Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

AKU KATRIN SI ISTRI HAUS SEKS (Lanjutan Namaku Katrin Dan Ini Kisahku) Update 25 Februari 2024 Page 75

Bimabet
Part 2

Jari jemari pak Ridho lalu menyentuh puting susuku yang berwarna merah muda ini, tangannya menarik-narik pucuk payudaraku itu. Sesekali ia menjepitnya dengan dua jari, oh nikmatnya, aku menarik nafas panjang. Sungguh aku begitu terangsang jika putingku dimainkan seperti ini.

“Sshhhhh ahhhh iyahhh.. ahhhh..”, desahku merespon sentuhan jarinya di pentilku.

Aku yang kini sudah sangat horny pun akhirnya tidak tahan lagi dengan pak Ridho yang belum mau berbuat lebih jauh. Aku pun menyentuh selangkangan pria ini yang terlihat sudah menggembung. Tanganku pun menggenggam kontol pak Ridho dari balik celananya.

“Eh ehh ci, apa-apaan ini. jangan ci.”, ujar pak Ridho yang menolak dan lalu menjauh dariku.

“Pakhh.. kasi servis lebih ya buatku.. mau kan?”, ujarku sambil tersenyum dan mengerling nakal menatap pak Ridho.

“Ma maaf ci, bapak gak mau melakukan zinah. Bapak sudah punya istri dan gak mau khianatin istri bapak.”, ucapnya menjelaskan keengganannya menerima tawaran bercinta dariku. Aku sungguh tidak menyangka ada pria seperti ini yang bisa tidak mau ngeseks karena setia. Tapi aku yang ingin dipuaskan ini tidak putus asa dan kutanggalkan celana pendekku hingga aku pun sudah telanjang bulat di depan pria ini. Aku berjalan mendekat ke arahnya sambil tersenyum nakal.

Aku yang belum pernah mendapat penolakan dari pria-pria yang kugoda ini menjadi sangat tertantang untuk menaklukkan keteguhan hati Pak Ridho. Aku kini sudah begitu dekat dengan pria ini yang kini terpojok ke dinding kamarku. Tampak wajahnya yang tidak berani menatap ke tubuh telanjangku ini. Ia pastinya juga merasakan nafsu melihat tubuh wanita seseksi diriku.

“Ayolah pak.. gak perlu takut.. ini bukan selingkuh.. hanya bapak yang memberikan servis seperti memijit..”, aku terus melancarkan upaya menggoda Pak Ridho.

“Eh eh ja jangan ci.. bapak tidak boleh berbuat begini dengan cici.. ingat cici udah bersuami..”, kembali Pak Ridho menolakku.

“Loh saya kan meminta servis ekstra dari bapak.. dipijit dengan kontol bapak.. anggap aja ini pekerjaan.. nantinya juga kan saya kasi uang tambahan..”, ucapku sambil terus mendekatinya dan tersenyum nakal menatap pria gugup ini.

Sungguh lucu melihat bagaimana pria bisa jadi tampak takut dengan kenikmatan seksual yang bisa dia dapatkan dariku. Padahal pria-pria lain akan langsung menyambar dan menikmati tubuh putih mulusku ini. Tetapi si terapis ini malah berjuang keras menolakku. Aku pun kini sudah berhasil berdiri berhadapan dengan pak Ridho.

Aku lalu menyentuh selangkangannya yang masih ditutup oleh celana pendek dan celana dalamnya. Kuremas perlahan membuat pak Ridho agak melenguh walau ia lalu coba menepis tanganku. Tapi entah ia yang memang tidak sekuat tenaga menepisku atau memang aku yang kelewat semangat, yang jelas tanganku tidak bergeming dari bagian selangkangannya. “Eh ja jangan ci.. bapak gak mau berbuat dosa.. ampun ci..”, pintanya lagi walau aku sudah bisa merasakan batang kejantanannya yang keras ini. Hihi, ternyata Pak Ridho sudah nafsu juga karena pemandangan tubuh bugilku.

Aku terus meremas tonjolan di selangkangan pria paruh baya ini. “Ughhh cii.. jangan..”, ujar pria ini dengan suara parau. Tapi tangannya hanya memegang tanganku tanpa benar-benar mau melawan. Terlihat kontrasnya kulit tanganku yang putih dengan tangan pak Ridho yang hitam ini. Darahku jaid berdesir melihat tangannya yang kokoh dan berkulit gelap ini dan tonjolan yang menggembung besar di celananya. Memekku juga terasa berdenyut dan tentunya mulai becek. Aku makin dilanda birahiku untuk segera menuntaskan hasrat seksualku. Maka aku pun makin gencar merangsang pria yang berprofesi sebagai terapis ini. Kini kugenggam tangan pria ini dan kuletakkan ke payudaraku sehingga tangannya kini jadi seolah memegangi buah dadaku.

“Eh eh ci.. maaf.. jangan.. ini dosa ci..”, ucap pak Ridho yang masih berusaha untuk menghentikan niat mesumku ,hihi.

“Loh koq minta maaf sih pak? Hihi. Ini kan aku yang pengen bapak mijitin tetekku.”, ucapku lagi menenangkannya dan supaya bisa menggodanya lebih jauh.

“Ahh to tolong berhenti ci.. bapak gak ma uhhh..”, pak Ridho tampak masih berusaha menolakku tapi suaranya juga agak mendesah keenakan ketika tanganku terus memanjakan batang kontolnya dari balik celananya.

Kini penis pak Ridho terasa makin membesar dan mengeras karena terus mendapat stimulasi dariku walaupun masih tertahan kain celana. Aku makin horny membayangkan “tongkat daging” yang sedang kugenggam ini akan mengaduk-ngaduk memekku.

“Uhhh ci.. hentikan.. ini tidak benar.. ohh..”, pak Ridho terus berusaha bertahan tetapi mulutnya juga sesekali mendesah keenakan oleh ulah tanganku yang meremasi kontolnya dari luar celananya.

“Ihh udah keras banget masih aja bilang berhenti. Hihihi.”, ucapku meledek si pria paruh baya ini.

Tampak pak Ridho yang malu dan ia memalingkan mukanya ke arah lain tapi ia tidak berusaha menghentikan tanganku. Sepertinya udah boleh nih kulihat isi celananya. Aku penasaran dengan batang kejantanan milik si terapis paruh baya ini. Maka aku pun segera menanggalkan celana panjangnya dengan buru-buru. Kubuka kancing celananya dan lalu risletingnya kutarik. Saat akan kutanggalkan celana panjangnya itu, pak Ridho tiba-tiba menahan tanganku!

“Ci maaf ci! Jangan lakukan ini! Bapak beneran gak mau zinah! Mohon hentikan ci!”, ucapnya lagi yang membuatku agak shock karena kupikir pak Ridho sudah takluk dengan nafsunya. Ternyata pria paruh baya ini masih punya kesadaran.

Hmmm, mau tidak mau aku melancarkan jurus terakhir yaitu dengan mengancamnya! “Pak, ribet amat sih mau dibikin enak juga!”, ucapku dengan ketus membuat pak Ridho tampak kaget. Lalu aku menyambung lagi, “Gini ya pak! Kalo bapak tetep gak mau layanin nafsu saya, saya akan teriak dan bilang bapak coba perkosa saya!”.

“Eh eh koq gitu ci.. la lagian bapak kan gak merkosa cici. Gimana juga orang bisa nuduh saya kan?”, ucapnya lagi mencoba membela diri dan berusaha untuk lolos dari jeratanku.

Tapi aku yang memang sudah nanggung ingin disodok oleh kontol pria berkulit coklat kegelapan ini segera menyanggahnya. “Hmmm, bapak pikir aja siapa yang akan warga sekitar dan satpam komplek sini percaya? Aku, si pemilik rumah dan dari kalangan atas ini atau bapak, seorang terapis panggilan?”, tanyaku dengan senyum kemenangan. Aku yakin pak Ridho kali ini tidak akan berkutik dengan perkataanku barusan.

“Uhh.. I iya ci.. jangan teriakin warga sini.. bapak cuma cari nafkah buat keluarga ini..”, ucapnya memelas dan wajah yang tertunduk lesu, ia sudah tampak pasrah karena tidak ada jalan keluar lagi.

Aku sebenarnya agak iba tapi di satu sisi aku yang sudah merasakan kontol panjang pak Ridho di genggamanku tadi sudah dibutakan oleh nafsu birahi. Aku pun kini mulai membuka lagi celana panjang si terapis ini yang tadi sudah ia kancingkan lagi. Setelah itu aku pun menurunkan celana itu hingga kini tampaklah celana dalam kusam milik pak Ridho. Tampak ada tonjolan di tengah celana dalam itu walau tidak sebesar tadi saat sedang kuremas-remas.

“Nah gini dong pak. Nurut aja. Bakalan enak koq bapak. Hihi. Anggap aja kontol bapak ini gantiin tangan bapak buat mijit aku. Tapi ya memekku yang dipijat.”, ujarku dengan binal.

Tidak menunggu lama, kedua tanganku pun menarik turun celana dalam kumal milik pria tua ini. Wow! Ucapku dalam hati begitu aku melihat penis panjang dari Pak Ridho ini. Gila ukurannya sangat panjang dan penuh urat membuat kontol ini tampak sangat seksi di mataku. Aku menelan ludah melihat betapa batang perkasa milik pria ini yang nantinya akan aku cicipi dengan memekku. Tapi sebelum itu aku pun segera merasakan kontol ini dengan tanganku. Kugenggam batang yang diameternya sangat lebar ini dan tanganku tidak bisa menangkup seluruh diameternya. Gila, kontol pria ini sangatlah panjang dan tebal. Jakpot nih, pikirku. Sayangnya pak Ridho ini tipe pria yang kalem. Seandainya dia pria yang agresif pasti akan lebih sempurna lagi. Ah aku akan buat pak Ridho ketagihan dengan memekku jadi lain kali aku bisa memanggilnya lagi, hihi.

Aku pun mulai mengocok batang kontol pak Ridho dengan tempo yang awalnya pelan dan makin lama makin cepat. Lalu kudekatkan kepalaku ke arah kepala kontolnya yang disunat itu. Tampak besar dan menantang kepala penis milik si terapis ini. Damn, this is so great. Bibirku lalu mengecup pelan lubang kencing penis pak Ridho. Setelah itu aku menjilati kontolnya, mulai dari kepala sampai buah zakarnya sampai basah oleh liur, dan langsung dilanjut dengan servis blowjobku. Mulutku pun segera mengulum kepala kontolnya yang seperti jamur ini dan lalu aku memajukan kepalaku hingga kontolnya pun makin masuk ke dalam mulutku. Walau hanya satu per tiga batang kejantanan pak Ridho saja yang bisa tertampung mulutku yang mungil ini.



Saat sedang menyepong ini aku menatap pak Ridho dengan nakal. Pak Ridho yang keenakan pun menatap ke arahku yang berjongkok di selangkangannya. Aku yang adalah wanita high class ini malah kini berjongkok di depan pria tua yang hanya seorang terapis panggilan. Sungguh edan memang apa yang kuperbuat. Hanya nafsu birahi yang menuntut pemuasan saja yang membuatku bisa berbuat segila ini.

“Uhhhh.. ahhhhh..”, lenguh pak Ridho yang menikmati servis oral seks dariku, seorang wanita keturunan tionghoa yang kini berlaku bak pelacur saja. Pastinya pak Ridho tidak pernah menyangka batang kemaluannya itu dapat memasuki mulutku yang memakai lipstick brand Chanel ini. Entah apa yang dipikirkan pak Ridho kini yang tampak sangat keenakan dan tangannya meremasi rambut panjangku yang selalu kurawat di salon mewah.

Terasa kini kontol pak Ridho sudah sangat keras dan panjang. Semoga stamina pria paruh baya ini juga kuat, hehe. Aku yang merasa sudah cukup menyiapkan batang kontol pak Ridho ini pun segera memberitahu pak Ridho untuk mengikutiku ke kamar tamu. Ia hanya menurut saja dan mengikutiku ke dalam kamar. Di kamar tamu ini ada sebuah ranjang kingsize yang tentunya akan sangat nyaman untuk kugunakan sebagai arena pertempuran birahi dengan pak Ridho.

Aku yang sudah nafsu lalu mendorong pak Ridho hingga ia pun berbaring telentang. Kontolnya yang sudah ereksi maksimal itu tampak mengacung gagah bagaikan menara pencakar langit di kota Jakarta. Aku lalu berjalan dengan cepat dan menaiki springbed yang empuk ini.

Aku pun memposisikan diriku berlawanan dengan posisi pak Ridho. Jadi kepalaku ada di selangkangan pak Ridho dan sebaliknya, kepala pak Ridho tepat di area kewanitaanku. “Nah pak, bikin memek aku banjir dulu ya biar lebih enak ngentotnya.”, ucapku dengan nakal. “Tenang, kontol bapak juga akan aku manjain biar tetap tegang. Hihi.”, sambungku sambil tersenyum bitchy.



Kami pun dengan bernafsu saling menghisap organ kelamin. Pak Ridho menuruti permintaanku dan ia pun segera menjilati bibir memekku. “Jembut cici lebat banget. Pantes nafsunya gede. Hehe.”, komentar pak Ridho di sela servis mulutnya di vaginaku.

“Hihi, kalo aku cukur sampe botak gimana pak?”, tanyaku sambil tertawa.

“Oh, boleh ci.”, jawabnya singkat. Lalu pak Ridho pun menjilat dengan rakus membuatku merintih di sela seponganku di kontolnya.

Sekitar 5 menit kami di posisi seks 69 ini, aku pun sudah merasa memekku cukup pelumas untuk disodok kontol super panjang milik pak Ridho. Memekku berdenyut membayangkan itu. Kini saatnya menu utama yaitu kontol pria ini menyodok memekku yang sudah amat basah. Kuposisikan memekku tepat di atas “rudal” pak Ridho yang siap tempur ini. Pelan-pelan aku pun menurunkan tubuhku hingga kini memekku mulai menelan batang penis si terapis.

“Uhhhh gede banget kontol bapak.. memekku jadi penuh.. ohhh..”, desisku yang merasakan begitu penuhnya memekku yang sedang menelan kontol pak Ridho.

“Ahhh memek cici sempit bener.. ohhh..”, racau pria paruh baya ini yang merasakan juga enaknya gesekan alat kelaminnya di dalam vaginaku. Padahal ini belum tertanam sepenuhnya. Sungguh hebat kontol pak Ridho.

Akhirnya, kontol panjang pak Ridho pun bisa masuk walau memang tidak seluruhnya. Masih ada sekitar 3 cm kontol pak Ridho yang tidak bisa masuk karena sudah mentok. Setelah mendiamkan sejenak untuk memekku beradaptasi dengan penis jumbo pak Ridho, aku pun mulai menggoyang tubuhku.



Uhhh dahsyat sekali rasa nikmat di memekku yang sedang menaiki kontol pak Ridho. Dengan cepat, aku yang memang dari tadi sudah birahi tinggi ini pun bergoyang dengan sangat binal bagai pelacur. ‘Plok plak plok plak!’, terdengar suara keras dari hasil gerakan tubuhku yang naik turun menumbuk paha dan perut pak Ridho.

Aku yang sedang menaik turunkan tubuh putihku bak koboi rodeo itu dengan liar meremas-remas buah dadaku yang bergoyang seirama gerakanku. Aku pun makin keras merintih . “Ohhh enakhhh pak! Ahhh ahhh ahhh ahhh!”.



Aku terus mendesah-desah karena rasa nikmat di vaginaku. Pak Ridho lalu menarik kedua tanganku ke belakang dan ia ikut mendorongkan pinggulnya ke atas menyambut tumbukan tubuhku. Gerakannya ini membuat kenikmatan yang kudapat makin berlipat ganda.

“Ngghhhh ahhh ahhh ahhhh.. iyahhh terussshh ahh ahhhh enakkhh pak! Entot terus memekku! ahh ahhh ahh..”, ceracauku dengan nakal dan keras.

“Ahhh gila memek cici sempit bener… uhhh mantap tenan..”, lenguh pak Ridho yang merem melek keenakan. Tidak lagi tampak wajahnya yang menolak godaanku tadi dan hanya ada wajah sange seorang pria yang sedang menikmati seks interracial denganku, pelanggan jasa massagenya.

Kedua tanganku yang dipeganginya bagai pelana kuda membuat tubuhku terus bergoyang dengan liar. Terasa kontol pak Ridho yang super panjang ini menghunjam hingga begitu dalam sampai menyentuh ujung rahimku.

Aku melihat ke arah cermin kamar, tampaklah tubuhku yang berkulit putih ini sedang naik turun di atas tubuh coklat pak Ridho. Wajahku yang mendesah-desah keenakan tampak binal. Melihat itu membuatku makin bernafsu dan makin menggila menaik turunkan tubuhku.

Akhirnya gelombang orgasme yang sudah kutunggu ini pun meledak! Aku mencapai klimaks hasil persetubuhan dengan si pria paruh baya yang berprofesi sebagai terapis ini. “Nghhh pak Ridho… aahhh… aku nyampeee… Aahhhhhhhh!”, aku melenguh keras melampiaskan puncak kenikmatan ini. Tubuhku yang sedang di atas tubuh pak Ridho ini berkelojotan dengan kuat hingga tubuhku pun terasa lemas tidak bisa lagi di posisi duduk. Aku langsung membaringkan tubuhku ke arah pak Ridho. Aku pun terengah-engah setelah orgasme yang luar biasa ini. Gila, enak banget kontol pria ini.

“Ci.. anu.. bapak boleh sodok memek cici?”, tanya pak Ridho malu-malu. Aku agak merasa geli melihat tingkah pria ini yang sangat sopan padahal sudah bercinta denganku.

“Boleh dong pak. Kontol bapak enak. Aku demen. Ganti gaya anjing kawin ya. Hihi.”, ucapku sambil tersenyum genit dan lalu menunggingkan tubuhku.

Aku menungging dengan posisi pantat sedikit terangkat, kaki mengangkang lebar karena aku pun masih ingin dibuat enak oleh kontol pak Ridho. Pak Ridho yang masih belum orgasme ini segera memposisikan dirinya di belakangku. Lalu kontolnya yang masih keras itu pun segera diarahkan ke lubang memekku. Digesekkannya kepala penisnya ke bibir vaginaku beberapa saat, baru dihunjamkannya pelan memasuki liang becek yang tadi sudah dimasuki kontolnya. ‘Bles’, kembali kontol pak Ridho amblas dalam liang senggamaku.



"Aaauuhhh...." mataku terbelalak saking nikmatnya. Kemudian dia mulai menggenjot kontolnya keluar masuk memekku. Aku kembali mengelinjang keenakan dengan hunjaman penisnya. Mataku merem melek saking nikmat dari genjotan kontol si terapis ini. Terasa penisnya yang sangat keras dan kepalanya yang besar ini memberiku rasa enak yang luar biasa saat terus bergesekan dengan dinding vaginaku.

"Ooohhh.. fuck yesss! Terus pak Ridhoooo! Ooohhh ohhhh!" racauku, karena dia mempercepat tempo sodokannya.

Tiba-tiba dia menahan gerakan pantatnya, ditariknya keluar sehingga hanya sebagian kontolnya yang masih terbenam lalu disentakkannya cepat dengan gerakan pendek, kemudian ditekannya rapat ke pantatku hingga semua penisnya tertanam lagi ke memekku, lalu dibuatnya gerakan memutar bagaikan sedang mengaduk adonan kue. Otomatis kepala kontol pak Ridho berputar bak bor mengesek ketat dinding memekku yang berambut kemaluan lebat ini.

"uaahhh....terus… ahhhhhh damn ahhhh enaaakkk!", rintihku dengan sensual.

5 menit kemudian aku kembali orgasme di posisi doggy style ini. “Ohhhhh pakkk aku keluar lagi.. kontol bapak enakkhhha ahhhhhhhhhhhhhhh!!”, jeritku saat ledakan orgasme yang kembali melandaku untuk kedua kalinya.

“Ohhhhh ci, aku uda mau nyampe juga. Di dalam apa luar ci?”, tanyanya.

“Ahh.. di dalam aja pak gapapa.”, ucapku cepat.

“Uuhhhhh terima peju bapak ci..”, Terdengar erangan keras dari pak Ridho yang baru saja sudah berejakulasi dalam memekku. Terasa semprotan-semprotan sperma dari penis si terapis paruh baya ini di liang vaginaku.

Selesailah persetubuhanku dengan pak Ridho. Sungguh puas aku yang berhasil menuntaskan gairah seksualku yang menggebu-gebu ini. Kulihat batang kontol pak Ridho yang baru saja ejakulasi di dalam rahimku. Aku tersenyum nakal menatap pak Ridho sambil berkata, “Enak kan ngentot sama aku pak? Hihi.”.

“Iya ci, enak banget memek cici.”, jawabnya jujur.

“Hihi, ronde dua masih bisa gak pak?”, tantangku ke pak Ridho.

“Bisa ci, tapi tunggu 5 menit ya. Hehe.”, jawab si pria paruh baya ini.

“Oke pak.”, ucapku singkat.

Tiba-tiba terdengar suara klakson mobilku. Deg! Suamiku sudah pulang padahal harusnya masih cukup lama! Aku pun panik karena aku masih dalam kondisi telanjang bulat bersama seorang pak Ridho, si terapis paruh baya..



~ BERSAMBUNG ~
 
menarik ceritanya
 

:beer::cendol::cif:


Sama" hu :beer:

Makasi kelanjutannya @thanosduh

Sama" suhu :cendol:

Finally....
Thanks for the update, bro....
Cici yang kehausan...

You're welcome bro :beer:
Iya kehausan ci Katrin. hehe ;)

walaaah bagusss bgt hu ceritanya

Thanks hu utk apresiasinya :)

Entot lagi ci katrin.hehe

Siap hu :cif:

Terimakasih suhu @thanosduh

Sama" hu :beer:

menarik ceritanya

Thanks suhu pujiannya :)

Makasih updatesnya bro @thanosduh

Sama" hu :beer:

Makasih apdetnya bro @thanosduh

Sama" suhu :cendol:
 
Thanks for update Hu...
Dah lama di nanti ini ci Katrin...:beer::ampun:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd