, dengan jalan yang hanya muat motor saja dan lampu jalan yang remang" dan seadanya, memang jalan ini sudah kukenal betul dan hafal betul, tetapi setiap berjalan sendiri memang agak lebih bikin deg"an dibandingkan ditemani Om ataupun supirku.

adanya satu dua motor yang lewat membuatku agak tenang di jalan yang terhitung sepi ini, walaupun cara berpakaianku mengundang setiap laki" yang ada disekitar jalan itu untuk meneriakiku dengan godaan" ataupun menyiuliku. "wih sini dong neng gabung, mau kemana sih?" "buru buru amat jalannya non sini dong" kujawab dengan senyum malu dan terus berjalan.



sesampainya di warung jamu, selain penjualnya ada satu bapak" yang terduduk di pojok sedang menenggak minuman dari gelas. ketika aku datang dan mulai tersinari warung yg letaknya seperti di garasi rumah itu langsung disambut dengan mata jelalatan dan senyum sumringah. "non Naya! kok tumben sendirian?" "iya nih beh, si Om nunggu dirumah" jawabku. "Nur, ini si Naya ini langganan disini sama Omnya. baru kali ini dateng sendiri." ternyata bapak yang duduk diujung itu Nur namanya. iapun tersenyum padaku dan terfokus pada badanku. "beh mau intisari satu, sama anggur merahnya satu" "boleh, mau dibungkus?" "iya beh tapi kurang duitnya gapapa ga?" "yaa kamu sering belanja disini gapapa deh, sekalian babeh dapet cuci mata liat kamu yang bening begini non, ya gak Nur?" ucapnya sambil tertawa, Babeh dan Nur pun keduanya hanya cengegesan dan seolah olah aku bukan orang tapi sebuah objek, mata mereka tidak melihat mukaku sama sekali, tapi ke badanku. "seringin non dateng sendiri kesini, tapi lainkali jangan buru buru biar nongkrong disini dulu, pasti warung babeh jadi rame kalau ada kamu." "beneran beh? boleh nanti Naya izin sama Om biar bisa nongkrong disini dulu" "nah iyaa, pake baju baju model begini juga boleh banget ya non ekekeke" "ah bisa aja si babeh" akupun pamit dan babeh memberikan plastik hitam berisi pesananku dan menepok pantatku dengan keras, ia dan Nur pun tertawa dan aku berjalan pulang. aku menoleh kebelakang dan mendapati mereka masih memperhatikanku.



sesampainya dikomplek berbagai godaan dan mata mata yang menatapku tajam pun kubiarkan, balas dengan senyum manis. sampai depan taman yang terletak depan rumahku, ada tukang nasi goreng keliling. akupun memberhentikannya dan memesan nasi goreng 3. seperti laki laki yang lain, matanya hanya tertuju pada toketku yang terbalut tubetop ketat berwarna pink, badanku yang basah dengan keringat mulai membuat kembenku semakin mencetak pentilku yang tidak tertutup bh, matanya hanya bisa memperhatikan badanku, jawabnya pun terbata". semua godaannya kujawab dengan genit, bahkan aku balik menggodanya "diliatin terus pak, jadi malu." yang ku lanjutkan dengan tertawa, setelah selesai masak, aku bilang padanya untuk kembali besok atau lusa dan "bilang sisa bayarannya kan udah tadi diliatin sampe engga kedip" iya tersenyum dengan awkward dan bilang "yaudah gratis aja non, dapet liat susu malem ini wes seneng aku". kubalas dengan tersenyum dan akupun masuk kerumah lalu naik keatas.



malam itu kulanjutkan dengan Omku dan supirku kita isi dengan makan, minum, dan bercanda hingga waktu kami tertidur. sepanjang nongkrong itu, supirku matanya makin berani, karena memang Omku sudah mulai berani merangkulku bahkan jika didepan supirku.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd