Chapter 5
A Little Secret
Tak kujawab pesan terakhirnya, hanya kubaca saja, lalu kuhapus percakapanku dengan Lia ini. Sekali lagi aku pastikan suamiku sudah terlelap, kemudian aku mengambil tasku dan merogoh isinya. Mengambil sebuah ponsel. Ya, ponsel lamaku, ponsel yang sebenarnya tidak rusak. Ponsel yang rusak dan pecah tadi ponsel yang memang mirip dengan ponselku, tapi bukan punyaku, melainkan kudapat dari seseorang.
Aku lihat ponsel lamaku ini. Ada sebuah pesan wasap. Aku membacanya dengan hati-hati pesan yang cukup panjang itu. Sedikit senyum tersungging di bibirku setelah membaca seluruh isi pesan itu. Hhh, aku menghela nafas panjang, lalu kembali memasukkan ponsel lamaku ke dalam kantong tasku.
Kembali aku memandang suamiku yang sudah pulas tidurnya. Aku segera berbaring di samping suamiku. Masih dalam kondisi sama-sama telanjang, aku menarik selimut untuk menutupi tubuh kami, akupun memeluknya, dan mendekatkan kepalaku di dadanya sambil berbisik lirih, Maaf mas, kemudian kami terlelap.
Chapter 6
Everything Has It Price
POV Ara
Aku tersenyum memandangi layar ponselku, ponsel lamaku. Kemudian mencabut headset dan meletakkannya bersama ponsel lamaku di meja di samping ranjangku. Malam ini aku hanya sendirian di rumah bersama pembantuku, jadi tak perlu menyembunyikan ponsel lamaku ini di dalam tasku.
Pembantuku baru kembali ke rumahku selepas maghrib tadi, sedangkan sudah sedari tadi siang sepulang mengantar Mas Budi ke bandara aku kembali ke rumah. Siang tadi seseorang datang ke rumah untuk menemuiku. Cukup lama dia disini, dan hingga sore hari menjelang maghrib barulah orang itu pergi meninggalkan rumahku. Aku mengantarnya hingga ke pintu, dan kemudian dia mengecup keningku sebelum pergi, dan melihatnya melangkahkan kaki, membuatku tersenyum, tersenyum puas.
====
Chapter 14
Happiness And Resentment
Kami kembali berpelukan, menikmati sisa-sisa permainan kami ini. Aku merasa ini adalah pergumulan kami yang paling tidak biasa. Ya, biasanya kami selalu melakukannya penuh dengan kelembutan, tapi kali ini gerakan suamiku terkesan lebih kasar dan liar, dan anehnya aku justru terbawa oleh permainan dan kenikmatan yang dia berikan. Aku sendiri merasa diriku tadi, sedikit agak, ehm, liar. Apa mungkin kami sesekali memang membutuhkan variasi seperti ini?
Seperti yang pernah aku dengar dari temanku Nadya dan Lia. Mereka kadang melakukan variasi hubungan dengan suaminya agar tidak bosan. Katanya mereka sudah pernah melakukan itu di semua sudut rumahnya, mungkin hanya halaman depan rumah saja yang belum, karena memang tak tertutup oleh pagar yang tinggi. Hmm, tapi aku masih belum berani untuk melakukan hal itu. Semua urusan ranjangku biarlah tetap berada di kamar ini. Ataupun kalau kami pergi-pergi seperti saat bulan madu dulu, permainan birahi kami biarlah tetap berlangsung di kamar saja.
Aku rasa aku nggak sampai seberani itu untuk melakukannya di luar kamar. Meskipun dengan suamiku sendiri, biarlah berlangsung dengan normal-normal begini saja. Dengan orang lain? Biarlah kekhilafanku dulu menjadi hal tergila yang pernah aku lakukan. Cukup itu saja, tak perlu ada yang lain lagi, aku nggak ingin memberikan tubuhku lagi ke orang lainx, terlebih kini aku tengah mengandung janin dari suamiku tercinta.
============
Chapter 18
Dont Mess With The Princess
Ara bangkit dan duduk bersandar di ranjangnya. Dia menyentuh bibir dan pipinya. Terasa sesuatu yang mulai mengering menempel disana. Dari baunya, ini seperti, sperma? Ara kemudian menyentuhnya, dan benar, ini adalah sperma, tapi bagaimana bisa? Sperma siapa? Dia memeriksa alat vitalnya, tidak terasa ada keanehan disana, artinya tidak ada yang terjadi dengan vaginanya. Lalu bagaimana sperma ini bisa berada di di wajahnya? Dan siapa yang melakukan ini?
Ara segera beranjak dari ranjangnya, melepas kerudungnya lalu menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi dia segera mencuci mukanya untuk menghilangkan bekas sperma itu. Setelah itu dia menanggalkan pakaiannya satu persatu, hingga telanjang bulat. Dia merasa ada sedikit keanehan. Sepertinya ada bekas cupangan baru di dadanya, masih terlihat sedikit merah? Apakah orang yang menumpahkan sperma ke wajahnya sempat mencumbui bagian dadanya?
==========
Chapter 21
Night Minus 1 (N-1)
Saat masuk ke kamar terlihat Ara sudah tertidur, masih dengan wajah yang belepotan sperma Budi. Dia hanya tersenyum dan bergeleng-geleng saja melihat istrinya itu, sepertinya Ara memang benar-benar berniat ingin merawat wajahnya menggunakan cairan spermanya. Dia kemudian berbaring di sebelah Ara. Terdengar dengkur halus sang istri yang sudah terlelap, dan dari bibirnya nampak sedikit menyunggingkan senyum.
Budi tak tahu pasti makna dari senyum itu, namun dari percakapannya di wassap tadi dia bisa sedikit berasumsi apa makna dibalik senyum manis istrinya itu. Memang tanpa sepengetahuan Budi, saat dia sedang keluar tadi, Ara juga mengambil sebuah ponsel yang selama ini dia sembunyikan dari suaminya. Dia sempat berbalas pesan wassap dengan seseorang di ponsel itu, hingga kemudian mematikan kembali, menyimpannya dan kemudian tertidur, sambil tersenyum.