Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

AKU KATRIN SI ISTRI HAUS SEKS (Lanjutan Namaku Katrin Dan Ini Kisahku) Update 8 Mei 2024 Page 87

Part 7

Lalu Mr Dafram menggendongku ke arah jendela kamar tidurnya. Dan ia lalu memposisikanku tepat menempel ke jendela. Dan ia lalu kembali menggenjot memekku dengan kontol hitamnya. Jadilah aku yang baru saja orgasme menerima sodokan cepat dengan punggungku menempel di kaca jendela. Karena gordennya di samping, maka orang-orang dapat melihat langsung punggung dan pantatku yang menempel ke kaca. Aku sudah tidak peduli lagi karena aku kembali diterpa birahi seks. Oh entah apakah aku bisa bertahan lagi jika sampai orgasme lagi.

Terdengar suara benturan pantatku dengan kaca karena memang Mr Dafram begitu cepat menghunjamkan penis panjangnya ke liang kewanitaanku. Suara itu bagaikan orang yang sedang menggedor-gedor kaca saja. Aku berpegangan pada pinggang si pria asli Ghana ini selagi ia terus menghentakkan pinggulnya menyodok memekku.

“Ahh ahhh ahhh ahhh..”, desahanku yang tidak begitu keras karena sudah amat lemas.

Mr Dafram meremas-remas buah dadaku yang putih bulat ini dengan tangannya yang hitam. Dipilinnya pentil susuku membuat libidoku makin meninggi. Si pria Ghana ini juga menjilati leher jenjangku dengan lidahnya. Terasa sensasi basah dan geli saat lidahnya bergerilya di leherku sampai ke telingaku. Digigit gemas kupingku oleh Mr Dafram memberiku rasa enak dan geli yang bercampur jadi satu.

Sekitar 10 menit kami bersetubuh persis di depan jendela, Mr Dafram pun tidak bisa menahan lagi orgasmenya. Ia menggeram keras saat berejakulasi. Terasa kontol jumbonya bergetar-getar selagi menembakkan benih-benihnya. Beberapa kali penisnya menyembur vaginaku dengan spermanya. ‘crot crot crot’, kurasakan ada lendir kental hangat di rahimku. Begitu banyak sampai tidak tertampung semua di vaginaku. Ada yang meluber keluar dan jatuh di lantai kamar ini.

“Damn Katrin. Your pussy sungguh nikmat. Aku sepertinya jadi ketagihan. Hehe.”, puji Mr Dafram kepadaku dengan wajahnya yang tampak puas.

“Your big black cock juga sangat hebat. Aku suka. Hihi.”, ujarku dengan senyum nakal menatap Mr Dafram.

Aku yang teringat jika suamiku di rumah dan bisa saja bangun lalu mencariku pun segera ke WC untuk membersihkan diri. Mr Dafram pun bertanya kenapa aku buru-buru mau pergi. Aku menjelaskan kepadanya tentang resiko ketahuan suamiku dan aku bilang aku akan cari waktu lagi untuk bertemu dengannya dan ngeseks seperti tadi. Si pria afrika ini pun jadi sumringah mendengar ucapanku yang seperti wanita nakal itu.

Aku buru-buru mandi untuk membersihkan badanku dan organ intimku dari keringat dan ceceran sperma dan cairan orgasmeku. Selesai mandi aku pun memakai pakaianku dan segera mengambil HPku untuk memesan taksi online. Tapi Mr Dafram yang melihatku pun bilang bahwa ia akan mengantarku pulang. Ia bilang supaya ia tahu alamat rumahku. Aku yang memang sudah begitu menikmati keperkasaan pria afrika ini segera saja mengiyakannya.

Aku pun diantar Mr Dafram pulang dengan mobil mewahnya. Sekitar 20 menit kemudian aku sudah tiba di rumahku. Aku membuka pintu depan rumahku pelan-pelan supaya tidak membangunkan suamiku. Dan aku pun mengendap-ngendap memasuki rumahku bak seorang maling saja. Huff, saat masuk kamar kulihat suamiku masih terlelap dengan pulasnya. Aku pun segera melempar pakaian yang tadi kukenakan ke mesin cuci. Aku tidak mau suamiku sampai curiga jika mencium ada aroma rokok di pakaianku ini.

Sekitar 10 menit kemudian aku sudah ikut berbaring di sebelah suamiku di ranjang kami. Kupeluk suamiku seolah tidak terjadi apa-apa. Walau aku sudah banyak main dengan pria lain tapi aku tetap cinta suamiku. Ia sudah memberiku hampir segalanya yang kuperlukan. Hanya kebutuhan seksualku saja yang tidak bisa dipenuhi oleh suamiku ini. Ya, setidaknya aku tetap akan bersama suamiku. Tidak meninggalkannya. Aku yang begitu lelah tapi puas setelah have sex dengan Mr Dafram tadi langsung saja tertidur dengan nyenyaknya.


Keesokan harinya, suamiku berangkat kerja seperti biasa. Dan suamiku sama sekali tidak mengetahui jika aku sempat keluar dari rumah selama sekitar 3 jam tadi malam. Aku pun mencuci pakaian yang semalam kukenakan saat bertemu si Mr Dafram. Aku yang teringat lagi seks interracial dengan pria Ghana itu pun jadi merasa horny. Uhh, aku kini jadi begitu mudah terangsang sejak aku bercinta dengan banyak pria perkasa. Aku yang pun menchat Mr Dafram untuk bilang bahwa suamiku tidak ada. Tapi ia ternyata sedang keluar kota untuk urusan bisnisnya. Jadi ia tidak bisa mampir.

Huff, aku yang bosan ini pun memutuskan untuk pergi jalan-jalan sambil tentunya mencari pejantan, hihihi. Kupesan taksi online dengan tujuan pantai di utara Jakarta. Sekitar 10 menit kemudian taksi online itu pun tiba di rumahku. Aku pun langsung berangkat menuju pantai tersebut. Aku masuk ke toilet dan menggunakan sunscreen supaya kulitku tidak rusak terkena matahari. Setelah itu aku pun berjalan-jalan di sekitar pantai.

Hmmm, kulihat ada dermaga di pantai ini. Wah apa aku ke pulau saja ya naik speedboat? Toh, sekarang masih awal. Baru jam 9 pagi. Mana tahu disana juga ada pria-pria kuat yang dapat memuaskanku. Hihihi. Aku pun lalu mendekati seorang pria paruh baya berkulit hitam terbakar matahari yang sepertinya adalah pengemudi speedboat dan sekaligus yang menjual jasa perjalanan ke pulau sekitar sini.

Kulihat sosok pria yang menjajakan jasa antar jemput ke pulau menggunakan speedboat itu. Hmm, tubuhnya begitu kurus dan sudah tampak renta. Sepertinya usianya sudah memasuki 70 tahun. Lebih pantas aku menyebutnya seorang kakek ketimbang bapak-bapak. Terlihat rambutnya yang hampir seluruhnya sudah beruban. Hmm, aku meragukan jika si kakek ini dapat menjadi “mangsa” dari kehausan seksku jadi aku tidak menganggapnya sebagai target yang akan kugoda. Ya, setidaknya aku ke pulau itu dulu dan bisa saja disana ada pria-pria kuat yang tentu dapat memuaskanku. Uhh, begitu nakalnya diriku. Ya, tapi nasib menjadi wanita hyperseks begini. Hehe.

Aku pun lalu bernego dengan si kakek ini untuk jasa speedboatnya. Setelah deal harga, si kakek itu pun memintaku menunggu karena ia mau mengambil bahan bakar untuk speedboatnya sejenak. Aku pun segera duduk di kursi tidak jauh dari speedboat itu. Hmm, kulihat kondisi dermaga tidak ramai karena memang ini masih termasuk hari kerja. Hanya ada aku dan ada beberapa orang yang sepertinya adalah turis lokal. Tidak lama kemudian, si kakek itu pun kembali dengan jerigen kecil.

Lalu ia pun segera mengatur posisi speedboat dan kemudian mempersilakanku untuk naik ke speedboat. Saat aku mau naik itu, aku pun menolak saat si kakek mau membantu dengan uluran tangannya. Sayangnya karena aku kurang hati-hati, kakiku tersandung tepian dermaga dan aku pun hampir saja jatuh ke laut! Untung saja si kakek itu dengan sigap menangkapku sehingga aku pun tidak tercebur. Tapi entah sengaja atau tidak, tangan si kakek mendekap bagian payudaraku dan tangan satunya juga melingkari area pantatku!

“Eh ma maf ya neng, kakek gak sengaja.”, ucap dia yang tampak salah tingkah setelah aksinya barusan.

Walau seperti melecehkanku tapi sebenarnya ia juga menolongku dari terjatuh ke laut. Jadi ya sudah aku biarkan saja toh aku sudah biasa digrepe-grepe pria asing, hihi. “Gapapa kek, aku juga yang teledor sampai bisa terjatuh gitu. Untung ada kakek yang nolong kan.”, timpalku sambil tersenyum manis padanya.

Aku pun segera duduk di speedboat si kakek ini. Dan saat si kakek sedang di posisi berdiri untuk berjalan ke arah kemudi speedboat, mataku pun melihat sesuatu yang mencengangkan. Ya, di bagian selangkangan si kakek ada tonjolan besar yang tampak memenuhi celananya itu. Oh gila, panjang dan besar sekali batang milik si kakek ini. Aku sampai kaget dan tidak menyangka jika seorang kakek kurus renta dan terlihat lemah begini bisa punya kejantanan yang luar biasa seperti itu. Sepertinya si kakek sedang ereksi karena tadi dapat memegang buah dada dan pantatku. Apalagi memang pakaian yang kukenakan cukup tipis dan seksi. Aku mengenakan tanktop putih tipis dengan hotpants jeans warna hitam. Aku membawa jaket hoodie untuk jaga-jaga jika nanti dingin saat di laut. Dan aku juga membawa baju ganti di tas tote bag besarku seandainya nanti aku mau main air di pantai.

Ohh, aku yang sudah melihat tonjolan penis di celana si kakek ini pun jadi dilandai birahiku. Aku yang memang bernafsu besar cepat sekali horny. Uhh, apa aku goda si kakek ini ya. Tapi seandainya ia tergoda juga tidak mungkin ngeseks di tengah laut begini. Resiko ketahuan oleh kapal-kapal lain dan bisa saja ada patroli laut. Atau juga bahaya jika ada angin laut atau bahkan badai yang bisa menghempas speedboat ini saat kami sedang bercinta. Hmm, mungkin setelah sampai di pulau baru aku pikirkan lagi lokasi yang lebih baik.

Perjalanan lumayan lama juga dan kulihat HPku yang sudah tidak mendapat sinyal karena sudah di tengah laut. Aku pun coba mengajak kakek ini mengobrol, ya setidaknya mengenal calon lawan main “sexercise” denganku nanti. Hihi.

“Nama kakek siapa? Belum kenal. Hehe.”, tanyaku pada si kakek.

“Oh iya, nama kakek Warjo neng. Maaf, nama neng siapa ya?”, ucapnya.

“Katrin kek. Hehe.”, jawabku sambil tersenyum. “Kakek udah lama ya bawa jasa antar jemput ke pulau seribu?”, lanjutku dengan pertanyaan lagi kepada si kakek bernama Warjo ini.

“Eh iya neng. Kakek udah hampir 20 tahun bawa speedboat disini.”, ucapnya sambil tersenyum menatapku.

“Oh sudah lama banget ya kek. Maaf kek, kakek sekarang umur berapa?”, tanyaku kembali.

“Kakek udah 68 tahun neng.”, ucapnya sambil tersenyum.

“Wah hebat ya kek. Udah umur segitu masih kuat kerja di lautan begini. Hehe. Berarti kakek sama istri sekeluarga juga tinggal di jakarta ya?”, tanyaku lagi.

“Kakek udah lama menduda neng. Istri kakek udah lama meninggal dan belum sempat punya anak.”, ucapnya dengan raut wajah sedih sepertinya teringat akan mendiang istrinya.

Aku pun jadi tidak enak dan bilang, “Eh maaf kek, saya gak tau.”.

“Gapapa neng.”, balas si kakek Warjo sambil tersenyum.

Hmm, ternyata dia sudah lama menduda. Aku pun berpikir lagi sekalian saja aku memberi kebahagiaan kepada si kakek ini. Pastinya dia sudah lama tidak merasakan kehangatan bersama wanita. Ya, hitung-hitung ini adalah perbuatan baik ke seorang kakek tua sepertinya.

“Oh ya kakek tinggalnya dimana di jakarta?”, tanyaku lagi.

“Kakek gak punya rumah neng. Jadi tidurnya biasa di mesjid gitu. Ini speedboat juga bukan punya kakek. Kakek cuma kerja dengan pemilik speedboat.”, terang si kakek yang membuatku makin merasa iba.

Kakek ini sudah begitu tua dan ia masih harus bekerja terus untuk menghidupi dirinya. Aku pun makin mantap untuk menyerahkan diriku untuk melayaninya. Tinggal sekarang mencari tempat tinggal yang bisa menjadi tempat kami bercinta. Aku berpikir sambil melihat ke arah laut lepas.

Sekitar 30 menit kemudian, akhirnya pulau yang kami tuju pun terlihat. Aku pun mengabadikan pemandangan pulau dari kejauhan ini. Pulau yang memang terkenal dengan pesona pantai yang bersih dan airnya yang bening ini tidak terlalu besar sepertinya. Dan kulihat banyak pohon-pohon karena memang ada area hutan di tengah-tengah pulau.

Kami pun makin mendekat ke pulau yang disebut pulau paling eksotis di kepulauan seribu. Di web traveller yang kulihat saat sedang searching-searching juga menginfokan ini adalah hidden gem. Kulihat di tepi pantai hanya ada beberapa orang saja. Sungguh sepi pulau ini. Memang aku baca jika pulau ini belum terlalu ramai dan kebanyakan pengunjung datang saat weekend saja karena biasa orang bermalam di pulau ini dengan mendirikan tenda. Pulau ini memang belum ada akomodasi seperti hotel atau penginapan karena termasuk pulau yang baru dijadikan destinasi wisata di kepulauan seribu. Tapi justru karena itulah yang membuatku tertarik datang ke pulau ini. Kondisi pulau yang memang masih bersih dan tidak dikotori oleh sampah dari turis-turis ini lah alasanku.

Sekitar 7 menit kemudian, kami pun sudah mendarat di pulau ini. Kakek Warjo membantuku turun dari speedboat dan aku pun menurutinya karena tidak mau lagi terjatuh seperti tadi. Kulihat di sudut pulau ada pepohonan yang banyak. Sepertinya itu adalah hutan karena aku baca memang pulau ini ada bagian yang terdapat hutan yang belum terlalu dijelajahi orang-orang setempat. Setibanya di pulau ini, aku pun bertanya pada kakek Warjo, “Kek, itu ada hutan. Bisa masuk ke dalamnya ya?”.

“Oh bisa neng, tapi jangan sendirian kalo ke dalam hutan loh.”, ujarnya seraya memberikan saran.

“Emangnya kenapa kek jangan sendirian?”, tanyaku lagi yang penasaran dengan ucapan kakek.

“Soalnya ada hewan buas gitu, maklum kan hutan ya neng. Dan di pulau ini suka ada bandit atau perompak yang sembunyi gitu dari patroli laut.”, ujar si kakek Warjo menjelaskan.

Mendengar perkataannya ini membuatku jadi bergidik memikirkan kemungkinan terburuk kalau sampai bertemu hewan buas di pulau ini. Apalagi bandit atau perompak yang bisa saja mencelakaiku. Si kakek ini juga tampak lemah jadi tidak mungkin bisa melindungiku juga. Hmm, ya udah aku kan juga gak berencana menginap di pulau ini. Palingan hanya beberapa jam saja karena tujuanku ya menikmati keindahan laut dan tentu saja kalau bisa ya menikmati kejantanan si kakek juga. Hihihi. Aku jadi tersenyum-senyum nakal memikirkan niat mesumku ini. Saking aku hanyut dalam pikiranku, aku tidak mendengar ucapan kakek Warjo. Sampai-sampai si kakek itu memanggilku berkali-kali.

“Neng? Gimana neng?”, tanya kakek Warjo padaku karena aku yang ternyata melamun itu tidak menimpali ucapannya dari tadi.

“Eh eh iya pak maaf tadi lagi mikirin sesuatu. Hehe. Kenapa pak?”, tanyaku balik karena memang tidak konsen tadi.

“Oh tadi kakek mau tau kalo neng mau ke area pantai yang mana di pulau ini?”, jelas kakek Warjo.

“Ummm, bebas sih kek. Yang pemandangannya paling bagus dimana kek?”, tanyaku balik kepadanya.

“Semuanya bagus sih neng. Tapi mungkin bisa ke area yang dekat hutan itu yang ada bebatuan. Disana biasanya paling banyak turis foto-foto.”, timpal si kakek.

“Oh ya uda kek. Disana aja ya.”, ujarku sambil menunjuk ke arah yang diinfo si kakek Warjo.

Kakek Warjo pun lalu berjalan duluan dan aku mengikutinya. Hmm, kupikir si kakek ini tadinya sekedar menurunkanku di pulau ini saja tapi dia baik juga mau menemaniku seperti seorang tour guide saja. Hehe. Aku yang tadi sempat mau cari alasan supaya ia bisa menemaniku selama di pantai sekarang jadi bisa fokus saja mencari tempat untuk menggodanya. Hihi.

Kami pun sudah berjalan menyusuri pantai ini menuju spot bagus yang disarankan si kakek supir speedboat ini. Sejauh mata memandang memang hampir tidak ada orang di pantai pulau ini. Benar-benar pulau yang masih bisa dibilang murni seperti belum terjamah manusia. Dan air laut di pantai pulau ini sangat indah. Warnanya kehijauan. Aku sangat terpukau dengan keindahan pantainya. Tidak lupa kufoto pemandangan pantai dan laut dengan smartphoneku untuk nanti kushare di akun instagramku.

Setelah berjalan sekitar 10 menit akhirnya kami tiba di area yang tadi diinfokan kakek Warjo. Setibanya di spot ini, aku sangat takjub dengan indahnya kumpulan bebatuan besar dan di tengah-tengahnya ada air berwarna biru sehingga jadi seperti membentuk danau mini. Benar-benar indah area ini atau istilah jaman sekarang adalah sangat instagrammable. Segera kuabadikan dengan smartphoneku. Kuambil foto dan juga kuvideokan dari beberapa sudut. Kulihat hasil fotoku yang sangat bagus.

Hmm, apakah aku goda si kakek Warjo disini saja ya? Kulihat susunan bebatuan ini memang sangat menutupi kami dari laut dan juga dari pantai. Seharusnya aman kalau kami bercinta disini. Hihi. Sekarang tinggal menggodanya untuk mau menyetubuhiku.

Aku pun pura-pura terjatuh dan seolah-olah aku terkilir. Jadi nanti dia akan kuminta memijit kakiku yang pura-pura sakit. Aku tersenyum memikirkan rencanaku ini. Dan segera aku pun segera berpura-pura kalau aku terpeleset. Aku juga sekalian berpikir mau menceburkan ke air supaya kaosku basah dan tentu akan makin mengundang birahi si kakek ini. Ya, dengan mantap aku yang pura-pura ini jatuh ke dalam kolam alami di antara bebatuan ini. Dapat ditebak, pakaianku pun langsung basah semua. Dari hotpants sampai tanktop putihku jadi basah kuyup. Tentu saja tanktop putihku jadi transparan menampilkan braku yang berwarna krem. Ini memang sudah rencanaku supaya makin membakar nafsu birahi kakek Warjo. Hihi.

Kakek Warjo yang melihat aku tercebur ini pun segera menolongku untuk bangkit. Ia sempat tertegun sejenak dengan mata agak melotot melihat penampilanku yang basah kuyup terutama di area buah dadaku yang jadi terlihat jelas karena baju putihku yang sudah basah total ini.

Aku pura-pura kesakitan di kakiku. “Aduh duh kakiku sakit kek.”, ujarku dengan akting seperti sedang terkilir.

“Eh yang sakit sebelah mana neng kakinya?”, tanyanya dengan raut wajah khawatir.

“Ini pak yang sakit. Aduh..”, ujarku sambil menunjuk ke bagian kaki yang sebenarnya tidak sakit dan memang kemarin hanya sempat terbentur kaki meja saja jadi ada sedikit lebam.

Ia pun membantuku berjalan ke arah batuan terdekat supaya aku bisa duduk dulu. Setelah aku duduk itu, kulihat umpanku mulai disambut oleh targetku ini. Ya kuperhatikan mata kakek Warjo sampai tidak berkedip ketika sedang memandangi “gunung kembar”ku yang tentu saja terlihat jelas dari posisinya berdiri di depanku yang sedang duduk. Memang tanktopku ini belahannya cukup rendah hingga belahan payudaraku pun lumayan menyembul.

Saat mataku mengarah ke selangkangannya kulihat sudah ada tonjolan besar di tengah-tengahnya. Yes, pancinganku sudah berhasil menaikkan gairah seksual si kakek ini. Tinggal sekarang membuatnya menyentuh diriku saja. Hihi.

Aku yang masih pura-pura mengaduh kesakitan ini pun bilang, “Pak, bisa mijitin kakiku gak?”.

“Eh eh mijitin kaki neng?”, si kakek Warjo tampak gugup dan balik bertanya padaku.

“Iya pak, kakiku kan terkilir gini. Aku susah jalan jadi sambil nunggu disini tolong pijitin kakiku pak. Biar baikan.”, ujarku lagi menjelaskan maksudku.

“Oh boleh neng. Kakek walau bukan tukang pijit tapi tau dikit soalnya di kampung dulu pernah liat teman yang emang tukang pijit gitu. Jadi tau dikit-dikit.”, ujar si kakek Warjo yang lalu mulai duduk di samping kakiku.

“Misi ya neng kakek mulai pijitnya.”, ujar kakek Warjo yang meminta izin sebelum mulai menyentuh kakiku. Si kakek pengemudi speedboat ini pun memijit pelan area di atas telapak kakiku.

Aku tentu saja berakting kesakitan saat ia pijit walau aku pun mengeluarkan suara aduh yang bercampur desahan. Ya, aku ingin memancing birahinya lagi dengan suara yang sensual supaya ia makin terjerat jaring birahiku. I am so bitchy. Hihi.

“Eh maaf neng. Sakit ya?”, tanya kakek Warjo yang tampak tidak enak denganku yang mengaduh barusan.

“Oh sakit dikit pak. Tapi kan supaya baikan ya mesti dipijit terus. Lanjut kek..”, timpalku dengan cepat.

Aku kembali mengaduh yang disisipi desahan-desahan erotis. “Ngghh aduhhhhh ohh ssshh duhh nghh..”, begitu suaraku yang sangat menggoda ini.

Kulihat kakek Warjo yang makin salah tingkah karena ia sepertinya juga terangsang dengan suara desahan sensualku. Ia juga tampak mengatur posisi celananya yang tentu saja jadi sempit karena batang kejantanannya yang sudah ereksi itu. Hihihi.

Nah setelah sekitar 3 menitan ia memijitku yang kusambut dengan suara lenguhan erotis. Kini saatnya teknik terakhirku untuk membuatnya tidak tahan untuk tidak menyetubuhiku. Hihi. Aku yang mengeluh kedinginan karena tanktopku basah ini pun lalu bilang, “Duh pak, dingin banget karena bajuku basah. Aku lepas aja deh.”.

“Hah? Lepas neng?”, kakek Warjo kaget mendengar ucapanku barusan.

“Iya pak, gapapa koq. Di pantai juga kan biasa pakai bikini. Hihi.”, ucapku yang segera mengangkat kaos tanktopku yang basah dan kuloloskan dari kepalaku.

Setelah tanktopku sudah tidak menutupi tubuhku lagi, kulirik ke arah kakek Warjo di depanku ini. Ia jadi melotot matanya menyaksikan pemandangan payudaraku yang hanya tertutup bra krem yang sebenarnya kekecilan karena tidak dapat menutup semua buntalan susuku. Buah dadaku yang bulat padat dan putih mulus ini terpampang di hadapan kakek Warjo. Cukup lama si kakek ini terbengong melihat keindahan payudara seorang wanita keturunan chinese sepertiku.



“Kek, koq gak dilanjut mijitnya?”, tanyaku pura-pura menanyakan pijitannya yang terhenti karena ia sedang bengong.

“Eh eh iya neng. Kakek pijit lagi ya.”, ujarnya cepat dan mulai memijit kakiku.

“Iya kek, nghhh enakhh kek pijitnya.. sshhh..”, timpalku yang langsung kukeluarkan suara desahan sensual yang pastinya membakar birahi si kakek tua ini.

Beberapa menit dipijit itu terasa tangannya si kakek yang seperti tidak fokus karena kini tangannya malah makin naik ke arah betisku. Ia sepertinya kesulitan menahan birahinya yang sudah menuntut pemuasan. Aku jadi tertawa dalam hati melihat si kakek Warjo ini yang masih menahan-nahan diri padahal jelas aku sudah memancingnya begini.

Hmm, mesti ditambah lagi tensi godaanku. Aku pun lalu bilang begini, “Eh sebentar kek. Celanaku juga udah basah kuyup. Aku copotin aja deh.”.

Si kakek Warjo hanya diam saja mendengar ucapanku tapi matanya terus tertuju ke tubuhku. Aku yang masih tetap duduk pun mencopot kancing hotpantsku dan kulepaskan dari kakiku. Kini aku pun hanya mengenakan pakaian dalam saja di hadapan seorang kakek yang umurnya terpaut 40 tahun lebih tua dari umurku yang 28 tahun. Ada perasaan senang dan sangat terangsang melihat tatapan bernafsu dari si kakek yang tampangnya bisa dibilang buruk rupa ini. Entahlah, apa memang aku punya fetish suka dengan pria-pria buruk rupa dan bisa dibilang status sosialnya di bawah begini ya.

“Yuk kek, dilanjut mijitnyaahh..”, ucapku dengan ditambah desahan di kata terakhir.

“Eh i iya neng.”, timpalnya yang lalu kembali memijit kakiku.

“Nghhh iyahhh kekhh terusshh mijitnya gituhh.. uhhh enakhh..”, aku makin liar mengeluarkan suara-suara desahan erotis.

“Eh neng, ada bagian kaki yang mau dipijit lagi? Siapa tau aja kan ada bagian yang tadi kebentur juga tapi neng ga tau.”, ujar si kakek Warjo yang aku tahu sebenarnya hanya mencari alasan untuk mau menjamah bagian tubuhku yang lain.

Yes, akhirnya pancinganku pun sudah mengenai sasaran. Tentu saja pertanyaannya ini aku jawab dengan nakalnya. “Eh iya boleh pak. Di bawah ketiak kiri aku kayanya tadi kebentur juga deh.”.

Tentu saja itu hanya kubuat-buat supaya ia menyentuh area dekat payudaraku. Aku segera duduk agak menyamping dan kuangkat tangan kiriku hingga ketiakku yang mulus terlihat jelas olehnya. Kakek Warjo segera saja mulai menyentuh area di bawah ketiakku yang tepat di samping payudara kiriku. Dipijit-pijitnya area dekat payudaraku itu sambil tentu saja matanya menikmati pemandangan gundukan samping buah dadaku.

“Kek, tali BH saya ngeganggu pijitan kakek kayanya ya? Aku lepas aja deh.”, ucapku dan dengan cepat melepas kaitan braku tanpa menunggu jawabannya lagi.

Jadilah kini aku sudah topless. Tubuh atasku sudah telanjang di pantai ini dan di sampingku ada si kakek berumur 68 tahun yang dapat melihat payudaraku dengan jelas. Tentu saja aku menutupi dengan tanganku supaya memang seolah aku hanya ingin dipijit di area yang sakit dekat payudaraku saja.

Kulihat kakek Warjo yang melongo karena ia sudah tahu buah dadaku kini telanjang. Aku pun memanggilnya yang hanya diam tidak memijit lagi. “Kek? Halo kek?”, ucapku.

“Eh ehh iya neng..”, jawab si kakek yang tersadar dari lamunannya.

Ia pun kembali memijit bagian bawah ketiakku. Tapi jelas ia sudah tidak konsen lagi. Pasti karena kontolnya yang sudah ereksi maksimal. Hihihi. Kulihat ia tampak membenarkan posisi duduknya dan celananya juga. Aku salut kenapa si kakek belum juga mau memulai “percobaan pemerkosaan” kepadaku. Aku memang lebih senang jika targetku yang langsung agresif daripada aku yang terang-terangan meminta disetubuhi.

Tangan si kakek terus memijit dan sesekali ia tampak menyenggol ke pinggir payudara kiriku. Memang aku hanya dapat menutupi hingga bagian depan dadaku saja. Untuk bagian samping payudaraku tidak tertutup sama sekali. Jujur saja, tiap sentuhan tangan keriput si kakek ini memberikan setruman rangsangan yang mengusik birahiku. Ya, stimulasi ini sudah membuatku horny. Terasa memekku yang sudah berdenyut-denyut seiring libidoku yang terus bangkit.

Aku sudah BT alias birahi tinggi tapi si kakek Warjo belum juga mau memperkosaku. Apa ia memang takut karena disini tempat terbuka ya? Duh sepertinya aku yang mesti meningkatkan level godaanku nih. Maka aku pun bilang pada si kakek Warjo untuk memijit area dadaku. “Umm kek, di dadaku juga tadi ada kebentur ni..”, ucapku yang berharap ini dapat meruntuhkan pertahanan si kakek.

“Eh, dimana neng?”, tanya si kakek Warjo.

“Disini kek.”, jawabku sambil kutunjuk area dada tepat diatas gunung kembarku.

“Eh neng bolehin kakek mijit di dada neng?”, tanya si kakek seolah tidak yakin aku mau dipijit di dekat payudara begitu.

“Iya kek, sakit soalnya. Ayo dipijit ya.”, ujarku cepat karena sudah sangat horny.

“Ba baik neng.”, jawab si kakek lalu ia pun segera berdiri karena memang lebih mudah memijit dadaku dengan berdiri.

Kulihat celananya yang ada tonjolan besar. Uhh aku makin tidak kuat menahan gairah seksualku yang menggebu-gebu ini. Semoga si kakek benar-benar bertindak nih kali ini. Atau aku yang akan memulai langsung dengan agresif. Hehe.

Kakek Warjo mendekatkan tangannya ke titik di dadaku yang kutunjuk tadi. Aku masih menutupi buah dadaku tentunya. Pijitan si kakek Warjo agak gemetar sepertinya ia benar-benar menahan nafsu birahinya. Aku pun mendesah-desah saat jari-jarinya memijit area dadaku. “Ngghh iyahhh kekhh ahhh disituhh sshhhh iyahhh ahhhh terusshh nghhhh..”, begitu suara desahan erotis yang keluar dari mulutku.

Tidak lama tangan si kakek yang tadinya di atas payudaraku pun berpindah lebih turun. Ditariknya tangan yang menutupi buah dadaku. Yes, akhirnya si kakek bertindak, pikirku dalam hati. Tangan keriput si kakek yang coklat kehitaman ini pun meremasi buah dadaku yang putih. Aku tentu saja pura-pura kaget dengan remasan tangannya ini.



“Eh apa-apaan ini kek!??”, ujarku dengan nada yang tinggi seolah merasa marah.

“Sudah neng. Dari tadi neng mancing-mancing kakek. Kakek udah gak tahan lagi. Neng layanin kakek ya! Kakek gak akan kasarin neng asalkan neng gak melawan!”, ujar si kakek dengan suara parau.

“Ja jangan kek..”, ujarku lagi seolah menolak.

“Heh neng! Udah diam aja. Kalo neng ngelawan saya gak segan-segan kasarin neng! Disini sedang sepi gini ga ada siapa-siapa yang bisa nolong neng. Lagian neng juga dari tadi pake buka-buka baju sama BH neng bikin kakek jadi konak!”, ancam si kakek Warjo.

Aku pun berakting seolah ketakutan dengan ancaman dan aku bilang, “I iya kek. Aku gak akan ngelawan. Jangan kasarin saya ya..”. Kugunakan suara memelas seolah memang sudah tunduk padanya.

“Nah gitu dong. Sekarang kakek mau isep tetek neng yang montok ini. Hak hak hak.”, ujar si kakek Warjo sambil tertawa norak. “Wah puting neng warnanya merah jambu gini. Aduhai indahnya. Emang punya amoy beda yak sama punya pribumi. Hak hak hak.”, komentar si kakek seraya mendekatkan bibir tebalnya ke pentil susuku.

Sungguh kini tidak ada lagi aura kakek yang lembut seperti tadi saat pertama aku bertemu dia. Kakek Warjo kini benar-benar bagaikan penjahat kelamin. Ia lalu segera mencaplok pentil susuku dan mengenyotinya dengan kuat. Aku yang memang sudah mengharapkan aksi kakek ini pun merasakan sensasi geli nikmat dari mulutnya yang sudah lumayan ompong itu. “Ssshhhh..”, desisku saat si kakek dengan ganasnya terus mengisap-ngisap puting susuku seolah mau menyusu.

“Fuahhh puas kenyot pentil amoy kaya neng. Sekarang neng sepong kontol kakek yak. Hak hak hak.”, ujar si kakek sambil tertawa norak.

Ia pun berdiri di hadapanku yang duduk di batu. Dilepaskannya celana pendek berikut celana dalamnya yang lusuh itu. Kini penis si kakek yang ukurannya sangat panjang dan tebal itu mengacung gagah seolah menantangku. Aku jadi terbelalak melihat kontol hitam kakek Warjo yang ukurannya jumbo ini. Aku tidak menyangka seorang yang sudah tua renta dan kurus bisa punya penis sebesar ini.

“Napa neng? Kaget yak liat kontol kakek yang besar gini? Sekarang isepin. Kakek mau rasain sepongan mulut amoy.”, ujar si kakek memerintahku.

Aku pun menurutinya karena jujur aku sudah tidak sabar merasakan sodokan dari kontol perkasa kakek Warjo. Dengan semangat aku pun memberikan servis oral sex pada batang penisnya. Rambut kemaluannya yang sudah beruban ini sangat lebat. Dan ada bau pesing pada penis si kakek. Tapi bau tidak sedap ini tidak membuatku mual karena aku sudah terbiasa dengan bau ini dari para pria-pria pekerja kasar yang pernah bercinta denganku. Aku malah makin bergairah mencium aroma tubuh mereka yang keringat dan jarang mandi begini.



“Ohhh enaknya sepongan kamu neng amoy.. ahh iya isep terus.. uhhh pinterr moy..”, ceracau kakek Warjo yang sedang keenakan kublowjob.

Aku yang dipuji si kakek makin liar memberi oral sex ke kontol si kakek yang berkulit coklat kehitaman ini. Kusapukan juga lidahku ke leher kontol itu dalam mulutku. Tanganku juga memainkan testisnya yang sudah sangat keriput itu. Sesekali juga aku menjilati dari kepala kontolnya turun hingga ke testisnya yang ditumbuhi jembut lebat yang sudah memutih.

“Arghhh gila neng.. enak bener sepongan kamu. Apa amoy emang pada jago nyepong ya? Hak hak hak.”, celoteh si kakek Warjo sambil meremasi rambut panjangku.

Aku tidak menggubrisnya dan terus saja memblowjob penis jumbo milik kakek pengemudi speedboat ini. “Eh moy, coba pake tetek gede kamu kocokin kontol kakek.”, tiba-tiba si kakek memintaku untuk menjepit kontolnya dengan payudaraku.

Aku langsung menurutinya. Kuposisikan buah dadaku ke depan batang kontol kakek Warjo dan lalu kuhimpit penis hitamnya itu diantara bongkahan susuku. Kemudian kudorongkan kedua tanganku menekan buah dadaku hingga jadi menghimpit kontol kakek Warjo. Maka batang kejantanannya kini sudah terjepit di antara gunung kembarku. Tampak begitu kontras kulit putih payudaraku dengan kulit hitam penis kakek Warjo.

Lalu aku pun bergerak naik turun sehingga kulit buah dadaku yang putih dan halus ini bergesekan dengan kontol beruban si kakek. Terdengar erangan nikmat dari mulut kakek Warjo yang tentunya sedang keenakan oleh servis boobjob yang kuberikan. Si kakek berumur 68 tahun ini pun terus menceracau melampiaskan kenikmatannya, "Ughh.. enaknya dikocokin pake toket amoy gini.. ahh mantap moy..". Aku yang sudah horny berat bahkan memberikan ciuman serta kuluman pada kepala kontolnya saat mendekati mulutku.

Dengan tempo cepat aku pun terus menaik turunkan tubuhku sehingga membuat seolah batang penis kakek Warjo ini sedang menyetubuhi bukit payudaraku. Aku kini juga mendekatkan wajahku ke buah dadaku dan lalu menghisap kontol si kakek ini. Sedangkan aku tetap menaik turunkan tubuhku memberikan boobjob seperti tadi hanya saja kuposisikan jarak kontolnya tetap terjangkau mulutku.

“Ohhh edan kamu jago bener neng.. jangan-jangan udah biasa ya nyepong kontol? Ahhh enakhh tetek dan mulut kamu amoy binal..”, ceracua si kakek Warjo yang sedang menikmati servis dariku.

Saat aku masih asyik memberikan titfuck sambil mengulum kontol kakek Warjo, tiba-tiba terdengar gemuruh petir. Kulihat ternyata langit sudah agak mendung dan awan gelap di atas pulau ini. Waduh, uda mau hujan sepertinya nih. Memang terasa angin yang juga makin kencang bertiup menandakan mau hujan.

“Wah sial, mau ujan deras ni neng. Kita pindah ke sana aja deh.”, ujar si kakek Warjo sambil menunjuk ke sebuah saung di ujung pantai yang dekat hutan.

Aku tentu saja mengiyakan ucapannya dan segera memakai celana dalam dan braku. Tetapi tanktop dan hotpantsku hanya kubawa saja berikut tasku. Kakek Warjo yang mengenakan lagi celananya pun segera mengajakku berjalan ke arah saung itu..





~ BERSAMBUNG ~

NB : Dilarang Mengcopy Cerita Ini Ke Blog / Website Manapun.
 
Asik d tunggu gangbang Katrin nya suhu @thanosduh

Iya hu uda update ni :)

Udah mlem nih hu

Ya hu uda update :cendol:

lanjuttt suhu

Iya udah hu :beer:

bakalan lama tuh di pulau karna hujan hihi thanks for update hihi

You're welcome hu :)

Thanks apdetnya @thanosduh

Sama" suhu :beer:


Sama" hu :cendol:

last sex for kakek hehe

Haha, bisa jadi hu ;)
 
Mantab, thanks suhu apdetannya, jadi penasaran nih next storynya di saung, apakah cuma si kakek doang atau ada yang lain-lainnya, hehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd